PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persamaan merupakan kalimat terbuka yang menggunakan tanda “sama
dengan (=). Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum diketahui nilai
kebenarannya atau kalimat yang masih memuat variabel. Persa maan linear adalah
suatu persamaan yang variabelnya memiliki pangkat tertinggi satu. Bentuk umum
persamaan linear dua variable adalah ax + by = c, dengan a ≠ 0, b ≠ 0, a dan b
adalah koefisien dan c adalah konstanta. Contoh : 2x + 3y = 12.
Persamaan Diophantine pertama sekali ditulis oleh Diophantus (250 M) di
dalam bukunya Arithmetica, dan buku ini dikenal sebagai buku aljabar yang
pertama. Persoalan persamaan Diophantine linier ini berkaitan dengan mencari
penyelesaian bulat dari persamaan-persamaan linier dengan dua atau lebih
variable.
Sebagai contoh: Della akan membeli sejumlah jeruk dan sejumlah mangga
dengan uang yang dimiliki senilai Rp 65.000. Jika harga sebuah jeruk Rp 1.250
dan harga sebuah mangga Rp 1.700, maka berapa kemungkinan banyak jeruk dan
mangga yang dapat dibeli Della?
Salah satu cara untuk menjawab pertanyaan di atas, terlebih dahulu kita
merubah bentuk tersebut ke bentuk persamaan linier, dengan memisalkan x
sebagai banyak jeruk dan y sebagai banyak mangga, sehingga: 1.250 x + 1.700 y
= 65.000.
Selanjutnya, dengan teknik mencoba-coba kita bisa saja mendapatkan hasil yang
kita inginkan, tetapi proses yang dilalui cukup panjang dan menyita waktu.
Misalkan :
x Y
0 38,23
1 37,5
2 37,76
14 27,94
15 27,20
29 16,91
30 16,17
43 6,61
44 5,88
52 0
Dengan cara mencoba-coba kita butuh proses yang lebih lama. Oleh
karena itu, kita memerlukan adanya cara tertentu yang sistematis dan sederhana
untuk meyelesaikan persamaan diatas. Pesamaan Diophantine linier ini memberi
solusi untuk mencari penyelesaian bulat dari persamaan-persamaan linier dengan
dua variable atau lebih.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud metode faktorisasi?
2.
3. Apa yang dimaksud persamaan Diophantine linear?
4. Bagaimana cara mencari solusi persamaan Diophantine linier?
5. Bagaimana contoh soal persamaan Diophantine linear sera
pembahasannya?
A. Metode Faktorisasi
Faktorisasi fermat
Lemma 3.9.
Jika n adalah bilangan bulat positif ganjil, maka ada korespondensi satu-ke-satu antara
faktorisasi dari n menjadi dua bilangan bulat positif dan perbedaan dua kuadrat yang
sama dengan n.
Bukti. Misalkan n adalah bilangan bulat positif ganjil dan misalkan n = ab menjadi
faktorisasi dari n menjadi dua bilangan bulat positif. Maka n bisa ditulis sebagai selisih
dua kuadrat, karena
n = ab = s2 - t2 ,
dimana s = (a + b) / 2 dan t = (a - b) / 2
Sebaliknya,
Misal n = s2 - t2
Untuk menemukan faktorisasi n, kita mencari kuadrat di antara urutan bilangan bulat
782 – 6077 = 7
Ketika 6077 = 812 – 222, kita lihat bahwa 6077 = (81 – 22)(81 + 22) = 59 . 103.
B. Bilangan Fermat
𝑛
Bilangan bulat 𝐹𝑛 = 22 + 1 disebut bilangan fermat. Fermat mengira-ngira
bahwa bilangan bulat ini semuanya bilangan prima. Bahkan, beberapa di awal
adalah prima, yaitu 𝐹0 = 3, 𝐹1 = 5, 𝐹2 = 17, 𝐹3 = 257, dan 𝐹4 = 65,537.
5
Sayangnya, 𝐹5 = 22 + 1 adalah komposit, seperti yang akan kita tunjukkan
sekarang.
5
Contoh 3.24 bilangan fermat 𝐹5 = 22 + 1 habis dibagi 641. Kita dapat
menunjukkan bahwa 641 | 𝐹5 tanpa benar-benar melakukan pembagian,
menggunakan beberapa pengamatan yang tidak terlalu jelas. Perhatikan bahwa
641 = 5. 27 + 1 = 24 + 54
Karenanya,
5
22 + 1 = 232 + 1
= 24 . 228 + 1
= (641 − 54 )228 + 1
Hasil berikut adalah bantuan yang berharga dalam faktorisasi bilangan fermat.
Teorema 3.20.
𝑛
Setiap pembagi prima dari bilangan fermat 𝐹𝑛 = 22 + 1 berbentuk 2𝑛+2 𝑘 + 1.
Contoh 3.25.
