Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SISTEM BILANGAN REAL DAN P ERSAMAAN DAN

PERTIDAKSAMAAN LINEAR

OLEH

NAMA ANGGOTA KELOMPOK I :


1. ABIGAIL HILI BURU
2. MARIA ELSANTI BONA
3. MAGDALENA VEREN DA SILVA
4. DELVIS MOLA KORE
5. LIDWINA HALIM
DAFTAR ISI

MAKALAH SISTEM BILANGAN REAL DAN PERSAMAAN DAN


PERTIDAKSAMAAN LINEAR ............................................................................1
DAFTAR ISI ............................................................................................................2
KATA PENGANTAR..............................................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................................5
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................5
B. Tujuan....................................................................................................................5
C. Rumusan Masalah ................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................6
A. Sistem Bilangan Real ............................................................................................6
1. Pengertian Bilangan Real
2. Sistem Bilangan Real
3. Sifat Bilangan Real
4. Operasi Bilangan Real
5. Penjumlahan
6. Pengurangan
7. Perkalian
8. Pembagian
9. Macam Bilangan Real
B. Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)
1. Sistem Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV
2. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV
C. PERTIDAKSAMAAN LINEAR
1. Sifat-Sifat Pertidaksamaan
2. Pertidaksamaan Linear Pertidaksamaan Tingkat Tinggi
3. Pertidaksamaan Pecahan
4. Pertidaksamaan Irasional/Pertidaksamaan Bentuk Akar
BAB III PENUTUP.................................................................................................37
A. Kesimpulan .........................................................................................................37
B. Saran....................................................................................................................38

DAFTARPUSTAKA...............................................................................................38
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat
Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.Makalah yang berjudul “Sistem
Bilangan Rill dan Persamaan Dan Pertidaksamaan Linear“ ini membahas dan
mempelajari sistem bilangan riil dan juga persamaan dan pertidaaksaaman linear.
Semoga dengan adaya makalah ini, pembaca dapat memahami materi yang akan
dibahas. Akhirnya penulis sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran,
tanggapan, dan kritik dari pembaca guna sebagai pedoman dan untuk memperbaiki
tulisan berikutnya.

