TEORI BILANGAN
Penulis:
WILDA MAHMUDAH, M.Si.
ILLAH WINIATI TRIYANA, S.Si. M.Si.
ISBN:
978-602-5891-67-0
Editor:
Funky
Tata Letak:
Widi Yuritama P.
Desain Cover:
Haqi
Penerbit:
Uwais Inspirasi Indonesia
Redaksi:
Ds. Sidoharjo, Kec. Pulung, Kab. Ponorogo
KATA PENGANTAR
Penulis
iv
•
DAFTAR ISI
Bab I
Sistem Bilangan Bulat --------------------------------------------------- 2
Bab II
Keterbagian --------------------------------------------------------------- 12
Bab III
FPB, Algoritma Euclide, KPK ----------------------------------------- 20
Bab IV
Persamaan Diophantine ------------------------------------------------- 30
Bab V
Kongruensi ---------------------------------------------------------------- 40
Bab VI
Bilangan Prima dan Komposit ----------------------------------------- 52
v
•
vi
•
vii
•
viii
•
PENDAHULUAN
1
•
BAB I
Definisi 1.1
Sistem bilangan bulat terdiri atas Z={...,-2,-1,0,1,2,...}
dengan operasi biner penjumlahan (+) dan perkalian (x).
2
•
Definisi 1.2
Jika n bilangan bulat maka n + (-n) = (-n) + n = 0.
Bilangan (-n) disebut lawan (invers penjumlahan) dari n.
Contoh 1.1 :
Jika a dan b bilangan bulat positf, buktikan bahwa
(-a) + (-b) = - (a+b)
Bukti :
Misal c adalah bilangan bulat yang menyatakan (-a) + (-b)
yaitu :
c = (-a) + (-b)
c + b = ((-a)+(-b)) + b sifat penjumlahan pada kesamaan
c + b = (-a)+((-b) + b) sifat asosiatif penjumlahan
c + b = (-a)+0 invers penjumlahan
3
•
4
•
Definisi 1.3
jika a dan b bilangan bulat, a lebih kecil dari b
(dinyatakan a < b) jika dan hanya jika ada bilangan bulat
positif c sedemikian hingga a + c = b.
Definisi 1.4
jika a dan b bilangan bulat, a lebih besar dari b (a > b)
jika dan hanya jika b < a.
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
Pada garis bilangan a<b ditunjukkan bahwa titik yang
menyatakan a berada di sebelah kiri dari titik yng menyatakan b.
Sifat – sifat keterurutan bilangan bulat :
1. jika a, b, dan c bilangan bulat, maka a < b jika dan hanya
jika a+c < b+c
2. jika a dan b bilangan bulat dan c bilangan bulat positif
serta a < b maka a x c < b x c
3. jika a dan b bilangan bulat dan c bilangan bulat positif
serta a x c < b x c maka a < b
4. jika a dan b bilangan bulat dan c bilangan bulat negatif
serta a < b maka ax c > b x c
5. jika a dan b bilangan bulat dan c bilangan bulat negatif
serta ax c > b x c maka a < b
5
•
Contoh 1.2
Buktikan bahwa jika a, b, dan c bilangan bulat, maka a < b jika
dan hanya jika a+c < b+c
Bukti :
untuk membuktikan a < b jika dan hanya jika a+c < b+c, maka
dibuktikan dua arah
(i) Akan dibuktikan jika a<b maka a+c < b + c
a < b berarti ada bilangan bulat positif k sedemikian
hingga
a+k=b definisi “lebih kecil dari”
(a+k) + c = b + c penjumlahan pada kesamaan
a + (k + c) = b + c sifat asosiatif penjumlahan
a + (c + k) = b + c sifat komutatif penjumlahan
(a + c) + k = b + c sifat asosiatif penjumlahan
a+c<b+c definisi “lebih kecil dari”
Sifat Trikotomi
Apabila a dan b bilangan – bilangan bulat maka hanya
berlaku satu dari 3 reaksi berikut :
(1) a < b
(2) a = b
(3) a > b
7
•
Latihan 1.1.
