DISUSUN OLEH
S BERY WIBISONO
43215010103
UNIVERTSITAS MERCU BUANA
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Dengan keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki , penulis mencoba untuk merangkai
kata demi kata untuk menyusun makalah ini dan dalam menyelesaikan makalah dari tugas makalah
Etika Bisnis dan Profesi.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan
dukungan dan bantuan baik secara spiritual maupun material dalam menyusun makalah dari Etika
Bisnis dan Profesi:
Akhir kata penulis mohon maaf bila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................................10
4.2 Saran.......................................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
Etika merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan yang baik
dan yang buruk, yang mempengaruhi hal lainnya. Nilai-nilai dan moral pribadi perorangan dan
konteks sosial menentukan apakah suatu perilaku tertentu dianggap sebagai perilaku yang etis atau
tidak etis. Dengan kata lain, perilaku etis merupakan perilaku yang mencerminkan keyakinan
perseorangan dan norma-norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakan-
tindakan yang benar da baik. Perilaku tidak etis adalah perilaku yang menurut keyakinan
perseorangan dan norma-norma sosial dianggap salah atau buruk. Etika bisnis adalah istilah yang
biasanya berkaitan dengan perilaku etis atau tidak etis yang dilakukan oleh manajer atau pemilik suatu
organisasi (Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert, 2007).
Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup
bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak
tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu
perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun
hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham dan masyarakat.
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki etika bisnis. Setiap perusahaan memiliki kode
etiknya masing-masing. Begitu pula dengan Pt SinarSosro yang menjunjung kode etik bisnisnya
dengan baik. Untuk itu akan dibahas mengenai rtika bisnis pada Pt Sinar Sosro.
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas , penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah pelaku bisnis yang ada disekitar kita menggunakan etika dalam menjalankan
bisnisnya?
2. Bentuk pelanggaran seperti apa jika tidak menggunakan etika dalam menjalankan bisnisnya?
3. Bagaimana cara mengatasinya?
Penulis membatasi masalah yakni hanya mencakup mengenai etika dalam berbisnis.
1. Untuk mengetahui pelaku bisnis yang ada disekitar kita menggunakan etika dalam
menjalankan bisnisnya atau tidak.
2. Untuk mengetahui bentuk pelanggaran jika tidak menggunakan etika dalam menjalankan
bisnisnya
3. Untuk mengetahui cara mengatasinya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori
Etika berkaitan dengan nilai-nilai , tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik dan
segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi
yang lain. Nilai-nilai dan moral pribadi perorangan dan konteks sosial menentukan apakah suatu
perilaku tertentu dianggap sebagai perilaku yang etis atau tidak etis.
Menurut Magnis-Suseno menyatakan bahwa etika dan ajaran moral tidak berada disatu
tingkat yang sama. Ajaran moral menetapka bagaimana manusia harus hidup , apa yang sama. Ajaran
moral menetapkan bagaimana manusia harus hidup, apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak.
Sedangkan etika membantu seseorang untuk mengerti mengapa ia haris mengikuti suatu ajaran moral
tertentu, atau bagaimana ia dapat mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan
berbagai ajaran moral.
Dengan kata lain, etika sebagai ilmu menuntut manusia untuk berperilaku moral secara kritis
dan rasional,
Menurut M. Fuad dkk, (2003 : 1), Bisnis (business) tidak terlepas dari aktivitas produksi,
pembelian , penjualan , maupun pertukaran barang dan jasa yang melibatkan orang atau perusahaan.
Aktivitas dalam bisnis pada umumnya punya tujuan menghasilkan laba untuk kelangsungan hidup
serta mengumpulkan cukup dana bagi pelaksanaan kegiatan si pelaku bisnis atau bisnisman
(businessman) itu sendiri.
Menurut M. Fuan dkk, (2003 : 7), Perusahaan adalah suatu unit kegiatan yang melakukan
aktivitas pengolahan faktor-faktor produksi, untuk menyediakan barang-barang dan jasa bagi
masyarakat, mendistribusikannya, serta melakukan upaya-upaya lain dengan tujuan memperoleh
keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat.
