Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS INDEKS COMMON SIZE, MVA, DAN EVA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 9
D1 AKUNTANSI

Ni Luh Rita Cintya Dewi (202033121006)


Komang Rere Septya Amalia (202033121036)
Putu Delviera Brilianti (202033121045)
Made Dea Puspa Gita (202033121047)
Putu Riska Resita Dewi (202033121295)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenaannya, penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat oleh penulis untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen Keuangan. Selain itu makalah ini dibuat
dengan tujuan untuk memperkenalkan dan memaparkan materi mengenai Indeks Common
Size , MVA (Market Value Added) dan EVA (Economic Value Added)

Setiap orang di dunia ini pasti tidak luput dari yang namanya kesalahan, begitupun
dengan penulis sendiri. Oleh karena itu, dalam makalah ini kemungkinan terdapat kesalahan
ataupun kekurangan yang tidak dapat dihindarkan. Dengan demikian penulis sangat
membutuhkan saran dan kritik agar lebih baik lagi kedepannya. Kepada semua orang yang
sudah membantu, penulis sampaikan terima kasih.

Tim Penyusun,

Denpasar, 21 Maret 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Makalah ........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................. 3
2.1 Analisis Indeks dan Common Size ........................................................................................... 3
2.1.1 Analisis Indeks ................................................................................................................ 3
2.1.2 Common Size ................................................................................................................... 4
2.2 Market Value Added ( MVA) dan Economic Value Added ( EVA ) ....................................... 4
2.2.1 Market Value Added ( MVA) ......................................................................................... 4
2.2.2 Economic Value Added ( EVA ) ..................................................................................... 5
2.2.3 Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added ( EVA ) ...................................... 6
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................................. 10
3.2 Penutup .................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama ini,pengukuran kineria Kenangan jarang menggunakan perhitungan nilai


tambah terhadap biaya modal yang ditanamkan.Pengukuran kinerja keuangan umumnya
dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan seperti rasio profitabilitas.Pengukuran
yang hanya menganalisa laporan keuangan memiliki kelemahan utama yaitu mengabaikan
adanya biaya modal, sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah
berhasil menciptakan nilai atau tidak Untuk mengatasi kelemahan tersebut telah
dikembangkan konsep baru yaitu EVA (Economic Value Added) dan MVA (Market Value
Added). EVA dan MVA merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu
investasi. EVA dan MVA dianggap paling memiliki korelasi dengan perubahan dan
penciptaan nilai saham diperusahaan.

Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) dipatenkan oleh
Stewart & Company, sebuah perusahaan konsultan manajemen keuangan terkemuka yang
berkantor pusat di kota New York, Amerika Serikat. EVA dan MVA adalah pengukuran
dengan memperhatikan secara tepat semua faktor - faktor yang berhubungan dengan
penciptaan nilai (value). EVA mengukur nilai tambah (value creation ) yang dihasilkan
suatu perusahaan dengan cara mengurangi biaya modal (cost of capital) yang timbul
sebagai akibat investasi yang dilakukan. MVA merupakan ukuran kumulatif kinerja
keuangan yang menunjukkan seberapa besar nilai tambah terhadap modal yang
ditanamkan investor selama perusahaan berdiri, atau secara jelas MVA merupakan selisih
antara nilai pasar ekuitas ( market value ofequity ) dan nilai buku ekuitas (book value
ofequity), seperti yang didefinisikan oleh Stewart (1991).

EVA dan MVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai
bagi pasar dan pemilik modal karena perusahaan dapat menghasilkan tingkat pengembalian
yang melebihi tingkat biaya modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan perusahaan yaitu
memaksimalkan nilai perusahaan. Sebaliknya, EVA dan MVA yang negatif menunjukkan
nilai perusahaan yang menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah dari biaya modal.

