Anda di halaman 1dari 11

KOMPETENSI GURU SEBAGAI PENDIDIK PROFESIONAL

OLEH

DIMAS APOLOS PADA

DOLITA MANU

ELISA PINTO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkatn-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Kompetensi Guru Sebagai
Pendidik Profesional” tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Profesi Keguruan.

Kami menyadari bahwa penyususnan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami sangat membutuhkan saran dan kritik dari ibu dosen dan teman-teman untuk
penyempurnaan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Kompetensi Profesional Guru
2. Kompetensi Pedagogik Guru
3. Kompetensi Sosial Guru
4. Kompetensi Kepribadian Guru
C. Tujuan
1. Untuk memahami Kompetensi Profesional Guru
2. Untuk memahami Kompetensi Pedagogik Guru
3. Untuk memahami Kompetensi Sosial Guru
4. Untuk memahami Komeptensi Pedagogik Guru
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kopetensi Kepribadian Guru


Manusia dilahirkan secara langsung diberi nama sebagai makhluk sosial,
makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa yang paling sempurna tapi mempunyai peran
yang unik dalam kehidupan terlebih-lebih yang berkaitan diri sendiri. Di sekitar
kehidupan banyak makhluk makhluk lainnya yang berdampingan dengannya satu
sama lainnya saling memberi dan menentuka sehingga kesempurnaannya tadi masih
ada ketergantungan dengan makhluk lainnya. Ini mengisyaratkan agar
manusia itu dilahirkan sebagai makhluk yang sempurna agar tidak sombong dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan masyarakat yang sangat sederhana, seperti mereka yang
hidup di perkampungan yang jauh dari jangkauan keramaian
dan hiruk pikuk kehidupan kota, atau daerah tertinggal (3T) Terdepan, Terluar dan
Tertinggal secara tidak sengaja orang tua akan melatih anakanak mereka dengan
kehidupan sehari-hari seperti pergi ke sawah, ke kebun mencari kayu dan
menangkap ikan. Adat istiadat, sopan santun yang berlaku dalam lingkunagn
dipelajari oleh anak-anak mereka secara alamiah yang sepontan secara tidak sengaja
dengan meniru, mencoba dan melatih diri tanpa tuntunan yang pasti tetapi nyata dan
bersahaja.
Timbul pertanyaan apa sebenarnya yang disebut kepribadian itu? Kepribadian
sulit didefinisikan secara teori, karena tidak ada wujudnya tidak terlihat secara tampak
karena abestrak (ma’nawi) sukar dilihat dan bisa berubah-ubah. Orang bisa
mengatakan dengan mudah orang itu baik, kuat dan menyenangkan, ada pula yang
mengatakan orang itu mempunyai kepribadian lemah tidak baik atau buruk dan
sebagainya yang timbul dari pandangan orang lain. Bisa pula kepribadian itu orang
melihat dari segi berpakaian, cara bargaul dan dalam bertindak setiap menghadapi
persoalan atau masalah. Menurut Dr.Zakiah Daradjat bahwa keperibadian terpadu
adalah (1) dapat menghadapi segala persoalan dengan wajar dan sihat, karena segala
unsur dalam pribadinya bekerja seimbang dan serasi; (2) pikirannya mampu bekerja
dengan tenang setiap masalah dapat dipahaminya secara objektif. (Keperibadian Guru
1980 : 17).
Pada kesempatan ini lebih baik kita memandang kepribadian tersebut secara
terpadu agar terlihat secara wajar, sihat supaya nilainya seimbang dan serasi.
Posisi guru dalam beraktivitas sehari-hari akan mendapat penilaian oleh
lingkungan kerjanya, baik oleh teman sekelas, oleh anak-anak atau siswanya lebih-
lebih masyarakat dan orang tua siswa itu sendiri. Padahal guru adalah manusia biasa
tetapi memiliki predikat sebagai insan cendekia untuk membangun bangsa, lima tahun
ke depan anak-anak bangsa terbaik akan berada di tangannya, kenapa dikatakan lima
tahun karena ukuran kurkulum setiap lima tahun akan ditinjau kemali untuk
melakukan perbaikan dan tuntutan zaman. Bagaimana orang yang akan membangun
bangsa itu paling tidak memiliki kompetensi kepribadian yang standar dalam dunia
pendidikan.
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku
pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai moral yang luhur terpuji
sehingga dalam sikapnya sehari-hari akan terpancar keindahan apabila dalam sikap
pergaulan, pertemanan, dan juga ketikamelaksanakan tugas dalam pembelajaran.
Guru akan bertambah berwibawa apabila pembelajaran disertai nilai-nilai luhur
terpuji dan mencerminkan guru yang digugu dan ditiru.
Yang menjadi ukuran nilai standar dalam kompetensi kepribadian adalah di
Indonesia secara umum pribadi yang dijiwai oleh falsafah Pancasila yang bersumber
dari nilai-nilai budaya bangsa kita yang sekian banyak dinamika dan ragamnya.
Zaman Ki Hajar Dewantoro dikemukakan bahwa Sistem Among, yaitu guru harus Ing
ngarso sungtulodo, Ing madya mangun karso, Tut wuri handayani. Artinya kalau di
muka harus memberi contoh dan teladan, kalau sedang berada di tengah
membangkitkan motivasi, tetapi bila berada di belakang mendorong untuk belajar
atau beraktivitas.
Guru dalam pendidikan memerlukan teori sistem Among seperti itu, sekolah
dijadikan “Taman Siswa”. Taman atau kebun yang menyenangkan, sehingga proses
pembelajaran dalam kelas atau di manapun terjadinya pembelajaran memerlukan
keceriaan. Apa yang menjadi hakikat kompetensi kepribadian itu? Menurut Djam’an
Satori dalam bukuya “Profesi Keguruan” menyebutkan bahwa kompetensi
kepribadian guru mencakup sikap (attitude), nilai-niai (Value), kepribadian
(personality) sebagai elemen perilaku (behavior)dalam kaitannya dengan (personality)
yang ideal sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilandasi oleh latar balakang
pendidikan, peningkatan kemampuan dan pelatihan secara ligalitas kewenangan
mengajar yang linearitas.
Apa yang harus kita lakukan dalam aksentasi kepada siswa kita dalam
pelaksanaan kompetensi kepribadian ketika berada dalam proses pembelajaran:
1. Guru harus mengetahui kepribadian dan emosi anak;
2. Memahami motivasi anak;
3. . Perilaku anak dalam kelompok kerja;
4. Perilaku individu anak;
5. Kebiasaan sikap anak sehari-hari di sekolah terhadap pembelajaran dan tugas-tugas
yang diberikan guru,
6. Disiplin belajar anak.