3
berdasarkan teorema 3.20, kita tahu bahwa setiap pembagi prima dari 𝐹3 = 22 +
1 = 257 pasti berbentuk 25 𝑘 + 1 = 32. 𝑘 + 1.
Karena tidak ada prima dari bentuk ini yang kurang dari atau sama dengan √257,
kita dapat menyimpulkan bahwa 𝐹3 = 257 adalah prima.
6
Contoh 3.26. ketika memfaktorkan 𝐹6 = 22 + 1,
kita menggunakan teorema 3.20 untuk melihat bahwa semua factor primanya
berbentuk 28 𝑘 + 1 = 256. 𝑘 + 1.
Karenanya, kita hanya perlu melakukan percobaan pembagian 𝐹6 oleh bilangan
prima dengan bentuk 256. 𝑘 + 1 bahwa tidak melewati √𝐹6 .
Setelah perhitungan yang cukup besar, kita menemukan bahwa suatu pembagi
prima diperoleh dengan 𝑘 = 1071, yaitu 274,177 = (256.1071 + 1) | 𝐹6 .
= (Fn – 2) Fn
n n+1
= (22 - 1) (22 + 1)
= (22 )2 – 1 = 22 - 1
= Fn+1 – 2
Teorema 3.21
Misalkan m dan n sebagai bilangan bulat negatif berbeda. Maka bilangan Fermat Fm dan
Fn adalah relatif prima.
Bukti.
ax + by = c… (1)
Orang pertama yang mendeskribsikan solusi umum dari persamaan inear Diophantine
adalah matematikawan india yang bernama Brahmagupta, yang mencantumkannya
kedalam sebuah buku karyanya pada abad ke-7. Kita sekarang mengembangkan teori ini
untuk menyelesaikan beberapa persamaan. Teorema dibawah ini memberitahu kita
kapan persamaan memiliki solusi, dan apa saja solusinya.
Teorema 3.23.
Bukti. Anggap bahwa x dan y adalah bilangan bulat dengan ax + by = c. maka karena d|a
dan d|b, dengan teorema 1.9 (jika a, b, m, dan n adalah bilngan bulat, dan jika c|a dan
c|b maka c|(ma+nb)), d|c. Oleh karena itu jika d ł c, tidak ada solusi dari persamaan
tersebut.
Sekarang anggap bahwa d|c. dengan teorema 3.8, terdapat s dan t dengan
d = as + bt.
Sejak d|c, terdapat bilangan bulat e dengan de=c. kalikan kedua sisi dengan e, maka kita
dapatkan
c = de
= (as + bt) e
= a (se) + b (te).
Karenanya, satu solusi dari suatu persamaan dinyatakan dengan x = x0 dan y = y0, dimana
x0 = se dan y0 = te.
𝑏
Untuk menunjukkan bahwa ada banyak solusi tak terbatas, dengan 𝑥 = 𝑥0 + ( ) 𝑛,
𝑑
𝑎
𝑦 = 𝑦0 − (𝑑) 𝑛
, dimana n adalah bilangan bulat. Kita pertama-tama akan menunjukkan bahwa
𝑏 𝑎
pasangan (x,y), dengan 𝑥 = 𝑥0 + ( ) 𝑛, 𝑦 = 𝑦0 − ( ) 𝑛
𝑑 𝑑
dimana n bilangan bulat, adalah solusi, kemudian kita akan menunjukkan bahwa setiap
solusi memiliki bentuk ini. Kita melihat bahwa pasangan ini (x,y) adalah solusi, karena
𝑏 𝑎
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑎𝑥0 + 𝑎 ( ) 𝑛 + 𝑏𝑦0 − 𝑏 ( ) 𝑛 = 𝑎𝑥0 + 𝑏𝑦0 = 𝑐
𝑑 𝑑
ax0 + by0 = c
a( x - x0 ) + b ( y - y0) = 0
karenanya
Bagi kedua sisi pada persamaan terakhir ini dengan d, kita lihat bahwa
Dengan teorema 3.6 (misal a dan b adalah bilangan bulat dengan (a,b)=d. maka
(a/d,b/d)=1) , kita tahu bahwa ( a/d, b/d) = 1. Menggunakan lemma 3.4 (jika a, b, dan c
adalah bilangan bulat positif sehingga (a,b)=1 dan a|bc, maka a|c), itu mengikuti bahwa
( a/d) | (y0-y). Meskipun , ada bilangan bulat n dengan (a/d)n = y0 – y ; ini berarti bahwa
y = y0- (a/d) n. Sekarang, letakkan nilai y ini ke dalam persamaan a( x - x0 ) = b ( y - y0),
kita menemukan bahwa a( x - x0 ) = b ( a/d)n, yang mana menyiratkan bahwa x = x0 +
b/d)n.
Dengan teorema 3.23, tidak ada penyelesaian dari persamaan diophantine 15x + 6y = 7,
karena (15, 6) = 3 tetapi 3 ł 7.
