Anda di halaman 1dari 11

PENGANTAR TEORI BILANGAN

Oleh Kelompok 3 :

PROGAM STUDI S2 PENDIDIKAN DASAR


PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2022

1
ABSTRAK

Bilangan selalu dibutuhkan baik dalam teknologi, sains, ekonomi ataupun dalam
dunia musik, filosofi dan hiburan serta banyak aspek kehidupan lainnya. Makalah ini
mencantumkan uaraian singkat tentang teori bilangan bulat, bilangan prima dan komposit
serta FPB dan KPK. Bilangan bulat adalah gabungan dari bilangan cacah dan himpunan
bilangan bulat negatif. Suatu bilangan bulat disebut bilangan genap bila bilangan bulat itu
habis di bagi 2, oleh karena itu, jika a bilangan genap maka a= 2k dengan k adalah bilangan
bulat. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4,...dst sehingga negatif dari
bilangan cacah yaitu -1,-2,-3,-4,...dst dalam hal ini -0 = 0 maka tidak dimasukkan lagi secara
terpisah. Bilangan prima adalah bilangan bulat positif yang pembaginya hanya 1 dan
bilangan itu sendiri. Faktor persekutuan terbesar (FPB) adalah bilangan terbesar yang habis
membagi dua bilangan atau lebih. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) adalah kelipatan
persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang nilainya terkecil. Adapun cara untuk
menentukan KPK yaitu mencari himpunan persekutuan kelipatan, faktorisasi prima,
pembagian dengan bilangan prima.

A. PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu pengetahuan sebagai sarana untuk meningkatkan
kemampuan berpikir setiap orang, oleh karena itu kesadaran untuk mampu mengetahui dan
memahami matematika sangat diharapkan sudah bertumbuh sejak usia dini. Membentuk
pemahaman yang utuh pada anak dalam pelajaran matematika diperlukan kecintaan terlebih
dahulu terhadap matematika. Salah satu dasar matematika yang telah lama dipelajari adalah
teori bilangan. Pada awalnya bilangan hanya digunakan untuk mengingat jumlah. Namun
dalam perkembangannya setelah para ilmuan matematika menambahkan simbol-simbol dan
kata-kata yang tepat untuk mendefinisikan bilangan, bilangan menjadi hal yang penting bagi
kehidupan. Teori bilangan ini mengajak peserta didik supaya berlatih secara kreatif untuk
menyelesaikan permasalah mulai mendasar sampai masalah lainnya secara matematis
(Nurrahmah & Karim, 2018). Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam kehidupan sehari-hari
selalu bertemu dengan bilangan karena bilangan selalu dibutuhkan baik dalam teknologi,
sains, ekonomi ataupun dalam dunia musik, filosofi dan hiburan serta banyak aspek
kehidupan lainnya.
Sesuai dengan perkembangan kehidupan, konsep bilangan juga ikut berkembang.
Untuk menguasai materi matematika disyaratkan mengetahui dan menguasai kajian
1
dasarnya. Selanjutnya sering berlatih dengan soal-soal yang berkaitan dengan apa yang
sedang dipelajari. Sehingga bisa menguasai secara benar teori, konsep dan penerapannya
untuk mempelajari salah satu disiplin ilmu ini. Oleh karena itu untuk memenuhi tuntutan
tersebut, dalam makalah singkat ini dicantumkan uaraian singkat tentang teori bilangan
bulat, bilangan prima dan komposit serta FPB dan KPK.

