a. Pengertian Kompetensi dan Kepribadian
Kompetensi berasal dari bahasa Inggris “competence” yang berarti kecakapan dan
kemampuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,kompetensi adalah kewenangan
(kekuasaan) untuk menentukan(memutuskan) sesuatu. Jika kompetensi berarti kemampuan
ataukecakapan, maka hal ini erat kaitannya dengan kepemilikan pengetahuan, kecakapan atau
keterampilan guru.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kepribadian adalah sebagaisifat hakiki yang
tercermin pada seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dengan orang atau bangsa
lain. Sedangkan dalam tinjauan psikologi, kepribadian adalah susunan atau kesatuan antara aspek
perilaku mental (pikiran, perasaan, dan sebagainya) dengan aspek perilaku (perbuatan nyata).
Aspek tersebut berkaitan secara fungsional pada diri seseorang sehingga membuatnya bertingkah
laku secara khas dan tetap.
Kepribadan adalah suatu sikap atau tingkah laku yang dimiliki olehseseorang dalam
melaksanakan suatu kegiatan yang menjadi tanggung- jawabnya untuk menentukan suatu tujuan.
Kepribadian yangsesungguhnya adalah abstrak, sulit dilihat dan tidak bisa diketahuisecara nyata,
yang dapat diketahui hanyalah penampilan dari segiluarnya saja.
a.Guru yang menempatkan dirinya sebagai pemimpin yangmemerintah. Hal seperti ini kurang
tepat jika ditempatkan padasistem pendidikan.
b.Guru yang menempatkan dirinya sebagai pembimbing bagi anakdidiknya. Tipe guru seperti ini
lebih tepat dan menarik, ia akandihormati dan disayangi oleh anak didiknya.
1. Sifat profesional, meliputi komitmen untuk bekerja, rasa percaya diri, bisa dipercaya dan
menghargai orang lain.
2. Sifat berfikir, meliputi kemampuan analisis dan selalu berfikir konsepsional.
3. Sifat ekspektasi, yakni bisa diharapkan dan bisa diandalkan dengan senantiasa mampu
memperlihatkan hasil pencapaian tujuan yang sangat tinggi, memiliki pemahaman
komprehensif tentang siswa, tentang tugas dan tentang program pendidikan secara
keseluruhan, serta senantiasa memiliki inisiatif untuk melaksanakan tugas dengan baik.
4. Sifat kepemimpinan, yakni memiliki sifat fleksibel, akuntabel, dan keinginan kuat untuk
terus belajar.
5. Sifat Relasi dengan orang lain, memiliki banyak relasi dengan unsur-unsur yang terlibat
dalam proses pendidikan, dan memiliki keahlian berbagai pekerjaan pendidikan secara
komprehensif.
Seorang guru harus memiliki sifat profesional, dengan ciri-ciri utama memiliki komitmen
untuk bekerja keras, memiliki rasa percaya diri yang baik, bisa dipercaya dan menghargai orang
lain. Salah satu hal yang amat penting dari sifat profesional adalah memiliki komitmen untuk
bekerja keras untuk kemajuan sekolah. Ciri-ciri orang memiliki komitmen bekerja dengan baik,
menurut V. Murale, R Preetha, dan Juhi Singh Arora, setidaknya memiliki tiga ciri utama, yakni:
1. Sangat percaya terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai oragnisasi (dalam konteks ini
adalah sekolah/madrasah).
2. Memiliki keinginan yang kuat untuk melaksanakan usaha-usaha yang sudah sangat
dipertimbangkan untuk dan atas nama organisasi (sekolah/madrasah).
3. Memiliki keinginan yang kuat untuk terus bekerja dan menjadi bagian dari organisasi
(sekolah/madrasah).
Sifat profesional dalam kepribadian seorang guru akan terlihat dari sikap komitmennya
terhadap pekerjaan dan institusi pendidikan tempat dia mengajar, yang ditandai dengan tiga
indokator besar, yakni sangat mempercayai institusinya, sangat ingin memajukan institusi
pendidikan tempat dia bekerja, dan dia akan sangat berkeinginan untuk terus mendedikasikan
keahliannya di institusi tempat di bekerja. Kemudian, sifat profesional dalam kepribadian
seorang guru juga dapat dilihat dari rasa percaya diri, yang ditandai antara lain, memiliki
motivasi yang kuat untuk berprestasi, memiliki emosi yang stabil, tidak meledak-ledak, bisa
bekerjasama dengan orang lain, dan selalu mampu memberijalan keluar untuk setiap persoalan
yang dihadapi dalam kelompoknya. Kemudian seorang guru dengan kerpibadian yang baik dan
memiliki rasa percaya diri harus memperlihatkan cara berfikir yang selalu positif, selalu
berkeinginan keras untuk memajukan insitusi, siap menghadapi risiko, dan sealu sehat, ceria dan
energetik.
Selama ini para guru kurang menyadari jika kepribadian yang mereka tunjukkan didepan
anak didiknya sangat berpengaruh pada perkembangan karakter anak didik itu sendiri. Para guru
cenderung hanya menunaikan tugas utama mereka yaitu mengajar, tanpa memperhatikan jika apa
yang mereka lakukan dilihat, didengar, dan ditiru oleh peserta didiknya.
Beberapa kasus yang terjadi di lapangan seperti tindakan kekerasan, tindakan
diskriminasi, ataupun tindakan asusila (ekploitasi) yang dilakukan guru terhadap peserta
didiknya sendiri menunjukkan bahwa masih ada beberapa oknum guru yang mempunyai
kepribadian tidak baik. Hal inilah yang berpengaruh buruk pada perkembangan karakter peserta
didik. Guru yang seharusnya mengayomi dan membimbing anak didiknya meraih masa depan
yang lebih baik malah menjadi oknum yang menjerumuskan mereka ke dalam lembah
kegelapan. Kepribadian guru yang tidak sesuai dengan norma-norma tersebut hanya akan
menjadi model yang buruk bagi siswa dan mencoreng nama baik guru sebagai pencetak generasi
bangsa yang berbudi luhur. Sebagai sosok yang berperan dalam melahirkan generasi yang
intelektual dan unggul dalam karakter, seorang guru seharusnya mampu meningkatkan
kompetensi kepribadian yang dimilikinya agar dapat menjadi teladan atau model karakter bagi
peserta didik. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk selalu memperbaiki diri demi terciptanya
penguasaan kompetensi kepribadian yang lebih optimal demi perkembangan dan kemajuan
peserta didik sehingga dapat berkontribusi bagi kemajuan sekolah dan dunia pendidikan.