Kupang, 18 September 2021


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bilangan real adalah sekumpulan bilangan (rasional dan tak rasional) yang
dapat mengukur panjang, bersama-sama dengan negatifnya dan nol.Bilangan
real adalah gabungan dari bilangan rasional dan irasional. Bilangan rasional
adalah gabungan dari bilangan bulat dan bilangan pecahan. Bilangan bulat
adalah gabungan dari bilangan asli, bilangan nol, dan bilangan negatif. Sistem
bilangan adalah hal pokok dalam sebuah ilmu matematika, bisa juga dikatakan
sebagai inti dari suatu ilmu matematika itu sendiri. Sistem bilangan ini terbagi
menjadi banyak macamnya, adapun yang kami sajikan dalam makalah ini
adalah mengenai Himpunan Bilangan Real.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk :
a) Memenuhi salah satu tugas terstruktur Mata Kuliah Konsep Dasar
Matematika.
b) Mengembangkan pengetahuan dan kemampuan tentang Bilangan
Real.
c) Menemukan solusi dari suatu permasalah yang terkait dengan
Bilangan Real.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ada pada makalah ini yaitu:
a) Bagaimana struktur dan konsep dari sistem bilangan rill dan persamaan
dan pertidaksamaan linear?
b) Bagaimana cara menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan linear
menggunakan sistem bilangan rill?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Bilangan Real
 Pengertian Bilangan Real adalah bilangan dapat menggunakan bilangan
dalam operasi numerik seperti biasa. Bilangan real disebut juga dengan
bilangan riil dan diwakili oleh simbol R. Pada bagian selanjutnya, kita
akan membahas klasifikasi sistem bilangan real. Bilangan riil dalam
matematika merupakan bilangan yang dapat dituliskan dalam bentuk
desimal, seperti 2.4871773339 … atau 3.25678. Bilangan real meliputi
bilangan rasional, seperti 42 dan −23/129, dan bilangan irasional, seperti π.
Bilangan real juga dapat direpresentasikan sebagai titik pada garis digital.
 Sistem Bilangan Real
Himpunan bilangan real dinotasikan sebagai ℝ merupakan gabungan dari
himpunan bilangan rasional dan himpunan bilsngsn irasional. Bilangan
rasional merupakan bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk dengan
a,b∈ ℤ (dibaca: a,b anggota himpunan bilangan bulat ℝ) dan b ≠ 0 dengan
ℤ merupakan himpunan bilangan bulat yang terdiri dari bilangan bulat
positif dan bilangan bulat negatif, dan bilangan bulat nol. Himpunan
bilangan bulat dinotasikan sebagai: ℤ = {0, ±1, ±2, ±3, … } Himpunan
bilangan rasional dinotasikan: ℚ = {,dengan a,b ∈ ℤ,b ≠ 0} Perhatikan
bahwa setiap bilangan real dapat ditulis sebagai bentuk desimal dan
bilangan bilangan rasional dapat ditulis sebagai bentuk desimal yang
berhenti atau berulang Beberapa contoh bilangan riil yang diklasifikasikan
menurut sistem bilangan adalah sebagai berikut.
- Bilangan riil, seperti √2, √5, √8, dll.
- Bilangan rasional, seperti 2/3, 3/7, 11/23, 17/39, dll.
- Integer, seperti -2, 3, 0, 7, -4 dan lainnya. Bilangan bulat dapat dibagi
menjadi beberapa kategori:- Integer negatif mis. , -4, -3,-2, -1
- Angka netral adalah angka 0.
- Bilangan bulat positif adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6. . .
 Sifat Bilangan Real
Jika a, b, dan c adalah elemen dari himpunan bilangan real, sifat berikut
berlaku.
Asosiatif
a + (b + c) = (a + b) + c
a × (b × c) = (a × b) × c
Komutatif
a+b=b+a
a×b=b×a
Distributif
a × (b + c) = (a × b) + (a × c)
 Operasi Bilangan Real Penjumlahan Jika a, b, maka jumlah dari a dan b
dinyatakan sebagai “a + b”. a dan b masing masing disebut istilah. Sifat
operasi penjumlahan:
1. Pesanan tertutup, Jika a, b hanya ada satu bilangan bulat yaitu c, maka a +
b=c
2. Pertukaran (Exchange), Jika a, b, maka a + b = b + a
3. Association (pengelompokan), Jika a, b, c, maka a + (b + c) = (a + b) + c
4. Penambahan distribusi (spread), Jika a, b, c, maka a × (b + c) = ab + ac
5. Memiliki rasa identitas, 0 adalah elemen yang diidentifikasi dengan
penjumlahan, yang berarti a + 0 = 0 + a = a
6. Kebalikan dari penjumlahan, Untuk setiap a, ada (-a), dan
menambahkannya
bersama-sama akan menghasilkan elemen identitas, yaitu nol (0). Yaitu a + (-
a) =
(-a) + a = 0
 Pengurangan Jika a, b, pengurangan a dan b dinyatakan sebagai “a-b”. Aturan
pengurangan:
1. Pesanan tertutup, Jika a, b hanya ada satu bilangan bulat yaitu c, maka
a-b = c
2. Untuk bilangan bulat a dan b, terapkan: a-b = a + (-b) Dengan kata
lain, mengurangi b dari a sama dengan menjumlahkan invers dari b ke
a.
3. Pertukaran (pertukaran) tidak cocok untuk operasi pengurangan, Jika
