BILANGAN
Bilangan Bulat Positif ( Asli )
Definisi :
Bilangan asli atau bilangan alam adalah bilangan-
bilangan yang disimbolkan dengan angka
1, 2, 3, ….
Definisi :
Sebuah bilangan x disebut bilangan bulat negatif
bila bilangan x merupakan kebalikan (invers) dari
suatu bilangan bulat positif. Jika a merupakan suatu
bilangan bulat positif maka x di simbolkan dengan
x = -a.
Bilangan Prima
Definisi :
Sebuah bilangan bulat positif p ≠ 1 disebut bilangan prima bila
bilangan p tersebut merupakan perkalian antara 1 dan p, atau
bilangan p hanya mempunyai 2 faktor yaitu 1 dan p sendiri.
( Kumpulan semua bilangan prima disebut himpunan bilangan
prima, yaitu {2, 3, 5, 7, ... } )
Bilangan Rasional
Definisi :
Sebuah bilangan r disebut bilangan rasional jika bilangan r
tersebut dapat dinyatakan sebagai pembagian dari dua buah
bilangan bulat. Dalam notasi matematika sebagai berikut :
p
r , p,q bulat, q≠0
q
Kumpulan semua bilangan rasional disebut himpunan bilangan
rasional yang merupakan gabungan dari himpunan bilangan
bulat dan himpunan bilangan pecahan. Sebuah bilangan rasional
dapat mudah kita kenal dari bilangan desimalnya dimana pada
bilangan desimalnya terdapat pengulangan digit yang secara
teratur.
Contoh
Contoh :
Beberapa contoh bilangan yang merupakan bilangan irrasional:
, e, 2 , 3 , 5 ,...
Kumpulan semua bilangan irrasional disebut himpunan bilangan
irrasional.
Bilangan Bulat
Jika a dan b adalah bilangan bulat maka ada suatu bilangan bulat
yang ditulis sebagai a + b yang merupakan jumlah dari a dan b.
Juga ada suatu bilangan bulat a × b (atau ditulis sebagai a.b atau
ab) yang merupakan hasil kali dari a dan b
S P
I A Sifat Tertutup
F D
A A
T
I B Sifat Komutatif
S I
I L
F A
A N Sifat Asosiatif
T G
A
O N
P Sifat Identitas
E B
R U
A L
S A Sifat Distributif
I T
1. Sifat Tertutup
Himpunan bilangan bulat dikatakan tertutup terhadap
operasi penjumlahan dan perkalian, karena jumlah dan
hasil kali dari 2 bilangan bulat merupakan bilangan bulat
pula. Dalam notasi matematika biasa ditulis sebagai
berikut:
a. Penjumlahan
Untuk setiap a, b B, berlaku (a+ b) B
b. Perkalian
Untuk setiap a, b B, berlaku
(ab) B
2. Sifat Komutatif
a. Penjumlahan
Untuk setiap
a, b B berlaku a + b = b + a
b. Perkalian
Untuk setiap
a, b B berlaku ab = ba
3. Sifat Asosiatif
a. Penjumlahan
c
Untuk setiap a, b, B, berlaku (a + b) + c =
a + (b + c)
b.Perkalian
Untuk setiap a,
b, c B, berlaku (ab)c = a(bc)
4. Sifat Identitas
a. Penjumlahan
a B. berlaku a + 0 = 0 + a = a
Untuk setiap
dimana 0 sebagai identitas penjumlahan
b.Perkalian
a B berlaku a x 1 = 1 x a = a
Untuk setiap
dimana 1 sebagai identitas perkalian
5. Sifat Invers terhadap penjumlahan
Untuk setiap a B berlaku a + (-a) = (-a)+ a = 0
-a sebagai invers
6. Sifat Distributif
a. Distributif kiri
Untuk setiap a,b, c B, berlaku (a + b) c = ac + bc
b. Distributif kanan
Untuk setiap a,b, c B, berlaku a (b + c) = ab + ac
KETERBAGIAN
DEFINISI
Bukti :
ii. Misalkan b = ma dan c = na, maka kb + lc = k(ma) + l(na)= (km
+ ln)a. Dengan demikian a | (kb + lc).
