Anda di halaman 1dari 13

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

CITRA GURU
Makalah ini disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah

Mata Kuliah Profil Pendidik

Dosen Pengampu: Umar Said Wijaya M.Pd

Disusun oleh:

Aisyah Rachmawati (412020118013)

Zakiyah Mubarokah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

MANTINGAN NGAWI JAWA TIMUR

1444/2023

1
KATA PENGANTAR

Maha besar allah dan maha suci allah yang selalu melimpahkan sayangnya
yang tak terbilang, yang memberi atas apa yang kita inginkan melainkan Allah
lebih tau apa yang kita butuhkan, maha besar Allah yang telah menciptakan
segalanya.

Sebelum fajar menyingsing di sebelah timur, sebelum berguncang marilah


kita saling mengingatkan untuk selalu memanjatkan puja dan puji, melimpahkan
sholawat serta salam kita pada nabi besar kita yang telah memberi sa’faatnya bagi
siapa saja yang mengikuti Sunnah- sunnahnya, dialah baginda besar junjungan
kita nabi Muhammad SAW,yang telah membawa kita dari jalan yang gelap
menuju jalan yang terang berderang yakni ad-dinnul islam.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Pembahasan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Personalia…………………………………………...3

B. Perencanaan Pegawai………………………………………………………...4

C. Penempatan dan Penugasan Pegawai………………………………………...5

D. Pemeliharaan Pegawai Negeri Sipil………………………………………….5

BAB III KESIMPULAN 10

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..11

BAB I
PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru
dalam proses pendidikan mempunyai peranan penting dan sangat
berpengaruh besar terhadap kesuksesan belajar. Hal ini disebabkan oleh
bahwa gurulah yang paling berada di barisan depan dalam pelaksanaan
pendidikan. Gurulah yang langsung berhadapan langsung dengan peserta
didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik
dengan nilai nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan.
Dari hal diatas, guru mempunyai misi dan tugas yang berat, namun
mulia dalam mengantarkan tunas tunas bangsa membangun negara. Oleh
karena itu, sudah selayaknya guru mempunyai berbagai kompetensi yang
berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan kompetensi tersebut
guru diharapkan menjadi guru yang profesional baik secara akademis maupun
non akademis.
Jika kita lihat pada masa sekarang, khususnya di Indonesia maka kita
akan menemukan berbagai inovasi baru dalam dunia pendidikan, baik dalam
pengembangan perubahan kurikukum, model model pembelajaran dan
sebagainya yang tidak lain hanyalah untuk memajukan pendidikan yang
terdapat di Indonesia.
Namun pada kenyataan pada saat ini, masih terdapat berbagai
penyimpangan yang dilakukan oleh guru yang seharusnya tidak dilakukan.
Maka dari itu, perlulah dipertegas lagi posisi guru dalam kancah
perkembangan negara. Maka dari itulah kami menyusun makalah ini, sebagai
bahan kajian khususnya bagi guru sebagai acuan dalam menjalankan tugas
dan kewajibannya.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari Citra Guru?
2. Bagaimana Citra Guru Profesional?
3. Apa saja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Citra guru profesional

4
C. TUJUAN RUMUSAN MASALAH
1. Dapat mendefinisikan pengertian dari citra guru
2. Dapat menjelaskan bagaimana citra guru profesional
3. Dapat menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi citra guru
profesional.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dari Citra Guru