Menurut pendapat Raymond E. Glos dalam bukunya business : Its Nature and Environment :
An Introduction,memaparkan bahwa perusahaan diartikan sebagai sebuah organisasi yang memproses
perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang dan atau jasa yang diperuntukkan bagi
pemuasan kebutuhan para pembeli serta diharapkan akan memberikan laba kepada para pemiliknya.
Jadi, fokusnya lebih kepada organisasi. Sedangkan, bisnis di sisi lain , diartikan sebagai seluruh
kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan
(produsen , pedagang , konsumen , dan industri dimana perusahaan berada) dalam rangka
memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian bisnis lebih luas daripada pengertian
perusahaan karena perusahaan merupakan bagian dari bisnis.
Kemudian Bertens juga menyatakan bahwa bisnis yang beretik merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bisnis itu sendiri, karena tujuan dari bisnis tidak hanya semata-
mata memaksimalkan keuntungan saja yang akan mengakibatkan timbulnua keadaan yang tidak etis
tetapi juga harus memperhatikan lingkungan bisnis atau disebut sebagai the stakeholders benefit
atau manfaat bagi stakeholder.
Prinsip-prinsip etika bisnis sangat erat kaitanya dengan nilai yang dianut oleh masing-masing
masyarakt, sehingga dapat dikatakan bahwa prinsip-prinsip etika bisnis tidak bisa dilepaskan dari
kehidupan manusia.
Menurut Sonny Keraf menyebutkan secara umum terdapat lima prinsip etika bisnis, yaitu :
Prinsip otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak
berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Orang yang
otonom adalah orang yang bebas mengambil keputusan dan tindakan serta bertanggung jawab atas
keputusan dan tindakanya tersebut.
Prinsip kejujuran
Prinsip keadilan
Prinsip keadilan menuntu agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai aturan yang adil
dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggung jawabkan.
Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua
pihak. Dalam bisnis yang kompetitif, prinsip ini menuntut agar persaingan haruslah melahirkan suati
win-win solution.
Prinsip ini dihayati sebagai tuntuan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar dia
menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaan.
Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat, maka konsimen benar-benar raja. Kepercayaan
konsumen dijaga dengan memperlihatkan citra bisnis yang baik dan etis.
Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang menjamin kepentingan dan hak
bagi semua pihak, maka perusahaan harus menjalankan bisnisnya dengan baik dan etis.
Perusahaan modern sangant menyadari bahwa kartawan bukanlah yenaga yang harus
dieksploitasi demi mendapat keuntungan. Menurut Kenneth Blanchard dan Normal Vincent Peale
menyatakan abhwa perlakuan yang baik terhadap karyawan telah menaikkan keuntungan peruhsaan
sebesar 20% atau telah menurunkan harga produk perusahaan tersebut sebesar 20%.
Sebagaimana telah diketahui bahwa masalah etis hanya dapat dilihat dalam kaitan dengan
masyarakat, maka isi dari tanggung jawab sosial perusahaan pun hanya dapat dilihat dalam kaitan
dengan relasi perusahaan atau bisnis dalam masyarakat itu. Disini terlihat dua jalur tanggung jawab
sosial perusahaan yang sesuai dengan dua jalur relasi perusahaan dengan masyarkat yaitu relasi
primer dan relasi sekunder. Berkaitan dengan hal tersebut, isi tanggung jawab sosial perusahaan
adalah :
Terhadap relasi primer : Perusahaan bertanggung jawab terhadap relasi primer , misalnya :
Ke luar : Memenuhi kontak yang sudah dilakukan dengan perusahaan lain, membayar utang ,
memberi pelayanan kepada konsimen dan pelanggan secar memuaskan , bertanggung jawab dalam
menawarkan barang dan jasa kepada masyarkat dengan mutu yang baik.
Terhadap relasi sekunder : Bertanggung jawab keluar, misalnya bertanggung jawab atas
operasi dan dampak berbisnis terhadap masyarakat pada umumnya atau masalah-masalah sosial ,
pembayaran pajak dan lain sebagainya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Perusahaan
Keluarga Sosrodjojo memulai bisnisnya pada tahun 1940 di kota Slawi, Jawa Tengah dengan
memproduksi dan memasarkan teh seduh merek Teh Cap Botol. Tahun 1965, Keluarga Sosrodjojo
mulai memperluas bisnisnya dengan merambah ke Jakarta dengan melakukan strategi CICIP RASA
(product sampling) ke beberapa pasar di Jakarta.
