Anda di halaman 1dari 27

LABA DITAHAN DIVIDEN

Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Akuntansi Keuangan Menengah II
Yang diampu oleh

Oleh :
Lailatul Nur Sholikah (180421621591)
Nurul Fajriah (180421621540)
Nyssa Aulia Sal Sabila (180421621580)
Putri Aderia (180421621611)
Putri Setia Afif R. (180421621544)
Ravika Putri Marhaeni (180421621524)

OFFERING FF
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
November 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmad, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan tugas dengan matakuliah “Akuntansi Keuangan
Menengah 2” ini dengan baik.
Untuk itu segala bantuan dan dorongan moril maupun materiil kami
sampaikan ucapan terima kasih kepada.
1. Bapak Triadi Agung Sudarto sebagai pembina matakuliah Akuntansi Keuang
an Menengah 2
2. Rekan-rekan sejawat satu kelas angkatan 2018 Offering FF Fakuktas Ekonom
i Universitas Negeri Malang yang selalu memberikan semangat, bantuan,
dukungan, dan kerja sama selama kuliah maupun menyelesaikan makalah ini.
Semoga amal baik Saudara-saudara yang turut membantu dalam
penyelesaian tugas ini mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Akhirul kalam
semoga Allah SWT melimpahkan ilmu yang bermanfaat bagi semua pihak yang
ingin menelaah dan mengembangkan pendidikan.

Malang, November 2019


Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1 Pengertian Laba Ditahan ...................................................................................3
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi ...................................................................4
2.3 Manfaat Laba Ditahan .......................................................................................5
2.4 Tujuan Laba Ditahan .........................................................................................5
2.5 Metode Perhitungan Laba Ditahan ....................................................................5
2.6 Pembatasan Laba Ditahan .................................................................................9
2.7 Unsur Laba Ditahan ........................................................................................11
2.8 Laporan Laba Ditahan .....................................................................................12
2.9 Pencatatan Akuntansi ......................................................................................13

BAB III PENUTUP....................................................................................................16


3.1. Kesimpulan.....................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................17

BAB 1

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perusahaan dituntut untuk dapat mengelola laba yang diperoleh secara
tepat dan optimal. Karena besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan akan
menentukan keberlangsungan perusahaan tersebut di masa yang akan datang. Bagi
perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT), laba yang diperoleh akan
dialokasikan pada dua komponen, yaitu : dividen dan laba ditahan.
Laba yang dialokasikan pada laba ditahan akan digunakan oleh perusahaan
untuk investasi kembali (reinvestasi) pada aset yang menguntungkan, misalnya
untuk investasi yang menguntungkan. Sedangkan laba yang dialokasikan pada
dividen akan dibagikan kepada investor dapat dalam bentuk dividen tunai maupun
dividen saham.
Kebijakan dividen sangat penting karena mempengaruhi kesempatan investasi
perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi likuiditas.
Dengan perkataan lain, kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai
performa (performance) perusahaan. Oleh karena itu, masing-masing perusahaan
menetapkan kebijakan dividend yang berbeda-beda. Perusahaan harus dapat
mempertimbangkan antara besarnya laba yang akan ditahan untuk
mengembangkan perusahaan dan besarnya dividen untuk kesejahteraan pemegang
saham.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan laba ditahan?
2. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi laba ditahan?
3. Apa manfaat laba ditahan?
4. Apa tujuan dari laba ditahan?
5. Bagaimanakah metode perhitungan dari laba ditahan?
6. Bagaimana pembatasan dari laba ditahan?
7. Apa saja unsur dari laba ditahan?
8. Bagaimana laporan laba ditahan?
9. Bagaimana pencatatan akuntansi laba ditahan?

4
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari laba ditahan
2. Untuk mengetahui faktor apa sajakah yang mempengaruhi laba ditahan
3. Untuk mengetahui manfaat laba ditahan
4. Untuk mengetahui tujuan dari laba ditahan
5. Untuk memahami metode perhitungan dari laba ditahan
6. Untuk mengetahui agaimana pembatasan dari laba ditahan
7. Untuk mengetahui apa saja unsur dari laba ditahan
8. Untuk mengetahui bagaimana pencatatan laporan laba ditahan?
9. Untuk mengetahui bagaimana pencatatan akuntansi laba ditahan?