1. Citra Guru Profesional
Citra merupakan gambaran, rupa, gambaran yang dimiliki mengenai
orang banyak, mengenai pribadi, organisasi atau produk, kesan mental
yang ditimbulkan oleh sebuah kata, fase atau kalimat dan merupakan
unsur dasar yang khas dalam karya prosa untuk evaluasi.1
Guru (dalam bahasa jawa) seorang yang harus digugu dan harus
ditiru oleh semua muridnya. Harus di gugu artinya segala sesuatu yang
disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai 
kebenaran oleh semua murid. Segala ilmu pengetahuan yang datang dari
guru dijadikan sebagai sebuah kebenaran yang tidak perlu dibuktikan
atau diteliti lagi. Seorang guru juga harus ditiru, artinya seorang guru
menjadi suri tauladan bagi semua muridnya. Mulai dari cara berfikir, cara
berbicara, hingga cara berprilaku sehai-hari. Sebagai seorang yang harus
digugu dan ditiru seorang dengan sendirinya memiliki peran yang luar
biasa dominannya bagi murid.
Hal ini membuat citra seorang guru di mata masyarakat selalu berada
di tempat yang lebih baik dan mulia. Mengutip dari Djamin (1999)
mengemukakan citra guru mempunyai arti sebagai suatu penilaian yang
baik dan terhormat terhadap keseluruhan penampilan yang merupakan
sosok pengembang profesi ideal dalam lingkup fungsi, peran dan kinerja.
Citra guru ini tercermin melalui:
 Keunggulan mengajar,
 Memiliki hubungan yang harmonis dengan peserta didik, dan
 Memiliki hubungan yang harmonis pula terhadap sesama teman
seprofesi dan pihak lain baik dalam sikap maupun kemampuan
profesional.

1
Sumber: http://www.sarjanaku.com/2010/11/citra-guru-profesional.html

6
Jadi dapat disimpulkan bahwa citra guru adalah seseorang yang
senantiasa memberi motivasi belajar yang mempunyai sifat-sifat
keteladanan, penuh kasih sayang, serta mampu mengajar di dalam
suasana yang menyenangkan.

B. Citra Guru Profesional


1. Pengertian Citra Guru Profesional
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di
masyarakat apabila dapat menunjukkan kapada masyarakat bahwa ia
layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya.
Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru
itu sehari hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak.
Bagimana guru meningkatkan pelayanannya, meningkatkan
pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan kapada anak didiknya,
dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul
baik dengan siswa, teman teman serta anggota masyarakat, sering
menjadi masyarakat luas.
Diantara sikap sikap guru tersebut adalah :
a) Sikap terhadap peraturan perundang undangan
Pada butir 9 Kode Etik Guru Indonesia disebutkan bahwa : “Guru
melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan”. Kebijkasanaan pendidikan di negara kita dipegang oleh
pemerintah, dalam hal ini oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Dalam rangka pembangunan di bidang pendidikan di
Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan
ketentuan ketentuan dan peraturan peraturan yang merupakan
kebijaksanaan yang akan dilaksanakan oleh aparatnya, antara lain
pembangunan gedung gedung pendidikan, pemerataan kesempatan
belajar, peningkatan mutu pendidikan.
b) Sikap terhadap organisasi profesi
Guru secara bersama sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Dasar ini

7
menunjukkan kepada kita betapa pentingnya peranan organisasi
profesi sebagai wadah dan sarana pengabdian. PGRI sebagai
organisasi profesi memerlukan pembinaan, agar lebih berdaya guna
dan berhasil guna serta membawa manfaat.
Untuk meningkatkan mutu suatu profesi, khususnya profesi
keguruan, dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan
melakukan penataran, loka karya, pendidikan lanjutan, pendidikan
dalm jabatan, studi perbandingan, dan berbagai kegiatan akademik
lainnya.
c) Sikap terhadap teman sejawat
Dalam kode etik guru pada ayat 7 disebutkan bahwa “ guru
memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial.” Ini berarti bahwa guru hendaknya
menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dalam
lingkungan kerjanya, serta guru hendaknya menciptakan dan
memelihara semangat kekeluargaan dan kasetiakawanan sosial di
dalam dan di luar lingkungan kerjanya.
Hubungan sesama anggota profesi dapat dilihat dari dua segi,
yakni hubungan formal dan hubungan kekeluargaan. Hubungan
formal ialah hubungan yang perlu dilakukan dalam rangka
melakukan tugas kedinasan. Sedangkan hubungan antara
kekeluargaan ialah hubungan persaudaraan yang perlu dilakukan baik
dalam lingkungan kerja maupun lingkungan kerja maupun dalam
lingkungan keseluruhan dalam rangka menunjang tercapainya
keberhasilan anggota profesi dalam membawakan misalnya sebagai
pendidik bangsa.
d) Sikap terhadap anak didik
Dalam kode etik guru Indonesia telah jelas disebutkan bahwa
guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila. Dasar ini mengandung
beberapa prinsip yang harus dipahami oleh seorang guru dalam
menjalankan tugasnya sehari hari, yakni tercapainya tujuan

