Disusun Oleh:
Kelompok 10 (PGMI A)
Muh Ikmal Akbar (20800118030)
Fitriani Pratiwi (20800118031)
Astri Armayani Arman (20800118032)
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, kasih dan karunia-
Nya. Hanya dengan kuasa-Nyalah maka penulis dapat menyelesaikan makalah
sifat – sifat yang harus dimiliki guru ini dengan lancar. Tak lupa shalawat serta
salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Nabi yang
telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang
seperti sekarang ini.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, pembuatan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika &
Pengembangan Profesi Guru.
Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam penulisan makalah ini,
sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
para pembaca guna penyusunan yang lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi pembaca. Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Guru dan Peranannya Dalam Pendidikan 2
B. Kepribadian Guru 5
C. Sifat-sifat Yang Harus Dimiliki Guru 6
BAB III PENUTUP 10
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan
setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai
pembaruan kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber
daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran guru dalam dunia pendidikan.
Seorang pendidik harus memiliki sifat kepribadian yang positif. Karena dia
bertugas mendidik dan mengajar anak-anak didik, serta mengantarkannya menuju
keberhasilan tujuan yang dicita-citakan yakni memiliki kepribadian dan berakhlak
mulia. Sulit rasanya seorang pendidik mampu membawa anak didiknya menuju
keberhasilan tujuan pendidikan tersebut, jika seorang guru atau pendidik tidak
terlebih dahulu memiliki sifat-sifat kepribadian tersebut. Seorang guru di samping
keberadaannya sebagai figur contoh dihadapan anak didik, dia juga harus mampu
mewarnai dan mengubah kondisi anak didik dari kondisi yang negatif menjadi
yang positif. Oleh sebab itu dalam makalah ini akan dibahas tentang bagaimana
sifat dan kepribadian yang harus dimiliki seorang guru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dibuat rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Apa saja peran guru dalam pendidikan?
2. Bagaimana kepribadian guru?
3. Apa saja sifat-sifat dan kepribadian yang harus dimiliki seorang guru?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja peran guru dalam pendidikan
2. Untuk mengetahui bagaimana kepribadian guru
3. Untuk mengetahui sifat kepribadian yang harus dimiliki seorang guru
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2
Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2009, h. 5.
3. Orang yang ahli dalam mata pelajaran. Guru bertanggung jawab untuk
mewariskan kebudayaan kepada generasi muda yang berupa ilmu pengetahuan.
4. Penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu kedisiplinan
5. Pelaksana administrasi pendidikan, di samping menjadi pengajar, gurupun
bertanggung jawab akan kelancaran jalannya pendidikan dan ia harus mampu
melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi.
6. Pemimpin generasi muda, masa depan generasi muda terletak di tangan guru,
guru berperan sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan diri untuk
anggota masyarakat yang dewasa.
7. Penterjemah bagi masyarakat, artinya guru berperan untuk menyampaikan
segala perkembangan kemajuan dunia kepada masyarakat, khususnya masalah-
masalah pendidikan.3
3
3
Muh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
2008, h.12.
Seperti kita ketahui bahwa salah satu dari tujuan pendidikan adalah
memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk mencapai kedewasaan.
Sebelum guru tersebut membawa anak didiknya pada tingkat kedewasaan maka
seharusnya guru tersebut terlebih dahulu telah memiliki sikap kedewasaan itu
sendiri.
Seorang guru haruslah seseorang yang sudah dewasa, karena tidak mungkin
guru akan dapat membawa anak didiknya ke dalam kedewasaan sedangkan
individu guru itu sendiri jauh dari kedewasaan. Membawa anak pada kedewasaan
bukan hanya sekedar dengan nasehat, anjuran, perintah dan larangan saja,
melainkan yang pertama-tama ialah gambaran kedewasaan yang senantiasa
dibayangkan oleh anak dalam diri pendidiknya, di dalam pergaulan antara
pendidik dan anak didik.4
Guru sebagai pendidik menurut jabatannya menerima tanggung jawab dari tiga
pihak, yaitu orang tua, masyarakat dan negara. 5 Tanggung jawab dari orangtua
diterima guru atas dasar kepercayaan, bahwa guru mampu memberikan
pendidikan dan pengajaran sesuai dengan perkembangan anak didik, selain itu
diharapkan juga dari pribadi guru akan mempengaruhi dari tingkah laku peserta
didik.
Yang paling utama bagi guru adalah peranannya sebagai pendidik dan
pengajar, harus menunjukkan prilaku yang layak yang bisa dijadikan teladan oleh
siswanya. Penyimpangan dari prilaku yang tidak etis dari guru akan mendapat
sorotan dan kecaman yang tajam dari anak didik dan juga masyarakat lingkungan
sekitarnya. Guru yang berprilaku tidak baik akan merusak citranya sebagai guru
dan pada gilirannya akan dapat merusak murid-murid yang dipercayakan
padanya.Oleh sebab itu, apa bila ada siswa yang berprilaku menyimpang mungkin
saja hal itu disebabkan oleh prilaku gurunya yang tidak memberi teladan yang
baik.
