Anda di halaman 1dari 8

Guru di era global adalah guru yang mempunyai tugas memberikan pendidikan bermutu secara

profesional. Wardiman Djojonegoro dalam konteks ini pernah menyatakan dalam makalahnya bahwa
bangsa kita menyiapkan diri untuk memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Ciri SDM
yang berkualitas tersebut adalah memiliki kemampuan dalam menguasai keahlian dalam suatu
bidang yang berkaitan dengan iptek, mampu bekerja secara profesional dengan orientasi mutu dan
keunggulan, dan dapat menghasilkan karya-karya unggul yang mampu bersaing secara global sebagai
hasil dari keahlian. Sebagai tenaga pendidikan, guru professional tidak lepas dari pencitraan yang
diberikan dari orang lain.

Dalam kehidupan bermasyarakat di era global ini,guru di satu sisi diharapkan lebih bermoral dan
berakhlak daripada masyarakat umum tetapi di sisi lain muncul problem baru sebagai tantangan
manakala guru tidak memiliki kemampuan materi untuk memiliki segala akses dan jaringan informasi
seperti TV, buku-buku, majalah, Koran, dan internet untuk meningkatkan profesionalnyasekaligus
memperkaya informasi mengenai perkembangan pengetahuan dan berbagai dinamika kehidupan
global, sehingga sangat sulit dibayangkan guru dapat tampil lebih professional dan memiliki
tanggungjawab moral profesi sebagai konsekuensinya di era global ini.

Pemerintah pun berupaya mengatasi problem tersebut dalam meningkatkan profesionalitas guru
dengan mengadakan sertifikasi guru untuk meningkatkan kesejahteraanya. Perhatian pemerintah
tersebut diharapkan dapat memberi solusi terhadap persoalan dunia pendidikan khususnya kepada
guru untuk tetap berkomitmen meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan di era
global sekarang ini.

Menghadapi tantangan demikian, diperlukan guru yang benar-benar profesional. Dalam konteks ini
Makagiansar menawarkan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru guna menghadapi era
global yaitu:

1.Kemampuan antisipasi

Kemampuan antisipasi merupakan kemampuan yang harus dimiliki seorang pendidik untuk
mengantisipasi dan mencegah terjadinya masalah baik dalam proses pembelajaran maupun masalah
yang mungkin timbul diluar pembelajaran. Misalnya kemampuan antisipasi dapat dilakukan dengan
cara guru mempersiapkan sarana prasarana dan segala sesuatunya agar tidak terjadi kendala dalam
proses KBM.

2.Kemampuan mengenali dan mengatasi masalah

Seorang pendidik perlu melakukan pendekatan terhadap peserta didiknya untuk dapat mengenali
dan mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh peserta didiknya baik itu yang berkaitan dengan
akademi maupun non akademi. Tidak hanya berhenti pada mengenali masalah saja, namun juga
dilakukan follow up pemilihan solusi dari masalah yang dihadapi siswa dan melaksanakan solusi
tersebut sehingga masalah peserta didik dapat teratasi.

3.Kemampuan mengakomodasi

Seorang guru harus mampu mengakomodasi perbedaan yang terdapat pada peserta didiknya.
Perbedaan disini dapat berupa kebutuhan antara satu individu dengan individu lain. Guru dapat
mengakomodasi kebutuhan peserta didik dalam kaitannya dengan pembelajaran seperti
menyediakan kebutuhan akan ilmu, dan sarana prasarana bila mampu.

4.Kemampuan melakukan reorientasi


Sikap terhadap suatu hal. Guru perlu menentukan acuan-acuan apa saja yang akan dicapai Sebagai
pendidik, guru harus mampu melakukan reorientasi yaitu meninjau kembali suatu wawasan dan
menetukan dan membuat peserta didiknya yakin dan termotivasi untuk mencapai tujuan tersebut.

