Akuntansi Biaya
Dosen Pengampu :
Ivan Gumilar Sambas Putra, S.E., M.M., M.Ak.
Disusun Oleh :
Finsharisqi Vitahati (0217103142) Janitra Putra Utama (0217103154)
Ricky Kurniawan (0217103150) Muhammad Wahid N (0217103155)
Surya Kiraman (0217103153)
Kelas:
Manajeman S1 / B1 / C
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Karena, dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayahnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas “Akuntansi Biaya” tentang “Akuntansi Biaya
Overhead Pabrik” ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan dalam makalahnya.
Dalam Kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Yth, Bpk. Ivan Gumilar
Sambas Putra, S.E., M.M., M.Ak. sebagai Dosen Pengampu kami untuk selama masa
pembelajaran Semester IV ini di Fakultas Manajemen Bisnis, dalam mata kuliah Akuntansi Biaya,
di Program Studi Manajemen, Kelas C – B1 tahun pembelajaran 2018-2019, Universitas
Widyatama.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan bagi kita semua yang telah membacanya, mengenai Akuntansi Biaya Overhead
Pabrik. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, dan saran demi perbaikan makalah ini
yang telah kami buat untuk kedepannya nanti.
Semoga makalah ini dapat dipahami, dan bermanfaat bagi pembacanya dalam upaya
meningkatkan kemampuan akademis. Kami ucapkan mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata karena, terbatasnya waktu dalam pekerjaan maklah ini.
I.3.Tujuan Penulisan
a. Mengetahui pengertian biaya overhead pabrik, jenis-jenis, penggolongan dan penentuannya.
b. Memahami anggaran dalam biaya overhead pabrik dan perhitungan akuntansinya.
c. Sebagai referensi untuk pembuatan makalah kedepannya. Dan dapat juga menambah wawasan
pengetahuan mengenai akuntansi biaya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
c. Menurut R.A Supriyono (2000:21), Akuntansi Biaya adalah salah satu cabang akuntansi
yang merupaka alay manajemen dalam memonitor dan menekan transaksi biaya secara sistematis
serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.
Tujuan Akuntansi Biaya adalah menyediakan informasi dalam bentuk laporan biaya secara
sistematis yang diperlukan manajemen, yaitu informasi biaya yang bermanfaat untuk:
a. Penentuan harga pokok produk dengan tepat dan teliti
b. Perencanaan dan pengendalian biaya
c. Pengambilan keputusan khusus
Definisi Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik pada umumnya dikategorikan sebagai biaya produksi selain biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Apabila suatu perusahaan juga memiliki departemen-
departemen lain selain departemen produksi maka semua biaya yang terjadi di departemen
pembantu tersebut dikategorikan seebagai biaya overhead pabrik. Berikut ini pengertian biaya
overhead pabrik menurut para ahli;
a. Menurut Salman (2013:26), Biaya Overhead Pabrik adalah biaya produksi yang
dikeluarkan perusahaan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead
pabrik meliputi biaya bahan pembantu atau penolong, biaya penyusutan aktiva pabrik, biaya sewa
gedung pabrik, dan biaya overhead lain-lain.
b. Menurut Garrison, dkk (2012:56), Biaya Overhead Pabrik adalah seluruh biaya
manufaktur yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung.
c. Menurut Halim (2005:90), Biaya Overhead Pabrik adalah seluruh biaya produksi yang
tidak dapat diklasifikasikan sebagai biaya bahan baku langsung atau biaya tenaga kerja langsung.
d. Menurut Usry & Hammer, (1991:368), Biaya Overhead Pabrik adalah biaya-biaya
bahan tak langsung, buruh tak langsung, dan biaya-biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah
diidentifikasikan atau dibebankan langsung pada suatu pekerjaan, hasil produksi / tujuan biaya
akhir.
