Anda di halaman 1dari 25

BAHAN AJAR

PENGANTAR TEORI BILANGAN


KODE MATAKULIAH: 20P00789
SKS: 2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
VERIFIKASI BAHAN AJAR

Pada hari ini senin tanggal 24 bulan Januari tahun 2023 Bahan Ajar Mata Kuliah
Pengantar Teori Bilangan Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam telah diverifikasi oleh Ketua Jurusan/ Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika.

Semarang, 24 Januari 2023


Mengetahui
Ketua Jurusan Matematika Dosen Pengampu

Dr. Mulyono. M.Si Endang Retno Winarti


NIP. 197009021997021001 NIP.195909191981032003
PRAKATA

Bahan ajar/diktat Pengantar Teori Bilangan ini dimaksudkan sebagai buku


pegangan/refrensi bagi mahasiswa. Konsep-konsep dasar teori bilangan seperti bilangan
asli, bilangan cacah, dan bilangan bulat dituliskan dengan jelas melalui contoh-contoh
penyelesaian soal sehingga setiap materi dapat dipahami dengan mudah. Setiap materi
disertai dengan contoh soal dengan menggunakan operasi hitung sederhana sehingga tiap-
tiap materi mudah didalami dan ditanggapi. Selain itu masing-masing materi diakhiri
dengan soal-soal latihan untuk mengukur tingkat pendalaman mahasiswa.
Pengantar Teori Bilangan memuat pemahaman tentang (1) induksi matematika, (2)
keterbagian, (3) algoritma pembagian, (4) konsep dan sifat tentang faktor persekutuan dan
kelipatan persekutuan bilangan bulat, (5) bilangan prima, (6) faktorisasi bilangan, dan
kongruensi.
Pengantar Teori Bilangan terdiri dari delapan bab yaitu: Bab 1: Pendahuluan, yang
berisi tentang bilangan bulat, yang mencakup bahasan tentang sistem bilangan bulat,
operasi hitung pada bilangan bulat, urutan bilangan bulat. Bab 2: Induksi matematika
mencakup bahasan tentang pembuktian suatu pernyataan/rumus matematika dengan
induksi matematika; Bab 3; keterbagian membahas tentang definisi keterbagian dan
teorema-teorema tentang keterbagian. Bab 4: algoritma pembagian meliputi definisi
algoritma pembagian dan teorema-teorema pada algoritma pembagian. Bab 5: konsep dan
sifat tentang faktor persekutuan dan kelipatan persekutuan bilangan bulat. Bab 6: bilangan
prima, pada bab ini membahas tentang definisi bilangan prima dan teorema-teorema pada
bilangan prima. Bab 7: faktorisasi bilangan, dan kongruensi, dibahas tentang faktorisasi
bilangan, definisi kekongruenan dan teorema-teorema kekongruenan.
Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah ini membahas tentang induksi matematika, keterbagian, algoritma pembagian,
konsep dan sifat tentang faktor persekutuan dan kelipatan persekutuan bilangan bulat,
bilangan prima, faktorisasi bilangan, dan kongruensi, melalui case method dan team based
project.
Daftar Isi