1. jika a dan b bilangan cacah dengan b < a, buktikan bahwa
a + (-b) = a – b
2. jika a dan b bilangan cacah dengan b < a, buktikan bahwa
a - (-b) = a + b
3. jika a dan b bilangan cacah dengan b < a, buktikan bahwa
(a - b) - (- c) = (a+c) – b
4. jika a,b, dan c bilangan bulat positif dan a<b maka a x c < b x c
5. jika a, b bilangan bulat dan c bilangan bulat negatif serta a < b
maka a x c > b x c
6. jika a dan b bilangan bulat dan c bilangan bulat negatif serta
a x c > b x c maka a < b
8
•
Rangkuman
9
•
10
•
PENDAHULUAN
11
•
BAB II
KETERBAGIAN
Definisi 2.1
Misalkan a dan b adalah dua buah bilangan bulat
dengan syarat a 0, bilangan bulat a membagi habis
bilangan bulat b, (ditulis a|b), jika dan hanya jika ada
bilangan bulat k sehingga b=a.k. Jika b tidak habis
dibagi a maka ditulis ałb.
Contoh 2.1 :
3|6 karena terdapat bilangan bulat k sedemikian hingga
3k=6, yakni k = 2
2 ł 9 karena tidak ada bilangan bulat k sehingga 2k = 9
1. a | b dan a | c ⇒ a | (b + c) ;
2. a | b dan b | c ⇒ a | c ;
3. a | b ⇒ a | bc ;
4. a | b dan a|c ⇒ a|(bx+cy) untuk setiap bilangan bulat x,y
5. a | b dan b | a ⇒ a = ±b;
6. a | b, a > 0, b > 0 ⇒ a ≤ b.
7. a | b ca | cb , c 0
Bukti :
Diketahui
a| b berarti b = k.a
a| c berarti c = m.a
sehingga diperoleh
b + c = ka + ma
b + c = a (k + m)
berdasar definisi berarti bahwa a | (b + c) (Terbukti)
13
•
14
•
Contoh 2.2 :
Tentukan apakah 4543876548 habis dibagi
a. 2 b. 3 c. 11
Jawab :
Misal N = 4543876548
a. karena digit terakhir dari N adalah 9 dan 9 tidak habis
dibagi 2 maka N tidak habis dibagi 2
b. karena 4+5+4+3+8+7+6+5+4+9 = 45 dan 45 habis
dibagi 9 maka N habis dibagi 9
c. jumlah digit posisi ganjil = 4+4+8+6+4 = 26
jumlah digit posisi genap = 5+3+7+5+8 = 28
selisih jumlah digit posisi genap dan ganjil = 28 – 26
=2
karena 2 tidak habis dibagi 11 maka N tidak habis
dibagi 11
15
•
Contoh 2.3 :
Jika diketahui N = 2x04y habis dibagi 99. tentukan nilai x
dan nilai y.
Jawab :
Diketahui N habis dibagi oleh 99. atau dengan kata lain 99|N
karena 99= 9.11 maka N juga habis dibagi 9 dan N juga habis
dibagi 11.
N habis dibagi 9 berarti 2+x+0+4+y = 6+ (x+y) harus bisa
dibagi 9 sehingga nilai x+y yang mungkin adalah 3 dan 12.
Diperoleh 2 persamaan yaitu
x+y = 3 .....................................................(1)
dan
x+y = 12 ......................................................(2)
N habis dibagi 11 maka ((2+0+y)-(x+4))= 0 atau harus habis
dibagi 11.
Diperoleh y –x = 2 ....................................................(3)
pers (1) dan (3) dieliminasi diperoleh y = 5/2
(Tidak memenuhi, kenapa ????)
pers (2) dan (3) dieliminasi diperoleh x = 5 dan y = 7.
Jadi nilai yang memenuhi adalah x =5 dan y =7.
Contoh 2.4 :
Jika 3| a+4b tunjukkan bahwa 3|(13a+ b)
Bukti :
Diketahui
3|a+4b 3| a+b+3b
karena 3 |3b maka haruslah 3 | a+b
13a + b = 12 a +a +b
karena 3| 12a dan 3| a+b maka 3| 13a +b (Terbukti)
16
•
Latihan 2.1
17
•
RANGKUMAN
18
•
PENDAHULUAN
19
•
BAB III
Definisi 3.1
Bilangan bulat c disebut Faktor Persekutuan bilangan a dan b
jika dan hanya jika c|a dan c|b.
Definisi 3.2
Bilangan bulat positif d disebut Faktor Persekutuan
Terbesar bilangan a dan b jika :
i) d faktor dari a dan b
ii) untuk setiap faktor persekutuan c dari bilangan a dan b,
maka c|d.
