Anda di halaman 1dari 5

MONOPOLI DAN DIMENSI ETIKA BISNIS

1. MONOPOLI
Pasar monopoli berasal dari bahasa Yunani ,monos, satu dan polein, menjual adalah
suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Jadi
monopoli adalah kondisi pasar dimana hanya ada satu pelaku bisnis atau perusahaan
yang menjual produk atau komoditas tertentu dan ada hambatan bagi perusahaan atau
pelaku bisnis untuk masuk ke dalam bisnis tersebut. Penentu harga pada pasar ini
adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai "monopolis".
Monopoli adalah suatu situasi dalam pasar dimana hanya ada satu atau segelintir
perusahaan yang menjual produk atau komoditas tertentu yang tidak punya pengganti
yang mirip dan ada hambatan bagi perusahaan atau pengusaha lain untuk masuk
dalam bidang industri atau bisnis tertentu. Dengan kata lain, pasar dikuasai oleh satu
atau segelintir perusahaan, sementara pihak lain sulit masuk didalamnya. Karena itu,
hampir tidak ada persaingan berarti.
Sebagai penentu harga (price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau
mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi;
semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu
pula sebaliknya. Ciri utama pasar ini adalah adanya seorang penjual yang menguasai
pasar dengan jumlah pembeli yang sangat banyak. Ciri lainnya adalah tidak
terdapatnya barang pengganti yang memiliki persamaan dengan produk monopolis;
dan adanya hambatan yang besar untuk dapat masuk ke dalam pasar.
Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer
dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis
yang etik. Pasar monopoli harus memiliki etika dalam berbisnis yang baik kepada
para pembeli untuk menjual barang tersebut dengan harga yang terjangkau oleh
masyarakat yang berekonomi rendah dan pengusaha pendatang baru diberikan
kesempatan untuk masuk kedalam pasar.
Perlu kita bedakan anatara 2 macam monopoli:
 Monopoli Alamiah
Monopoli alamiah lahir karena mekanisme murni dalam pasar. Monopoli ini
lahir secara wajar dan alamiahkarena kondisi objektif yang dimiliki oleh suatu
perusahaan, yang menyebabkan perusahaan ini unggul dalam pasar tanpa bisa
ditandingi dan dikalahkan secara memadai oleh perusahaan lain.
 Monopoli Artifisial
Monopoli ini lahir karena persengkongkolan atau kolusi politis dan ekonomi
antara pengusaha dan penguasa demi melindungi kepentingan kelompok
pengusaha tersebut. Monopoli semacam ini bisa lahir karena pertimbangan
rasional maupun irasional.
Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam kaitan dengan ketimpangan
ekonomi yang ditimbulkan oleh praktek monopoli:
1. Perusahaan Monopolistis diberi wewenangan secara tidak fair untuk menguras
kekayaan bersama demi kepentingannya sendiri dalam selubung kepentingan
bersama.
2. Rakyat atau konsumen yang sudah miskin dipaksa untuk membayar produk
monopolistis yang jauh lebih mahal
3. Ketimpangan ekonomi akibat praktek monopoli juga berkaitan dengan tidak
samanya peluang yang terbuka bagi semua pelaku ekonomi oleh adanya
praktek ekonomi itu. Dari masalah ketiga yang ditimbulkan oleh praktek
monopoli artifisial adalah terlarangnya kebebasan kebebasan baik pada
konsumen maupun pada pengusaha.
4. Salah satu praktek yang sampai tingkat tertentu juga mengarah pada monopoli
dan juga merusak pasar adalah suap. Suap mengarah pada monopoli karena
dengan suap menyuap mencegah perusahaan lain untuk masuk dalam pasar
dan bersaing dengan fair. Dengan suap, perusahaan penyuap mendapat hak
istimewa untuk melakukan bisnis tertentu yang tidak bisa dimasuki oleh
perusahaan lain.
 Undang-Undang Anti Monopoli
Dapat dilihat tujuan yang ada dibalik undang-Undang antitrust di Amerika.
Undang-Undang Antitrust yang paling penting adalah apa yang dikenal sebagai
The Sherman Act, tahun 1890. Undang-Undang ini kemudian disempurnakan oleh
The Clayton Act dan The Federal Trade Commission Act pada tahun 1914.Tujuan
utama dari undang-Undang antitrust ini adalah:
 Untuk melindungi dan menjaga persaingan yang sehat diantara berbagai
kekuatan ekonomi dalam pasar.
 Undang-Undang anti monopoli bertujuan melindungi kesejahteraan konsumen
dengan melarang praktek-praktek bisnis yang curang dan tidak fair.
 Selain itu undang-Undang anti monopoli juga bermaksud melindungi
perusahaan kecil dan menengah dari praktek bisnis yang monopolis dan
oligopolis.

