Anda di halaman 1dari 5

❖ UJIAN TENGAH SEMESTER ILMU PENDIDIKAN

Nama : Rima Ristiani


NIM : 1401422077
Presensi : 25

1. Pendidikan sebagai ilmu melibatkan analisis mendalam dalam proses belajar mengajar
di kelas, jelaskan!
Jawab: Ilmu megajar juga termasuk hasil dari proses belajar, ilmu dapat diperoleh dari
mana saja contohnya lingkungan, orang tua, teman dan lain sebagainya. Dalam ilmu
pengajaran, guru akan menemukan macammacam siswa dengan berbagai macam
karakteristik seperti tingka laku, tingkat kematangan emosi, intelegensi dan latar
belakang yang berbeda. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam
kehidupan manusia, karena di mana pun dan kapan pun di dunia pasti membutuhkan
proses pendidikan. Pendidikan sendiri pada hakikatnya yakni bertujuan untuk
memuliakan manusia. Agar tercapainya pendidikan yang baik dan benar, diperlukan
suatu ilmu yang mengkaji secara mendalam bagaimana cara ilmu pendidikan tersebut
dilaksanakan. Ilmu yang menjadi modal dasar tersebut harus teruji. Fenomena
pendidikan dapat dipelajari melalui metode ilmiah dan telah menghasilkan ilmu
pendidikan. Ilmu pendidikan itu juga dapat menjadi ilmu dasar dan juga petunjuk dalam
rangka praktek pendidikan. Dengan dasar ilmu pendidikan para pendidik dapat
menyusun desain pembelajaran, yang memuat tujuan, isi, metode, dan teknik mengajar
serta evaluasinya. Implementasi praktek dalam pendidikan di sekolah dasar juga harus
disertai ilmu, karena tanpa adanya ilmu maka praktek pendidikan tersebut di sekolah
dasar tidak akan terwujud karena siswa juga tidak akan mampu menerima praktek
pendidikan yang tidak disertai ilmu. Ketika praktek pendidikan tanpa ilmu, anak didik
tidak akan mampu menyerap dan menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru
ataupun pendidik.

2. Jelaskan tentang pemahaman pendidik sebagai insan pembelajar!


Jawab: Guru adalah insan pembelajar, yang selain mengajar secara wajar juga harus
terus belajar, membaca, menulis, serta menghasilkan bahan-bahan ajar dan karya-karya
ilmiah yang relevan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan pribadi
yang berpengaruh besar dalam proses pembelajaran. Dalam rangka meingkatkan
efektivitas belajar siswa, guru memiliki peran penting dalam kegiatan belajar. Sebagai
orang yang lebih mampu, guru memiliki peran penting sebagai sumber informasi,
pemberi nasihat dan ilmu pengetahuan. Peran guru sebagai pembelajar adalah dimana
tugas guru tidak hanya sebagai pengajar tetapi juga berperan sebagai: informator,
organisator, motivator, pengarah atau director, inisiator, transmitter, fasilitator,
mediator, evaluator. Selain itu guru juga harus mengetahui kondisi peserta didik,
diantaranya adalah: karakteristik peserta didik, perkembangan fisik, emosional peserta
didik, intelegensi peserta didik serta moral peserta didik. Tidak banyak yang tahu bahwa
seorang guru mempunyai sembilan peran sekaligus dalam proses pembelajaran. Guru
juga sering melupakan bahwa sikap, perilaku, cara berbicara, berpakaian bahkan cara
menyelesaikan masalah akan dijadikan contoh bagi peserta didik. sedangkan peserta
didik usia SD adalah peserta didik yang dalam pertumbuhan dan perkembangannya
membutuhkan orang dewasa untuk menjadikan pribadi yang lebih baik. Oleh karena itu
penulisan ini dilakukan agar guru semakin mengerti dan mengetahui perannya dalam
proses pembelajaran serta menerapkan dalam proses pembelajaran. Terkait hal itu guru
diminta untuk lebih menerapkan model pembelajaran yang bervariasi agar tujuan yang
ingin dicapai peserta didik dapat terlaksana.