1
1.2 Rumusan Masalah
Beberapa permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu :
1. Analisis Indeks Common Size
2. Analisis MVA ( Market Value Added ) dan EVA ( Economic Value Added )

1.3 Tujuan Makalah


Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan untuk memperoleh nilai juga
sebagai bahan untuk memberi tambahan pengetahuan kepada pembaca agar mampu
menjelaskan, memahami, menganalisis, dan menyusun Indeks Common Size , MVA
(Market Value Added) dan EVA (Economic Value Added)

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis Indeks dan Common Size

2.1.1 Analisis Indeks

Analisis indeks atau trend adalah asalah satu metode analisis laporan keuang untuk
mengetahui kecenderungan atau tendendi keadaan keuangan duatu perusahaan apakah
naik, turun atau tetap. Kecenderungan posisi keuangan yang disusun untuk tiga periode
atau lebih. Untuk melihat trend tersebut digunakan angka indeks 100. Oleh karena itu
teknk analisisnya disebut analisis indeks.Analisis ini merubah semua angka dalam laporan
keuangan pada tahun dasar menjadi1 00. Pemilihan tahun dasar bukanlah selalu tahun yang
paling awal, tetapi tahun yang diangganormal. Dengan demikian analisis ini dilakukan
untuk membandingkan perkembangan dari waktu ke waktu. Berdasarkan sifat analisis
tersebut maka hanya laporan neracalah yang biasdisajikan dalam bentuk indeks karena
untuk laporan laba rugi hanya tersedia satu tahun pelaporan.

Cara penyusunan laporan dengan indeks :

1. Menentukan tahun dasar.


2. Menentukan angka indeks pada periode tahun yang dianalisis.
3. Pos-pos dari periode laporan yang dianalisis dibandingkan dengan pos-pos yang sama
dalamlaporan keuangan tahun dasar.
4. Dalam menghitung rasio trend atau kecenderungan pada umumnya tidak semua pos-
pos neraca dan laporan laba rugi dari beberapa periode tersebut dihitung, karena tujuan
utama dari perhitungan rasio adalah membut perbandingan antara pos-pos yang
mempunyai hubungan informasi dengan pos-pos lainnya.

Trend dari suatu pos neraca atau aba rugi hanyalah merupakan data, dan belum
menjadi informasi. Ia akan menjadi informasi kalau dikaitkan dengan pos-pos lainnya.
Misalkan kenaikan penjualan dikaitkan dengan : aktiva produktif dalam periode yang
sama, harga pokok penjualan dan biaya operasi. Kecenderungan naiknya penjualan selama
beberapa periode dikaitkan dengan aktiva yang beroperasi atau produktif dalam periode
yang sama akan diperoleh informasi besarnya tingkat.

3
2.1.2 Common Size

Analisis ini merubah angka-angka yang ada dalam neraca dan laporan laba rugi
menjadi presentase berdasarkan dasar tertentu. Untuk angka-angka yang ada dalam neraca,
common basenya adalah total aktiva. Dengan kata lain total aktiva dipergunakan sebagai
100%. Untuk angka dalam laporan laba rugi, penjualan neto dipergunakan sebagai 100%.
Penyajian dalam common size akan mempermudah pembaca laporan keuangan
memerhatikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam neraca.

2.2 Market Value Added ( MVA) dan Economic Value Added ( EVA )

2.2.1 Market Value Added ( MVA)

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham


yang dilakukan dengan memaksimalkan selisih antara market value ofequity dan jumlah
yang ditanamkan investor kedalam perusahaan. Selisih tersebut disebut sebagai Market
Value Added (MVA). MVA digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh kinerja
manajerial sejak perusahaan berdiri hingga sekarang. MVA yang dihasilkan oleh kinerja
manajerial sepanjang umur perusahaan yang dipresent value-kan (Mirza & Imbuh, 1999).

MVA diperoleh dengan melalui selisih antara nilai pasar ekuity dengan modal
ekuitas yang disetor pemegang saham. Nilai pasar ekuitas diperoleh dengan mangalikan
jumlah saham beredar dengan harga saham, sedangkan modal ekuitas yang disetor
pemegang saham sama dengan total ekuitas perusahaan atau nilai buku ekuitas.
Berdasarkan hal tersebut maka formula

MVA dapat ditulis sebagai berikut :

MVA = Nilai Pasar Ekuity - Modal Ekuitas yang Disetor Pemegang Saham

= (Jumlah Saham Beredar) (Harga saham) - Total Nilai Ekuitas

Contoh :

PT Wisatawan memilik market value of equality Rp 150 Juta dan nilai modal yang disetor
adalah Rp 10 Juta

Maka MVA PT Wisatawan adalah :

Rp 150 – Rp 10 = 140 Juta

4
Contoh lain perhitungan MVAadalah sebagai berikut :

MVA PT WISTAWAN tahun 2011 adalah Rp 254 juta dan tahun 2012 adalah Rp
460 juta, Hal tersebut menunjukkan bahwa dampak tindakan manajerial sejak perusahaan
berdiri meningkat pada tahun 2011 dan 2012 masing-masing sebesar 254 juta Rp 460 juta.

