BILANGAN
Def.1.1. Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan
pengukuran atau lebih mudahnya bilangan adalah suatu sebutan untuk menyatakan
jumlah/banyaknya sesuatu. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu
bilangan disebut sebagai angka atau lambang bilangan.
1
Berdasarkan gambar di atas, jika kita akan membandingkan bilangan tersebut,
maka kita harus melihat berdasarkan urutan dari bilangan-bilangan tersebut
berdasarkan garis bilangannya.
1.4 Pengukuran
Pengukuran dalam matematika terbagi ke dalam dua bentuk secara umum,
diantaranya, pengukuran secara tepat dan perkiraan. Pengukuran secara tepat
biasanya terjadi kepada pengukuran dalam bentuk bilangan bulat utuh, artinya
tanpa menggunakan disimal di belakang angka tersebut. Namun, jika angka
tersebut terdiri dari angka decimal, maka biasanya ketepatannya akan
disesuaikan dengan angka yang diminta. Contohnya: angka 1,2456, apabila
dimintakan hanya satu angka di belakang koma, maka akan menjadi 1,2, dan
seterusnya.
Ada beberapa hal dalam pengukuran, diantaranya: a). Penjumlahan, b)
pengurangan, c) Perkalian, d) pembagian, e) Akar dan Pangkat dan Logaritma
f) skala.
2
Penjumlahan
Keseluruhan bilangan real dan bahkan imaginer terdapat operasi penjumlahan.
Namun pada dasarnya dalam melakukan operasi penjumlahan diperlukan
bebrapa sifat, diantaranya:
a + b = c dengan a, b, dan c ∈ B.
Sifat Komutatif (Pertukaran), Hasil penjumlahan bilangan bulat selalu sama
walaupun letak bilangan ditukar. Sifat penjumlahan seperti ini disebut sifat
komutatif dan ditulis sebagai berikut:
a+b=b+a
Sifat Asosiatif (Pengelompokan), Pada operasi penjumlahan bilangan bulat,
bilangan-bilangan tersebut dapat dikelompokkan dan ditulis dalam bentuk:
(a + b) + c = a + (b + c)
Unsur Identitas (Netral), Bilangan 0 (nol) merupakan unsur identitas pada
penjumlahan. Artinya, untuk sebarang bilangan bulat apabila ditambah 0
(nol), hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Dengan demikian, untuk sebarang
bilangan bulat a, selalu berlaku sifat berikut.
a+0=0+a=a
Sifat Invers (Lawan), Invers suatu bilangan artinya lawan dari bilangan
tersebut. Suatu bilangan dikatakan memiliki invers jumlah, apabila hasil
penjumlahan bilangan tersebut dengan inversnya (lawannya) merupakan unsur
identitas (0). Untuk sebarang bilangan bulat a, maka:
Pengurangan
Sifat-sifat operasi pengurangan:
Tertutup, Pengurangan bilangan bulat akan selalu menghasilkan bilangan
bulat juga atau dapat ditulis jika a dan b ∈ B, maka a − b ∈ B. Sifat
tertutupbilangan bulat dapat dinyatakan sebagai berikut:
3
a − b = c dengan a, b, dan c ∈ B.
1) a − (−b) = a + b
2) −a − (−b) = −a + b
Pengurangan dengan bentuk penjumlahan dengan lawan pengurangnya, Untuk
setiap a dan b bilangan bulat, berlaku:
1) a − b = a + (−b)
2) −a − b = −a + (−b)
Anti Komutatif, Hasil pengurangan bilangan bulat yang berbeda tidak pernah
sama ketika letak bilangan ditukar. Sifat pengurangan seperti ini disebut
sifat anti komutatif dan ditulis sebagai berikut:
a+b≠b+a
Anti Asosiatif, Pada operasi pengurangan bilangan bulat, bilangan-bilangan
tersebut tidak dapat dikelompokkan secara manual (kecuali sudah ketentual
soal) dan ditulis dalam bentuk:
(a + b) + c ≠ a + (b + c)
Perkalian
Penggandaan bilangan digunakan oleh semua orang. Misalnya, untuk
menggandakan resep, seorang juru masak mengalikan jumlah masing-masing
bahan dengan dua. Untuk menentukan ruang lantai ruang makan, seorang
penjual karpet mengalikan panjangnya dengan lebarnya. Seorang akuntan
4
melipatgandakan jumlah jam kerja dengan tingkat pembayaran per jam untuk
menghitung pendapatan mingguan karyawan.
Sifat-sifat perkalian:
a) Hasil perkalian dua bilangan bulat dilihat dari tanda bilangannya
Hasil kali dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif. a x
b = ab atau (+) x (+) = (+)
Hasil kali bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif adalah
bilangan bulat negatif. a x (-b) = -ab atau (+) x (=) = (-) Contoh:
4 x (-5) = -20
Hasil kali bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif adalah
bilangan bulat negatif. (-a) x b = -ab atau (-) x (+) = (-) Contoh: -3
x 6 = -18
Hasil kali dua bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat
positif (-a) x (-b) = ab atau (-) x (-) = (+) Contoh: (-5) x (-2)
= 10
b) Hasil perkalian antara bilangan bulat dengan nol adalah nol. Untuk setiap
bilangan bulat a, selalu berlaku: a x 0 = 0 x a = 0
c) Unsur identitas pada perkalian, Untuk setiap bilangan bulat a, selalu
berlaku: a x 1 = 1 x a = a, Artinya, hasil perkalian suatu bilangan bulat
dengan 1 atau sebaliknya, akan menghasilkan bilangan itu sendiri. 1 disebut
unsur identitas (netral) pada perkalian.
