Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ZAKAT SEBAGAI INSTRUMEN FINANSIAL

ISLAMI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pengantar Ekonomi Islam

Oleh dosen pengampuh :

Ahmad Syarif, M. Sc.

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 12

1. Lisi Windarti (1831710182)

2. Laila Mila Tina (1831710183)

3. Robi Kartiko Aji (1831710184)

4. Choirul Nikmah (1831710178)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

IAIN SAMARINDA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurah limpahkan kepada Rasulullah SAW. Penulis bersyukur
kepada Allah SWT, karena dengan hidayah dan taufik-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang zakat sebagai instrumen finansial islami.

Selesainya makalah ini, tentunya tidak lepas dari bimbingan Dosen Ahmad
Syarif, M. Sc. Serta keluarga dan teman-teman yang selalu memberikan
dukungan. Untuk itu penulis ucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan dan


kekhilafan. Oleh karena itu, kepada para pembaca, penulis ucapkan mohon maaf
apabila banyak kekurangan dalam makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis


khususnya, dan memberikan banyak manfaat kepada para pembaca.

i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1

C. Tujuan Masalah .......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 3

A. Pengertian dan Peranan Zakat.................................................... 3

B. Syarat-syarat Zakat..................................................................... 5

C. Harta-harta yang Wajib Dizakatkan ........................................... 7

D. Mustahiq Zakat ........................................................................ 13

E. Manajemen Zakat ..................................................................... 15

F. Zakat dalam Perekonomian ...................................................... 17

G. Sejarah dan Perkembangan Zakat ............................................ 18

BAB III PENUTUP............................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga, zakat merupakan suatu
ibadah yang paling penting kerap kali dalam Al-Qur’an, Allah menerangkan zakat
beriringan dengan menerangkan sembahyang. Pada delapan puluh dua tempat
Allah menyebut zakat beriringan dengan urusan shalat ini menunjukan bahwa
zakat dan shalat mempunyai hubungan yang rapat sekali dalam hal keutamaannya
shalat dipandang seutama-utama ibadah badaniyah zakat dipandang seutama-
utama ibadah maliyah. Zakat juga salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat
Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang
telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah
(seperti shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten
berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial
kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan
perkembangan umat manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan peranan zakat ?
2. Apa syarat-syarat zakat ?
3. Apa harta-harta yang wajib dizakatkan ?
4. Apa mustahiq zakat ?
5. Bagaimana manajemen zakat ?
6. Bagaimana zakat dalam perekonomian ?
7. Bagaimana sejarah dan perkembangan zakat ?

1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dan peranan zakat.
2. Untuk mengetahui syarat-syarat zakat.
3. Untuk mengetahui harta-harta yang wajib dizakatkan.
4. Untuk mengetahui mustahiq zakat.
5. Untuk mengetahui manajemen zakat.
6. Untuk mengetahui zakat dalam perekonomian.
7. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan zakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Peranan Zakat

Secara bahasa zakat berarti an-numu wa az-ziyadah (tumbuh dan bertambah).


Kadang-kadang dipakaikan dengan makna ath-thaharah (suci). al-barakah
(berkah). 1 Zakat, dalam pengertian suci, adalah membersihkan diri, jiwa, dan
harta. Sementara itu, zakat dalam pengertian berkah adalah sisa harta yang sudah
dikeluarkan zakatnya secara kualitatif akan mendapat berkah dan akan
berkembang walaupun secara kuantitatif jumlahnya berkurang. Dalam Al-Qur’an
dijelaskan :

‫س ِمي ٌع َع ِلي ٌم‬ َّ ‫سك ٌَن لَ ُه ْم ۗ َو‬


َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ص ِل َعلَ ْي ِه ْم ۖ إِ َّن‬
َ َ‫ص ََلتَك‬ َ ُ ‫صدَقَةً ت‬
َ ‫ط ِه ُر ُه ْم َوتُزَ ِكي ِه ْم ِب َها َو‬ َ ‫ُخذْ ِم ْن أ َ ْم َوا ِل ِه ْم‬

Terjemah : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka. (Q.S. At-Taubah [9]: 103)2

Zakat merupakan mengeluarkan bagian tertentu dari harta tertentu yang telah
sampai nisabnya untuk orang-orang yang berhak menerimanya. 3 Pada definisi
lain, zakat juga berarti pemindahan pemilikan harta`tertentu untuk orang yang
berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu. 4 Zakat sebagai rukun Islam
ketiga. Setelah shalat, dipandang sebagai bentuk kewajiban agama terpenting yang
dibebankan kepada umat islam. Zakat adalah ibadah yang tidak dapat diganti
dengan model apa pun.

Zakat menjadikan suatu tanggung jawab bagi umat islam untuk tolong-
menolong antar sesama.

