Anda di halaman 1dari 5

NAMA: SEPTIARA

NPM : 2106103030024

SIKAP PROFESIONAL GURU

Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat dan
layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya sangat bergantung pada sikap
dan perbuatannya sehari-hari. Keteladanan menjadi sikap profesionalisme guru dalam
meningkatkan pelayanan, pengetahuan, memberi arahan, dan dorongan kepada anak
didiknya.

1. Sasaran sikap professional


Sikap profesionalisme guru dalam bertingkah laku memiliki beberapa sasaran yang
saling berhubungan sate dengan lainnya, yakni sikap profesional guru terhadap:
(1) Peraturan perundang-undangan,
(2) Organisasi profesi,
(3) Teman sejawat,
(4) Anak didik,
(5) Tempat kerja,
(6) Pemimpin, dan
(7) Pekerjaan. Sasaran sikap profesionalisme guru dapat diuraikan sebagai berikut.

A. Sikap Guru Terhadap Peraturan Perundang – Undangan


Guru sebagai tenaga profesional diangkat dan ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Untuk itu, guru harus memiliki sikap
profesional yang patuh atau tunduk pada peraturan perundang-undangan.
Seorang guru dikatakan professional jika mempunyai kesadaran terhadap
peraturan perundang-undangan dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Memiliki pengetahuan tentang peraturan perundang-undangan yang
berlaku, baik di lingkungan profesi guru ataupun di luar lingkungan profesi
lainnya di Indonesia,
(2) Memiliki pengetahuan tentang isi peraturan perundang-undangan tersebut,
(3) memiliki sikap positif terhadap peraturan perundang-undangan, (4)
menunjukkan perilaku yang sesuai dengan apa yang diharuskan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
B. Sikap Guru Terhadap Organisasi Profesi
Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Wadah organisasi
NAMA: SEPTIARA
NPM : 2106103030024