5.Kompetensi generic (generic competences)

Kemampuan generik merupakan kemmapuan yang harus dimiliki seorang pendidik yang didalamnya
mencakup strategi kognitif, dan dapat pula dikenal dengan sebutan kemampuan kunci-kunci,
kemampuan inti (core skill), kemampuan essensial, dan kemampuan dasar. Kemampuan generik
antara lain meliputi : keterampilan komunikasi, kerja tim, pemecah masalah, inisiatif dan usaha
(initiative dan enterprise), merencanakan dan mengorganisasi, menegemen diri, keterampilan belajar
dan keterampilan teknologi (Gibb dalam Rahman, 2008)

6.Keterampilan mengatur diri (managing self skills),

Mendorong diri sendiri untuk mau mengatur semua unsur kemampuan pribadi, mengendalikan
kemauan untuk mencapai hal-hal yang baik, dan mengembangkan berbagai segi dari kehidupan
pribadi agar lebih sempurna. Bagaimana seseorang guru bisa menjadi seorang guru yang professional
dan berbudi luhur kalau ia tidak dapat mendorong, mengatur, mengendalikan, dan mengembangkan
semua sumber daya pribadinya. Oleh karena itu keterampilan mengatur diri bagi seorang guru
adalah sangat mutlak diperlukan agar dapat menjalankan segala tugasnya dengan baik.

7.keterampilan berkomunikasi (communicating skills),

Keterampilan berkomunikasi adalah keterampilan utama yang harus dimiliki untuk mampu membina
hubungan yang sehat dimana saja, di lingkungan sosial, sekolah, usaha dan perkantoran, di kebun
atau dimana saja. Sebagian besar masalah yang timbul dalam kehidupan sosial adalah masalah
komunikasi. Jika keterampilan komunikasi dimiliki maka akan sangat besar membantu
meminimalisasi potensi konflik sekaligus membuka peluang sukses

8.Kemampuan mengelola orang dan tugas (ability of managing people and tasks)

Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat mengelola peserta didiknya sekaligus
tugas keguruanya agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Mengelola orang dengan mengenali
emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang lain. Penguasaan
keterampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang
disebut Stephen Covey sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu sebelum
dimengerti. Keterampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan manusia secara efektif.
Dari segi tugas,guru berfungsi memberikan dorongan kepada siswa untuk dapat belajar lebih giat,
dan memberikan tugas kepada siswa sesuai dengan kemampuan dan perbedaan individual peserta
pendidik.

9.Kemampuan mobilisasi pengembangan dan perubahan (mobilizing innovation and change).

Kemampuan mobilisasi perkembangan dan perubahan yaitu guru berfungsi melakukan kegiatan
kreatif, menemukan strategi, metode, cara-cara, atau konsep-konsep yang baru dalam pengajaran
agar pembelajaran bermakna dan melahirkan pendidikan yang berkualitas. Guru bertanggung jawab
untuk mengarahkan perkembangan peserta didik sebagai generasi muda yang akan menjadi pewaris
masa depan dan guru berperan untuk menyampaikan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi kepada masyarakat.
Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta semangat kompetitif juga meruapakan hal
penting bagi guru-guru yang profesional karena diharapkan mereka dapat membawa atau
mengantarkan peserta didiknya mengarungi dunia ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memasuki
era global yang melek ilmu pengetahuan dan teknolog, dan sangat kompetitif.

Di era global karakteristik guru harus jelas dan tegas dipertahankan antara lain adalah:

- Memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang mumpuni

- Memiliki kepribadian yang kuat dan baik

-Memiliki keterampilan membangkitkan minat peserta didik dalam bidang IPTEK

Setidaknya ada empat prasyarat bagi seorang guru agar dapat bekerja professional, yaitu:

1.kemampuan guru mengolah/ menyiasati kurikulum,

2.kemampuan guru mengaitkan materi kurikulum dengan Iingkungan

3.kemampuan guru memotivasi siswa untuk belajar sendiri

4.kemampuan guru untuk mengintegrasikan berbagai mata pelajaran menjadi kesatuan konsep yang
utuh (perlu adanya pembelajaran terpadu)