Halaman Judul……………………………………………………………………………. 1
Verifikasi Bahan Ajar…………………………………………………………………….. 2
Prakata……………………………………………………………………………………. 3
Deskripsi Mata Kuliah……………………………………………………………………. 4
Daftar Isi………………………………………………………………………………….. 5
BAB 1 Pendahuluan……………………………………………………………………… 6
BAB 2 Induksi Matematika
BAB 3 Keterbagian,
BAB 4 Algoritma pembagian,
BAB 5 Konsep dan sifat tentang faktor persekutuan dan kelipatan persekutuan bilangan
bulat,
BAB 6 Bilangan prima,
BAB 7 Kongruensi.
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada pendahuluan ini akan dibahas tentang bilangan bulat yang mencakup tentang
sistem bilangan bulat, operasi hitung pada bilangan bulat, dan urutan pada bilangan
bulat.
1. Sistem Bilangan Bulat
a. Pengantar
Pada sistem bilangan cacah memiliki sifat tertutup terhadap operasi
penjumlahan. Hal ini sebelumnya telah dibahas bahwa jika a dan b bilangan-
bilangan cacah, maka ada dengan tunggal bilangan cacah (a+b). Tidak demikian
halnya dengan operasi pengurangan dan pembagian dalam sistem bilangan cacah.
Pengurangan dan pembagian bilangan-bilangan cacah tidak selalu memberi hasil.
Misalnya, tidak ada bilangan cacah yang sama dengan (3 - 5), begitu juga tidak ada
bilangan cacah yang sama dengan (3 : 5). Dengan kata lain, sistem bilangan cacah
tidak tertutup terhadap operasi pengurangan dan pembagian.
Hal tersebut menjadi suatu alasan untuk memperluas sistem bilangan cacah
agar terdapat suatu sistem bilangan yang tertutup terhadap operasi hitung seperti
pengurangan dan pembagian. Perluasan dilakukan secara bertahap. Tahapan
pertama, sistem bilangan cacah diperluas sehingga diperoleh sistem bilangan yang
tertutup terhadap pengurangan. Sistem bilangan hasil perluasan tahap pertama ini
disebut sistem bilangan bulat.
Dengan perluasan ini tidak hanya tercapai bahwa pengurangan selalu
memberikan hasil (sifat tertutup terhadap pengurangan), tetapi sifat-sifat lain yang
ada dalam sistem bilangan cacah hanya berlaku dengan syarat-syarat, tetapi setelah
perluasan sifat itu berlaku tanpa syarat-syarat itu.
Contoh: (a+b) - c = (a - c) + b
Dalam sistem bilangan cacah, contoh berlaku dengan syarat 𝑎 ≥ 𝑐, jika
a, b, dan c bilangan cacah, sedangkan dalam sistem bilangan bulat, rumus tersebut
berlaku tanpa syarat 𝑎 ≥ 𝑐. Himpunan bilangan-bilangan
{… , −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3, … } disebut himpunan bilangan bulat dan diberi simbol
dengan huruf besar B atau ℤ. Anggota-anggota dari {−1, −2, −3 … } disebut
bilangan-bilangan bulat negatif. Bilangan asli juga disebut bilangan bulat positif.
Definisi 1.1
Jika n bilangan bulat maka 𝑛 + (−𝑛) = (−𝑛) + 𝑛 = 0. (−𝑛)disebut
lawan dari (invers penjumlahan dari) n, dan 0 disebut elemen identitas
terhadap penjumlahan.
Definisi 1.1 menyatakan bahwa untuk setiap bilangan bulat n ada dengan tunggal
bilangan bulat (-n) sedemikian sehingga 𝑛 + (−𝑛) = (−𝑛) + 𝑛 = 0. Lawan dari
(−𝑛) adalah −(−𝑛) sehingga (−𝑛) + (−(−𝑛)) = (−(−𝑛)) + (−𝑛) = 0, karena
(−𝑛) + 𝑛 = 𝑛 + (−𝑛) = 0 dan dengan ketunggalan dari n, maka (−(−𝑛)) = 𝑛
Sistem bilangan bulat dipandang sebagai perluasan bilangan cacah,
sehingga semua operasi yang didefinisikan pada bilangan-bilangan cacah berlaku
pula untuk bilangan-bilangan bulat. Demikian juga sifat-sifatnya. Berikut ini
rangkuman sifat-sifat yang berlaku untuk bilangan-bilangan bulat sebagai suatu
definisi dalam sistem bilangan bulat.
Definisi 1.2
Sistem bilangan bulat terdiri atas 𝐵 = {… , −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3, … }
dengan operasi biner penjumlahan (+) dan perkalian (×). Untuk a, b, dan
c bilangan bilangan bulat sembarang, sistem mempunyai sifat sifat
sebagai berikut:
i. Sifat tertutup terhadap penjumlahan. Untuk setiap a,b ∈ B,
terdapat dengan tunggal (a+b) dalam B.
ii. Sifat tertutup terhadap perkalian. Untuk setiap a,b ∈ B, terdapat
dengan tunggal tunggal (axb) dalam B.
iii. Sifat komutatif penjumlahan. Untuk setiap a,b ∈ B, berlaku
𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎.
iv. Sifat komutatif perkalian. Untuk setiap a,b ∈ B, berlaku
𝑎 × 𝑏 = 𝑏 × 𝑎.
v. Sifat asosiatif penjumlahan. Untuk setiap a,b, dan c ∈ B, berlaku
(𝑎 + 𝑏) + 𝑐 = 𝑎 + (𝑏 + 𝑐).
vi. Sifat asosiatif perkalian. Untuk setiap a,b, c ∈ B, berlaku
(𝑎 × 𝑏) × 𝑐 = 𝑎 × (𝑏 × 𝑐).
vii. Sifat distributif kiri perkalian terhadap penjumlahan. Untuk setiap
a,b, dan c ∈ B, berlaku 𝑎 × (𝑏 + 𝑐) = (𝑎 × 𝑏) + (𝑎 × 𝑐).
viii. Sifat distributif kanan perkalian terhadap penjumlahan. Untuk
setiap a,b ∈ B, berlaku (𝑎 + 𝑏) × 𝑐 = (𝑎 × 𝑐) + (𝑏 × 𝑐).
ix. Untuk setiap a, ada dengan tunggal elemen 0 ∈ B sehingga
a+0 = 0+a = a, 0 disebut elemen identitas penjumlahan pada.
x. Untuk setiap a, ada dengan tunggal elemen 1 ∈ B sehingga
𝑎 × 1 = 1 × 𝑎 = 𝑎. 1 disebut elemen identitas perkalian.

b. Penjumlahan Bilangan-bilangan Bulat


Definisi penjumlahan dua bilangan cacah telah dipelajari sebelumnya,
maka pengetahuan tentang penjumlahan itu dan definisi 1.1 dan 1.2 di atas mudah
untuk menjelaskan jumlah dua bilangan bulat negatif. Misalkan a dan b bilangan-
bilangan cacah, bagaimanakah penjumlahan (-a)+(-b)?
Misalkan c adalah bilangan bulat yang menyatakan (-a)+(-b), yaitu c = (-a)+(-b)
maka
𝑐 + 𝑏 = ((−𝑎) + (−𝑏)) + 𝑏 sifat penjumlahan pada kesamaan.
𝑐 + 𝑏 = (−𝑎) + ((−𝑏) + 𝑏) sifat asosiatif penjumlahan.
𝑐 + 𝑏 = (−𝑎) + 0 invers penjumlahan.
(𝑐 + 𝑏) + 𝑎 = (−𝑎) + 𝑎 sifat penjumlahan pada kesamaan.
(𝑐 + 𝑏) + 𝑎 = 0 invers penjumlahan.
𝑐 + (𝑏 + 𝑎) = 0 sifatasosiatif penjumlahan.
𝑐 + (𝑎 + 𝑏) = 0 sifat komutatif penjumlahan.
(𝑐 + (𝑎 + 𝑏)) + (−(𝑎 + 𝑏) = −(𝑎 + 𝑏) sifat penjumlahan pada kesamaan.
𝑐 + ((𝑎 + 𝑏) + 9 − (𝑎 + 𝑏))) = −(𝑎 + 𝑏) sifatasosiatif penjumlahan.
𝑐 + 0 = −(𝑎 + 𝑏) invers penjumlahan.
𝑐 = −(𝑎 + 𝑏).
Oleh karena 𝑐 = (−𝑎) + (−𝑏), maka (−𝑎) + (−𝑏) = −(𝑎 + 𝑏).
Jadi, jika a dan b bilangan-bilangan bulat positif, maka (−𝑎) + (−𝑏) = −(𝑎 + 𝑏).
Selanjutnya bagaimanakah penjumlahan dua bilangan bulat, yang satu
positif dan lainnya negatif?
Misalkan a dan b bilangan-bilangan cacah dengan a<b, bagaimanakah 𝑎 + (−𝑏)?
Menurut definisi urutan bilangan-bilangan cacah, a<b berarti ada bilangan asli c
sedemikian hingga 𝑎 + 𝑐 = 𝑏, dan menurut definisi pengurangan bilangan-
bilangan cacah 𝑎 + 𝑐 = 𝑏 sama artinya dengan 𝑏 − 𝑎 = 𝑐.
Jadi 𝑎 + (−𝑏) = 𝑎 + (−(𝑎 + 𝑐))
= 𝑎 + ((−𝑎) + (−𝑐)) penjumlahan dua bilangan bulat
negatif.
= (𝑎 + (−𝑎)) + (−𝑐) sifat asosiatif penjumlahan.
= 0 + (−𝑐) invers penjumlahan.
= (−𝑐) karena 𝑐 = 𝑏 − 𝑎, maka
𝑎 + (−𝑏) = −(𝑏 − 𝑎)
Jadi, jika a dan b bilangan-bilangan bulat positif dengan a<b, maka 𝑎 + (−𝑏) =
−(𝑏 − 𝑎).
Sekarang jika a dan b bilangan-bilangan bulat positif dengan b>a,
bagaimanakah penjumlahan 𝑎 + (−𝑏)?
Coba dengan diskusi turunkan aturan penjumlahan ini, yaitu jika a dan b bilangan-
bilangan bulat positif dengan b>a, maka 𝑎 + (−𝑏) = 𝑎 − 𝑏.