2. DIMENSI ETIKA BISNIS


Etika didefinisikan sebagai penyelidikan terhadap alam dan ranah moralitas dimana
istilah moralitas dimaksudkan untuk merujuk pada ‘penghakiman’ akan standar dan
aturan tata laku moral. Etika juga bisa disebut sebagai studi filosofi perilaku manusia
dengan penekanan pada penentuan apa yang dianggap salah dan benar. Dari definisi
itu kita bisa mengembangkan sebuah konsep etika bisnis. Tentu sebagian kita akan
setuju bila standar etika yang tinggi membutuhkan individu yang punya prinsip moral
yang kokoh dalam melaksanakannya. Namun, beberapa aspek khusus harus
dipertimbangkan saat menerapkan prinsip etika ke dalam bisnis.
a. Pertama, untuk bisa bertahan, sebuah bisnis harus mendapatkan keuntungan.
Jika keuntungan dicapai melalui perbuatan yang kurang terpuji,
keberlangsungan perusahaan bisa terancam. Banyak perusahaan terkenal telah
mencoreng reputasi mereka sendiri dengan skandal dan kebohongan.
b. Kedua, sebuah bisnis harus dapat menciptakan keseimbangan antara ambisi
untuk mendapatkan laba dan kebutuhan serta tuntutan masyarakat sekitarnya.
Memelihara keseimbangan seperti ini sering membutuhkan kompromi atau
bahkan ‘barter’.
Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis dalam
menjalankan good business dan tidak melakukan ‘monkey business’ atau dirty
business. Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen
bisnis yang etis agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai
adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia
bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis
mempunyai implikasi etis dan oleh karenanya membawa serta tanggung jawab etis
bagi pelakunya.
Berbisnis dengan etika adalah menerapkan aturan umum mengenai etika pada
perilaku bisnis. Etika bisnis menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban,
prinsip-prinsip dan aturan-aturan. Jika aturan secara umum mengenai etika
mengatakan bahwa berlaku tidak jujur adalah tidak bermoral dan beretika, maka
setiap insan bisnis yang tidak berlaku jujur dengan pegawainya, pelanggan, kreditur,
pemegang usaha maupun pesaing dan masyarakat, maka ia dikatakan tidak etis dan
tidak bermoral. Intinya adalah bagaimana kita mengontrol diri kita sendiri untuk dapat
menjalani bisnis dengan baik dengan cara peka dan toleransi. Dengan kata lain, etika
bisnis ada untuk mengontrol bisnis Agar tidak tamak.
Pelanggaran etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis. Untuk
meraih keuntungan, masih banyak perusahaan yang melakukan berbagai pelanggaran
moral. Praktik curang ini bukan hanya merugikan perusahaan lain, melainkan juga
masyarakat dan negara. Praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) tumbuh subur
di banyak perusahaan.
Dari mana upaya penegakkan etika bisnis dimulai? Etika bisnis paling gampang
diterapkan di perusahaan sendiri. Pemimpin perusahaan memulai langkah ini karena
mereka menjadi panutan bagi karyawannya. Selain itu, etika bisnis harus dilaksanakan
secara transparan. Pemimpin perusahaan seyogyanya bisa memisahkan perusahaan
dengan milik sendiri. Dalam operasinya, perusahaan mengikuti aturan berdagang
yang diatur oleh tata cara undang-undang.
Etika bisnis tidak akan dilanggar jika ada aturan dan sanksi. Kalau semua tingkah laku
salah dibiarkan, lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Repotnya, norma yang salah
ini akan menjadi budaya. Oleh karena itu bila ada yang melanggar aturan diberikan
sanksi untuk memberi pelajaran kepada yang bersangkutan. Ada tiga sasaran dan
ruang lingkup pokok etika bisnis.
a. Pertama, etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip,
kondisi, dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis.
Dengan kata lain, etika bisnis pertama-tama bertujuan untuk menghimbau para
pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis secara baik dan etis.
b. Kedua, menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, buruh, atau karyawan
dan masyarakatluas pemilik aset umum semacam lingkungan hidup, akan hak
dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktik bisnis
siapapun juga. Pada tingkat ini, etika bisnis berfungsi menggugah masyarakat
bertindak menuntut para pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik demi
terjaminnya hak dan kepentingan masyarakat tersebut.
c. Ketiga, etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat
menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis
lebih bersifat makro atau lebih tepat disebut etika ekonomi. Dalam lingkup
makro semacam ini, etika bisnis bicara soal monopoli, oligopoli, kolusi, dan
praktik semacamnya yang akan sangat mempengaruhi, tidak saja sehat
tidaknya suatu ekonomi, melainkan juga baik tidaknya praktik bisnis dalam
sebuah negara.

DAFTAR PUSTAKA
http://tasyasepang.blogspot.com/2016/11/monopoli-dan-dimensi-etika-
bisnis.html
https://janetfuyuko.wordpress.com/2016/10/26/jenis-pasar-latar-belakang-
monopoli-etika-dalam-pasar-kompetitif/

Anda mungkin juga menyukai