Anda di halaman 1dari 74

BAB 1

BILANGAN

Def.1.1. Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan
pengukuran atau lebih mudahnya bilangan adalah suatu sebutan untuk menyatakan
jumlah/banyaknya sesuatu. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu
bilangan disebut sebagai angka atau lambang bilangan.

1.1 Bilangan Asli


Bilangan asli merupakan bilangan yang dimulai dengan angka 0, untuk
selanjutnya diikuti oleh bilangan 1,2,3,4,…, yang disebut bilangan bulat positif.
Mereka digunakan untuk menjawab pertanyaan seperti Berapa banyak ?,
Seberapa cepat?, Dan Seberapa jauh?
 Film Titanic memenangkan 11 Academy Awards.
 Rata-rata orang dewasa Amerika membaca dengan kecepatan 250 hingga
300 kata per menit.
 Jarak mengemudi dari Kota New York ke Los Angeles adalah 2.786 mil.
Himpunan bilangan bulat ditulis menggunakan kurung {}, seperti yang
ditunjukkan di bawah ini.
{0,1,2,3,4,…}
Tiga titik menunjukkan bahwa daftar berlanjut selamanya — tidak ada bilangan
bulat terbesar. Bilangan bulat terkecil adalah 0.

1.2 Membandingkan Bilangan


Angka dapat dibandingkan berdasarkan letaknya pada garis bilangan.
Pembandingan angka dapat dilakukan dengan menggunakan tanda tidak sama
dengan, lebih dan kurang dari.

Gambar 1. Garis Bilangan Asli

1
Berdasarkan gambar di atas, jika kita akan membandingkan bilangan tersebut,
maka kita harus melihat berdasarkan urutan dari bilangan-bilangan tersebut
berdasarkan garis bilangannya.

Sehingga dari gambar bisa dikatakan bahwa 5 < 8.

1.3 Membulatkan Bilangan Ke Bilangan Terdekat


Ketika kita tidak menyatakan suatu bilangan ke dalam angka pasti, maka cara
kita menunjukkannya adalah dengan membulatkan bilangan ke angka
terdekatnya. Hal ini dilakukan untuk pembacaan data pada suatu laporan, baik
berupa data real ataupun berbentuk penjabaran grafik ataupun table.
Contoh:

Gambar 2. Gambar Ketinggian Pegunungan

Pada dasarnya ketinggian gunung tersebut secara tepat adalah 20.320 m,


namun, karena ketika penyampaiannya tidak mungkin mengucapkan secara
tepat, maka angka tersebut dibulatkan menjadi 20.300 atau 20.400, dengan
menggunakan kata ―kira-kira‖, ―berkisar‖ dan atau ―mendekati‖.

1.4 Pengukuran
Pengukuran dalam matematika terbagi ke dalam dua bentuk secara umum,
diantaranya, pengukuran secara tepat dan perkiraan. Pengukuran secara tepat
biasanya terjadi kepada pengukuran dalam bentuk bilangan bulat utuh, artinya
tanpa menggunakan disimal di belakang angka tersebut. Namun, jika angka
tersebut terdiri dari angka decimal, maka biasanya ketepatannya akan
disesuaikan dengan angka yang diminta. Contohnya: angka 1,2456, apabila
dimintakan hanya satu angka di belakang koma, maka akan menjadi 1,2, dan
seterusnya.
Ada beberapa hal dalam pengukuran, diantaranya: a). Penjumlahan, b)
pengurangan, c) Perkalian, d) pembagian, e) Akar dan Pangkat dan Logaritma
f) skala.

2
Penjumlahan
Keseluruhan bilangan real dan bahkan imaginer terdapat operasi penjumlahan.
Namun pada dasarnya dalam melakukan operasi penjumlahan diperlukan
bebrapa sifat, diantaranya:

Sifat Tertutup, Penjumlahan bilangan bulat akan selalu menghasilkan


bilangan bulat juga atau dapat ditulis jika a dan b ∈ B, maka a + b ∈ B. Sifat
tertutupbilangan bulat dapat dinyatakan sebagai berikut:

a + b = c dengan a, b, dan c ∈ B.
Sifat Komutatif (Pertukaran), Hasil penjumlahan bilangan bulat selalu sama
walaupun letak bilangan ditukar. Sifat penjumlahan seperti ini disebut sifat
komutatif dan ditulis sebagai berikut:

a+b=b+a
Sifat Asosiatif (Pengelompokan), Pada operasi penjumlahan bilangan bulat,
bilangan-bilangan tersebut dapat dikelompokkan dan ditulis dalam bentuk:

(a + b) + c = a + (b + c)
Unsur Identitas (Netral), Bilangan 0 (nol) merupakan unsur identitas pada
penjumlahan. Artinya, untuk sebarang bilangan bulat apabila ditambah 0
(nol), hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Dengan demikian, untuk sebarang
bilangan bulat a, selalu berlaku sifat berikut.

a+0=0+a=a
Sifat Invers (Lawan), Invers suatu bilangan artinya lawan dari bilangan
tersebut. Suatu bilangan dikatakan memiliki invers jumlah, apabila hasil
penjumlahan bilangan tersebut dengan inversnya (lawannya) merupakan unsur
identitas (0). Untuk sebarang bilangan bulat a, maka:

Lawan dari a adalah –a, sedangkan lawan dari –a adalah a


Dengan kata lain, untuk setiap bilangan bulat selain nol pasti mempunyai
lawan, sedemikian sehingga berlaku
a + (-a) = (-a) + a = 0

Pengurangan
Sifat-sifat operasi pengurangan:
Tertutup, Pengurangan bilangan bulat akan selalu menghasilkan bilangan
bulat juga atau dapat ditulis jika a dan b ∈ B, maka a − b ∈ B. Sifat
tertutupbilangan bulat dapat dinyatakan sebagai berikut:

3
a − b = c dengan a, b, dan c ∈ B.

Lawan Suatu Bilangan, Untuk setiap a dan b bilangan bulat, berlaku:

1) a − (−b) = a + b
2) −a − (−b) = −a + b
Pengurangan dengan bentuk penjumlahan dengan lawan pengurangnya, Untuk
setiap a dan b bilangan bulat, berlaku:

1) a − b = a + (−b)
2) −a − b = −a + (−b)
Anti Komutatif, Hasil pengurangan bilangan bulat yang berbeda tidak pernah
sama ketika letak bilangan ditukar. Sifat pengurangan seperti ini disebut
sifat anti komutatif dan ditulis sebagai berikut:

a+b≠b+a
Anti Asosiatif, Pada operasi pengurangan bilangan bulat, bilangan-bilangan
tersebut tidak dapat dikelompokkan secara manual (kecuali sudah ketentual
soal) dan ditulis dalam bentuk:

(a + b) + c ≠ a + (b + c)

Namun, apabila operasi penjumlahan dan pengurangan diberlakukan kepada


bilangan-bilangan tertentu, maka selain berlakunya sifat di atas, maka akan
terdapat beberapa cara lain yang tidak sama dengan operasi pada bilangan
bulat.
Contoh: Penjumlahan dan Pengurangan pada bilangan pecahan dan decimal.
Tentukan hasil dari , maka untuk menyelesaikannya harus disamakan
dahulu penyebutnya kemudian diuraikan.
Selain daripada itu, untuk bilangan decimal juga berlaku hal berbeda,
contohnya: 0,234 + 3, maka anda harus membuat bilangan bulat 3 menjadi
decimal, dengan cara menjadikannya 3,000, sehingga akan menjadi 0,234 + 3,
000.

Perkalian
Penggandaan bilangan digunakan oleh semua orang. Misalnya, untuk
menggandakan resep, seorang juru masak mengalikan jumlah masing-masing
bahan dengan dua. Untuk menentukan ruang lantai ruang makan, seorang
penjual karpet mengalikan panjangnya dengan lebarnya. Seorang akuntan

4
melipatgandakan jumlah jam kerja dengan tingkat pembayaran per jam untuk
menghitung pendapatan mingguan karyawan.
Sifat-sifat perkalian:
a) Hasil perkalian dua bilangan bulat dilihat dari tanda bilangannya
 Hasil kali dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif. a x
b = ab atau (+) x (+) = (+)
 Hasil kali bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif adalah
bilangan bulat negatif. a x (-b) = -ab atau (+) x (=) = (-) Contoh:
4 x (-5) = -20
 Hasil kali bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif adalah
bilangan bulat negatif. (-a) x b = -ab atau (-) x (+) = (-) Contoh: -3
x 6 = -18
 Hasil kali dua bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat
positif (-a) x (-b) = ab atau (-) x (-) = (+) Contoh: (-5) x (-2)
= 10
b) Hasil perkalian antara bilangan bulat dengan nol adalah nol. Untuk setiap
bilangan bulat a, selalu berlaku: a x 0 = 0 x a = 0
c) Unsur identitas pada perkalian, Untuk setiap bilangan bulat a, selalu
berlaku: a x 1 = 1 x a = a, Artinya, hasil perkalian suatu bilangan bulat
dengan 1 atau sebaliknya, akan menghasilkan bilangan itu sendiri. 1 disebut
unsur identitas (netral) pada perkalian.
d) Sifat komutatif (pertukaran) pada perkalian, Untuk sembarang bilangan
bulat a dan b, berlaku: a x b = b x a
e) Sifat asosiatif (pengelompokkan) pada perkalian. Untuk sembarang
bilangan bulat a, b, dan c, berlaku: (a x b) x c = a x (b x c)
f) Sifat distributif (penyebaran) pada perkalian, a. Sifat distributif perkalian
terhadap penjumlahan. Untuk sembarang bilangan bulat a, b, dan c,
berlaku: a x (b + c) = (a x b) + (a x c), b Sifat distributif perkalian
terhadap pengurangan. Untuk sembarang bilangan bulat a, b, dan c,
berlaku: a x (b - c) = (a x b) - (a x c)
g) Sifat tertutup pada perkalian, Untuk sembarang bilangan bulat a dan b, jika
a x b = c, maka c juga bilangan bulat.

