Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang guru mempunyai kepribadian yang khas. Disatu pihak guru harus
ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan dan
menciptakan suasana aman. Akan tetapi di lain pihak, guru harus memberikan
tugas,mendorong siswa untuk mencapai tujuan, menegur, menilai, dan
mengadakan koreksi. Dengan demikian, kepribadian seorang guru seolah-olah
terbagi menjadi 2 bagian. Di satu pihak bersifat empati, di pihak lain bersifat
kritis. Di satu pihak menerima, di lain pihak menolak. Maka seorang guru yang
tidak bisa memerankan pribadinya sebagai guru, ia akan berpihak kepada salah
satu pribadi saja. Dan berdasarkan hal-hal tersebut, seorang guru harus bisa
memilah serta memilih kapan saatnya berempati kepada siswa, kapan saatnya
kritis, kapan saatnya menerima dan kapan saatnya menolak. Dengan perkatan lain,
seorang guru harus mampu berperan ganda. Peran ganda ini dapat di wujudkan
secara berlainan sesuai dengan situasi dan kondisi yang di hadapi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Guru
2. Apa Pengertian Guru Profesional
3. Bagaimana Peran dan Tugas Guru dalam Pembelajaran

C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui Pengertian Guru


2. Memahami Pengertian Guru Profesional
3. Memahami Peran dan Tugas Guru dalam Pembelajaran

3
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN GURU, TUGAS GURU DAN PERAN GURU

A. Pengertian Guru
Guru dalam bahasa jawa adalah menunjuk pada seorang yang harus
digugu dan ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakat. Harus digugu artinya
segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakkini
sebagai kebenaran oleh semua murid. Sedangkan ditiru artinya seorang guru harus
menjadi suri teladan (panutan) bagi semua muridnya.
Secara tradisional guru adalah seorang yang berdiri didepan kelas untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan.
Guru sebagai pendidik dan pengajar anak, guru diibaratkan seperti ibu
kedua yang mengajarkan berbagai macam hal yang baru dan sebagai fasilitator
anak supaya  dapat belajar dan mengembangkan potensi dasar dan
kemampuannya secara optimal,hanya saja ruang lingkupnya guru berbeda, guru
mendidik dan mengajar di sekolah negeri ataupun swasta.
Adapun pengertian guru menurut para ahli:
1. Menurut Noor Jamaluddin Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang
bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik
dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai
kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya
sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan
individu yang sanggup berdiri sendiri.
2. Menurut Peraturan Pemerintah Guru adalah jabatan fungsional, yaitu
kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
3. Menurut Keputusan Men.Pan Guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang
diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang
untuk melaksanakan pendidikan di sekolah.

4
4. Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.

B. Pengertian Guru Profesional


Guru profesional adalah guru yang mampu menerapkan hubungan yang
berbentuk multidimensional. Guru yang demikian adalah yang secara internal
memiliki empat kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.
Pada dasarnya, terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh
guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar, tugas guru  ini sangat
berkaitan dengan 4 kompetensi tersebut. Pada hakikatnya guru merupakan profesi,
yang mana profesi itu sendiri merupakan pekerjaan yang didasarkan pada
pendidikan intelektual khusus, yang bertujuan memberi pelayanan dengan
terampil kepada orang lain dengan mendapat imbalan tertentu. Sedangkan
profesional sering diartikan sebagai suatu keterampilan teknis yang berkualitas
tinggi yang dimiliki oleh seseorang.
Kompetensi Guru juga merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh
Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, dinyatakan bahwa
kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi. Berikut akan dijelaskan tentang ke empat
kompetensi diatas :

a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan
dialogis. Secara substantif kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman

5
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.1
Secara rinci masing-masing elemen kompetensi pedagogik tersebut dapat
dijabarkan menjadi subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:
1. Memahami peserta didik. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
memamahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kognitif, memahami peserta didik dengan memanfaatkan
prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta
didik.
2. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidik-an
untuk kepentingan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi
pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang
ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran
berdasarkan strategi yang dipilih.
3. Melaksanakan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: menata latar (setting) pembelajaran, dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif.
4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Subkompetensi ini
memiliki indikator esensial: melaksanakan evaluasi (assess-ment) proses
dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode:
menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk menentukan
tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan memanfaatkan hasil
penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran
secara umum.
5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi

1 Nata Abuddin. 2009, Perspektif islam tentang strategi pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenedia
Group.Hlm.34