4
Prilaku guru di kelas memiliki pengaruh yang besar pada perkembangan
mental anak. Sifat ramah guru dengan anak-anak akan membantu mereka
mengekspresikan perasaannya dengan lebih mudah. Siswa akan merasa bebas
mendiskusikan masalah mereka dengan gurunya dan mengajukan permasalahan–
permasalahan kepada gurunya.
4
Uyoh Sadulloh, Pedagogik, Alfabeta, Bandung, 2010, h. 129.
5
Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1995, h. 8.
B. Kepribadian Guru
Kepribadian mempunyai pengaruh langsung terhadap hidup dan kebiasaan-
kebiasaan belajar siswa. Pengalaman menunjukkan bahwa masalah-masalah
seperti motivasi, disiplin, tingkah laku sosial, prestasi, dan hasrat belajar yang
terus-menerus pada diri siswa bersumber dari kepribadian guru.6
Mendidik merupakan salah satu tugas utama guru yang diatur dalam undang-
undang yang berbunyi: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”7
Sehubungan dengan peran guru sebagai pendidik, kepemilikan kepribadian
merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh guru. Guru akan mampu mendidik
sekaligus mengajar apabila memiliki kestabilan emosi, memiliki rasa tanggung
jawab yang besar untuk memajukan anak didik, bersikap realistis, bersikap jujur,
serta bersikap terbuka dan peka terhadap perkembangan pendidikan.8
pengertian pendidik dalam Islam adalah sebagai murabbi, mu’allim, dan
mu’addib sekaligus. Sebagai murabbi, guru harus memiliki kebijaksanaan,
tanggung jawab, dan kasih sayang kepada peserta didik. Pengertian mu’allim
mengandung konsekuensi bahwa guru harus menguasai ilmu-ilmu teoritik,
memiliki komitmen mengembangkan ilmu, dan menjunjung nilai-nilai ilmiah.
Sebagai mu’addib, guru tampil sebagai sosok yang memiliki integritas ilmu dan
amal sekaligus.9 Dengan kata lain guru berperan sebagai mu‟addib di mana amal
atau perilaku guru dalam kehidupan sehari-hari sejalan dengan ilmu yang
5
diajarkan guru pada peserta didik sehingga secara otomatis guru menjadi teladan
dan cerminan bagi peserta didik.
6
Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional, (Esensi: Jakarta, 2013), hlm. 16.
7
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, Guru dan Dosen, Pasal 1 Ayat (1).
8
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2002), hlm. 42-43.
9
Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),
hlm. 11-12.
C. Sifat-sifat Yang Harus Dimiliki Guru
Guru adalah seorang figur dihadapan anak didiknya, maka sudah seharusnya
guru tersebut memiliki sifat-sifat yang baik dan meninggalkan sifat-sifat yang
tercela yang dapat menghilangkan kewibawaannya sebagai seorang pendidik.
Prilaku guru di kelas memiliki pengaruh yang besar pada perkembangan mental
anak. Kasih sayang, simpati dan kerjasama yang menjadi karekteristik ideal bagi
guru yang mengajar di dalam kelas akan dapat menciptakan suasana belajar lebih
kondusif dan menyenangkan bagi anak didik itu sendiri. Selain itu sifat ramah
yang ditunjukkan guru dapat membantu peserta didik untuk mengekspresikan
jiwanya dan tidak merasa takut untuk bertanya tentang hal-hal yang belum
dimengertinya.
Menurut M. Athiyah Al-Abrasi, seperti yang dikutip oleh Hamdani Ihsan dan
A. Fuad Ihsan, seorang pendidik harus memiliki sifat-sifat tertentu agar ia dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Adapun sifat-sifat tersebut adalah:
1. Memiliki sifat zuhud, tidak mengutamakan materi dan mengajar karena
mencari keridhoan Allah SWT semata.
2. Seorang guru harus jauh dari dosa besar, sifat ria, dengki , permusuhan dan
perselisihan dan lain-lain sifat yang tercela.
3. Ikhlas dalam pekerjaan, keikhlasan dan kejujuran seorang guru di dalam
pekerjaannya merupakan jalan terbaik kearah suksesnya di dalam tugas dan
sukses murid-muridnya.
6
4. Seorang guru harus bersifat pemaaf terhadap muridnya, ia harus sanggup
menahan diri, menahan kemarahan, lapang hati, banyak sabar dan jangan
pemarah karena sebab-sebab yang kecil, berkepribadian dan mempunyai harga
diri.
5. Seorang guru harus mencintai murid-muridnya, seperti cintanya terhadap
anaknya sendiri dan memikirkan keadaan mereka seperti ia memikirkan
keadaan anaknya sendiri.
6. Seorang guru harus memiliki tabiat, pembawaan, adat kebiasaan, rasa dan
pemikiran murid-muridnya agar ia tidak keliru dalam mendidik murid-
muridnya.
