Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Akuntansi Biaya

“Akuntansi Biaya Overhead Pabrik”

Dosen Pengampu :
Ivan Gumilar Sambas Putra, S.E., M.M., M.Ak.

Disusun Oleh :
Finsharisqi Vitahati (0217103142) Janitra Putra Utama (0217103154)
Ricky Kurniawan (0217103150) Muhammad Wahid N (0217103155)
Surya Kiraman (0217103153)

Kelas:
Manajeman S1 / B1 / C

FAKULTAS BISNIS MANAJEMEN


UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Karena, dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayahnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas “Akuntansi Biaya” tentang “Akuntansi Biaya
Overhead Pabrik” ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan dalam makalahnya.

Dalam Kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Yth, Bpk. Ivan Gumilar
Sambas Putra, S.E., M.M., M.Ak. sebagai Dosen Pengampu kami untuk selama masa
pembelajaran Semester IV ini di Fakultas Manajemen Bisnis, dalam mata kuliah Akuntansi Biaya,
di Program Studi Manajemen, Kelas C – B1 tahun pembelajaran 2018-2019, Universitas
Widyatama.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan bagi kita semua yang telah membacanya, mengenai Akuntansi Biaya Overhead
Pabrik. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, dan saran demi perbaikan makalah ini
yang telah kami buat untuk kedepannya nanti.

Semoga makalah ini dapat dipahami, dan bermanfaat bagi pembacanya dalam upaya
meningkatkan kemampuan akademis. Kami ucapkan mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata karena, terbatasnya waktu dalam pekerjaan maklah ini.

Bandung, Maret 2019


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... I.

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... II.

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1.

I 1. Latar Belakang ....................................................................................................... 1.


I 2. Identifikasi Masalah ............................................................................................... 1.
I 3. Tujuan .................................................................................................................... 1.

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................ 2 – 15.

II 1 . Pengertian Akuntansi Biaya Overhead Pabrik ..................................................... 2 – 3.


 Definisi Akuntansi Biaya ............................................................................ 2.
 Definsis Biaya Overhead Pabrik ................................................................. 3.
II 2 . Karakteristik Biaya Overhead Pabrik ................................................................... 4.
II 3 . Penggolongan Biaya Overhead Pabrik ................................................................ 4 – 5.
II 4 . Metode Pembebanan Biaya Overhead Pabrik....................................................... 5 – 6.
II 5 . Menaksir Biaya Overhead Pabrik ......................................................................... 6 – 8.
 Menghitung Biaya Overhead Pabrik ........................................................... 6 – 7.
 Berbagai Rumus Tambahan Penghitungan Biaya Overhead Pabrik.......... 7 – 9.
II 6 . Studi Kasus .......................................................................................................... 10 -15.
 Kasus 1 ........................................................................................................ 10 –12.
 Kasus 2 ........................................................................................................ 12 -15.

BAB III. PENUTUP .......................................................................................................... 16

III 1. Kesimpulan ......................................................................................................... 16


III 2. Saran . .................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ III


BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Dalam sebuah perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur yang didominasi oleh
kegiatan untuk memproduksi suatu produk berupa barang, tentunya dalam melakukan kegiatan
produksi yang didalamnya melibatkan unsur input-proses-output. Sangat sering terjadi peristiwa
ataupun kejadian diluar perkiraan perusahaan. Baik dalam hubungan kepada suplair, pada saat
pemrosesan ataupun dalam melakukan distribusi barang kepada pelanggan.
Dalam dunia acounting sangatlah penting dalam melakukan pencatatan dalam berbagai
kegiatan yang dilakukan terkhusus dalam hal yang berada diluar dugaan seperti dalam kasus BOP
(biaya overhead pabrik). Dalam melakukan perhitungan terhadap BOP ada beberapa langkah dan
metode yang perlu diketahui dan dijalankan, langkah-langkah tersebut akan dipaparkan dalam
makalah ini.

I.2. Identifikasi Masalah


a. Menjelaskan dan memahami akuntansi biaya overhead pabrik.
b. Memahami penggolongan biaya overhead pabrik.
c. Mempelajari metode pembebanan biaya overhead pabrik.
d. Memahami kasus biaya overhead pabrik.