Sumber :

https://www.kompasiana.com/noviana-trilestari/551140bda33311e742ba7f19/peran-guru-dalam-
era-globalisasi
Assalamualaikum Wr.Wb
Nama : Elly Asgiarti
NIM : 858461264
- Erikson mengembangkan teori psikologi sosial, menurutnya, tahap perkembangan
anak dibagi menjadi 8 tahap berikut ini: 1. Kepercayan dasar dan ketidakpercayan
dasar, 2. Otonomi/mandiri dan malu dan ragu-ragu, 3. Inisiatif dan rasa bersalah, 4.
Tekun dan rasa rendah diri, 6. Keintiman dan keterkucilan, 7. Bangkit dan stagnan, 8.
Integritas putus asa.
- Piaget, seorang pakar teori kontruvitism, membagi perkembangann kognitif anak
menjadi 4 tahap: 1. Sensorimotor, 2. Praoperasional, 3. Opeasional konkret, 4.
Operasional formal.
- Vygotsky mengembangka teori sosiokultura. Ia berpandangan bahwa faktor biologi
( nature) dan faktor sosial (nurture) berpengaruh pada perkembangan manusia.
Vygotsky berpendapat bahwa faktor budaya sangat mempengaruhi perkemmbangan.
- Teori belajar sosial yang di bangun oleh Albert Bandura menjelaskan bahwa anak-
anak belajar untuk berperilaku tertentu karena mereka memahami konsekuensi dari
perilaku tersebut. Mereka belajar tentang konsekuensi dari suatu perilaku melalui
observasi dan interaksi dengan orang lain.
- Ada dua konsep penting dalam teori belajar sosial, yaitu modelling dan self efficacy.
1. Modeling adalah proses dimana anak mengamati dan meniru perilaku orang lain,
yang dianggapnya sebagai model atau contoh yang pantas ditiru.
2. Self-efficacy adalah persepsi seseorang tentang dirinya sendiri tentang seberapa
kompetannya diri sendiri, seberapa pandainya diri sendiri, dan kemampuan diri
untuk mencapai standar dan tujuan yang dirinya yang dirinya tetapkan.
- Teori system ekologi yang dikembangkan Bronfenbrenner menjelaskan bahwa faktor
dalam diri anak dan juga lingkungannya mempengaruhi perkembangan anak.
Mempelajari teori-teori perkembangan memiliki manfaat nyata bagi guru dalam memahami
bagaimana peserta didik belajar dan berkembang. Berikut adalah beberapa manfaat yang
dapat diperoleh oleh guru dengan mempelajari teori-teori perkembangan:
- Memahami perbedaan peserta didik Teori perkembangan membantu guru untuk
memahami bahwa setiap peserta didik memiliki perbedaan dalam cara mereka belajar,
berkembang, dan berinteraksi dengan lingkungan. Dengan memahami perbedaan ini, guru
dapat merancang strategi pembelajaran yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan dan
keunikan setiap peserta didik.
- Mengembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif Dengan memahami teori-teori
perkembangan, guru dapat merancang metode pembelajaran yang sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik. Hal ini dapat membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran
dan membantu peserta didik mencapai potensi maksimal mereka.
- Meningkatkan hubungan guru-peserta didik Teori perkembangan juga membantu guru
dalam memahami kebutuhan dan keunikan setiap peserta didik. Dengan memahami hal ini,
guru dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan peserta didik, mengenali
kebutuhan mereka, dan memberikan dukungan yang tepat untuk membantu mereka mencapai
tujuan pembelajaran.
- Meningkatkan pemahaman tentang pengembangan kurikulum Dengan memahami teori-
teori perkembangan, guru dapat memahami bagaimana peserta didik belajar dan berkembang,
serta bagaimana mereka dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Hal ini dapat
membantu guru dalam merancang kurikulum yang lebih efektif dan relevan dengan
kebutuhan peserta didik.
- Menjadi guru yang lebih baik secara keseluruhan Mempelajari teori-teori perkembangan
membantu guru untuk memahami peserta didik dari perspektif yang lebih luas. Hal ini dapat
membantu guru menjadi lebih baik dalam mengajar, merancang pembelajaran, dan
berinteraksi dengan peserta didik secara keseluruhan. Dengan demikian, mempelajari teori-
teori perkembangan memiliki manfaat nyata bagi guru dalam meningkatkan efektivitas
pembelajaran, meningkatkan hubungan guru-peserta didik, dan meningkatkan kemampuan
guru secara keseluruhan.