Pembagian

Pembagian bilangan bulat digunakan oleh semua orang. Misalnya, untuk


menemukan berapa porsi 6 ons yang bisa didapatkan seorang koki dari
panggang 48 ons, ia membagi 48 dengan 6. Untuk membagi warisan senilai $
36.000, seorang saudara lelaki dan saudari membagi jumlahnya dengan 2.

5
Seorang profesor membagi 35 siswa di kelasnya menjadi kelompok 5 untuk
diskusi.

Sifat-sifat Pembagian:

1. Pembagian adalah operasi kebalikan dari perkalian


a : b = c <=> c x b = a

2. Hasil pembagian dua bilangan bulat dilihat dari tanda bilangannya


a. Hasil bagi dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif. (+)
: (+) = (+)
b. Hasil bagi bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, atau
sebaliknya adalah bilangan bulat negatif. (+) : (-) = (-) atau (-) : (+) = (-)
Contoh: 8 : (-2) = -4
(-16) : 4 = -4
c. Hasil bagi dua bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat positif.
(-) : (-) = (+)
Contoh: (-18) : (-3) = 6
3. Pembagian dengan bilangan nol
Untuk sembarang bilangan bulat a, maka:
a : 0 tidak terdefinisikan
0:a=0
4. Pada operasi pembagian tidak berlaku sifat komutatif dan sifat asosiatif
a : b tidak sama dengan b : a
(a : b) : c tidak sama dengan a : (b : c)
a, b, dan c adalah sembarang bilangan bulat dengan a, b, c bukan 0 dan 1.
Contoh:
1). 8 : 2 tidak sama dengan 2 : 8
4 tidak sama dengan 1/4
2). (16 : 4) : 2 tidak sama dengan 16 : (4 : 2)
4 : 2 tidak sama dengan 16 : 2
2 tidak sama dengan 8
5. Pembagian pada bilangan bulat tidak bersifat tertutup
Untuk sembarang bilangan bulat a dan b, jika a : b = c, maka ada c yang
bukan bilangan bulat.
Contoh:
3 : (-6) = - 1/2
3 dan -6 adalah bilangan bulat, tetapi - 1/2 bukan bilangan bulat.

6
Pangkat Rasional
Pangkat negatif dan nol
Misalkan a  R dan a  0, maka:
1 1
a) a-n = atau an =
an an
b) a0 = 1
Sifat-Sifat Pangkat
Jika a dan b bilangan real serta n, p, q bilangan bulat positif, maka berlaku:
a) ap × aq = ap+q
b) ap : aq = ap-q

c) a p q = a pq

d) a  bn = an×bn
e) ba n  ba n
n

Bentuk Akar
1) Definisi bentuk Akar
Jika a bilangan real serta m, n bilangan bulat positif, maka berlaku:
1
a) an  n a
m
n
b) a n  a m

2) Operasi Aljabar Bentuk Akar


Untuk setiap a, b, dan c bilangan positif, maka berlaku hubungan:

a) a c + b c = (a + b) c

b) a c – b c = (a – b) c

c) a b = a b

d) a b = (a  b)  2 ab

e) a b = (a  b)  2 ab

7
Merasionalkan penyebut
Untuk setiap pecahan yang penyebutnya mengandung bilangan irrasional
(bilangan yang tidak dapat di akar), dapat dirasionalkan penyebutnya dengan
kaidah-kaidah sebagai berikut:

a) a
 a  b a b
b b b b

c(a  b )
b) c
 c
 a b  2
a b a b a b a b

c( a  b )
c) c
 c
 a b 
a b a b a b a b

Logaritma
a) Pengertian logaritma
Logaritma merupakan invers (kebalikan) dari perpangkatan. Misalkan a adalah
bilangan positif (a > 0) dan g adalah bilangan positif yang tidak sama dengan 1 (g
> 0, g ≠ 1), maka:
g
log a = x jika hanya jika gx = a
atau bisa di tulis :
(1) untuk glog a = x  a = gx
(2) untuk gx = a  x = glog a
b) sifat-sifat logaritma sebagai berikut:
(1) glog (a × b) = glog a + glog b

b 
(2) glog a = glog a – glog b

(3) glog an = n × glog a


p
log a
(4) glog a =
p
log g
1
(5) glog a =
a
log g
(6) glog a × alog b = glog b
gn
(7) log a m = m glog a
n

8
g
(8) g log a  a

Bentuk Standar

Bentuk standar merupakan bentuk bilangan dalam keadaan 10n. Bentuk ini
dapat dirubah dengan penggunakan kaidah pembagian dan perkalian.

Contoh: Ubahlah 57,3 kedalam bentuk 102. Dari soal, maka hal yang harus
kita lakukan adalah membuat , sehingga diperoleh , maka
2
menghasilkan 0,573 x 10 .

Skala

Karena dalam kebanyakan kasus tidak mungkin untuk menggambar objek ukuran
penuh di atas kertas, gambar dibuat secara proporsional lebih kecil. Ini hanya terdiri
dari membuat semua dimensi gambar menjadi bagian tertentu dari dimensi
sebenarnya dari objek. Ini disebut menggambar dengan skala. Contohnya adalah
rencana rumah yang ditarik ke skala: 1 cm (pada gambar) = 2 m (di rumah), maka
perbandingan di atas dapat dibuat menjadi 1:200. Bagaimana cara mencarinya?

Untuk mencari jarak sesungguhnya, maka digunakan rumus:


, sedangkan untuk mencari skala digunakan rumus:
.

9
Latihan

1. Sebuah pabrik kelapa sawit akan dibuatkan ruang control berbentuk


persegi, dengan luas area 15 m2, dengan ketentuan seperti gambar berikut.

Jika ruang tersebut di isi oleh ubin dengan ukuran luas 1 m2 dan berbentuk
persegi dengan masing-masing sisinya sama, dengan harga satu ubin Rp.
200.000, dan kebutuhan semen sebanyak 4 karung, serta pasir 1 truk,
dengan harga masing-masing satu karung semen Rp. 60.000 dan satu truk
pasir RP. 1.200.000, maka berapakah kebutuhan dana untuk membangun
lantai ruangan tersebut?
2. Berapa banyak tablets yang harus diisi oleh apoteker, jika ilustrasinya
seperti gambar?

3. Jika dalam satu kilo minyak kelapa sawit CPO mengandung 17 gram
lemak, berapakah kilo lemak yang terkandung dalam 1 tangki timbun
sawit yang bermuatan 40 ton minyak CPO?

10
4. Coba Saudara deskripsikan grafik berikut ini dengan menggunakan cara
rounding atau pembulatan bacaan.

Ekspor Bahan Sawit


CPO CPKO CBT

5
4.4 4.5
4.3

3.5
3
2.8
2.4 2.5
2 2
1.8

2016 2017 2018 2019

5. Seorang Petani sawit akan menanam batang kayu kering sebagai pagar
pada sebuah kebun berbentuk persegi, dengan luas 1 km2. Jika jarak tanam
batang tersebut adalah 2 m, maka berapakah total batang kayu yang
dibutuhkan untuk setiap sisinya, jelaskan pendapat saudara.
3
log 6
6. Nilai dari
 log18   log 2
=…
3 2 3 2

27
log 9  2 log 3  3
log 4
7. Nilai dari =…
3
log 2  log 18
3

8. Jika 7log 2 = a dan 2log3 = b, maka 6log 14 = …


24
9. Bentuk sederhana dari adalah …
3 7
3
  13  12 
10. Diketahui a = 9; b = 16; dan c = 36. Nilai dari a b c  = …
 
1
 27 a 5b 3 
11. Bentuk sederhana dari   adalah …
 35 a 7 b 5 
 

11
(5a 3b 2 ) 4
12. Bentuk sederhana dari
(5a 4 b 5 ) 2

12
BAB 2

PENGUKURAN DALAM GEOMETRI

GEOMETRI DATAR (STRUKTUR KONSEP)

Geometri sebagai salah satu sistem matematika, di dalamnya memiliki banyak


konsep pangkal, mulai dari unsur primitif atau unsur tak terdefinisi, antara lain: titik,
garis, kurva, ataupun bidang. Juga terdapat relasi-relasi pangkal yang tidak
didefinisikan, misalnya: ‗melalui‘, ‗terletak pada‘, ‗memotong‘, dan ‗antara‘. Dari
unsur-unsur yang tidak terdefinisikan ini kemudian membangun unsur-unsur yang
didefinisikan, selanjutnya ke aksioma atau postulat, dan akhirnya pada teorema atau
dalil. Gambaran hubungan antara unsur-unsur yang tidak terdefinisikan, unsur-unsur
yang didefinisikan, aksioma/postulat, dan teorema/dalil, dapat dilihat pada Gambar 3,
diikuti selanjutnya oleh contoh beberapa hubungan antara konsep-konsep tersebut.

unsur-unsur unsur-unsur
teorema/
yang tidak yang
aksioma/ dalil-dalil
terdefinisi terdefinisi
postulat

Gambar 3

Perhatikan Tabel 1 berikut ini. Tabel tersebut memperlihatkan kepada Anda


mengenai konsep-konsep dalam geometri beserta ilustrasinya, juga keterkaitan antara
unsur tak terdefinisi, relasi tak terdefinisi, dan aksioma-aksioma yang ada dalam
geometri. Selanjutnya, akan dipelajari beberapa konsep dasar dalam geometri yang
telah didefinisikan, serta beberapa permasalahan yang mengandung pemecahan
masalah matematik.

13
Tabel 1

Konsep Ilustrasi
Unsur Pangkal yang

Titik
Tak Terdefinisi

Tidak memiliki dimensi.