Contoh 3.28
Dengan teorema 3.23, terdapat tak hingga banyaknya solusi dari persamaan
diophantine 21x + 14y = 70, karena (21, 14) = 7 dan 7 | 70. Untuk menemukan
solusinya, gunakan metode algoritma euclid. 1 . 21 + (-1) . 14 = 7, sehingga 10 . 21 + (-10)
. 14 = 70. Meskipun, x0 = 10, y0 = -10 adalah solusi partikular. Semua solusi diyatakan
oleh x = 10 +2n, y = -10 – 3n, dimana n dalah bilangan bulat.
Sekarang kita akan menggunakan teorema 3.23 untuk menyelesaikan 2 soal yang
didiskripsikan pada permulaan bagian.
Contoh 3.29
Contoh 3.30.
Berdasarkan masalah dari pembelian $510 dari cek perjalanan , hanya menggunakan
$20 dan $50 cek. Berapa banyak masing-masing tipe cek yang dapat digunakan ?
Misalkan x adalah jumlah $20 cek dan misalkan y adalah jumlah $50 cek. Kita
punya persamaan 20x + 50y = 510. Catat bahwa Faktor persekutuan terbesar dari 20 dan
50 ,adalah (20,50) = 10. Karena 10 | 510 , maka ada solusi tah hingga dari persamaan
diophantine linier ini. Menggunakan algoritma euclid, kita menemukan bahwa 20 (-2) +
50 = 10. Kalikan kedua sisi dengan 51, kita memperoleh 20 (-102) + 50 (51) = 510.
Sehingga, solusi partikular dinyatakan dengan x0 = - 102 dan y0 = 51-2n. Teorema 3.23
memberi tahu kita bahwa semua solusi integral adalah dari bentuk x = -102 + 5 n dan y =
51 -2n. Karena kita ingin x dan y menjadi nonnegatif, kita harus punya -102+5n 0 dan
51 – 2n 0 ; oleh karena itu, n 20 2/5 dan n 25 1/2 . Karena n adalah bilangan bulat,
itu berarti bahwa n = 21, 22, 23, 24, atau 25. Sehingga, kita punya 5 solusi berikut : (x, y)
= (3, 9) , (8, 7), (13, 5), (18, 3), dan (23, 1). Jadi teller dapat memberikan pelanggan 3 cek
$20 dan 9 cek $50, 8 cek $20 dan 7 cek $20 dan 1 cek $50. Kita dapat memperluas
teorema 3.23 agar mencangkup persamaan diophantine linier dengan lebih dari 2
variabel seperti demonstasi teorema berikut.
Teorema 3.24. jika a1, a2, ........, an adalah bilangan positif taknol, maka persamaan
ax1+ax2+.......+axn = c mempunyai solusi jika dan hanya jika d = (a1, a2,.........,an) membagi
c. Lebih lanjut, ketika ada solusi, disana ada tak hingga banyaknya solusi.
Bukti. Jika ada bilangan buat x1,x2,…,xn sehingga a1x1+a2x2+....+ anxn =c, kemudian
karena d membagi ai untuk i=1, 2,…, n, dengan teorema 1.9, d juga membagi c.
Sehingga, jika d ł c tidak ada solusi dari persamaan tersebut.
Kita akan menggunakan i nduksi matematika untuk membuktikan bahwa ada tak hingga
banyaknya solusi ketika d | c. Catat bahwa dengan teorema 3.23 ini adalah benar ketika
n = 2.
Sekarang, anggap bahwa ada tak hingga banyaknya solusi untuk semua
persamaan pada n variabel yang memenuhi hipotesis. Dengan teorema 3.9 himpunan
dari kombinasi linier anxn + an+1xn+1 sama seperti himpunan perkalian dari (an, an+1) .
Sehingga untuk setiap bilangan bulat y mempunyai tak hingga banyaknya solusi dari
persamaan diophantine linier anxn + an+1xn+1 = (an, an+1) y . Dengan diikuti bahwa
persamaan pada n + 1 variabel dapat direduksi ke persamaan diophantine linier dalam n
variabel
a1x1+a2x2+....+an-1xn-1+(an, an+1)y=c
Catat bahwa c dapat dibagi dengan(a1, a2, ...., an-1, (an, an+1) karena, dengan lemma 3.2,
FPB ini sama dengan (a1, a2, ...., an, an+1). Dengan hipotesis induksi, persamaan ini
memiliki tak hingga banyaknya solusi bilangan bulat, seperti persamaan diophantine
linier dalam n variabel dimana FPB dari koefisien membagi konstanta c. Itu berarti ada
tak hingga banyaknya solusi dari persamaan asli.
Metode untuk menyelesaikan persamaan diophantine linear dalam lebih dari 2 variabel
dapat ditemukan menggunakan reduksi dalam bukti teorema 3.24. Kita tinggalkan
aplikasi dari teorema 3.24 untuk latihan.
D.