d) Sifat komutatif (pertukaran) pada perkalian, Untuk sembarang bilangan
bulat a dan b, berlaku: a x b = b x a
e) Sifat asosiatif (pengelompokkan) pada perkalian. Untuk sembarang
bilangan bulat a, b, dan c, berlaku: (a x b) x c = a x (b x c)
f) Sifat distributif (penyebaran) pada perkalian, a. Sifat distributif perkalian
terhadap penjumlahan. Untuk sembarang bilangan bulat a, b, dan c,
berlaku: a x (b + c) = (a x b) + (a x c), b Sifat distributif perkalian
terhadap pengurangan. Untuk sembarang bilangan bulat a, b, dan c,
berlaku: a x (b - c) = (a x b) - (a x c)
g) Sifat tertutup pada perkalian, Untuk sembarang bilangan bulat a dan b, jika
a x b = c, maka c juga bilangan bulat.
Pembagian
5
Seorang profesor membagi 35 siswa di kelasnya menjadi kelompok 5 untuk
diskusi.
Sifat-sifat Pembagian:
6
Pangkat Rasional
Pangkat negatif dan nol
Misalkan a R dan a 0, maka:
1 1
a) a-n = atau an =
an an
b) a0 = 1
Sifat-Sifat Pangkat
Jika a dan b bilangan real serta n, p, q bilangan bulat positif, maka berlaku:
a) ap × aq = ap+q
b) ap : aq = ap-q
c) a p q = a pq
d) a bn = an×bn
e) ba n ba n
n
Bentuk Akar
1) Definisi bentuk Akar
Jika a bilangan real serta m, n bilangan bulat positif, maka berlaku:
1
a) an n a
m
n
b) a n a m
a) a c + b c = (a + b) c
b) a c – b c = (a – b) c
c) a b = a b
d) a b = (a b) 2 ab
e) a b = (a b) 2 ab
7
Merasionalkan penyebut
Untuk setiap pecahan yang penyebutnya mengandung bilangan irrasional
(bilangan yang tidak dapat di akar), dapat dirasionalkan penyebutnya dengan
kaidah-kaidah sebagai berikut:
a) a
a b a b
b b b b
c(a b )
b) c
c
a b 2
a b a b a b a b
c( a b )
c) c
c
a b
a b a b a b a b
Logaritma
a) Pengertian logaritma
Logaritma merupakan invers (kebalikan) dari perpangkatan. Misalkan a adalah
bilangan positif (a > 0) dan g adalah bilangan positif yang tidak sama dengan 1 (g
> 0, g ≠ 1), maka:
g
log a = x jika hanya jika gx = a
atau bisa di tulis :
(1) untuk glog a = x a = gx
(2) untuk gx = a x = glog a
b) sifat-sifat logaritma sebagai berikut:
(1) glog (a × b) = glog a + glog b
b
(2) glog a = glog a – glog b
8
g
(8) g log a a
Bentuk Standar
Bentuk standar merupakan bentuk bilangan dalam keadaan 10n. Bentuk ini
dapat dirubah dengan penggunakan kaidah pembagian dan perkalian.
Contoh: Ubahlah 57,3 kedalam bentuk 102. Dari soal, maka hal yang harus
kita lakukan adalah membuat , sehingga diperoleh , maka
2
menghasilkan 0,573 x 10 .
Skala
Karena dalam kebanyakan kasus tidak mungkin untuk menggambar objek ukuran
penuh di atas kertas, gambar dibuat secara proporsional lebih kecil. Ini hanya terdiri
dari membuat semua dimensi gambar menjadi bagian tertentu dari dimensi
sebenarnya dari objek. Ini disebut menggambar dengan skala. Contohnya adalah
rencana rumah yang ditarik ke skala: 1 cm (pada gambar) = 2 m (di rumah), maka
perbandingan di atas dapat dibuat menjadi 1:200. Bagaimana cara mencarinya?
9
Latihan
Jika ruang tersebut di isi oleh ubin dengan ukuran luas 1 m2 dan berbentuk
persegi dengan masing-masing sisinya sama, dengan harga satu ubin Rp.
200.000, dan kebutuhan semen sebanyak 4 karung, serta pasir 1 truk,
dengan harga masing-masing satu karung semen Rp. 60.000 dan satu truk
pasir RP. 1.200.000, maka berapakah kebutuhan dana untuk membangun
lantai ruangan tersebut?
2. Berapa banyak tablets yang harus diisi oleh apoteker, jika ilustrasinya
seperti gambar?
3. Jika dalam satu kilo minyak kelapa sawit CPO mengandung 17 gram
lemak, berapakah kilo lemak yang terkandung dalam 1 tangki timbun
sawit yang bermuatan 40 ton minyak CPO?
10
4. Coba Saudara deskripsikan grafik berikut ini dengan menggunakan cara
rounding atau pembulatan bacaan.
5
4.4 4.5
4.3
3.5
3
2.8
2.4 2.5
2 2
1.8
5. Seorang Petani sawit akan menanam batang kayu kering sebagai pagar
pada sebuah kebun berbentuk persegi, dengan luas 1 km2. Jika jarak tanam
batang tersebut adalah 2 m, maka berapakah total batang kayu yang
dibutuhkan untuk setiap sisinya, jelaskan pendapat saudara.