Garis
Pada garis terdapat banyak titik, panjang tak
berbatas.

g
Relasi Pangkal yang

Melalui
Tak Terdefinisi

Garis g melalui titik P, atau titik P terletak pada


garis g.

Antara
Titk Q antara P dan R.

Melalui dua titik yang


berbeda dapat dibuat
tepat satu garis.

g
Pada setiap garis g
Aksioma

paling sedikit trdapat


dua titik yang berbeda.

Melalui satu titik di


luar garis, dapat dibuat
tepat satu garis sejajar
dengan garis tersebut.

14
BEBERAPA KONSEP DASAR

Definisi Ruas Garis

Jika titik A dan B pada garis AB, maka ruas AB adalah himpunan yang terdiri dari
titik A, titik B dan semua titik yang terletak di antara A dan B.

Perhatikan Gambar 9.1.2 merupakan gambar ruas garis AB.

Gambar 4

Pernahkah Anda lihat rel kereta api? Rel kereta api yang lurus merupakan salah
satu contoh dua garis yang sejajar. Mengapa disebut sejajar? Karena dua garis
disebut sejajar jika mereka terletak pada satu bidang, dan jika diperpanjang
terus-menerus tidak akan berpotongan.
Definisi Kesejajaran

Dua garis g dan h dikatakan sejajar (g // h) jika kedua garis tersebut tidak
mempunyai titik sekutu (titik potong)

(a) (b)

Gambar 5

15
Pada Gambar 5(a) garis l dan m sejajar (g // h) dan pada Gambar 5 (b) garis m
memotong garis k di titik P.

Aksioma Kesejajaran

Melalui sebuah titik P di luar sebuah garis g, ada tepat satu garis h yang sejajar
dengan g.

Gambar 6

Gambar 6 merupakan gambar garis h melalui P dan sejajar dengan garis g.

SUDUT

Sudut AOB

(biasa ditulis:  AOB)

Gambar 7

Sudut berkaitan dengan besar putaran. Untuk mengukur panjang suatu benda kita
dapat menggunakan penggaris berskala, akan tetapi untuk menghitung sudut, kita
dapat menggunakan busur derajat untuk menghitung sudut, kita dapat
menggunakan busur derajat.

16
Sudut Suplemen (Pelurus)

Jika sinar OA berlawanan dengan sinar OB , dan sinar OC bukan sinar OA

bukan pula sinar OB , maka dikatakan AOC suplemen COB, atau COB
suplemen  AOC.

Gambar 8

Dua Sudut Kongruen

Perhatikan Gambar9. di bawah ini. Gunakan kertas/plastik transparan untuk


menjiplak sudut AOB pada Gambar 9.(a), sehingga Anda memperoleh A′O′B′
pada kertas/plastik transparan tadi. Setelah itu, letakkan jiplakan itu pada tempat
sebelah kanannya, sehingga O′ berimpit dengan P, kemudian jiplak kembali
A′O′B′ ke kertas/plastik gambar. Misalkan kita namai CPD untuk hasil yang
diperoleh, seperti pada Gambar 9.(b) Dalam hal ini, dikatakan bahwa AOB
kongruen dengan CPD (biasanya ditulis sebagai: APD  CPD).
A C

O B P D

(a) (b)

Gambar 9

Sudut Siku-siku

Sudut siku-siku adalah sudut yang kongruen dengan suplemennya.


AOC  COB dan AOC suplemen COB, maka AOC dan COB masing-
masing merupakan sudut siku-siku. Lihat Gambar 10.

17
Gambar 10

Perhatikan baik-baik tiang bendera di kampus Anda!


Tiang bendera tersebut dipasang tegak lurus dengan permukaan tanah. Sudut
yang dibentuk antara tiang bendera dengan permukaan tanah di sekitarnya, pada
umumnya merupakan sudut siku-siku. Dan perlu diperhatikan oleh Anda, sudut
siku-siku dapat dipandang sebagai setengah dari sudut lurus.

Horizontal
Cobalah Anda tuangkan air ke dalam gelas, kemudian perhatikan permukaan air
ketika dalam keadaan diam. Maka permukaannya selalu memperlihatkan arah
horizontal.
Vertikal
Jika diketahui arah horisontal, maka garis yang membentuk sudut siku-siku
dengan arah horisontal disebut arah vertikal. Cobalah Anda gantungkan tali
dengan suatu beban, maka tali tersebut dapat dijadikan petunjuk untuk
menentukan arah vertikal.

HUBUNGAN ANTARSUDUT
Sifat Sudut
Suatu sudut satuan memiliki sifat- sifat berikut:
1. Sudut satuan mempunyai ukuran satu derajat (10), meskipun ada juga satuan
lain yang digunakan, yaitu radian dan gradien.
2. Sudut siku-siku mempunyai ukuran sembilan puluh derajat (900).

18
3. Dua sudut yang kongruen mempunyai ukuran yang sama.
Sama halnya bilangan, kita juga dapat menjumlahkan beberapa buah sudut
ataupun mengurangkannya. Akan tetapi kita harus melakukannya dengan hati-hati
karena arah sangat berpengaruh.

Penjumlah Sudut
Perhatikan Gambar 11
Diketahui:
AOB  a 0 dan BOC  b0

sehingga: AOC  a0  b0  a  b0


Gambar 11
Selisih Sudut
Perhatikan kembali Gambar 12, lalu perhatikan juga Gambar 12 berikut.
Diketahui: AOC  a 0  b 0  a  b0  c 0 dan BOC  b 0

sehingga: AOB  c 0  b 0  c  b0

c0

Gambar 12
Sudut Bertolak Belakang
Andaikan terdapat dua buah garis yang saling berpotongan, seperti yang terlihat
pada Gambar 13

Gambar 13

19
Maka AOB  COD
BOC  AOD
Sudut AOB dan sudut COD disebut bertolak belakang, begitu pula dengan
BOC dan AOD , keduanya bertolak belakang.

Sudut Sebagai Ukuran Perputaran


Sudut dapat dipandang sebagai suatu ukuran perputaran. Besar satu putaran
penuh terhadap sebuah titik adalah 3600 (baca: 360 derajat).

Satu putaran penuh

Gambar 14
1
Garis lurus dapat dipandang sebagai putaran, sehingga besarnya sudut lurus
2
1
adalah : × 3600 = 1800.
2

Setengah putaran
Gambar 15

Lalu bagaimana dengan sudut siku-siku?


1 1 1
Sudut siku-siku adalah dari putaran, atau sama dengan putaran penuh.
2 2 4
1
Dengan demikian besar sudut siku-siku adalah: × 3600 = 900.
4
Nama Sudut Berdasarkan Ukurannya
Dari beberapa contoh di atas, kita telah menamai beberapa sudut berdasarkan
besarnya, yaitu:

20
 Sudut lurus, jika besarnya 1800.
 Sudut siku-siku, jika besarnya 900.
Sedangkan kita juga menemukan beberapa sudut yang besarnya kurang dari 900,
antara 900 dan 1800, serta lebih dari 1800. Untuk sudut-sudut demikian, kita
namakan:
 Sudut lancip, jika besarnya kurang dari 900.
 Sudut tumpul, jika besarnya antara 900 dan 1800.
 Sudut refleks, jika besarnya lebih dari 1800.

Besar Sudut dengan Konteks Jam


Lihatlah jam dinding atau weker di rumah Anda! Jarum pendek jam membuat 1
putaran penuh dalam 12 jam. Sehingga dalam 1 jam, putaran yang dihasilkan
1 1
adalah: × 1 putaran = putaran.
12 12
1
Besarnya sudut yang dibuat adalah: × 3600 = 300.
12
Perhatikan Gambar 16

Gambar 16

Sekarang perhatikan jarum panjangnya. Jarum panjang jam membuat 1 putaran


penuh dalam 60 menit. Ini berarti, dalam 1 menit membuat putaran sebesar:

21
1 1
× 1 putaran = putaran.
60 60
1
Besar sudut yang dibuat adalah: × 3600 = 60
60
Contoh 1
Tentukan besar sudut antara jarum pendek dan jarum panjang pada pukul 4 lebih
10 menit.

Jawaban:
Setelah 4 jam 10 menit atau 4 10
60 jam, jarum pendek telah membentuk sudut

(dengan garis ke angka 12) sebesar:


4 10 25
60
 30 0   30 0  125 0
1 6
Lalu, setelah 10 menit, jarum panjang telah membentuk sudut (dengan garis ke
angka 12) sebesar:
10 × 60 = 600
Dengan demikian sudut yang dibuat antara jarum pendek dan jarum panjang pada
pukul 4.10 adalah:
1250 – 600 = 650
Sifat Sudut Lainnya
Andaikan dua garis terletak pada sebuah bidang, maka terdapat dua kemungkinan
yaitu sebagai berikut:
1. Dua garis berpotongan.
2. Dua garis sejajar, yaitu dua garis tidak akan berpotongan walaupun
diperpanjang terus menerus.

Sudut yang terdapat pada dua garis yang berpotongan telah kita pelajari. Untuk
memperluas wawasan, sekarang kita akan mempelajari sudut yang terbentuk dari
dua garis yang dipotong oleh garis ketiga, disebut garis transversal.

22
NAMA POSISI DUA SUDUT
Andaikan g dan h adalah dua garis sebarang, dipotong oleh garis ketiga t, maka
akan terbentuk 8 buah sudut. Garis t disebut sebagai garis transversal.
Selanjutnya, kita akan mempelajari nama posisi dari kedelapan buah sudut
tersebut.
g h

1 2 5 6
t

4 3 8
7

Gambar 17

Perhatikan Gambar 17 di atas.


