Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Akuntansi Keuangan Menengah II
Yang diampu oleh
Oleh :
Lailatul Nur Sholikah (180421621591)
Nurul Fajriah (180421621540)
Nyssa Aulia Sal Sabila (180421621580)
Putri Aderia (180421621611)
Putri Setia Afif R. (180421621544)
Ravika Putri Marhaeni (180421621524)
OFFERING FF
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
November 2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmad, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan tugas dengan matakuliah “Akuntansi Keuangan
Menengah 2” ini dengan baik.
Untuk itu segala bantuan dan dorongan moril maupun materiil kami
sampaikan ucapan terima kasih kepada.
1. Bapak Triadi Agung Sudarto sebagai pembina matakuliah Akuntansi Keuang
an Menengah 2
2. Rekan-rekan sejawat satu kelas angkatan 2018 Offering FF Fakuktas Ekonom
i Universitas Negeri Malang yang selalu memberikan semangat, bantuan,
dukungan, dan kerja sama selama kuliah maupun menyelesaikan makalah ini.
Semoga amal baik Saudara-saudara yang turut membantu dalam
penyelesaian tugas ini mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Akhirul kalam
semoga Allah SWT melimpahkan ilmu yang bermanfaat bagi semua pihak yang
ingin menelaah dan mengembangkan pendidikan.
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1 Pengertian Laba Ditahan ...................................................................................3
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi ...................................................................4
2.3 Manfaat Laba Ditahan .......................................................................................5
2.4 Tujuan Laba Ditahan .........................................................................................5
2.5 Metode Perhitungan Laba Ditahan ....................................................................5
2.6 Pembatasan Laba Ditahan .................................................................................9
2.7 Unsur Laba Ditahan ........................................................................................11
2.8 Laporan Laba Ditahan .....................................................................................12
2.9 Pencatatan Akuntansi ......................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................17
BAB 1
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan dituntut untuk dapat mengelola laba yang diperoleh secara
tepat dan optimal. Karena besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan akan
menentukan keberlangsungan perusahaan tersebut di masa yang akan datang. Bagi
perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT), laba yang diperoleh akan
dialokasikan pada dua komponen, yaitu : dividen dan laba ditahan.
Laba yang dialokasikan pada laba ditahan akan digunakan oleh perusahaan
untuk investasi kembali (reinvestasi) pada aset yang menguntungkan, misalnya
untuk investasi yang menguntungkan. Sedangkan laba yang dialokasikan pada
dividen akan dibagikan kepada investor dapat dalam bentuk dividen tunai maupun
dividen saham.
Kebijakan dividen sangat penting karena mempengaruhi kesempatan investasi
perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi likuiditas.
Dengan perkataan lain, kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai
performa (performance) perusahaan. Oleh karena itu, masing-masing perusahaan
menetapkan kebijakan dividend yang berbeda-beda. Perusahaan harus dapat
mempertimbangkan antara besarnya laba yang akan ditahan untuk
mengembangkan perusahaan dan besarnya dividen untuk kesejahteraan pemegang
saham.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan laba ditahan?
2. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi laba ditahan?
3. Apa manfaat laba ditahan?
4. Apa tujuan dari laba ditahan?
5. Bagaimanakah metode perhitungan dari laba ditahan?
6. Bagaimana pembatasan dari laba ditahan?
7. Apa saja unsur dari laba ditahan?
8. Bagaimana laporan laba ditahan?
9. Bagaimana pencatatan akuntansi laba ditahan?
4
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari laba ditahan
2. Untuk mengetahui faktor apa sajakah yang mempengaruhi laba ditahan
3. Untuk mengetahui manfaat laba ditahan
4. Untuk mengetahui tujuan dari laba ditahan
5. Untuk memahami metode perhitungan dari laba ditahan
6. Untuk mengetahui agaimana pembatasan dari laba ditahan
7. Untuk mengetahui apa saja unsur dari laba ditahan
8. Untuk mengetahui bagaimana pencatatan laporan laba ditahan?
9. Untuk mengetahui bagaimana pencatatan akuntansi laba ditahan?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
a. Membuat jurnal yang berfungsi mencatat batasan laba ditahan.