Sumber : MKDK4002/MODUL 1
https://temanggung.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-2616581860/

ososial-teori-konstruktivism?page=all

1. Berdasarkan pengamatan Anda di sekolah tempat Anda mengajar apakah kemampuan guru
kelas terhadap keterampilan berolah seni sudah memadai atau belum?
Menurut pengamatan saya, kemampuan guru kelas terhadap keterampilan berolah seni masih belum memadai
karena tidak keseluruhan guru kelas mampu berolah seni dengan baik . Namun, secara umum, kemampuan guru
dalam mengajarkan keterampilan seni di sekolah sangat penting untuk mendukung pengembangan potensi siswa
di dalaam seni.

2. Bagaimana solusi Anda untuk menanggulangi hal-hal yg dianggap kurang memadai dalam
melaksanakan proses pembelajaran seni di SD?

Solusi untuk menanggulangi hal-hal yang dianggap kurang memadai dalam melaksanakan
proses pembelajaran seni di SD dapat beragam. Beberapa solusi yang mungkin termasuk
memberikan pelatihan dan workshop kepada guru kelas tentang keterampilan berolah seni,
menyediakan fasilitas dan sumber belajar yang memadai, serta melibatkan orang tua dan
masyarakat dalam proses pembelajaran seni. Solusi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran seni di SD Pendidi kan seni pada peserta didik. Dan dapat berupa ekstrakul ikuler
Menurut saya cara menerapkan Pendidikan Seni Di SekolahDalam pembelajaran SD yang masih
kurang dapat diberikan pembelajaran teori dan prakteknya agar mendapatkan hasil yang
maksimal. Dari pembelajaran praktek tersebut maka akan ada perkembangan dari pola pikir
dari peserta didik. Pendidikan seni di sekolah adalah agar peserta didik mendapatkan pegalaman
dalam menciptakan karya, pengalaman untuk merasakan fungsi pendidikan seni di
d a l a m kehidupan. Apabila guru kelas kurang memadai dalam berolah seni terutama dalam prakteknya,maka
sekolah bisa memberikan ekstrakulikuler setiap minggunya, dan diajar oleh guru yang sudah
berpengalaman atau yang sudah terjun dalam seni. Sehingga tidak menyebabkan asal-
asalan dalam
mengajarkan c u k u p u n t u k m e m b e r i k a n p e n g a l a m a n k e p a d a p e s e r t a d
i d i k . S e l a i n i t u , d a l a m ekstrakulikuler di sekolah ini juga dapat meringankan beban
orang tua yang kekurangan biaya untuk mengikutkan anaknya masuk ke dalam sanggar seni.

1. Apakah semua guru telah mampu menunjukkan kewibawaannya, kepercayaan kepada anak
akan mampu dewasa, serta kepribadian yang patut diteladani?.

Dari pengamatan saya di sekolah, tidak semua guru selalu menunjukkan


kewibawaan, kepercayaan yang matang kepada peserta didik, serta kepribadian yang
patut diteladani. Ada guru yang memang memiliki kewibawaan alami dan mampu
membangun hubungan yang berlandaskan kasih sayang dan kepercayaan dengan
murid-muridnya, sehingga mereka menjadi contoh yang baik dan memiliki pengaruh
yang positif terhadap perilaku serta pembelajaran murid. Namun, ada juga guru yang
kesulitan dalam menunjukkan kewibawaan karena berbagai faktor, seperti kurangnya
pengalaman, kurangnya pelatihan profesional, atau mungkin karena masalah pribadi
yang mempengaruhi cara mereka mengajar dan berinteraksi dengan siswa.