3
log 6
6. Nilai dari
log18 log 2
=…
3 2 3 2
27
log 9 2 log 3 3
log 4
7. Nilai dari =…
3
log 2 log 18
3
11
(5a 3b 2 ) 4
12. Bentuk sederhana dari
(5a 4 b 5 ) 2
12
BAB 2
unsur-unsur unsur-unsur
teorema/
yang tidak yang
aksioma/ dalil-dalil
terdefinisi terdefinisi
postulat
Gambar 3
13
Tabel 1
Konsep Ilustrasi
Unsur Pangkal yang
Titik
Tak Terdefinisi
Garis
Pada garis terdapat banyak titik, panjang tak
berbatas.
g
Relasi Pangkal yang
Melalui
Tak Terdefinisi
Antara
Titk Q antara P dan R.
g
Pada setiap garis g
Aksioma
14
BEBERAPA KONSEP DASAR
Jika titik A dan B pada garis AB, maka ruas AB adalah himpunan yang terdiri dari
titik A, titik B dan semua titik yang terletak di antara A dan B.
Gambar 4
Pernahkah Anda lihat rel kereta api? Rel kereta api yang lurus merupakan salah
satu contoh dua garis yang sejajar. Mengapa disebut sejajar? Karena dua garis
disebut sejajar jika mereka terletak pada satu bidang, dan jika diperpanjang
terus-menerus tidak akan berpotongan.
Definisi Kesejajaran
Dua garis g dan h dikatakan sejajar (g // h) jika kedua garis tersebut tidak
mempunyai titik sekutu (titik potong)
(a) (b)
Gambar 5
15
Pada Gambar 5(a) garis l dan m sejajar (g // h) dan pada Gambar 5 (b) garis m
memotong garis k di titik P.
Aksioma Kesejajaran
Melalui sebuah titik P di luar sebuah garis g, ada tepat satu garis h yang sejajar
dengan g.
Gambar 6
SUDUT
Sudut AOB
Gambar 7
Sudut berkaitan dengan besar putaran. Untuk mengukur panjang suatu benda kita
dapat menggunakan penggaris berskala, akan tetapi untuk menghitung sudut, kita
dapat menggunakan busur derajat untuk menghitung sudut, kita dapat
menggunakan busur derajat.
16
Sudut Suplemen (Pelurus)
bukan pula sinar OB , maka dikatakan AOC suplemen COB, atau COB
suplemen AOC.
Gambar 8
O B P D
(a) (b)
Gambar 9
Sudut Siku-siku
17
Gambar 10
Horizontal
Cobalah Anda tuangkan air ke dalam gelas, kemudian perhatikan permukaan air
ketika dalam keadaan diam. Maka permukaannya selalu memperlihatkan arah
horizontal.
Vertikal
Jika diketahui arah horisontal, maka garis yang membentuk sudut siku-siku
dengan arah horisontal disebut arah vertikal. Cobalah Anda gantungkan tali
dengan suatu beban, maka tali tersebut dapat dijadikan petunjuk untuk
menentukan arah vertikal.
HUBUNGAN ANTARSUDUT
Sifat Sudut
Suatu sudut satuan memiliki sifat- sifat berikut:
1. Sudut satuan mempunyai ukuran satu derajat (10), meskipun ada juga satuan
lain yang digunakan, yaitu radian dan gradien.
2. Sudut siku-siku mempunyai ukuran sembilan puluh derajat (900).
18
3. Dua sudut yang kongruen mempunyai ukuran yang sama.
Sama halnya bilangan, kita juga dapat menjumlahkan beberapa buah sudut
ataupun mengurangkannya. Akan tetapi kita harus melakukannya dengan hati-hati
karena arah sangat berpengaruh.
Penjumlah Sudut
Perhatikan Gambar 11
Diketahui:
AOB a 0 dan BOC b0
c0
Gambar 12
Sudut Bertolak Belakang
Andaikan terdapat dua buah garis yang saling berpotongan, seperti yang terlihat
pada Gambar 13
Gambar 13
19
Maka AOB COD
BOC AOD
Sudut AOB dan sudut COD disebut bertolak belakang, begitu pula dengan
BOC dan AOD , keduanya bertolak belakang.
Gambar 14
1
Garis lurus dapat dipandang sebagai putaran, sehingga besarnya sudut lurus
2
1
adalah : × 3600 = 1800.
2
Setengah putaran
Gambar 15
20
Sudut lurus, jika besarnya 1800.
Sudut siku-siku, jika besarnya 900.
Sedangkan kita juga menemukan beberapa sudut yang besarnya kurang dari 900,
antara 900 dan 1800, serta lebih dari 1800. Untuk sudut-sudut demikian, kita
namakan:
Sudut lancip, jika besarnya kurang dari 900.
Sudut tumpul, jika besarnya antara 900 dan 1800.
Sudut refleks, jika besarnya lebih dari 1800.
Gambar 16
21
1 1
× 1 putaran = putaran.
60 60
1
Besar sudut yang dibuat adalah: × 3600 = 60
60
Contoh 1
Tentukan besar sudut antara jarum pendek dan jarum panjang pada pukul 4 lebih
10 menit.
Jawaban:
Setelah 4 jam 10 menit atau 4 10
60 jam, jarum pendek telah membentuk sudut
Sudut yang terdapat pada dua garis yang berpotongan telah kita pelajari. Untuk
memperluas wawasan, sekarang kita akan mempelajari sudut yang terbentuk dari
dua garis yang dipotong oleh garis ketiga, disebut garis transversal.
22
NAMA POSISI DUA SUDUT
Andaikan g dan h adalah dua garis sebarang, dipotong oleh garis ketiga t, maka
akan terbentuk 8 buah sudut. Garis t disebut sebagai garis transversal.
Selanjutnya, kita akan mempelajari nama posisi dari kedelapan buah sudut
tersebut.
g h
1 2 5 6
t
4 3 8
7
Gambar 17
1 2 g
4 3
5 6 h
23
8 7
Gambar 18
Sudut Sehadap atau Sepihak
Amati Gambar 18 dengan seksama! Terdapat empat pasang sudut sehadap atau
sepihak, yaitu pasangan sudut berikut ini: 1 dan 5, 2 dan 6, 3 dan 7,
serta 4 dan 8.