Maka pengertian Akuntansi biaya overhead pabrik dalam pernyataan diatas adalah suatu
proses pencatatan atas suatu biaya produksi selain bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya overhead pabrik biasanya muncul dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk pemakaian
bahan tambahan, biaya tenaga kerja tidak langsung, pengwasan mesin produksi, pajak, asuransi,
hingga fasilitas-fasilitas tambahan yang diperlukan dalam proses produksi
II 2. Karakteristik Biaya Overhead Pabrik
Overhead pabrik memiliki dua karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam
pembebanannya sebagai hasil produksi secara layak. Karakteristik ini menyangkut hubungan
khusus antara overhead pabrik dengan (Carter dan Usry, 2006:411)
a. Produk itu sendiri. Karakteristik pertama ini berbeda dengan bahan langsung dan biaya
tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik merupakan bagian yang tidak berwujud dari barang
jadi.
Tidak ada surat permintaan bahan ataupun kartu jam tenaga kerja yang digunakan untuk
menyatakan jumlah biaya overhead pabrik seperti pada perlengkapan pabrik atau tenaga kerja
tidak langsung yang diperhitungkan dalam suatu pekerjaan atau produk.
b. Jumlah volume produksi. Karakteristik kedua ini menyangkut perubahan sebagian unsur
biaya overhead karena adanya perubahn volume produksi yaitu overhead bias bersifat tetap,
variable, atau semivariabel. Biaya overhead tetap secara relative tetap konstan, biarpun ada
perubahan dalam volume produksi, sedangkan overhead tetap per unit output akanbervariasi
berlawanan dengan volume produksi.
Overhead variable variasi secara sebanding dengan output produksi. Overhead
semivariabel bervariasi, tetapi tidak sebanding dengan unit yang diproduksi. Apabila volume
produksi berubah, efek gabungan dari berbagai pola overhead yang berbeda ini dapat
mengakibatkan biaya pabrikase per unit berfluktuasi besar.
Selain rumus di atas, biaya overhead pabrik juga dapat dihitung berdasarkan jenis
perusahaan. Macam-macam penghitungan dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada
produk antara lain:
Metode ini langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada produk dan lebih cocok
digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi satu jenis produk. Beban biaya overhead
pabrik untuk setiap produk dihitung dengan rumus:
Apabila harga pokok bahan baku sebagai dasar pembebanan, maka tarif biaya overhead
pabrik dapat dihitung dengan rumus:
Sebagai catatan, semakun besar biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk mengolah
produk, maka semakin besar pula biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk. Metode
ini terbatas penggunaannya karena adanya kemungkinan sebuah produk dibuat dari bahan baku
dengan harga yang mahal, sementara produk lain dibuat dari bahan yang lebih murah. Dalam kasus
seperti ini, jika pengerjaan kedua produk sama, maka produk pertama akan menerima beban biaya
overhead pabrik yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang kedua.
Apabila sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai hubungan yang erat
dengan jumlah upah tenaga kerja langsung, maka dasar yang dipakai untuk membebankan biaya
overhead pabrik adalah biaya tenaga kerja langsung. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan
rumus:
Penting sebagai catatan, metode ini memiliki kelemahan karena biaya overhead pabrik
harus dilihat sebagai tambahan nilai produk. Jumlah biaya tenaga kerja langsung juga dianggap
meliputi upah tenaga kerja dari berbagai tingkatan yang ada dalam perusahaan.
Apabila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat
produk, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga kerja langsung. Tarif
biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:
e. Jam mesin
Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin maka dasar
yang dipakai membebankan adalah jam mesin. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan
rumus:
II 6. Studi Kasus
Kasus 1
PT. BIRU LAUT membebankan biaya overhead pada produk dengan tarif yang telah
ditentukan di muka. Berikut ini budget dan realisasi dari biaya overhead pabrik dalam tahun 1997.
Diminta :
1. Berapakah BOP Tetap dan Variabel yang dianggarkan dan yang direalisasikan.
2. Hitung Tarif BOP Tetap maupun Variabel berdasarkan :
a. Jam mesin (Rp.) pada kapasitas mesin 75.000 jam mesin.
b. Biaya bahan baku (%).
c. Jam kerja langsung (Rp.) pada kapasitas 60.000 jam kerja langsung.
d. Unit produksi (Rp.) pada kapasitas produksi 750.000 unit.
e. Biaya tenaga kerja langsung (%).