3. Bagaimana dalam implementasi guru profesional yang mencirikan pembelajaran abad


21?
Jawab: Guru profesional abad 21 adalah guru yang terampil dalam pengajaran, mampu
membangun dan mengembangkan hubungan antara guru dan sekolah dengan
komunitas yang luas, dan seorang pembelajar sekaligus agen perubahan di sekolah.
Guru profesional abad 21 adalah guru yang mampu menjadi pembelajar sepanjang karir
untuk peningkatan keefekfifan proses pembelajaran siswa seiring dengan
perkembangan lingkungan; mampu bekerja dengan, belajar dari, dan mengajar kolega
sebagai upaya menghadapi kompleksitas tantangan sekolah dan pengajaran; mengajar
berlandaskan standar profesional mengajar untuk menjamin mutu pembelajaran; serta
memiliki berkomunikasi baik langsung maupun menggunakan teknologi secara efektif
dengan orang tua murid untuk mendukung pengembangan sekolah.
Guru di abad 21 memiliki karakteristik yang spesifik dibanding dengan guru pada abad-
abad sebelumnya. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Memiliki semangat juang dan etos kerja yang tinggi disertai kualitas keimanan dan
ketakwaan yang mantap.
2. Mampu memanfaatkan iptek sesuai tuntutan lingkungan sosial dan budaya di
sekitarnya.
3. Berperilaku profesional tinggi dalam mengemban tugas dan menjalankan profesi.
4. Memiliki wawasan ke depan yang luas dan tidak picik dalam memandang berbagai
permasalahan.
5. Memiliki keteladanan moral serta rasa estetika yang tinggi.
6. Mengembangkan prinsip kerja bersaing dan bersanding.

4. Guru harus memiliki kompetensi standar, jelaskan standar kompetensi guru yang
profesional!
Jawab: Berikut adalah penjelasan 4 standar kompetensi guru professional:
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan atau keterampilan guru mengelola
proses pembelajaran atau interaksi belajar mengajar dengan peserta didik. Terdapat
7 aspek dalam kompetensi pedagogik yang wajib dikuasai, yaitu:
1. Karakteristik para peserta didik
2. Teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik
3. Pengembangan kurikulum
4. Pembelajaran yang mendidik
5. Pengembangan potensi para peserta didik
6. Cara berkomunikasi
7. Penilaian dan evaluasi belajar
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian berkaitan dengan karakter guru, yang wajib dimiliki agar
menjadi teladan bagi para peserta didik. Selain itu, para guru juga harus mampu
mendidik para muridnya agar membantu mereka memiliki kepribadian yang baik.
Terdapat beberapa kepribadian yang harus dimiliki guru, yaitu:
1. Kepribadian yang stabil, bertindak sesuai dengan norma sosial dan bangga
menjadi guru.
2. Kepribadian yang dewasa, menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai
pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
3. Kepribadian yang arif menampilkan tindakan yang didasarkan pada
kemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan
keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
4. Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang berpengaruh
positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
5. Berakhlak mulia meliputi bertindak sesuai dengan norma religious dan
memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional ini adalah kemampuan atau keterampilan yang harus
dimiliki guru agar tugas-tugas keguruan dapat diselesaikan dengan baik dan benar.
Keterampilan ini berkaitan dengan hal-hal yang teknis dan berkaitan langsung
dengan kinerja guru. Indikator kompetensi profesional guru adalah:
1. Menguasai materi pelajaran yang diampu, meliputi struktur pelajaran, konsep
pelajaran dan pola pikir keilmuan materi tersebut.
2. Menguasai Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan tujuan
pembelajaran dari pelajaran yang diampu.
3. Mampu mengembangkan materi pelajaran dengan kreatif sehingga bisa
memberi pengetahuan dengan lebih luas dan mendalam.
4. Mampu bertindak reflektif dami mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan.
5. Mampu memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam
proses pembelajaran serta pengembangan diri.
4. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi secara efektif
dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. Kemampuan ini meliputi:
1. Bertindak objektif, tidak diskriminatif berdasarkan jenis kelamin, agama, ras,
kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial keluarga.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun kepada sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki keragaman
sosial budaya.
4. Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan.