2.2.2 Economic Value Added ( EVA )

MVA mengukur dampak tindakan manajerial sejak perusahaan berdiri, sementara


Economic Value Added (EVA) menitik beratkan pada efektivitas manajerial tertentu.
Economic Value Added (EVA) adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan
perusahaan sebagai akibat dari aktifitas atau strategi manajemen. EVA dapat dihitung
dengan formula sebagai berikut:

EVA = Laba Bersih Operasi Setelah Pajak (NOPAT) – Biaya Modal Setelah Pajak
Yang Diperlukan Untuk Mendukung Operasi
= EBIT (1-Pajak Perusahaan) – (biaya Operasi) (Biaya Modal Setelah Pajak)

Modal operasi atau operating capital merupakan penjumlahan dari hutang, saham
preferen dan saham biasa yang digunakan untuk pengadaan aset operasi bersih atau net
operating asset, yaitu modal kerja operasi bersih atau net operating working capital
ditambah investasi pabrik dan peralatan bersih. Operating asset sama dengan modal untuk
membeli operating asset. EVA mampu menghitung laba ekonomi yang sebenarnya atau
true economic profit suatu persahaan pada tahun tertentu dan sangat berbeda jika
dibandingkan laba akuntansi. EVA mencerminkan residualincome tersisa setelah semua
biaya modal, termasuk modal yang saham, telah dikurangkan, Sedangkan laba akuntansi
dihitung tanpa mengurangkan biaya modal.

5
EVA menjadi relevan untuk mengukur kinerja berdasarkan nilai ekonomis yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan. Dengan adanya EVA, maka pemilik perusahaan akan
memberikan imbalan aktivitas yang menambah nilai dan membuang fasilitas yang
merusak atau mengurangi nilai keseluruhan suatu perusahaan dan membantu manajemen
dalam hal menentukan tujuan internal perusahaan untuk implikasi jangka panjang dan
bukan jangka pendek saja.

Suatu sistem pengukuran kinerja dalam perusahaan harus dapat membedakan


aktivitas yang value added dengan aktivitas yang non value added. Pembagian ini
diperlukan sehingga manajemen organisasi dapat fokus untuk mengurangi biaya - biaya
yang timbul akibat aktivitas yang non value added. Dengan mengkomunikasikan secara
awal bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimalkan nilai bukan laba, sehingga para
manajer menjadi lebih terfokus pada penciptaan nilai dan bukan mengejar laba yang besar.

EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan
perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu manajer yang menitikberatkan pada
EVA dapat diartikan telah beroperasi pada cara-cara yang konsisten untuk
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Perlu dicatat bahwa EVA dapat juga
diterapkan pada tingkat divisi atau subsidiari perusahaan. Dengan demikian EVA
merupakan salah satu kriteria yang lebih baik dalam pemilihan penilaian kebijakan
manajerial dan kompensasi.

2.2.3 Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added ( EVA )

EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatan atau
aktivitas manajemen selama periode tertentu. Prinsip EVA memberikan sistem
pengukuran baik untuk menilai perusahaan karena EVA berhubungan yang langsung
dengan nilai pasar sebuah perusahaan. Pihak manajemen perusahaan dapat melakukan
banyak hal untuk menciptakan nilai tambah, tetapi pada prinsipnya EVA akan meningkat
jika manajemen melakukan satu dari tiga hal berikut ini (Stewart 1991) :

(1) Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal, berarti manajemen
dapat menggunakan aktiva perusahaan secara efisien untuk mendapatkan
keuntungan yang optimal.
(2) Menginvestasikan modal baru ke dalam proyek yang mendapatkan return lebih
besar dari pada biaya modal yang ada.
(3) Menarik modal dari aktivitas-aktivitas usaha yang tidak menguntungkan.

6
Govindarajan, penerjemah Kurniawan (2002) mengumgkapkan Keunggulan EVA
sebagai pengukuran kineria keuangan perusahaan meliputi:

(1) DenganEVA,seluruhunitusaha memiliki sasaran laba untuk perbandingan


investasi yang sama. Dengan meningkatnya EVA maka investasi-investasi akan
menghasilkan laba diatas biaya modal sehingga akan lebih menarik para
manajernya untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut.
(2) Adanya tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aset yang
berbeda pula.
(3) EVA memiliki korelasi positif yang kuat terhadap perubahan-perubahan nilai pasar
perusahaan.
Keunggulan EVA menurut Teuku Mirza (1997) yaitu EVA memfokuskan
penilaiannya pada nilai tambah dengan memperhatikan bebann biaya modal sebagai
konsekuensi investasi. Dengan diperhitungkannya biaya modal maka dapat diketahui
apakah perusahaan dapat menciptakan nilai tambah atau tidak. Kelebihan EVA adalah
dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding.

Disamping beberapa keunggulan diatas, EVA juga memiliki kelemahan yaitu EVA
hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu periode tahun tertentu. Padahal nilai
perusahaan merupakan akumulasi EVA selama umur perusahaan. Sehingga suatu
perusahaan mempunyai nilai EVA pada periode tertentu positif tetapi nilai perusahaan
tersebut rendah karena nilai EVA dimasa lalunya negatif.

Selain EVA sebagai ukuran kinerja juga mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:

(1) Sebagai ukuran kinerja masa lampau EVA tidak mampu memprediksi dampak
strategi yang kini diterapkan untuk masa depan perusahaan
(2) Sifat pengukurannya merupakan potret jangka pendek, sehingga manajemen
cenderung enggan berinvestasi jangka panjang, karena bisa mengakibatkan
penurunan nilai EVA dalam periode yang bersangkutan. Hal ini bisa
mengakibatkan turunnya daya saing perusahaan di masa depan
(3) EVA mengabaikan kinerja non keuangan yang sebenarnya bisa meningkatkan
kinerja keuangan. Menurut Kaplan dan Norton (2001), tanpa balanced scorecard,
strategi value based management memang dapat menurunkan biaya dan
meningkatkan intensitas aktiva tetapi akan kehilangan kesempatan menciptakan
tambahan nilai, yaitu strategi pertumbuhan pendapatan jangka panjang melalui

7
investasi pelanggan, inovasi, perbaikan proses, teknologi informasi dan
kemampuan karyawan
(4) Tidak cocok diterapkan pada industri tertentu. Penggunaan EVA untuk
mengevaluasi kinerja keuangan mungkin tidak tepat untuk beberapa perusahaan,
misalkan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi seperti pada sektor
teknologi (Dierks dan Patel 1997)
(5) Tidak bisa diterapkan pada masa inflasi. De Villiers (1997) mengindikasikan
bagaimana inflasi akan mengakibatkan distorsi pada EVA dan menunjukkan
bahwa EVA tidak dapat digunakan selama periode inflasiuntuk mengestimasi
profitabilitas aktual
(6) Memerlukan tambahan biaya. Wood (2000) mengatakan bahwa penggunaan EVA
mungkin akan meningkatkan auditing fees dan bisa menimbulkan potential
litigation costs.
Contoh perhitungan EVA adalah sebagai berikut :

EVA tahun 2012 positif yaitu Rp 0,70 juta sedangkan tahun 2011 negatif Rp 28,20
juta. NOPAT mengalami penurunan namun EVA mengalami peningkatan. Hal ini
disebabkan karena penurunan NOPAT 8% lebih kecil dari pada tingkat penurunan rupiah
biaya modal 26% sehingga penurunan biaya modal tersebut akan mengakibatkan EVA
meningkat.