Sudut Dalam Berseberangan
Dua sudut disebut sudut dalam berseberangan jika terletak di bagian dalam dari
garis g dan h, serta mereka terletak pada pihak yang berbeda terhadap garis
tranversal. Ada dua pasang sudut dalam berseberangan, yaitu seperti pada
pasangan sudut yaitu sebagai berikut: 3 dan 5; 4 dan 6.
Sudut Luar Berseberangan
Dua sudut disebut sudut luar berseberangan jika terletak di bagian luar dari garis
g dan h dan terletak di pihak yang berbeda terhadap garis tranversal. Ada dua
pasang sudut luar berseberangan, yaitu: 1 dan 7; 2 dan 8.
Sudut Dalam Sepihak
Dua sudut disebut sudut dalam sepihak jika terletak di bagian dalam dari garis g
dan h serta terletak pada pihak yang sama terhadap garis tranversal. Ada dua
pasang sudut dalam sepihak, yaitu sebagai berikut: 3 dan 6; 4 dan 5.
Sudut Luar Sepihak
Dua sudut disebut sudut luar sepihak jika mereka terletak di bagian luar garis g
dan h serta terletak pada pihak yang sama terhadap garis tranversal. Ada dua
pasang sudut luar sepihak, yaitu: 1 dan 8; 2 dan 7.
Perlu diingat, bahwa: misalkan garis g dan k dipotong oleh suatu transversal t.
Garis g sejajar dengan k jika dan hanya jika dua sudut dalam berseberangannya
kongruen.
KURVA
24
Kurva dapat dipikirkan sebagai himpunan titik yang dapat digambar, tanpa
mengangkat bolpoin atau pensil yang digunakan untuk menggambarkannya. Atau
dengan kata lain, kurva dapat kita gambar mulai dari suatu titik, kemudian dibuat
jalur dengan alat tulis sampai pada suatu titik lain atau bisa juga kembali lagi ke
titik asal. Contoh kurva dapat dilihat pada Gambar 9.1.16 di bawah ini.
Gambar 19
Kurva Sederhana
Kurva sederhana adalah kurva yang dapat digambar tanpa ada titik yang diulang
kecuali mungkin titik-titik ujungnya. Perhatikan Gambar 20 (a) sebagai contoh
kurva sederhana.
Kurva tertutup sederhana adalah kurva sederhana yang kedua titik ujung berimpit.
Perhatikan Gambar 9.1.17 (b) sebagai contoh kurva tertutup sederhana.
(a) (b)
Gambar 20
25
LINGKARAN
Gambar 21
POLIGON
Poligon-n A1A2A3 … An, adalah himpunan titik yang terdiri semua titik pada ruas
A1A2A3 ... An–1 An , yang membatasi suatu daerah cembung. Titik A1,A2, ... , An
Gambar 22
A4, A5, A6, A7, dan A8 disebut titik sudut poligon. Sedangkan A1 A2 , A2 A3 ,
26
A3 A4 , A4 A5 , A5 A6 , A6 A7 , A7 A8 , dan A8 A1 disebut sisi poligon. Poligon
demikian disebut segidelapan (segi-8).
POLIGON BERATURAN
Gambar 23
Gambar 23 di atas merupakan salah satu representasi dari poligon beraturan yaitu
segi-6 beraturan A1A2A3A4A5A6. Dalam hal ini,
A1 A2 A2 A3 A3 A4 A4 A5 A5 A6 A6 A1
A1 A2 A3 A4 A5 A6
SEGITIGA
27
Gambar 24
Tinggi harus tegak lurus dengan alas sekawan dan melalui titik sudut yang
berhadapan dengan alas. Dan harus Anda ketahui bahwa jumlah sudut-sudut suatu
segitiga adalah 1800.
JENIS-JENIS SEGITIGA
1) Segitiga Sebarang, adalah segitiga yang semua sisinya tidak sama panjang.
2) Segitiga Sama Kaki, adalah segitiga yang memiliki dua buah sisi yang sama
panjang.
3) Segitiga Sama Sisi, adalah segitiga yanng semua sisinya sama panjang.
b. Jenis Segitiga Ditinjau dari Besar Sudut-sudutnya
KELILING SEGITIGA
28
Keliling suatu segitiga adalah jumlah keseluruhan panjang sisi yang membentuk
segitiga. Jika panjang sisi-sisi segitiga masing-masing adalah a, b, dan c, maka
keliling segitiga tersebut adalah:
Keliling Segitiga, K = a + b + c
LUAS SEGITIGA
1
Luas segitiga = × alas × tinggi
2
1
= ×a×t
2
29
a b c
Gambar 25
Perhatikan bagun datar pada Gambar 25.c. Bangun datar tersebut merupakan
bangun datar segi enam tak beraturan, namun bisa dibuat sekat-sekat sehingga
luas bangun tersebut merupakan jumlah dari semua luas segitiga yang
membentuknya.
Contoh 9.1.2:
Untuk menghitung luas segi enam tak beraturan di atas, adalah dengan
menjumlahkan luas segitiga-segitiga pembentuknya:
30
Untuk segi banyak lainnya, yang dibuat sekat-sekat menjadi n buah segitiga,
maka luasnya adalah:
1 1 1 1
a1t1 a 2 t 2 a 3 t 3 ... a n t n
2 2 2 2
a1t1 a 2 t 2 a 3 t 3 ... a n t n
1
2
A B
t1 t2
F D C E
Gambar 26
Ada dua buah segitiga, yaitu segitiga ADC dan segitiga BCD. Sedangkan ABEF
merupakan persegi panjang, sehingga AF = BE atau t1 = t2, di mana t1
merupakan tinggi segitiga ADC, dan t2 merupakan tinggi segitiga BCD, dan alas
kedua segitiga tersebut adalah sisi CD.