1
Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh al-islami wa Adillah, Jilid II,(Beirut : Dar al-Fiqr, 1989), h.
729-730.
2
Q.S. At-Taubah [9]: 103
3
Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh..., h. 730
4
Abdurrahman al-Juzairi, Al-Fiqh ala Mazahib al-Arab’ah, jilid II, (Beirut : Dar al-Fikr,
1990), h. 590

3
Selain itu terdapat manfaat-manfaat menunaikan zakat, yaitu :

1. Dalam bidang moral, zakat mengikis habis ketamakan dan keserakahan


orang kaya, menyucikan dan mengembangkan harta miliknya. Zakat
merupakan manifestasi rasa syukur atas nikmat Allah. Dalam ajaran zakat
juga terkandung pendidikan kepada manusia untuk selalu mempunyai rasa
ingin memberi, berinfak, dan menyerahkan sebagian harta miliknya sebagai
bukti kasih sayang kepada sesama manusia.

2. Dalam bidang sosial, dengan zakat, orang fakir dan miskin dapat berperan
dalam kehidupannya, melaksanakan kewajibannya kepada Allah. Dengan
zakat pula orang fakir dan miskin dapat merasakan bahwa mereka bagian dari
anggota masyarakat, bukan kaum yang di sia-siakan dan diremehkan. Lebih
dari itu, zakat dapat menghilangkan sifat dengki dan benci kaum fakir dan
miskin terhadap masyarakat sekitarnya, karena kefakiran itu melelahkan dan
membutakan mata hati.5

3. Dalam bidang ekonomi, zakat mencegah terjadinya penumpukan kekayaan


pada segelintir orang saja, dan mewajibkan orang kaya untuk
mendistribusikan harta kekayaannya pada orang miskin. Zakat merupakan
sumber dana yang potensial untuk mengentaskan kemiskinan. Zakat dapat
berfungsi sebagai modal kerja bagi orang miskin untuk dapat membuka
lapangan pekerjaan, sehingga ia berpenghasilan dan dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.dengan demikian, beban negara dalam masalah
pengangguran dan kemiskinan melalui zakat bisa terkurangi. Di samping itu,
secara ekonomi moneter, zakat dapat pula mengekang laju inflasi yang
disebabkan, karena peredaran mata uang yang tidak seimbang, distribusi
kekayaan yang tidak merata di tengah masyarakat. Oleh karena itu, dengan
pengelolaan zakat yang tepat dan produktif secara bertahap dapat
menciptakan stabilitas ekonomi. Tujuan aturan zakat adalah menciptakan

5
Rozalinda, Ekonomi Islam, cet. Ke-2, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2018), h. 249

4
distribusi pendapatan menjadi lebih merata. Islam menjadikan instrumen
zakat untuk memastikan keseimbangan pendapatan di masyarakat.

B. Syarat-syarat Zakat

Syarat-syarat yang harus dipenuhi meliputi dua aspek, yaitu syarat muzakki
dan syarat harta yang akan dizakatkan :

1. Syarat-syarat Muzakki (orang yang wajib zakat)

a. Merdeka, menurut kesepakatan ulama, zakat tidak wajib bagi


hamba sahaya atau budak karena hamba sahaya tidak memiliki hak milik.

b. Islam, zakat merupakan ibadah yan diwajibkan bagi setiap muslim.


Dengan demikian, zakat tidak diwajibkan atas orang non-muslim, orang
kafir, ataupun orang yang murtad.6

c. Baligh Berakal, mengenai persyaratan baligh berakal ini berbeda


pendapat ulama. Menurut ulama mazhab Hanafi, orang yang wajib zakat
adalah orang yang telah baligh dan berakal sehingga harta anak kecil dan
orang gila tidak wajib dikeluarkan zakatnya. Sedangkan menurut pendapat
jumhur ulama, baligh berakal bukan merupakan syarat wajib mengeluarkan
zakat. Nash yang memerintahkan untuk mengeluarkan zakat adalah
terhadap orang kaya bersifat umum tidak terkecuali apakah ia anak-anak
ataupun orang gila. Karena itu, wali wajib mengeluarkan zakat anak kecil
ataupun orang gila yang berada di bawah perwaliannya.7

Selain syarat syarat tersebut, ulama fiqh juga mengemukakan


syarat lain dalam pelaksanaan zakat, yaitu :

a. Niat, zakat merupakan ibadah mahdah yanh bertujuan mencapai


pahala dan keridhaan Allah yang sama nilainya dengan ibadah-ibadah lain.

6
Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh..., h. 738.
7
Abdurrahman al-Juzairi, Al-Fiqh..., h. 590-591

5
Untuk kesempurnaan pelaksanaannya seseorang harus memulainya dengan
niat.

b. Bersifat pemilikan, sesuai dengan pengertian zakat, bahwa zakat


merupakan pemilikan harta tertentu untuk orang yang berhak menerimanya
dengan syarat-syarat tertentu, maka yang diberikan kepada para mustahik
zakat harus bersifat pemilikan. Artinya, zakat yang diberikan tersebut
menjadi milik dan dapat dimiliki secara penuh oleh mustahik yang
bersangkutan.8