8
Berdasakan perhitungan MVA dan EVA yang telah diuraikan dapat dinyatakan dua
pengamatan yaitu :
1. Berdasarkan perhitungan MVA dan EVA PT Wistawan tahun 2011 dan 2012 , terlihat
terjadi kombinasi antara peningkatan harga saham Rp 23 ke Rp 26 juta, dan kenaikan
nilai buku modal dari Rp 1.150 menjadi Rp 1.300, sehingga menyebabkan
peningkatan MVA, sehingga terjadi peningkatan nilai kemakmuran pemegang saham
sebesar Rp 460 - Rp 254 = Rp 206 juta.
Ada hubungan antara MVA dan EVA namun sifatnya tidak selalu searah. Jika suatu
perusahaan memiliki EVA negatif , maka MVA mungkin saja akan bernilai negatif
atau sebaliknya jika suatu perusahaan memiliki EVApositif, maka MVA akan bernilai
positif. Harga saham sebagai salah satu komponen MVA akan lebih banyak
ditentukan oleh kinerja masa depan dan bukan kinerja masa lalunya. Sehingga
perusahaan dengan EVA negatif dapat saja memiliki MVA positif jika investor
memiliki harapan akan perubahan yang baik pada perusahaan di masa depan.

2. EVA secara umum lebih bermanfaat dibanding MVA untuk mengevaluasi kinerja
manajerial dengan alasan:
(1) EVA menunjukkan value added yang terjadi pada tahun tertentu
(2) EVA dapat diterapkan pada tingkat divisi atau unit dari perusahaan besar
secara individual, sedangkan MVA harus diterapkan pada tingkat divisi atau
unit dari perusahaan besara secara individual, sedangkan MVA harus
diterapkan untuk perusahaan secara keseluruhan. Karena alasan ini MVA lebih
banyak digunakan untuk mengevaluasi kinerja top manajemen selama jangka
waktu yang panjang.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Analisis Ideks atau Trend, yaitu teknik analisis untuk mengetahui tendensin
(kecenderungan) dari keadaan/posisi keuangan dan kinerja, apakah menunjukkan tendensi
tetap, menurun atau naik.

Analisis common size adalah analisis laporan keuangan dengan membandingkan


perubahan-perubahan perolehan perusahaan pada periode tertentu yang tercantum dalam
laporan laba-rugi dan neraca perusahaan dalam hubungan total aktiva pada periode
tersebut. Dengan analisis common size, pihak manajemen akan lebih mudah untuk melihat
perkembangan distribusi bebanbeban dalam laporan labarugi atau distribusi harta dan
hutang dalam neraca.

Hal ini dikarenakan perkembangan-perkembangan tersebut disajikan dalam bentuk


persen. Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk
mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan
pada periode waktu tertentu.

EVA(Economic Value Added) dan MVA (Market Value Added) merupakan


indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi. EVA dan MVA dianggap
paling memiliki korelasi dengan perubahan dan penciptaan nilai saham diperusahaan.
EVA dan MVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pasar
dan pemilik modal karena perusahaan dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang
melebihi tingkat biaya modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan perusahaan yaitu
memaksimalkan nilai perusahaan. Sebaliknya, EVA dan MVA yang negatif menunjukkan
nilai perusahaan yang menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah dari biaya
modal.
MVA digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh kinerja manajerial sejak
perusahaan berdiri hingga sekarang. MVA yang dihasilkan oleh kinerja manajerial
sepanjang umur perusahaan yang di-present oalue-kan.MVA diperoleh dengan melalui
selisih antara nilai pasar ekuity dengan modal ekuitas yang disetor pemegang saham.

10
EVA adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan perusahaan sebagai
akibat dari aktifitas atau strategi manajemen. EVA diperoleh melalui selisih laba bersih
operasi setelah pajak dengan biaya modal setelah pajak yang diperlukan untuk mendukung
operasi perusahaan.

3.2 Penutup

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, kami meminta maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata
dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Tentunya banyak kekurangan dan
kelemahan karena terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi yang kami
peroleh hubungannnya dengan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Wiagustini, Ni Luh Putu, 2014, Manajemen Keuangan , Udayana Press, Denpasar


Mulyawan, Setia, 2015, Manajemen Keuangan, Digilib UIN SGD

12

Anda mungkin juga menyukai