a, b, maka a-b ≠ b-a
4. Atribut terkait (pengelompokan) tidak cocok untuk operasi
pengurangan. Jika a, b, c, maka a- (b-c) ≠ (a-b) -c
5. Penurunan distribusi (difusi), Jika a, b, c, maka a × (b-c) = ab-ac
6. Atribut pengurangan adalah nol (0) a-0 = a 0-a = -a = 0
 Perkalian Jika a, b, perkalian a dan b dinyatakan sebagai “a × b”. a dan b
masing-masing disebut faktor. Sifat perkalian adalah sebagai berikut:
1. Pesanan tertutup, Jika a, b hanya ada satu bilangan bulat yaitu c, maka
a×b=c
2. Pertukaran (Exchange), Jika a, b, maka a × b = b × a
3. Association (pengelompokan), Jika a, b, c maka a × (b × c) = (a × b) × c
4. Distribusi perkalian dan penjumlahan (dispersi), Jika a, b, c maka a × (b +
c) = ab + ac
5. Memiliki rasa identitas, Ada angka 1 yang merupakan elemen identitas
perkalian, yang artinya a × 1 = 1 × a = a
 Pembagian
Jika a, b, bagian a dan b dinyatakan sebagai “a: b” dengan b ≠ 0. Aturan
pembagiannya adalah:
1. a × (b: c) = (a × b): c, Misalnya: 2 × (4: 2) = (2 × 4): 2 = 4
2. (a × b): (c × d) = (a: c) × (b: d),
Contoh: (4 × 8): (2 × 4) = (4: 2) × (8: 4) = 2× 2 = 4
a: (b: c) = a × (b: c), Contoh: 8: (10: 5) = 8 × (10: 5) = 8 × 2 = 16
 Persen
Persen disebut dengan “perseratus” yaitu pecahan yang penyebut 100yang
dinotasikan dengan %. Jadi,persen menyajikan hubungan dengan bilangan 100.
Contoh :
1) 35% = 35 /100
2) 27% = 27 /100
Dengan demikian, mengubah suatu pecahan biasa kedalam bentuk persen
cukup dengan cara mengubah penyebutnya menjadi 100atau mengalikannya
dengan 100%
 Bilangan Berpangkat
A. disebut sebagai bilangan pokok dan n merupakan pangkatmisalkan a,b
merupakan bilangan real dan m.n merupakan bilangan bulat positif
Khusus bilangan real sembarang berlaku 0= 1 Contoh soal (2 × 3) = 23 ×
33 = 8 × 27 = 216
B. Macam-Macam Bilangan Real Dalam sistem bilangan matematika,
bilangan riil terdiri dari dua sistem bilangan, yaitu:
C. Bilangan rasional Seperti disebutkan di atas, bilangan rasional adalah
sistem bilangan yang dapat diekspresikan dalam bentuk pecahan a / b, di
mana a dan b adalah bilangan bulat, dan b ≠ 0. Misal: -1.25; 0; 23; 1.25;
dan lainnya.
D. Bilangan Irasional Bilangan irasional adalah suatu sistem bilangan yang
tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan a / b tetapi dapat
dinyatakan dalam bentuk desimal. Misalnya: π (phi) = 3.14159 26535
89793 … e (Euler) = 2,7182818 …
B. Persamaan Linear
 Satu Variabel (PLSV) Sesuai dengan namanya yaitu “persamaan linear satu
variabel” atau biasa disingkat menjadi PLSV, persamaan disini diidentikkan
dengan tanda “=” (sama dengan) dan mengandung 1 (satu) variabel. Pada
dasarnya, persamaan linear satu variabel merupakan suatu persamaan
berbentuk kalimat terbuka yang dihubungkan dengan tanda “=” (sama
dengan) dan hanya mengandung atau memiliki 1 variabel. Dikatakan
berbentuk kalimat terbuka karena konsep dasarnya kalimat terbuka
merupakan kalimat yang belum dapat diketahui kebenarannya, bisa jadi
benar, bisa jadi salah. Contohnya, x + 4= 9, jika x = 5 maka, kalimat tersebut
bernilai benar, karena benar bahwa 5 + 4 = 9, tapi jika x= 1, maka kalimat
tersebut bernilai salah, karena 1 + 4 = 5, bukan 9. Lalu, kalimat tertutup
merupakan kebalikan dari kalimat terbuka dimana kebenarannya sudah
diketahui , misalnya 2 + 2 = 4, atau 5 > 3, dan lain-lain. Umumnya bentuk
persamaan linear satu variabel adalah ax + b = 0 Dimana a= koefisien; b=
konstanta; dan x= variabel. Perlu diingat bahwa variabel yang digunakan
tidak harus variabel x, x di persamaan tersebut hanya melambangkan atau
mewakilkan variabel, contohnya 2y + 5 = 0, dimana koefisiennya adalah 2,
variabelnya adalah y, dan konstantanya adalah 5. Contoh : 1. 4p – 4 = 0;
maka koefisiennya adalah 4, variabelnya adalah p, dan konstantanya
adalah -4
 Sistem Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV)Sistem persamaan linier
satu variabel merupakan suatu konsep matematika dalam menyelesaikan
kasus pada kehidupan sehari-hari yang hanya mempunyai satu variabel.
Adapun bentuk umum dari persamaan linier satu variabel yaitu: ax + b = 0
Keterangan: a dan b bilangan bulat bukan nol.
 Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel atau yang biasa kita sebut sebagai SPLDV merupakan dua
persamaan linear dua variabel yang mempunyai hubungan diantara keduanya
serta mempunyai satu penyelesaian. Bentuk umum dari sistem persamaan
linear dua variabel yaitu: ax+by=c px+qy=d
Keterangan:
- x dan y disebut sebagai variabel
- a, b, p dan q disebut sebagai koefisien
