Disusun oleh :
KELOMPOK 5
Syukur alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan
sebaik mungkin.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Baginda kita, Nabi besar
Muhammad saw yang telah menuntun kita dari zaman kegelapan ke zaman terang benderang,
dari zaman kebodohan, ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu pemngampu mata kuliah ini yang telah
membingbing kami. Dan tak lupa terimakasih pula kepada rekan-rekan yang telah
bekerjasama dalam menyusun makalah ini.
Kami meminta maaf bila terdapat kekuragan dalam penyusunan makalah ini. Semoga
apa yang tertulis didalamnya dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
A. Pengertian Aksiologi
Aksilogi berasal dari bahasa Yunani axion (nilai) dan logos (teori), yang berarti
teori tentang nilai.
Aksiologi merupakan cabang Filsafat Ilmu yang mempertanyakan bgaimana
manusia menggunakan ilmunya. Jadi yang ingin dicapai oleh aksiologi adalah hakikat dan
manfaat yang terdapat dalam suatu pengetahuan.
Pengertian aksiologi menurut para ahli:
1. Jujun S. Suriasumantri
Dalam bukunya, aksiologi diartikan sebagai teori yang berhubungan dengan
kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
2. Bramel
Menerut Bramel, aksiologi terbagi 3 bagian:
Moral Conduct (tindakan moral), melahirkan disiplin khusus yaitu etika.
Esthetic expression (ekspresi keindahan), melahirkan suatu keindahan.
Sosio-political life (kehidupan sosial politik), melahirkan atau memunculkan
filsafat sosio-politik.
3. Kattsoff (2004:319)
Mendefinisikan bahwa aksiologi adalah sebagai ilmu pengetahuan yang
menyelidiki hakikat nilai yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan.
Dalam aksiologi, ada dua komponen yang mendasar, yakni Etika (moralitas) dan
Estetika (keindahan).
Etika adalah cabang filsafat aksiologi yang membahas tentang masalah moral.
Kajian etika lebih fokus pada prilaku, norma dan adat istiadat yang berlaku.
Nilai etika yang dimaksud adalah nilai kebaikan dari tingkah laku yang penuh
tanggung jawab baik itu terhadap diri sendiri, masyarakat, alam, maupun
terhadap Tuhan Sang Pencipta.
Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai
keindahan. Keindahan mengandung arti bahwa didalam diri segala sesuatu
terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam satu
kesatuan hubungan yang menyeluruh. Maksudnya adalah suatu objek yang
indah bukan semata-mata bersifat selaras serta berpola baik melainkan harus
jug mempunyai kepribadian.
Aksiologi ini sangat penting dalam kehidupan manusia. Secara garis besar
aksiologi ini telah mengajarkan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan, yang berfungsi
sebagai pengentrol sifat keilmuan manusia.
B. Aliran- Aliran Filsafat Aksiologi
1. Pragmatisme
A. Pengertian Pragmatisme
2. William james
Menurut William pragmatism adalah realitas sebagai mana yang kita
ketahui, dan menurut pendapatnya pragmatism adalah filsafat praktis,
karena ia memberikan kontrol untuk bertindak bagi kebutuhan, harapan
dan keyakinan manusia untuk sebagian dari masa depannya.
3. John dewey
John dewey mengatakan bahwa tugas filsafat adalah memberikan
pengarahan bagi perbuatan nyata, dewey suka menyebut sistemnya dengan
istilah instrumentalisme, dalam teori intinya dewey mengembangkan
filsafat sebagai berikut : situasi dikeliling kita, itu sebagai pengalaman
pertama merupakan situasi indeterminate, maka dengan berfikir reflektif
situasi tersebut menjadi indeterminate atas refleksi kita. Karena filsafat
harus berpijak pada pengalaman dan pengelolahannya secara aktif, kritis,
dengan demikian filsafat akan dapat menyusun sistem norma – norma dan
nilai – nilai.
4. Heracleitos
Pemikiran heracleitos yang paling terkenal adalah mengenai
perubahan- perubahan mengenai alam semesta, ia terkenal dengan
ucapannya “ pantarenkay uden meney” yang berarti “ semuanya yang
mengalir dan tidak ada satupun yang tinggal tetap” melalui ajaran tentang
hal – hal yang bertentangan tetapi disatukan dengan logos, heracleitos
disebut filsafat sebagai filsafat dialegtis melalui ajaran tentang hal – hal
yang bertentangan tetapi disatukan logos, heraclitos disebut filsafat
dialegtis yang pertama dalam sejarah filsafat.
2. Idealisme
A. Pengertian Idealisme
Idealisme dalam filsafat dikatakan bahwa realitas itu terdiri dari ide-ide
pikiran, jiwa, dan bukan benda material atau tenaga. Jiwa adalah riil dan
materi adalah produk sampingan. Alam tidak dapat berdiri sendiri. Kesatuan
organik dari alam ditekankan. Manusia harus hidup dalam keharmonisan
dengan alam. Alam mempunyai arti dan maksud atau dengan kata lain,
idealisme adalah aliran filsafat yang menekankan “idea” (dunia roh) sebagai
objek pengertian dan sumber pengetahuan.