c. Pengurangan Bilangan-bilangan Bulat


Seperti pada pengurangan bilangan-bilangan cacah, pengurangan
bilangan bulat didefinisikan sebgai penjumlahan, yaitu:
Definisi 1.3
Jika a, b dan k bilangan-bilangan bulat, maka a-b = k jika dan hanya jika
a=b+k.
Pengurangan bilangan-bilangan cacah tidak memiliki sifat tertutup, yaitu jika a dan
b bilangan-bilangan cacah, (a - b) ada (bilangan cacah) hanya jika a ≥ b. apakah
pengurangan bilangan-bilangan bulat memiliki sifat tertutup?
Untuk menunjukkan bahwa pengurangan bilangan-bilangan bulat
memiliki sifat tertutup, maka harus ditunjukkan bahwa untuk setiap a dan b
bilangan-bilangan bulat selalu ada tunggal bilangan bulat (a – b). pertama kita
tunjukkan eksistensinya, yaitu ada bilangan k sedemikian hingga a – b = k.
Menurut definisi pengurangan a – b = k bila dan hanya bila a = b + k
𝑎 + (−𝑏) = (𝑏 + 𝑘) + (−𝑏) sifat penjumlahan pada kesamaan.
= (𝑘 + 𝑏) + (−𝑏) sifat komutatif penjumlahan.
= 𝑘 + (𝑏) + (−𝑏)) sifat asosiatif penjumlahan.
=𝑘+0 invers penjumlahan.
𝑎 + (−𝑏) = 𝑘
𝑘 = 𝑎 + (−𝑏)ini menunjukkan bahwa ada bilangan bulat k sedemikian hingga
𝑘 = 𝑎 + (−𝑏).
Selanjutnya akan diperlihatkan bahwa bilangan bulat k (yang sama
dengan 𝑎 + (−𝑏) itu tunggal. Andaikan ada bilangan bulat a dengan 𝑛 ≠ 𝑘
sedemikian hingga a = b + n. karena a = b + k maka b + n = b + k. jika kedua ruas
kesamaan terakhir masing-masing ditambah (-b) dan dengan sifat asosiatif
penjumlahan dan invers penjumlahan maka diperoleh bahwa n = k yang
bertentangan dengan pengandaian. Jadi bilangan bulat k tertentu dengan tunggal
sehingga a = b + k.
Dengan demikian terbuktilah bahwa pengurangan bilangan-bilangan
bulat memiliki sifat tertutup. Jadi a – b = k = a + (-b). fakta ini menyatakan bahwa
pengurangan suatu bilangan bulat dengan bilangan bulat lain sama dengan
penjumlahan bilangan bulat yang dikurangi dengan lawan dari bilangan bulat
pengurang. Sehingga definsi 2.3 dapat dituiskan bahwa jika a dan b bilangan-
bilangan bulat maka a – b = a + (-b).
d. Diskusikan.
1. Sifat apakah yang berlaku pada sistem bilangan bulat, tetapi tidak berlaku
pada sistem bilangan cacah?
2. Tulis definisi pengurangan bilangan-bilangan bulat p dan q?
3. Tulis sifat asosiatif penjumlahan bilangan-bilangan bulat?
4. Jika a dan b bilangan-bilangan cacah dengan b<a, buktikanlah bahwa 𝑎 +
(−𝑏) = 𝑎 − 𝑏.
5. Buktikanlah bahwa 𝑎 − (−𝑏) = 𝑎 + 𝑏.
6. Buktikanlah bahwa 𝑎 − (𝑏 − 𝑐) = (𝑎 + 𝑐) − 𝑏.
7. Buktikanlah bahwa (𝑎 − 𝑏) − (−𝑐) = (𝑎 + 𝑐) − 𝑏.
8. Buktikanlah bahwa 𝑎 − 𝑏 = (𝑎 − 𝑐) − (𝑏 − 𝑐).
e. Rangkuman
Untuk setiap bilangan bulat n berlaku 𝑛 + (−𝑛) = (−𝑛) + 𝑛 = 0. (−𝑛) disebut
lawan (invers penjumlahan) dari n, sedang 0 disebut elemen identitas
penjumlahan
1. Untuk setiap a, b ∈ B, maka:
a. (−𝑎) + (−𝑏) = (−𝑎𝑏).
b. (−𝑎) + 𝑏 = 𝑏 − 𝑎.
c. 𝑎 + (−𝑏) = 𝑎 − 𝑏.
2. Pengurangan bilangan-bilangan bulat bersifat tertutup, artinya untuk setiap
bilangan-bilangan bulat a dan b selalu ada dengan tunggal bilangan bulat
(𝑎 − 𝑏)

2. Perkalian dan Pembagian Bilangan-Bilangan Bulat


Telah dipelajari sebelumnya perkalian bilangan-bilangan cacah, selanjutnya
pengetahuan tentang sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan bilangan-
bilangan bulat, dapat melakukan perkalian bilangan bulat yang satu atau kedua-
duanya bilangan bulat negatif.
Berikut akan diperlihatkan bagaimana memberi makna perkalian dua
bilangan bulat yang satu negatif dan yang lainnya posotif. Misalkan a dan b adalah
bilangan-bilangan cacah, sehingga a bilangan bulat positif dan (-b) bilangan bulat
negatif. Selanjutnya akan diperlihatkan bahwa (𝑎)(−𝑏) = −(𝑎𝑏)