B. PEMBAHASAN
B.1 Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mempunyai pecahan desimal. bilangan
bulat negatif, dan bilangan bulat nol, bila ditelusuri penggunaannya, biasanya dioperasikan
penjumlahan, operasi perkalian, operasi pembagian, dan operasi pengurangan (Yanala et al.,
2021) Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif dan bilangan cacah, ditulis:
{…,-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, …}
a. Sistem Bilangan Bulat
Bilangan bulat tersusun dari bilangan bulat positif, bilangan nol dan bilangan
bulat negatif. Bilangan bulat positif {1, 2, 3…}, bilangan nol { 0 } atau {}, bilangan
bulat negatif {…,-3, -2, -1}. Sistem bilangan bulat tercipta sebagai perluasan sistem
bilangan cacah untuk mendapatkan sistem bilangan yang tertutup terhadap semua
operasi hitung. Perluasan tersebut dilakukan dengan mencari bilangan yang tertutup
terhadap operasi pengurangan.
Definisi tersebut menyatakan untuk setiap bilangan bulat n ada dengan tunggal
bilangan bulat (-n) sedemikian hingga n + (-n) = (-n) + n = 0. Lawan dari -n adalah -(-n)
sehingga (-n) + (-(-n)) = (-(-n))+(-n) = 0. Karena (-n) + n = n + (-n) = 0 dan mengingat
ketunggalan dari n, maka (-(-n)) = n. jadi lawan dari (-n) adalah n. secara umum -n adalah
satu-satunya bilangan yang mana bila ditambah n memberikan 0, dimana n adalah suatu
bilangan asli. Bilangan -n disebut invers penjumlahan (additif) dari n.
Himpunan bilangan bulat adalah gabungan dari himpunan bilangan cacah dan
himpunan (-n) dengan n bilangan asli, sehingga untuk setiap bilangan cacah n adalah
bilangan –n yang bersifat n + -n = -n + n = 0. Menurut Aras (2020), sistem bilangan bulat
terdiri atas himpunan bilangan bulat B = {…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, …} mempunyai sifat-
sifat:
1) Sifat tertutup
Sifat tertutup adalah saat bilangan bulat mengalami operasi penjumlahan, pengurangan,
dan perkalian, maka hasilnya akan selalu bilangan bulat. Sifat tertutup bilangan bulat
2
tidak berlaku pada operasi pembagian, karena pembagian bilangan bulat dapat juga
menghasilkan bilangan desimal dan pecahan.
2) Sifat Komutatif (sifat pertukaran)
Sifat Komutatif terhadap operasi penjumlahan (+) dan perkalian (x) yaitu a dan b dari
bilangan bulat berlaku; a + b = b + a. Tidak masalah bagaimana urutan penjumlahan,
hasilnya tetap sama. Contoh: 4 + -5 = -5 + 4 = -1
Sedangkan pada operasi perkalian : a x b = b x a Tidak masalah bagaimana urutan
perkalian, hasilnya tetap sama. Contoh: 2 x -5 = -5 x 2 = -10.
3) Sifat Asosiatif (sifat pengelompokan)
Sifat asosiatif terhadap operasi penjumlahan (+) dan perkalian (x) Untuk semua elemen
a, b dan c ∈ B berlaku; (a + b) + c = a + (b + c). Saat menambahkan tiga bilangan bulat,
tidak masalah kita menambah pasangan pertama atau pasangan terakhir, jawabannya
tetap sama. Contoh; (4 + -2) + -5 = 4 + (-2 + -5). Pada operasi perkalian yaitu: (a x b) x
c = a x (b x c) Saat mengalikan tiga bilangan bulat, tidak masalah kita mengalikan
pasangan pertama atau pasangan terakhir, jawabannya tetap sama. Contoh; (4 x -2) x -
5= 4 x (-2 x -5).
4) Sifat Distributif (sifat penyebaran)
Sifat distributif adalah sifat operasi hitung dengan dua operasi hitung yang berbeda.
Sifat distributif dapat dirumuskan sebagai berikut :
Distributif kiri: a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
Contoh:
2 x (3 + -4) = (2 x 3) + (2 x -4)
2 x -1 = 6 + -8
-2 = -2
Distributif kanan : (a + b) x c = (a x c) + (b x c)