1. Sudut 2, 3, 5 dan 8 disebut sudut dalam (terhadap dua garis).
2. Sudut 1, 4, 6 dan 7 disebut sudut luar (terhadap dua garis).
3. Sudut 1, 2, 5 dan 6 disebut sudut sepihak atau sehadap (terhadap garis
transversal), demikian pula dengan sudut 4, 3, 7, dan 8.
4. Sedangkan dua sudut bersesuaian pada kelompok 1, 2, 5, 6 dan 4, 3, 7, 8
masing-masing disebut sudut berseberangan (terhadap garis tranversal).
t

1 2 g

4 3

5 6 h

23
8 7

Gambar 18
Sudut Sehadap atau Sepihak
Amati Gambar 18 dengan seksama! Terdapat empat pasang sudut sehadap atau
sepihak, yaitu pasangan sudut berikut ini:  1 dan  5,  2 dan 6,  3 dan 7,
serta  4 dan  8.
Sudut Dalam Berseberangan
Dua sudut disebut sudut dalam berseberangan jika terletak di bagian dalam dari
garis g dan h, serta mereka terletak pada pihak yang berbeda terhadap garis
tranversal. Ada dua pasang sudut dalam berseberangan, yaitu seperti pada
pasangan sudut yaitu sebagai berikut:  3 dan  5;  4 dan  6.
Sudut Luar Berseberangan
Dua sudut disebut sudut luar berseberangan jika terletak di bagian luar dari garis
g dan h dan terletak di pihak yang berbeda terhadap garis tranversal. Ada dua
pasang sudut luar berseberangan, yaitu:  1 dan  7;  2 dan  8.
Sudut Dalam Sepihak
Dua sudut disebut sudut dalam sepihak jika terletak di bagian dalam dari garis g
dan h serta terletak pada pihak yang sama terhadap garis tranversal. Ada dua
pasang sudut dalam sepihak, yaitu sebagai berikut:  3 dan  6;  4 dan  5.
Sudut Luar Sepihak
Dua sudut disebut sudut luar sepihak jika mereka terletak di bagian luar garis g
dan h serta terletak pada pihak yang sama terhadap garis tranversal. Ada dua
pasang sudut luar sepihak, yaitu:  1 dan  8;  2 dan  7.
Perlu diingat, bahwa: misalkan garis g dan k dipotong oleh suatu transversal t.
Garis g sejajar dengan k jika dan hanya jika dua sudut dalam berseberangannya
kongruen.

KURVA

24
Kurva dapat dipikirkan sebagai himpunan titik yang dapat digambar, tanpa
mengangkat bolpoin atau pensil yang digunakan untuk menggambarkannya. Atau
dengan kata lain, kurva dapat kita gambar mulai dari suatu titik, kemudian dibuat
jalur dengan alat tulis sampai pada suatu titik lain atau bisa juga kembali lagi ke
titik asal. Contoh kurva dapat dilihat pada Gambar 9.1.16 di bawah ini.

Gambar 19

Kurva Sederhana

Kurva sederhana adalah kurva yang dapat digambar tanpa ada titik yang diulang
kecuali mungkin titik-titik ujungnya. Perhatikan Gambar 20 (a) sebagai contoh
kurva sederhana.

Kurva Tertutup Sederhana

Kurva tertutup sederhana adalah kurva sederhana yang kedua titik ujung berimpit.
Perhatikan Gambar 9.1.17 (b) sebagai contoh kurva tertutup sederhana.

(a) (b)

Gambar 20

25
LINGKARAN

Lingkaran L, dengan pusat O dan jari-jari r adalah himpunan kedudukan titik-titik


P yang berjarak sama dari O, yaitu panjang OP = r.

Gambar 21

POLIGON

Poligon-n A1A2A3 … An, adalah himpunan titik yang terdiri semua titik pada ruas
A1A2A3 ... An–1 An , yang membatasi suatu daerah cembung. Titik A1,A2, ... , An

masing-masing disebut titik sudut dan ruas A1 A2 , A2 A3 , … An 1 An , masing-


masing disebut sisi dari poligon tersebut.

Gambar 22

Gambar 9.1.19 merupakan Poligon–A1A2A3A4A5A6A7A8. Titik-titik A1, A2, A3,

A4, A5, A6, A7, dan A8 disebut titik sudut poligon. Sedangkan A1 A2 , A2 A3 ,

26
A3 A4 , A4 A5 , A5 A6 , A6 A7 , A7 A8 , dan A8 A1 disebut sisi poligon. Poligon
demikian disebut segidelapan (segi-8).

POLIGON BERATURAN

Poligon-n beraturan A1A2 A3 …. An adalah poligon-n yang bersifat

A1A2  A2A3  …  An-1An dan A1  A2  …  An.

Gambar 23

Gambar 23 di atas merupakan salah satu representasi dari poligon beraturan yaitu
segi-6 beraturan A1A2A3A4A5A6. Dalam hal ini,

A1 A2  A2 A3  A3 A4  A4 A5  A5 A6  A6 A1
A1  A2  A3  A4  A5  A6

SEGITIGA

Segitiga adalah poligon yang memiliki tiga sisi.

27
Gambar 24

Alas segitiga merupakan sisi dari segitiga tersebut.

Tinggi harus tegak lurus dengan alas sekawan dan melalui titik sudut yang
berhadapan dengan alas. Dan harus Anda ketahui bahwa jumlah sudut-sudut suatu
segitiga adalah 1800.

JENIS-JENIS SEGITIGA

a. Jenis Segitiga Ditinjau dari Panjang Sisi-sisinya

1) Segitiga Sebarang, adalah segitiga yang semua sisinya tidak sama panjang.
2) Segitiga Sama Kaki, adalah segitiga yang memiliki dua buah sisi yang sama
panjang.
3) Segitiga Sama Sisi, adalah segitiga yanng semua sisinya sama panjang.
b. Jenis Segitiga Ditinjau dari Besar Sudut-sudutnya

1) Segitiga Lancip, adalah segitiga yang ketiga sudutnya merupakan sudut


lancip.
2) Segitiga Siku-siku, adalah segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku.
3) Segitiga Tumpul, adalah segitiga yang salah satu sudutnya tumpul.

KELILING SEGITIGA

28
Keliling suatu segitiga adalah jumlah keseluruhan panjang sisi yang membentuk
segitiga. Jika panjang sisi-sisi segitiga masing-masing adalah a, b, dan c, maka
keliling segitiga tersebut adalah:
Keliling Segitiga, K = a + b + c

LUAS SEGITIGA
1
Luas segitiga = × alas × tinggi
2

1
= ×a×t
2

Hal penting yang harus Anda ingat baik-baik, adalah:


 Alas segitiga merupakan sisi dari segitiga tersebut.
 Tinggi harus tegak lurus dengan alas yang sekawan dan melalui titik sudut
yang berhadapan dengan alas.

MENENTUKAN LUAS BANGUN DARI LUAS SEGITIGA

Sangat banyak ragam bangun datar. Persegi, persegi panjang, belah


ketupat, jajar genjang, trapesium, laying-layang, maupun bangun segi-n lainnya
baik yang beraturan maupun tak beraturan. Salah satu cara untuk menentukan luas
berbagai bangun datar tersebut adalah dengan membuat sekat-sekat sehingga di
dalam bangun tersebut terbentuk beberapa bangun segitiga. Dengan demikian,
luas suatu bangun dapat ditentukan berdasarkan luas segitiga. Misalnya pada
Gambar 9.1.22 berikut:

29
a b c

Gambar 25

Perhatikan bagun datar pada Gambar 25.c. Bangun datar tersebut merupakan
bangun datar segi enam tak beraturan, namun bisa dibuat sekat-sekat sehingga
luas bangun tersebut merupakan jumlah dari semua luas segitiga yang
membentuknya.

Contoh 9.1.2:

Untuk menghitung luas segi enam tak beraturan di atas, adalah dengan
menjumlahkan luas segitiga-segitiga pembentuknya:

Luas segi enam ABCDEF  L1  L2  L3  L4

 LADE  LAEF  LABF  LBCF


1 1 1 1
 a1t1  a 2 t 2  a 3 t 3  a 4 t 4
2 2 2 2
 a1t1  a 2 t 2  a 3 t 3  a 4 t 4 
1
2

30
Untuk segi banyak lainnya, yang dibuat sekat-sekat menjadi n buah segitiga,
maka luasnya adalah:

Luas segi banyak  L1  L 2  L 3  ...  Ln

1 1 1 1
 a1t1  a 2 t 2  a 3 t 3  ...  a n t n
2 2 2 2
 a1t1  a 2 t 2  a 3 t 3  ...  a n t n 
1
2

PERBANDINGAN LUAS SEGITIGA


Perhatikan Gambar 26 berikut ini!

A B

t1 t2

F D C E

Gambar 26
Ada dua buah segitiga, yaitu segitiga ADC dan segitiga BCD. Sedangkan ABEF
merupakan persegi panjang, sehingga AF = BE atau t1 = t2, di mana t1
merupakan tinggi segitiga ADC, dan t2 merupakan tinggi segitiga BCD, dan alas
kedua segitiga tersebut adalah sisi CD.
Apakah luas segitiga ACD sama dengan luas segitiga BCD? Mari kita periksa!
Luas ADC 12  a1  t1 1
 CD  t1 12  CD  t 1
1  12  
Luas BCD 2  a 2  t 2 2  CD  t 2 12  CD  t 1

Berarti, Luas ADC  Luas BCD

31
Contoh 2:
Cara pengerjaan di atas dapat menjadi ―jurus‖ jitu untuk menghitung luas segitiga
ataupun menentukan perbandingan luas segitiga. Contohnya dapat Anda simak
sebagai berikut.

Gambar 27
Diberikan segitiga ABC yang memiliki luas 100 cm2. Titik D terletak pada BC
sehingga BD : DC = 3 : 1. Hitunglah luas segitiga ABD dan luas segitiga ADC.
Jawaban:
Misalkan AE merupakan tinggi segitiga ABC.
BD : DC = 3 : 1 berarti BD = 3DC,
BD : BC = 3 : 4 berarti BD  34 BC
sehingga:
Luas ABD 12  BD  AE 12  3DC  AE 3
  1 
Luas ADC 12  DC  AE 2
 DC  AE 1

Jadi, Luas ABD : Luas ADC  3 : 1


Dan,
Luas ABD 12  BD  AE 12  34 BC  AE 3
  1 
Luas ABC 12  BC  AE 2
 BC  AE 4

Jadi, Luas ABD : Luas ABC  3 : 4 .


Karena luas ABC  100 cm2,
Maka Luas ABD  34  Luas ABC  34 100  75 cm2.

Karena Luas ABD : Luas ADC  3 : 1,


Maka Luas ADC  13  Luas ABD  13  75  25 cm2.

Dengan demikian, Luas ABD  75 cm2 dan Luas ADC  25 cm2.

32
SEGIEMPAT

Segiempat adalah poligon yang memiliki empat sisi.

Gambar 27

Terdapat pula beberapa segiempat yang memiliki sifat-sifat istimewa, seperti


halnya: persegi, persegipanjang, jajargenjang, belahketupat, layang-layang, dan
trapesium.

Coba Anda perhatikan, bagaimana bentuk pintu atau jendela rumah Anda? Atau
bagaimana pula dengan bentuk ubin pada lantai rumah Anda? Pada umumnya,
bentuk yang biasa kita jumpai adalah persegi atau persegi panjang. Mengapa?

PERSEGI PANJANG

Beberapa sifat persegi panjang adalah:

1. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang


2. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar
3. Setiap sudutnya sama besar, yaitu 900
Besar keempat sudutnya adalah 900 (siku-siku). Dua pasang sisi persegi
panjang sering kita namakan panjang dan lebar.

4. Diagonal-diagonalnya sama panjang


5. Diagonal-diagonalnya berpotongan dan saling membagi dua sama panjang.

33
Gambar 29

PERSEGI

Persegi merupakan bagian persegi panjang yang istimewa, dengan beberapa sifat
berikut ini:

1. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar


2. Diagonalnya sama panjang
3. Diagonalnya saling berpotongan dan membagi dua sama panjang.
Sifat-sifat lainnya yang khusus adalah:

1. Sisi-sisi dalam setiap persegi adalah sama panjang


2. Sudut-sudut dalam setiap persegi dibagi dua sama besar oleh diagonal-
diagonalnya.
3. Diagonal-diagonalnya merupakan sumbu simetri.
4. Diagonal-diagonalnya berpotongan tegak lurus.

KELILING

Keliling suatu bangun datar adalah jumlah semua panjang sisi yang membatasi
bidang datar tersebut.

Keliling persegi panjang diperoleh dengan cara menjumlahkan semua panjang


sisi pada persegi panjang tersebut, sedangkan keliling persegi diperoleh dengan
cara menjumlahkan semua panjang sisi pada persegi tersebut.

KELILING PERSEGI PANJANG

Rumus keliling persegi panjang adalah:

K  2 p  2l atau K  2( p  l )

34
KELILING PERSEGI

Rumus keliling persegi adalah:

K  4  sisi  4s

LUAS

Luas bangun datar adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi bangun datar
tersebut.

Luas persegi panjang adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi persegi panjang
tersebut. Sedangkan luas persegi adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi
persegi tersebut.

Satuan luas cm2 dibaca sebagai ―sentimeter kuadrat‖ atau ―sentimeter persegi‖,
yang berarti perkalian cm dengan cm pada persegi satuan.

LUAS PERSEGI PANJANG

Rumus luas persegi panjang adalah:

L  panjang  lebar

atau,

L  pl

LUAS PERSEGI

Karena persegi memiliki ukuran panjang dan lebar yang sama yang disebut sisi,
maka rumus luas persegi adalah:

L  sisi  sisi

atau,

35
L  s  s  s2

Contoh 4

Diketahui persegi dengan sisi (a + b). Tentukan luasnya!

Jawaban:

Perhatikan gambar dibawah ini!

Persegi tersebut dapat dibagi menjadi 4 bagian,

yang berarti luas persegi dengan sisi (a + b) adalah

penjumlahan dari seluruh luas 4 bagian tersebut.

Luas  LuasI  LuasII  LuasIII  LuasIV

(a  b)(a  b)  a 2  ab  ab  b 2

(a  b) 2  a 2  2ab  b 2

Dari sini, kita memperoleh suatu hubungan yang sangat penting dan sering
digunakan , yaitu:

(a  b) 2  a 2  2ab  b 2

36
Pernahkah Anda bermain layang-layang? Bagaimana bentuknya? Ya, umumnya
layang-layang berbentuk segiempat yang khas. Namun kini, layang-layang
berkembang tidak hanya berupa segiempat, layang-layang juga sudah
dimodifikasi sedemikian rupa menjadi bentuk-bentuk yang lebih beragam.

Kemudian, saat lebaran tiba, makanan khas negeri ini adalah ketupat. Dapatkah
Anda cermati bagaimana bentuk ketupat lebaran?

JAJARGENJANG

Jajargenjang adalah segiempat dengan sisi-sisi yang berhadapan sama panjang


dan sejajar, serta sudut-sudut yang berhadapan sama besar. Jajargenjang dapat
dibentuk dari gabungan suatu segitiga dan bayangannya setelah diputar setengah
putaran dengan pusat titik tengah salah satu sisinya.

Gambar 30

SIFAT-SIFAT JAJARGENJANG

1. Pada setiap jajargenjang, sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
2. Pada setiap jajargenjang, sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
3. Jumlah dua sudut yang berdekatan dalam jajargenjang adalah 1800.

LUAS JAJARGENJANG

Dalam menentukan luas jajargenjang dapat menggunakan konsep luas segitiga.

Ljajargenjang = 2  L

37
 2  12  a  t
 at

Dengan menggunakan konsep luas persegi panjang, maka luas jajargenjang juga
dapat ditentukan sebagai:

Ljajargenjang = a × t.

Jadi, untuk setiap jajargenjang, dengan alas a, tinggi t, serta luas L, maka berlaku:

L=a×t

BELAH KETUPAT

Belah ketupat didefinisikan sebagai segiempat dengan sisi yang berhadapan


sejajar, keempat sisinya sama panjang, dan sudut-sudut yang berhadapan sama
besar. Belah ketupat juga merupakan jajargenjang yang semua sisinya sama
panjang. Oleh karena itu, semua sifat yang berlaku pada jajargenjang berlaku pula
pada belah ketupat. Keistimewaan belah ketupat adalah dapat dibentuk dari
gabungan segitiga sama kaki dan bayangannya setelah dicerminkan terhadap
alasnya.

38
Gambar 31

SIFAT-SIFAT BELAH KETUPAT

Berikut ini adalah sifat-sifat khusus belah ketupat:

 Semua sisinya sama panjang


 Diagonal-diagonal belah ketupat menjadi sumbu simetri
 Kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus dan saling membagi dua
sama panjang.
 Sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama besar oleh
diagonal-diagonalnya.

LUAS BELAH KETUPAT

Karena belah ketupat merupakan jajargenjang, maka tentu saja luas belah ketupat
pun memiliki rumus yang sama dengan rumus luas jajargenjang, yaitu:

Luas  alas  tinggi

1
  diagonal1  diagonal2 +
2

LAYANG-LAYANG

Layang-layang didefinisikan sebagai segiempat yang setiap pasang sisinya sama


panjang dan sepasang sudut yang berhadapan sama besar. Layang-layang juga
merupakan segiempat yang terdiri dari dua segitiga sama kaki yang alasnya sama
panjang dan saling berimpit.

39
Gambar 32

SIFAT-SIFAT LAYANG-LAYANG

1. Pada setiap layang-layang sepasang sisinya sama panjang.


2. Pada setiap layang-layang terdapat sepasang sudut berhadapan yang sama
besar.
3. Salah satu diagonal layang-layang merupakan sumbu simetri.
4. Salah satu diagonal layang-layang membagi dua sama panjang dan tegak
lurus terhadap diagonal lainnya.

LUAS LAYANG-LAYANG

Luas layang-layang dapat dihitung sebagai jumlah luas dua segitiga, yaitu:

L ABCD  L ACD  L ABC


L ABCD  12  AC  DP  12  AC  BP
L ABCD  12  AC  ( DP  BP)
L ABCD  12  AC  BD
1
L ABCD   diagonal1  diagonal2
2

Jadi, luas layang-layang adalah setengah dari perkalian panjang diagonal-


diagonalnya.

40
TRAPESIUM

Trapesium adalah segiempat yang sepasang sisi berhadapannya sejajar. Pada


Gambar 9.1.31, diperlihatkan beberapa jenis trapesium, (1) trapesium sembarang,
yaitu yang keempat sisinya tidak sama panjang, (2) trapesium sama kaki, yang
memiliki sepasang sisi berhadapan sama panjang, dan (3) trapesium siku-siku,
yang salah satu kakinya membentuk sudut siku-siku.

(1) (2) (3)

Gambar 33

Pada suatu trapesium, jumlah sudut yang berdekatan pada suatu trapesium
adalah 1800.

LUAS TRAPESIUM

Untuk menghitung luas trapesium, kita tarik garis diagonal sehingga membagi
daerah trapesium menjadi dua buah segitiga. Perhatikan Gambar 9.1.32.
Trapesium ABCD terbagi manjadi dua bagian yaitu  ABD dan  BCD.

41
L trapesium ABCD  LABD  LBCD

 12  a  t  12  b  t
 12  (a  b)  t
1
  jumlah sisi sejajar  tinggi
2

LATIHAN 2

1. Diketahui persegi panjang ABCD. Hitunglah luas daerah yang diarsir!

A 20 cm B

7 cm

E 12 cm

5 cm

D 9 cm F 11 cm C

2. Riana membuat sebuah layang-layang KLMN seluas 125 cm2. Jika kemudian
Riana membuat dua buah layang-layang baru yang ukuran setiap diagonalnya
adalah dua kali ukuran diagonal layang-layang KLMN, hitunglah luas layang-
layang baru tersebut!

