Anda di halaman 1dari 18

PENDIDIKAN

MATEMATIKA
KELOMPOK 3
• IWAN SETIAWAN
• ASEP IYANG
• EKA JUNIAR
• DHEA NOVIANTY NIGELLA
SATIVA
MODUL 4 : Perpangkatan/
penarikan akar pada bilangan
bulat dan sistem bilangan romawi
1.
Perpangkatan/ penarikan
KEGIATAN BELAJAR
akar bilangan bulat dan
1
penggunaannya

KEGIATAN BELAJAR
2 Bilangan romawi
KB 1 : Perpangkatan / penarikan akar
bilangan bulat dan
penggunaannya
[
=
Penarikan Akar
cara penarikan akar dari suatu bilangan cacah,
terkait erat dengan bahan kita sekarang ini yaitu
penarikan akar bilangan bulat.
Agar lebih jelas kita dapat memperhatikan
pasangan-pasangan bilangan misalnya 4 dan 2,
pasangan 9 dan 3, pasangan 16 dan 4, sebagai
relasi “kuadrat dari” yaitu :
4 kuadrat dari 2
9 kuadrat dari 3
16 kuadrat dari 4
Yang pada perpangkatan dapat ditulis dalam bentuk
pangkat dua (kuadrat) yaitu :
4= 2²
9= 3²
16 = 4²
Sebaliknya pasangan diatas dimulai yang kedua
maka relasi terhadap bilangan yang pertama
menjadi “akar pangkat dua” ditulis sebagai berikut :
2 adalah akar pangkat dari 4
3 adalah akar pangkat dari 9
4 adalah akar pangkat dari 16
Jadi proses mencari akara pangkat dua adalah
invers dari proses mencari kuadrat atau dengan
istilah yang sudah umum dapat kita nyatakan
dengan kalimat :
Penarikan Akar adalah invers dari perpangkatan.
Menacari bilangan lain yang kuadratnya sama
dengan bilangan semula, misalnya :
Akar dari 25 ialah mencari bilangan yang kuadratnya
sama dengan 25
Akar dari 36 ialah mencari bilangan yang kuadratnya
sama dengan 36
Akar dari 49 ialah mencari bilangan yang kuadratnya
Lambang untuk relasi akar (akar pangkat dua)
adalah “√” secara universal sehingga secara
singkat notasi penarikan akar pada contoh
sebagai berikut :
√25 = 5, sebab 5²=25
√36= 6, sebab 6²=38
√49= 5, sebab 7²=49
Secara umum dapat kita tulis √a=b, sebab
b²=a
Penerapan bilangan bulat dalam
masalah sehari-hari
1. Mengerti persoalan
bacalah soal cerita tersebut secara keseluruhan dengan saksama untuk memahami dan
mengerti permasalahannya. Untuk itu dengan bantuan dan bimbingan guru para siswa harus
mengetahui
a. Apa yang diketahui (mencari keterangan yang esensial).
b. Apa yang ditanyakan ( apa yang harus diselesaikan/ apa yang akan ditunjukkan)

2. Merencanakan penyelesaian
untuk dapat menyelesaikan soal cerita, para siswa harus dapat menetukan hubungan data-data dari yang diketahui
dengan yang dinyatakan. Pada konteks ini guru perlu membimbing para siswa untuk memilih kinsep-konsep atau
pengertian-pengertian yang telah dipelajari oleh para siswa guna dikombinasikan sehunga dapat dimanfaatkan
untuk menyelesaikan persoalannya. Langkah-langkahnya dapat seperti berikut :
a) Para siswa mengumpulkan informasi-informasi atau data-data yang sesuai guna menentukan operasi hitung
(pengerjaan hitung) yang diperlukan
b) Membuat model atau kalimat matematikanya, yaitu menjabarkan dari yang diketahui dengan yang
ditanyakan dalam bentuk simbol-simbol matematika. Apabila para siswa mengalami kesulitan maka guru
perlu membimbing dan mengarahkannya
3. Melaksanakan penyelesaian
a. Menyelesaikan soal cerita adalah menyelesaikan kalimat (model) matematika yang telah dibuatnya.
b. setiap langkah harus dicek untuk mengetahui kebenarannya sehingga para siswa dapat menghasilkan
penyelesaiannya sendiri. Nyatakan penyelesaiannya itu dalam Bahasa Indonesia, sehingga menjawab
pertanyaan dari soal cerita tersebut. Guru tentunya harus bersabar menanti dan jika perlu membimbing
dan mengarahkannya.