I.3.Tujuan Penulisan
a. Mengetahui pengertian biaya overhead pabrik, jenis-jenis, penggolongan dan penentuannya.
b. Memahami anggaran dalam biaya overhead pabrik dan perhitungan akuntansinya.
c. Sebagai referensi untuk pembuatan makalah kedepannya. Dan dapat juga menambah wawasan
pengetahuan mengenai akuntansi biaya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

II 1. Pengertian Akuntansi Biaya Overhead Pabrik


 Definisi Akuntansi Biaya
Akuntansi Biaya adalah suatu proses pencatatan keuangan yang didalamnya terjadi
penggolongan dan peringkasan atas suatu biaya produksi, penjualan produk ataupun jasa
menggunakan suatu cara tertentu lengkap dengan penjelasannya. Berikut ini pengertian akuntansi
biaya menurut para ahli;
a. Menurut Carter dan Usry, Akuntansi Biaya adalah perhitungan biaya dengan tujuan
untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikan kualitas dan efisiensi, serta pembuatan
keputusan yang bersifat rutin maupun strategis.

b. Menurut Mulyadi (1999:6), Akuntasi Biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,


peringkasan dan pengkajian biaya serta pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-
cara tertentu dan penafsiran terhadapnya.

c. Menurut R.A Supriyono (2000:21), Akuntansi Biaya adalah salah satu cabang akuntansi
yang merupaka alay manajemen dalam memonitor dan menekan transaksi biaya secara sistematis
serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.

d. Menurut Armanto Witjaksono (2006:45), Akuntansi Biaya akan melengkapi manajemen


dengan perangkat akuntansi untuk meningkatkan perencanaan dan pengendalian.

Tujuan Akuntansi Biaya adalah menyediakan informasi dalam bentuk laporan biaya secara
sistematis yang diperlukan manajemen, yaitu informasi biaya yang bermanfaat untuk:
a. Penentuan harga pokok produk dengan tepat dan teliti
b. Perencanaan dan pengendalian biaya
c. Pengambilan keputusan khusus
 Definisi Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik pada umumnya dikategorikan sebagai biaya produksi selain biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Apabila suatu perusahaan juga memiliki departemen-
departemen lain selain departemen produksi maka semua biaya yang terjadi di departemen
pembantu tersebut dikategorikan seebagai biaya overhead pabrik. Berikut ini pengertian biaya
overhead pabrik menurut para ahli;
a. Menurut Salman (2013:26), Biaya Overhead Pabrik adalah biaya produksi yang
dikeluarkan perusahaan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead
pabrik meliputi biaya bahan pembantu atau penolong, biaya penyusutan aktiva pabrik, biaya sewa
gedung pabrik, dan biaya overhead lain-lain.

b. Menurut Garrison, dkk (2012:56), Biaya Overhead Pabrik adalah seluruh biaya
manufaktur yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung.

c. Menurut Halim (2005:90), Biaya Overhead Pabrik adalah seluruh biaya produksi yang
tidak dapat diklasifikasikan sebagai biaya bahan baku langsung atau biaya tenaga kerja langsung.

d. Menurut Usry & Hammer, (1991:368), Biaya Overhead Pabrik adalah biaya-biaya
bahan tak langsung, buruh tak langsung, dan biaya-biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah
diidentifikasikan atau dibebankan langsung pada suatu pekerjaan, hasil produksi / tujuan biaya
akhir.