2. Syarat-syarat Harta

Syarat-syarat harta yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah :

a. Milik sempurna, harta yang wajib dizakatkan adalah harta milik


penuh atau milik sempurna, yakni berada di bawah kekuasaan dan di
bawah kontrol orang sempurna, yakni berada di bawah kekuasaan dan di
bawah kontrol orang yang berzakat.

b. Cukup senisab, nisab merupakan batas minimal jumlah harta yang


wajib dikeleluarkan zakatnya berdasarkan ketentuan syara. Ketentuan nisab
ini menunjukkan bahwa zakat hanya dibebankan kepada orang kaya yang
mempunyai harta yang melebihi kebutuhan pokok minimal.

c. Melebihi kebutuhan pokok, yaitu kebutuhan rutin yang tidak bisa


tidak harus dipenuhi seseorang bersama keluarganya, di antaranya
kebutuhan akan makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan prasarana
yang dibutuhkan. Jika semua sudah terpenuhi, maka ia wajib mengeluarkan
zakat hartanya tersebut.

d. Bebas dari utang, adalah dengan melunasi utang jumlah harta tidak
akan mengurangi nisab yang ditentukan.

8
Rozalinda, Ekonomi..., h. 252

6
e. Haul, merupakan ketentuan batas waktu kewajiban untuk
mengeluarkan zakat. Harta yang wajib dizakatkan adalah harta yang
kepemilikannya sudah mencapai satu tahun atau haul.

f. Harta itu berkembang, maksudnya kekayaan itu dengan sengaja


atau memiliki potensi untuk berkembang. Berkembang dalam pengertian
menghasilkan keuntungan, pemasukan, atau diistilahkan dengan produktif.

C. Harta-harta yang Wajib Dizakatkan

1. Emas, Perak dan Uang.

Emas dan perak wajib di zakatkan, berdasarkan pada

َ ‫صدُّونَ َع ْن‬
َّ ‫س ِبي ِل‬
ۗ ِ‫َّللا‬ ُ ‫اط ِل َو َي‬ ِ ‫اس ِب ْال َب‬ ِ َّ‫ان َل َيأ ْ ُكلُونَ أ َ ْم َوا َل الن‬
ِ ‫الر ْه َب‬
ُّ ‫ار َو‬ ِ ‫يرا ِمنَ ْاْلَحْ َب‬
ً ِ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِإ َّن َكث‬
‫ب أَ ِل ٍيم‬
ٍ ‫َّللاِ فَ َبش ِْر ُه ْم ِب َعذَا‬
َّ ‫س ِبي ِل‬ َ ‫ضةَ َو ََل يُ ْن ِفقُو َن َها فِي‬ َّ ‫َب َو ْال ِف‬ َ ‫َوالَّذِينَ َي ْكنِ ُزونَ الذَّه‬

Tejemah :“ ... dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan
tidak menafkahkanya di jalan allah maka beritahukanlah kepada mereka
akan mendapat silsa yang pedih” (Q.S At-Taubah : 34)9

Adapun nisab kadar zakat emas dan perak seprti yang di syaratkan hadis
nabi Saw. Yang di riwayatkan dari Ali ibn thalib adalah nisab perak 200
dirham, ( kurang lebih sama dengan 642 gram perak) kadarnya 2,5 %
pertahun. Sedangkan nisab emas 20 dinar (lebih kurang samadengan 91,92
gram emas atau 37 emas atau di ukur dengan uang rupiah lebih kurang
sebesar 37x Rp.1.350.000 ) kadarnya 2,5 % pertahun. Untuk zakat uang,
ketentuannya di samakan dengan ketentuan zakat emas dan perak ini. Uang
senilai 91,92 gram emas atau 37 emas atau Rp.49.950.000 wajib di keluarkan
zakatnya sebesar 2,5% pertahun.10

2. Harta Perniagaan.

9
Q.S At-Taubah : 34
10
Rozalinda, Ekonomi..., h. 255

7
Dasar hukum kewajiban zakat terhadap harta perniagaan adalah Q.S. Al-
Baqarah ayat 267.

.Nisab dan kadar zakat harta perniagaan di sandarkan pada nisab dan
kadar emas dan perak.

3. Hasil pertanian.

Kewajiban untuk menzakatkan hasil pertanian di dasarkan pada QS.Al-


An’am 141.

ُّ ‫الز ْيتُونَ َو‬


‫الر َّمانَ ُمتَشَابِ ًها‬ َّ ‫ع ُم ْخت َ ِلفًا أ ُ ُكلُهُ َو‬ َّ ‫ت َوال َّن ْخ َل َو‬
َ ‫الز ْر‬ ٍ ‫ت َو َغي َْر َم ْع ُروشَا‬ ٍ ‫ت َم ْع ُروشَا‬ ٍ ‫شأ َ َج َّنا‬
َ ‫َوه َُو الَّذِي أ َ ْن‬
َ‫صا ِد ِه ۖ َو ََل تُس ِْرفُوا ۚ إِنَّهُ ََل ي ُِحبُّ ْال ُمس ِْرفِين‬َ ‫َو َغي َْر ُمتَشَابِ ٍه ۚ ُكلُوا ِم ْن ثَ َم ِر ِه إِذَا أَثْ َم َر َوآتُوا َحقَّهُ يَ ْو َم َح‬