Solusi :
Perhatikan bahwa (a – 3)(a2 + 3a + 9) = a3 – 27. Dengan demikian
a – 3 | a3 – 27. Dengan sifat (ii) kita peroleh bahwa
a – 31 | (a3 – 3) – (a3 – 27)
atau
a – 3 | 24
Bukti :
Pandang barisan ... a – 3b, a – 2b, a – b, a, a + b, a + 2b, a + 3b, … .
Jika b | a maka terdapat bilanga bulat q sehingga a = qb + r
dengan r = 0 . Jika, a | b maka tidak ada, unsur nol di barisan,
dengan demikian a tidak mungkin nol. Jika a positif, maka
barisan tersebut memiliki unsur positif. Jika a negatif maka a –
ab = – a (b-1) > 0. Dengan demikian barisan tersebut selalu
memiliki unsur positif, dan karenanya menurut well ordering
principle himpunan semua unsur positif dibarisan tersebut
mempunyai unsur terkecil, sebut ia r = a – qb
Kita klaim bahwa r < b. Andaikan r > b (mengapa r tidak
mungkin sama dengan b?) maka s = a– (q+ 1)b = r–b > 0.
Perhatikan s merupakan unsur dibarisan dan s < r, hal ini
bertentangan dengan pemilihan r sebagai unsur positif terkecil di
barisan. Dengan demikian haruslah r < b.
Jadi kita simpulkan bahwa, selalu terdapat bilangan bulat q
sehingga
0<r=a–qb<b
atau
a=qb+r dengan 0<r<b
Penyelesaian :
Dengan teorema di atas, maka terdapat bilangan bulat p, q sehingga
a = pm + 1 dan a = qm + 1. Akibatnya ab = (pm + 1)(qm + 1) =
m(pqm + p + q) + 1. Berdasarkan teorema pembagian, m(pqm + p
+ q) dan r = 1 ditentukan secara tunggal, dengan demikian
pembagian ab oleh m memang bersisa 1.
Ciri – Ciri Bilangan Habis Dibagi
a. Suatu bilangan habis dibagi 2n jika dan hanya jika n digit terakhir
dari bilangan tersebut habis dibagi 2n
c. Suatu bilangan habis dibagi 5 jika dan hanya jika digit terakhir
dari bilangan tersebut adalah 0 atau 5
Contoh :
Apakah 1645 habis dibagi 7 ?
Kalikan 5 dengan 2, kemudian kurangkan 10 dari 164
Diperoleh 164 – 10 = 154 habis dibagi 7 atau kita masih dapat
menyederhanakannya lagi. Kalikan 4 dengan 2, kurangkan 8
dari 15, sehingga 15 – 8 = 7 habis dibagi 7
e. Habis dibagi 9
Jumlah angka pada bilangan tersebut habis dibagi 9 ( sama seperti kasus habis
dibagi 3).
Contoh : apakah 96714 habis dibagi 9 ?
f. Habis dibagi 10
Angka satuannya adalah nol (0)
Contoh : 2568740 habis dibagi 10.
g. Habis dibagi 11
Bilangan yang habis dibagi 11 adalah bilangan yang selisih dari jumlah angka
di tempat ganjil dengan angka ditempat genap habis dibagi 11.
Contoh : 945351 habis dibagi 11 sebab (9 + 5 + 5) - (4 + 3 + 1) = 11 dan 11
habis dibagi 11.
Contoh bilangan lain yang habis dibagi 11 adalah 53713 dan 245784.
h. Habis dibagi 13
Kalian angka terakhir pada bilangan tersebut dengan 4 kemudian jumlahkan
dengan angka yang tersisa. Jika hasil terakhir habis dibagi 13, maka
bilangan tersebut habis dibagi 13
i. Habis dibagi 17
Perkalian angka pada bilangan tersebut - 5 kali angka terakhir habis dibagi 17
j. Habis dibagi 19
Suatu bilangan bulat habis dibagi oleh 19 jika dan hanya jika
memenuhi sifat :
i. Kalikan angka terakhir dengan 2
ii. Buanglah angka terakhir bilangan itu, kemudian
bilangan itu ditambahkan dengan hasil (i)
iii. Apabila hasilnya habis dibagi oleh 19, maka
bilangan itu habis dibagi oleh 19. Jika bilangan
bulat cukup besar (banyak angkanya) lakukan
prosedur (i) dan (ii) berulang-ulang sehingga didapat
hasilnya.