5. Jelaskan bagaimana tentang dimensi budaya dalam pelaksanaan di sekolah dalam


rangka mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah!
Jawab: Budaya di Sekolah sangat mendukung kegiatan belajar mengajar di kelas,
pentingnya budaya yang baik dalam sekolah akan menjadikan peserta didik memiliki
kepribadian yang baik pula, contoh dimensi budaya dalam pelaksanaan disekolah
dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah adalah disiplin dan tepat
waktu saat pergi ke sekolah, mengikuti aturan seragam yang berlaku, mengikuti upacara
bendera setiap hari senin, dan mengimplementasi program 5S (senyum, sapa, salam,
sopan, santun) di dalam lingkungan sekolah. Budaya sekolah yang baik akan
membentuk output siswa berperilaku baik dan mendukung ketercapaian prestasi belajar
siswa, hal ini dikarenakan budaya sekolah merupakan jiwa (spirit) sebuah sekolah yang
memberikan makna terhadap kegiatan kependidikan sekolah tersebut, jika budaya
sekolah lemah, maka ia tidak kondusif bagi warga sekolah itu sendiri.

6. Unsur didaktik pendidikan di Indonesia salah satunya ada kurikulum, jelaskan muatan
standar kurikulum!
Jawab: Muatan Standar Kurikulum (Kurikulum Standar Nasional/KSN) adalah
seperangkat kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa di setiap jenjang
pendidikan di Indonesia. Muatan Standar Kurikulum mencakup berbagai mata
pelajaran dan kompetensi yang diharapkan siswa capai. Muatan Standar Kurikulum di
Indonesia didasarkan pada prinsipprinsip pendidikan yang diakui secara nasional dan
mencerminkan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum ini dirancang untuk
memberikan landasan pendidikan yang seragam kepada semua siswa di seluruh negeri,
memastikan bahwa mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang esensial
untuk tumbuh dan berkembang. Namun, implementasinya juga memperhitungkan
keberagaman budaya, agama, dan kondisi geografis di seluruh negeri.

7. Jelaskan perkembangan pendidikan pada masa reformasi hingga sampai sekarang!


Jawab: Pendidikan pada masa reformasi mengalami suatu perkembangan yang pada
dasarnya lebih maju dari pada pendidikan pada masa orde baru. Pendidikan pada zaman
reformasi mengutamakan pada perkembangan peserta didik yang lebih terfokus pada
pengelolaan masing-masing daerah (otonomi pendidikan). Dalam hal tenaga
kependidikan diberlakukan suatu kualifikasi profesional untuk lebih meningkatkan
mutu pendidikan Indonesia. Sedangkan sarana dan prasarana juga sudah mengalami
suatu peningkatan yang baik. Namun dari pada hal tersebut pendidikan yang ada di
Indonesia masih belum mengalami suatu pemerataan. Ini terlihat dari adanya beberapa
sekolah-sekolah terutama di daerah pedalaman masih terdapat keterbatasan dalam
berbagai aspek penyelenggaraannya. Dinamika sosial politik Indonesia yang juga
berdampak pada perubahan kurikulum merupakan suatu bentuk penyempurnaan dalam
bidang pendidikan untuk meningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Era reformasi
melahirkan keterkejutan budaya, bagaikan orang yang terkurung dalam penjara selama
puluhan tahun kemudian melihat tembok penjara runttuh. Mereka semua keluar
mendapati pemandangan yang sangat berbeda, kebebasan dan keterbukaan yang nyaris
tak terbatas. Suasana psikologis eforia itu membuat masyarakat tidak bisa berfikir
jernih, menuntut hak tapi lupa kewajiban, mengkritik tetapi tidak mampu menawarkan
solusi. Keberhasilan reformasi pendidikan ditentukan oleh keberhasilan dalam
memberdayakan guru/dosen, dimana guru/dosen me-miliki otonomi profesional dan
kekuasaan untuk menentukan bagaimana visi dan misi sekolah/institusi
pendidikan/lembaga pendidikan harus diimplementasikan dalam praktek sehari- hari.
Selain itu pemberdayaan guru/dosen perlu dilakukan pula melalui pemberian
kesempatan dan dorongan bagi mereka untuk selalu belajar menambah ilmu. Proses
pembelajaran (learning) sepanjang waktu bagi tenaga pendidik/guru/dosen merupakan
keharusan dan menjadi titik sentral dalam reformasi Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai