Anda di halaman 1dari 7

PERAN GURU PROFESIONAL TERHADAP PENINGKATAN

ETIKA MURID DI ZAMAN MILENIAL

OLEH:

TYO KRISTIAWAN

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Halu Oleo

Prof. Dr. Drs. I KETUT SUARDIKA S.Pd., M.Si

Dosen Pengampu Mata Kuliah Profesi Kependidikan

KENDARI- Tuntutan guru profesional terhadap peningkatan etika murid di


zaman milenial menjadi sangat penting di tengah semakin beratnya tantangan
dunia pendidikan. Guru profesional adalah semua orang yang memiliki atau
mempunyai kewenangan dan juga tanggung jawab terhadap suatu pendidikan
siswa, baik itu secara individual ataupun juga secara klasikal. Guru profesional
tersebut sangat dibutuhkan disemua tempat khusunya di Indonesia karena dapat
meningkatkan mutu pendidikan baik sekolah negeri maupun swasta yang nantinya
dapat mengatur pola pikir murid yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dalam hal
ini menjadi tahu dalam beretika dan berakhlak yang baik terhadap guru ataupun
teman sejawat.
Dalam pembelajaran tatap muka pertemuan ketiga mata kuliah profesi
kependidikan yang dilaksanakan di kampus hijau bumi tridarma tepatnya di
gedung perkuliahan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, bapak Prof. Dr. Drs. I
Ketut Suardika S.Pd., M.Si Menuturkan bahwa “Guru profesional adalah guru
yang harus menguasai, membuat dan mengaplikasikan metode pembelajaran yang
baik, didalamnya berisikan pembuatan evaluasi, membuat dan menggunakan
media pembelajaran, melakukan sesi tanya jawab dan lain sebagainya. Serta guru
profesional menurut bapak Prof. Dr. Drs. I Ketut Suardika S.Pd., M.Si adalah
guru yang harus bisa dan tahu dalam pembuatan RPP, penyusunan silabus dan
perangkat pembelajaran”.

Menurut Rebore (1991) mengemukakan beberapa karakteristik guru


profesional yaitu seorang guru memiliki pemahaman dan penerimaan dalam
melaksanakan tugas, memiliki kemauan melakukan kerja sama secara efektif
dengan siswa, guru, orang tua siswa, dan masyarakat, mampu mengembangkan
visi dan pertumbuhan jabatan secara terus menerus, mengutamakan pelayanan
dalam tugas, mengarahkan dan menekan siswa dalam menumbuhkan pola
perilaku siswa, serta melaksanakan kode etik jabatan. Sementara itu, menurut
Glickman (1981) guru profesional memiliki tingkat berpikir abstrack yang tinggi,
yaitu mampu merumuskan konsep, menangkap, mengidentifikasi, dan
memecahkan berbagai macam persoalan yang dihadapi dalam tugas, dan juga
komitmen yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Sedangkan menurut Welker
(1992) bahwa guru profesional merupakan guru yang dapat melaksanakan tugas
dengan baik dan selalu mengembangkan diri.

Artikel ini memiliki tujuan supaya guru menjadi peran penting dalam
medidik etika murid di zaman milenial, karena zaman sekarang ini banyak murid
yang tidak paham mengenai etika, budi pekerti luhur, dan akhlak yang baik. Serta
supaya pembaca artikel ini mampu mengembangkan dan menambah wawasan
mengenai beretika yang baik, dalam hal ini beretika yang baik terhadap yang lebih
tua maupun muda.
Saat ini negara Indonesia sering di terpa masalah mengenai etika murid
yang tidak sopan terhadap guru di sekolah, salah satu contoh yang sering
ditampilkan di media sosial maupun televisi yaitu seorang siswa yang melakukan
pemukulan atau perlawanan apabila ditegur kepada gurunya, ini adalah salah satu
sikap atau etika yang sangat tidak terpuji dan tidak baik dicontoh bagi para pelajar
yang ada di Indonesia, karena dapat berdampak merusak nama baik atau citra
sekolah.