Awalnya, datang ke pasar-pasar dengan cara memasak dan menyeduh teh langsung di tempat.
Setelah siap, seduhan teh tersebut langsung dibagikan kepada orang-orang yang ada di pasar. Namun
cara ini kurang berhasil karena teh yang telah diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya
terlampau lama sehingga pengunjung di pasar yang ingin mencicipinya tidak sabar menunggu.
Cara kedua, teh tidak lagi diseduh langsung di pasar, tetapi dimasukkan kedalam panci-panci besar
untuk selanjutnya dibawa kepasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara ini
kurang berhasil karena teh yang dibawa tumpah selama perjalanan dari kantor ke pasar karena pada
saat tersebut jalanan di Jakarta masih berlubang dan belum sebagus sekarang.
Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh dan dikemas kedalam botol yang
sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup menarik minat pengunjung karena selain praktis juga
bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu menunggu tehnya dimasak seperti cara sebelumnya.
Tahun 1969, diputuskan untuk menjual minuman tehdalam kemasan botol secara massal dengan
nama Tehbotol Sosro. Nama Teh botol diambil dari tehseduh merek Teh Cap Botol, yang saat
itu sudah mulai terkenal di Jakarta dan Sosro dari nama keluarga pendirinya yakni Sosrodjojo.
1) Menjaga hubungan etika dan sah dengan pemasok barang dan jasa.
2) Mencari dan memilih pemasok yang praktek bisnis menghormati martabat manusia,tidak
melanggar hukum dan tidak menempatkan reputasi perusahaan dalam bahaya.
3) Pilih pemasok atas dasar kesesuaian produk atau jasa mereka, serta harga mereka,kondisi
pengiriman dan kualitas, tidak menerima atau menawarkan hadiah ataukomisi, dalam
bentuk tunai atau barang, yang bisa mengubah aturan persainganbebas dalam produksi
dan distribusi barang dan jasa.
4) Menginginkan keunggulan dalam barang dari perusahaan bahwa klien dankonsumen
mendapatkan kepuasan yang diharapkan.
5) Jaminan produk dan layanan dari perusahaan dan menangani dengan cepat danefisien
dengan konsumen dan pengguna klaim, dengan tujuan untuk mencapaikepuasan luar
hanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Di dalam persuangan dunia usahan yang sangat keat ini , etika bisnis merupakan sebuah harga
mati, yang tidak dapat diatawar lagi. Dalam zaman keterbukaan dan luasnya informasi saat ini , baik-
buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan luas. Memposisikan karyawan,
konsumen , pemasok , pemodal dan masyarakat umu secara etis dan jujur adalah satu-satunya cara
supaya dapat bertahan di dalam dunia bisnis saat ini. Ketatnya persaingan bisnis menyebaban
beberapa pelaku bisnisnya kurang memperhatikan etika dalam bisnis.
Etika bisnis memperngaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masing-masing eleman dalam
lingkaran bisnis. Pemasok (supplier), perusahaan dan konsumen adalah elemen yang saling
mempengaruhi. Masing-masing elemen tersebut harus menjaga etika , sehingga kepercayaan yang
menjadi prinsip kerja dapat terjaga dengan baik.
Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga kepercayaan dalam
kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut , baik dalam lingkup mikro
maupun makro. Tentunya ini tidak akan memberikan keuntungan segera, namun ini adalah wujud
investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu etika dalam
berbisnis sangatlah penting.
4.2 Saran
Perlu adanya sadar diri didalam hati para pegawai didalam perusahaan yang ingin
menerapkan etika didalam bisnis agar tidak adanya kecurangan atau kebohongan yang terjadi pada
perusahaan itu nantinya dan perlu diterapkanya sanksi atau hukuman yang berat apabila ada s alah
satu pegawai yang melanggarnya, sehingga etika di dalam bisnis pun dapat berjalan dengan baik dan
lancar di perusahaan tersebut.