B.2 Bilangan Prima dan Komposit


Bilangan prima adalah bilangan bulat positif yang pembaginya hanya 1 dan bilangan
itu sendiri. Bilangan prima terkecil adalah 2 dan satu-satunya bilangan prima yang genap.
Bilangan prima juga bisa disebut bilangan asli yang lebih besar dari 1 dan bilangan prima
terdiri atas 2,3,5,7,9,11,13, dan seterusnya sehingga berbagai upaya dilakukan untuk
memecahkan misteri yang hingga kini belum dapat membedah secara pasti bilangan prima
ini (Kurniadi & Wandini, 2022) Bilangan prima telah dikenal sejak abad II Sebelum Masehi,
terutama menentukan cara mengidentifikasi semua bilangan prima. Aristoteles
3
memperkenalkan cara mencari bilangan prima yang selanjutnya dikenal dengan saringan
Aristoteles. Metode ini juga sangat penting diperkenalkan kepada siswa SD untuk dapat
mengidentifikasi bilangan prima kurang dari 100 (Aras, 2020:70).
Kita perlu mengajak siswa untuk berfikir secara abstrak untuk mendapatkan ciri-ciri
bilangan prima kurang dari 100. Adapun beberapa fakta ciri bilangan prima yang perlu
disampaikan ke siswa adalah sebagai berikut:
a. Merupakan bilangan ganjil, kecuali 2.
b. Bukan merupakan angka kembar, kecuali 11, misalnya 22, 33, 44, ... bukan bilangan
prima.
c. Jumlah angka-angkanya berkelipatan 3, contohnya 21 (2 + 1 = 3), 27 (2 + 7 = 9), 54 (5
+ 4 = 9) bukan bilangan prima karena habis dibagi 3.
d. Tidak berangka satuan 5, misalnya 15, 25, 35, ... bukan bilangan prima karena habis
dibagi 5.
e. Bukan merupakan bilangan kuadrat, misalnya 9, 25, 49, 81, ...
f. Sedangkan pada saringan Aristoteles, bilangan komposit merupakan bilangan bukan
prima selain 1, atau bilangan Asli yang mempunyai faktor lebih dari dua faktor.
Bilangan Komposit adalah bilangan yang mempunyai lebih dari dua faktor , bilangan
komposit dapat dinyatakan sebagai faktorisasi prima bilangan bulat atau hasil perkalian dua
bilangan prima atau lebih. Salah satu cara untuk menunjukkan suatu bilangan tersebut
komposit adalah dengan menyusun objek-objek sebanyak bilangan itu dalam bentuk jajaran
persegi panjang. Jika susunan yang dapat dibentuk hanya terdiri bentuk persegi panjang
panjang vertical dan horizontal, maka bilangan tersebut adalah bilangan prima.

B.3 Bilangan FPB


Faktor suatu bilangan adalah semua bilangan yang dapat membagi (tanpa sisa) suatu
bilangan tersebut. Sedangkan faktor persekutuan dari dua bilangan ialah faktor dari
bilangan-bilangan tersebut yang nilainya sama. Faktor persekutuan terbesar (FPB) adalah
bilangan terbesar yang habis membagi dua bilangan atau lebih.
a. Faktor Persekutuan
Contoh: Tentukan faktor dari 16 dan 20!
Penyelesaian:
Faktor dari 16 = 1, 2, 4, 6, 8, 16
Faktor dari 20 = 1,2, 4, 5, 10, 20
Faktor persekutuan dari 16 dan 10 adalah 1, 2, 4
4
b. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
Contoh: Tentukan faktor dari 16 dan 20!
Penyelesaian:
• Dengan menggunakan pohon faktor

45 = 3x3x5 = 32 x 5
60 = 2x2x3x5
Jadi KPK dari 45 dan 60 = 3x5= 15
• Dengan Teknik sengkedan

45 60
2 45 30
2 45 15
3 15 5

3 5 5
5 1 1

Faktor prima yang sama dengan pangkat terkecil adalah 3 dan 5 Lingkarilah atau
tandailah faktor-faktor prima yang dapat membagi habis kedua bilangan tersebut.
FPB diperoleh dari mengalikan semua faktor prima yang dilingkari atau ditandai.
Jadi, FPB dari 45 dan 60 = 3x5 = 15

bilangan prima atau lebih. Salah satu cara untuk menunjukkan suatu bilangan tersebut
komposit adalah dengan menyusun objek-objek sebanyak bilangan itu dalam bentuk jajaran
persegi panjang. Jika susunan yang dapat dibentuk hanya terdiri bentuk persegi panjang
panjang vertical dan horizontal, maka bilangan tersebut adalah bilangan prima.