Apakah luas segitiga ACD sama dengan luas segitiga BCD? Mari kita periksa!
Luas ADC 12 a1 t1 1
CD t1 12 CD t 1
1 12
Luas BCD 2 a 2 t 2 2 CD t 2 12 CD t 1
31
Contoh 2:
Cara pengerjaan di atas dapat menjadi ―jurus‖ jitu untuk menghitung luas segitiga
ataupun menentukan perbandingan luas segitiga. Contohnya dapat Anda simak
sebagai berikut.
Gambar 27
Diberikan segitiga ABC yang memiliki luas 100 cm2. Titik D terletak pada BC
sehingga BD : DC = 3 : 1. Hitunglah luas segitiga ABD dan luas segitiga ADC.
Jawaban:
Misalkan AE merupakan tinggi segitiga ABC.
BD : DC = 3 : 1 berarti BD = 3DC,
BD : BC = 3 : 4 berarti BD 34 BC
sehingga:
Luas ABD 12 BD AE 12 3DC AE 3
1
Luas ADC 12 DC AE 2
DC AE 1
32
SEGIEMPAT
Gambar 27
Coba Anda perhatikan, bagaimana bentuk pintu atau jendela rumah Anda? Atau
bagaimana pula dengan bentuk ubin pada lantai rumah Anda? Pada umumnya,
bentuk yang biasa kita jumpai adalah persegi atau persegi panjang. Mengapa?
PERSEGI PANJANG
33
Gambar 29
PERSEGI
Persegi merupakan bagian persegi panjang yang istimewa, dengan beberapa sifat
berikut ini:
KELILING
Keliling suatu bangun datar adalah jumlah semua panjang sisi yang membatasi
bidang datar tersebut.
K 2 p 2l atau K 2( p l )
34
KELILING PERSEGI
K 4 sisi 4s
LUAS
Luas bangun datar adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi bangun datar
tersebut.
Luas persegi panjang adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi persegi panjang
tersebut. Sedangkan luas persegi adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi
persegi tersebut.
Satuan luas cm2 dibaca sebagai ―sentimeter kuadrat‖ atau ―sentimeter persegi‖,
yang berarti perkalian cm dengan cm pada persegi satuan.
L panjang lebar
atau,
L pl
LUAS PERSEGI
Karena persegi memiliki ukuran panjang dan lebar yang sama yang disebut sisi,
maka rumus luas persegi adalah:
L sisi sisi
atau,
35
L s s s2
Contoh 4
Jawaban:
(a b)(a b) a 2 ab ab b 2
(a b) 2 a 2 2ab b 2
Dari sini, kita memperoleh suatu hubungan yang sangat penting dan sering
digunakan , yaitu:
(a b) 2 a 2 2ab b 2
36
Pernahkah Anda bermain layang-layang? Bagaimana bentuknya? Ya, umumnya
layang-layang berbentuk segiempat yang khas. Namun kini, layang-layang
berkembang tidak hanya berupa segiempat, layang-layang juga sudah
dimodifikasi sedemikian rupa menjadi bentuk-bentuk yang lebih beragam.
Kemudian, saat lebaran tiba, makanan khas negeri ini adalah ketupat. Dapatkah
Anda cermati bagaimana bentuk ketupat lebaran?
JAJARGENJANG
Gambar 30
SIFAT-SIFAT JAJARGENJANG
1. Pada setiap jajargenjang, sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
2. Pada setiap jajargenjang, sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
3. Jumlah dua sudut yang berdekatan dalam jajargenjang adalah 1800.
LUAS JAJARGENJANG
Ljajargenjang = 2 L
37
2 12 a t
at
Dengan menggunakan konsep luas persegi panjang, maka luas jajargenjang juga
dapat ditentukan sebagai:
Ljajargenjang = a × t.
Jadi, untuk setiap jajargenjang, dengan alas a, tinggi t, serta luas L, maka berlaku:
L=a×t
BELAH KETUPAT
38
Gambar 31
Karena belah ketupat merupakan jajargenjang, maka tentu saja luas belah ketupat
pun memiliki rumus yang sama dengan rumus luas jajargenjang, yaitu:
1
diagonal1 diagonal2 +
2
LAYANG-LAYANG
39
Gambar 32
SIFAT-SIFAT LAYANG-LAYANG
LUAS LAYANG-LAYANG
Luas layang-layang dapat dihitung sebagai jumlah luas dua segitiga, yaitu:
40
TRAPESIUM
Gambar 33
Pada suatu trapesium, jumlah sudut yang berdekatan pada suatu trapesium
adalah 1800.
LUAS TRAPESIUM
Untuk menghitung luas trapesium, kita tarik garis diagonal sehingga membagi
daerah trapesium menjadi dua buah segitiga. Perhatikan Gambar 9.1.32.
Trapesium ABCD terbagi manjadi dua bagian yaitu ABD dan BCD.
41
L trapesium ABCD LABD LBCD
12 a t 12 b t
12 (a b) t
1
jumlah sisi sejajar tinggi
2
LATIHAN 2
A 20 cm B
7 cm
E 12 cm
5 cm
D 9 cm F 11 cm C
2. Riana membuat sebuah layang-layang KLMN seluas 125 cm2. Jika kemudian
Riana membuat dua buah layang-layang baru yang ukuran setiap diagonalnya
adalah dua kali ukuran diagonal layang-layang KLMN, hitunglah luas layang-
layang baru tersebut!