-c dan r disebut sebagai konstanta SPLDV pada umumnya dimanfaatkan
guna menyelesaikan masalah sehari-hari yang memerlukan pemakaian
Matematika. Sebagai contoh ketika hendak menentukan harga pada suatu
barang, mencari keuntungan penjualan, hingga menentukan ukuran suatu
benda.. Adapun beberapa langkah tertentu untuk menyelesaikan masalah
dengan memakai SPLDV, antara lain:
1. Mengganti setiap besaran yang terdapat dalam masalah tersebut dengan
variabel
(biasanya dilambangkan dengan huruf atau simbol).
2. Membuat model Matematika dari masalah tersebut. Model Matematika ini
kemudian dirumuskan dan mengikuti bentuk umum SPLDV.
3. Mencari solusi dari model permasalahan tersebut dengan cara memakai
metode
penyelesaian SPLDV.
Cara Penyelesaian SPLDV
1. Metode EliminasiPada metode eliminasi digunakan guna menentukan
himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel. Caranya
yakni dengan menghilangkan atau mengeliminasi salah satu variabel dari
sistem persamaan tersebut. Jika variabel dinyatakan dengan x dan y, untuk
menentukan variabel x maka kita harus mengeliminasi variabel y terlebih
dahulu, begitu juga sebaliknya.Perhatikan bahwa jika suatu koefisien dari
salah satu variabel sama maka kita bisa mengeliminasi atau menghilangkan
salah satu variabel tersebut. Untuk lebih jelasnya, kami berikan contoh
permasalahan di bawah ini: Contoh: Dengan metode eliminasi, tentukanlah
himpunan penyelesaian sistem persamaan 2x + 3y = 6 dan x – y = 3 !
Penyelesaian: 2x + 3y = 6 dan x – y = 3Langkah pertama yang harus kita
lakukan adalah eliminasi variabel y. Untuk mengeliminasi variabel y, maka
koefisien y harus sama, sehingga persamaannya yakni: 2x + 3y = 6 dikalikan 1
dan persamaan x – y = 3 dikalikan dengan 3.
2x + 3y = 6 × 1 2x + 3y = 6
x–y=3×3 3x – 3y = 9
5x = 15
x = 15/5
x=3
Langkah kedua yang harus kita lakukan adalah eliminasi variabel x.Sama
halnya pada langkah pertama, untuk mengeliminasi variabel x, maka koefisien
pada x harus sama, sehingga persamaan yang kita dapat adalah 2x + 3y = 6
dikalikan 1 dan x – y = 3 dikalikan 2.
2x + 3y = 6 ×1
2x + 3y = 6 x – y = 3 ×2
2x – 2y = 6 -
0 + 5y = 0
5y = 0
y=0-5
y=5
Sehingga, himpunan penyelesaiannya yaitu {(3,5)}.
2. Metode Substitusi
Metode Substitusi merupakan sebuah metode untuk menyelesaikan suatu
sistem persamaan linear dua variabel dengan metode substitusi. Yang mana
kita akan menggunakan cara menyebutkan terlebih dahulu variabel yang satu
ke dalam variabel yang lain dari suatu persamaan. Kemudian
menyubstitusikan (menggantikan) variabel tersebt ke dalam persamaan yang
lainnya. Contoh: Dengan metode substitusi, tentukan himpunan penyelesaian
dari persamaan berikut 2x +3y = 6 dan x – y = 3.
Penyelesaiannya:
Persamaan x – y = 3 merupakan ekuivalen dengan x = y + 3.Dengan
menyubstitusi
persamaan x = y + 3 ke persamaan 2x + 3y = 6 maka bisa kita dapatkan data
sebagai
berikut:
2x + 3y = 6
2 (y + 3) + 3y = 6
2y + 6 + 3y = 6
5y + 6 = 6
5y + 6 – 6 = 6 – 6
5y = 0
y=0
Lalu untuk mendapatkan nilai x, maka substitusikan nilai y ke persamaan x =
y + 3,
sehingga akan kita peroleh:
x=y+3
x=0+3
x=3
Sehingga, himpunan penyelesaiaanya yaitu {(3,0)}3. Metode Gabungan
Metode gabungan merupakan sebuah cara untuk menyelesaikan sistem persamaan
linear dua variabel dengan metode gabungan. Di mana kita akan menggabungkan
metode eliminasi dan substitusi.
3. Metode Grafik
Penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode grafik dilakukan dengan
cara menentukan koordinat titik potong dari kedua garis yang mewakili kedua
persamaan linear. Namun, sebelum menggunakan metode grafik ini, kalian
perlu belajar bagaimana cara untuk menggambar garis pada persamaan linear
terlebih dahulu.Berikut adalah beberapa langkah untuk menyelesaikan SPLDV
dengan menggunakan metode eliminasi:
1. Menggambar garis yang mewakili kedua persamaan dalam bidang kartesius.
2. Menentukan titik potong dari kedua grafik tersebut.
3. Penyelesaiannya merupakan titik pada (x, y).
Permasalahan dalam SPLDV:
 Persamaan pertama: 2x + 3y = 8
 Persamaan Kedua: 3x + y = 5
Penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode grafik.
Langkah
1. menggambar kedua grafik Menentukan titik potong pada kedua sumbu x
dan y dari kedua persamaan tersebut. Reperesentasi kedua persamaan
dalam bidang kartesius.
2. menemukan titik potong dari kedua grafik tersebut.
3. peyelesaiannya adalah (x, y) Berdasarkan gambar bisa kita ketahui bahwa
titik potongnya berada pada x = 1 dan y = 2 Maka daerah penyelesaiannya
yaitu (1, 2).