42
3. Suatu persegi yang bersisi 6 cm berputar pada titik O yang merupakan titik
pusat peregi lain yang bersisi 4 cm. Tentukan luas bidang yang berada pada
kedua persegi tersebut!

4. Dalam segitiga ABC, diketahui sudut BAC = 800. Jika titik-titik D, E, dan F
berturut-turut terletak pada sisi BC, AC, dan AB, dengan CE = CD, dan BF =
BD, tentukan besar sudut EDF!

RANGKUMAN

1. Geometri sebagai salah satu sistem matematika, di dalamnya memiliki banyak


konsep, mulai dari unsur primitif atau unsur tak terdefinisi, unsur yang
terdefinisi aksioma atau postulat, dan akhirnya pada teorema atau dalil.
2. Contoh unsur-unsur yang tak terdefinisi, misalnya: titik, garis, kurva, dan
bidang. Sedangkan beberapa unsur yang terdefinis, misalnya: sinar, setengah
garis, ruas garis, kesejajaran, sudut, segitiga, poligon, dan lain-lain.
3. Suatu sudut satuan memiliki sifat- sifat berikut: (1)
i. Sudut satuan mempunyai ukuran satu derajat (10), meskipun ada juga
satuan lain yang digunakan, yaitu radian dan gradien.
ii. Sudut siku-siku mempunyai ukuran sembilan puluh derajat (900).
iii. Dua sudut yang kongruen mempunyai ukuran yang sama.
4. Sudut dapat dipandang sebagai suatu ukuran perputaran. Besar satu putaran
penuh terhadap sebuah titik adalah 3600.
5. Nama sudut berdasarkan besarnya, yaitu:
 Sudut lurus, jika besarnya 1800.

43
 Sudut siku-siku, jika besarnya 900.
 Sudut lancip, jika besarnya kurang dari 900.
 Sudut tumpul, jika besarnya antara 900 dan 1800.
 Sudut refleks, jika besarnya lebih dari 1800.
6. Sudut yang terbentuk dari dua garis yang dipotong oleh garis ketiga (garis
transversal) memiliki nama berdasarkan posisinya, antara lain: sudut dalam,
sudut luar, sudut sepihak, sudut berseberangan, sudut dalam sepihak, sudut
dalam berseberangan, sudut luar sepihak, dan sudut luar berseberangan.
7. Kurva dapat dipikirkan sebagai himpunan titik yang dapat digambar, tanpa
mengangkat bolpoin atau pensil yang digunakan untuk menggambarkannya.
Atau dengan kata lain, kurva dapat kita gambar mulai dari suatu titik,
kemudian dibuat jalur dengan alat tulis sampai pada suatu titik lain atau bisa
juga kembali lagi ke titik asal.
8. Kurva sederhana adalah kurva yang dapat digambar tanpa ada titik yang
diulang kecuali mungkin titik-titik ujungnya. Kurva tertutup sederhana adalah
kurva sederhana yang kedua titik ujung berimpit.
9. Teorema Kurva Jordan: Setiap kurva tertutup sederhana C membagi bidang
menjadi tiga himpunan yang lepas, yaitu himpunan luar, himpunan dalam dan
kurva itu sendiri.
10. Daerah cembung adalah himpunan titik-titik yang bersifat jika setiap 2 titik A
dan B pada himpunan itu maka setiap titik pada ruas AB pada himpunan itu.
Pada keadaan lain disebut daerah cekung.
11. Poligon-n A1A2A3 … An, adalah himpunan titik yang terdiri semua titik pada
ruas A1A2A3 ... An–1 An , yang membatasi suatu daerah cembung. Titik A1,A2,

... , An masing-masing disebut titik sudut dan ruas A1 A2 , A2 A3 , … An 1 An ,


masing-masing disebut sisi dari poligon tersebut.

44
GEOMETRI RUANG

Ruang dalam arti sempit terbentuk oleh adanya banyak bidang (minimal empat
bidang). Kumpulan bidang tersebut terdapat istilah-istilah titik sudut, sisi,dan
rusuk, seperti gambar berikut ini.

Titik sudut
Sisi

Rusuk

Gambar 34

Ada hubungan antara titik sudut (T), sisi (S) dan rusuk (R), yaitu yang disebut
Rumus Euler: T + S – R = 2.

Kumpulan bidang-bidang yang beraturan ada yang berpermukaan datar, seperti:


limas, prisma, kubus, dan balok. Dan ada bidang banyak yang berpermukaan
lengkung, seperti: kerucut, tabung, dan bola.

Jika kita sedang berhadapan dengan masalah-maslah yang berhunbungan bangun


ruang-bangun ruang seperti di atas akan sangat membantu jika kita dapat
membayangkan atau dapat menggambarkannya. Untuk itu kita harus mengenal

45
cirri-ciri khusus dan rumus-rumus yang berkaitan dengan bangun ruang tersebut.
Berikut adalah cirri-ciri khusus dan rumus-rumus yang dapat digunakan.

Limas

Limas adalah bidang banyak yang ditentukan oleh daerah polygon (yang disebut
alas), suatu titik yang tidak terletak pada bidang polygon dan segitiga-segitiga
yang ditentukan oleh titik tersebut dan sisi-sisi dari polygon. Alas-alas dari suatu
limas dapat berupa segitiga, segiempat, segilima, dan lain lain. Dan jika alas limas
itu menyerupai lingkaran maka dinamakan kerucut.

Gambar 35: Limas Segitiga Gambar 36: Jaring-jaring Limas Segitiga

Luas permukaan limas merupakan gabungan dari luas alas dengan luas segitiga-
segitiga yang membentuknya (menggunakan rumus yang beruhubungan sesuai
dengan bentuknya)

1
Volume limas adalah: luas alas x tinggi
3

Kerucut

Kerucut merupakan bentuk limas dengan alasnya berbentuk lingkaran, atau


merupakan benda putar dari bidang segitiga.

46
r
Gambar 37: Kerucut Gambar 38: Jaring-jaring Kerucut

Luas permukaan kerucut seluruhnya adalah:  r (s  r) , dengan keterangan r=


jari-jari lingkaran dan s = panjang garis pelukis (panjang dari alas ke puncak
kerucut).

1 2
Volume kerucut adalah:  r t , dengan keterangan r= jari-jari lingkaran alas
3
dan t= tinggi kerucut.

Prisma

Prisma adalah bidang banyak yang dibentuk oleh dua daerah polygon kongruen
yang terletak pada bidang sejajar, dan tiga atau lebih daerah jajaran genjang yang
ditentukan oleh sisi-sisi dua daerah polygon tersebut sedemikian hingga
membentuk permukaan tertutup sederhana. Dua daerah polygon kongruen yang
terletak pada bidang sejajar dapat berupa segitiga, segiempat, segilima, dan lain-
lain. Dan jika dua polygon tersebut berbentuk menyerupai lingkaran akan disebut
tabung (silinder). Berikut berturut-turut adalah gambar prisma segitiga, prisma
segiempat, dan prisma segilima.

47
Gambar 39: Prisma segitiga, segiempat, dan segilima

Cobalah Anda bayangkan atau gambar jarring-jaringnya, agar Anda lebih


memahami terhadap cirri-cirinya.

Luas permukaan prisma adalah jumlah dari kedua alasnya (atas dan bawah)
ditambah dengan luas-luas yang lain sesuai dengan bentuk prisma.

Volume prisma adalah: A.t, (A = luas alas dan t= tinggi prisma)

Tabung

Tabung merupakan benda ruang yang terbentuk oleh dua buah bidang yang
berbentuk lingkaran dan sebuah bidang segiempat. Gambarnya seperti berikut.

48
Gambar 40: Tabung dan jarring-jaring tabung

Luas permukaan tabung adalah: luas bidang alas + luas bidang atas + luas bidang
lengkung atau dengan rumus: 2  r (r + t), r = jari-jari lingkaran dan t= tinggi
tabung.

Volume tabung adalah: luas alas x tinggi atau dengan rumus:  r2 t

Kubus

Kubus adalah benda ruang yang memiliki enam bidang persegiempat


(bujursangkar) yang sama dan sebangun, gambar dan jaring-jaringnya sebagai
berikut.

49
Gambar 41: Kubus dan jarring-jaringnya

Luas permukaan kunus adalah jumlah seluruh luas sisi-sisinya (6 x luas sisi) atau
dengan rumus: 6s2, s= panjang rusuk.

Volume kubus adalah: s3

Balok

Balok adalah bidang ruang yang mirip dengan kubus atau prisma segiempat, suatu
balok terbentuk oleh tiga pasang bidang segiempat, dengan gambar dan jaring-
jaringnya seperti berikut.

50
Gambar 42 balok Jaring-jaringnya

Luas permukaannya adalah jumlah luas dari enam sisi-sisinya atau: 2 pl sisi
pertama + 2 pl sisi kedua + 2 pl sisi ketiga. Jika panjang sisi pertama dikatakan
panjang (p), panjang sisi kedua dikatakan lebar (l), dan panjang sisi ketiga
dikatakan tinggi (t), maka didapatkan rumus luas permukaan balok: 2pl + 2pt +
2lt.

Volume balok adalah panjang x lebar x tinggi atau plt

Bola

Jika kerucut merupakan benda putar dari bidang segitiga dan tabung merupakan
benda putar dari bidang segiempat, maka bola adalah benda putar dari bidnag
yang berbentuk lingkaran (cobalah anda bayangkan atau mencoba sendiri
bagaimana suatu benda yang berbentuk lingkaran, misalnya koin atau uang logam
diputar agak lama, maka akan terlihat seperti bola). Bola adalah suatu bidang
lengkung yang berjarak sama terhadap titik pusat. Gambar dan jarring-jaring
(dipotong empat) bola sebagai berikut.