Maka pengertian Akuntansi biaya overhead pabrik dalam pernyataan diatas adalah suatu
proses pencatatan atas suatu biaya produksi selain bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya overhead pabrik biasanya muncul dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk pemakaian
bahan tambahan, biaya tenaga kerja tidak langsung, pengwasan mesin produksi, pajak, asuransi,
hingga fasilitas-fasilitas tambahan yang diperlukan dalam proses produksi
II 2. Karakteristik Biaya Overhead Pabrik
Overhead pabrik memiliki dua karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam
pembebanannya sebagai hasil produksi secara layak. Karakteristik ini menyangkut hubungan
khusus antara overhead pabrik dengan (Carter dan Usry, 2006:411)
a. Produk itu sendiri. Karakteristik pertama ini berbeda dengan bahan langsung dan biaya
tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik merupakan bagian yang tidak berwujud dari barang
jadi.
Tidak ada surat permintaan bahan ataupun kartu jam tenaga kerja yang digunakan untuk
menyatakan jumlah biaya overhead pabrik seperti pada perlengkapan pabrik atau tenaga kerja
tidak langsung yang diperhitungkan dalam suatu pekerjaan atau produk.
b. Jumlah volume produksi. Karakteristik kedua ini menyangkut perubahan sebagian unsur
biaya overhead karena adanya perubahn volume produksi yaitu overhead bias bersifat tetap,
variable, atau semivariabel. Biaya overhead tetap secara relative tetap konstan, biarpun ada
perubahan dalam volume produksi, sedangkan overhead tetap per unit output akanbervariasi
berlawanan dengan volume produksi.
Overhead variable variasi secara sebanding dengan output produksi. Overhead
semivariabel bervariasi, tetapi tidak sebanding dengan unit yang diproduksi. Apabila volume
produksi berubah, efek gabungan dari berbagai pola overhead yang berbeda ini dapat
mengakibatkan biaya pabrikase per unit berfluktuasi besar.

II 3. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik


Sebelum menentukan anggaran biaya overhead pabrik, kita harus biasa menggolongkan
biaya overhead pabrik terlebih dahulu. Dengan adanya penggolongan, kita akan lebih mudah
dalam menentukan seberapa besar anggaran yang perlu disisihkan sebagai anggaran biaya
overhead pabrik sesuai dengan usaha di perusahaan kita. Biaya overhead pabrik dapat digolongkan
ke dalam tiga kriteria, yakni;
a. Penggolonhan biaya overhead pabrik menurut sifatnya terbagi menjadi 3 sifat,
diantaranya;
1. Biaya bahan penolong. Dimana bahan yang tidak menjadi bagian dari hasil
produksi atau bahan yang nilainya relative kecil dibandingkan harga keseluruhan produk.
2. Biaya tenaga kerja tak langsung. Dimana tenaga kerja perusahaan yang upahnya
tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk.
3. Biaya reparasi dan pemeliharaan. Dimana biaya suku cadang (spareparts), biaya
bahan habis pakai (factory supplies), dan harga jasa yang perlu dikeluarkan perusahaan
untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan mesin produksi, kendaraan, dan alat-alat
perusahaan lainnya.

b. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungan dengan


perubahan volume produksi yang terbagi menjadi 3 golongan, diantaranya;
1. Biaya overhead pabrik tetap, yakni biaya overhead pabrik yang tidak berubah
meskipun terjadi perubahan dalam volume produksi.
2. Biaya overhead pabrik variabel, yakni biaya overhead pabrik yang berubah
sebanding dengan perubahan volume produksi.
3. Biaya overhead pabrik semivariabel, yakni biaya overhead pabrik yang berubah
namun tidak sebanding dengan perubahan volume produksi. Untuk memudahkan
penentuan tarif biaya overhead pabrik, biasanya biaya overhead pabrik semivariabel akan
dipecah menajdi dua unsur yakni biaya tetap dab biaya variable.

c. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen yang


terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu;
1. Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct departemental overhead
expenses), yakni biaya overhead pabrik yang ada dalam sebuah departemen dan
manfaatnya hanya dapat dinikmati oleh departemen tersebut.
2. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen (indirect departemental
overhead expenses), yakni biaya overhead pabrik yang manfaatnya dapat dinikmati oleh
lebih dari satu departemen.

II 4. Metode Pembebanan Biaya Overhead Pabrik


Untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik, perusahaan perlu memperhatikan jumlah
tarif biaya overhead pabrik yang akan digunakan. Terdapat tiga alternatif yang dapat perusahaan
digunakan untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik, yaitu:
a. Plantwide Rate / Tarif Tunggal
Perusahaan hanya menggunakan tarif biaya overhead pabrik untuk pembebanan biaya
overhead pabrik ke pesanan maupun produknya dari awal sampai akhir proses.

b. Departemental Rate / Tarif Departementalisasi


Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap tahapan atau departemen
produksi yang ada di perusahaan. Jumlah tarif biaya overhead pabrik tergantung dari tahapan atau
departemen produksi yang ada.

c. Activity Rate / Tarif Setiap Aktivitas


Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap aktivitas yang terjadi
dalam pembuatan produknya. Cara ini dikenal dengan Activity Based Costing (ABC).