C. PERTIDAKSAMAAN LINEAR
 Sifat-Sifat Pertidaksamaan
1. tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas ditambah atau
dikurangi dengan bilangan yang sama Jika a < b maka: a + c < b +
ca–c<b–c
2. tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas dikali atau
dibagi dengan bilangan positif yang sama Jika a < b, dan c adalah
bilangan positif, maka:a.c < b.c a/b < b/c
3. tanda pertidaksamaan akan berubah jika kedua ruas
pertidaksamaan dikali atau dibagi dengan bilangan negatif yang
sama Jika a < b, dan c adalah bilangan negatif, maka: a.c > b.c a/c
> b/c
4. tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas positif
masingmasing dikuadratkan Jika a < b; a dan b sama-sama positif,
maka: a2 < b2
 Pertidaksamaan Linear → Variabelnya berpangkat 1 Penyelesaian:
Suku-suku yang mengandung variabel dikumpulkan di ruas kiri, dan
konstanta diletakkan di ruas kanan Contoh: 3 + 2<: semua dikalikan 6
 Pertidaksamaan Kuadrat → Variabelnya berpangkat 2 Penyelesaian:
1. Ruas kanan dibuat menjadi nol
2. Faktorkan
3. Tentukan harga nol, yaitu nilai variabel yang menyebabkan nilai
faktor sama dengan
nol.
4. Gambar garis bilangannya. Jika tanda pertidaksamaan ≥ atau ≤, maka
harga nol
ditandai dengan titik hitam •. Jika tanda pertidaksamaan > atau <, maka
harga nol
ditandai dengan titik putih °
5. Tentukan tanda (+) atau (–) pada masing-masing interval di garis
bilangan. Caranya
adalah dengan memasukkan salah satu bilangan pada interval tersebut
pada persamaan di
ruas kiri. Tanda pada garis bilangan berselang-seling, kecuali jika ada
batas rangkap
(harga nol yang muncul 2 kali atau sebanyak bilangan genap untuk
pertidaksamaan
tingkat tinggi), batas rangkap tidak merubah tanda
6.Tentukan himpunan penyelesaian
→ jika tanda pertidaksamaan > 0 berarti daerah pada garis bilangan yang
diarsir adalah
yang bertanda (+)
→ jika tanda pertidaksamaan < 0 berarti daerah pada garis bilangan yang
diarsir adalah
yang bertanda (–)
Contoh:
(2x – 1)2 ≥ (5x – 3).(x – 1) – 7
4x2 – 4x + 1 ≥ 5x2 – 5x – 3x + 3 – 7
4x2 – 4x + 1 – 5x2 + 5x + 3x – 3 + 7 ≥ 0
–x2 + 4x + 5 ≥ 0
–(x2 – 4x – 5) ≥ 0
–(x – 5).(x + 1) ≥ 0
Harga nol: x – 5 = 0 atau x + 1 = 0
x = 5 atau x = –1
 Pertidaksamaan Tingkat Tinggi → Variabel berpangkat lebih dari 2
Penyelesaian sama dengan pertidaksamaan kuadrat Contoh: (2x + 1)2 .(x2 –
5x + 6) < 0 (2x + 1)2 .(x – 2).(x – 3) < 0 Harga nol: 2x + 1 = 0 atau x – 2 = 0
atau x – 3 = 0 x = –1/2 atau x = 2 atau x = 3
 Pertidaksamaan Pecahan → ada pembilang dan penyebut Penyelesaian :
1. Ruas kanan dijadikan nol
2. Samakan penyebut di ruas kiri
3. Faktorkan pembilang dan penyebut (jika bisa)
4. Cari nilai-nilai variabel yang menyebabkan pembilang dan penyebutnya
sama
dengan nol (harga nol untuk pembilang dan penyebut)
5. Gambar garis bilangan yang memuat semua nilai yang didapatkan pada
langkah
4.Apapun tanda pertidaksamaannya, harga nol untuk penyebut selalu
digambar
dengan titik putih (penyebut suatu pecahan tidak boleh sama dengan 0 agar
pecahan
tersebut mempunyai nilai)
6. Tentukan tanda (+) atau (–) pada masing-masing interval
4 = –3
 Pertidaksamaan Irasional/Pertidaksamaan Bentuk Akar → variabelnya berada
dalam tanda akar Penyelesaian:
1. Kuadratkan kedua ruas
2. Jadikan ruas kanan sama dengan nol
3. Selesaikan seperti menyelesaikan pertidaksamaan linear/kuadrat
4. Syarat tambahan: yang berada di dalam setiap tanda akar harus ≥ 0
Contoh 1:√2 − 52 − 3
Kuadratkan kedua ruas:
x2 – 5x – 6 < x2 – 3x + 2
x2 – 5x – 6 – x2 + 3x – 2 < 0
–2x – 8 < 0; Semua dikali –1:
2x + 8 > 0
2x > –8
x > –4
Syarat 1:
x2 – 5x – 6 ≥ 0
(x – 6).(x + 1) ≥ 0
Harga nol:
x – 6 = 0 atau x + 1 = 0
x = 6 atau x = –1
Syarat 2:
x2 – 3x + 2 ≥ 0
(x – 2).(x – 1) ≥ 0
Harga nol:
x – 2 = 0 atau x – 1 = 0
x = 2 atau x = 1
Garis bilangan:Jadi penyelesaiannya: {x | –4 < x ≤ –1 atau x ≥ 6}
Contoh 2:
√2 − 6
Kuadratkan kedua ruas:
x2 – 6x + 8 < x2 – 4x + 4
x2 – 6x + 8 – x2 + 4x – 4 < 0
–2x + 4 < 0
–2x < –4; Semua dikalikan –1
2x > 4
x>2
Syarat:
x2 – 6x + 8 ≥ 0
(x – 4).(x – 2) ≥ 0
Harga nol:
x – 4 = 0 atau x – 2 = 0
x = 4 atau x = 2