4. Memeriksa kembali
penyelesaian yang telah didapat itu harus diperiksa kembali. Pertanyaan-pertanyaan dari dalam diri para
siswa
perlu ditumbuhkan oleh kita sebagai guru, diantaranya :
0
2
a. Sudah cocokkah hasilnya?
b. Apa tidak ada hasil yang lain?
c. Apakah ada cara lain untuk menyelesaikan persoalan tersebut?
d. Dengan cara yang berbeda, apakah hasilnya tetap sama ?, dan sebagainya.
KB 2 : BILANGAN
ROMAWI
A.MENGENAL BILANGAN ROMAWI
1. Pengantar
Dalam pembelajaran bilangan romawi ada baiknya mengetahui dahulu yang di maksud dengan
• Bilangan.
Bilangan adalah sesuatu yang penting dalam matematika karena semua pelajaran yang menyankut bilangan tidak bisa terlepas
dari bilangan.bilangan dan lambang bilangan berbeda, perbedaannya antara objek dan nama objek tersebut.
• Lambang bilangan
Simbol atau gambar yang menggambarkan suatu bilangan. Lambang bilanagan disebut juga angka. System numerasi atau sistem
angka atau lambang bilangan itu bermacam-macam, ada angka Cina, Mesir, Yunani, Hindu-Arab, Romawi dan sebagainya.

2. Lambang Bilangan Romawi


Pembelajaran ini dapat kita lakukan secara diskusi atau tanya jawab atau ekspositori dengan lebih banyak
informasi.mPada system bilangan romawi atau angka romawi digunakan lambing-lambang atau symbol-simbol
pokok seperti berikut :
I=1 V=5
X = 10 L = 50
C = 100 D = 500
M = 1000 - = kalikan 1000
Namun demikian bisa saja hal-hal berikut disampaikan secara tanya jawab :
a) System romawi merupakan system penjumlahan dari system perkalian. Contoh :
1) X V I I

10 + 5 + 1 + 1 = 17

2) M C C X V

1000 + 100 + 100 + 10 + 5 =1215

b) Bila suatu angka terdiri dari 2 lambang pokok maka nilai angka tersebut
1) Sama dengan jumlah nilai kedua lambang bilangan itu, jika lambang-lambangnya mempunyai
nilai yang menurun dari kiri ke kanan (nilai yang paling tinggi terletak disebelah kiri).
2) Sama dengan selisih nilai kedua lambang bilangan itu, lambang-lambangnya mempunya nilai
yang menaik ( nilai paling tinggi tercetak disebelah kanan)
Contoh:
● IV= 5-1 = 4
(dari kiri ke kanan nilainya naik atau nilai yang paling tinggi di sebelah kanan jadi
dikurangkan).
● XL = 50-10 = 40
(dari kiri ke kanan nilainya naik atau nilai yang paling tinggi di sebelah kanan jadi
dikurangkan).
● CD = 500-100 = 400
(dari kiri ke kanan nilainya naik atau nilai yang paling tinggi di sebelah kanan jadi
dikurangkan).
● VI = 5 + 1 = 6
(dari kiri ke kanan nilainya turun atau nilai yang paling tinggi di sebelah kiri jadi dijumlahkan).
● LX = 50 + 10 = 60
(dari kiri ke kanan nilainya turun atau nilai yang paling tinggi di sebelah kiri jadi dijumlahkan).
● DC = 500 + 100 = 600
(dari kiri ke kanan nilainya turun atau nilai yang paling tinggi di sebelah kiri jadi dijumlahkan).
c) Banyaknya lambang yang diletakkan disebelah kiri lambang yang dikurangi hanya satu lambang, sedangkan sebelah kanan
bertambah boleh lebih dari satu lambang.
Contoh :
XIII = 10+3=13
CXX = 100+20 = 120
II X ≠ 8 (IIX tidak mempunyai arti)
XXL ≠ 30 (XXL tidak mempunyai arti)
XXXC ≠ 70 (XXXC tidak mempunyai
arti) dan sebagainya.
d) Lambang bilangan yang sama bila
ditulisnya berurutan tidak boleh lebih
dari 3 angka (lambang bilangan)
Contoh :
4 ditulis IV dan bukan IIII
40 ditulis XL dan bukan XXXX
400 ditulis CD dan bukan CCCC
e) Pengurangan mempunyai aturan sebagai berikut, I hanya dapat dikurangkan dari V dan X, X hanya dapat dikurangkan dari L dan
C, dan C hanya dapat dikurangkan dari D dan M. (hanya ada 6 kasus). Contoh:
IV = 5-1 = 4
IX = 10-1 = 9
XL = 50-10 = 40
XC = 100-10 = 90
CD = 500-100 = 400
CM = 1000- 100 = 900
Hanya ada 6 kasus untuk sebuah bilangan yang terdiri dari dua lambang.
999=(1000-100)+(100-10)+(10-1)= CMXCIX
444=(500-100)+(50-10)+(5-1) = CDXLIV
a)Karena system angka romawi ini mempunyai dasar (basis) 10 maka dalam penulisannya tidak pernah melihat
lambang-lambang besar yang bukan perpangkatan dari 10 dijajarkan
1) 10 ≠ VV
2) 100 ≠ LL
3) 1000 ≠ DD