42
3. Suatu persegi yang bersisi 6 cm berputar pada titik O yang merupakan titik
pusat peregi lain yang bersisi 4 cm. Tentukan luas bidang yang berada pada
kedua persegi tersebut!
4. Dalam segitiga ABC, diketahui sudut BAC = 800. Jika titik-titik D, E, dan F
berturut-turut terletak pada sisi BC, AC, dan AB, dengan CE = CD, dan BF =
BD, tentukan besar sudut EDF!
RANGKUMAN
43
Sudut siku-siku, jika besarnya 900.
Sudut lancip, jika besarnya kurang dari 900.
Sudut tumpul, jika besarnya antara 900 dan 1800.
Sudut refleks, jika besarnya lebih dari 1800.
6. Sudut yang terbentuk dari dua garis yang dipotong oleh garis ketiga (garis
transversal) memiliki nama berdasarkan posisinya, antara lain: sudut dalam,
sudut luar, sudut sepihak, sudut berseberangan, sudut dalam sepihak, sudut
dalam berseberangan, sudut luar sepihak, dan sudut luar berseberangan.
7. Kurva dapat dipikirkan sebagai himpunan titik yang dapat digambar, tanpa
mengangkat bolpoin atau pensil yang digunakan untuk menggambarkannya.
Atau dengan kata lain, kurva dapat kita gambar mulai dari suatu titik,
kemudian dibuat jalur dengan alat tulis sampai pada suatu titik lain atau bisa
juga kembali lagi ke titik asal.
8. Kurva sederhana adalah kurva yang dapat digambar tanpa ada titik yang
diulang kecuali mungkin titik-titik ujungnya. Kurva tertutup sederhana adalah
kurva sederhana yang kedua titik ujung berimpit.
9. Teorema Kurva Jordan: Setiap kurva tertutup sederhana C membagi bidang
menjadi tiga himpunan yang lepas, yaitu himpunan luar, himpunan dalam dan
kurva itu sendiri.
10. Daerah cembung adalah himpunan titik-titik yang bersifat jika setiap 2 titik A
dan B pada himpunan itu maka setiap titik pada ruas AB pada himpunan itu.
Pada keadaan lain disebut daerah cekung.
11. Poligon-n A1A2A3 … An, adalah himpunan titik yang terdiri semua titik pada
ruas A1A2A3 ... An–1 An , yang membatasi suatu daerah cembung. Titik A1,A2,
44
GEOMETRI RUANG
Ruang dalam arti sempit terbentuk oleh adanya banyak bidang (minimal empat
bidang). Kumpulan bidang tersebut terdapat istilah-istilah titik sudut, sisi,dan
rusuk, seperti gambar berikut ini.
Titik sudut
Sisi
Rusuk
Gambar 34
Ada hubungan antara titik sudut (T), sisi (S) dan rusuk (R), yaitu yang disebut
Rumus Euler: T + S – R = 2.
45
cirri-ciri khusus dan rumus-rumus yang berkaitan dengan bangun ruang tersebut.
Berikut adalah cirri-ciri khusus dan rumus-rumus yang dapat digunakan.
Limas
Limas adalah bidang banyak yang ditentukan oleh daerah polygon (yang disebut
alas), suatu titik yang tidak terletak pada bidang polygon dan segitiga-segitiga
yang ditentukan oleh titik tersebut dan sisi-sisi dari polygon. Alas-alas dari suatu
limas dapat berupa segitiga, segiempat, segilima, dan lain lain. Dan jika alas limas
itu menyerupai lingkaran maka dinamakan kerucut.
Luas permukaan limas merupakan gabungan dari luas alas dengan luas segitiga-
segitiga yang membentuknya (menggunakan rumus yang beruhubungan sesuai
dengan bentuknya)
1
Volume limas adalah: luas alas x tinggi
3
Kerucut
46
r
Gambar 37: Kerucut Gambar 38: Jaring-jaring Kerucut
1 2
Volume kerucut adalah: r t , dengan keterangan r= jari-jari lingkaran alas
3
dan t= tinggi kerucut.
Prisma
Prisma adalah bidang banyak yang dibentuk oleh dua daerah polygon kongruen
yang terletak pada bidang sejajar, dan tiga atau lebih daerah jajaran genjang yang
ditentukan oleh sisi-sisi dua daerah polygon tersebut sedemikian hingga
membentuk permukaan tertutup sederhana. Dua daerah polygon kongruen yang
terletak pada bidang sejajar dapat berupa segitiga, segiempat, segilima, dan lain-
lain. Dan jika dua polygon tersebut berbentuk menyerupai lingkaran akan disebut
tabung (silinder). Berikut berturut-turut adalah gambar prisma segitiga, prisma
segiempat, dan prisma segilima.
47
Gambar 39: Prisma segitiga, segiempat, dan segilima
Luas permukaan prisma adalah jumlah dari kedua alasnya (atas dan bawah)
ditambah dengan luas-luas yang lain sesuai dengan bentuk prisma.
Tabung
Tabung merupakan benda ruang yang terbentuk oleh dua buah bidang yang
berbentuk lingkaran dan sebuah bidang segiempat. Gambarnya seperti berikut.
48
Gambar 40: Tabung dan jarring-jaring tabung
Luas permukaan tabung adalah: luas bidang alas + luas bidang atas + luas bidang
lengkung atau dengan rumus: 2 r (r + t), r = jari-jari lingkaran dan t= tinggi
tabung.