Contoh 3.1.
(75,45) = 15 ; (24, 40) = 8 .
Contoh 3.2.
(i) Bilangan 1987 dibagi 97 memberikan hasil bagi 20 dan
sisa 47 atau dapat dituliskan :
1987 = 97 × 20 + 47
(ii) Bilangan –22 dibagi 3 memberikan hasil bagi –8 dan
sisa 2 atau dapat dituliskan :
–22 = 3(– 8) + 2
tetapi –22=3(–7) –1 salah karena r = –1 tidak memenuhi
syarat 0 r < n.
21
•
Algoritma Euclide
Algoritma Euclide adalah algoritma untuk mencari FPB
dari dua buah bilangan bulat. Nama Euclid diambil dari
penemu algoritma Euclide yaitu seorang matematikawan
Yunani yang menuliskan algoritmanya tersebut dalam
bukunya yang terkenal, Element.
Diberikan dua buah bilangan bulat tak-negatif m dan n
dengan (m n). Algoritma Euclide berikut mencari Faktor
persekutuan terbesar dari m dan n.
Algoritma Euclide
1. Jika n = 0 maka m adalah FPB (m, n);
stop.
tetapi jika n 0,
Lanjutkan ke langkah 2.
2. Bagilah m dengan n dan misalkan r adalah sisanya.
3. Ganti nilai m dengan nilai n dan nilai n dengan nilai r,
lalu ulang kembali ke langkah 1
Contoh 3.3
Tentukan (2310, 2457) dengan algoritma Euclides
Jawab :
2457 = 2310 x 1 +147
2310 = 147 x15 + 105
147 = 105 x 1 + 42
105 = 42 x 2+ 21 FPB
42 = 21 x 2 + 0
sampai memberikan sisa 0, maka sisa terakhir
sebelum sisa nol adalah FPB nya.
jadi (2310,2457) = 21
22
•
Definisi 3.3.
Jika a dan b adalah bilangan bulat dan (a,b) = 1
maka dikatakan a dan b saling prima atau a relatif
prima terhadap b.
Contoh 3.4.
12 dan 35 adalah dua bilangan yang saling prima karena
(12,35) = 1, sedangkan 12 dan 21 tidak saling prima
karena (12,21) = 3.
Definisi 3.4.
Jika a dan b relatif prima, maka terdapat bilangan
bulat m dan n sedemikian sehingga
ma + nb = 1
Contoh 3.5.
Bilangan 20 dan 3 adalah relatif prima karena
(20, 3) =1; dan dapat ditulis
2 . 20 + (–13) . 3 = 1
dengan m = 2 dan n = – 13.
Bilangan 20 dan 5 tidak relatif prima karena
(20, 5) = 5 sehingga 20 dan 5 tidak dapat dinyatakan
dalam m. 20 + n . 5 = 1.
23
•
Teorema 3.2.
Misalkan a dan b bilangan bulat positif, maka terdapat
bilangan bulat m dan n sedemikian sehingga
(a, b) = ma + nb
Contoh 3.6.
Diberikan a = 247 dan b = 299
untuk mencari FPB digunakan algoritma Euclide sebagai
berikut :
299 = 247. 1 + 52
247 = 52 . 4 + 39
52 = 39 . 1 + 13
39 = 13.3 + 0
maka diperoleh FPB dari kedua bilangan yaitu 13.
menurut Teorema 3.2 maka ada bilangan bulat m dan n
sedemikian hingga
13 = 52 – 39 . 1
13 = 52 – (247 – 52.4).1
13 = 52.5 – 247
13 = (299 – 247 ) . 5 - 247
13 = 5. 299 - 6. 247
Jadi diperoleh m = -6 dan n = 5
Contoh 3.7.
Buktikan bahwa jika (a,b)=1 dan a| bc , maka a|c
Jawab
(a,b) =1 maka ada x dan y sehingga ax + by = 1
jika kedua ruas dikalikan c maka diperoleh
24
•
c(ax) + c(by) = c
a(cx) + (bc)y = c
karena a|bc maka a|(bc)y dan karena a|a(cx) maka a|c
(Terbukti)
Latihan 3.1.
Definisi 3.5.