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Laba Ditahan


Laba Ditahan (Retained Earnings) merupakan istilah untuk laba yang
tidak dibagi, maksudnya adalah sebagian atau keseluruhan laba yang diperoleh
perusahaan yang tidak dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham
dalam bentuk dividen. Dividen sendiri adalah pembagian pada pemegang saham
perusahaan yang sejajar dengan jumlah saham yang dimiliki.
Jumlah laba yang tidak dibagi merupakan keputusan bersama dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Biasanya laba ditahan ini akan
digunakan oleh perusahaan sebagai investasi atau cadangan biaya, tambahan
modal agar kegiatan operasional perusahaan terjamin keberlangsungannya, biaya
untuk mengembangkan perusahaan di masa depan, atau bisa juga untuk
membayar utang perusahaan.
Laba ditahan adalah bagian dari laba bersih perusahaan yang ditahan oleh
perusahaan dan tidak dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham. Uang
ini biasanya diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan, agar menjadi ‘bahan
bakar’ utama untuk kelangsungan pertumbuhan perusahaan, atau digunakan untuk
melunasi utang-utang perusahaan.
Laba ini akan diakumulasikan dan dilaporkan sebagai ekuitas pemilik
dalam neraca. Besarnya laba ditahan biasanya ditentukan oleh kebijakan dewan
komisaris suatu perusahaan yang tentunya akan berbeda antara kebijakan di suatu
perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Seiring waktu dengan melihat perkembangan ekonomi dunia, telah
diberlakukan adanya batasan pada laba ditahan. Batasan tersebut meliputi batas
hukum (berdasarkan hukum yang berlaku), batas kontraktual (batasan jumlah
laba ditahan yang dicadangkan untuk kebutuhan mendatang), dan batas
voluntary. Pembatasan laba ditahan ini dimaksudkan untuk menjaga agar saldo
yang dibagi tidak semuanya beralih sebagai dividen. Pembatasan laba ditahan
ini bisa dilakukan dengan dua metode, yaitu :

6
a. Membuat jurnal yang berfungsi mencatat batasan laba ditahan.
Nantinya, jumlah laba ditahan memiliki dua rekening yaitu rekening laba
ditahan bebas dan dana ditahan yang dibatasi.
b. Tidak membuat jurnal dari pembatasan laba ditahan.
Pembatasan laba ditahan ini sendiri setidaknya memiliki tiga sebab
diberlakukannya, yaitu :
a. Memenuhi perjanjian utang jangka panjang
b. Sebagai perencanaan keuangan (investasi pabrik, modal kerja, pembelian
mesin)
c. Cadangan kerugian/ketidakpastian di masa depan

2. Faktor Yang Mempengaruhi Laba Ditahan


Adanya laba ditahan tentunya karena ada faktor-faktor yang
mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut:
a. Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan periode
b. Penyesuaian dari periode yang lalu (prior-period adjustments/catch up
adjustment), yaitu memberlakukan jumlah rupiah yang mempengaruhi
operasi pada periode masa lalu yang diketahui pada periode sekarang
sebagai penyesuaian laba ditahan awal periode sekarang
c. Pengaruh perubahan akuntansi (accounting changes) yang terdiri atas 3
macam yaitu perubahan prinsip/metode akuntansi, perubahan taksiran
akuntansi, dan perubahan kesatuan/subjek pelaporan.
d. Kuasai reorganisasi, yaitu mekanisme untuk menghilangkan defisit dan
menjadikan perubahan seakan-akan baru berdiri dengan modal yuridis
baru.
Sedangkan besarnya laba ditahan di suatu perusahaan dipengaruhi oleh
beberapa factor berikut:
a. Perubahan untuk pajak perusahaan
b. Perubahan untuk strategi bisnis perusahaan
c. Perubahan untuk harga pokok penjualan (HPP)
d. Perubahan dalam penerimaan bersih

7
e. Perubahan jumlah uang yang akan dibayar pada pemegang saham
(investor) yaitu dalam bentuk deviden
f. Perubahan pada biaya admiistrasi perusahaan

3. Manfaat Laba Ditahan


Manfaat dari laba ditahan dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Untuk melunasi hutang-hutang perusahaan
b. Sebagai salah satu sumber biaya dalam membiayai operasional perusahaan
dalam mencapai laba yang lebih maksimal
c. Sebagai cadangan biaya untuk melakukan investasi kepada para investor
d. Dapat digunakan dalam pekembangan perusahaan dimasa yang akan
dating

4. Tujuan Laba Ditahan


Laba ditahan dapat digunakan untuk beberapa tujuan sebagai berikut:
a. Pembagian dividen
b. Pembagian treasury stock
c. Pembatasan laba untuk tujuan tertentu
d. Rekapitalisasi
e. Penyerapan kerugian

5. Metode Perhitungan Laba Ditahan


Metode perhitungan laba ditahan memiliki beberapa cara tergantung
informasi apa yang bisa didapat. Metode perhitungan laba ditahan tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Kumpulkan semua data yang dibutuhkan dari laporan keuangan
perusahaan
Setiap perusahaan diharuskan melakukan dokumentasi atas keuangan
perusahaan secara resmi. Cara ini bisa digunakan agar lebih mudah menghitung
laba ditahan perusahaan selama periode berjalan dengan menggunakan angka-
angka dari laporan keuangan perusahaan untuk mengetahui laba bersih, laba
ditahan pada waktu tertentu, serta deviden yang sudah dibayar, dibandingkan jika

8
sobat menghitungnya secara manual. Laba ditahan suatu perusahaan akan
ditampilkan dalam laporan neraca selama periode pencatatan yang terakhir
sedangkan laba bersih akan ditampilkan dalam laporan laba rugi periode berjalan.
Rumus Laba di Tahan

Laba ditahan = laba bersih – dividen yang dibayarkan

Selanjutnya untuk menghitung laba bersih kumulatif, tambahkan angka


laba ditahan hasil perhitungan rumus diatas dengan saldo laba yang ditahan yang
sudah ada.