profesi ini memiliki peran penting sebagai sarana pengabdian. Misalnya,


Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai organisasi profesi memerlukan
pembinaan, agar lebih berdaya guna dan berguna sebagai wadah usaha untuk
membawakan misi dan memantapkan profesi guru. Organisasi PGRI
merupakan suatu sistem, di mana unsur pembentukannya adalah guru-guru.
Oleh karena itu, guru harus bertindak dengan sesuai tujuan sistem. Ada
hubungan resiprokal antara anggota profesi dengan organisasi, baik dalam
melaksanakan kewajiban maupun dalam mendapatkan haknya. Selain
organisasi profesi PGRI, guru juga telah membentuk wadah-wadah lain yang
sejenisnya seperti Ikatan Guru Indonesia (IGI), Federasi Serikat Guru
Indonesia (FSGI), Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), dan Persatuan
Guru Seluruh Indonesia (PGSI), yang juga telah menjadi media sikap
provesionalisme guru dalam menyampaikan protes kepada Kementerian
Pendidikan Kebudayaan atas rencana revisi PP 74/2008 tentang Guru
khususnya pasal 44. Usulan Kemdikbud untuk merevisi pasal tersebut dinilai
telah melanggar HAM dan mengancam kebebasan berorganisasi para guru.
C. Sikap Guru Terhadap Teman Sejawat
Guru memelihara hubungan dengan teman sejawat dalam lingkungan
seprofesi agar dapat menciptakan dan memelihara hubungan sesama dalam
lingkungan kerjanya, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial
antarsesama rekan kerja seprofesi. Membangun relasi terhadap sesama
anggota profesi guru dapat menckaup:
(a) bersikap baik dan bersahabat dalam melaksanakan koordinasi dengan
berbagai hal,
(b) menghindari ucapan atau tututran yang tidak sepantasnya,
(c) menghindari sikap dan ucapan yang bernada bermusuhan, (d) menjauhi
sikap berprasangka buruk terhadap teman sejawat, dan
(e) tidak membicarakan kelemahan rekan sejawat.
D. Sikap Guru Terhadap Peserta Didik
Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila yang terungkap dalam kode etik
guru, pada dasarnya mengandung beberapa prinsip nilai yang harus dipahami
bahwa tujuan dan cita-cita luhur pendidikan nasional, yakni: membentuk
manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila. Prinsip yang lain adalah
membimbing peserta didik, bukan mengajar, atau mendidik saja. Sikap
terhadap peserta didik merupakan sikap yang sangat profesional, sebab
sebagai guru yang baik adalah seseorang yang dapat mengajar sekaligus
mendidik peserta didiknya. Dengan kemampuannya untuk mengajar dan
mendidik secara baik, akan dihasilkan peserta didik yang tidak hanya pandai
secara intelektual, melainkan juga secara akhlak dan keimanan sehingga dapat
menghasilkan generasi penerus bangsa yang unggul dan bermartabat. Sikap
lain yang dibutuhkan terhadap peserta didik adalah keteladanan. Figur teladan
bagi peserta didik sangat penting dalam membangun kecerdasan pikiran,
kecerdasan otak, dan kecerdasan hati secara intelektual.
E. Sikap Guru Terhadap Tempat Kerja
Guru yang disebut profesional tidak pernah membedakan tempat kerja
(tugas) baik pada sekolah yang ada di daerah perkotaan, pinggiran kota,
bahkan di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Untuk meningkatkan
mental dan mengasah kekuatan berpikir peserta didik di tempat kerja, guru
pun perlu merasakan rasa sakit dan tidak nyaman, dalam awal penugasan di
tempat kerja. Seorang guru yang sukses dalam tugas dan pelayanannya walau
dengan segala keterbatasan sumber daya adalah pahlawan pendidikan yang
sebenarnya. Mereka telah berjuang untuk memajukan pendidikan dengan
segala keterbatasan tetapi bermodalkan semangat untuk memajukan
pendidikan." Tempat kerja menjadi bagian dari sistem yang terlibat dalam
proses belajar mengajar, yaitu:
(a) Kepala sekolah,
(b) guru,
(c) staf administrasi, dan
(d) siswa.
Selain itu, guru juga wajib membangun relasi ke orang tua dan masyarakat
sekitar tempat kerjanya.
F. Sikap Guru Terhadap Pemimpin
Guru profesional adalah guru yang menghargai pemimpinya, dari pusat
hingga ke unit yang terkecil sekolah. Sikap positif guru ini sangat penting
dalam membangun peran-peran strategis sebagai antara bawahan dan atasan
(pemimpin) dalam perspektif pendidikan. Kepemimpinan dalam dunia
pendidikan (pembelajaran atau instruksional) yang dikelola oleh seorang
pemimpin mengacu pada komponen-komponen yang terkait erat dengan
pembelajaran, meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, penilaian,
pengembangan guru, layanan prima dalam pembelajaran, dan pembangunan
komunitas belajar di sekolah. Untuk itu, gum yang profesional wajib
menghormati kebijakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin. Pemimpin
dalam dunia pendidikan selalu berorientasi pada layanan prima kepada peserta
didik, agar mereka mampu mengembangkan potensi, bakat, minat dan
kebutuhannya.
G. Sikap Guru Terhadap Pekerjaan
Pekerjaan sebagai guru bukanlah perkerjaan yang mudah, namun
sangat dinamis. Pekerjaan sebagai guru mengharuskan seorang guru hams
dapat melakukan apa saja terhadap peserta didik. Pekerjaannya mencakupi
membongkar, memoles, memperbaiki, mengasah, membimbing, mengasuh,
mengarahkan dan lain sebagainya bagi peserta didik. Pekerjaan guru menjadi
sebuah tugas pengabdian yang tanpa pamrih dal am bidang kemanusiaan dan
bidang kemasyarakatan dengan tujuan meneruskan dan mengembangkan nilai-
nilai hidup dan kehidupan. Selain itu, pekerjaan guru merujuk pada kegiatan
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
mengembangkan keterampilan-keterampilan yang melekat pada peserta didik.
Pekerjaan guru lainnya adalah memposisikan din sebagai orang tua ke dua
dalam lingkungan dunia pendidikan, di mana guru harus menarik simpati dan
menjadi idola para peserta didiknya.
Sikap positif seorang guru terhadap pekerjaannya tercermin melalui
pengembangan sistem sistem pembelajaran yang aktif, efektif, dan menarik
agar prestasi belajar peserta didik meningkat, kepuasan belajar semakin tinggi,
motivasi belajar semakin tinggi, keingintahuan terwujudkan, kreativitas
terpenuhi, inovasi terealisir, jiwa kewirausahaan terbentuk, dan kesadaran
untuk belajar sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta
seni berkembang pesat dan tumbuh dengan baik.

REFERENSI

Judul Buku: Profesi Guru

Penulis: Hugo Warmi

Penerbit: ABSOLUTMEDIA (2017)

Anda mungkin juga menyukai