Terjemah :“ dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjuang


dan yang tidak berjuang, pohon kurma, dan tanaman yang bermacam-macam
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak
sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila
dia berbuah dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (di keluarkan
zakatnya), dan janganlah kamu berlebih-lebihan sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

Adapun nisab dan kadar zakat hasil pertanian adalah 5 wasak, berdasarkan
pada hadis Nabi Saw. H.R. Bukhari

lima wasaq adalah lebih kurang samadengan 815 kg. Sedangkan kadar
zakat hasil pertanian berbeda sesuai dengan perbedaan cara pengairan lahan
pertanian bersangkutan. Apabila tanaman diairi dengan pengairan alami,
seperti sungai yang tidak membutuhkan biaya akan kadar zakat 10%.
terhadap pertanian yg di airi membutuhkan biayaya tenaga hewan tau
membutuhkan biayay pengairan, maka kadar zakatnya sebnyak 5%. 11

Hasil pertanian dan perkebunan yang di persiapkan untuk di perdagangkan


seperti cabe, bawang, kol, jeruk, rambutan,dll. Di golongkan sebagai harta

11
Rozalinda, Ekonomi..., h. 256

8
peninggalan. Zakat jenis hasil tanaman ini di ataur menurut ketentuan zakat
harta peninggalan, nisabnya 96 gram emas dan kadarnya 2,5% pertahun.

4. Binatang Ternak

Binatang ternak yang wajib di zakatkan adalah unta, sapi dan kerbau,
kambing, biri-biri dengan syarat sampai senisab, telah mencapai haul, di
gembalakan, dan tidak di pekerjakan. Untuk hewan ternak yang akan di
keluarkan zakatnya, maka hewan itu harus sehat dalam arti tidak luka, cacat,
pincang, dan kekuranggan lainnya, yang mengurangi manfaat dan harganya.
12
Kemudian betina dan cukup umur berdasarkan ketentuan nash. Dalam
hukum kewajiban zakat binatang ternak adalah

Artinya :“ demi zakat yang tidak ada yang berhak disembah kecuali Dia,
tidaklah seseorang memiliki unta, atau lembu atau kambing. Namun ia tidak
menggeluarkan zakatnya. Kecuali, hewan itu akan di datangkan kepada
mereka pada hari kiamat dalam keadaan lebih besar dan gemuk. Kemudian,
menginjak-injaknya degan telapak kakinya dan menanduknya dengan
tanduknya. Setiapkali hewan itu selesai berbuat demikian diulanginya hingga
ia di adili di antara manusia.”

Nisab dan kadar zakat hewan berbeda untuk setiap jenis hewannya berikut
ini akan di jelaskan nisab dan kadar hewan menurut jenis hewan yang wajib
di zakatkan ketentuan hadis nabi :

a. Nisab dan kadar zakat unta

Berdasarkan hadis nabi yang di riwayatkan oleh bukhari dari annas bin
malik ketika abu bakar mengirimkan surat kepadanya tentang zakat untuk
yang telah di wajibkan oleh nabi kepada kaum muslim.

Artinya :”Setiap 5 ekor unta zakatnya 1 ekor kambing. 25-35 ekor unta,
maka zakatnya anak unta betina yang berumur 1 tahun lebih. Apabila

12
Rozalinda, Ekonomi..., h. 257

9
mencapai 36-45 ekor unta maka zakatnya anak unta betina berumur 2 tahun
lebih. Apabila mencapai 46-60 ekor unta, maka zakatnya anak unta betina
berumur 3 tahun lebih yang sudah mumai kawin. Apabila mencapai 61-75
ekor unta maka zakatnya 1 ekor unta betina berumur 4 tahun lebih. Apabila
mencapai 76-90 ekor unta maka zakatnya 2 ekor annak unta betina yg
berumur 2 tahun lebih. Apabila mencapai 91-120 ekor unta zakatnya 2 ekor
anak unta betina yang berumur 3 tahun lebih. Jika mempunyai lebih dari 120
ekor unta maka lebih dan bagi setiap 50 ekor unta, maka zakatnya 1 ekor
unta beruur 3 tahun lebih.” (HR.Bukhari).

b. Nisab dan kadar zakat sapi dan kerbau.

Nisab dan kadar zakat sapi dan kerbau adalah berdasarkan hadis yang di
riwayatkan dari muaz ibn jabal yaitu tiap-tiap 30 ekor sapi sebesar 1 ekor
anak sapi berumur 1 tahun lebih yang jantan atau betina zakat dari tiap 40
ekor sapi sebanyak 1 ekor sapi betina umur 2 tahun lebih, setiap yang sudah
baligh 1 dinar atau yang seharga dengan itu dari kabilah Mu’fir.

c. Zakat kambing atau Biri-biri

Dalam hadis nabi riwayat bukhari yang di terima dari anas ibn maliki
diungkapkan bahwa nisab dan kadar zakat kambing adalah bila mencapai 40-
120 ekor zakatnya 1 ekor kambing apabila lebih dari 120-200 ekor maka
zakatnya 2 ekor kambing apabila lebih dari 200-300 ekor zakatnya 3 ekor
apabila dari 300 ekor maka setiap 100 ekor zakatnya 1 ekor kambing apabila
kambing itu kurang dari 40 ekor maka tidak ada kewajiban zakatnya kecuali
dikehendaki pemiliknya.

