Anda di halaman 1dari 4

a.

Landasan Ontologis Ekonomi Islam

Landasan adalah dasar tempat berpijak atau tempat di mulainya suatu perbuatan. Dalam
bahasa Inggris, landasan disebut dengan istilah foundation, yang dalam bahasa
Indonesia  menjadi fondasi. Fondasi merupakan bagian terpenting untuk mengawali  sesuatu.
Adapun menurut S. Wojowasito, (1972: 161), bahwa landasan dapat diartikan sebagai alas,
ataupun dapat diartikan sebagai fondasi, dasar, pedoman dan sumber. Istilah lain yang hampir
sama (identik) dengan kata landasan adalah kata dasar (basic). Kata dasar adalah awal,
permulaan atau titik tolak segala sesuatu. Pengertian dasar, sebenarnya lebih dekat pada
referensi pokok  (basic reference) dari pengembangan sesuatu. Jadi, kata dasar lebih luas
pengertian dari kata fondasi atau landasan. Karena itu, kata fondasi atau landasan dengan kata
dasar (basic reference) merupakan dua hal yang berbeda wujudnya, tetapi sangat erat
hubungannya (Sanusi Uwes, 2001: 8). Maka, setiap ilmu yang berhubungan dan berkenaan
dengan pelaksanaan pendidikan, merupakan hasil dari pemikiran tentang alam atau manusia.
Oleh karenanya, ilmu-ilmu itu dapat dikatakan sebagai fondasi atau dasar pendidikan (Sunasi
Uwes, 2001: 8).1

sedangkan Ontologi secara bahasa dalam kamus filsafat berarti sesuatu yang betul-betul
ada realitas sejati. Secara istilah yaitu kajian tentang karakteristik esensial wujud dalam dirinya
sendiri terpisah dari hal-hal ada secara partikular. 2 Menurut (Hafas Furqani) ontologi ekonomi
Islam memilki inti dalam menjawab dua pertanyaan yaitu apakah ekonomi Islam itu nyata
(wujudnya)? Dan realitas (elemen) apa saja dari ekonomi Islam yang wujud? 3 Menurut (Hafas
Furqani) dan (Naquib Al-Attas) ekonomi Islam berawal dari ontologi suatu islamic worldview
(pandangan hidup islami) . Kemudian dari “worldview” yang Islami akan melahirkan konsep-
konsep dasar Ekonomi Islam dan menjadi realitas dari wujud ekonomi Islam. Menurut (Naquib
Al-Attas), salah satu letak perbedaan ontologi Islam dan Barat adalah Islam memandang realitas
sebagai sesuatu yang “ada” bukan sesuatu yang “menjadi” seperti di dunia Barat. 4

Dengan konsep realitas adalah “menjadi” pemikiran Barat menjadi tidak mengenal
objektivitas melainkan relativitas yang berujung pada skeptisme dan bersifat subyektif.
Sedangkan dengan konsep realitas merupakan sesuatu yang “ada”, realitas menjadi sesuatu
yang satu, tetap dan mutlak, begitu pula dengan kebenaran. (Yusuf Qardhawi) pernah ditanya
apakah Islam memiliki sistem ekonomi? Kemudian beliau menjawab “Apabila dalam bentuk
terurai yang mencakup cabang, rincian dan cara pengaplikasian yang beranekaragaman, maka
tidak ada.

1
http://ineusintiawati.blogspot.com/2012/03/pengertian-landasan.html
2
Tim Penulis Rosda, Kamus Filsafat, (Jakarta : PT Remaja Rosdakarya-Bandung), hal. 234
3
Hafas Furqani, Makalah Slide Presentasi “Constructing Islamic Economics as A Scientific Discipline : A Philosophy
of Science Discussion”, (Surabaya : Unair, 2013), hal. 3
4
Khudori Sholeh, Filsafat Islam dari Klasik hingga kontemporer, (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.2013), hal 314
Tetapi jika yang dimaksud adalah gambaran secara global yang mencakup pokok-pokok
petunjuk kaidah-kaidah pasti, arahan-arahan prinsip yang juga mencakup sebagian cabang
penting yang bersifat spesifik maka itu ada.5

Ontologi adalah kajian untuk menentukan tentang hakikat dari ekonomi Islam. Secara
ontologis, Ekonomi islam pada hakikatnya adalah bersumber dari Al-Quran dan Hadist. Al-
Quran dan Hadist sebagai sumber ekonomi Islam ini adalah mutlak. Kebenaran Al-Quran
berebeda dengan dengan hakikat kebenaran dalam sisitem ekonomi konvensional. 6 Landasan
merupakan hal yang menjadi tempat darimana sesuatu berangkat. Sebagai suatu cabang ilmu
pengetahuan (sains) modern, maka ilmu ekonomi syariah merupakan suatu kebangkitan
(emergence) dalam dunia sains Islam di abad ke-20 oleh para intelektual muslim guna melawan
hegemoni perekonomian konvensional ala Barat.