Nantinya, jumlah laba ditahan memiliki dua rekening yaitu rekening laba
ditahan bebas dan dana ditahan yang dibatasi.
b. Tidak membuat jurnal dari pembatasan laba ditahan.
Pembatasan laba ditahan ini sendiri setidaknya memiliki tiga sebab
diberlakukannya, yaitu :
a. Memenuhi perjanjian utang jangka panjang
b. Sebagai perencanaan keuangan (investasi pabrik, modal kerja, pembelian
mesin)
c. Cadangan kerugian/ketidakpastian di masa depan
7
e. Perubahan jumlah uang yang akan dibayar pada pemegang saham
(investor) yaitu dalam bentuk deviden
f. Perubahan pada biaya admiistrasi perusahaan
8
sobat menghitungnya secara manual. Laba ditahan suatu perusahaan akan
ditampilkan dalam laporan neraca selama periode pencatatan yang terakhir
sedangkan laba bersih akan ditampilkan dalam laporan laba rugi periode berjalan.
Rumus Laba di Tahan
Contoh Kasus
Misalnya pada akhir tahun 2015, bisnis sobat mempunyai laba ditahan
kumulatif sebesar Rp 615 juta. Selama tahun 2016 bisnis sobat
menghasilkan laba bersih sebesar Rp 20,1 juta dan membayar deviden
dengan jumlah sebesar Rp 5,5 juta. Maka saldo akhir laba ditahan dari
bisnis sobat adalah :
Rp 20,1 juta – Rp 5,5 juta = Rp 14,6 juta
Rp 615 juta + Rp Rp 14,6 juta = Rp 629,6 juta
Jadi, laba ditahan dari bisnis yang dimiliki sebesar Rp 629,6 juta
9
suatu kuartal, tetapi harus membayar sebesar Rp 90.000 untuk barang-
barang yang dibutuhkan dalam menghasilkan angka penjualan sebesar
Rp 170.000 tersebut. laba kotor dalam satu kuartal tersebut adalah sebesar:
Rp 170.000 – Rp 90.000 = Rp 80.000
10
laba bersih sebelum pajak. Lalu, untuk menghitung laba bersih setelah pajak
yaitu mengurangi angka hasil perkalian ini dari angka laba bersih sebelum pajak.
Contoh Kasus
Dalam contoh laba bersih sebelum pajak, kemudian kita asumsikan bahwa
tarif pajak 35%. Maka biaya pajak yang harus dibayar sebesar :
35% (0,35) x Rp 58.500 = Rp 20.475
Selanjutnya kita kurangkan dengan jumlah laba bersih sebelum pajak
sebagai berikut :
Rp 58.500 – Rp 20.475 = Rp 38.025
11
a. Membuat jurnal untuk mencatat pembatasan laba ditahan, sehingga jumlah
laba ditahan terdiri dari dua rekening yaitu rekening laba ditahan yang
masih bebas dan laba ditahan yang dibatasi.
b. Tidak membuat jurnal pembatasan laba ditahan, sedangkan
pembatasannya dilakukan dengan membuat catatan kaki atau keterangan
pada neraca.
12
1) Laba ditahan untuk investasi publik
2) Laba ditahan untuk modal kerja
3) Laba ditahan untuk pembelian mesin
Sesudah tujuan pembatasan ini tercapai, rekening yang dibatasi
dikembalikan kerekening laba ditahan, berarti jumlahnya dapat diminta sebagai
dividen. Untuk menjaga agar jumlah tersebut dapat tetap menjadi modal,
perusahaan dapat membagi dividen saham.
13
Laba rugi perusahaan dipengaruhi oleh pendapatan dan beban.
Pendapatan dan beban merupakan akun periodik yang akan
digunakan lagi diperiode berikutnya. Untuk itu saldo akun tersebut
harus ditutup.
Pos pendapatan dan beban harus ditutup kedalam pos akun laba
ditahan disetiap akhir periode.
Penutupan akun pendapatan dan beban ini akan berpengaruh
terhadap laba ditahan perusahaan.
2) Pembagian Dividen
Dividen merupakan bagian laba bersih perusahaan yang dibagikan
kepada pemegang saham.
Apakah dividen dibagikan atau tidak, semua tergantung dari
kebijakan dividen perusahaan tersebut.
Besar kecilnya dividen yang akan dibagikan ditentukan oleh rapat
umum pemegang saham (RUPS) perusahaan.
Dividen yang dibagikan oleh perusahaan bisa berbentuk dividen
tunai atau dividen saham.
Pembagian dividen akan diambilkan dari laba ditahan perusahaan.
Jadi ketika perusahaan mengumumkan akan membagikan dividen,
apapun bentuknya, laba ditahan pasti akan berkurang.
14
Misalnya pada awal tahun 2019, posisi saldo laba ditahan PT Blimbing Jaya
sebesar IDR 4.700. Selama tahun 2019, PT Blimbing Jaya berhasil membukukan
laba bersih setelah pajak sebesar IDR 5.800.
Pada akhir periode, PT Blimbing Jaya memutuskan untuk membagikan dividen
tunai sebesar IDR 5.300 kepada para pemegang sahamnya dengan rincian IDR
2.000 untuk pemegang saham preferen dan IDR 3.300 untuk pemegang saham
biasa.
Kita bisa menyusun laporan laba ditahan per 31 Desember 2019 secara sederhana
sebagai berikut:
15
Posisi laba ditahan pada neraca
Pada neraca tersebut terlihat posisi laba ditahan berada pada struktur
modal perusahaan dan merupakan salah satu jenis ekuitas perusahaan.
Jurnal Laba Ditahan
Melihat posisi laba ditahan yang berada pada sisi pasiva, maka laba
ditahan akan bersaldo disisi kredit. Laba ditahan perlu dilakukan pencatatan atau
penjurnalan ketika terjadi:
a. Perusahaan memperoleh laba atau menderita rugi
b. Perusahaan mengumumkan pembagian dividen kepada pemegang saham
Jurnal atau pencatatan dilakukan ketika perusahaan mengalami laba atau
rugi dan pencatatan ini merupakan salah satu jurnal penutup. Laba atau rugi yang
dihasilkan akan ditutup pada akun laba ditahan. Artinya laba akan menambah
akun laba ditahan dan rugi akan mengurangi akun laba ditahan.
Laba atau rugi akan di jurnal seperti ini:
16
Jurnal Laba Ditahan
Pembagian Dividen
Laba ditahan akan berkurang nilainya apabila perusahaan memutuskan untuk
membagikan laba ditahan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Pembagian
dividen tersebut akan dijurnal sebagai berikut: Contoh pembagian dividen tunai
Jurnal Laba Ditahan Pembagian Dividen
17
Tanggal pengumuman dan tanggal pembayaran dividen adalah berbeda.
Ketika pengumuman pembagian dividen, tidak serta merta saat itu juga
dividen akan segera dibayarkan. Ketika pembayaran sudah dilakukan maka
perusahaan akan mengeluarkan kas (mengkredit kas) dan utang dividen akan
didebit (telah dibayar).
10. Dividen
Perubahan yang paling umum dalam laba yang ditahan diakibatkan oleh laba
(atau rugi) dan dividen, namun dapat terjadi perubahan-perubahan lain yang
diakibatkan oleh transaksi saham treasuri atau dari kuasi- reorganisasi,
dan ini berlaku hanya pada situasi khusus dimana perusahaan mencari awal
yang baik.
18
11. Akuntansi untuk Dividen
19
kalanya bagian laba ditahan yang dibatasi itu dilaporkan dineraca
terpisah dari jumlah yang tidak dibatasi, yang tersedia untuk pembayaran
dividen bagian yang dibatasi dapat ditetapkan sebagai laba ditahan yang
diapropriasi (dicadangkan) dan bagian yang tidak dibatasi sebagai
labaditahan yang tidak diapropriasi (bebas).Apabila pembatassan itu
diakui dalam perkiraan, ayat jurnalnya adalah debit keperkiraan laba
ditahan yang biasa dan kredit keperkiraan khusus laba yang ditahan,
yaitu laba ditahan yang diapropriasi.
20
pengumuman dividen, kewajiban ini dihapus ketika cek dividen
dikirimkan kepada para pemegang saham. Ayat jurnal
Kas 100.000
Dividen harta
21
Dividen saham memungkinkan perusahaan untuk tetap
menggunakan aktiva bersih yang dihasilkan dari laba bersih dan serentak
dengan itu menawarkan tambahan pemilik kepada pemegang saham.
Jika saham tidak mempunyai nilai pari atau nilai statuter, hukum
dagang Negara bagian yang bersangkutan mungkin memberikan
persyaratan khusus mengenai jumlah yang akan dipindahkan atau
mungkin menyerahkan penentuan jumlah itu kepada direksi perusahaan.
22
Deviden saham yang kecil vs. Yang besar. Dalam akuntansi untuk
dividen saham, ada perbedaan antara dividen saham yang kecil dan
dividen yang besar. Dividen saham yang kecil terjadi apabila jumlah
saham yang diterbitkan begitu kecil dibandingkan dengan jumlah saham
yang beredar sehingga tidak atau kurang berpengaruh terhadap harga
pasar per lembar. Oleh karnanya, nilai pasar saham yang dipegang
sebelumnya pada pokoknya tidak berubah. Sebagai pedoman umum,
dividen saham dibawah 20-25% dari jumlah lembar saham yang beredar
sebelumnya dipandang sebagai dividen saham yang kecil. Dividen saham
yang melibatkan penerbitan lebih dari pada 20-25% dipandang sebagai
dividen saham yang besar. Dalam hal dividen saham yang kecil, yang
merupakan situasi yang biasa, propesi akuntansi merekomendasikan
pemindahan jumlah yang sama dengan nilai wajar saham tambahan pada
tanggal pengumuman, dari perkiraan laba yang ditahan ke modal dasar
dan tambahan modal setoran. Transfer seperti ini sejalan dengan
pandangan masyarakat umum menganai dividen saham sebagai
pembagian laba perusahaan pada jumlah yang sama dengan nilai wajar
saham yang diterima. Akan tetapi, bila melibatkan jumlah dividen saham
yang besar, transfer dari laba yang ditahan ke modal setoran dilakukan
pada nilai pari, nilai statuter, atau nilai saham yang ditentukan oleh
undang-undang.
23
dividen likudasi parsial sampai jumalah $ 150.000. dari jumlah ini,
$100.000 merupakan dividen tunai yang dibayarkan secara teratur atas
10.000 lembar saham biasa @ $10. Saldonya harus dicatat sebagai
pengurangan Agio atau Nilai Pari. Ayat jurnalnya adalah :
Kas 150.000
24
Kuasi reorganisasi bukan hal yang umum, tetapi mungkin cocok
bagi perusahaan yang beroperasi dalam keadaan yang jauh berbeda dari
masa lalu, misalnya perusahaan dengan manajemen baru. Meskipun
operasinya menguntungkan perusahaan tersebut mungkin memerlukan
waktu ber tahun-tahun untuk menghapuskan defisit yang terjadi ketika
perusahaan di bawah naungan manajemen terdahulu. Sementara itu,
perusahaan pada umumnya juga dapat membayar dividen kepada
pemegang saham. Akan tetapi, dengan adanya kuasi reorganisasi maka
defisit yang ada dihapuskan. Prestasi sejak dilakukan reorganisasi dapat
diukur dan dilaporkan tanpa menodai perusahaan baru tersebut dengan
kesalahan dan prestasi yang jelek dimasa lalu.
BAB III
PENUTUP
25
Kesimpulan
26
DAFTAR PUSTAKA
27