Terhadap usaha perternakan yang di persiapkan untuk di perdagangkan


seperti ayam beras ataupun ayam kampung baik ayam bertelur maupun ayam
potong, itik, ikan keramba, tambak ikan dan lainnya zakat menurut ketentuan

10
13
masyarakat harus harta perniagaan. Nisab zakat untuk harta jenis ini adalah
96 gram emas, kadarnya 2.5% pertahun.

5. Rikaz (harta terpendam)

Yang di maksud dengan rikaz adalah harta yang terpendam sejak zaman
purbakala dan di temukan pada sebidang tanah yang tidak di miliki oleh
seseorang seperti emas, perak, besi, timah, bejana dll. Sebainya terhadap
barang terpendam ini wajib di keluarkan zakatnya 1/5 dasar hukum di
wajibkanya zakat terhadap harta ini adalah:

Artinya : “ dari abu hurairah sesungguhnya rasulullah saw berkata pada


harta terpendam zakatnya seperlima (mutafaq alaih)”

Mengenai nisab dan haul dari harta rikaz menurut pendapat abu hanifah,
ahmad dan malik tidak di syaratkan terpenuhinya nisab dan haul. Menurut
pendapat syafi’i dalam qaul. Jadinya nisab harta terhadap harus di
perhitungkan.

6. Barang tambang

Dasar hukum kewajiban zakat barang tambang /berdasarkan panca hadis


nabi :

Artinya : “dari bilal ibn haristra, sesungguhnya rasulullah saw. Telah


mengambil zakat dari harta tambang.”

Mengenai jenis barang tambang yang wajib di zakatkan terjadi


perbedaan pendapat ulama. Menurut pendapat ahmad, barang tambang yang
wajib di zakatkan adalah segala hasil bumi yang harga seperti emas, perak,
besi tambang, timah, permata, intan, berlian,batu bara, dll. Adapun nisab
barang-barang tambang ini bisa di ukur dari jumlah barang itu sendiri maupun
dari harganya menurut abu hanifah, zakat barang tambang yang wajib
dizakatkan adalah semua barang yang bisa di lebur dan dapat di cetak dengan

13
Rozalinda, Ekonomi..., h. 259

11
api, setiap emas, perak, besi dan tambang. Pendapat ini tidak mensyaratkan
nisab dan haul, kadar zakat yang di keluarkan adalah sebesar 1/5 sebagai
(20%) dari jumlah barang tambang yang di temukan titik lain halnya dengan
pendapat imam malik dan imam syafi’i yg membatasi barang tambang yg
wajib di zakatkan berupa emas dan perak saja dengan syarat sampai senisab
namun tidak di syaratkan dan haul. Kedua golongan ini menyampaikan nasib
dan kadar zakat berupa emas dan perak saja dengan syarat sampai senisab
namun tidak di syaratkan haul kedua golongn ini menyamakan nisab dan
kadar zakat barang tambang dengan nisab dan kadar emas dan perak.14

7. Zakat Profesi

Pekerjaan yang menghasilkan uang ada dua macam pertama, pekerjaan


yang di kerjakan sendiri tanpa tergantung dari orang lain, seperti dokter,
insinyur, advokad, tukang jahit, tukang kayu, dll. Yang merupakan hasil
kecekatan hasil otak dan tanggan. Kedua, pekerjan yang tergantung pada
oarang lain baik perintah, perusahaan peroranggan dengan memperoleh gajih
atau upah, misalnya pegawai negri atau karyawan swasta, yusuf al-qardawi
mengkategorikan kedua jenis penghasilan ini sebagai mal mustafad ( harta
penghasilan ), yakni arta yang di peroleh melalui cara yang di blehkan dalam
islam. Menurut guru besar universitas al-azhar ini, penghasilan dari profesi
wajib dikeluarkan zakatnya bila sudah cukup setahun dan cukup nisab.15

Dasar hukum tentang kewajiban zakat profesi adalah QS.Al-Baqarah ayat


267 :16

َ ِ‫ض ۖ َو ََل تَيَ َّم ُموا ا ْل َخب‬


ُ‫يث ِم ْنه‬ ِ ‫س ْبت ُ ْم َو ِم َّما أ َ ْخ َرجْ نَا لَ ُك ْم ِمنَ ْاْلَ ْر‬ ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا أ َ ْن ِفقُوا ِم ْن َطيِ َبا‬
َ ‫ت َما َك‬
‫غ ِن ٌّي ح َِميد‬ َّ َّ‫آخذِي ِه ِإ ََّل أ َ ْن ت ُ ْغ ِمضُوا ِفي ِه ۚ َوا ْعلَ ُموا أَن‬
َ َ‫َّللا‬ ْ َ‫ت ُ ْن ِفقُونَ َول‬
ِ ‫ست ُ ْم ِب‬

