Latar Belakang
Pendidikan Guru
di Indonesia
DOSEN PENGAMPU:
RINI HERLIANI SE, M.Si
WENY NURWENDARI SE, M.Pd
KELOMPOK 2
NAMA ANGGOTA:
AHMAD BUCHARI PARINDURI
M IQBAL AGUM PRABOWO
PUTRI NURUL DAMAYANTI
RIYAN DARMAWAN
PENGERTIAN ETIKA GURU
Etika adalah Pedoman dalam bersikap dan Berperilaku yang di dalamnya
berisi Garis Besar Nilai Moral dan Norma yang mencerminkan lingkungan
Sekolah yang edukatif, kreatif, santun dan bermartabat, untuk kepentingan
bersama warga sekolah terutama siswa dan masyarakat lingkungan sekolah pada
umumnya. Sedangkan Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung
jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual, maupun klasikal
baik di sekolah maupun luar sekolah.
Jadi, Etika Guru adalah seorang pendidik yang memiliki aktifitas mendidik
peserta didik dengan penuh memperhatikan pola perilaku pribadi sebagai landasan
untama dalam mendidik atau membina, baik untuk di patuhi, maupun untuk
diteladani, sebab guru merupakan cerminan bagi yang dididik sehingga pendidik
perlu berkacakaca pada cermin yang untuh dan sempurna bagi mereka.
Ada beberapa teori etika yang perlu diketahui oleh guru mengenai
persoalan etika.
3. Mengembangkan iklim penciptaan karya ipteks yang mencerminkan kejernihan hati nurani,
bernuansa pengabdian pada Tuhan YME, dan mendorong pada kualitas hidup kemanusiaan.
ETIKA PROFESI
Etika profesi adalah Kompetensi profesional guru merupakan salah satu kompetensi
yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan. Dalam Undang- Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwa kompetensi yang
perlu dimiliki oleh guru meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
AWESOME
1. Memiliki kepribadian yang tangguh yang bercirikan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kreatif,
mandiri.
SLIDE
2. Memiliki wawasan kependidikan, psikologi, budaya peserta didik dan lingkungan.
3. Mampu melaksanakan praktik bimbingan dan konseling secara professional.
4. Mampu memecahkan berbagai persoalan yang menyangkut bimbingan konseling.
5. Mampu mengembangkan dan mempraktekkan kerja sama dalam bidangnya dengan pihak terkait.
6. Memiliki wawasan psiko-sosial kependidikan dan kemampuan memberdayakan warga belajar dalam konteks
lingkungannya.
7. Memiliki pengetahuan tentang hakikat, tujuan, prinsip evaluasi pendidikan.
8. Mampu menerapkan fungsi manajemen dan kepemimpinan pendidikan dalam berbagai konteks.
9. Memiliki wawasan tentang filosofi, strategi dan prosedur pengembangan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum untuk
berbagai konteks.
10. Memiliki wawasan yang luas tentang teknologi pembelajaran.
11. Mampu menerapkan berbagai prinsip teknologi pembelajaran dalam berbagai konteks.
12. Mampu memecahkan masalah pendidikan melalui teknologi pembelajaran.
13. Mampu mengembangkan dan mempraktikkan kerja sama dalam bidangnya dengan pihak terkait.
MORALITAS GURU
Berdasarkan Permendiknas tersebut, moralitas
seorang guru tertuang pada kompetensi
Secara umum makna moral ini hampir sama kepribadian dan kompetensi sosial.
dengan etika, namun jika dicermati ternyata
makna moral lebih tertuju pada ajaran-ajaran
dan kondisi mental seseorang yang Seorang guru dituntut untuk menguasai kompetensi
membuatnya untuk bersikap dan berperilaku kepribadian dan kompetensi sosial dan berpegang
baik atau buruk. pada kode etik guru Indonesia sesuai dengan hasil
rumusan kongres PGRI XIII tahun 1973 di Jakarta
dalam menjalankan tugas profesinya di tengah-
Secara sederhana moral dapat diartikan baik tengah perkembangan zaman yang terjadi begitu
buruknya pribadi seseorang dalam cepat demi melahirkan siswa yang memiliki
memperlakukan orang lain. moralitas yang baik.
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU
Relevansi
Pengaruh Etika, Moral dan Latar Belakang Pendidikan Guru Terhadap Siswa
Perilaku guru merupakan perilaku profesional yang memenuhi syarat tertentu, bukan perilaku
pribadi yang dipengaruhi oleh sifat-sifat atau kebiasaan pribadi. Guru harus dapat menjalankan kode
etik profesi sebagai suatu norma atau aturan tata susila yang mengatur tingkah laku guru.
Pendidik yang bermoral adalah pendidik yang senantiasa mampu menjaga ucapan dan
tindakan agar tidak menimbulkan sesuatu yang merugikan dirinya dan siswa didiknya.
Dan latar belakang pendidikan yang sesuai akan menjadikan guru tersebut akan lebih
percaya diri dan mampu mengembangkan materi ajar yang sesuai.
KESIMPULAN
Seorang guru diharapkan mampu menjaga sikap dan perilakunya karena guru merupakan
role model bagi siswa, keluarga dan masyarakat sekitar. Moral erat kaitannya dengan moralitas,
yang mana terkait dengan masalah etika dan sopan santun. Olehnya itu, seorang guru diharapkan
dapat menguasai kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dan berpegang pada kode etik
guru Indonesia sesuai dengan hasil rumusan kongres PGRI XIII tahun 1973 di Jakarta dalam
menjalankan tugas profesinya di tengah-tengah perkembangan zaman yang terjadi begitu cepat
demi melahirkan siswa yang memiliki moralitas yang baik.
Seorang guru dikatakan profesional apabila jenjang dan latar belakang pendidikannya sesuai
dengan sekolah tempatnya bekerja serta serta mampu menguasai materi, mengelolah proses belajar
mengajar dengan baik, mengelolah siswa, melakukan bimbingan dan sebagainya. Guru profesional
diharapkan mampu menghadirkan pendidikan bermutu yang mana memiliki pengaruh secara
langsung terhadap hasil belajar siswa. Perbaikan pendidikan dan peningkatan prestasi belajar
siswa diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan.
Kesepian Tanpa Kekasih,
Cukup Sekian dan
Terimakasih
THANK YOU