7. Seorang guru harus menguasai mata pelajaran yang akan diberikannya, serta
memperdalam pengetahuannya sehingga mata pelajaran yang diajarkannya
tidak bersifat dangkal.10
Lebih jelasnya, pendidik harus dapat menjadikan dirinya sebagai sosok teladan
bagi anak didiknya. Keteladanan tersebut bukan saja terbatas hanya pada sikap
dan prilaku, tetapi juga mencakup kemampuan untuk membimbing dan
memotivasi peserta didiknya, selain itu juga guru harus memiliki kemampuan
7
intelektual yang baik.12 Bagi seorang pendidik juga harus mampu memberikan
pengaruh yang positif kepada anak-anak didiknya, untuk itu sebelum terjun ke
dunia pendidikan guru tersebut haruslah berbekal dengan ilmu pengetahuan di
bidang pendidikan. Tanpa ilmu, pendidik akan sulit untuk menuntun dan
membimbing anak didiknya menuju kepada kedewasaan yang sempurna.
10
Hamdani Ihsan dan H.A Fuad Ihsan,Filsafat Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung,
2007, h. 105.
11
Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyatul Aulad, terjemahan Saifullah Kamali dan Hery Noer
Ali, Asy-syfa’, Bandung, h. 177.
12
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta, 2003, h. 143.
8
Hampir pada tiap-tiap pekerjaan, kesabaran merupakan syarat yang sangat
diperlukan, apalagi pekerjaan guru sbagai pendidik. Sifat sabar harus dimiliki oleh
guru, baik dalam melakukan tugas mendidik maupun dalam menanti hasil dari
jerih payahnya. Hasil pekerjaan tiap-tiap dalam mendidik seorang anak tidak
dapat ditunjukan dan tidak dapat dilihat dengan seketika.
4. Sifat guru harus sesuai dengan perkataan dan perbuatan
Guru adalah sosok yang harus bisa ditiru oleh anak didik. Sebelum guru
mengajarkan suatu kebaikan, guru harus terlebih dahulu memulainya dari diri
sendiri. Seorang guru tidak hanya dituntut untuk mengajarkan kebaikan tetapi
juga harus bisa mengaplikasikan apa yang dia ajarkan dalam kehidupan sehari-
hari.
5. Memberi nasihat dan bimbingan kepada anak didik
Guru haruslah senantiasa memberikan nasehat dan bimbingan kepada anak
didik, karena hal ini sangat dibutuhkan oleh para anak didik terutama ketika
menghadapi suatu persoalan atau permasalahan.
6. Penyayang
Guru harus bisa menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa
kasih sayang dan menghindari diri dari tindaak kekerasan. Guru haruslah
mengasihi murid-muridnya seperti ia mengasihi anak-anaknya sendiri. Rasa
kasih-sayang wajib ada pada tiap-tiap individu seorang guru.13
7. Benar-benar menguasai mata pelajarannya
Guru harus selalu menambah pengetahuannya. Mengajar tidak dapat
dipisahkan dari belajar. Guru yang pekerjaannya memberikan pegetahuan-
pengetahuan dan kecakapan-kecakapan kepada murid-muridnya, tidak mungkin
akan berhasil jika guru itu sendiri tidak selalu berusaha menambah
pengetahuannya. Jadi, sambil mengajar sebenarnya guru itu pun belajar.
9
13
Nurfuadi, Profesionalisme Guru, (Purwokerto: STAIN PRESS, 2012), Hlm. 110-114.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru merupakan suatu figur sentral dalam dunia pendidikan khususnya dalam
proses belajar mengajar (PBM), maka setiap guru diharapkan memiliki
karakteristik (ciri khas) sifat dan kepribadian yang ideal sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu
kesuksesan setiap usaha pendidikan. Seorang pendidik harus memiliki sifat
kepribadian yang positif. Sifat dari pendidik yang salah satunya adalah mendidik
dan membimbing peserta didik, harus memiliki sifat kepribadian yang baik untuk
dapat dijadikan contoh, seperti halnya memiliki ilmu yang dapat disampaikan, adil
dalam mendidik, sabar, penyayang dan bijaksana dalam mendidik.
B. Saran
10
Seperti yang kita ketahui sifat dan kepribadian memiliki definisi dan ciri-ciri
yang telah dijelaskan di atas, maka untuk dapat meningkatkan kinerja sebagai
seorang guru atau sebagai mahasiswa dalam prilaku kita hendaknya tahu betul apa
itu pengertian, ciri, manfaat serta apa itu sifat dan kepribadian sehingga untuk
melakukan pendekatan kepada peserta didik tidak terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Ihsan, Hamdani dan Fuad Ihsan. 2007. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung:
Pustaka Setia
Nasih Ulwan, Abdullah Nasih. Tarbiyatul Aulad fi ‘l- Islam, terjemahan Saifullah
Kamali dan Hery Noer Ali, Bandung: Asy-Syifa. 1988.
11
Suyanto dan Asep Jihad. 2013. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Esensi
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, Guru dan Dosen, Pasal 1 Ayat (1)
12