Contoh Kasus
Misalnya pada akhir tahun 2015, bisnis sobat mempunyai laba ditahan
kumulatif sebesar Rp 615 juta. Selama tahun 2016 bisnis sobat
menghasilkan laba bersih sebesar Rp 20,1 juta dan membayar deviden
dengan jumlah sebesar Rp 5,5 juta. Maka saldo akhir laba ditahan dari
bisnis sobat adalah :
Rp 20,1 juta – Rp 5,5 juta = Rp 14,6 juta
Rp 615 juta + Rp Rp 14,6 juta = Rp 629,6 juta
Jadi, laba ditahan dari bisnis yang dimiliki sebesar Rp 629,6 juta

b. Jika tidak mempunyai informasi laba bersih, cobalah dengan menghitung


laba kotor terlebih dahulu
Jika tidak bisa menghitung laba bersih dari bisnis sobat, maka sobat dapat
menghitung laba bersih dari bisnis tersebut dengan cara yang manual. Mulailah
dengan menghitung laba kotor perusahaan
Laba kotor perusahaan adalah sebuah angka yang dihitung dengan cara
mengurangi uang dari penjualan dengan harga pokok penjualan (HPP) dan sebuah
angka yang dihasilkan dari laporan laba rugi.
Contoh Kasus
Sebuah perusahaan mencapai penjualan dengan besar Rp 170.000 dalam

9
suatu kuartal, tetapi harus membayar sebesar Rp 90.000 untuk barang-
barang yang dibutuhkan dalam menghasilkan angka penjualan sebesar
Rp 170.000 tersebut. laba kotor dalam satu kuartal tersebut adalah sebesar:
Rp 170.000 – Rp 90.000 = Rp 80.000

c. Menghitung Laba Operasi


Laba operasi adalah cerminan dari laba perusahaan setelah membayar
biaya penjualan dan operasional seperti upah. Menghitung laba operasi ini
dengan mengurangi laba kotor dengan biaya operasional perusahaan (bukan
termasuk harga pokok penjualan).
Comtoh Kasus
Suatu bisnis menghasilkan laba kotor sebesar Rp 80.000, dan ada
pembayaran biaya-biaya administrasi dan upah sebesar Rp 15.000. Dengan
demikina besar laba operasi perusahaan tersebut adalah :
Rp 80.000 – Rp 15.000 = Rp 65.000

d. Menghitung Laba Bersih Sebelum Pajak


Laba bersih sebelum pajak dihitung dengan mengurangi laba operasi
dengan bunga, depresiasi, dan amortisasi. Depresiasi dan amortisasi sendiri
adalah penyusutan nilai aktiva (berwujud dan tidak berwujud) selama masa
ekonomisnya. Dua hal ini dicatat sebagai biaya dalam laporan rugi laba.
Contoh Kasus
Misalnya, besarnya laba operasi suatu perusahaan Rp 65.000. lalu
perusahaan membayar biaya depresiasi sebesar Rp 5.000 dan biaya bunga
sebesar Rp 1.500 maka besarnya laba bersih sebelum pajak perusahaan
tersebut adalah :
Rp 65.000 – Rp 1.500 – Rp 5.000 = Rp 58.500

e. Menghitung Laba Bersih Setelah Pajak


Langkah selanjutnya adalah menghitung laba bersih setelah pajak.
Perhitungan pertama adalah dengan mengalikan tarif pajak perusahaan dengan

10
laba bersih sebelum pajak. Lalu, untuk menghitung laba bersih setelah pajak
yaitu mengurangi angka hasil perkalian ini dari angka laba bersih sebelum pajak.
Contoh Kasus
Dalam contoh laba bersih sebelum pajak, kemudian kita asumsikan bahwa
tarif pajak 35%. Maka biaya pajak yang harus dibayar sebesar :
35% (0,35) x Rp 58.500 = Rp 20.475
Selanjutnya kita kurangkan dengan jumlah laba bersih sebelum pajak
sebagai berikut :
Rp 58.500 – Rp 20.475 = Rp 38.025

f. Mengurangi Dengan Jumlah Dividen yang Telah Dibayar


Setelah didapat laba bersih setelah pajak, perhitungan terakhir adalah
menguranginya dengan dividen yang sudah dibayarkan.
Contoh Kasus
Kemudian perusahaan membayar dividen kepada investor sebesar Rp
2.500. Maka laba ditahan tahun berjalan adalah:
Rp 38.025 – Rp 2.500 = Rp 35.525

g. Menghitung Saldo Akhir dari Akun Laba Ditahan


Seperti yang sudah diungkap sebelumnya, laba ditahan adalah akun
kumulatif sejak berdirinya perusahaan sampai saat ini. Maka untuk mengetahui
besarnya laba ditahan keseluruhan tersebut adalah dengan menambahkan laba
ditahan dari periode berjalan dengan saldo akhir laba ditahan pada periode
pembukaan yang lalu.

6. Pembatasan Laba Ditahan


Laba ditahan berasal dari laba perusahaan, baik dividen yang dibagikan
dibebankan ke rekening laba ditahan. Sehingga dari waktu kewaktu dapat
dilakukan pembatasan terhadap laba ditahan dengan maksud untuk menjaga agar
semua saldo laba ditahan diminta sebagai dividen. Hal ini dapat dilakukan
dengan :

11
a. Membuat jurnal untuk mencatat pembatasan laba ditahan, sehingga jumlah
laba ditahan terdiri dari dua rekening yaitu rekening laba ditahan yang
masih bebas dan laba ditahan yang dibatasi.
b. Tidak membuat jurnal pembatasan laba ditahan, sedangkan
pembatasannya dilakukan dengan membuat catatan kaki atau keterangan
pada neraca.

Ada beberapa hal yang mengakibatkan terjadinya pembatasan atas laba


adalah sebagai berikut :
a. Pembatasan laba ditahan untuk memenuhi perjanjian utang jangka panjang
Untuk dapat menarik para kreditur, biasanya perusahaan membuat
perjanjian untuk membuat dana pelunasan obligasi. Dana ini dibentuk dari
pembatasan laba ditahan, dimana jumlahnya sama dengan dana pelunasan
obligasi.
Jurnal yang dibuat untuk membatasi laba ditahan adalah :

Laba ditahan xxx


Laba ditahan untuk pelunasan obligasi xxx

Jurnal pada saat obligasi dibayarkan :

Laba ditahan untuk pelunasan obligasi xxx


Laba ditahan xxx

b. Pembatasan laba ditahan untuk perencanaan keuangan


Perusahaan yang mempunyai rencana untuk memperluas kegiatannya,
dapat membatasi laba ditahan supaya tetap bisa ditahan dalam perusahaan.
Sesudah ekspansi dilakukan berarti tujuan pembatasan laba ditahan itu sudah
tercapai maka laba ditahan yang dibatasi dihapuskan dan dikembalikan ke
rekening laba ditahan. Pembatasan laba ditahan untuk tujuan perluasan
perusahaan dapat ditunjukkan dalam rekening-rekening sebagai berikut :

12
1) Laba ditahan untuk investasi publik
2) Laba ditahan untuk modal kerja
3) Laba ditahan untuk pembelian mesin
Sesudah tujuan pembatasan ini tercapai, rekening yang dibatasi
dikembalikan kerekening laba ditahan, berarti jumlahnya dapat diminta sebagai
dividen. Untuk menjaga agar jumlah tersebut dapat tetap menjadi modal,
perusahaan dapat membagi dividen saham.

c. Pembatasan laba ditahan untuk kemungkinan timbulnya kerugian dimasa


yang akan datang
Untuk menjaga kemungkinan timbulnya kerugian dimasa yang akan dating
pimpinan perusahaan membatasi laba ditahan dan mencatat nya ke rekening-
rekening sebagai berikut :
1) Laba ditahan untuk ketidakpastian
2) Laba ditahan untuk kemungkinan turunnya harga persediaan
3) Laba ditahan untuk kemungkinan kerugian dalam sengketa hukum
4) Laba ditahan untuk ansuransi sendiri
Seperti dalam tujuan pembatasan yang lain, pembatasan untuk
kemungkinan kerugian yang akan datang ini dapat dikerjakan dengan membuat
jurnal atau dengan memberi keterangan tanpa jurnal.

7. Unsur Laba Ditahan


Laba ditahan bisa dipengaruhi oleh laba atau rugi bersih yang dihasilkan
oleh perusahaan dan pembagian dividen.
1) Laba atau Rugi Bersih
 Laba bersih akan menambah jumlah laba ditahan perusahaan. Laba
bersih disini adalah laba bersih setelah dikurangi bunga dan pajak.
 Rugi bersih akan berefek sebaliknya, rugi akan mengurangi jumlah
saldo laba ditahan perusahaan.
 Laba atau rugi bersih akan manambah atau mengurangi laba
ditahan dengan melakukan tutup buku terhadap laba/rugi yang
dihasilkan dengan jurnal penutup.

13
 Laba rugi perusahaan dipengaruhi oleh pendapatan dan beban.
 Pendapatan dan beban merupakan akun periodik yang akan
digunakan lagi diperiode berikutnya. Untuk itu saldo akun tersebut
harus ditutup.
 Pos pendapatan dan beban harus ditutup kedalam pos akun laba
ditahan disetiap akhir periode.
 Penutupan akun pendapatan dan beban ini akan berpengaruh
terhadap laba ditahan perusahaan.
2) Pembagian Dividen
 Dividen merupakan bagian laba bersih perusahaan yang dibagikan
kepada pemegang saham.
 Apakah dividen dibagikan atau tidak, semua tergantung dari
kebijakan dividen perusahaan tersebut.
 Besar kecilnya dividen yang akan dibagikan ditentukan oleh rapat
umum pemegang saham (RUPS) perusahaan.
 Dividen yang dibagikan oleh perusahaan bisa berbentuk dividen
tunai atau dividen saham.
 Pembagian dividen akan diambilkan dari laba ditahan perusahaan.
 Jadi ketika perusahaan mengumumkan akan membagikan dividen,
apapun bentuknya, laba ditahan pasti akan berkurang.

8. Laporan Laba Ditahan


Laporan laba ditahan berisi tentang perubahan yang terjadi terhadap laba
ditahan perusahaan pada periode berjalan. Rincian laporan laba ditahan biasanya
terdiri dari laba atau rugi operasional perusahaan, pembayaran dividen, dan pos
pos lainnya (jika ada) yang mempengaruhi saldo laba ditahan. Lebih tepatnya,
perhitungan laba ditahan bisa dirumuskan sebagai berikut:
Laba Ditahan = Saldo Laba Ditahan + Laba Bersih - Pembayaran Dividen

Contoh Laporan Laba Ditahan

14
Misalnya pada awal tahun 2019, posisi saldo laba ditahan PT Blimbing Jaya
sebesar IDR 4.700. Selama tahun 2019, PT Blimbing Jaya berhasil membukukan
laba bersih setelah pajak sebesar IDR 5.800.
Pada akhir periode, PT Blimbing Jaya memutuskan untuk membagikan dividen
tunai sebesar IDR 5.300 kepada para pemegang sahamnya dengan rincian IDR
2.000 untuk pemegang saham preferen dan IDR 3.300 untuk pemegang saham
biasa.
Kita bisa menyusun laporan laba ditahan per 31 Desember 2019 secara sederhana
sebagai berikut:

Contoh Laporan Laba Ditahan

9. Laba Ditahan dan Pencatatan Akuntansinya


Laba ditahan adalah bagian dari struktur modal perusahaan. Pelaporan laba
ditahan pada neraca berada pada sisi pasiva perusahaan.
Pencatatan laba ditahan dalam neraca sederhana adalah sebagai berikut:

15
Posisi laba ditahan pada neraca
Pada neraca tersebut terlihat posisi laba ditahan berada pada struktur
modal perusahaan dan merupakan salah satu jenis ekuitas perusahaan.
Jurnal Laba Ditahan
Melihat posisi laba ditahan yang berada pada sisi pasiva, maka laba
ditahan akan bersaldo disisi kredit. Laba ditahan perlu dilakukan pencatatan atau
penjurnalan ketika terjadi:
a. Perusahaan memperoleh laba atau menderita rugi
b. Perusahaan mengumumkan pembagian dividen kepada pemegang saham
Jurnal atau pencatatan dilakukan ketika perusahaan mengalami laba atau
rugi dan pencatatan ini merupakan salah satu jurnal penutup. Laba atau rugi yang
dihasilkan akan ditutup pada akun laba ditahan. Artinya laba akan menambah
akun laba ditahan dan rugi akan mengurangi akun laba ditahan.
Laba atau rugi akan di jurnal seperti ini:

16
Jurnal Laba Ditahan

Pembagian Dividen
Laba ditahan akan berkurang nilainya apabila perusahaan memutuskan untuk
membagikan laba ditahan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Pembagian
dividen tersebut akan dijurnal sebagai berikut: Contoh pembagian dividen tunai
Jurnal Laba Ditahan Pembagian Dividen

Ada dua tahap dalam pencatatan dividen tunai.


1) Pertama ketika perusahaan mengumumkan akan membagikan dividen.
Saat pengumuman tersebut, perusahaan akan mengurangi (mendebit) saldo
laba ditahan dan mengakui utang dividen. Utang dividen ini diakui karena
dividen masih belum dibayarkan. Hanya diumumkan. Dan pengumuman ini
berarti perusahaan berjanji (berhutang) kepada pemegang saham bahwa
dividen akan dibayarkan.
2) Yang kedua, penjurnalan ketika dividen telah dibayarkan.

17
Tanggal pengumuman dan tanggal pembayaran dividen adalah berbeda.
Ketika pengumuman pembagian dividen, tidak serta merta saat itu juga
dividen akan segera dibayarkan. Ketika pembayaran sudah dilakukan maka
perusahaan akan mengeluarkan kas (mengkredit kas) dan utang dividen akan
didebit (telah dibayar).
10. Dividen

Dividen adalah pembagian laba kepada para pemegang saham


perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-
masing pemilik.Pembagian itu dapat berbentuk Kas, aktiva lain, wesel
atau surat hutang lainnya dari perusahaan yang sebenarnya merupakan
dividen kas yang ditangguhkan, dan saham perusahaan sendiri.Dividen
mengakibatkan penurunan laba yang ditahan kecuali jika dividen saham
tertentu yang diterbitkan dalam bentuk pemecahan saham, hal ini
melibatkan pemindahan dari tambahan modal setoran ke modal resmi,
dan dividen dalam likuidasi perusahaan, hal ini menunjukkan suatu
pengembalian sebagian atau seluruh modal resmi perusahaan kepada
para pemegang saham dan menghendaki penurunan modal setoran.

Penggunaan istilah dividen tanpa kualifikasi biasanya secara tidak


langsung menyatakan distribusi kas, seperti dividen harta atau dividen
saham, distribusi dari sumber modal selain laba ditahan harus memuat
suatu deskripsi mengenai sumber khususnya, seperti dividen likuidasi atau
distribusi dividen dari modal setoran. “Dividen dibayar dari laba yang di
tahan” merupakan suatu ungkapan yang biasa dijumpai akan tetapi untuk
lebih tepatnya harus mengakui bahwa dividen dibayar dari kas dan hal itu
akan mengurangi laba ditahan. Laba suatu perusahaan menambah aktiva
bersih atau ekuitas pemegang saham, pembagian dividen tidak lebih dari
penarikan aktiva yang mengurangi aktiva besih.

Perubahan yang paling umum dalam laba yang ditahan diakibatkan oleh laba
(atau rugi) dan dividen, namun dapat terjadi perubahan-perubahan lain yang
diakibatkan oleh transaksi saham treasuri atau dari kuasi- reorganisasi,
dan ini berlaku hanya pada situasi khusus dimana perusahaan mencari awal
yang baik.

18
11. Akuntansi untuk Dividen

Dalam menetapkan kebijakan dividen, dewan direksi harus


menjawab 2 pertanyaan :

1. Apakah kita mempuyai hak hokum untuk mengumumkan deviden?


2. Apakah pembagian dividen dapat dibenarkan dari segi keuangan?

Dalam menjawab pertanyaan pertama, dewan direksi harus


mengamati ketentuan hokum yang mengatur pengelolaan modal secara
hukum.

Ketersedian modal sebagai dasar untuk pembagian divuden


merupakan keputusan yang harus di ambil oleh penasehat hokum dan
bukan oleh akuntan tugaas akuntan adalah melaporkan secara akurat
sumber- sumber setiap kenaikan atau penurunan modal, dan penasehat
hokum menyelidiki ketersediaan sumbere-sumber itu sebagai dasar untuk
pembagian dividen.Dewan direksi juga harus menjawab pertanyaan kedua,
yaitu aspek keuangan dari pembayaran dividen.Posisi kas perusahaan yang
berlainan dengan kebutuhan kas masa kini dan masa datang.Apabila
dividen telah secara resmi diumumkan dan dan dipublikasikan, hal itu
tidak dapat dibatalkan, jika perusahaan mengalami insolvensi sesudah
pengumuman tetapi sebelum pembayaran dividen, pemegang saham
mempunyai klaim sebagai kelompok kreditor terhadap dividen itu, dan
sebagai kelompok pemilik atas setiap aktiva yang tersisa sesudah semua
kewajiban perusahaan dilunasi, akan tetapi dividen yang diumumkan
secara tidak resmi dapat dibatalkan , dalam hal terjadinya insolvensi pada
waktu pengumuman, klaim pemegang saham terhadap dividen kreditor
tidak berlaku, dan pemegang saham akan mendapat pembagian aktiva
hanya sesudah para kreditor dilunasi seluruhnya.

1. Pembatasan atas laba yang Ditahan

Pembatasan pada laba ditahan bersifat material, hal itu umumnya


diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, namun demikian, ada

19
kalanya bagian laba ditahan yang dibatasi itu dilaporkan dineraca
terpisah dari jumlah yang tidak dibatasi, yang tersedia untuk pembayaran
dividen bagian yang dibatasi dapat ditetapkan sebagai laba ditahan yang
diapropriasi (dicadangkan) dan bagian yang tidak dibatasi sebagai
labaditahan yang tidak diapropriasi (bebas).Apabila pembatassan itu
diakui dalam perkiraan, ayat jurnalnya adalah debit keperkiraan laba
ditahan yang biasa dan kredit keperkiraan khusus laba yang ditahan,
yaitu laba ditahan yang diapropriasi.

2. Pengakuan dan pembayaran dividen

Ada tiga tanggal penting dalam pengakuan dan pembayaran


dividen, tanggal pengumuman, tanggal pencatatan, dan tanggal
pembayaran.Dividen menjadi terhutan kepada pemegang saham yang
tercatat setelah tanggal pengumuman dan sebelum tanggal pembayaran.
Kewajiban untuk pembayaran dividen dicatat pada tanggal pengumuman
dan ditunaikan pada tanggal pembayaran. Tidak diperlukan ayat jurnal
pada tanggal pencatatan, tetapi daftar pemegang saham dibuat secara
resmi. Para pemegang saham akan mengetahui pembyaran dividen
melalui pengumuman dividen dan publikasinya.Jika sahamnya dijual dan
pemilik baru diakui oleh perusahaan sebelum tanggal pencatatan, dividen
akan dibayarkan kepada pemilik baru. Jika perpundahan saham tidak
diakui perusahaan sampai sesudah tanggal pencatatan, dividen akan
dibayarkan kepada pemilik sebelumnya, yakni pemegang saham yang
tercatat. Sesudah tanggal pencatatan, saham tidak mempunyai lagi hak
atas dividend an dijual dengan harga yang lebih rendah atau ex- diveden.

12. Dividen kas

Dividen yang paling lazim adalah dividen kas. Bagi suatu


perusahaan, dividen menyebabkan penurunan laba yang dibagi dan kas.
Kewajiban lancar untuk hutang dividen diakui pada tanggal

20
pengumuman dividen, kewajiban ini dihapus ketika cek dividen
dikirimkan kepada para pemegang saham. Ayat jurnal

untuk mencatat pengumuman dan pembayaran dividen adalah


13.
sebagai berikut:

Laba yang ditahan 100.000

Hutang dividen 100.000

Hutang dividen 100.000

Kas 100.000

Dividen harta

Pembagian kepada para pemegang saham yng dapat dibayar


dengan aktiva selain kas biasanya disebut sebagai dividen harta. Sering
kali aktiva yang akan didistribusikan adalh sekuritas perusahaan lain
yang dimiliki oleh perusahaan.Dengan demikian, perusahaan
memindahkan hak pemiliknya dalam sekuritas itu kepada para pemegang
saham. Dividen harta biasanya hanya terjadi dalam perseroan yang
bersifat tertutup.

Jenis pengalihan hak kadang- kadang disebut sebagai transfer


tanpa timbal balik kepada para pemilik karena tidak ada yang diterima
oleh perusahaan sebagai imbalan atas distribusinya kepada para
pemegang saham.

Pengalihan ini harus dicatat dengan menggunakan nilai pasar


wajar dari aktiva yang didistribusikannya (pada tanggal pengumuman),
dan selisih antara nilai terbawa dalam pembukuan perusahaan yang
menerbitkan dengan nilai pasar wajar aktiva diakui sebagai keuntungan
atau kerugian. Dividen harta dinilai dengan nilai terbawa jika nilai pasar
wajar tidak dapat ditentukan.

14. Dividen saham

21
Dividen saham memungkinkan perusahaan untuk tetap
menggunakan aktiva bersih yang dihasilkan dari laba bersih dan serentak
dengan itu menawarkan tambahan pemilik kepada pemegang saham.

Akuntansi untuk dividen saham oleh penerbit. Dividen saham


biasanya mencakup kapitalisasi laba yang ditahan, dan pembagian saham
biasanya kepada pemegang saham biasa. Pembagian ini kadang-kadang
disebut sebagai “dividen-saham khusus”. Dividen saham menurunkan
laba yang ditahan tetapi menaikkan modal resmi perusahaan. Dalam
mencatat dividen, ayat debit dibuat ke laba yang ditahan dan kreditnya
dicatat ke saldo modal setoran yang sesuai. Dividen saham mempunyai
pengaruh yang sama seperti pembayaran dividen tunai oleh perusahaan
dan kemudian uang tunai tersebut dikembalikan kepada perusahaan
tersebut untuk ditukarkan dengan modal saham. Dalam mendistribusikan
saham sebagai dividen, perusahaan yang menerbitkan harus memenuhi
persyaratan hokum sehubungan dengan jumlah yang dikapitalisasi. Jika
saham mempunyai nilai pari atau nilai statute, jumlah yang sama dengan
nilai pari atau nilai statuer harus dipindahkan ke modal saham,

Jika saham tidak mempunyai nilai pari atau nilai statuter, hukum
dagang Negara bagian yang bersangkutan mungkin memberikan
persyaratan khusus mengenai jumlah yang akan dipindahkan atau
mungkin menyerahkan penentuan jumlah itu kepada direksi perusahaan.

Akuntansi Untuk Dividen Saham Oleh Investor. Dari sudut pandang


pemegang saham, dividen saham tidak mengubah hak pemilikan yang
proporsional. Meskipun jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing
pemegang saham telah bertambah, dimana sekarang terdapat lebih besar
jumlah total lembar saham yang beredar, hak proporsional tidak berubah.
Pembagian ekuitas yang mengakibatkan jumlah saham yang lebih
banyak ini tidak boleh dipandang sebagai peningkatan pendapatan.

22
Deviden saham yang kecil vs. Yang besar. Dalam akuntansi untuk
dividen saham, ada perbedaan antara dividen saham yang kecil dan
dividen yang besar. Dividen saham yang kecil terjadi apabila jumlah
saham yang diterbitkan begitu kecil dibandingkan dengan jumlah saham
yang beredar sehingga tidak atau kurang berpengaruh terhadap harga
pasar per lembar. Oleh karnanya, nilai pasar saham yang dipegang
sebelumnya pada pokoknya tidak berubah. Sebagai pedoman umum,
dividen saham dibawah 20-25% dari jumlah lembar saham yang beredar
sebelumnya dipandang sebagai dividen saham yang kecil. Dividen saham
yang melibatkan penerbitan lebih dari pada 20-25% dipandang sebagai
dividen saham yang besar. Dalam hal dividen saham yang kecil, yang
merupakan situasi yang biasa, propesi akuntansi merekomendasikan
pemindahan jumlah yang sama dengan nilai wajar saham tambahan pada
tanggal pengumuman, dari perkiraan laba yang ditahan ke modal dasar
dan tambahan modal setoran. Transfer seperti ini sejalan dengan
pandangan masyarakat umum menganai dividen saham sebagai
pembagian laba perusahaan pada jumlah yang sama dengan nilai wajar
saham yang diterima. Akan tetapi, bila melibatkan jumlah dividen saham
yang besar, transfer dari laba yang ditahan ke modal setoran dilakukan
pada nilai pari, nilai statuter, atau nilai saham yang ditentukan oleh
undang-undang.

15. Dividen Likuidasi

Dividen likuidasi adalah suatu pembagian yang merupakan


pengembalian bagian modal setoran kepada pemegang saham. Deviden
kas yang biasa menciptakan pengembalian atas investasi (return “on”
investment) yang dibukukan dengan mengurangi laba yang ditahan.
Sedangkan dividen likuidasi dubukukan dengan mengurangi modal
setoran.

Untuk menggambarkannya, asumsikan bahwa Carefree


Corporantion mengumumkan dan membayarkan dividen tunai dan

23
dividen likudasi parsial sampai jumalah $ 150.000. dari jumlah ini,
$100.000 merupakan dividen tunai yang dibayarkan secara teratur atas
10.000 lembar saham biasa @ $10. Saldonya harus dicatat sebagai
pengurangan Agio atau Nilai Pari. Ayat jurnalnya adalah :

Laba yang ditahan 100.000

Agio atas nilai pari 50.000

Kas 150.000

Para pemegang saham harus diberi tahu mengenai alokasi total


pembayaran dividen sehingga mereka dapat menentukanjumlahyang
merupakan pendapatan dan jumlah yang merupakan “pemulangan
investasi”.

16. Kuasi Reorganisasi

Seperti yang diuraikan sebelumnya, saldo debit dalam perkiraan


Laba yang Ditahan disebut defisit. Hal ini bisa disebabkan oleh
akumulasi kerugian. Selama beberapa tahun atau pendebitan lain dalam
jumlah besar ke Laba yang Ditahan Ada kalanya perusahaan yang
mengalami defisit yang besar dipaksa untuk menghentikan usahanya dan
ditangani pengadilan sebagai perusahaan yang sedang bangkrut. Namun,
dalam beberapa kasus undang-undang Negara baian mengizinkan,
sebuah perusahaan dapat menghapuskan defisit dengan mencatat saldo
baru untuk modal yang tertanam sehingga seakan-akan perusahaan
tersebut baru didirikan dengan saldo laba yang ditahan nol. Inilah yang
disebut kuasi-reorganisasi.

Keunggulan kuasi-reorganisasi adalah bahwa prosedur itu tidak


memerlukan keputusan pengadilan sebagaimana halnya dengan
reorganisasi formal atau kebangkrutan dan tidak ada perubahan dalam
bentuk hokum satuan usaha atau penghentian aktivitas perusahaan.

24
Kuasi reorganisasi bukan hal yang umum, tetapi mungkin cocok
bagi perusahaan yang beroperasi dalam keadaan yang jauh berbeda dari
masa lalu, misalnya perusahaan dengan manajemen baru. Meskipun
operasinya menguntungkan perusahaan tersebut mungkin memerlukan
waktu ber tahun-tahun untuk menghapuskan defisit yang terjadi ketika
perusahaan di bawah naungan manajemen terdahulu. Sementara itu,
perusahaan pada umumnya juga dapat membayar dividen kepada
pemegang saham. Akan tetapi, dengan adanya kuasi reorganisasi maka
defisit yang ada dihapuskan. Prestasi sejak dilakukan reorganisasi dapat
diukur dan dilaporkan tanpa menodai perusahaan baru tersebut dengan
kesalahan dan prestasi yang jelek dimasa lalu.

BAB III

PENUTUP

25
Kesimpulan

Laba Ditahan (Retained Earnings) merupakan istilah untuk laba yang


tidak dibagi, maksudnya adalah sebagian atau keseluruhan laba yang diperoleh
perusahaan yang tidak dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham
dalam bentuk dividen. Dividen sendiri adalah pembagian pada pemegang saham
perusahaan yang sejajar dengan jumlah saham yang dimiliki.
Adanya laba ditahan tentunya karena ada faktor-faktor yang
mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut: Koreksi kesalahan dalam laporan
keuangan periode, Penyesuaian dari periode yang lalu (prior-period
adjustments/catch up adjustment), yaitu memberlakukan jumlah rupiah yang
mempengaruhi operasi pada periode masa lalu yang diketahui pada periode
sekarang sebagai penyesuaian laba ditahan awal periode sekarang, Pengaruh
perubahan akuntansi (accounting changes) yang terdiri atas 3 macam yaitu
perubahan prinsip/metode akuntansi, perubahan taksiran akuntansi, dan
perubahan kesatuan/subjek pelaporan, Kuasai reorganisasi, yaitu mekanisme
untuk menghilangkan defisit dan menjadikan perubahan seakan-akan baru
berdiri dengan modal yuridis baru.
Dalam penjurnalan, melihat posisi laba ditahan yang berada pada sisi
pasiva, maka laba ditahan akan bersaldo disisi kredit. Laba ditahan perlu
dilakukan pencatatan atau penjurnalan ketika terjadi: Perusahaan memperoleh
laba atau menderita rugi dan Perusahaan mengumumkan pembagian dividen
kepada pemegang saham
Jurnal atau pencatatan dilakukan ketika perusahaan mengalami laba atau
rugi dan pencatatan ini merupakan salah satu jurnal penutup. Laba atau rugi yang
dihasilkan akan ditutup pada akun laba ditahan. Artinya laba akan menambah
akun laba ditahan dan rugi akan mengurangi akun laba ditahan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Kieso, E. Donald., dkk. 2018. Akuntansi Keuangan Menengah


(Intermediate Accounting) Edisi IFRS Volume 2 (Terjemah).
Jakarta: Salemba Empat.

27

Anda mungkin juga menyukai