Kelipatan persekutuan terkecil dari bilangan bulat tak nol a
dan b, yang dinotasikan dengan kpk[a,b], adalah m N
(1) a|m dan b|m,
(2) a|c, b|c, c > 0 m ≤ c
untuk selanjutnya lambang [a,b] menyatakan KPK dari
bilangan a adan b.
Contoh 3.8.:
Kelipatan persekutuan positif dari -12 dan 30 adalah
60, 120, 180, …
Akibatnya kpk(-12,30) = 60.
25
•
Teorema 3.3.
a,b N berlaku (a,b) . [a,b] = a.b
Contoh 3.9. :
Diberikan dua bilangan yaitu 12 dan 15. diperoleh
(12,15) = 3 dan [12,15] = 60
(12,15) . [12,15] = 12 . 15
3 . 60 = 180
180 = 180
Dari Teorema 3.9. dapat dilihat, bahwa KPK dari suatu bilangan
bisa ditentukan dengan mudah asal kita tahu berapa FPB nya.
Akibat
Diberikan a,b N [a,b] = ab (a,b) = 1.
26
•
Latihan 3.2.:
27
•
RANGKUMAN
28
•
PENDAHULUAN
29
•
BAB IV
PERSAMAAN DIOPHANTINE
Definisi 4.1.
Suatu persamaan yang berbentuk ax + by = c dengan
a,b,c Z dan a,b keduanya tidak nol disebut persamaan
linier Diophantine jika penyelesaiannya juga berupa
bilangan-bilangan bulat.
Teorema 4.1.
Persamaan linear Diophantine ax + by = c mempunyai
penyelesaian (a,b) | c
Definisi 4. 2.
Solusi dari suatu persamaan Diophantine ax + by = c
adalah x0, y0 Z ax0+ by0 = c
Contoh 4.1
Persamaan Diophantine 3x + 6y = 18 mempunyai
beberapa solusi, diantaranya :
x = 4 dan y = 1, karena 3.4 + 6.1 = 18.
x = (-6) dan y = 6, karena 3.(-6) + 6.6 = 18.
x = 10 dan y = (-2), karena 3.10 + 6.(-2) = 18.
Persamaan Diophantine 2x + 10y = 17 tidak mempunyai
solusi. ( temukan alasannya !)
30
•
Teorema 4.2.
1) Persamaan Diophantine ax + by = c mempunyai
solusi jika dan hanya jika d|c dengan d = FPB (a,b).
2) Jika x0, y0 solusi persamaan ini, maka semua solusi
lainnya atau solusi umunya berbentuk
b a
x x0 t , dan y y0 t ,
d d
dengan t Z .
Contoh 4.2.
Tentukan solusi dari 172x + 20y = 1000
Jawab :
langkah pertama selidiki terlebih dahulu apakah
persamaan tersebut punya penyelesaian atau tidak
dengan cara mencari FPB dari 172 dan 20.
Algoritma Euclid untuk mencari (172,20)
172 = 8.20 +12
20 = 1.12 + 8
12 = 1.8 + 4
8 = 2.4 + 0
Jadi (172,20) = 4.
Karena 4|1000, maka persamaan ini mempunyai
solusi
Untuk menentukan nilai x dan y digunakan langkah
mudur dari algoritma Euclide.
4 = 12 – 1. 8
4 = 12 – 1. (20 – 1.12)
4 = 12 – 1.20 +1. 12
31
•
4 = 2. 12 – 1. 20
4 = 2 . (172 – 8 . 20) – 1. 20
4 = 2. 172 – 16.20 – 1.20
4 = 2. 172 – 17 . 20
karena dalam soal 1000 maka kedua ruas dikalikan
25, diperoleh
1000 = 500 . 172 – 4250. 20
1000 = 500 . 172 + (– 4250). 20
jadi diperoleh solusi :
x0 = 500 dan y0 = - 4250
sedangkan solusi umumnya adalah
x = 500 + (20/4)t y = - 4250 – (172/4) t
x = 500 + 5t, y = - 4250 – 43t
untuk t Z
Contoh 4.3.
Tentukan solusi semua positif dari 172x + 20y = 1000.
Jawab:
dari contoh 4.2
diperoleh solusi umum persamaan tersebut adalah
x = 500 + 5t, y = - 4250 – 43t
untuk t Z
sedangkan solusi semua positif diperoleh jika 500 + 5t > 0
dan -43t – 4250 > 0.