Kubus
49
Gambar 41: Kubus dan jarring-jaringnya
Luas permukaan kunus adalah jumlah seluruh luas sisi-sisinya (6 x luas sisi) atau
dengan rumus: 6s2, s= panjang rusuk.
Balok
Balok adalah bidang ruang yang mirip dengan kubus atau prisma segiempat, suatu
balok terbentuk oleh tiga pasang bidang segiempat, dengan gambar dan jaring-
jaringnya seperti berikut.
50
Gambar 42 balok Jaring-jaringnya
Luas permukaannya adalah jumlah luas dari enam sisi-sisinya atau: 2 pl sisi
pertama + 2 pl sisi kedua + 2 pl sisi ketiga. Jika panjang sisi pertama dikatakan
panjang (p), panjang sisi kedua dikatakan lebar (l), dan panjang sisi ketiga
dikatakan tinggi (t), maka didapatkan rumus luas permukaan balok: 2pl + 2pt +
2lt.
Bola
Jika kerucut merupakan benda putar dari bidang segitiga dan tabung merupakan
benda putar dari bidang segiempat, maka bola adalah benda putar dari bidnag
yang berbentuk lingkaran (cobalah anda bayangkan atau mencoba sendiri
bagaimana suatu benda yang berbentuk lingkaran, misalnya koin atau uang logam
diputar agak lama, maka akan terlihat seperti bola). Bola adalah suatu bidang
lengkung yang berjarak sama terhadap titik pusat. Gambar dan jarring-jaring
(dipotong empat) bola sebagai berikut.
51
Gambar 43: Bola dan irisan bola
4 3
Volume bola adalah: r
3
Contoh
Jawab:
Proses penyelesaian:
52
Rumus terkait: Keliling/luas lingkaran dan Volume Tabung
Keliling Lingkaran = 2 r
40 = 2 (3,14) r
40 = 6,28 r
r = 6.37 cm
Luas Lingkaran = r2
L = 3,14 (6.37)2
L = 3.14 (40.5769)
L = 127.41 cm2
V= 127.41 x 40
V = 1096.4 cm3
Contoh
Selembar kertas karton berbentuk tiga perempat lingkaran yang berjari-jari 14 cm,
akan dibuat bangun ruang kerucut. Berapakah volume kerucut tersebut?
Jawab:
3
Diketahui : lingkaran dengan jari-jari (r) = 14 cm
4
53
Ditanyakan (akan dicari): Volume kerucut
Proses penyelesaian:
3
Keliling lingkaran kerucut= .2 r
4
3
K= .2 (3.14) (14)
4
K = 65.94
65.94 =2 (3.14) r
65.94 = 6.28 r
r = 10.5 cm
L = 3.14 (10.5)2
L = 346.185 cm2
Tinggi kerucut dibentuk oleh jari-jari lingkaran (pada soal atau 14 cm) dan
jari lingkaran kerucut atau 10.5 cm, yaitu : c2 = a2 + b2 (rumus Phitagoras).
Perhatikan gambar berikut,
54
14= c
b
10.5= a
142 = a2 + (10.5)2-
196 = a2 + 110.25
a2 = 196 – 110.25
a2 = 85.75
a= 85.75
V = 346.185 (9.26)
V = 3205.6731 cm3
Contoh
Perhatikan gambar berikut ini. Berapakah ukuran kotak kue yang terbesar (tanpa
tutup) yang dapat dibuat dari ukuran kertas berikut ini?
24 cm
9 cm
55
Jawab:
x x Keterangan:
l p = panjang = 24 – 2x
p
x x l = lebar = 9 – 2x
Volume kotak: p x l x t
dv
= 4x3 – 66x2 + 216x = 12x2 – 132x + 216 = x2 – 11x + 18
dx
56
V = (20).( 5).(2)
V = 200 cm3
Latihan
57
BAB 3
PENGUKURAN TAK LANGSUNG, TRIGONOMETRI DAN SURVEY
Contoh:
Pengukuran yang menggunakan perbandingana adalah sebagai berikut:
Estimasi pengukuran suatu lumbung, seorang petani, meminta bantuan
seorang asisten dalam pengukurannya. Syarat pengukuran ini adalah
menyamakan bayangan benda yang tak dapat dijangkau dengan benda yang
dapat dijangkau. Oleh karena itu, petani tersebut meminta bantuan dari
asistennya untuk memegang sebuah kayu secara vertical. Jika panjang
bayangan lumbung tadi diketahui, maka dengan menyamakan ujung bayangan
kayu tadi dengan ujung bayangan lumbung, akan diperoleh perbandingan
dengan ilustrasi gambar:
58
Sehingga akan muncul persamaan: , sehingga
a c
C A
b
Gambar di atas adalah segitiga siku-siku dengan titik sudut sikunya di C. Panjang
sisi di hadapan sudut A adalah a, panjang sisi di hadapan sudut B adalah b, dan
Terhadap sudut :
59
panjang sisi siku - siku di dekat (berimpit) sudut A b
2. cos
panjang hipotenusa c
panjang hipotenusa c
4. csc
panjang sisi siku - siku di depan sudut A a
panjang hipotenusa c
5. sec
panjang sisi siku - siku di dekat sudut A b
sin cos
tan dan cot
cos sin
1 1
sec dan csc
cos sin
Contoh:
Penyelesaian:
b 25 2 24 2
60
625 576
49 7
a 24 c 25
sin csc
c 25 a 24
b 7 c 25
cos sec
c 25 b 7
a 24 c 7
tan cot
b 7 a 24
30
1
1
45 60
61
1 1 2
sin 45 2 csc 45 2
2 2 1
1 1 2
cos 45 2 sec 45 2
2 2 1
1 1
tan 45 1 cot 45 1
1 1
1 3 1
sin 30 sin 60 3
2 2 2
3 1 1
cos 30 3 cos 60
2 2 2
1 1 3
tan 30 3 tan 60 3
3 3 1
2 2 2
csc 30 2 csc 60 3
1 3 3
2 2 2
sec 30 3 sec 60 2
3 3 1
3 1 1
cot 30 3 cot 60 3
1 3 3
62
1 1 1
sin 0 2 3 1
2 2 2
1 1 1
cos 1 3 2 0
2 2 2
1 tak
tan 0 3 1 3 terdefinisi
3
tak 1
cot 3 1 3 0
terdefinisi 3
contoh:
1 1 1 2
1. sin 30 cos 45 2
2 2 2
1 1 1
2. sin 45 tan 60 cos 45 cot 60 2 3 2 3
2 2 3
1 1 4 2
6 6 6 6
2 6 6 3
yang dapat berputar terhadap titik asal O dalam koordinat kartesius, sehingga
OP x 2 y 2 r dan r 0
63
Berdasarkan gambar di atas keenam perbandingan trigonometri baku dapat
didefinisikan dalam absis (x), ordinat (y), dan panjang OP (r) sebagai berikut:
ordinat P y panjang OP r
1. sin α 4. csc α
panjang OP r ordinat P y
absis P x panjang OP r
2. cos α 5. sec α
panjang OP r absis P x
ordinat P y absis P x
3. tan α 6. cot α
absis P x ordinat P y
Dengan memutar garis OP maka XOP = dapat terletak di kuadran I, kuadran
II, kuadran III atau kuadran IV, seperti pada gambar di bawah ini.