6
akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengem-bangkan
berbagai potensi nonakademik.

b.    Kompetensi Kepribadian


Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci setiap
elemen kepribadian tersebut dapat dijabarkan menjadi sub kompetensi dan
indikator esensial sebagai berikut:
1. Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai
dengan norma sosial; bangga sebagai pendidik; dan memeliki konsistensi
dalam bertindak sesuai dengan norma.
2. Memiliki kepribadian yang dewasa. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan
memiliki etos kerja sebagai pendidik.
3. Memiliki kepribadian yang arif. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan
peserta didik, sekolah, dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan
dalam berpikir dan bertindak.
4. Memiliki kepribadian yang berwibawa. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap
peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
5. Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan. Subkompetensi ini
memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius
(imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang
diteladani peserta didik.

c.    Kompetensi Profesional


Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang
mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum matapelajaran di sekolah

7
dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta
menambah wawasan keilmuan sebagai guru.
Secara rinci masing-masing elemen kompe-tensi tersebut memiliki
subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:
1. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi.
Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memahami materi ajar
yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan
metode keilmuan yang menaungi atau kohe-ren dengan materi ajar;
memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; dan menerapkan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk me-nambah
wawasan dan memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.

d.   Kompetensi Sosial


Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai
berikut:
1. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik.
Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara
efektif dengan peserta didik.
2. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik
dan tenaga kependidikan.
3. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar.

C. Peran dan Tugas Guru dalam Pembelajaran


Perkembangan baru terhadap pandangan belajar mengajar membawa
konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena
proses belajar- mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh

8
peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu
menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola
kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal.
Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi
banyak hal sebagaimana yang diungkapkan oleh Adam dan Becey dalam Basic
principles of student teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas,
pembingbing, pengatur, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana,
supervisor, motivator dan konselor. Yang akan dikemukakan disini adalah
peranan yang dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Guru Sebagai Pendidik dan Pengajar


Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi
para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki
standar kualitas pribadi teretentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa,
mandiri dan disiplin. Berkaitan dengan tanggung jawab, guru harus mengetahui,
serta memahami nilai, moral dan social serta berusaha dan berbuat sesuai dengan
nilai dan norma tersebut.
Seorang guru dikatakan sebagai guru tidak cukup “ tahu” sesuatu materi
yang akan diajarkan, tetapi pertama kali ia harus merupakan seseorang yang
memang memiliki “ kepribadian guru” dengan segala cirri tingkat
kedewasaannya. Dengan kata lain bahwa untuk menjadi pendidik atau guru,
seseorang harus berpribadi.
Tugas pendidik adalah sebagai teladan bagi siswa. Sukses tidaknya
seorang pendidik adalah dilihat dari hasil didikan seorang pendidik. Pendidik
yang sukses akan mengikat peserta didik dengan nilai-nilai universal dan
menjauhkan peserta didik dari pengaruh budaya dan pemikiran yang merusak.
Sebagai seorang guru yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mendidik
peserta didik dalam mengembangkan kepribadian, guru dituntut memiliki
kepribadian ideal yang patut untuk dicontoh. Peserta didik tidak akan mudah
untuk tergugah hati dan pikiran atas ajaran pendidik, bila tidak melihat bukti
aktualisasinya pada diri pendidik. Sebagai contoh siswa tidak akan disiplin dalam
mengikuti pelajaran guru yang sering terlambat masuk dan memulai pelajaran.

9
Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dan dengan guru, kemampuan
verbal, tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru dalam
berkomunikasi. Jika faktor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran
peserta didik dapat belajar dengan baik.

2. Guru sebagai Pelatih dan pembimbing


Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan yang berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan
itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga
perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral, dan spiritual yang lebih dan
kompleks.
Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas,
menetapkan waktu perjalanan, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan
yang ditempuhmenggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancarannya
sesui dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan
baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai
pelatih. Pelatihan dilakukan, disamping harus memperhatikan kompetensi dasar
dan materi standar, juga harus mampu memperhatikan perbedaan individual
peserta didik dan lingkungan. Untuk itu, guru harus banyak tahu, merskipun tidak
mencakup semua hal secara sempurna, kerena hal itu tidaklah mungkin.