Maka,
5t > -500 dan - 43 t > 4250
t > -100 t < 4250 / (-43)
t < - 98, 83
32
•
Akibat 4.1
Jika (a,b) = 1 dan x0, y0 solusi dari ax + by = c, maka semua
solusinya adalah
x = x0 + bt, dan y = y0 – at,
untuk t bilangan bulat yang sesuai.
Contoh 4.4.
Persamaan 5x + 22y = 18 mempunyai x0 = 8, y0 = -1
sebagai salah satu solusinya.
Semua solusi lainnya adalah x = 8 + 22t, y = -1 – 5t,
untuk sebarang bilangan bulat t.
Contoh 4. 5.
Diketahui x2 – y2 = 75. Tentukan (x,y) yang memenuhi
persamaan dimana x,y adalah bilangan bulat
jawab 1 x 75
x2 – y2 = 75
(x+y)(x – y ) = 75 3 x 25
5 x 15
33
•
Contoh 4.6
Tentukan bilangan bulat x dan y yang meemnuhi persamaan
1 1 1
x y 6
Jawab
1 1 1
x y 6
34
•
x y 1
xy 6
6x + 6y = xy
xy – 6x – 6y = 0
x(y – 6) – 6(y – 6) = 36
dimodifikasi sedemikian hingga didapat bentuk
pemfaktoran
1 . 36
(x – 6) ( y – 6) = 36 2 . 18
3 . 12
4.9
6.6
35
•
Latihan 4.1.
1. Buktikan teorema 4. 1.
2. Tentukan semua solusi bilangan bulat dari:
a. 56x + 72y = 40
b. 84x – 438y = 156
3. Tentukan semua solusi bilangan asli dari:
a. 30x + 17y = 300
b. 158x – 57y = 7
4. Cari semua solusi bilangan bulat dari
15x + 12y + 30z = 24.
(Petunjuk: Ambil y = 3s – 5t dan z = -s + 2t.)
5. Tentukan bilangan bulat x dan y yang memenuhi
1 1 1
persamaan
x y 4
6. Tentukan bilangan bulat x dan y yang meemnuhi
2 1 2
persamaan
x y 3
36
•
RANGKUMAN
37
•
38
•
PENDAHULUAN
39
•
BAB V
KONGRUENSI
Definisi 5.1
Misalkan a adalah bilangan bulat dan m adalah bilangan
bulat positif, operasi a mod m (dibaca “a modulo m”)
memberikan sisa jika a dibagi dengan m.
Notasi : a mod m = r sedemikian hingga a = mq + r, dengan
0 r < m.
Contoh 5.1.
Beberapa hasil operasi dengan operator modulo :
(i) 23 mod 5 = 3 karena (23 = 5 × 4 + 3)
(ii) 27 mod 3 = 0 karena (27 = 3 ×9 + 0)
(iii) 6 mod 8 = 6 karena (6 = 8 × 0 + 6)
(iv) 0 mod 12 = 0 karena (0 = 12×0 + 0)
(v) –41 mod 9 = 4 karena (– 41 = 9 x ( –5) + 4)
(vi) –39 mod 13 = 0 karena (– 39 = 13 x (–3) + 0)
Penjelasan (v):
Karena a negatif, bagi |a| dengan m mendapatkan sisa r’.
Maka a mod m= m – r’ bila r’ 0. Jadi | – 41| mod 9 =
5, sehingga –41 mod 9 = 9 –5 = 4.
40
•
Definisi 5.2
Misalkan a dan b adalah suatu bilangan bulat. Jika m
suatu bilangan bulat positif, maka a dikatakan kongruen
dengan b modulo m jika m | (a– b) dan ditulis
a ≡ b (mod m) .
dengan kata lain a ≡ b (mod m) jika a dan b memberikan
sisa yang sama bila dibagi oleh m.
Contoh 5.2
38 mod 5 = 3 dan 13 mod 5 = 3 , maka kita katakan 38 ≡ 13
(mod 5) (baca: 38 kongruen dengan 13 dalam modulo 5).
Contoh 5.3
17 ≡ 2 (mod 3) ( 3 habis membagi 17 – 2 = 15)
–7 ≡ 15 (mod 11) (11 habis membagi –7 –15 = – 22)
12 ≡/ 2 (mod 7) (7 tidak habis membagi 12 –2 = 10 )
–7 ≡/ 15 (mod 3) (3tidak habis membagi –7 –15 =22)
Kekongruenan a≡ b(mod m) dapat pula dituliskan dalam hubungan
a = b + km ; dengan k adalah bilangan bulat.