Guru-guru yang kurang menunjukkan kewibawaan seringkali mengalami kesulitan


dalam mengelola kelas dan memotivasi siswa. Ini mungkin disebabkan oleh
kurangnya kepercayaan diri atau kurangnya kemampuan untuk berkomunikasi secara
efektif. Sebagai akibatnya, peserta didik mungkin tidak merasa dihargai atau
dipercaya untuk berkembang sesuai dengan potensinya, yang bisa berdampak
negatif pada lingkungan belajar secara keseluruhan.

2. Apakah upaya yang seharusnya dilakukan jika ada rekan kita tidak begitu peduli
dengan faktor-faktor ini?

Jika ada rekan yang tidak begitu peduli dengan faktor-faktor tersebut ,maka
beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:

- Sekolah harus menyediakan lebih banyak peluang untuk pelatihan profesional yang
tidak hanya fokus pada pengetahuan akademik tetapi juga pada pengembangan
keterampilan interpersonal dan emosional. Hal ini bisa meliputi workshop, seminar,
dan pelatihan tentang pengelolaan kelas dan teknik-teknik komunikasi empati.
- Mendorong sistem mentorship di mana guru yang lebih berpengalaman dan
memiliki kewibawaan tinggi dapat membimbing rekan yang kurang peduli. Ini tidak
hanya membantu dalam peningkatan kualitas mengajar tetapi juga memberikan
contoh langsung dari perilaku yang diharapkan.
- Peningkatan sistem evaluasi yang konstruktif dan berkesinambungan dapat
membantu guru-guru mengidentifikasi kekurangan mereka dan mendorong
perbaikan. Umpan balik dari siswa, rekan kerja, dan pengawas dapat memberikan
insight berharga tentang bagaimana guru tersebut dilihat oleh orang lain.

1. Apa yang bisa Saudara lakukan sebagai guru untuk mengembangkan


keterampilan pemecahan masalah dan penalaran anak SD di luar
lingkungan sekolah?
Ada beberapa langkah yang saya dapat lakukan sebagai berikut:
a. Membantu anak mengembangkan keterampilan pemecahan masalah:
- Berikan anak permasalahan yang mudah untuk dipesan dan berikan
solusi yang mudah untuk diikuti.
- Berikan anak contoh masalah yang mudah dan berikan solusi yang
dapat dijelaskan dengan mudah.
- Berikan anak tugas yang memerlukan pemecahan masalah.
-Berikan anak banyak praktis dan peluang untuk mencoba pemecahan
masalah.
b. Membantu anak mengembangkan penalaran:
- Berikan anak peluang untuk berbagi pandangan dan meningkatkan
kemampuan berbagi.
- Berikan anak banyak peluang untuk berbagi pengalaman dan
pendidikan.
- Berikan anak banyak peluang untuk berbagi ide dan kreativitas.
- Berikan anak banyak peluang untuk berbagi kepribadian dan
kepribadian.
2. Menurut Saudara, apakah ada dampak negatif dan positif model
pembelajaran klasikal terhadap bakat anak? Jika ada dampak negatifnya,
kemukakan contohnya dan solusinya.

- Dampak negatif model pembelajaran klasikal terhadap bakat anak adalah bahwa ia
dapat menyamakan kemampuan anak, karena semua siswa diberikan sama pelajaran
dan tidak diberikan peluang untuk mencoba dan mencoba. Contohnya adalah ketika
guru mengajar matematika, semua siswa diberikan soal matematika yang sama dan
tidak diberikan peluang untuk mencoba dan mencoba soal matematika yang sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Solusinya adalah untuk
mengembangkan model pembelajaran yang lebih fleksibel dan individu, sehingga
anak dapat mencoba dan mencoba sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
mereka.
- Dampak positif model pembelajaran klasikal adalah bahwa ia membantu
membangun disiplin dan kepribadian siswa. Contohnya adalah ketika guru mengajar
etika, semua siswa diberikan peluang untuk mengembangkan disiplin dan
kepribadian. Solusinya adalah untuk mengembangkan model pembelajaran yang
lebih fleksibel dan individu, sehingga anak dapat mencoba dan mencoba sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan mereka dalam membangun disiplin dan
kepribadian.

Anda mungkin juga menyukai