II 5. Menaksir Biaya Overhead Pabrik


 Menghitung Biaya Overhead Pabrik
Untuk bisa menghitung biaya overhead pabrik, terdapat tahap-tahap yang harus dilakukan
oleh perusahaan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik didasarkan pada volume kegiatan yang akan
dilaksanakan di masa depan.

b. Memilih dan menaksir dasar pembebanan biaya overhead pabrik


Dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk, dapat dipilih berdasarkan satuan
produk, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung, jam mesin.

Sementara itu faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembebanan biaya


overhead pabrik antara lain:
a. Memperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam
departemen produksi
b. Memperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan tersebut dan
hubungannya dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.
c. Menghitung tarif biaya overhead pabrik yang dapat dilakukan dengan rumus:

 Berbagai Rumus Tambahan Penghitungan Biaya Overhead Pabrik

Selain rumus di atas, biaya overhead pabrik juga dapat dihitung berdasarkan jenis
perusahaan. Macam-macam penghitungan dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada
produk antara lain:

a. Jumlah satuan produk

Metode ini langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada produk dan lebih cocok
digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi satu jenis produk. Beban biaya overhead
pabrik untuk setiap produk dihitung dengan rumus:

b. Biaya bahan baku

Apabila harga pokok bahan baku sebagai dasar pembebanan, maka tarif biaya overhead
pabrik dapat dihitung dengan rumus:
Sebagai catatan, semakun besar biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk mengolah
produk, maka semakin besar pula biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk. Metode
ini terbatas penggunaannya karena adanya kemungkinan sebuah produk dibuat dari bahan baku
dengan harga yang mahal, sementara produk lain dibuat dari bahan yang lebih murah. Dalam kasus
seperti ini, jika pengerjaan kedua produk sama, maka produk pertama akan menerima beban biaya
overhead pabrik yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang kedua.

c. Biaya tenaga kerja

Apabila sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai hubungan yang erat
dengan jumlah upah tenaga kerja langsung, maka dasar yang dipakai untuk membebankan biaya
overhead pabrik adalah biaya tenaga kerja langsung. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan
rumus:

Penting sebagai catatan, metode ini memiliki kelemahan karena biaya overhead pabrik
harus dilihat sebagai tambahan nilai produk. Jumlah biaya tenaga kerja langsung juga dianggap
meliputi upah tenaga kerja dari berbagai tingkatan yang ada dalam perusahaan.

d. Jam tenaga kerja langsung

Apabila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat
produk, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga kerja langsung. Tarif
biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:
e. Jam mesin

Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin maka dasar
yang dipakai membebankan adalah jam mesin. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan
rumus:
II 6. Studi Kasus

 Kasus 1

PT. BIRU LAUT membebankan biaya overhead pada produk dengan tarif yang telah
ditentukan di muka. Berikut ini budget dan realisasi dari biaya overhead pabrik dalam tahun 1997.

Diminta :

1. Berapakah BOP Tetap dan Variabel yang dianggarkan dan yang direalisasikan.
2. Hitung Tarif BOP Tetap maupun Variabel berdasarkan :
a. Jam mesin (Rp.) pada kapasitas mesin 75.000 jam mesin.
b. Biaya bahan baku (%).
c. Jam kerja langsung (Rp.) pada kapasitas 60.000 jam kerja langsung.
d. Unit produksi (Rp.) pada kapasitas produksi 750.000 unit.
e. Biaya tenaga kerja langsung (%).
3. Menganalisa selisih BOP, jika realisasi kapasitas yang dicapai 70.000 jam mesin.
Jawaban :