Langkah 1.𝑎 × (𝑏 + (−𝑏)) = 𝑎 × 0 = 0 invers penjumlahan dan


perkalian
bilangancacah dengan nol.
Langkah 2.𝑎 × (𝑏 + (−𝑏)) = (𝑎 × 𝑏) + 𝑎 × (−𝑏)) sifatdistributif kiri perkalian
terhadap penjumlahan.
Langkah 3.(𝑎 × 𝑏) + (𝑎 × (−𝑏)) = 0 sifat transitif dari kesamaan-
kesamaan pada langkah-
langkah 1 dan 2.
Langkah 4.(𝑎 × 𝑏) + (−(𝑎 × 𝑏)) = 0 sifat invers penjumlahan.
Langkah 5.(𝑎 × 𝑏) + (𝑎 × (−𝑏)) = (𝑎 × 𝑏) + (−(𝑎 × 𝑏))sifat transitif dari
kesamaan-kesamaan pada
langkah-langkah 3 dan 4.
Langkah 6.𝑎 × (−𝑏) = −(𝑎 × 𝑏) sifat konselasi (penghapusan)
dari penjumlahan.
Megingat bahwa perkalian bilangan-bilangan bulat bersifat komutatif,
𝑎 × (−𝑏) = (−𝑏) × 𝑎 dan 𝑎 × (−𝑏) = −(𝑎 × 𝑏) maka(−𝑏) × 𝑎 = −(𝑎 × 𝑏) =
−(𝑏 × 𝑎). Begitupula jika 𝑎 = 0, maka 0 × (−𝑏) = −(0 × 𝑏) = −0 =
0 dan(−𝑏) × 0 = −(0 × 𝑏) = −0 = 0.
Selanjutnya akan diperlihatkan bagaimana memberi makna perkalian dua
bilangan bulat negatif. Misalkan a dan b bilangan-bilangan cacah, maka (-a) dan (-b)
adalah bilangan-bilangan bulat negatif. Selanjutnya akan dibuktikan bahwa (−𝑎) ×
(−𝑏) = 𝑎 × 𝑏.

Langkah 1.(−𝑎) × (𝑏 + (−𝑏)) = (−𝑎) × 0 = 0. Sifat invers penjumlahan dan sifat


perkalian bilangan bulat dengan nol.
Langkah 2.(−𝑎) × (𝑏 + (−𝑏)) = ((−𝑎) × 𝑏) + ((−𝑎) × (−𝑏)). Sifat distributif
perkalian terhadap penjumlahan.
Langkah 3.((−𝑎) × 𝑏) + ((−𝑏) × (−𝑏) = 0. Sifat transitif dari kesamaan-kesaman
pada langkah 1 dan 2.
Langkah 4.−(𝑎 × 𝑏) + ((−𝑎) × (−𝑏)) = 0. Perkalian bilangan bulat negatif dan
bilangan bulat positif pada langkah 3.
Langkah 5.(−(𝑎 × 𝑏)) + (𝑎 × 𝑏) = 0. Sifat invers penjumlahan.
Langkah 6.(−(𝑎 × 𝑏)) + ((−𝑎) × (−𝑏) = (−(𝑎 × 𝑏)) + (𝑎 × 𝑏). Sifat transitif
dari kesamaan-kesamaan pada langkah 4 dan 5.
Langkah 7.(−𝑎) × (−𝑏) = 𝑎 × 𝑏. Sifat kanselasi dari penjumlahan.

Contoh:
Buktikan bahwa (−𝑎)(𝑏 + (−𝑐)) = 𝑎𝑐 − 𝑎𝑏.
Bukti:
(−𝑎)(𝑏 + (−𝑐)) = (−𝑎)(𝑏) + (−𝑎)(−𝑐)sifatdistributif perkalian penjumlahan.
= (−(𝑎𝑏)) + 𝑎𝑐
= 𝑎𝑐 + (−(𝑎𝑏))
= 𝑎𝑐 − 𝑎𝑏.

Berikut ini kita akan mempelajari pembagian bilangan-bilangan bulat.


Dalam modul 1 telah dibicarakan bahwa pembagian-pembagian bilangan cacah
didefinisikan dengan perkalian.Demikian pula untuk pembagian bilangan-bilangan
bulat.
Definisi 2.4
Jika a, b dan c bilangan-bilangan bulat dengan 𝑏 ≠ 0, maka 𝑎: 𝑏 =
𝑐 bila dan hanya bila 𝑎 = 𝑏𝑐.

Hasil bagi bilangan-bilangan bulat (a : b) ada (yaitu suatu bilangan bulat)


bila dan hanya bila a kelipatan dari b. Sehingga untuk suatu bilagan bulat a dan b,
hasil bagi (a : b) tidak selalu ada (merupakan bilangan bulat). Oleh karena itu
pembagian bilangan-bilangan bulat tidak mempunyai sifat tertutup.
Mengingat bahwa (−𝑎)(𝑏) = −(𝑎𝑏), maka
i. −(𝑎𝑏): 𝑎 = (−𝑏) dan
ii. −(𝑎𝑏): 𝑏 = (−𝑎) dan
iii. −(𝑎𝑏): (−𝑎) = 𝑏 dan
iv. −(𝑎𝑏): (−𝑏) = 𝑎.
Demikian pula karena (-a)(-b) maka
v. 𝑎𝑏: (−𝑎) = (−𝑏) dan
vi. 𝑎𝑏: (−𝑏) = (−𝑎).