Terjemah :“ hai oarang-orang yang beriman, keluarkanlah zakat sebagai


hasil usahamu yang baik-baik dan sebagaian hasil bumi yang kami keluarkan
untuk mu.”
14
Rozalinda, Ekonomi..., h. 258
15
Rozalinda, Ekonomi..., h. 261
16
Q. S. Al-Baqarah : 267

12
Ketentuan nisab dan kadar zakat untuk zakat profesi adalah di samakan
dengan zakat uang, dikeluarkan dari pendapatan bersih setelah di keluarkan
dari biaya hidup, atau pun utang.

D. Mustahiq Zakat

Dalam QS.At-taubah ayat 60. di jelaskan bahwa yang menjadi mustahiq zakat
adalah fakir, miskin, amil, para muallaf, riqab (hamba sahaya), gharimin (orang
yang berhutang), fisabilillah, ibn sabil (para musafir)

berikut ini akan di uaraikan bagaimana batasan dari masing-masing mustahiq


zakat tersebut, dan bagaimana pendistribusian zakat kepada masing-masing
mustahiq :17

1. Fakir, adalah oarang yang tidak memiliki harta dan tidak memiliki
pekerjaan dan penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan pokok diri dan
keluarga berupa panggan, pakaian, dan perumahan.

2. Miskin, adalah orang yang memiliki pekerjaan atau usaha tapi


penghasilannya hanya mampu menutupi sebagian kebutuhan hidup diri
maupun keluarganya.

3. Amil, adalah orang-orang lembaga yang melaksanakan segala kegiatan


yang berurusan zakat, mulai dari menggumpulkan, mencatat, dan
mendistribusukannya.

4. Golongan mualaf, adalah mereka yang di harapkan kecenderungan hatinya


atau keyakinannya dapat bertambah terhadap islam. Kaum mualaf terbagi
menjadi beberapa golongan baik muslimin atau nonmuslimin.

a. Golongan yang di harapkan keislamannya, baik kelompok maupun


keluarganya.

17
Rozalinda, Ekonomi..., h. 263

13
b. Gologan yang di kuatirkan melakukan kejahatan mereka di beri zakat
dengan harapan dapat mencegah kejahatannya.

c. Golongan yang baru masuk islam mereka di beri zakat agar tambah
mantap terhadap islam.

d. Pemimpin dan tokoh masyarakat yang baru masuk islam yang


mempunyai sahabat-sahabat oarang kafir dengan zakat dapat menarik
simpati mereka agar dapat memeluk islam.

e. Pemimpin atau tokoh muslim yang berpengaruh di kalangan kaumnya


tetapi imannya masih lemah. Mereka di beri zakat dengan harapan
iman mereka tetap dan menjadi kuat.

f. Kaum muslimin yang tinggal di benteng perbatasan musuh. Mereka di


beri zakat degan harapan dapat mempertahankan diri dan membela
kaum muslimin lainya dari serangan musuh.

g. Kaum muslimin pengurus zakat, para mani’zakat(engan membayar


zakat kecuali dengan paksaan). mereka di beri zakat untuk
memperlunak hati mereka.

5. Riqab, adalah hamba mukatab (hamba yang di janjikan akan di


merdekakan tuannya dengan membayar sejumlah uang) yang muslim tidak
mempunyai uang untuk menebus kemerdekaanya.

6. Gharimin, adalah orang yang berhutang yang tidak mampu untuk


melunasinya.

7. Fi sabilillah, Secara bahasa fisabillah adalah di jalan Allah, abu yusuf


menyatakan makna sabilillah disini adalah sukarelawan yang terputus
bekalnya karna kefakiran mereka, membuat mereka tidak bergabung degan
18
tentara islam. Ibnu arabi dalam ahkam al-quran menjelaskan makna
sabilillah adalah tentara yang berperang. Iamam nawawi menyatakan makna

18
Rozalinda, Ekonomi..., h. 269

14
sabilillah adalah para sukarelawan yabg tidak mendapat tunjangan dari
pemerintah. Ada tiga sasaran yang di sepakati ulama dalam masalah ini
yaitu.

a. Termasuk dalam ruanglingkup makna sabillah itu adalah jihad.

b. Isyaratkan menyerahkan zakat kepada pribadi mujahid.

c. Tidak di perbolehkan menyerahkan zakat demi kepentingan kebaikkan


dan kemaslahatan bersama, seperti mendirikan jembatan, masjid,
sekolah,dll.

8. Ibn sabil, adalah aorang yang menempuh perjalanan jauh yang sudah tidak
punya harta lagi perjalanan yang di maksudkan adalah perjalanan dalam
rangka ketaaatan kepada Allah bukan untuk maksiat.