Banyak masalah psikologi yang dihadapi guru, semuanya memerlukan kemampuan


kompetensi dan memerlukan bimbingan, penyuluhan dan pertolongan menghantarkan
siswa untuk mengikuti pembelajaran tuntas.

B. Kompetensi Pedagogik Guru


Di samping kompetensi seperti disebutkan di atas atau kompetensi sosial, kepribadian
dan kompetensi profesional juga guru sebagai tenaga profesional di bidang
pendidikan juga menguasai kompetensi pedagogok. Kompetensi pedagogik adalah
salah satu jenis kompetensi yang harus perlu dikuasai guru. Kompetensi ini pada
dasarnya adalah gambaran kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, yang
memiliki ke khasan yang dapat membedakan guru dengan profesi lainnya dan dapat
menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peseta didik dan
sekaligus menjadi kebanggaan guru dalam proses pembelajaran. Ada sepuluh
kompetensi pedagogik yang sangat layak untuk diketahui oleh guru dan sekaligus
untuk dikuasai, seperti:
1. Menguasai bahan ajar/ materi yang akan diajarkan dan juga bahan penunjang
lainnya. Yang dimaksud dengan menguasai bahanajar/materi dalam kurikulum
sekolah yaitu guru harus menguasai bahan/materi sesuai dengan materi atau
cabang ilmu pengetahuan yang dipegang atau diajarkan sesuai dengan kurikulum
sekolah. Misalnya membuat kalimat yang dalam whats app (WA) kepada orang
yang kita hormati, kepada teman sebaya, atau kepada teman yang usianya lebih
muda dari kita, sehingga kalimat yang dibuat tidak berisi ujaran kebencian.
Kompetensi ini perlu latihan dan bimbingan, sehingga anak /siswa mengerti dan
guru pun juga terampil menggunakan dan memepelajari materi agar siswanya
memiliki minat, termotivasi dengan baik. Oleh karenanya kompetensi pertama ini
tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi didapat melalui upaya belajar secara terus
menerus dan dilakukan secara sistematis.
2. Mengelola program pembelajaran, guru yang memiliki kompetensi yang tinggi
seharusnya mampu mengelola program pembelajaran yang secara regulasinya
mampu sebagai gambaran seseorang akan tampil di depan kelas sekalipun guru
berhalangan hadir di saat itu. Sehubungan dengan ini ada beberapa hal yang harus
ditempuh oleh guru, seperti:
a. Merumuskan tujuan instruksional/pembelajaran atau istilah sekarang
kompetensi yang diinginkan untuk dicapai. “Kullu angmalu binniat”, tidak ada
suatu pekerjaan itu kalau tidak disertai dengan niat. Niat itulah yang disebut
dengan tujuan. Tujuan itulah akan memberi gambaran kepada siswa bisa tidak
mereka berubah atau ada terjadi atau tidak terjadi perubahan setelah selesai
dilakukan pembelajaran. Misalkan kita mau menuju kota A
Gambar 3