Contoh 5.4.
17 ≡ 2 (mod 3) dapat ditulis sebagai 17 = 2 + 5 × 3
– 7 ≡ 15 (mod 11) dapat ditulis sebagai –7 = 15 + (–2) x 11
Contoh 5.5.
Beberapa hasil operasi dengan operator modulo berikut:
(i) 23 mod 5 = 3 dapat ditulis sebagai 23 ≡ 3 (mod 5)
41
•
Teorema 5.1.
Misalkan m adalah bilangan bulat positif berlaku :
1. Jika a ≡ b (mod m) dan c adalah sembarang
bilangan bulat maka
(i) (a+ c) ≡(b + c) (mod m)
(ii) a ≡ bc (mod m)
(iii) ap ≡ bp (mod m) untuk suatu bilangan
bulat tak negatif p .
2. Jika a ≡ b (mod m) dan c ≡ d (mod m), maka
(i) (a+ c) ≡ (b + d) (mod m)
(ii) ac ≡ bd (mod m)
42
•
Contoh 5.6.
Misalkan 17 ≡ 2 (mod 3) dan 10 ≡ 4 (mod 3), maka menurut
Teorema 5.1 diperoleh
17 + 5 = 2 + 5 (mod 3) 22 = 7 (mod 3)
17 . 5 = 5 ×2 (mod 3) 85 = 10 (mod 3)
17 + 10 = 2 + 4 (mod 3) 27 = 6 (mod 3)
17 . 10 = 2 ×4 (mod 3) 170 = 8 (mod 3)
43
•
Teorema 5.3.
jika (a,m) = 1 maka persamaan ax ≡ b (mod m)
mempunyai penyelesaian.
jika x0 merupakan salah satu penyelesaian maka
{x0+ r.m | r ϵ Z|} merupakan seluruh
penyelesaian.
Teorema 5.4.
Jika p prima, maka persamaan ax ≡ b (mod p) selalu
punya penyelesaian.
Teorema 5.5.
Jika (m1, m2) =1 maka sistem persamaan
x ≡ a1 (mod m1) dan x ≡ a2 (mod m2)
punya penyelesaian untuk modulo m1.m2 dengan a1 dan
a2 sebarang bilangan.
Contoh 5.7.
Uji apakah ada penyelesaian persamaan 2x ≡ 1 (mod 4)
Jawab
Karena (2,4)=2 maka persamaan tersebut tidak punya
penyelesaian. atau 2x ≡ 1 (mod 4) berarti 2x – 1 = 4 k
(2x – 1) ganjil sedangkan 4k genap. Suatu bilangan ganjil sama
dengan suatu bilangan genap tidak mungkin ada, atau ganjil
tidak mungkin sama dengan genap, jadi persamaan tersebut
tidak punya penyelesaian.
44
•
Contoh 5.8.
cari penyelesaian dari 14x ≡ 3 (mod 81)
jawab
(14,81) = 1 ------------- > maka ada penyelesaian
14x ≡ 3 (mod 81)
14x – 3 = 81. k
14x – 81k = 3 ------------- > menjadi pers dhiophantine,
dan karena (14,81)=1 dan 1 | 3 maka persamaan baru ini punya
penyelesaian.
Contoh 5.9.
buktikan bahwa (am+b)n ≡ bn (mod m)
Jawab
akan dibuktikan bahwa (am+b)n – bn = km
(am + b)n – bn = (am)n + n(am)n-1b+...+n(am)bn-1 + bn – bn
= (am)n + n(am)n-1b+...+n(am)bn-1
= m[a(am)n-1+an(am)n-2b + ....+ an(b)n-1]
= mk
jadi terbukti bahwa (am+b)n ≡ bn (mod m).
Contoh 5.10.
Tentukan sisa jika 31990 dibagi 41
jawab
31990 = 34x497+2 (mod 41) --- > cari x sedemikian hingga
4 497
= (3 ) . 3 2
(mod 41) 3x = 1 atau -1 (mod 41)
497 2 diperoleh 34 = -1 (mod 41)
= (81) . 3 (mod 41)
sehingga 1990 = 4x497 + 2
= (2.41 -1) . 32 (mod 41)
497
= 32 (mod 41)
1990
Jadi sisa jika 3 dibagi 41 adalah 32.