E. Manajemen Zakat

1. Pengelolaan zakat di Indonesia


Potensi zakat di Indonesia sebetulnya sangat besar . Dalam perhitungan
kasar berdasarkan jumlah penduduk Muslim Indonesia 166 juta jiwa (83%
dari jumlah penduduk Indonesia sebesar 204,8 juta jiwa), diasumsikan yang
berkedudukan muzakki adalah 18% potensi zakat di Indonesia adalah sebesar
19,3 triliun per tahun. Potensi yang besar itu sekarang berhasil dikumpulkan
sebanyak 300-350 miliar oleh lembaga amil zakat yang ada. Zakat sangat
potensial mengatasi kemiskinan namun sampai sekarang angka kemiskinan
masih tinggi. Untuk mengatasi hal ini yang harus dilakukan adalah
pengelolaan dana zakat dengan sistem manajemen zakat yang efektif.19

2. Optimalisasi Fungsi Masjid


Selama ini masjid hanya difungsikan sebagai sentral ibadah danm dakwah
semata, pengelolannya tidak lebih dalam bentuk guru TPA/MDA, guru
pengajian rutin ,muazin, iamm, khotib, dan perayaan hari hari besar islam.

19
Rozalinda, Ekonomi..., h. 270

15
Aktivitas penggalangan dana pun melalui kotak amal infaq dan sadaqah, atau
dalam bentuk badal amil zakat pada bulan Ramadhan yang dibagikan kepada
fakir maskin. Pola pengelolaan masjid seperti ini yang harus disempurnakan
ke arah yang lebih produktif.
Zakat sebagi salah satu pilarnya diyakini menjadi salah satu inti penggerak
pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin. Masjid dapat difungsikan
sebagai penggerak pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin. Masjid dapat
difungsikan kembali sebagi pusat kegiatan masyarakat untuk mewujudkan
masyarakat muslim yang bertaqwa , cerdas, sehat , mandiri, dengan program.

3. Masjid to Masjid Network Management


Antara satu masjid dengan masjid lainnya dalam daerah arsiran
pengumpulan dana zakatmelakukan kerja sama dengan pembuatan data base
muzakki dan mustahik, Karena dalam satu daerah , biasa ditemukan dua atau
tiga masjid . Koordinasi masjid ini akan lebih efektif dengan menunjuk salah
satu induk masjid yang bertugas mengoordinasikan masjid-masjid lainnya
dan akan mempermudah sistem akuntansi distribusi dana zakat.

4. Distribusi dana BAZ/LAZ dengan masjid


Lembaga amil zakat dfapat melakukan kerja sama denagn institusi masjid
karena wilayah BAZ biasanya terbatas. Kalu BAZ melakukan kerja sama
dengan masjid dalam pengerahan dana zakat umat , tentulah dana zakat akan
banyak terhimpun.20

5. Optimalisasi Sistem distribusi


Bentuk inovasi distribusi dikategorikan dalam empat bentuk a)Distribusi
bersifat konsumtif tradisional, yaitu zakat diberikan untuk dimanfaatkan
secara langsung agar memenuhi kebutuhan sehari-hari .b) Distribusi secar
langsung agar memenuhi kebutuhan sehari-hari. C) Distribusi bersifat
produktif tradisional . Zakat yang dalam bentuk barang-barang produktif

20
Rozalinda, Ekonomi..., h. 275

16
yang bisa menciptakan lapangan kerja d)Distribusi dalam bentuk produktif
kreatif, yaitu zakat dalam bentuk modal kerja bagi pedagang atau usaha kecil.

F. Zakat dalam Perekonomian

Sistem ekonomi Islam menjadikan instrumen zakat untuk memastikan


keseimbangan pendapatan di masyarakat. Hal ini mengingat tidak semua orang
mampu bergelut dalam kancah ekonomi. Atau dengan kata lain , sudah menjadi
sunatullah jika di dunia ini ada yang kaya dan ada yang miskin . Pengeluaran
zakat adalah pengeluaran minimal untuk membuat distribusi pendapatan menjadi
lebih merata. Untuk itu, perlu dilakukanpenelitian yang berkaitan dengan dampak
alokasi distribusi serta stabilisasi kegiatan zakat sebagai salah satu unsur
kebijakan fiskaldalam ekonomi Islam.21

Dalam bidang ekonomi zakat mencegah terjadinya penumpukan kekayaan


pada segelintir orang saja dan mewajibkan orang kaya untuk mendistribusikan
kekayaannya pada orang miskin. Zakat merupakan sumber potensial untuk
mengentaskan kemiskinan . Zakat dapat berfungsi sebagai modal membuka kerja
bagi orang miskin agar dapat membuka lapangan pekerjaan. Secara ekonomi
moneter zakat dapat mengekang laju inflasi yang disebabkan laju inflasi yang
disebabkan oleh peredaran mata uang yang tidak seimbang dan distribusi kekayaa
yang tidak merata di masyarakat . Oleh karena itu, dengan pengelolaan zakat yang
tepat dan produktif secara bertahap dapat menciptakan stabilitas ekonomi. Tujuan
aturan zakat adalah menciptakan pendistribusian pendapatan yang lebih merata.
Selain untuk tujuan distribusi , analisis kebijakan fiskal dan sistem ekonomi
dilakukan untuk stabilitas kegiatan ekonomi.