Jadi penyelesaiannya: {x | x ≥ 4}
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem bilangan adalah hal pokok dalam sebuah ilmu matematika, bisa juga
dikatakan sebagai inti dari suatu ilmu matematika itu sendiri. Sistem bilangan
ini terbagi menjadi banyak macamnya, adapun yang kami sajikan dalam
makalah ini adalah mengenai Himpunan Bilangan Real. Himpunan bilangan
real adalah himpunan bilangan yang merupakan gabungan dari himpunan
bilangan rasional dan himpunan bilangan irasional. Himpunan bilangan real
yang dilengkapi dengan sifat-sifat bilangan disebut sistem bilangan real.
B. Saran
Demikianlah Makalah Matematika Dasar ini, Makalah ini tentunya masih
banyak kekurangan yang harus dilengkapi,untuk mencapai kesempurnaan.
Kami hanyalah manusia biasa yang penuh dengan kekurangan, untuk itu
penulis mohon dengan segala kerendahan hati, untuk memberikan Saran dan
Kritiknya yang bersifat membangun, dengan harapan agar makalah ini bisa
lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Ismayani, Ani. “Bilangan Real”http://www.matematikamenyenangkan.com/bilangan
real/ (diakses tanggal 20 September 2013)
Ayaso.”Persamaan dan Pertidaksamaan”
https://dl.dropbox.com/u/9266921/persamaan%20dan%20pertidaksamaan.pdf
(diakses
tanggal 20 september 2013
http://windiade.blogspot.com/2013/10/bilangan-riil-dan-pertidaksamaan.html

Anda mungkin juga menyukai