Contoh 5.11.
Tentukan digit akhir dari 777333
menentukan digit
Jawab
terakhir berarti
777333 = (77. 10 + 7)333 (mod 10)
menentukan sisa
= (7)333 (mod 10)
2.166+1 pembagian
= (7) (mod 10)
2 166 1 oleh 10 atau mod 10
= (7 ) . 7 (mod 10)
166 1
= (-1) . 7 (mod 10)
=7 (mod 10)
Contoh 5.12.
Tentukan dua angka terakhir dari 31234
Jawab
31234 = (3)5x206+4 (mod 100) menentukan 2 digit
5 206 4
= (3 ) . 3 (mod 100) terakhir berarti mod 100
206 4
= (243) . 3 (mod 100)
2006
= (43) . 81 (mod 100)
= (43)2x103. 81 (mod 100)
= (1849)103. 81 (mod 100)
= (49)103. 81 (mod 100)
= (49)2x51+1. 81 (mod 100)
2 51 1
= (49 ) . 49 . 81 (mod 100)
51
= (2401) .49.81 (mod 100)
= 49. 81 (mod 100)
46
•
47
•
Latihan 5.1
48
•
RANGKUMAN
49
•
50
•
PENDAHULUAN
Hanya dengan keinginan yang kuat untuk belajar, maka anda akan
mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang disebutkan diatas..
Selamat Belajar, jangan pernah menyerah, semoga berhasil.
51
•
BAB VI
Definisi 6.1
Bilangan bulat positif p (p > 1) disebut bilangan
prima jika pembaginya hanya 1 dan p.
Contoh 6. 1
23 adalah bilangan prima karena ia hanya habis dibagi
oleh 1 dan 23.
Bilangan selain prima kecuali 1 disebut bilangan komposit.
Misalnya 20 adalah bilangan komposit karena 20 dapat dibagi
oleh 2, 4, 5, dan 10, selain 1 dan 20 sendiri.
Teorema 6.1
Untuk setiap bilangan komposit n, maka terdapat
bilangan prima p sehingga p|n dan p≤ n
Jadi jika tidak ada bilangan prima p yang dapat
membagi n dengan p ≤ n , maka n adalah bilangan
prima.
52
•
Contoh 6.2
Tentukan apakah bilangan-bilangan berikut merupakan
bilangan prima atau komposit
a).157 b).221
Jawab:
a). Bilangan-bilangan prima yang ≤ 157 adalah 2, 3, 5, 7, 11.
Karena tidak ada diantara bilangan-bilangan tersebut yang
dapat membagi 157 maka157 merupakan bilangan prima.
b). Bilangan-bilangan prima yang ≤ 221 adalah 2, 3, 5, 7,
11, 13. Karena 13 | 221 maka 221 merupakan bilangan
komposit.
Teorema 6.2
Jika p bilangan prima dan p| ab maka p|a atau p|b.
Bukti :
Andaikan p tidak membagi a. Karena p prima maka
(a,p)=1 atau (a,p)=p. Karena p tidak membagi a maka
(a,p)=1 sehingga p|b.
Dengan jalan yang sama jika diandaikan p tidak membagi b
maka dapat dibuktikan p| a .
53
•
Contoh 6.3.
9=33 (2 buah faktor prima)
100 = 2 2 5 5 (4 buah faktor prima)
13 = 13 (atau 1 13) (1 buah faktor prima)
Teorema Fermat
Metode lain yang dapat digunakan untuk menguji keprimaan
suatu bilangan bulat adalah Teorema Fermat.
Fermat (dibaca “Fair-ma”) adalah seorang matematikawan
Perancis pada tahun 1640.
Contoh 6.4.
Kita akan menguji apakah 17 dan 21 bilangan prima atau
bukan. Di sini kita mengambil nilai a = 2 karena (17, 2) = 1
dan (21, 2) = 1.
Untuk 17,
217–1 = 65536 1 (mod 17)
karena 17 membagi 65536 – 1 = 65535
Untuk 21,
221–1 =1048576 1 (mod 21)
karena 21 tidak habis membagi 1048576 – 1 = 1048575.
54
•
Teorema 6.5
jika p suatu bilangan prima, maka ap = a (mod p) untuk
setiap p bilangan prima
Contoh 6.5.
Berapakah sisa pembagian 538 oleh 11
jawab
Menurut teorema fermat 510 = 1 (mod 11), maka
538 = 510.3+8 (mod 11)
10 3 2 4
= (5 ) . (5 ) (mod 11)
3 4
=1 .3 (mod 11)
= 81 (mod 11)
=4 (mod 11)
38
jadi 5 dibagi 11 bersisa 4
Contoh 6.6.
Periksalah bahwa
(i) 316 1 (mod 17)
(ii) 186 1 (mod 49).
Jawab :
(i) Dengan mengetahui bahwa kongruen 33 10 (mod 17),
kuadratkan kongruen tersebut menghasilkan
36 100 –2 (mod 17)
Kuadratkan lagi untuk menghasilkan
312 4 (mod 17)
Dengan demikian, 316 312333 4103 120 1(mod 17)
55
•
Contoh 6.7.
Kelemahan Teorema Fermat : terdapat bilangan komposit n
sedemikian hingga 2n–11 (mod n). Bilangan bulat seperti
itu disebut bilangan prima semu (pseudoprimes).
Misalnya komposit 341 (yaitu 341 = 11 31) adalah
bilangan prima semu karena menurut teorema Fermat,
2340 1 (mod 341)
Untunglah bilangan prima semu relatif jarang terdapat.
56
•
Fungsi Euler
Fungsi Euler medefinisikan (n) untuk n 1 yang
menyatakan jumlah bilangan bulat positif < n yang relatif
prima dengan n.
Contoh 6.8.
Tentukan (20).
jawab
Bilangan bulat positif yang lebih kecil dari 20 adalah 1 sampai
19.
Di antara bilangan-bilangan tersebut, terdapat (20) = 8 buah
yang relatif prima dengan 20, yaitu 1, 3, 7, 9, 11, 13, 17, 19.
Untuk n = 1, 2, …, 10, fungsi Euler adalah
(1) = 0 (6) = 2
(2) = 1 (7) = 6
(3) = 2 (8) = 4
(4) = 2 (9) = 6
(5) = 4 (10) = 4
Jika n prima, maka setiap bilangan bulat yang lebih kecil dari n
relatif prima terhadap n. Dengan kata lain, (n) = n – 1 hanya jika n
prima.
Contoh 6.9.
(3) = 2, (5) = 4, (7) = 6, (11) = 10, (13) = 12, …
57
•
Teorema 6.7.
Jika n = pq adalah bilangan komposit dengan p dan q
prima, maka (n) = (p) (q) = (p – 1)(q – 1).
Contoh 6.10.
Tentukan (21).
Jawab :
Karena 21 = 7 3, (21) = (7) (3) = 6 2 = 12 buah bilangan
bulat yang relatif prima terhadap 21, yaitu 1, 2, 4, 5, 8, 10, 11,
13, 14, 17, 19, 20.
Teorema 6.8
Jika p bilangan prima dan k >0, maka
(pk)=pk– pk-1 = pk-1(p –1)
Contoh 6.11.
Tentukan (16).
Jawab
Karena (16) = (24) = 24 – 23 = 16 – 8 = 8, maka ada delapan
buah bilangan bulat yang relatif prima terhadap 16, yaitu 1, 3, 5,
7, 9, 11, 13.
Contoh 6.12.
hitung 52007 (mod 41)
Jawab
karena 5 dan 41 saling prima maka berdasar teorema fermat
540 = 1 (mod 41)
selanjutnya
58
•
59
•
Latihan 6.1
1. Selidiki apakah bilangan berikut priam apa komposit
a. 179 b. 2467 c. 2876
2. hitunglah :
a. 32018 (m0d 7)
b. 71016 (mod 31)
3. buktikan bahwa 2117 = 44 (mod117) . berdsarkan teorema
fermat berikan kesimpulan bahwa 117 bukan bilangan
prima
4. buktikan Teorema Euler dengan menggunakan induksi
5. buktikan bahwa 18! = -1 (mod 437)
6. jika (a,35) = 1 buktikan a12= 1 (mod 35)
7. hitunglah
a. 15! (mod 17)
b. 2(26!) (mod 29)
60
•
RANGKUMAN
61
•
DAFTAR PUSTAKA
62
•
CATATAN :
63
•
CATATAN :
64
•
CATATAN :
65