Peran guru profesional untuk meningkatkan etika murid dapat dilakukan


dengan cara membuat organisasi di sekolah, ataupun membuat penyuluhan dan
sosialisasi yang didalamnya membahas tentang etika yang baik terhadap guru,
orang tua atupun orang-orang disekitar. Etika harus ditanamkan sejak dini, karena
etika inilah yang mampu membawa murid atau pelajar keranah yang lebih baik.
Etika murid perlu peningkatan di zaman milenial karena etika adalah salah satu
landasan yang dapat merperbaiki sikap murid yang tadinya tidak baik menjadi
baik bahkan sangat baik.

Etika adalah penilaian sifat benar atau tidak baiknya dari tindakan sosial
berdasarkan kepada tradisi yang dimiliki oleh individu maupun kelompok ataupun
pihak-pihak yang lain. Pembentukan etika melalui proses filsafat sehingga etika
merupakan bagian dari filsafat, Unsur utama yang membentuk etika adalah moral,
Moral adalah baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban, dan sebagainya. Moral merupakan suatu perilaku yang berada dalam
diri seseorang baik itu guru, murid dan orang tua. Moral mengajarkan berperilaku
yang baik dan benar yang nantinya dapat di aplikasikan kepada murid ataupun
masyarakat sekitar.

Guru harus selalu memantau etika murid apabila ada seorang murid yang
memiliki etika yang tidak baik, maka dari itu sebaiknya guru mengantisipasi
dengan cara memberikan kegiatan-kegiatan religius atau keagamaan supaya murid
tersebut bisa menerapkan etika yang baik di kehidupan sehari-hari. Serta guru
perlu membimbing, melatih, dan memotivasi bagi murid yang belum memahami
betapa pentingnya etika yang baik.

Menurut Aristoteles, etika dapat dibagi menjadi dua antara lain terminius
technikus dan manner and custom. Terminius technikus ialah etika yang dipelajari
sebagai ilmu pengetahuan untuk mempelajari suatu problema tindakan manusia.
Sedangkan manner and custom adalah membahas mengenai etika yang
berhubungan atau berkaitan dengan tata cara serta adat kebiasaan yang sudah
melekat terhadap kodrat manusia yang terkait dengan baik dan buruk perilaku,
tingkah laku, ataupun perbuatan manusia yang tidak sesuai. Menurut K Bertens
etika adalah nilai dan norma ataupun moral yang menjadi pegangan seseorang
atau suatu kelompok untuk mengatur perilaku yang baik dan benar. Menurut WJS
Poerwadarminto berpendapat etika yakni ilmu pengetahuan tentang asas-asas
akhlak atau moral. Sedangkan Menurut Hamzah Yakub etika adalah menyelidiki
suatu perbuatan yang baik dan buruk.

Slogan guru digugu dan ditiru memiliki makna dalam bagi kehidupan
seorang guru. Landasan falsafah dibalik slogan ini adalah sosok guru dapat
dipercaya dan ditiru. Hal ini mengisyaratkan dalam berbagai kegiatan kehidupan,
masyarakat berharap guru sebagai teladan bagi murid.

Guru yang profesional harus mampu mengajarkan etika yang baik


terhadap murid-muridnya. Dalam belajar guru tidak hanya mengajarkan teori
tetapi guru harus mengajarakan muridnya untuk mempraktekan sesuatu yang telah
diajarkan didalam teori, terutama mempraktekan cara beretika yang baik karena
guru harus menjadi garda terdepan bagi murid dalam menuntut ilmu yang baik
dan benar.