Keterangan:
1) Apakah orang yang pertama dengan orang yang kedua sama-sama tercapai
menuju kota A?
2) Mana yang lebih cepat menuju kota A?
Ilustrasi secara sederhana itulah gambaran untuk mencapai tujuan /
kompetensi yang diinginkan. Orang pertama lebih hemat dalam mencapai
tujuan, sedangkan orang kedua juga tercapai tetapi banyak waktu yang
terbuang digunakan dalam pembelajaran seperti itu.
b. Mengenal dan dapat menggunakan proses instruksional yang tepat.Sebelum
melaksanakan pembelajaran biasanya menyiapkan segala sesuatu secara
tertulis dalam suatu persiapan mengajar, yang sering juga dikenal dengan
singkatan RPP (Rancangan Persiapan Pembelajaran). Dalam RPP ini
mengendung prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
kegiatan belajarmengajar. Seperti tadi merumuskan tujuan/kompetensi yang
diinginkan, kenudian mencari metode dan alat pendukung dan sampai
pengembangan evaluasi, begitulah seterusnya untuk semuanya harus didesain
oleh guru agar pembelajaran menarik minat siswanya, bagaimana guru
memperhitungkan waktu 1 x 45 menit atau 2x 45 menit pembelajaran tuntas.
c. Melaksanakan program pembelajaran
Sebelum pelajaran dimuali sebaiknya guru menyampaikan tujuan/kompetensi
yang diinginkan agar siswanya bisa terkonsentrasi pada keinginan dalam
pembelajaran. Ada orang yang menyangkal kadua tujuan itu disampaikan
mudah saja siswa untuk menangkap isi materi. Pembalajaran tidaklah sepeti
menjawab teta teki silang siapa bisa untung siapa yang tidak bisa tertinggal?
Guru menginginkan semua siswanya harus bisa dan dapat menyelesaikan
pembelajaran secara tuntas dalam 1 x 45 menit atau 2x45 menit, itulah
kebahagiaan seorang guru bila sudah keluar dari ruang kelas belajar. Dalam
penyampaian materi guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.) Menyampaikan materi dan pelajaran dengan tepat dan jelas;
2) Pertanyaan yang disampaikan cukup merangsanga untuk berpikir, mendidik
dan mengenai sasaran;
3) Memberi kesempatan atau menciptakan kondisi yang dapat memunculkan
pertanyaan dari siswa;
4) Terlihat adanya variasi dalam pemberian materi dan kegiatan;
5) Dalam pembelajaran guru selalu memperhatikan reaksi atau tanggapan
yang berkembang pada diri siswa baik verbal maupun non verbal;
6) Memberikan pujian (rewort) atau penghargaan bagi jawaban siswa yang
tepat dan sebaliknya mengarahkan jawaban siswa yang kurang tepat.(tidak
bersifat punising).
C. Kompetensi Profesional Guru
Ada dua hal yang perlu diketahui, dipahami dan
dukuasai sehubungan dengan kompetensi professional yaitu (1) kemampuan dasar
guru dan (2) keterampilan dasar guru , keduanya yang harus dimiliki seorang guru dan
merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguatan materi pembelajaran
bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi
materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materi kurikulum tersebut serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru. Masing-
masing kompetensi itu memiliki subkompetensi dan indikator isensial sesuai
dengan jumlah bidang studi atau rumpum matapelajaran.
1. Penguasaan Bahan Pelajaran
Kompetensi pertama yang harus dikuasai seorang guru adalah penguasaan bahan
pelajaran. Penguasaan ini adalah landasan pokok untuk keterampilan mengajar.
Yang dimaksud dengan kemampuan menguasai bahan pelajaran adalah
“kemampuan menguasai, memahami, menganalisis, mensintesikan dan
mengevaluasi sejumlah pengetahuan keahlian yang diajarkan”. (Wijaya 1982
Profesi Keguruan Djam’an Saroti).

Misalkan bidang studi Bahasa Indonesia kemampuan yang harus disiapkan


terhadapmateri pengajaran Bahasa Indonesia adalah :
(1) penguasaan materi ajar Bahasa Indonesia yang ada dalam kurikulum; (2)
memahami Pengelolaan Program Belajar Mengajar Kemampuan mengelola
program belajar mengajar mencakup kemampuan merumuskan tujuan
instruksional, kemampuan mengenal dan menggunakan metode mengajar,
kemampuan memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat,
kemampuan melaksanakan program belajar mengajar, kemampuan mengenal
potensi (entry behavior) siswa, serta kemampuan merencanakan dan
melaksanakan pengajaran remedial. Program dirancang dalam rangka membantu
siswa belajar secara individual, meskipun siswa belajar secara kelompok dalam
satu kelas, namum hasil belajar dan kemampuan selalu bersifat individual. Oleh
karena itu desain pengajaran berorientasi kepada belajar individual. Pengelolaan
Kelas Kemampuan ini menggambarkan keterampilan guru dalam merancang,
menata, dan mengatur sumber-sumber belajar, agar tercapai suasana pengajaran
yang efektif dan efesien. Jenis kemampuan yang perlu dimiliki guru adalah:
Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran. Kemampuan ini dapat dikuasai
dengan cara berikut : 1) Mempelajari macam-macam pengaturan tempat duduk
dan seting ruangan kelas sesuai dengan tujuan instruksional/pembelajaran yang
dihendal dicapai; 2) Mempelajari kriteria penggunaan macam-macam pengaturan
tempat duduk atau seting ruangan.
D. Penggunaan Media dan Sumber Belajar
Kemampuan ini pada dasarnya adalah kemampuan menciptakan kondisi belajar yang
merangsang agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan
efisiensi.Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam kemampuan memahami
media dan sumber belajar, menurut Cece Wijaya (1994), yaitu : a. Mengenal, memilih
dan menggunakan media, kemampuan ini dapat dikuasai dengan cara berikut :
1) Mempelajari macam-macam media pendidikan;
2) Mempelajari kriteria pemilihan media pendidikan;
3) Menggunakan media pendidikan, dan
4) Merawat alat-alat bantu belajar mengajar
5. Penguasaan Landasan-Landasan Kependidikan
E. Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan berkaitan dengan kegiatan
F. sebagai berikut :
a. Mempelajari konsep dan masalah pendidikan dan pengajaran dengan sudut pandang
sosiologis, filosofis, historis dan psikologis, dan pedagogis.
b. Mengenal fungsi sekolah sebagai lembaga sosial yang secara potensial dapat
memajukan masyarakat dalam arti luas serta pengaruh timbal balik antar sekolah
dengan masyarakat;
c. Mengenal karakteristik siswa baik secara fisik maupun psikologis. Mampu Menilai
Prestasi Belajar Mengajar Kemampuan meniai prestasi belajar mengajar perlu
dimiliki oleh guru. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan mengukur
perubahan tingkah laku siswa dan kemampuan mengukur kemahiran dirinya dalam
mengajar dan membuat program. Dalam setiap pekerjaan evaluasi ada tiga sasaran
yang hendak dicapai, yaitu:
a. Prestasi berupa pernyataan dalam bentuk angka dan nilai tingkah laku,
b. Prestasi mengajar berupa pernyataan lingkungan yang mengamatinya melalui
penghargaan atas prestasi yang dicapainya,
c. Keunggulan program yang dibuat guru, karena relevan dengan kebutuhan siswa dan
lingkungannya.
7. Memahami Prinsip-prinsip Pengelolaan Program Pendidikan di Sekolah Disamping
pelaksanaan proses belajar mengajar menurut Nawawi (1989) diharapkan guru
membantu kepala sekolah dalam menghadapi berbagai kegiatan pendidikan lainnya
yang digariskan dalam kurikulum, guru perlu memahami pula prinsip-prinsip dasar
tentang organisasi dan pengelolaan sekolah, bimbingan dan penyuluhan termasuk
bimbingan karier, program korikuler dan ekstrakurikler, perpustakaan sekolah serta
hal-hal yang terkait
8. Menguasai Metode Berpikir
Metode dan pendekatan setiap mata pelajaran berbeda-beda. Menurut Reyold (1990)
metode dan pendekatan berpikir keilmuan bermuara pada titik tumpu yang sama. Oleh
karena itu untuk dapat mengatasi metode dan pendekatan bidang-bidang
matapelajaran, guru harus menguasai metode berpikir ilmiah secara umum.
9. Meningkatkan kemampuan dan menjalankan misi profesional Ilmu pengetahuan
dan teknologi terus berkembang untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan dan
teknologi. Guru harus terus menerus mengembangkan dirinya agar wawasannya
menjadi luas sehingga dapat mengikuti perubahan dan perkembangan profesinya yang
didasari oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.
10. Terampil Memberikan Bantuan dan Bimbingan kepada Siswa
Bimbingan kepada siswa sangat diperlukan agar siswa dapat mengembangkan
kemampuannya melalui proses belajar mengajar di kelas. Untuk itu guru perlu
memakai berbagai teknik bimbingan belajar dan dapat memilihnya dengan tepat untuk
membantu para siswa.

Anda mungkin juga menyukai