Mengingat definisi 2.4, yaitu a : b = c bila dan hanya bila a = bc yang


sama artinya dengan𝑎 = 𝑏 × (𝑎: 𝑏) atau 𝑎 = (𝑎: 𝑏) × 𝑏, maka dari pernyataan-
pernyataan isampai dengan vi dapat diturunkan rumus-rumus definisi pembagian
bilangan bilangan bulat sebagai berikut.
1. ((−𝑎): 𝑏) × (𝑏) = (−𝑎)
2. (𝑎: (−𝑏)) × 𝑏 = (−𝑎)
3. ((−𝑎): 𝑏) × (−𝑏) = 𝑎
4. (𝑎: (−𝑏)) × 𝑏 = 𝑎
5. ((−𝑎): (−𝑏)) × (−𝑏) = (−𝑎
Contoh:
Buktikan bahwa (𝑝: (−𝑞)): (−𝑟) = 𝑝: (𝑞 × 𝑟).
Bukti:
Kalimat yang akan dibuktikan dipandang sebagai pembagian dengan p sebagai
terbagi, (𝑞 × 𝑟) sebagai pembagi dan {(𝑝: (−𝑞)): (−𝑟)} sebagai hasil pembagian.
Menurut definisi pembagian, kalimat yang akan dibuktikan itu sama artinya dengan
{(𝑝: (−𝑞)): (−𝑟)} × (𝑞 × 𝑟) = 𝑝
Kalimat terakhir ini yang akan dibuktikan
Ki = {(𝑝: (−𝑞)): (−𝑟)} × (𝑞 × 𝑟)
= {(𝑝: (−𝑞)): (−𝑟)} × (𝑟 × 𝑞) sifat komutatif perkalian
= [{(𝑝: (−𝑞)): (−𝑟)} × 𝑟] × 𝑞 sifat asosiatif perkalian
= (−(𝑝: (−𝑞))) × 𝑞 definisi pembagian
= −((𝑝: (−𝑞)) × 𝑞) perkalian bilangan-bilangan bulat
= −(−𝑝) definisi pembagian
=𝑝

Contoh:
Buktikan bahwa (𝑎 − 𝑏): (−𝑐) = (𝑏: 𝑐) − (𝑎: 𝑐)
Bukti:
Kalimat yang akan dibuktikan dipandang sebagai pembagian dengan (a – b)sebagai
terbagi, (-c) sebagai pembagi dan {(𝑏: 𝑐) − (𝑎: 𝑐)} sebagai hasil pembagian.
Sehingga kalimat yang akan dibuktikan itu sama artinya dengan
{(𝑏: 𝑐) − (𝑎: 𝑐)} × (−𝑐) = 𝑎 − 𝑏.
Ki = {(𝑏: 𝑐) − (𝑎: 𝑐)} × (−𝑐)
= {(𝑏: 𝑐) + (−(𝑎: 𝑐))} × (−𝑐)
= {(𝑏: 𝑐) × (−𝑐)} + {(−(𝑎: 𝑐)) × (−𝑐)}
= (−𝑏) + {(𝑎: 𝑐) × 𝑐}
= (−𝑏) + 𝑎
= 𝑎 + (−𝑏)
=𝑎−𝑏
= 𝐾𝑎.
Coba lengkapilah bukti itu dengan membubuhi alasan yang digunakan setiap langkah
pembuktian.

4.2.2 latihan 2
Selesaikanlah soal-soal berikut!
Apabila a, b, c, k, l dan m adalah bilangan-bilangan bulat, maka buktikanlah bahwa:
1. ((−𝑎): 𝑏) × (−𝑐) = 𝑎: (𝑏 × 𝑐).
2. ((−𝑎): 𝑏): (−𝑐) = (𝑎: 𝑐): 𝑏.
3. (−(𝑎𝑏𝑐)): (−𝑘𝑙𝑚)) = (𝑎: 𝑘)(𝑏: 𝑙)(𝑐: 𝑚).
4. (−(𝑎𝑐)): (−(𝑏𝑐)) = 𝑎: 𝑏.
5. (−𝑐)(𝑎: 𝑏) = (−𝑎): (𝑏: 𝑐)

4.2.3 Rangkuman
1. Perkalian bilangan bulat
(−𝑎) × 𝑏 = (−𝑎𝑏)
(−𝑎) × (−𝑏) = 𝑎𝑏
2. Pilihlah pembagian bilangan-bilangan bulat.
Jika a, b dan c bilangan-bilangan bulat dengan 𝑏 ≠ 0
Maka a : b = c bila dan hanya bila 𝑎 = 𝑏 × 𝑐.
3. Rumus definisi pembagian bilangan-bilangan bulat.
((−𝑎): 𝑏) × 𝑏 = (−𝑎)
(𝑎: (−𝑏)) × 𝑏 = (−𝑎)
((−𝑎): 𝑏) × (−𝑏) = 𝑎
(𝑎: (−𝑏) × (−𝑏) = 𝑎
((−𝑎): (−𝑏)) × 𝑏 = 𝑎
((−𝑎): (−𝑏) × (−𝑏) = (−𝑎)

3. Urutan Bilangan-Bilangan Bulat


Uraian dan Contoh
Telah dipelajari definisi relasi “kurang dari” pada bilangan-bilangan cacah, dan telah
membuktikan sifat-sifatnya. Berikut ini, kita akan mempelajari relasi urutan bilangan-
bilangan bulat.

Definisi 2.5

Jika a dan b bilangan-bilangan bulat, a kurang dari b (dinyatakan dengan 𝑎 <


𝑏) bila dan hanya bila ada bilangan bulat positif c sedemikian hingga 𝑎 + 𝑐 =
𝑏

Definisi 2.6
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat, a lebih dari b (dinyatakan dengan 𝑎 >
𝑏) bila dan hanya bila 𝑏 < 𝑎.

Urutan bilangan-bilangan bulat ini akan tampak jelas pada garis bilangan berikut.

−3 −2 −1 0 1 2 3

Pada garis bilangan, a < b ditunjukkan bahwa titik yang menyatakan a berada di
sebelah kiri dari titik yang menyatakan b. Misalkan (−4) < (−1), terlihat pada garis
bilangan itu bahwa titik yang menyatakan (−4) berada di sebelah kiri dari titik yang
menyatakan (−1).

Dalam model 1 telah dipelajari bahwa jika a dan b bilangan-bilangan cacah, maka
berlaku tepat satu relasi di antara 𝑎 < 𝑏, 𝑎 = 𝑏 dan 𝑎 > 𝑏, yang terjkenal sebagai sifat
trikotomi.