Jika dikaji lebih jauh ,zakat dapat digunakan sebagi perisai terakhir bagi
perekonomian agar tidak terpuruk ketika kemampuan konsumsi mengalami
stagnasi. Zakat memungkinkan perekonomianterus berjalan pada tingkat
minimum akibat penjaminan konsumsi dasar oleh negara.

21
Rozalinda, Ekonomi..., h. 278

17
Zakat dapat memengaruhi perekonomian melaui penjagaan tingkat
perpindahan uang (velocity of money ). Apalagi tingkat percepatan perpindahan
uang dapat harus didorong dengan keberadaan sektor sosial dalam perekonomian
Islam. Jadi zakat sangat signifikansi perannya dalam ekonomi dalam tingkat
velocity dalam perekonomian. Secara zhahir ,zakat terkesan memiliki tingkat
korelasi negatif terhadap konsumsi. Hal ini terjadi , karena fokus zakat pada
golongan muzakki, Padahal golongan yang dominan pada zakat adalah mustahik.
Dui mana angka konsumsi tergantung pada distribusi zakat. Ini berarti zakat
memiliki korelasi positif pada angka konsumsi.

G. Sejarah dan Perkembangan Zakat

Sebelum islam datang dapam kitab agama samawi sudah ada perintah kpd
umatnya untuk memperthatikan orang miskin dengan memberikan sebagian harta
beruba sedekah. Dalam ispam perintah melaksanakan zakat sebetulnya sudah ada
sejak permulaan islam, seiring dgn perintaj untuk melaksaksanakan shalat.

Persyariatan zakat beserta penjelasan tentang harta harta yang wajib di


zakatkan, nisab dan kadar secara sistematis muncul sekitar tahun ke 2 hijriyah.
Kemudian tahun ke 9 hijriyah Allah menurunkan surat at-Taubah ayat 60 yang
menjelaskan tentang mustahik zakat, ketentuan dan kadar zakat.

Setelah nabi muhammad wafat pada masa abu bakar shidiq sebagian suku
bangsa arab melakukan 0embangkangan terutama di daerah yaman untuk
membayar zakat. Abu bakar dengan sikat tegas memerangi mereka apa yang telah
di lakukan rasulullah dan abu bakar as shidiq dalam pengelolaan zakat di
lanjutkan oleh umar ibn khatab.22

Di indonesia sejak islam datang ke nusantara, zakat telah menjadi salah satu
sumber dana kepentingan pengembangan agama islam zakat pun pada masa
kolonial dahulunya menjadi salah satu sumber pendanaan melawan penjajah yang
di ambil dari bagian fii sabilillah ketika belanda menjajah tanah air, pem3rintah

22
Rozalinda, Ekonomi..., h. 279

18
kolonial mengeluarkan bijblad nomor 1892 tanggal 4 agustus tentang Zakat.
Peeaturan ini mengatur agar tidak terjadi penyelwwengan zakat oleh para penguku
atau naib yang mengelola zakat.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Secara bahasa zakat berarti an-numu wa az-ziyadah (tumbuh dan


bertambah). Kadang-kadang dipakaikan dengan makna ath-thaharah (suci). al-
barakah (berkah). Zakat, dalam pengertian suci, adalah membersihkan diri,
jiwa, dan harta. Sementara itu, zakat dalam pengertian berkah adalah sisa harta
yang sudah dikeluarkan zakatnya secara kualitatif akan mendapat berkah dan
akan berkembang walaupun secara kuantitatif jumlahnya berkurang. Dalam
kewajiban zakat terdapat manfaat dalam bidang moral, sosial, dan ekonomi.
2. Syarat-syarat yang harus dipenuhi meliputi dua aspek, yaitu syarat
muzakki : merdeka, islam, Baligh berakal, niat, dan bersifat kepemilikan,
sedangkan syarat harta yang akan dizakatkan yaitu : milik sempurna, cukup
senisab, melebihi kebutuhan pokok, bebas dari utang, dan haul.
3. Harta harta yang wajib di zakatkan yaitu : emas, perak, dan uang, harta
perniagaan, hasil pertanian, binatang ternak, rikaz, barang tambang, dan zakat
profesi.
4. Mustahiq zakat yaitu fakir, miskin, amil, golongan muallaf, riqab,
gharimin, fi sabilillah, dan ibn sabil.
5. Manajemen zakat, digunakan untuk membiayai berbagai program
pembangunan, misalnya di sektor pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, dan
kesejahteraan sosial.
6. Dalam bidang ekonomi zakat mencegah terjadinya penumpukan kekayaan
pada segelintir orang saja dan mewajibkan orang kaya untuk mendistribusikan
kekayaannya pada orang miskin. Zakat merupakan sumber potensial untuk
mengentaskan kemiskinan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Al- Qur’an

Rozalinda, Ekonomi Islam. Jakarta : PT Grafindo Persada, 2018.

21

Anda mungkin juga menyukai