Kebangkitan tersebut sebagai upaya umat muslim untuk terlepas dari sistem
perekonomian yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang terdapat pada negara-
negara Islam. Sebagai produk pemikiran warisan keilmuan pemikir dan filsuf muslim pada
zaman kejayaan Islam (abad ke-7 s/d ke-13 Masehi), maka ekonomi syariah merupakan suatu
bentuk aplikasi nilai-nilai syariah dalam interaksi masyarakat terkait kepemilikan dan
pemerataan harta benda berdasarkan Quran dan Hadits sebagai bentuk ketakwaan dan
keimanan. Para ulama dan fuqaha mentransformasikan kaidah-kaidah fiqhiyyah ke dalam
sendi-sendi ilmu sosial masyarakat yang berkembang mengikuti perubahan zaman. Hal ini
terjadi karena Islam tidak mengenal adanya sistem yang tidak memiliki landasan hukum. 7
Sistem ekonomi yang dikembangkan oleh para filsuf muslim ketika itu juga merupakan
penjabaran dari ilmu fiqh yang berkaitan dengan interaksi antar individu (muamalah).

Pemikiran mengenai administrasi sistem khilafah tersebut berimbas juga pada pemikiran
mengenai pengaturan sumber negara. Sehingga lahirlah suatu pemikiran dalam pengaturan
sumber daya yang bersumber dari ajaran-ajaran Islam, sebagaimana pemerintahan pada era
tersebut yang melandaskan hukumnya pada hukum syariah. Dari berbagai konsep pemikiran
tersebut, maka pengaturan sumber daya, aset, kepemilikan harta benda, hingga aktivitas
ekonomi senantiasa berlandaskan syariah yang kemudian memunculkan konsep yang dapat
digeneralisir sebagai suatu bentuk perekonomian syariah.

Sehingga secara tidak langsung, landasan yang mendasari ekonomi syariah ialah produk
pemikiran dari hukum-hukum fiqh yang berkaitan dengan muamalah. Dengan demikian
5
Yusuf Qardhawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, (Jakarta : Robbani Press, 1995), hal 10
6
Dr. Jaka Isgiyarta, M.Si, Akt, Teori Akuntansi dan laporan keuangan Islam, Badan Penerbit UNDIP, 2009 hal 3
7
Ahmad, Hadrat Mirza Bashiruddin Mahmud. 2013. The Economic System of Islam. Islamabad: Islam International
Publication Ltd, Raqeem Press, hal 77.
kesimpulan ontologi ekonomi Islam dan menjadi karaketeristikanya ialah pandangan baru
terhadap problematika dan fenomena realitas ekonomi seperti definisi sumber permasalahan
ekonomi yang mengarah pada “maqashid syariah” dan juga tujuan ekonomi menuju “Falah”.
Daftar pustaka

http://ineusintiawati.blogspot.com/2012/03/pengertian-landasan.html

Tim Penulis Rosda. 1995. Kamus Filsafat. Cetakan Pertama. Jakarta : PT Remaja
Rosdakarya-Bandung.

Furqani, Hafas Dr. Makalah Slide Presentasi “Constructing Islamic Economics as A


Scientific Discipline : A Philosophy of Science Discussion”.

Soleh, Khudori, Dr.H.A, M.Ag. 2013.“Filsafat Islam dari Klasik hingga kontemporer”.
Cetakan Pertama. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Qardhawi, Yusuf DR. 1995. “Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam”. Cetakan
Pertama. Jakarta : Robbani Press.

Dr. Jaka Isgiyarta, M.Si, Akt, 2009, Teori Akuntansi dan laporan keuangan Islam, Badan
Penerbit UNDIP

Ahmad, Hadrat Mirza Bashiruddin Mahmud. 2013. The Economic System of Islam.
Islamabad: Islam International Publication Ltd, Raqeem Press

Anda mungkin juga menyukai