3. Menganalisa selisih BOP, jika realisasi kapasitas yang dicapai 70.000 jam mesin.
Jawaban :
1. Dianggarkan Direalisasikan
BOP Tetap Rp. 8.625.000,- Rp. 8.775.000,-
BOP Variabel Rp. 9.375.000,- Rp. 9.300.000,-
Kasus 2
Diminta :
1. Berapakah BOP tetap & variabel yang dianggarkan.
2. Hitung tarip BOP bulan Januari berdasarkan:
a. Jam mesin (Rp)
b. Biaya bahan baku (%)
c. Biaya tenaga kerja langsung (Rp)
d. Jam kerja langsung (Rp)
e. Unit produksi (Rp)
3. Hitunglah pada BOP sesungguhnya
a. Tarip BOP variabel & tetap.
b. Selisih BOP.
c. Selisih anggaran |& kapasitas.
4. Buatlah jurnal yang diperlukan.
Jawaban;
1. BOP Tetap = Rp 4.600.000.
BOP Variabel = Rp 5.525.000.
e. Unit produksi :
Tarif BOP = Rp 10.125.000 / 60.000 = Rp 168,75
b. Selisih BOP :
BOP yang dibebankan (27.500 x 337,5) Rp 9.281.250.
BOP sesungguhnya Rp 9.350.000.
Selisih BOP Rp 68.750.
c. Selisih Anggaran :
BOP sesungguhnya Rp 9.350.000.
BOP dianggarkan pada kapasitas :
BOP variabel (27.500 x Rp 184,2) Rp 5.065.500
BOP tetap Rp 4.600.000
Rp 9.665.500.
Laba Rp 315.500.
Selisih kapasitas :
(metode 1)
BOP tetap dianggarkan Rp 4.600.000.
BOP tetap dibebankan pd produk (27.500 x Rp 153,3) Rp 4.215.750.
Rugi Rp 384.250.
(metode 2)
Kapasitas dianggarkan 30.000 jam mesin.
Kapasitas dicapai 27.500 jam mesin.
2.500 jam mesin.
Tarif BOP tetap : Rp 153,3
Selisih kapasitas : (Rp 153,3 x 2500) = Rp 383.250
III 1. Kesimpulan
Pada dasarnya BOP adalah semua biaya produksi yang termasuk kedalam biaya bahan tak
langsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan biaya-biaya produksi lainnya yang tidak secara
mudah diidentifikasikan atau dibedakan langsung pada suatu proses produksi.
Anggaran biaya overhead pabrik disediakan untuk berbagai macam tingkat produksi. Jumlah
biayanya dipecah menjadi kompenen-kompenen tetap (dinyatakan tarif dan didasarkan atas jam
kerja langsung). Hubungan yang erat antara biaya standar dan metode pengendalian anggaran
(budgetary control methode) bersifat penting, khususnya untuk analisis overhead pabrik. Overhead
pebrik aktual tidak hanya dibandingkan terhadap overhead yang diterapkan (applied overhead
cost), tetapi juga terhadap anggaran yang didasarkan pada kegiatan aktual dan standar yang
diizinkan untuk produksi aktual.
III 2. Saran
2. Untuk menghindari terjadinya selisih antara biaya aktual dan biaya standar yang telah
ditetapkan, penulis memberi sedikit masukan kepada pihak perusahaan untuk tetap dan selalu
mengawasi jalannya kegiatan produksi mulai dari bagian maker sampai bagian finishing.
Perusahaan dapat sehemat mungkin dalam penggunaan bahan baku, pemilihan bahan baku yang
murah tanpa mengurangi kualitas, penghematan penggunaan listrik, telepon, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-biaya-overhea-pabrik-jenis-bop/
2. http://www.academic.edu/12220906/Resume_Biaya_Overhead_Pabrik
3. http://www.academic.edu/10013829/Makalah_Biaya_Overhead_Pabrik
4. http://www.jejakakuntansi.net/2017/02/pengertian-karakteristik.html?m=1
5. http://ciputrauceo.net/blog/2015/12/17/pengertian-biaya-overhead-pabrik-dan-cara-
menghitung-biaya-overhead-pabrik
6. https://datakata.wordpress.com/2014/12/26/contoh-soal-analisis-biaya-overhead-pabrik/