a. Rumus di kuadran I
Sin(90 ) cos
Cos(90 ) sin
Tan(90 ) Cotg
64
b. Rumus di kuadran II
d. Rumus di kuadran IV
Sin( ) Sin
Cos ( ) Cos
Tan( ) Tan
Contoh :
65
1
= 3
2
Atau
= Sin 600
1
= 3
2
1
= 2
2
Atau
= -Cos 450
1
= 2
2
1
=
2
= - (-sin 450)
1
= 2
2
66
Tabel tanda nilai keenam perbandingan trigonometri di tiap kuadran:
Perbandingan Kuadran
Trigonometri I II III IV
sin + + - -
cos + - - +
tan + - + -
csc + + - -
sec + - - +
cot + - + -
Identitas Trigonometri
Identitas trigonometri adalah persamaan trigonometri yang berlaku untuk
semua nilai pengganti variabelnya. Beberapa rumus dasar :
1. Sin2x + Cos2x = 1
Sin2x = 1 – Cos2x
Cos2x = 1 – Sin2x
2. 1 + tan2x = sec2x
1 = sec2x – tan2x
Tan2x = sec2x – 1
3. 1 + cotg2x = cosec2x
1 = cosec2x – cotg2x
Cotg2x = cosec2x – 1
Contoh :
1. Buktikan bahwa 5 tan2x + 4 = 5 sec2x – 1
Jawab :
5 tan2x + 4 = 5 (sec2x – 1) + 4
= 5 sec2x – 5 + 4
= 5 sec2x – 1 (terbukti)
2. Buktikan bahwa 3 cos2x + 3 sin2x = 3
Jawab :
3 cos2x + 3 sin2x = 3 (cos2x + sin2x)
67
=3.1
= 3 (terbukti)
a b c
SinA SinB SinC
Contoh :
Jawab :
b c bSinC
c
SinB SinC SinB
12Sin53,1
=
Sin30
12.0,8
=
0,5
9,6
=
0,5
68
= 19,2
b c cSinB 46Sin68,2
Sin C =
SinB SinC b 65
46x0,928
=
65
42,710
=
65
= 0,657
C = 41,1
2. Aturan Cosinus
a2 = b2 + c2 – 2bc cos
b2 = a2 + c2 – 2ac cos
c2 = a2 + b2 – 2ab cos
69
Contoh :
Jawab :
a2 = b2 + c2 – 2bc cos A
= 52 + 82 – 2.5.8. cos 60
= 25 + 64 – 80. ½
= 89 – 40
= 49
a = 7 cm
Luas Segitiga
Luas segitiga dengan besar dua sisi dan satu sudut apit diketahui
L = ½ b.c. sin A
L = ½ a.b. sin C
L = ½ a.c. sin B
70
2. Luas segitiga dengan dua sudut dan satu sisi yang terletak diantara kedua
sudut yang diketahui.
a 2 . sin B. sin C
L
2 sin A
b 2 . sin A. sin C
L
2 sin B
c 2 . sin A. sin B
L
2 sin C
s = ½ . Keliling Segitiga
= ½ (a + b + c)
Contoh :
L = ½ a.b.sin C
= ½ 5.8.sin 450
= 20. ½ 2
= 10 2
71
2. Diketahui segitiga ABC dengan c = 5 cm, A 65, B 60 . Tentukan
luasnya.
Jawab :
C 180 65 60 55
c 2 . sin A. sin B
L
2 sin C
25.0,425.0,87
L
0,82
L 11,27
s = ½ (a + b + c) = ½ (3 + 4 + 5) = 6
L 6.3.2.1
L 36 6 cm2
72
TUGAS
73
5. Berapakah kedalaman air jika diukur dari pinggiran laut seperti gambar di
bawah?
6. Perhatikan bentuk kebun sawit di bawah ini, jika akan dibuat jalan aspal di
tengah mengikuti garis QS, dengan ketebalan 10 cm dan lebar 5 m, tentukan
total biaya yang harus dikeluarkan pabrik, jika harga 1m3 aspal adalah 20 Juta
Rupiah.
74