3. NURHIKMA ILYAS
4. MISWAR AULIA
E-MAIL : ndanisy@gmail.com
A. Pendahuluan
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan
(Sholahuddin dan Hakim, 2008: 179)
Masalah Pokok dan paling sering dihadapi oleh setiap perusahaan yang bergerak dalam
bidang usaha apapun selalu tidak terlepas dari kebutuhan akan dana (modal) untuk
membiayai usahanya. Kebutuhan akan dana ini diperlukan baik untuk modal investasi
atau modal kerja. Dana memang dibutuhkan baik untuk perusahaan yang baru berdiri
maupun sudah berjalan bertahun-tahun. Perusahaan yang bergerak dibidang keuangan
memegang peranan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan dana. Hal ini
disebabkan perusahaan keuangan memang bidang utama usahanya adalah menyediakan
fasilitas pembiayaan dana untuk perusahaan lainnya, sebab hampir tidak ada bidang
usaha yang tidak memerlukan dana. Dana merupakan masalah pokok yang selalu ada
dan selalu muncul dalam setiap usaha (Kasmir, 2005: 1-2).
Dalam hal penyaluran dana, pembiayaan yang diberikan didominasi oleh skema
murabahah atau jual beli, dimana keuntungan diperoleh berdasarkan margin. Secara
praktek pengambilan margin yang dilakukan oleh koperasi jasa keuangan syariah seperti
pengambilan bunga yang dilakukan perbankan konvensional. Cara seperti ini yang
menyebabkan melekatnya anggapan masyarakat bahwa lembaga keuangan syariah tidak
berbeda dengan bank konvensional pada umumnya.
B. TEORI PEMBIAYAAN KOPERASI
1. Pengertian pembiayaan
2. Tujuan Pembiayaan
Tujuan pembiayaan secara umum terbagi menjadi 2 bagian, yaitu secara makro
juga secara mikro. Secara makro pembiayaan bertujuan untuk:
• Menyediakan dana untuk menambah tingkat kualitas usaha bagi orang yang
membutuhkan
• Memaksimalkan resiko yang akan terjadi pada usaha yang dijalankan untuk laba
yang akan dihasilkan
C. STRATEGI PEMBIAYAAN
1. Pengertian Strategi
Strategi merupakan upaya bagaimana tujuan-tujuan perencanaan dapat dicapai dengan
mempergunakan sumber-sumber yang dimiliki. Di usahakan pula untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan serta tantangan-tantangan yang ada. Strategi dapat berupa upaya
untuk menyusun target, program, proyek untuk tercapainnya tujuan-tujuan serta tugas
pokok perencanaan. Strategi disusun berdasarkan premises dan tujuan yang telah di
tetapkan.
Dalam manajemen strategis yang baru , Mintzberg mengemukakan 5P yang sama
artinya dengan strategi, yaitu perencanaan (plan), pola (patern), posisi (position,
prespektif (prespectife), dan permainan atau taktik (play)6.
Konsep strategi tidak lepas dari aspek perencanaan, arahan atau acuan gerak
langkah perusahaan untuk mencapai suatu tujuan dimasa depan. Akan tetapi, tidak
selamanya strategi adalah perencanaan ke masa depan yang belum dilaksanakan.
Strategi juga menyangkut segala sesuatu yang telah dilakukan di masa lampau, misalnya
pola-pola perilaku bisnis yang telah dilakukan di masa lampau.
b. Strategi adalah Pola (Patern)
Menurut Mintzberg strategi adalah pola, yang selanjutnya disebut sebagai “intended
strategy”, karena belum terlaksana dan berorientasi kemasa depan. Atau disebut juga
sebagai “realized strategy” karena telah dilakukan oleh perusahaan.
Dalam pemberian pembiayaan, bank akan menghadapi resiko yang salah satunya adalah
kemacetan pembiayaan. Oleh karena itu diperlukan adanya kebajikan dan prosedur
penyelamatan yang mendasar, tepat dan efektif. Di bawah ini terdapat beberapa proses
penanganan pembiayaan yang dilakukan sesuai kolektabilitas pembiayaan berdasarkan
ketentuan Bank Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Pembiayaan Lancar, dilakukan dengan cara:
jumlah angsuran. Dan juga dapat dilakukan dengan reconditioning yaitu memperkecil
margin keuntungan atau bagi hasil.
a. Dilakukan dengan cara rescheduling, menjdwal kembali jangka waktu angsuran serta
memperkecil jumlah angsuran.
b. Dilakukan dengan cara reconditioning, yaitu memperkecil margin keuntungan atau
bagi hasil usaha.
D. JENIS-JENIS PEMBIAYAAN
c. Pembiayaan jangka waktu panjang, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu lebih
dari 5 tahun.
E.Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah
1. Faktor Internal
a) Petugas Pembiayaan
Kejujuran ( integrity )
Koperasi dalam merekrut karyawan harus mencari orang yang taat beribadah, orang
rajin ibadah setidaknya memiliki sifat kejujuran dan menghargai harta milik orang lain.
Pengetahuan ( Knowledge )
Sikap ( Attitude )
Pembiayaan bermasalah juga dapat timbul dari petugas pembiayaan yang tidak memiliki
sikap proporsional. Dalam pemberian pembiayaan, seorang petugas pembiayaan pada
Koperasi Syariah harus bersikap netral dan tidak mementingkan keuntungan pribadi
atau orang lain terkadang pemberian pembiayaan lebih diutamakan karena faktor
kedekatan keluarga atau
Keterampilan ( Skill )
Ada beberapa kasus yang dijumpai seperti anggota penerima pembiayaan tidak mampu
untuk membayar angsuran, meskipun baru satu atau dua bulan pencairan pembiayaan
diberikan. Kejadian ini merupakan lemahnya petugas dalam menganalsis kemampuan
calon penerima pembiayaan. Seorang calon pembiayaan mengajukan pembiayaan
dengan mengukur nilai yang diberikan meskipun kebutuhan modalnya sebenarnya tidak
terlalu besar. Sebagai contoh, seorang pedagang rujak mengajukan pembiayaan sebesar
dua puluh juta, namun berdasarkan analisis keuangan sebenarnya hanya butuh modal
kkerja sebesar dua juta rupiah dan memiliki kemampuan mengangsur sepuluh ribu
rupiah per hari, namun karena taksasi agunannya berupa BPKB mobil yang dinilai
sebesar dua puluh juta rupiah kemudian Koperasi menyetujui pemberian dua puluh
juta, maka sudah dapat dipastikanakan terjadi pembiayaan bermasalah. Keterampilan
analisa keuagan petugas pembiayaan memegang kunci keberhasilan sebuah pembiayaan
yang diberikan.
2. Faktor Eksternal
Ada 4 faktor penting yang harus diperhatikan terhadap calon penerima pembiayaannya
antara lain:
Aspek analisa pembiayaan yang paling sulit adalah ketika kita menilai karakter
seseorang. Penilaian karakter yang merupakan aspek kuantitatif tersebut hanya bisa
dipahami jika kita telah mengenal lama calon penerima pembiayaan tersebut. Terkadang
orang yang telah menerima pembiayaan sering kali mangkir ketika ia harus membayar
kewajibannya.
Tidak sedikit mereka yang mengajukan permohonan pembiayaan pada Koperasi Syariah
bukan hanya untuk keperluan pribadi melainkan mewakili kepentingan orang lain.
Contoh kasus adalah ketika ada anggota penerima pembiayaan yang bermasalah dalam
melaksanakan kewajibannya. Ketika ditelusuri permasalahannya ternyata pembiayaan
yang diterima dari Koperasi dibagikan pula kepada beberapa orang lain tanpa
sepengetahuan pengelola Koperasi, dan orang lain tersebut mangkir dan sulit ditagih
karena mereka tidak memiliki hubungan dengan manajemen. Penyalahgunaan
pembiayaan ini sulit dideteksi jika prinsip kehati-hatian dari pengelola Koperasi tidak
diberlakukan.
b) Kondisi Lingkungan
Bencana Alam
Faktor bencana alam merupakan indikator kegagalan yang sulit diprediksikan, gempa
bumi, banjir dan tsunami merupakan salah satu penyebab terjadinya pembiayaan
menjadi macet, Antisipasi Kondisi Ini Hanya Satu Jalan Keluar Yaitu Dengan
Mengasuransikan Baik Jiwa Maupun Aset-Aset Yang Dimilikinya.
Kebijakan Pemerintah
Kendala Musim
Iklim Indonesia Saat Ini Tidak Menentu, Kendati Hanya Memiliki Dua Iklim Yaitu
Musim Panas Dan Musim Penghujan, Seorang Petugas Pembiayaan Jika Memberikan
Pembiayaan Kepada Anggota Koperasi Yang Berprofesi Sebagai Pedagang Es Pada
Saat Musim Penghujan Maka Sudah Dapat Dipastikan Pengembalian Pembiayaannya
Akan Mengalami Permasalahan. Karena Pedagang Es Pada Musim Hujan Biasanya
Mengalami Penurunan Pendapatau Atau Sama Sekali Tidak Laku Dagangannya.
Dengan Cara:
1) Preventif ( Pencegahan )
a. Revitalisasi
a) Ditambah dana ( suplesi ) Anggota/ mitra usaha mengambil kembali sisa baki debet
selama masih dalam jangka waktu pembiayaan yang disetujui dalam akad.
b) Novasi Perjanjian yang dilakukan antara pihak koperasi dengan mitra/ anggota yang
menyebabkan pembiayaan sebelumnya menjadi hangus. Novasi subyektif pasif terjadi
apabila mitra baru ditunjuk untuk menggantikan mitra lama yang oleh koperasi
dibebaskan perikatannya. Kewajiban mitra lama, otomatis berpindah kepada mitra baru.
Mitra lama tidak dapat dituntut kecuali telah diperjanjikan secara tegas di awal. Atau
pada saat penggantian mitra tersebut sudah dalam keadaan bangkrut.
(1) Mitra masih belum sanggup melunasi pembiayaan yang telah diterima sehingga
yang bersangkutan diberi kesempatan untuk memperoleh pembiayaan dengan maksimal
plafon pembiayaan sama dengan semula.
(2) Mitra tidak diperbolehkan mengambil sisa baki debet dari pembiayaan tertentu.
Berdasarkan kedua hal diatas, koperasi perlu menilai ulang terhadap kemampuan
anggota terutama dalam penyesuaian dengan saldo pembiayaan yang sudah ada.
(2) Perubahan Jaminan, Apakah Dalam Hal Bentuk, Harga, Maupun Status. Hal Ini
Akan Mempengaruhi Collateral Coverage Pembiayaan
(4) Perubahan Nama Dan Status Perusahaan Keempat Hal Diatas Akan Menyebabkan
Perubahan Penanggung Jawab Pembiayaan Dan Perubahan Status Yuridis Perusahaan
Yang Mungkin Tidak Tepat Lagi Dengan Menggunakan Perjanjian Semula.
4. Bantuan Manajemen
Apabila Dari Hasil Evaluasi Ulang Aspek Manajemen Yang Menjadi Faktor Penyebab
Terjadinya Pembiayaan Bermasalah, Maka Koperasi Akan Melakukan Asistensi Atau
Bantuan Manajemen Terhadap Usaha Anggota.
b. Collection Agent
1) Non Litigasi
A) Likuidasi Usaha
B) Parate Eksekusi
D) Menjual Jaminan
2) Syarat Kondisi:
C) Pelaksanaan Penanganan/Penyelesaian
5. Pembenahan Pembiayaan Secara Preventif Ini Oleh Account Officer Tetap Harus
Diajukan Kepada Panitian Pembiayaan Untuk Disetujui. Setelah Disetujui, Maka Proses
Berikutnya Sama Seperti Proses Pembiayaan Terhadap Mitra Baru
Daftar Pustaka
Windi Maulidina Lestari ,Aliyudin (2019) Pelaksanaan Akad Murabahah Bil Wakalah
Pada Produk Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (Kur) Mikro Ib Di Bank Bri
Syariah Kcp Majalaya. Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Volume VI/ Nomor
2:Bandung