Apakah sifat trikotomi berlaku pada bilangan-bilangan bulat? Coba selidiki pula bahwa
relasi “lebih kecil dari” pada bilangan-bilangan bulat berlaku sifat-sifat irrefleksif,
asimetris dan transitif.

Demikian pula, Anda dengan mudah dapat membuktikan kebebnaran pernyataan-


pernyataan berikut.

Apakah a, b, c dan d bilangan-bilangan bulat dan

i. 𝑎 = 𝑏 maka 𝑎 + 𝑐 = 𝑏 + 𝑐
ii. 𝑎 = 𝑏 maka 𝑎 × 𝑐 = 𝑏 × 𝑐
iii. 𝑎 = 𝑏 dan 𝑐 = 𝑑 maka 𝑎 + 𝑐 = 𝑏 + 𝑑
iv. 𝑎 + 𝑐 = 𝑏 + 𝑐 maka 𝑎 + 𝑏
v. 𝑎 × 𝑐 = 𝑏 × 𝑐 dengan 𝑐 ≠ 0 maka 𝑎 = 𝑏.
Pembuktian sifat-sifat berikut sejalan dengan pembuktian yang telah diberikan pada
bilangan-bilangan cacah. Sifat-sifat itu adalah:

Sifat 2.2
Jika a, b dan c bilangan-bilangan bulat, maka a<b bila dan hanya bila 𝑎 + 𝑐 <
𝑏+𝑐
Bukti:
i. Dibuktikan jika 𝑎 < 𝑏 maka 𝑎 + 𝑐 < 𝑏 + 𝑐.
𝑎 < 𝑏 berarti ada bilangan bulat positif k sedemikian sehingga
𝑎+𝑘 =𝑏 definisi “lebih kecil dari”
(𝑎 + 𝑘) + 𝑐 = 𝑏 + 𝑐 sifat penjumlahan pada kesamaan
𝑎 + (𝑘 + 𝑐) = 𝑏 + 𝑐 sifat asosiatif penjumlahan
𝑎 + (𝑐 + 𝑘) = 𝑏 + 𝑐 sifat komutatif penjumlahan
(𝑎 + 𝑐) + 𝑘 = 𝑏 + 𝑐 sifat asosiatif penjumlahan
𝑎+𝑐 <𝑏+𝑐 definisi “lebih kecil dari”.
ii. Dibuktikan jika 𝑎 + 𝑐 < 𝑏 + 𝑐 maka 𝑎 + 𝑏.
𝑎 + 𝑐 < 𝑏 + 𝑐 berarti ada bilangan bulat positif p sedemikian hingga
(𝑎 + 𝑐) + 𝑝 = 𝑏 + 𝑐 definisi “lebih kecil dari”
𝑎 + (𝑐 + 𝑝) = 𝑏 + 𝑐 sifat asosiatif penjumlahan
𝑎 + (𝑝 + 𝑐) = 𝑏 + 𝑐 sifat komutatif penjumlahan
(𝑎 + 𝑝) + 𝑐 = 𝑏 + 𝑐 sifat asosiatif penjumlahan
{(𝑎 + 𝑝) + 𝑐} + (−𝑐) = (𝑏 + 𝑐) sifat penjumlahan pada kesamaan
(𝑎 + 𝑝) + (𝑐 + (−𝑐)) = 𝑏 + (𝑐 + (−𝑐)) sifat asosiatif penjumlahan
(𝑎 + 𝑝) + 0 = 𝑏 + 0 invers penjumlahan
𝑎+𝑝 =𝑏
𝑎<𝑏 definisi “lebih lecil dari”.
Dari i dan ii terbuktilah bahwa
𝑎 < 𝑏 bila dan hanya bula 𝑎 + 𝑐 < 𝑏 + 𝑐
Perhatikan bahwa jika 𝑎 + 𝑐 < 𝑏 + 𝑐 maka 𝑎 < 𝑏 belum dapat dibuktikan apabila
𝑎, 𝑏 dan 𝑐 bilangan-bilangan cacah (Mengapa?).

Sifat 2.3

Jika 𝑎 dan 𝑏 bilangan-bilangan bulat dan 𝑐 bilangan bulat positif serta 𝑎 < 𝑏
maka 𝑎 × 𝑐 < 𝑏 × 𝑐.

Bukti:

𝑎 < 𝑏, berarti ada bilangan bulat positif k sedemikian hingga

𝑎+𝑘 =𝑏 definisi “lebih kecil dari”.

(𝑎 + 𝑘) × 𝑐 = 𝑏 × 𝑐 sifat perkalian pada kesamaan


(𝑎 × 𝑐) + (𝑘 × 𝑐) = 𝑏 × 𝑐 sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan

𝑎×𝑐 < 𝑏×𝑐 definisi “kurang dari”, karena (𝑘 × 𝑐) bilangan bulat


positif.
Konvers dari sifat 2.3 juga bernilai benar, yaitu:

Sifat 2.4
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat dan c bilangan bulat positif serta 𝑎 × 𝑐 <
𝑏 × 𝑐 maka 𝑎 < 𝑏.

Bukti:
𝑎×𝑐 <𝑏×𝑐
(𝑎 × 𝑐) + (−(𝑏 × 𝑐)) < (𝑏 × 𝑐) + (−(𝑏 × 𝑐)) sifat penjumlahan pada ketidaksamaan
(𝑎 × 𝑐) + ((−𝑏) × 𝑐) < 0 invers penjumlahan
(𝑎 + (−𝑏)) × 𝑐 < 0 sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan
𝑎 + (−𝑏) < 0 c bilangan bulat positif
(𝑎 + (−𝑏)) + 𝑏 < 0 + 𝑏 sifat penjumlahan dan ketidaksamaan
𝑎 + ((−𝑏) + 𝑏) < 𝑏 sifat asosiatif penjumlahan
𝑎<𝑏 invers penjumlahan.