51
Gambar 43: Bola dan irisan bola

Luas permukaan bola adalah: 4  r2

4 3
Volume bola adalah: r
3

Contoh

Perhatikan gambar berikut:

Berapakah volume tabung (tanpa tutup) yang


40 cm
dapat dibuat dari bangun persegi di samping?

Jawab:

Diketahui : persegi 40 cm merupakan keliling alas lingkaran dan


tinggi lingkaran.

Ditanyakan : Volume tabung yang dibentuk oleh persegi tersebut.

Proses penyelesaian:

52
Rumus terkait: Keliling/luas lingkaran dan Volume Tabung

Keliling Lingkaran = 2  r

40 = 2 (3,14) r

40 = 6,28 r

r = 6.37 cm

Luas Lingkaran =  r2

L = 3,14 (6.37)2

L = 3.14 (40.5769)

L = 127.41 cm2

Volume Tabung = Luas alas x tinggi atau  r2 t

V= 127.41 x 40

V = 1096.4 cm3

Kesimpulan: Volume tabung yang terbentuk oleh persegi ukuran 40


cm adalah 1096.4 cm3

Contoh

Selembar kertas karton berbentuk tiga perempat lingkaran yang berjari-jari 14 cm,
akan dibuat bangun ruang kerucut. Berapakah volume kerucut tersebut?

Jawab:

3
Diketahui : lingkaran dengan jari-jari (r) = 14 cm
4

53
Ditanyakan (akan dicari): Volume kerucut

Proses penyelesaian:

1) harus dicari luas alas kerucut (luas lingkaran kerucut)


2) Harus dicari tinggi kerucut
3
Luas alas kerucut dibentuk oleh lingkaran dengan r = 14 cm.
4

3
Keliling lingkaran kerucut= .2  r
4

3
K= .2 (3.14) (14)
4

K = 65.94

Jari-jari lingkaran alas kerucut: 65.94 = 2  r

65.94 =2 (3.14) r

65.94 = 6.28 r

r = 10.5 cm

Luas alas kerucut =  r2

L = 3.14 (10.5)2

L = 346.185 cm2

Tinggi kerucut dibentuk oleh jari-jari lingkaran (pada soal atau 14 cm) dan
jari lingkaran kerucut atau 10.5 cm, yaitu : c2 = a2 + b2 (rumus Phitagoras).
Perhatikan gambar berikut,

54
14= c
b

10.5= a

142 = a2 + (10.5)2-

196 = a2 + 110.25

a2 = 196 – 110.25

a2 = 85.75

a= 85.75

a = 9.26 (tinggi kerucut)

Volume kerucut= Luas alas kerucut x tinggi (  r2 t)

V = 346.185 (9.26)

V = 3205.6731 cm3

Jadi volume kerucut yang dimaksud adalah 3205.6731 cm3

Contoh

Perhatikan gambar berikut ini. Berapakah ukuran kotak kue yang terbesar (tanpa
tutup) yang dapat dibuat dari ukuran kertas berikut ini?
24 cm

9 cm

55
Jawab:

Diketahui kertas ukuran 24 cm x 9 cm

Ditanyakan: buat kotak (kue) tanpa tutup yang paling besar.

Proses penyelesaian: Perhatikan gambar jarring-jaring kotak yang akan


dibentuk berikut ini.

x x Keterangan:

l p = panjang = 24 – 2x
p
x x l = lebar = 9 – 2x

Volume kotak: p x l x t

V = (24 – 2x).(9 – 2x) .(x)

V = (216 – 48x – 18x + 4x2).(x)

V = 216x – 48x2 – 18x2 + 4x3

V = 4x3 – 66x2 + 216x

dv
= 4x3 – 66x2 + 216x = 12x2 – 132x + 216 = x2 – 11x + 18
dx

x1 dan x2 dari persamaan kuadrat x2 – 11x + 18 adalah {2, 9}

Karena x1 = 2 dan x2 = 9, maka nilai x yang memungkinkan adalah


2 cm.(tinggi kotak).

Jadi Volume kotak tersebut adalah: (24 – 2x).(9 – 2x) .(x)

V = [24 – 2(2)].[9 – 2(2)] .(2)

56
V = (20).( 5).(2)

V = 200 cm3

Latihan

2. Satu kolam renang berbentuk seperti gambar di bawah ini. Dengan


keterangan: panjang 25 m, lebar 10 m, yang paling dalam 3 m dan yang
paling dangkal 1 m sepanjang 5 m. Berapakah liter air yang dibutuhkan
untuk memenuhi kolam renang tersebut?

3. Limas segienam memiliki 7 sisi dan 12 rusuk. Tentukan banyak titik


sudutnya.
4. Jika dua pasang sisi balok dengan 15 cm x 6 cm dan 6 cm x 3 cm, maka
berapakah ukuran sepasang sisi yang lainnya?
5. Panjang, lebar, dan tinggi balok adalah: 4 : 3 : 2. Jika jumlah panjang
rusuk balok itu 108 cm. Berapakah panjang balok itu?
6. Suatu bola dengan jari-jari r mempunyai luas 64  cm. Tentukan jari-jari
bola tersebut!
7. Suatu kubus dengan ukuran salah satu rusuknya adalah 5 cm, berisi bola
padat dengan diameter yang sama dengan ukuran kubus. Jika air
dituangkan ke dalam kubus tersebut, berapakah banyaknya air yang
dibutuhkan untuk mengisi kubus tersebut hingga penuh?

57
BAB 3
PENGUKURAN TAK LANGSUNG, TRIGONOMETRI DAN SURVEY

3.1 Proporsi dan Pengukuran Tak Langsung


Suatu proporsi adalah semuah kesamaan berbentuk rasio, contohnya:

Proporsi berbentuk dapat juga ditulis menjadi a:b = c:d. pada

hakikatnya perbandingan seperti itu memiliki 4 bagian, apabila ketiga


bagiannya diketahui, maka bagian keempatnya dapat dicari dengan mudah,
seperti:

Contoh:
Pengukuran yang menggunakan perbandingana adalah sebagai berikut:
Estimasi pengukuran suatu lumbung, seorang petani, meminta bantuan
seorang asisten dalam pengukurannya. Syarat pengukuran ini adalah
menyamakan bayangan benda yang tak dapat dijangkau dengan benda yang
dapat dijangkau. Oleh karena itu, petani tersebut meminta bantuan dari
asistennya untuk memegang sebuah kayu secara vertical. Jika panjang
bayangan lumbung tadi diketahui, maka dengan menyamakan ujung bayangan
kayu tadi dengan ujung bayangan lumbung, akan diperoleh perbandingan
dengan ilustrasi gambar:

58
Sehingga akan muncul persamaan: , sehingga

Mengapa demikian??? Berikan alasan anda…..


3.2 Trigonometri
3.2.1 Perbandingan Trigonometri
Perandingan pada segitiga siku-siku

a c


C A
b

Gambar di atas adalah segitiga siku-siku dengan titik sudut sikunya di C. Panjang

sisi di hadapan sudut A adalah a, panjang sisi di hadapan sudut B adalah b, dan

panjang sisi di hadapan sudut C adalah c.

Terhadap sudut :

Sisi a disebut sisi siku-siku di depan sudut 

Sisi b disebut sisi siku-siku di dekat (berimpit) sudut 

Sisi c (sisi miring) disebut hipotenusa

Berdasarkan keterangan di atas, didefinisikan 6 (enam) perbandingan trigonometri

terhadap sudut  sebagai berikut:

panjang sisi siku - siku di depan sudut A a


1. sin   
panjang hipotenusa c

59
panjang sisi siku - siku di dekat (berimpit) sudut A b
2. cos   
panjang hipotenusa c

panjang sisi siku - siku di depan sudut A a


3. tan   
panjang sisi siku - siku di dekat sudut A b

panjang hipotenusa c
4. csc   
panjang sisi siku - siku di depan sudut A a

panjang hipotenusa c
5. sec   
panjang sisi siku - siku di dekat sudut A b

panjang sisi siku - siku di dekat sudut A c


6. cot   
panjang sisi siku - siku di depan sudut A a

Dari perbandingan tersebut dapat pula ditulis rumus:

sin  cos 
tan   dan cot  
cos  sin 

1 1
sec   dan csc  
cos  sin 

Contoh:

Pada gambar di atas, segitiga sikusiku ABC dengan panjang a  24 dan c 

25. Tentukan keenam perbandingan trigonometri untuk .

Penyelesaian:

Nilai b dihitung dengan teorema Pythagoras

b  25 2  24 2

60
 625  576

 49  7

a 24 c 25
sin    csc   
c 25 a 24

b 7 c 25
cos    sec   
c 25 b 7

a 24 c 7
tan    cot   
b 7 a 24

Perbandingan Pada Sudut-Sudut Istimewa

Sudut istimewa adalah sudut yang perbandingan trigonometrinya dapat dicari


tanpa memakai tabel matematika atau kalkulator, yaitu: 0, 30, 45,60, dan
90.
Sudut-sudut istimewa yang akan dipelajari adalah 30, 45,dan 60. Untuk

mencari nilai perbandingan trigonometri sudut istimewa digunakan segitiga

siku-siku seperti gambar berikut in

30
1
1
45 60

a. sudut istimewa b. sudut istimewa

Dari gambar 2.4.a dapat ditentukan

61
1 1 2
sin 45   2 csc 45   2
2 2 1

1 1 2
cos 45   2 sec 45   2
2 2 1

1 1
tan 45   1 cot 45   1
1 1

Dari gambar 2.4.b dapat ditentukan

1 3 1
sin 30  sin 60   3
2 2 2

3 1 1
cos 30   3 cos 60 
2 2 2

1 1 3
tan 30   3 tan 60   3
3 3 1

2 2 2
csc 30  2 csc 60   3
1 3 3

2 2 2
sec 30   3 sec 60  2
3 3 1

3 1 1
cot 30   3 cot 60   3
1 3 3

Tabel nilai perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut istimewa.