8
pendidikan nasional, prinsip membimbing, dan prinsip pembentukan
manusia seutuhnya.
e) Sikap terhadap tempat kerja
Sudah menjadi pengetahuan umum jika suasana kerja yang
harmonis akan meningkatkan produktivitas. Hal ini disadari
sepenuhnya oleh guru sehingga guru berkewajiban untuk
menciptakan suasana demikian di dalamnya. Untuk menciptakan
suasana ini, ada 2 hal yang harus diperhatikan, yaitu guru itu sendiri,
dan hubungan guru dengan orang tua dan masyarakat.
f) Sikap terhadap pemimpin
Sebagai salah satu anggota organisasi, baik organisasi guru,
maupun organisasi yang lebih besar guru akan selalu mendapatkan
bimbingan dan pengawasan dari pihak atasan.
Pemimpin dalam suatu unit oganisasi memiliki kebijaksanaan dan
arahan dalam memimpin organisasinya, dimana setiap anggota
dituntut untuk berusaha bekerja sama dalam melaksanakan tugas
tujuan organisasi tersebut. Dapat saja kerja sama tersebut
dimaksudkan sebagai tuntutan akan kepatuhan dalam melaksanakan
arahan dan petunjuk yang diberikan kepada mereka. Kerja sama juga
dapat diwujudkan dengan memberikan usulan, kritikan yang bersifat
membangun.

g) Sikap terhadap pekerjaan


Profesi guru berhubungan dengan peserta didik, yang secara
alami memiliki persamaan dan perbedaan. Tugas melayani orang
yang beragam karakter sangat memerlukan kesabaran dan
ketelatenan, yang tinggi, terutama bila dihubungkan dengan peserta
didik yang masih kecil, barang kali tidak semua orang dikaruniai
sifat seperti itu, namun bila seseorang telah memasuki dunia profesi
guru, ia dituntun untuk berperilaku seperti itu.2

2
Sumber: http://bambangindrayana.blogspot.com/2013/03/citra-guru-profesional.html

9
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Citra Guru Profesional
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Citra Guru Profesional
Sudjana (dalam Mustafa, 2005) menjelaskan rendahnya pengakuan
masyarakat terhadap profesi guru yang mengakibatkan rendahnya citra
guru disebabkan oleh faktor berikut:
 Adanya pandangan sebagian masyarakat, bahwa siapapun dapat
menjadi guru asalkan ia berpengetahuan;
 Kekurangan guru di daerah terpencil, memberikan peluang untuk
mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi
guru; dan 
 Banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha
mengembangkan profesinya itu. Perasaan rendah diri karena menjadi
guru, penyalahgunaan profesi untuk kepuasan dan kepentingan
pribadinya.
Syah (2000) menyorot rendahnya tingkat kompetensi profesionalisme
guru, penguasaan guru terhadap materi dan metode pengajaran yang masih
berada di bawah standar, sebagai penyebab rendahnya mutu guru yang
bermuara pada rendahnya citra guru. Secara rinci dari aspek guru
rendahnya mutu guru menurut Syah antara lain tampak dari gejala-gejala
berikut:
1. Lemahnya penguasaan bahan yang diajarkan;
2. Ketidaksesuaian antara bidang Studi yang dipelajari guru dan yang
dalam kenyataan Iapangan yang diajarkan; 
3. kurang efektifnya cara pengajaran; 
4. Kurangnya wibawa guru di hadapan murid; 
5. Lemahnya motivasi dan dedikasi untuk menjadi pendidik yang
sungguh-sungguh; semakin banyak yang kebetulan menjadi guru dan
tidak betul- betul menjadi guru; 
6. Kurangnya kematangan emosional, kemandirian berpikir, dan
keteguhan sikap dalam cukup banyak guru sehingga dari kepribadian
mereka sebenarnya tidak siap sebagai pendidik; kebanyakan guru