18 + 2 x 9 = 18 )
( Buang angka 1, sisanya ditambah
7011 dengan
2 + 2 x 1= 2 )
( Buang angka 3, sisanya ditambah
703 dengan
6 + 2x3=6)
( Buang angka 6, sisanya ditambah
76 dengan
12 + 2 x6 = 12 )
19
p. Habis dibagi 50
bilangan yang habis dibagi 50 adalah bilangan yang dua angka terakhirnya
00, 50
q. Habis dibagi 99
jika jumlah kelompok 2 digit dari kanan habis dibagi 99.
Contoh : 43857, jumlah kelompok 2 digit dari kanan adalah
57 + 38 + 4 = 99 habis dibagi 99
Bukti :
Pandang himpunan
A = {ax + by | ax + by > 0, x, y bilangan bulat}
Perhatikan bahwa A tidak kosong. Jika a ≠ 0 maka
a2 = a • a + b • 0 > 0 merupakan unsur di A. Dengan demikian A
memiliki unsur terkecil, sebut d. Kita klaim bahwa (a, b) = d.
a. Pertama kita tunjukkan bahwa d | a dan d | b. Dengan
menggunakan teorema pembagian terhadap a dan d, maka kita
dapatkan q dan r sehingga a = qd + r dengan r{0, 1, ..., d – 1}.
Perhatikan bahwa karena dA maka, terdapat k, l sehingga d =
ka + lb. Jika r ≠ 0 maka r = a – qd = a – q(ka + lb) = (i – qk)a –
(ql)b merupakan unsur di A dan r < d (kontradiksi dengan
pemilihan r sebagai unsur terkecil di A). Dengan demikian
haruslah r = 0 dan akibatnya a = qd, atau d | a. Dengan cara
yang serupa dapat kita tunjukkan bahwa d | b.
b. misalkan terdapat bilangan bulat c sehingga c | a dan c | b.
Akan kita tunjukkan bahwa c ≤ d. Misalkan a ≠ 0. Karena c | a
maka |c| | a, akibatnya |c| = ka = ka + 0 • b A. Tetapi |c| juga
positif, hal ini mengakibatkan c ≤ |c| ≤ d.
Lemma
Jika a = qb + r maka (a, b) = (b, r)
Algoritma Euclid
r2 = q4r3 + r4 0 ≤ r4 < r 3
Salah satu aspek yang penting dari teorema 1 adalah penghitungan kelipatan sekutu
terkecil dari dua bilangan yang taknol, bergantung kepada nilai pembagi Sekutu
terbesarnya, yang telah kita ketahui dapat dihitung melalui Algoritma Euclid.
CONTOH
Akibat
Jika p, q1, q2.... qn prima dan p | q1 q2 ... qn, maka p = qk
untuk suatu 1 ≤ k ≤ n.
Contoh :
Satu-satunya bilangan prima yang berbentuk n3 – 1
adalah 7
Penyelesaian.
n3 –1 = (n –1) (n2 + n + 1). Jelas bahwa n2 + n + 1 > n– 1.
Jika n – 1 > 1 maka n3 – 1 komposit (karena faktor
positif terkecilnya lebih besar dari 1). Jika n – 1 = 1 atau
n = 2 maka 22 +2+ 1 = 7 merupakan bilangan prima.
Dengan demikian, 7 merupakan satu-satunya bilangan
prima yang berbentuk n3 - 1.
Teorema Dasar Matematika
Penyelesaian
Faktorisasi prima dari a dan b adalah
a = 23 . 30 . 52 . 72 . 130 dan b = 21 . 34 . 50 . 71. 131 maka
(a, b) = 21 . 30 . 50 . 71. 130 = 14, dan
[a, b] = 23 . 34 . 52 . 72 . 131 = 10319400.
PERSAMAAN DAN SISTEM
PERSAMAAN BILANGAN
BULAT
Persamaan Diophantine
Penyelesaian.