1. Dianggarkan Direalisasikan
BOP Tetap Rp. 8.625.000,- Rp. 8.775.000,-
BOP Variabel Rp. 9.375.000,- Rp. 9.300.000,-

2. a) Tarif BOP Tetap = Rp. 8.625.000,- / 75.000 = Rp. 115,-

Tarif BOP Variabel = Rp. 9.375.000,- / 75.000 = Rp. 125,-

b) Tarif BOP Tetap = (Rp.8.625.000,- / Rp.15.000.000) x 100 % = 57,5 %

Tarif BOP Variabel = (Rp.9.375.000,- / Rp.15.000.000) x 100 % = 62,5 %

c) Tarif BOP Tetap = Rp.8.625.000,- / 60.000 = Rp. 143,75

Tarif BOP Variabel = Rp.9.375.000,- / 60.000 = Rp. 156,25

d) Tarif BOP Tetap = Rp.8.625.000,- / 750.000 = Rp. 11,50

Tarif BOP Variabel = Rp.9.375.000,- / 750.000 = Rp. 12,50

e) Tarif BOP Tetap = (Rp.8.625.000,- / Rp.13.000.000) x 100 % = 66,35 %

Tarif BOP Variabel = (Rp.9.375.000,- / Rp.13.000.000) x 100 % = 72,12 %


3.

 Kasus 2

PT “NURCAHYA” menentukan tarip BOP ditentukan dimuka bulan januari 1995,


perusahaan membuat angggaran BOP dengan kapasitas normal 30.000 jam mesin dengan data
produksi sebagai berikut :
Jenis Biaya;
1. Biaya bahan baku Rp.5.000.000
2. Biaya tenaga kerja langsung Rp.2.500.000
3. Biaya bahan penolong Rp.1.100.000
4. Biaya depresiasi pabrik Rp.500.000
5. Biaya bahan bakar Rp.750.000
6. Biaya listrik Rp.1.600.000
7. Biaya reparsi & pemeliharaan masing-masing Rp.675.000 dan Rp.400.000
8. Biaya asuransi bangunan Rp.800.000
9. Biaya promosi Rp.1.250.000
10. Biaya tenaga kerja tidak langsung biaya variabel Rp.1.400.000 sedangkan biaya tetap
Rp.1.850.000
11. Biaya kesejahteraan karyawan Rp.1.050.000
Data-data lain yang berkaitan dengan produksi :
Jam kerja langsung 42.000 jam
Unit produksi 60.000 unit
Pada akhir bulan BOP sesungguhnya terjadi pada kapasitas sesungguhnya 27.500 jam,
Jenis Biaya:
1. Biaya bahan baku Rp.5.000.000
2. Biaya tenaga kerja langsung Rp.2.500.000
3. Biaya bahan penolong Rp.1.000.000
4. Biaya depresiasi pabrik Rp.500.000
5. Biaya bahan bakar Rp.750.000
6. Biaya listrik Rp.1.400.000
7. Biaya reparasi & pemeliharaan masing masing Rp.600.000 dan Rp.400.000
8. Biaya asuransi bangunan Rp.800.000
9. Biaya promosi Rp.1.050.000
10. Biaya tenaga kerja tidak langsung dengan biaya variabel Rp 1.200.000 dan biaya
tetap Rp.1.850.000
11. Biaya kesejahteraan karyawan Rp.1.050.000

Diminta :
1. Berapakah BOP tetap & variabel yang dianggarkan.
2. Hitung tarip BOP bulan Januari berdasarkan:
a. Jam mesin (Rp)
b. Biaya bahan baku (%)
c. Biaya tenaga kerja langsung (Rp)
d. Jam kerja langsung (Rp)
e. Unit produksi (Rp)
3. Hitunglah pada BOP sesungguhnya
a. Tarip BOP variabel & tetap.
b. Selisih BOP.
c. Selisih anggaran |& kapasitas.
4. Buatlah jurnal yang diperlukan.

Jawaban;
1. BOP Tetap = Rp 4.600.000.
BOP Variabel = Rp 5.525.000.

2. a) Tarif BOP tetap = Rp 4.600.000 / 30.000 = Rp 153,3 jam mesin.


Tarif BOP variabel = Rp 5.525.000 / 30.000 = Rp 184,2 jam mesin.
Tarif BOP = (153,3 + 184,2) = Rp 337,5 jam mesin.
b) Biaya bahan baku :
Tarif BOP = (Rp 10.125.000 / Rp 5.000.000) x 100% = 202,5%

c) Biaya tenaga kerja langsung :


Tarif BOP = (Rp 10.125.000 / Rp 2.500.000) x 100% = 405%

d) Jam kerja langsung :


Tarif BOP = Rp 10.125.000 / 42.000 = Rp 241.