5
B.4 Bilangan KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil)
Untuk menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dua bilangan atau lebih
ada beberapa cara yang dilakukan. Pertama, dengan cara menentukan himpunan. Himpunan
kelipatan, himpunan kelipatan persekutuan dan akhirnya dengan mudah dapat ditentukan
kelipatan persekutuan terkecil (KPK) Suatu bilangan yang diketahui.
a. Kelipatan
Kelipatan suatu bilangan merupakan suatu pola penambahan suatu bilangan
dengan menggunakan bilangan yang sama secara konsisten atau dapat pula dikatakan
sebagai bilangan yang merupakan hasil kali bilangan tersebut dengan bilangan asli.
Contoh :
Kelipatan 3 : {3,6,9,12,15,18,21,24,27,30....}, yang didapat dari: 1x3, 2x3, 3x3, 4x3, 5x3,
6x3, 7x3, 8x3, 9x3, 10x3, dan seterusnya
Kelipatan 4 : {4,8,12,16,20,24,28,32,36,40.....},yang didapat dari: 1x4, 2x4, 3x4, 4x3,
5x4, 6x4, 7x4, 8x4, 9x4, 10x4, dan seterusnya

b. Kelipatan Persekutuan
Kelipatan persekutuan dari 2 bilangan dapat ditentukan dengan memilih bilangan-
bilangan yang sama dari himpunan kelipatan bilangan-bilangan tersebut
Contoh:
Kelipatan persekutuan dari 3 dan 4 dapat ditentukan sebagai berikut :
• Kelipatan 3 : {3,6,9,12,15,18,21,24,27,30....}
• Kelipatan 4 : {4,8,12,16,20,24,28,32,36,40.....}
Jadi, himpunan kelipatan persekutuan dari 3 dan 4 adalah {12,24,....}

c. Kelipatan Persekutuan Terkecil


Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua bilangan adalah kelipatan
persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling kecil.
Contoh 1:
Tentukan KPK dari 8 dan 12
Jawab :
Kelipatan 8 adalah {8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 72,....}
Kelipatan 12 adalah {12, 24, 36, 48, 60, 72,......}
Himpunan kelipatan persekutuan dari 8 dan 12 adalah {24, 48, 72,.....}

6
Jadi KPK dari 8 dan 12 adalah 24
Contoh 2:
Tentukan KPK dari dari 4 dan 6
Jawab :
Kelipatan 4 adalah {4,8,12,16,20,24,28,32,36,40,44,....}
Kelipatan 6 adalah {6,12,18,24,30,36,42,48,.....}
Himpunan kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 adalah {12,24,36,...}
Jadi KPK 4 dan 6 adalah 12
Cara kedua, KPK juga dapat dicari dengan menggunakan faktorisasi prima. Cara
menentukan KPK dengan menggunakan faktorisasi prima adalah sebagai berikut.
1) Tulislah bilangan-bilangan itu dalam bentuk perkalian faktor prima (faktorisasi prima)
2) Ambil semua faktor yang sama atau tidak sama dari bilangan-bilangan tersebut
3) Jika faktor yang sama dari setiap bilangan itu banyaknya berbeda, ambillah faktor yang
paling banyak atau faktor dengan pangkat yang terbesar
Contoh, tentukanlah KPK dari 24 dan 60
Untuk menjawab soal ini, kedua bilangan ditulis dalam bentuk faktorisasi prima sebagai
berikut.
24 = 23 x 3
60 = 22 x 3 x 5
Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari kedua bilangan diatas adalah hasil
perkalian setiap faktorprima yang memiliki pangkat terbesar. Jadi untuk contoh diatas, KPK
nya adalah 23 x 3 x 5 = 120
Cara ketiga untuk menentukan KPK adalah dengan menggunakan Pembagian
dengan bilangan prima
Contoh:
Untuk menentukan KPK dua bilangan 24 dan 60 seperti diatas dengan cara melakukan
pembagian dengan bilangan prima, pertama-tama bagilahkedua bilangan dengan bilangan
prima terkecil yang dapat membagi keduanya. Bilangan prima terkecil yang dapat membagi
24 dan 60 adalah 2. Kemudian dapat ditulis sebagai berikut:

2 24 60

12 3

7
Lanjutkan dengan langkah-langkah yang sama sedemikian hingga sampai mendapatkan
semua bilangan prima disebelah kiri dan dibagian bawah tabel sebagai berikut.