Dengan menerapkan algoritma Euclid untuk menentukan (72,56),
kita peroleh
72 = 1 . 56 +16
56 = 3 . 16+8
16 = 2 . 8
Dengan demikian (56, 72) = 8. Setiap bilangan yang berbentuk
56x + 72y merupakan kelipatan 8. Karena 8 | 40 maka persamaan
di atas mempunyai solusi. Dengan membalikkan urutan
pengerjaan, kita peroleh:
8 = 56 – 3.16
= 56 – 3 – (72-56)
= 4 . 56 – 3.72
Dengan mengalikan kedua ruas dengan 5, kita
peroleh 20 . 56 – 15 . 72 = 40
Penyelesaian.
Perhatikan bahwa 26 = 64 ≡ –1 (mod 13) dan 73 = 343 ≡ 5
(mod 13) .
Dengan demikian menurut Teorema 1(f) berlaku 260
= (26)10 ≡ (5 . 13 – 1)10 ≡ (-1)10 ≡ 1 (mod 13) dan berturut-
turut kita peroleh 76 ≡ 52 ≡ –1 (mod 13) dan 730 ≡ (-1)5 ≡
–1 (mod 13).
Dengan demikian menurut Teorema 1(d) berlaku
260 + 730 ≡ –1 + 1 ≡ 0 (mod 13) .
Jadi 13 | 260 + 730.
TEOREMA
Contoh:
3,14 3, 2, 5 3, 2 1 ,dan lain
sebagainya.
Definisi 2
Untuk sebarang bilangan real x, notasi {x}
menyatakan bagian pecahan dari x. Secara
matematika, defenisi di atas dapat kita tuliskan
x x x .Dari sini jelas bahwa untuk
sebarang bilangan real x berlaku x 1. x x
Contoh:
3,14 0,14 ; { 2,5} 0,5 ; { 2} 0,41... , dan lain
sebagainya.
SIFAT-SIFAT
1.untuk sebarang bilangan real x selalu
berlaku x 1 x x
2. x jika
x dan hanya jika x Z
3. x k x untuk
k sebarang bilangan bulat k
4. x y x yuntuk
setiap x, y R
5. xy xy untuk setiap x, y R
•Jika x sebarang bilangan real, maka x menyatakan bilangan bulat terbesar
kurang dari atau sama dengan x.
Contoh : 3 ; 0.5 0 ; 1.6 2
Kita selalu memperoleh x 1 x x
Jika x sebarang bilangan real, maka x
menyatakan bilangan bulat terkecil lebih dari atau sama dengan x.
= 9 + 3 + 1 = 13.
Teorema :
Misal x, y bilangan real, maka
1. x x x 1
dan x 1 x x
0 x x 1
2. Jika x 0, maka x 1
1 i x
Teorema 1 .
Misalkan m bilangan bulat positif dan a, b, c, d sebarang bilangan bulat. Maka berlaku
a. a a (mod m).
b. jika a b (mod m) dan b a (mod m)
c. jika a b (mod m) dan b c (mod m) maka b c (mod m)
d. jika a b (mod m) dan c d (mod m) maka a c b d (mod m)
dan ac bd (mod m)
e. jika a b (mod m) maka a c b c (mod m) dan ac bd (mod m)
k k
f. jika a b (mod m) maka a b (mod m)
untuk setiap bilangan bulat positif k
Teorema 2 .
Jika ca cb (mod m) dan d = (c, m), maka a b (mod m / d )
Contoh
Tunjukkan bahwa 260 7 30 habis dibagi 13.
Penyelesaian :
6 3
Perhatikan bahwa 2 64 1 (mod 13) dan7 343 5 (mod13.)
Dengan demikian menurut Teorema 1 (f) berlaku
2 60 (2 6 )10 (1)10 1 (mod13) dan berturut-turut kita
6 2
7 5 1 (mod13)
peroleh 7 30 (dan
1) 5 1 (mod 13) . Dengan
demikian menurut Teorema 1 (d) berlaku 2601 + 17 30 0 (mod 13)
. 13 260 7 30
Jadi .
AKIBAT 1
Dan
Tetaplah Tersenyum …