Idealisme berpandangan bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh
manusia tidaklah selalu harus berkaitan dengan hal-hal yang bersifat lahiriah,
tetapi harus berdasarkan prinsip kerohanian (idea). Oleh sebab itu, idealisme
sangat mementingkan perasaan dan fantasi manusia sebagai sumber
pengetahuan.
Tegasnya, idealisme adalah aliran ilmu filsafat yang menganggap
pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicamkan
dan dipahami.
a. Idealisme subjektif
Idealisme subjektif atau juga disebut immaterialisme, mentalisme, dan
fenomenalisme. Seorang idealis subjektif akan mengatakan bahwa akal,
jiwa, dan persepsi-persepsinya atau ide-idenya merupakan segala yang
ada. Objek pengalaman bukanlah benda material, objek pengalaman
adalah persepsi. Oleh karena itu benda-benda seperti bangunan dan
pepohonan itu ada, tetapi hanya ada dalam akal yang
mempersepsikannya.
Idealisme subyektif adalah filsafat yang berpandangan idealis dan
bertitik tolak pada ide manusia atau ide sendiri. Alam dan masyarakat ini
tercipta dari ide manusia. Segala sesuatu yang timbul dan terjadi di alam
atau di masyarakat adalah hasil atau karena ciptaan ide manusia atau
idenya sendiri, atau dengan kata lain alam dan masyarakat hanyalah
sebuah ide/fikiran dari dirinya sendiri atau ide manusia.
b. Idealisme objektif
Idealisme objektif, yakni dikatakan bahwa akal menemukan apa yang
sudah terdapat dalam susunan alam.Idealisme obyektif adalah suatu
aliran filsafat yang pandangannya idealis, dan idealismenya itu bertitik
tolak dari ide universil (Absolute Idea- Hegel / LOGOS-nya Plato) ide
diluar ide manusia. Menurut idealisme obyektif segala sesuatu baik dalam
alam atau masyarakat adalah hasil dari ciptaan ide universil.
Pandangan filsafat seperti ini pada dasarnya mengakui sesuatu yang
bukan materiil, yang ada secara abadi diluar manusia, sesuatu yang bukan
materiil itu ada sebelum dunia alam semesta ini ada, termasuk manusia
dan segala pikiran dan perasaannya. Dalam bentuknya yang amat primitif
pandangan ini menyatakan bentuknya dalam penyembahan terhadap
pohon, batu dsb-nya.
c. Idealisme individual
Idealisme individual atau idealisme personal, yaitu nilai-nilainya dan
perjuangannya untuk menyempurnakan dirinya. Personalisme ini muncul
sebagai protes terhadap materialisme mekanik dan idealisme monistik.
3. Hedonisme
A. Pengertian Intuisionisme
B. Teori Intuisionisme
2. Arend Heyting (1898-1980)
Arend Heyting lahir pada 9 Mei 1898
kota Amsterdam, Belanda. Arend Heyting dalah murid Brouwer yang
berpengaruh besar terhadap perkembangan
intuisionisme filsafat matematika. Heyting membangunkan sebuah
formula logika intuisionisme yang sangat tepat. Sistem ini dinamakan
"Predikat Kalkulus Heyting". Heyting menegaskan
bahwa metafisika adalah pokok dalam kebenaran realisme logika
klasik.[2] Bahasa matematika klasik adalah pengertian faktor-faktor
objektif sebagai syarat-syarat kebenaran yang terbaik.
Heyting menemukan bukti dalam pandangan Brouwer tentang
kelaziman alat mental serta pemacu bahasa dan logika. Dalam bukunya
berjudul Intuitionism tahun 1956, Heyting mengungkankan bahwa
pendapat Bouwer yaitu bahasa adalah media tidak sempurna untuk
membincangkan matematika. Sistem utamanya adalah dirinya sendiri
sebagai peraturan pemacu matematika, tetapi tidak diyakini sistem
utama pemacu matematika menggambarkan secara kuat penguasaan
pemikiran matematika. Heyting menegaskan logika bergantung
pada matematika bukan yang lain.
https://deniviruss.blogspot.com/2018/02/makalah-hendonisme.html
https://www.kompasiana.com/ajeng123/5e9f069d097f361a83109394/aliran-filsafat-
pragmatisme-dan-pemikiran-tokoh-tokohnya
http://abdulwahid-punya.blogspot.com/2011/07/filsafat-ilmu-tentang-idealisme.html?m=1
https://danikhoiruddin1998.blogspot.com/2017/12/contoh-makalah-aksiologi-part-5.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Intuisionisme