e. Unit produksi :
Tarif BOP = Rp 10.125.000 / 60.000 = Rp 168,75

3.a) BOP tetap = Rp 4.600.000 : 27.500 = 167,3


BOP variabel = Rp 4.750.000 : 27.500 = 172.7

b. Selisih BOP :
BOP yang dibebankan (27.500 x 337,5) Rp 9.281.250.
BOP sesungguhnya Rp 9.350.000.
Selisih BOP Rp 68.750.

c. Selisih Anggaran :
BOP sesungguhnya Rp 9.350.000.
BOP dianggarkan pada kapasitas :
BOP variabel (27.500 x Rp 184,2) Rp 5.065.500
BOP tetap Rp 4.600.000
Rp 9.665.500.
Laba Rp 315.500.
Selisih kapasitas :
(metode 1)
BOP tetap dianggarkan Rp 4.600.000.
BOP tetap dibebankan pd produk (27.500 x Rp 153,3) Rp 4.215.750.
Rugi Rp 384.250.
(metode 2)
Kapasitas dianggarkan 30.000 jam mesin.
Kapasitas dicapai 27.500 jam mesin.
2.500 jam mesin.
Tarif BOP tetap : Rp 153,3
Selisih kapasitas : (Rp 153,3 x 2500) = Rp 383.250

4. Mencatat pembebanan BOP :


BDP – BOP 9.281.250 -
BOP yang dibebankan - 9.281.250

Mencatat BOP sesungguhnya :


BOP sesungguhnya 9.350.000 -
Berbagai rekening di kredit - 9.350.000

Mencatat penutupan rekening BOP dibebankan ke BOP sesungguhnya dan mencatat


selisih :
BOP dibebankan 9.281.250 -
Selisih kurang BOP 68.750 -
BOP sesungguhnya - 9.350.000
BAB III
PENUTUP

III 1. Kesimpulan

Pada dasarnya BOP adalah semua biaya produksi yang termasuk kedalam biaya bahan tak
langsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan biaya-biaya produksi lainnya yang tidak secara
mudah diidentifikasikan atau dibedakan langsung pada suatu proses produksi.

Anggaran biaya overhead pabrik disediakan untuk berbagai macam tingkat produksi. Jumlah
biayanya dipecah menjadi kompenen-kompenen tetap (dinyatakan tarif dan didasarkan atas jam
kerja langsung). Hubungan yang erat antara biaya standar dan metode pengendalian anggaran
(budgetary control methode) bersifat penting, khususnya untuk analisis overhead pabrik. Overhead
pebrik aktual tidak hanya dibandingkan terhadap overhead yang diterapkan (applied overhead
cost), tetapi juga terhadap anggaran yang didasarkan pada kegiatan aktual dan standar yang
diizinkan untuk produksi aktual.

III 2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan sebelumnya, penulis mencoba memberikan saran


yang mungkin dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dan masukan bagi perusahaan, yaitu:

1. Untuk meningkatkan efektivitas dari pengendalian biaya produksi, perusahaan dapat


menerapkan atau mengimplementasikan sistem biaya standar yang dijadikan sebagai pedoman
untuk biaya produksi selanjutnya.

2. Untuk menghindari terjadinya selisih antara biaya aktual dan biaya standar yang telah
ditetapkan, penulis memberi sedikit masukan kepada pihak perusahaan untuk tetap dan selalu
mengawasi jalannya kegiatan produksi mulai dari bagian maker sampai bagian finishing.
Perusahaan dapat sehemat mungkin dalam penggunaan bahan baku, pemilihan bahan baku yang
murah tanpa mengurangi kualitas, penghematan penggunaan listrik, telepon, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-biaya-overhea-pabrik-jenis-bop/
2. http://www.academic.edu/12220906/Resume_Biaya_Overhead_Pabrik
3. http://www.academic.edu/10013829/Makalah_Biaya_Overhead_Pabrik
4. http://www.jejakakuntansi.net/2017/02/pengertian-karakteristik.html?m=1
5. http://ciputrauceo.net/blog/2015/12/17/pengertian-biaya-overhead-pabrik-dan-cara-
menghitung-biaya-overhead-pabrik
6. https://datakata.wordpress.com/2014/12/26/contoh-soal-analisis-biaya-overhead-pabrik/

Anda mungkin juga menyukai