 0 30 45 60 90

62
1 1 1
sin  0 2 3 1
2 2 2

1 1 1
cos  1 3 2 0
2 2 2

1 tak
tan  0 3 1 3 terdefinisi
3

tak 1
cot  3 1 3 0
terdefinisi 3

contoh:

1 1 1 2
1. sin 30  cos 45   2
2 2 2
1 1 1
2. sin 45 tan 60  cos 45 cot 60  2 3  2 3
2 2 3
1 1 4 2
 6 6 6 6
2 6 6 3

Perbandingan Trigonometri Pada Sudut di Berbagai Kuadran


P adalah sembarang titik di kuadran I dengan koordinat (x,y). OP adalah garis

yang dapat berputar terhadap titik asal O dalam koordinat kartesius, sehingga

XOP dapat bernilai 0 sampai dengan 90. Perlu diketahui bahwa

OP  x 2  y 2  r dan r  0

63
Berdasarkan gambar di atas keenam perbandingan trigonometri baku dapat

didefinisikan dalam absis (x), ordinat (y), dan panjang OP (r) sebagai berikut:

ordinat P y panjang OP r
1. sin α   4. csc α  
panjang OP r ordinat P y
absis P x panjang OP r
2. cos α   5. sec α  
panjang OP r absis P x
ordinat P y absis P x
3. tan α   6. cot α  
absis P x ordinat P y
Dengan memutar garis OP maka  XOP =  dapat terletak di kuadran I, kuadran

II, kuadran III atau kuadran IV, seperti pada gambar di bawah ini.

a. Rumus di kuadran I

Sin(90   )  cos
Cos(90   )  sin 
Tan(90   )  Cotg

64
b. Rumus di kuadran II

Sin(90   )  Cos Sin(180   )  Sin


Cos (90   )   Sin atau Cos (180   )  Cos
Tan(90   )  Cotg Tan(180   )  Tan

c. Rumus di kuadran III

Sin(270   )  Cos Sin(180   )   Sin


Cos(270   )   Sin atau Cos (180   )  Cos
Tan(270   )  Cotg Tan(180   )  Tan

d. Rumus di kuadran IV

Sin( 270   )  Cos Sin(360   )   Sin


Cos ( 270   )  Sin atau Cos (360   )  Cos
Tan(270   )  Cotg Tan(360   )  Tan

e Rumus sudut negatif

Sin( )   Sin
Cos ( )  Cos
Tan( )  Tan

f.Rumus sudut lebih dari 3600

Sin(k .360   )  Sin


Cos (k .360   )  Cos
Tan( k .360   )  Tan

Contoh :

Ubah ke sudut lancip, dan tentukan nilainya :

a. Sin 1200 = Sin (900 + 300)


= Sin 300

65
1
= 3
2

Atau

Sin 1200 = Sin (1800 – 600)

= Sin 600

1
= 3
2

b.Cos 2250 = Cos (2700 – 450)


= -Sin 450

1
= 2
2

Atau

Cos 2250 = Cos (1800 + 450)

= -Cos 450

1
= 2
2

c. Sin 7500 = Sin (2.3600 + 300)


= Sin 300

1
=
2

d.Sin (-2250) = - Sin 2250


= - Sin(1800 + 450)

= - (-sin 450)

1
= 2
2

66
Tabel tanda nilai keenam perbandingan trigonometri di tiap kuadran:

Perbandingan Kuadran
Trigonometri I II III IV

sin + + - -

cos + - - +

tan + - + -

csc + + - -

sec + - - +

cot + - + -

Identitas Trigonometri
Identitas trigonometri adalah persamaan trigonometri yang berlaku untuk
semua nilai pengganti variabelnya. Beberapa rumus dasar :
1. Sin2x + Cos2x = 1
Sin2x = 1 – Cos2x
Cos2x = 1 – Sin2x
2. 1 + tan2x = sec2x
1 = sec2x – tan2x
Tan2x = sec2x – 1
3. 1 + cotg2x = cosec2x
1 = cosec2x – cotg2x
Cotg2x = cosec2x – 1
Contoh :
1. Buktikan bahwa 5 tan2x + 4 = 5 sec2x – 1
Jawab :
5 tan2x + 4 = 5 (sec2x – 1) + 4
= 5 sec2x – 5 + 4
= 5 sec2x – 1 (terbukti)
2. Buktikan bahwa 3 cos2x + 3 sin2x = 3
Jawab :
3 cos2x + 3 sin2x = 3 (cos2x + sin2x)

67
=3.1
= 3 (terbukti)

Aturan Sinus dan Cosinus


1. Aturan Sinus
Perhatikan segitiga ABC berikut.

Berdasarkan segitiga ABC diatas, berlaku aturan sinus sebagai berikut:

a b c
 
SinA SinB SinC

Contoh :

1. Pada segitiga ABC, b = 1, B  30 0 , C  53,10 . Hitunglah c.

Jawab :

b c bSinC
  c
SinB SinC SinB

12Sin53,1
=
Sin30

12.0,8
=
0,5

9,6
=
0,5

68
= 19,2

2. Pada segitiga ABC diketahui sisi b = 65, sisi c = 46. B  68,2 .


Hitunglah C

b c cSinB 46Sin68,2
  Sin C = 
SinB SinC b 65

46x0,928
=
65

42,710
=
65

= 0,657

C = 41,1
2. Aturan Cosinus

Perhatikan segitiga ABC berikut ini :

Berdasarkan segitiga tersebut berlaku :

a2 = b2 + c2 – 2bc cos 

b2 = a2 + c2 – 2ac cos 

c2 = a2 + b2 – 2ab cos 

69
Contoh :

1. Diketahui segitiga ABC, AB = 8 cm, AC = 5 cm, A = 600.


Hitung panjang BC

Jawab :

a2 = b2 + c2 – 2bc cos A

= 52 + 82 – 2.5.8. cos 60

= 25 + 64 – 80. ½

= 89 – 40

= 49

a = 7 cm

Luas Segitiga

Luas segitiga dengan besar dua sisi dan satu sudut apit diketahui

L = ½ b.c. sin A

L = ½ a.b. sin C

L = ½ a.c. sin B

70
2. Luas segitiga dengan dua sudut dan satu sisi yang terletak diantara kedua
sudut yang diketahui.

a 2 . sin B. sin C
L
2 sin A

b 2 . sin A. sin C
L
2 sin B

c 2 . sin A. sin B
L
2 sin C

3. Luas segitiga dengan ketiga sisinya diketahui

L  s.(s  a).( s  b).( s  c)

s = ½ . Keliling Segitiga

= ½ (a + b + c)

Contoh :

1. Hitunglah luas segitiga, dengan a = 5 cm, b = 8 cm. Sudut C = 450


Jawab :

L = ½ a.b.sin C

= ½ 5.8.sin 450

= 20. ½ 2

= 10 2

71
2. Diketahui segitiga ABC dengan c = 5 cm, A  65, B  60 . Tentukan
luasnya.
Jawab :

C  180  65  60  55

c 2 . sin A. sin B
L
2 sin C

5 2. sin 65. sin 60


L
2 sin 55

25.0,425.0,87
L
0,82

L  11,27

3. Hitung luas segitiga ABC, jika diketahui a = 3 cm, b = 4 cm, c = 5 cm.


Jawab :

s = ½ (a + b + c) = ½ (3 + 4 + 5) = 6

L  s.(s  a).( s  b).( s  c)

L  6.(6  3).(6  4).(6  5)

L  6.3.2.1

L  36  6 cm2

72
TUGAS

1. Dua buah kapal meninggalkan pelabuhan dalam waktu yang bersamaan.


Kapal petama berlayar dengan arah 400 dan kecepatan 80 km/jam, sedangkan
kapal kedua berlayar dengan arah 1000 dengan kecepatan 90 km/jam. Berapa
jarak kedua kapal tersebut setelah berlayar selama 5 jam.
2. Sebuah kapal mulai bergerak dari pelabuhan A pada bukul 07.00 dengan arah
30° dan tiba di pelabuhan B setelah 4 jam bergerak, pada pukul 12.00 kapal
bergerak kembali dari pelabuhan B ke pelabuhan C dengan memutar haluan
150° dan tiba di pelabuhan C pada bukul 20.00. Kecepatan rata-rata 50
km/jam. Jarak tempuh kapal dari pelabuahan C ke pelabuhan A adalah
3. Seorang tukang cat mencoba untuk mengecat sebuah rumah besar dan tinggi.
Tinggi wilayah yang akan dicat adalah setinggi 60 m, dengan tinggi pengecat
adalah 170 cm. keadaan tangga untuk ditegakkan dengan keadaan sudut
maksimum kemiringan 75o. berapakah seharusnya tinggi tangga yang patut
digunakan untuk memenuhi ketinggian wilayah cat untuk rumah tersebut?
4. Sebuah pohon dengan panjang bayangan 24 meter akan diukur tingginya
dengan menggunakan perbandingan sebuah yardstick dengan tinggi 3 m dan
panjang bayangan 6 m. tentukan tinggi pohon tersebut.

73
5. Berapakah kedalaman air jika diukur dari pinggiran laut seperti gambar di
bawah?

6. Perhatikan bentuk kebun sawit di bawah ini, jika akan dibuat jalan aspal di
tengah mengikuti garis QS, dengan ketebalan 10 cm dan lebar 5 m, tentukan
total biaya yang harus dikeluarkan pabrik, jika harga 1m3 aspal adalah 20 Juta
Rupiah.

7. Sebuah gedung yang tingginya 50 m dan terdapat sebuah bola di dekat


gedung. Jika sudut depresi dari puncak gedung terhadap bola adalah 30∘,
maka tentukan jarak bola ke dasar gedung?

74

Anda mungkin juga menyukai