Sifat 2.3 dan sifat 2.4 dapat diringkas dalam satu kalimat, yaitu: Jika a dan b bilangan-
bilangan bulat dan c bilangan bulat positif maka 𝑎 < 𝑏 bila dan hanya bila 𝑎 × 𝑐 < 𝑏 × 𝑐.
Pada sifat 2.3 dan 2.4 dibatasi dengan c bilangan bulat positif. (Mengapa?) Bagaimana jika
𝑐 = 0 telah disajikan dalam modul 1. Masih ingatkah? Untuk c bilangan bulat negatif,
misalkan 𝑐 = −5, a dan b berturut-turut diambil (−4) dan 7 → (−4) < 7. Jika kedua ruas
dari ketidaksamaan ini dikalikan (-5) maka terdapat 20 < (−35), yaitu suatu
ketidaksamaan yang salah. Agar diperoleh ketidaksamaan yang benar maka tanda
ketidaksamaan “ < ” harus diganti dengan “ > ”. Secara umum, hal itu dinyatakan dalam
sifat berikut.

Sifat 2.5
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat dan c bilangan bulat negatif serta 𝑎 < 𝑏
maka 𝑎 × 𝑐 > 𝑏 × 𝑐.
Bukti:
𝑎 < 𝑏 beararti ada bilangan bulat positif k sedemikian hingga 𝑎 + 𝑘 = 𝑏 definisi
“lebih kecil dari”
(𝑎 + 𝑘) × 𝑐 = 𝑏 × 𝑐 sifat perkalian pada kesamaan
(𝑎 × 𝑐) + (𝑘 × 𝑐) = 𝑏 × 𝑐 sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan.
Karena k bilangan bulat positif dan c bilangan bulat
negatif, maka (𝑘 × 𝑐) suatu bilangan bulat negatif,
sehingga – (𝑘 × 𝑐) bilangan bulat positif.
{(𝑎 × 𝑐) + (𝑘 × 𝑐)} + (−(𝑘 × 𝑐)) = (𝑏 × 𝑐) + (−(𝑘 × 𝑐))
Sifat penjumlahan pada kesamaan
(𝑎 × 𝑐) + {(𝑘 × 𝑐) + (−(𝑘 × 𝑐))} = (𝑏 × 𝑐) + (−(𝑘 × 𝑐))
Sifat asosiatif penjumlahan
(𝑎 × 𝑐) + 0 = (𝑏 × 𝑐) + (−(𝑘 × 𝑐)) invers penjumlahan
(𝑎 × 𝑐) = (𝑏 × 𝑐) + (−(𝑘 × 𝑐)) karena (−(𝑘 × 𝑐)) bilangan positif, maka
(𝑏 × 𝑐) < (𝑎 × 𝑐)
𝑎×𝑐 > 𝑏×𝑐 definisi “lebih besar dari”.
Konvers sifat 2.5 juga bernilai benar, yaitu:

Sifat 2.6
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat dan c bilangan bulat negatif serta 𝑎 × 𝑐 >
𝑏 × 𝑐 maka 𝑎 < 𝑏.
Bukti sifat ini mirip bukti sifat 2.4, dipersilahkan Anda membuktikan sendiri.
BAB 2
INDUKSI MATEMATIKA
Induksi matematika adalah proses pembuktian teorema umum atau rumus dari
kasus-kasus khusus sebagai berikut.
P(n) adalah pernyataan, teorema, rumus dengan n variabel pada bilangan bulat.
Ada dua langkah dalam pembuktian dengan Induksi Matematika
1. Tunjukkan dengan substitusi bahwa P(n) adalah benar untuk satu harga n yang
bulat positif, misalnya n=1, atau n=2 dan seterusnya.
2. Andaikan P(n) adalah benar untuk n=k. Kemudian buktikan bahwa P(n) adalah
benar untuk n=k+1.
Untuk diingat.

1. a ≤ b means a < b or a = b,
2. a > b means b < a, and
3. a ≥ b means b ≤ a.
Contoh.
1. Buktikan dengan induksi matematika bahwa, untuk semua harga n positif,
𝑛(𝑛+1)
P(n):1 + 2 + 3 + ⋯ + 𝑛 = 2

Bukti:
Langkah 1: P(n) adalah benar untuk n=1, karena
1(1 + 1)
1= =1
2
Langkah 2: andaikan P(n) benar untuk n = k.
𝑘(𝑘+1)
𝑃(𝑘): 1 + 2 + 3 + ⋯ + 𝑘 = adalah benar.
2

Akan dibuktikan bahwa P(k+1) benar


Tambahkan kedua ruas dengan suku ke (k+1), sebagai berikut
𝑘(𝑘+1)
1 + 2 + 3 + ⋯ + 𝑘 + (𝑘 + 1) = + (𝑘 + 1)
2

(𝑘 + 1)(𝑘 + 2)
=
2
𝑛(𝑛+1)
Ini merupakan harga dari apabila (k+1) diganti n.
2

Apabila P(n) adalah benar untuk n=k, telah dibuktikan bahwa P(n) benar untuk
n=k+1. P(n) berlaku untuk n=1; sehingga berlaku untuk n=1+1=2. P(n) berlaku
untuk n=2,maka berlaku untuk n=2+1=3 dan seterusnya berlaku untuk semua n
bilangan bulat positif.
2. Buktikan dengan induksi matematika bahwa jumlah n suku dari deret hitung
𝑛
𝑎 + (𝑎 + 𝑑) + (𝑎 + 2𝑑) + ⋯ + {𝑎 + (𝑛 − 1)𝑑} = [2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑑]
2
Bukti:
Langkah 1: P(n) adalah benar untuk n=1, karena
1
𝑎 = [2𝑎 + (1 − 1)𝑑] = 𝑎
2
Langkah 2: andaikan P(n) benar untuk n = k.
𝑘
𝑃(𝑘): 𝑎 + (𝑎 + 𝑑) + (𝑎 + 2𝑑) + ⋯ [𝑎 + (𝑘 − 1)𝑑] = [2𝑎 + (𝑘 − 1)𝑑]
2

adalah benar.
Tambahkan kedua ruas dengan suku ke (k+1), sebagai berikut
𝑘
𝑎 + (𝑎 + 𝑑) + (𝑎 + 2𝑑) + ⋯ + [𝑎 + (𝑘 − 1)𝑑] + (𝑎 + 𝑘𝑑) = [2𝑎 + (𝑘 − 1)𝑑] + (𝑎 + 𝑘𝑑)
2
𝑘
𝑃𝑒𝑟ℎ𝑎𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 ∶ [2𝑎 + (𝑘 − 1)𝑑] + (𝑎 + 𝑘𝑑)
2
2𝑘𝑎 + 𝑘 2 𝑑 − 𝑘𝑑 + 2𝑎 + 2𝑘𝑑
=
2
(𝑘 + 1)
= (2𝑎 + 𝑘𝑑)
2
𝑛
Ini merupakan harga dari 2 [2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑑 apabila (k+1) diganti n.

Apabila P(n) adalah benar untuk n=k, telah dibuktikan P(n) benar untuk n=k+1.
P(n) berlaku untuk n=1; sehingga berlaku untuk n=1+1=2, berlaku untuk n=2,maka
berlaku untuk n=2+1=3 dan seterusnya berlaku untuk semua n bilangan bulat
positif.
3. Buktikan bahwa.
Jika 𝑛 ≥ 5, 𝑚𝑎𝑘𝑎 4𝑛 < 2𝑛
Diketahui: 𝑛 ≥ 5.
Buktikan: 4𝑛 < 2𝑛 , untuk semua bilangan bulat positif 𝑛 ≥ 5.
Bukti:
P(n): 4𝑛 < 2𝑛
1. Diambil n=5
P(5): 20< 32, adalah benar.
2. P(k): 4𝑘 < 2𝑘 adalah benar.
Akan dibuktikan bahwa P(k+1): 4(𝑘 + 1) < 2(𝑘+1) adalah benar.
4𝑘 < 2𝑘 adalah benar.
Masing-masing ruas ditambah dengan 4
4𝑘 + 4 < 2𝑘 + 4
↔ 4(𝑘 + 1) < 2𝑘 + 4 adalah benar.
Perhatikan ruas kiri
4(k+1)= 4k +4
< 2𝑘 + 4 diketahui benar.
< 2𝑘 + 4 k karena 4<4k.
< 2𝑘 + 2𝑘 karena 4𝑘 < 2𝑘 adalah benar.
< 2. 2𝑘 sifat eksponen.
< 2𝑘+1 sifat eksponen.

P(k + 1): 4(𝑘 + 1) < 2(𝑘+1) benar untuk n = k+1

Jadi P(n) benar untuk semua bilangan bulat positif 𝑛 ≥ 5.

4. Buktikan bahwa 3𝑛 − 1 habis dibagi 2


Bukti:
P(n): 3𝑛 − 1
1. P(1): 31 − 1 =2 habis dibagi 2.
2. P(k): 3𝑘 − 1 habis dibagi 2 adalah benar
Akan dibuktikan bahwa 3𝑘+1 − 1 habis dibagi 2.
Perhatikan
3𝑘+1 − 1 = 3𝑘+1 − 3𝑘 + 3𝑘 − 1
= (3𝑘+1 − 3𝑘 ) + (3𝑘 − 1)
= 3𝑘 (3 − 1) + (3𝑘 − 1)
= 2. 3𝑘 + (3𝑘 − 1)
2. 3𝑘 habis dibagi 2, (3𝑘 − 1) diketahui habis dibagi 2, akibatnya
3𝑘+1 − 1 habis dibagi 2.
Jadi P(n): 3𝑛 − 1 habis dibagi 2 untuk n bilangan bulat positif.

Latihan.
Buktikan tiap-tiap pernyataan berikut dengan Induksi Matematika (n adalah bilangan bulat
positif).
1. 1 + 3 + 5+ . . . +(2n − 1) = n2
3n −1
2. 1 + 3 + 32 + … + 3n−1 = 2
n2 (n+1)2
3. 13 + 23 + 33 + … + n3 = 4
a(rn +1)
4. 𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + ⋯ = r−1
1 1 1 n
5. + 2.3 + 3.4 + … =
1.2 n+1

6. 52𝑛 − 1 habis dibagi 3.


7. 5𝑛 − 3n habis dibagi 5-3
8. 72𝑛−1 + 32n habis dibagi 8.
9. 𝑎𝑛 − bn habis dibagi oleh a-b.
10. 𝑎2𝑛 − b2n habis dibagi oleh a+b.
(2n−1)3n+1 +3
11. 1.3 + 2. 32 + 3. 33 + … =
4

12. 𝐼𝑓 𝑛 ≥ 5 𝑡ℎ𝑒𝑛 2n > 5𝑛.


BAB 3
KETERBAGIAN
(Elementary Divisibility Properties)

1. d divides n.
2. d is a divisor of n.
3. d is a factor of n.
4. n is a multiple of d.
Definisi keterbagian.
Bilangan bulat a membagi habis bilangan bulat b jika dan hanya jika ada bilangan bulat k
sehingga b = ak. Ditulis a│b untuk a membagi habis b.
Dengan kata lain 1) a faktor b
2) a pembagi b
3) a kelipatan b
Teorema 3.1: Jika a│b maka a│bc untuk c bilangan bulat sebarang.
Bukti: Diketahui a│b, c bilangan bulat sebarang.
Akan dibuktikan a│bc.
Menurut definisi a│b adalah b = ak.
⇔ b.c = ak. c
⇔ bc = a. Kc
⇔ a│bc

Beberapa hal berkaitan dengan keterbagian adalah sebagai berikut :


1.1 Misalkan a, b, c, x dan y bilangan bulat, maka sifat-sifat di bawah ini berlaku :
(1) a | a (semua bilangan bulat membagi dirinya sendiri)
(2) a | 0 (semua bilangan bulat membagi 0)
(3) 1 | a (satu membagi semua bilangan bulat)
(4) Jika a | 1 maka a = ±1
(5) Jika a | b maka a | xb
(6) Jika a | b dan b | c maka a | c
(7) Jika a|b dan a|c maka a|(bx + cy)
(8) Jika a|b maka xa|xb
(9) Jika a|b dan b ≠ 0 maka |a| ≤ |b|
(10) Jika a|b dan b|a maka a = ±b
(11) Jika ab = c maka a|c
(12) Jika a|bc dan FPB(a, b) = 1 maka a|c
(13) 0|a hanya jika a = 0

Buktikan sifat-sifat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai