Anda di halaman 1dari 7

DASAR-DASAR PERILAKU MEMOTIVASI KARYAWAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Pengantar Manajemen

Dosen : Rahmawati Umar, SE.,M.SI

Oleh :

KELOMPOK 3

 Cristal Jabi (19402133)


 Oktovianus (19402068)
 Jhoni Kaleb (19402035)
 Ricardo Buttu Bendo (19402028)
 Sutriani (19402022)
 Napagiarti (19402006)
 Gunawan (19402162)

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1 1 LatarBelakang

Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia
selalu berinteraksi dengan sesama serta lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam
kelompok besar maupun berkelompok kecil.Dalam berinteraksi sosial manusia memiliki
karakteristik dan perilaku yang berbeda-beda. Perilaku manusia sangat berbeda antara satu
dengan lainnya. Perilaku itu sendiri adalah suatu fungsi dari interaksi antara seseorang
individu dengan lingkungannya. Ditilik dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu
disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku,
pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda satu sama lain.
Pemimpin dapat mempengaruhi moral, kepuasankerja, keamanan, kualitas kehidupan kerj
adan terutam atingkat prestasi suatu organisasi. Kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan
dan motivasi dalam pengarahan adalah factor penting efektivitas manajer. Bila organisasi
dapat mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan
untuk menyeleksi pemimpin-pemimpin yang efektifakan meningkat. Jika organisasi dapa
tmengidentifikasikan perilaku dan teknik-teknikk epemimpinan yang efektif, berbagai
perilaku dan teknik tersebut akan dapat dipelajari.

1.2 RumusanMasalah

a. Bagaimana pemimpin mengelola perilaku individu dalam suatu organisasi,


b. Bagaimana manajemen mengelola motivasi karyawannya,
c. Apa saja persoalan-persoalan terbaru dalam pengelolaan motivasi karyawan.

1. 3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
a. Memenuhi tugas matakuliah Manajemen.
b. Mengetahui bagaimana Pemimpin atau Manajer dalam memahami perilaku individu
dalam Menambah pemahaman tentang kepemimpinan dalam mengelola perilaku
individu dan motivasi yang dapat diterapkan pada dunia kerja.
c. organisasinya untuk dapat meningkatkan motivasi karyawan dalam mewujudkan
tujuan organisasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Dasar-dasarperilakuindividu
Setiap individu memiliki kekuatan dan kelemahan dalam kemampuan yang
membuatnya relative lebih unggul atau kurang unggul dibanding kan individu lain dalam
melakukan tugas atau aktivitas tertentu. Dari sudut pandang manajemen, masalahnya
bukanlah padakemampuan yang berbeda tetapi bagaimana setiap individu bisa memiliki
kemampuan yang berbeda dan memanfaatkan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan
kemungkinan seseorang melakukan pekerjaannya dengan baik.
Kemampuanadalahpenilaianterkiniatasapa yang dapatdilakukanseseorang yang terdiri atas
kemampuan intelektual (aktivitas mental–berpikir, menalar, dan memecahkan masalah) dan
kemampuan fisik (stamina, ketangkasan fisik, kekuatan, dankarakteristikserupa).
Kemampuan fisik atau intelektual tertentu sangat dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan
dengan bergantung pada persyaratan kemampuan dari pekerjaan tersebut.
Selain kemampuan diperlukan juga pengetahuan tentang karakteristik pribadi
seseorang atau dapat disebut karakteristik biografis. Karakteristik biografis merupakan
karakteristik perseorangan (seperti: usia, gender, ras, status perkawinan, dan masa jabatan)
dapat menjadi salah satu objek penilaian individu secara nyata melalui arsip pribadi.

2.2 Sikap kepribadian persepsi dan pembelajaran


a. Sikap
Sikap merupakan pernyataan evaluasi (menguntungkan atau tidak menguntungkan)
mengenaiobjek, individu, atauperistiwa. Sikap dapat dibagi menjadi 3 unsur, yaitu:
kognitif (opini), afektif (emosional), danperilaku (tata
kelakuan).

b. Kepribadian
Kepribadian merupakan keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan
berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian seseorang juga diperngaruhi oleh
faktor-faktor penentu kepribadian: keturunan dan lingkungan.
c. Persepsi

2
Presepsi iadalah proses di mana individu mengatur dan menginterprestasikan kesan-
kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi mereka. Mengapa presepsi
dianggap penting dalam studi perilaku organisasi? Hanya karena perilaku individu
didasarkan pada presepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri.
Dunia yang di persepsikan individu merupakan dunia yang memetingkan perilaku.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi presepsi, yaitu: faktor dalam situasi (waktu,
keadaan kerja dan keadaan sosial), faktor dalam diri sendiri sebagai pengarti (sikap,
motivasi, minat, pengalaman, dan harapan), serta faktor dalam diri sendiri sebagai
target (sesuatu yang baru, gerakan, suara, ukuran, latar belakang, kedekatan, dan
kemiripan).
d. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan setiap perubahan yang relative permanen dari perilaku yang
terjadi sebagai hasil pengalaman.Ada beberapa teori pembelajaran :
1. Pengkondisian klasik : suatu tipe pengkondisian dimana seorang individu
menanggapi beberapa rangsangan yang tidak akan selalu menghasilkan respon
yang sama.
2. Pengkondisian operan : suatu tipe pengkondisian dimana perilaku sukarela yang
diinginkan menyebabkan suatu penghargaan atau mencegah suatu hukuman.
3. Pembelajaran sosial : yaitu bahwa orang dapat belajar melalui pengamatan dan
pengalaman langsung.