2 24 60
2 12 30
3 6 15

2 5
Berdasarkan tabel diatas, KPK (24,60) adalah 2 x 2 x 3 x 2 x 5 = 120
Ditulis, KPK (24,60) = 120
Selanjutnya, KPK dan FPB juga dapat ditentukan dengan menggunakan rumus. Jika FPB
dari dua bilangan bulat a dan b diketahui, maka KPK dua bilangan a dan b itu dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Masih dengan contoh yang sama seperti diatas, KPK dari 24 dan 60 dapat dihitung sebagai
berikut.

24 x 60
KPK(24,60) = = 120
12

Berdasarkan rumus diatas, apabila FPB (a,b) = 1 maka KPK (a,b) = a x b. Dalam hal ini
bilangan a dan b disebut pasangan bilangan yang relatif prima. Selanjutnya, dengan
menggunakan rumus yang sama seperti diatas, FPB dari dua bilangan bulat dapat dengan
mudah dihitung jika sudah diketahui KPKnya.

8
C. PENUTUP
1. Simpulan
Bilangan bulat adalah gabungan dari bilangan cacah dan himpunan bilangan bulat
negatif. Sifat-sifat pada bilangan bulat adalah sifat tertutup, sifat komutatif, sifat asosiatif,
sifat distributif dan adapula unsur identitas penjumlahan dan perkalian. Operasi-operasi pada
bilangan bulat yaitu operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Bilangan
bulat merupakan bilangan yang terdiri dari bilangan cacah dan negatifnya. Yang termasuk
dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4,...dst sehingga negatif dari bilangan cacah yaitu -1,-2,-
3,-4,...dst dalam hal ini -0 = 0 maka tidak dimasukkan lagi secara terpisah. Bilangan prima
adalah bilangan bulat positif yang pembaginya hanya 1 dan bilangan itu sendiri. Faktor suatu
bilangan adalah semua bilangan yang dapat membagi (tanpa sisa) suatu bilangan tersebut.
Sedangkan faktor persekutuan dari dua bilangan ialah faktor dari bilangan-bilangan tersebut
yang nilainya sama. Faktor persekutuan terbesar (FPB) adalah bilangan terbesar yang habis
membagi dua bilangan atau lebih. Cara untuk menentukan FPB yaitu menggunakan teknik
pohon faktor dan teknik sengkedan. Selain FPB, pada teori bilangan juga terdapat Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK) adalah kelipatan persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang
nilainya terkecil. Adapun cara untuk menentukan KPK yaitu mencari himpunan
persekutuan kelipatan, faktorisasi prima, pembagian dengan bilangan prima.

2. Saran
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terbatas
dari keterbatasan pengetahuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini dan semoga makalah ini
bermanfaat untuk kita semua.

9
DAFTAR RUJUKAN

Aras, Latri. 2020. Bilangan dan Pembelajarannya. Pustaka Ramadhan : Bandung.


Ngurah Japa, Gusti.dkk. 2016. Pendidikan Matematika II. Universitas Peendidikan Ganesha
: Singaraja.
Kurniadi, A., & Wandini, R. R. (2022). Konsep Pola Matematika pada Surat Quraisy.
Jurnal Research & Learning in Elementary Education, 6(3), 3325–3333.
https://doi.org/https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2604
Nurrahmah, A., & Karim, A. (2018). Analisis Kemampuan Pembuktian Matematis Pada
Matakuliah Teori Bilangan. Jurnal Edumath, 4(2), 21–29.
https://doi.org/https://doi.org/10.52657/je.v4i2.753
Yanala, N. C., Uno, H. B., & Kaluku, A. (2021). Analisis Pemahaman Konsep Matematika
Pada Materi Operasi Bilangan Bulan di SMP Negeri 3 Gorontalo. Jambura Journal
Of Mathematics Education, 2(2), 50–58.
https://doi.org/https://doi.org/10.34312/jmathedu.v2i2.10993

10

Anda mungkin juga menyukai