Walaupun peran yang lain juga sangat penting, namun jika kompetensi
guru sudah terbangun baik, pastinya elemen yang lain dapat kita selaraskan
dengan saling bersinergi dalam membangun etika dan akhlak yang baik terhadap
murid. Justru itu seorang guru profesional harus memiliki skil yang baik dalam
peningkatan etika murid, dan guru profesional tidak boleh menyontohkan yang
tidak baik terhadap muridnya tetapi guru harus mampu menjaga sikap dan etika
kepada siapapun karena murid akan menyontohi perbuatan apa saja yang
dilakukan oleh seorang guru.

Berkembangnya teknologi di zaman milenial ini, murid harus mencari


informasi mengenai etika yang baik di berbagai media misalnya TV, koran,
majalah, dan media sosial. Karena etika adalah salah satu faktor yang sangat
berpengaruh di kehidupan sehari-hari, sehingga murid di zaman milenial perlu
menanamkan etika sejak dini, sehingga pada saat dewasa nanti, murid sudah tahu
cara beretika yang baik terutama kepada guru dan orang tua.

Sejalan dengan yang telah dijelaskan oleh bapak Prof. Dr. Drs. I Ketut
Suardika S.Pd., M.Si banyak hasil kuliah yang kami dapatkan selaku mahasiswa,
salah satunya adalah pemaparan mengenai seorang guru yang berjualan
dilingkungan sekolah sedangkan seperti yang kita tahu bahwa guru sudah
mendapatkan tunjangan dan ini merupakan tindakan guru yang tidak profesional,
tetapi dalam pemaparan oleh bapak Prof. Dr. Drs. I Ketut Suardika S.Pd., M.Si
beliau tidak menyalahkan seorang guru, Tuturnya “Guru boleh berjualan tetapi
berjualan jangan dilakukan didalam sekolah tetapi dilakukan diluar sekolah
supaya tidak menghambat dan menggangu konsentrasi siswa saat belajar”.

Guru profesional menurut UU No. 14 Tahun 2005 bahwasannya guru


“Wajib memiliki kualitas akademik, harus mempunyai kompetensi yang
memadai, serta mempunyai sertifikat pendidik yang diikut sertakan dalam
Pendidikan profesi guru, sehat jasmani dan rohani, serta harus memiliki
kemampuan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional”. Dan menurut UU No.
14 Tahun 2005 mengenai guru dan dosen Pasal 10 ayat 1 kompetensi guru
diantaranya kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
serta kompetensi profesional yang dapat diperoleh melalui ikut serta pada
pendidikan profesi. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dan skil
seorang guru dalam memahami pemahaman peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, dan pengembangan peserta didik, hingga evaluasi hasil
belajar peserta didik untuk mengaktualisasi potensi yang peserta didik atau murid
miliki. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
berakhlak mulia, berwibawa serta menjadi teladan bagi murid. Kompetensi sosial
adalah kemampuan dalam mengelola hubungan masyarakat yang butuh dengan
berbagai keterampilan, kecakapan dan kapasitas dalam menyelesaikan masalah.
Kompetensi profesional yaitu penguasaan terhadap materi kurikulum mata
pelajaran dan substansi ilmu yang menaungi materi pembelajaran dan menguasai
struktur serta metodologi keilmuannya.

Maka apabila seorang guru profesional sudah mempunyai keempat


kompetensi diatas, diharapkan bisa meningkatkan etika murid di zaman milenial
ini dengan berbagai metode yang efektif dan mudah dimengerti murid, karena
guru profesional sangat berperan “Terhadap Peningkatan Etika Murid Di Zaman
milenial”.
Sumber:

Disdikpora(2016)https://disdikpora.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/
pengertian-profesionalisme-guru-63 Buleleng
Media Indonesia (2022)
https://mediaindonesia.com/humaniora/499059/pengertian-etika-menurut-para-
ahli-fungsi-dan-contoh Jakarta
Budy sulistiawan (2020)
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13270/Generasi-Millennial-
Sumber-Ide.html Jakarta Pusat

Anda mungkin juga menyukai