2.3 Memotivasi Karyawan


Motivasi merupakan proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha
untuk mencapai suatu tujuan. Ada beberapa teori kebutuhan:
1. Hierarki kebutuhan: fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan, aktualisasi diri.
2. Teori X dan Y, teori ini menyatakan bahwa pandangan manajer mengenai sifat
manusia didasarkan atas kelompok tertemtu. Teori X diasumsikan sebagai
anggapan negatif karyawan sedangkan teori Y diasumsikan sebagai anggapan
positif karyawan.
3. Teori dua faktor, teori ini menghubungkan faktor-faktor intrinsik dengan kepuasan
kerja sementara mengkaitkan faktor-faktor ekstrinsik dengan ketidakpuasan kerja.

3
4. Teori evaluasi kognitif, teori ini menyatakan bahwa pemberian penghargaan-
penghargaan ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara
intrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan.
5. Teori penentu tujuan, teori ini menyatakan bahwa tujuan-tujuan yang spesifik dan
sulit dengan umpan balik akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi. Teori ini
kurang memberikan wawasan tentang kepuasan karyawan atau keputusan untuk
berhenti.
6. Teori keadilan, teori ini berhubungan dengan variabel produktivitas,
ketidakhadiran, dan perputaran karyawan.
7. Teori harapan, teori ini berfokus mengenai produktivitas karyawan,
ketidakhadiran, dan perputaran karyawan tetapi karyawan memiliki sedikit
batasan dalam keleluasaan keputusan mereka.

Bagi seorang pemimpin pentinguntuk mengetahui bagaimana cara memotivasi


karyawannya. Adapun menurut MM Feinberg menjabarkan beberapa tindakan yang tidak
memotivasi orang lain, antara lain sebagai berikut :
a. Meremehkan bawahan. Tindakan ini bisa membunuh rasa percaya diri dan
inisiatif karyawan.
b. Mengkritik karyawan di depan karyawan lain. Tindakan ini pun bisa merusak
hubungan yang sudah terbina baik.
c. Memberi perhatian setengah-setengah atau tidak memerhatikan karyawan. Kalau
seorang pemimpin tidak memedulikan karyawannya, maka rasa percaya dirinya
akan luntur.
d. Memerhatikan diri sendiri. Pemimpin yang seperti ini dianggap egois dan hanya
memanipulasi karyawan untuk kepentingannya sendiri.
e. Menganak emaskan seorang karyawan. Tindakan ini sebaiknya juga tidak
dilakukan, karena bisa merusak moral karyawan lain.
f. Tidak mendorong karyawan untuk berkembang. Kalau karyawan merasa bahwa
bos juga ikut berjuang bersama, mereka akan sangat termotivasi. Informasikan
kesempatan yang ada dan jangan pernah mengekang minat para karyawan.

4
g. Tidak memedulikan hal-hal kecil. Apa yang nampaknya kecil bagi Anda, mungkin
saja sangat penting untuk karyawan.
h. Merendahkan karyawan yang kurang terampil. Seorang pemimpin memang wajib
menolerir ketidakmampuan karyawannya, namun harus hati-hati dalam
menangani permasalahan yang ditimbulkan agar tidak sampai mempermalukan
karyawannya.
i. Ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Atasan yang ragu-ragu mengakibatkan
kebimbangan di seluruh organisasi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari berbagai sumber yang ada, perilaku organisasi sangatlah penting diketahui oleh
manajer maupun karyawan. Terlebih pada perilaku individu dalam organisasi. Karena
manusia diciptakan tak serupa maka banyak cara yang dapat digunakan untuk menilai seperti
apa individu yang berada di dekatkita. Kita dapat mempelajari kemampuan unuk memahami
individu terebu tdengan melihat beberapa aspek dan pengetahuan umum yang kitamiliki.
Tetapi kemampuan ini juga harus diassah dengan di praktekan dalam kehidupan sehari-hari.
Karena kemampuan ini bisa dipraktekan secara sederhana dengan dapat menggunakan
pengetahuan ini untuk dapat mengendalikan diri sendiri di masyarakat.

3.2 Saran
Penulis berharap tulisan ini dapat berguna bagi pembaca terutama mereka yang ingin
lebih memahami individu lain maupun dirinya sendiri.

5
DAFTAR PUSTAKA

Baron, Renee &Wagele, Elizabeth.2007.Enneagram.Jakarta:Serambi


Baron, Renee &Wagele, Elizabeth.2007.Enneagram of Love and
Relationships.Jakarta:Serambi
Muclas, Makmuri.2005.Perilaku Organisasi.Yogyakarta:GajahMada University Press
(IKAPI)
Invancevich, John M-Konopaske, Robert-Matteson, Michael T.2006.Perilaku
danManajemenOrganisasi(edisiketujuh).Jakarta:Erlangga
Robbins, Stephen P-Coulter, Mary.2009.Management (tenth edition).New
Jersey:PearsonEducation,Inc
Robbins, Stephen P-Judge, Timothy A.2008.Organizational Behavior (twelefth edition).
New Jersey:PearsonEducation,Inc
Robbins, Stephen P-Judge, Timothy A.2008.Perilaku Organisasi (buku 1 edisi
12).Jakarta:SalembaEmpat

iii

Anda mungkin juga menyukai