3. Guru sebagai Perancang Pembelajaran (Designer Instruction)


Pihak Departemen Pendidikan Nasional telah memprogram bahan
pembelajaran yang harus diberikan guru kepada peserta didik pada suatu waktu
tertentu. Disini guru dituntut untuk berperan aktif dalam merencanakan PBM
tersebut dengan memerhatikan berbagai komponen dalam sistem pembelajaran
yang meliputi :

10
 Membuat dan merumuskan bahan ajar.
 Menyiapkan materi yang relevan dengan tujuan, waktu, fasilitas,
perkembangan ilmu, kebutuhan dan kemampuan siswa,
komprehensif,sistematis, dan fungsional efektif
 Merancang metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
siswa.
 Menyediakan sumber belajar, dalam hal ini guru berperan sebagai
fasilitator dalam pengajaran.

4. Guru sebagai Pengaruh Pembelajaran


Hendaknya guru senantiasa berusaha menimbulkan, memelihara, dan
meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. Dalam hubungan ini guru
mempunyai fungsi sebagai motivator dalam keseluruhan kegiatan belajar
mengajar. Empat hal yang dapat dikerjakan guru dalam memberikan motivasi
adalah sebagai berikut:
 Membangkitkan dorongan siswa untuk belajar.
 Menjelaskan secara konkret, apa yang dapat dilakukan pada akhir
pengjaran
 Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai hingga dapat
merangsang pencapaian prestasi yang lebih baik dikemudian har
 Membentuk kebiasaan belajar yang baik.

5. Guru sebagai Konselor


Sesuai dengan peran guru sebagai konselor adalah ia diharapkan akan
dapat merespon segala masalah tingkah laku yang terjadi dalam proses
pembelajaran, Oleh karena itu, guru harus dipersiapkan agar.
 Dapat menolong peserta didik memecahkan masalah-masalah yang
timbul antara peserta didik dengan orang tuanya.
 Bisa memperoleh keahlian dalam membina hubungan yng
manusiawi dan dapat mempersiapkan untuk berkomunikasi dan
bekerja sama dengan bermacam-macam manusia.

11
Pada akhirnya, guru akan memerlukan pengertian tentang dirinya sendiri,
baik itu motivasi, harapan, prasangka ataupun keinginannya. Semua hal itu akan
memberikan pengaruh pada kemampuan guru dalam berhubungan dengan orang
lain terutama siswa.

6. Guru sebagai Pelaksana Kurikulum


Kurikulum adalah seperangkat pengalaman belajar yang akan didapat oleh
peserta didik selama ia mengikuti suatu proses pendidikan. Secara resmi
kurikulum sebenarnya merupakan sesuatu yang diidealisasikan atau dicita-
citakan . Keberhasilan dari suatu kurikulum yang ingin dicapai sangat bergantung
pada faktor kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru. Artinya guru adalah
orang yang bertanggung jawab dalam mewujudkan segala sesuatu yang telah
tertuang dalam suatu kurikulum resmi. Bahkan pandangan mutakhir menyatakan
bahwa meskipun suatu kurikulum itu bagus, namun berhasil atau gagalnya
kurikulum tersebut pada akhirnya terletak di tangan pribadi guru. Sedangkan
peranan guru dalam pembinaan dan pengembangan kurikulum secara aktif antara
lain yaitu : perencanaan kurukulum, pelaksanaan di lapangan, proses penilaian,
pengadministrasian, perubahan kurikulum.2

7. Guru dalam Pembelajaran yang Menerapkan Kurikulum Berbasis


Lingkungan
Peranan guru dalam kurikulum berbasis lingkungan tidak kalah aktifnya
dengan peserta didik. Sehubungan dengan tugas guru untuk mengaktifkan peserta
didik dalam belajar, maka seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan,
sikap, dan ketrampilan yang memadai. Pengetahuan, sikap, dan ketramoilan yang
dituntut dari guru dalam proses pembelajaran yang memiliki kadar pembelajaran
tinggi didasarkan atas posisi dan peranan guru, tugas dan tanggung jawab sebagai
pengajar yang profesional.

2Ibid. hlm76

12
Posisi dan peran guru yang dikaitkan dengan konsep pendidikan berbasis
lingkungan dalam proses pembelajaran dimana guru harus menempatkan diri
sebagai :
 Pemimpin belajar, dalam arti guru sebagai perencana,
pengorganisasi pelaksana, dan pengontrol kegiatan belajar peserta
didik.
 Fasilitator belajar, guru sebagai pemberi kemudahan kepada
peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya melalui upaya
dalam berbagai bentuk.
 Moderator belajar, guru sebgai pengatur arus kegiatan belajar
peserta didik,. Selain itu guru bersama peserta didik harus menarik
kesimpulan atau jawaban masalah sebagai hasil belajar peserta
didik,atas dasar semua pendapat yang telah dibahas dan diajukan
peserta didik.
 Motivator belajar, guru sebagai pendorong peserta didik agar mau
melakukan kegiatan belajar. Sebagai motivator guru harus dapat
menciptakan kondisi kelas yang merangsang peserta untuk mau
melakukan kegiatan belajar, baik individual maupun kelompok.
 Evaluator belajar, guru sebagai penilai yang objektif dan
komprehensif. Sebagai evaluator guru berkewajiban mengawasi,
memantau proses pembelajaran peserta didik dan hasil belajar yang
dicapainya. Guru juga berkewajiban melakukan upaya perbaikan
proses belajar peserta didik, menunjukkan kelemahan dan cara
memperbaikinya, baik secara individual, kelompok, maupun secara
klasikal.

8. Guru sebagai Demonstrator


Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru
hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan
diajarkannya serta senantiasa mengembagkannya dalam arti meningkatkan
kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat
menetukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

13
Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah
pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara demikian
ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan demonstrator sehingga
mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis. Maksudnya agar
apa yang disampaikannya itu dimiliki betul-betul dimiliki oleh anak didik.

9. Guru sebagai pengelola kelas 


Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah
ditinggalkan. Guru selalu mengelola kelas ketika dia melaksanakan tugasnya.
Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan
efesien.
Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning manager), guru
hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan
aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan
diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan –tujuan pendidikan.
Pengawasan terhadap belajar lingkungan itu turut menentukan sejauh mana
lingkungan tersebut  menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik
ialah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan
rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.3
Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan
fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar agar  mencapai hasil yang
baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa
dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan siswa belajar, tetapi juga mengembangkan kebiasaan bekerja dan
belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil  yang diharapkan.
Pengelolaan kelas juga terkait dengan kegiatan penjadwalan penggunaan
kelas untuk berbagai mata pelajaran yang sesuai dengan sifat dan karakteristiknya
masing-masing, sehingga tidak saling ganggu-menggangu. Ketika pada satu kelas
3 Syamsu Yusuf dan Nani Sugandhi, 2012, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta : Rajawali
Press.Hlm.23

14
terjadi kegiatan pelajaran bernyanyi misalnya, maka kelas yang berdekatan
dengannya tidak merasa terganggu.

10. Guru sebagai mediator dan fasilitator


Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat
komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan
demikian media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang
bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses
pendidikan dan pengajaran disekolah.
Sebagai mediator guru menjadi perantara dalam hubungan antarmanusia.
Untuk keperluan itu guru harus terampil mempergunakan pengetahuan tentang
bagaimana orang berintraksi dan berkomunikasi. Tujuannya agar guru bias
menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaktif.
Dan sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber
belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-
mengajar baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar.4

11. Guru sebagai evaluator


Dalam proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi seorang evaluator
yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang
dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah
cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiata
evaluasi atau penilaian.
Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan,
penguasaan siswa terhadap pelajaran , serta ketepatan atau keefektifan metode
mengajar. Tujuan lain dari penilaian diantaranya ialah untuk
mengatahuikedudukan siswa dalam kelas atau kelompoknya.
BAB III

4 Nata Abuddin. 2009, Perspektif islam tentang strategi pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenedia
Group.Hlm.56

15
PENUTUP

A. Kesimpulan

Guru adalah seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak


didiknya dan bertanggung jawab untuk mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, menilai dan mengevaluasi anak didiknya agar bermanfaat dimasa
yang akan datang.

Guru profesional adalah guru yang mampu menerapkan hubungan yang


berbentuk multidimensional. Guru yang demikian adalah yang secara internal
memiliki empat kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.

B. Saran

Demikianlah isi makalah kami dengan segala kekurangan, karena pada


hakikat nya tidak ada satu manusia pun di dunia ini yang tidak pernah melakukan
kesalahan. Namun, kami berharap kepada para pembaca agar sudi memberikan
saran agar kami bisa menjadi lebih baik di kemudian hari. Atas saran dan
perhatian para pembaca, kami ucapkan beribu ribu terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

16
Nata Abuddin. 2009, Perspektif islam tentang strategi pembelajaran, Jakarta:
Kencana Prenedia Group.
Syamsu Yusuf dan Nani Sugandhi, 2012, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta :
Rajawali Press.
Wina Sanjaya, 2011, Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana.

17

Anda mungkin juga menyukai