b)Untuk menuliskan sebuah bilangan yang besar digunakan symbol garis (“−“) di atas symbol yang bersangkutan.
Contoh :

1. V = 5 x 1000 = 5000

2. V = 5 x 1000 x 1000 = 5.000.000

3. X = 10 x 1000 = 1.000.000

4. M = 1000 x 1000 = 1.000.000

5. M = 1000 x 1000 x 1000 = 1.000.000.000 dan sebagainya


B.MENGUBAH BILANGAN DESIMAL KE DALAM BILANGAN ROMAWI DAN SEBALIKNYA
1. Mengubah Bilangan Desimal menjadi Bilangan Romawi
2. Mengubah Bilangan Romawi menjadi Bilangan Desimal

C.PEMAKAIAN BILANGAN ROMAWI KEHIDUPAN SEHARI-HARI


System bilangan romawi adalah salah satu system bilangan yang masih banyak dipakai sampai saat ini.
Pemakaian bilangan romawi yang sering kita pakai dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya :
1. Pada penulisan buku termasuk penulisan karya ilmiah angka romawi masih sering dipergunakan, misalnya :
Bab I Pendahuluan
Bab II Landasan Teori
Bab III Metode Penelitian
Bab Pembahasan Hasil Penelitian
IV Kesimpulan dan Saran
Bab V
2 .Penamaan suatu sekolah, suatu kelas, atau suatu semester yang sering pula digunakan angka Romawi, misalnya :
SD Negeri Pasirkaliki I, SMP Negeri IX, SMA Negeri IV
Kelas V, Kelas IIB
Semester I, Semester II, dan seterusnya.
1. Angka Romawi sering pula kita jumpai pada pemberian nama sebuah jalan, misalnya
Jalan Mars Selatan XVI
Jalan Rancabolang Indah
II Jalan Mekarsari IX
2.Pada spanduk-spanduk yang direntangkan di jalan-jalan besar atau pada tempat-tempat pengumuman, atau
ruangan-ruangan tempat kegiatan sering pula kita jumpai penulisan angkanya menggunakan angka Romawi,
misalkan Dirgahayu HUT RI ke-LXI
Sukseskan Lomba Kebut Gunung Nasional XCIV
Amankan TAP MPR xxi
3. Kadang-kadang angka Romawi digunakan
sebagi angka-angka dalam alat pengukuran
waktu, misalnya :
Jam Gadang di kota Padang
Produk-produk jam tangan tertentu
Produk-produk jam dinding dan model-model
jam lainnya

Demikian penggunaaan angka Romawi ini masih


tampak pula kita jumpai pada berbagai aktivitas
kehidupan sehari-
hari, baik dilingkungan sekolah, masyarakat
maupun pemerintahan.
Terima
Kasih
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai