PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang guru mempunyai kepribadian yang khas. Disatu pihak guru harus
ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan dan
menciptakan suasana aman. Akan tetapi di lain pihak, guru harus memberikan
tugas,mendorong siswa untuk mencapai tujuan, menegur, menilai, dan
mengadakan koreksi. Dengan demikian, kepribadian seorang guru seolah-olah
terbagi menjadi 2 bagian. Di satu pihak bersifat empati, di pihak lain bersifat
kritis. Di satu pihak menerima, di lain pihak menolak. Maka seorang guru yang
tidak bisa memerankan pribadinya sebagai guru, ia akan berpihak kepada salah
satu pribadi saja. Dan berdasarkan hal-hal tersebut, seorang guru harus bisa
memilah serta memilih kapan saatnya berempati kepada siswa, kapan saatnya
kritis, kapan saatnya menerima dan kapan saatnya menolak. Dengan perkatan lain,
seorang guru harus mampu berperan ganda. Peran ganda ini dapat di wujudkan
secara berlainan sesuai dengan situasi dan kondisi yang di hadapi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Guru
2. Apa Pengertian Guru Profesional
3. Bagaimana Peran dan Tugas Guru dalam Pembelajaran
C. Tujuan Pembahasan
3
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN GURU, TUGAS GURU DAN PERAN GURU
A. Pengertian Guru
Guru dalam bahasa jawa adalah menunjuk pada seorang yang harus
digugu dan ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakat. Harus digugu artinya
segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakkini
sebagai kebenaran oleh semua murid. Sedangkan ditiru artinya seorang guru harus
menjadi suri teladan (panutan) bagi semua muridnya.
Secara tradisional guru adalah seorang yang berdiri didepan kelas untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan.
Guru sebagai pendidik dan pengajar anak, guru diibaratkan seperti ibu
kedua yang mengajarkan berbagai macam hal yang baru dan sebagai fasilitator
anak supaya dapat belajar dan mengembangkan potensi dasar dan
kemampuannya secara optimal,hanya saja ruang lingkupnya guru berbeda, guru
mendidik dan mengajar di sekolah negeri ataupun swasta.
Adapun pengertian guru menurut para ahli:
1. Menurut Noor Jamaluddin Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang
bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik
dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai
kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya
sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan
individu yang sanggup berdiri sendiri.
2. Menurut Peraturan Pemerintah Guru adalah jabatan fungsional, yaitu
kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
3. Menurut Keputusan Men.Pan Guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang
diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang
untuk melaksanakan pendidikan di sekolah.
4
4. Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan
dialogis. Secara substantif kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman
5
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.1
Secara rinci masing-masing elemen kompetensi pedagogik tersebut dapat
dijabarkan menjadi subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:
1. Memahami peserta didik. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
memamahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kognitif, memahami peserta didik dengan memanfaatkan
prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta
didik.
2. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidik-an
untuk kepentingan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi
pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang
ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran
berdasarkan strategi yang dipilih.
3. Melaksanakan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: menata latar (setting) pembelajaran, dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif.
4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Subkompetensi ini
memiliki indikator esensial: melaksanakan evaluasi (assess-ment) proses
dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode:
menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk menentukan
tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan memanfaatkan hasil
penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran
secara umum.
5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi
1 Nata Abuddin. 2009, Perspektif islam tentang strategi pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenedia
Group.Hlm.34
6
akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengem-bangkan
berbagai potensi nonakademik.
7
dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta
menambah wawasan keilmuan sebagai guru.
Secara rinci masing-masing elemen kompe-tensi tersebut memiliki
subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:
1. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi.
Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memahami materi ajar
yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan
metode keilmuan yang menaungi atau kohe-ren dengan materi ajar;
memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; dan menerapkan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk me-nambah
wawasan dan memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
8
peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu
menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola
kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal.
Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi
banyak hal sebagaimana yang diungkapkan oleh Adam dan Becey dalam Basic
principles of student teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas,
pembingbing, pengatur, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana,
supervisor, motivator dan konselor. Yang akan dikemukakan disini adalah
peranan yang dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut:
9
Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dan dengan guru, kemampuan
verbal, tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru dalam
berkomunikasi. Jika faktor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran
peserta didik dapat belajar dengan baik.
10
Membuat dan merumuskan bahan ajar.
Menyiapkan materi yang relevan dengan tujuan, waktu, fasilitas,
perkembangan ilmu, kebutuhan dan kemampuan siswa,
komprehensif,sistematis, dan fungsional efektif
Merancang metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
siswa.
Menyediakan sumber belajar, dalam hal ini guru berperan sebagai
fasilitator dalam pengajaran.
11
Pada akhirnya, guru akan memerlukan pengertian tentang dirinya sendiri,
baik itu motivasi, harapan, prasangka ataupun keinginannya. Semua hal itu akan
memberikan pengaruh pada kemampuan guru dalam berhubungan dengan orang
lain terutama siswa.
2Ibid. hlm76
12
Posisi dan peran guru yang dikaitkan dengan konsep pendidikan berbasis
lingkungan dalam proses pembelajaran dimana guru harus menempatkan diri
sebagai :
Pemimpin belajar, dalam arti guru sebagai perencana,
pengorganisasi pelaksana, dan pengontrol kegiatan belajar peserta
didik.
Fasilitator belajar, guru sebagai pemberi kemudahan kepada
peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya melalui upaya
dalam berbagai bentuk.
Moderator belajar, guru sebgai pengatur arus kegiatan belajar
peserta didik,. Selain itu guru bersama peserta didik harus menarik
kesimpulan atau jawaban masalah sebagai hasil belajar peserta
didik,atas dasar semua pendapat yang telah dibahas dan diajukan
peserta didik.
Motivator belajar, guru sebagai pendorong peserta didik agar mau
melakukan kegiatan belajar. Sebagai motivator guru harus dapat
menciptakan kondisi kelas yang merangsang peserta untuk mau
melakukan kegiatan belajar, baik individual maupun kelompok.
Evaluator belajar, guru sebagai penilai yang objektif dan
komprehensif. Sebagai evaluator guru berkewajiban mengawasi,
memantau proses pembelajaran peserta didik dan hasil belajar yang
dicapainya. Guru juga berkewajiban melakukan upaya perbaikan
proses belajar peserta didik, menunjukkan kelemahan dan cara
memperbaikinya, baik secara individual, kelompok, maupun secara
klasikal.
13
Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah
pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara demikian
ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan demonstrator sehingga
mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis. Maksudnya agar
apa yang disampaikannya itu dimiliki betul-betul dimiliki oleh anak didik.
14
terjadi kegiatan pelajaran bernyanyi misalnya, maka kelas yang berdekatan
dengannya tidak merasa terganggu.
4 Nata Abuddin. 2009, Perspektif islam tentang strategi pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenedia
Group.Hlm.56
15
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
16
Nata Abuddin. 2009, Perspektif islam tentang strategi pembelajaran, Jakarta:
Kencana Prenedia Group.
Syamsu Yusuf dan Nani Sugandhi, 2012, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta :
Rajawali Press.
Wina Sanjaya, 2011, Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana.
17