10
dalam hubungan dengan murid masih hanya berfungsi sebagai
pengajar dan belum sebagai pendidik; dan 
7. Relatif rendahnya tingkat intelektual para mahasiswa calon guru yang
masuk LPTK (Lembaga Pengadaan Tenaga Kependidikan)
dibandingkan dengan yang masuk Universitas.3

BAB III
PENUTUP

Citra guru profesional zaman sekarang ini dengan zaman dahulu sangatlah
berbeda. Perbedaannya yaitu terletak pada pamor seorang guru tersebut di mata
peserta didik dan di mata masyarakat umum. Zaman dahulu, bagi seorang siswa
guru bagaikan sebuah pelita dan penerang sehingga seluruh peserta didik akan
serta merta menjaga, menghormati dan berterimakasih kepada guru tersebut.
Tetapi pada zaman sekarang, guru hanyalah dianggap seorang pentransfer ilmu
saja, sehingga rasa hormat siswa terhadap guru saat ini kian berkurang. Oleh
karena itu di zaman sekarang seorang guru harus mampu membangun citra yang
baik dan profesional agar guru mampu menjadi pelita dan penerang bagi
siswanya.
Bagi seorang guru profesional citra yang baik begitu penting. Jika seorang
guru memiliki citra yang kurang baik bahkan citra yang buruk di mata peserta
didik dan di mata masyarakat umum maka seorang guru bisa dikatakan menjadi
guru yang kurang profesional bahkan bisa juga disebut dengan guru yang tidak
profesional. Dan seharusnya ada upaya yang bisa dilakukan oleh pemerintah
untuk mengatasi guru yang kurang profesional tersebut. Adapun upaya yang telah
dilakukan pemerintah saat ini berupa diklat (pendidikan kilat), workshop, dll.
Namun, upaya dari pemerintah tersebut dirasa kurang mengena pada jiwa guru,

3
Sumber: http://www.sarjanaku.com/2010/11/citra-guru-profesional.html

11
sehingga saat ini tugas pemerintah adalah berfikir untuk mencari cara lain yang
lebih efektif dan efisien untuk membangun citra guru profesional.
Selain upaya dari pemerintah, upaya dari masing-masing personal guru juga
sangat penting. Seorang guru profesional harus memiliki komitmen dalam dirinya
sendiri untuk bisa membangun citranya sendiri menjadi guru profesional. Dan
salah satu komitmen yang harus dimiliki oleh guru tersebut adalah loyalitas.
Loyalitas disebut dengan dedikasi, seorang guru harus memiliki loyalitas yang
tinggi kepada manajemen sekolah, baik dalam kajian instansi maupun sosial.
Sehingga dalam intansi tersebut tercipta suasana yang kondusif dan
menyenangkan.
Cara menciptakan suasana yang kondusif dalam sebuah intansi sekolah yaitu :
1. Ikhlas dalam menjalankan segala peraturan intansi
2. Saling menghormati
3. Saling bekerja sama
4. Dan saling berintrospeksi diri

12
DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, Enco, 2007, Menjadi Guru Profesional, Bandung , PT Remaja


Rosdakarya

Suci Romadhona, Suci, 2009, Guru Profesional: Penyiapan dan Pembimbingan


Praktisi Pemikir, Jakarta, PT. Indeks.

http://bambangindrayana.blogspot.com/2013/03/citra-guru-profesional.html
http://muhammadarasyal-habsyie.blogspot.com/2012/03/komitmen-guru-
profesional.html

http://www.sarjanaku.com/2010/11/citra-guru-profesional.html

13

Anda mungkin juga menyukai