Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu dan penuh kemudahan, tanpa pertolongan Allah mungkin
makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami Makalah ini memuat tentang
PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANILISIS
PROFITABILITASmengucapkan banyak terimakasih teman-teman yang telah membantu
penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini bermamfaat makalah ini masih banyak kekurangan, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Terima Kasih,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI2
BAB I PENDAHULUAN3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Laporan Keuangan
Tinjauan Tentang Rasio Keuangan
A.Rasio Profitabilitas
B. Rasio dalam analisis Profitabilitas
C.Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas8
D.Hubungan Akuisisi Terhadap Profitabilitas Perusahaan10
E. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
BAB III PENUTUP
REFERENSI13

BAB I
PENDAHULUAN

Persaingan antar perusahaan maupun antar negara tersebut berlangsung secara bebas dan
ketat karena banyak bermunculan perusahaan asing di dalam negeri yang disebabkan oleh
semakin tipisnya batas antar negara. Kondisi seperti ini menyebabkan perusahaan harus
mampu meningkatkan kinerjanya. Kinerja suatu perusahaan sangat tergantung pada
bagaimana manajemen mengelola keuangan dan melaksanakan aktivitas perusahaan tersebut.
Oleh karena itu, pihak manajemen dituntut untuk mampu meningkatkan kemampuan dan
profesionalismenya. Hal ini bertujuan agar manajemen perusahaan mampu mencapai tujuan-
tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Kinerja yang baik akan dapat membantu manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Semakin tinggi kinerja perusahaan, maka akan semakin baik pula nilai perusahaan di mata
investor. Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan pada saat ini maupun prospek usaha
yang akan datang adalah dengan cara menganalisis laporan keuangan perusahaan yang terdiri
dari neraca dan laporan laba rugi. Alat analisis yang sering digunakan untuk mengetahui
kinerja keuangan adalah rasio keuangan. Analisis rasio keuangan bersifat menyeluruh karena
mencakup tingkat efisiensi perusahaan dalam penggunaan aktivanya dan dapat mengukur
tingkat keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan untuk membuat suatu
keputusan antara lain mengenai rencana-rencanan perusahaan, penanaman modal/investasi,
pencarian sumber-sumber dana oprasi perusahaan lainnya (Amin Wijaya Tunggal, 1995).
Melalui analisis laporan keuangan ini maka para pemakai informasi akuntansi dapat
mengambil keputusan. Pengelola/manajer dalam suatu perusahaan dapat menilai apakah
kinerjanya dalam suatu periode yang lalu mendatangkan keuntungan atau tidak.

Tinjauan Tentang Rasio Keuangan


Rasio keuangan adalah suatu hal yang menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan
antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, atau perbandingan antara berbagai gejala
yang dinyatakan dengan angka/persentase. (Amin Wijaya Tunggal, 1995). Beberapa jenis
analisis rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja financial antara lain :

A.Rasio Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan yang dicapai oleh perusahaan dalam satu periode
tertentu. Dasar penilaian profitabilitas adalah laporan keuangan yang terdiri dari laporan
neraca dan rugi-laba perusahaan. Berdasarkan kedua laporan keuangan tersebut akan dapat
ditentukan hasil analisis sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini digunakan untuk menilai
beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan.
Analisis profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, assets, maupun modal sendiri. Jadi hasil
profitabilitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur ataupun gambaran tentang efektivitas kinerja
manajemen ditinjau dari keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan hasil penjualan
dan investasi perusahaan. Laporan keuangan seperti neraca, laporan rugi-laba dan cash flow
dianalisis dengan menggunakan alat analisis yang sesuai dengan kebutuhan analis. Alat
analisis keuangan antara lain : analisis sumber dan penggunaan dana, analisis perbandingan,
analisis trend, analisis Lavarege, analisis break even, analisis rasio keuangan dan lain-lain.
Rasio merupakan salah satu metode untuk menilai kondisi keuangan perusahaan berdasarkan
perhitungan-perhitungan rasio atas dasar analisis kuantitatif, yang menunjukkan hubungan
antara satu unsur dengan unsur yang lainnya dalam laporan rugi-laba dan neraca. Di samping
itu juga, dipergunakan rasio-rasio finansial perusahaan yang memungkinkan untuk
membandingkan rasio suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis atau dengan
rasio rata-rata industri.
Tingkat profitabilitas perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi tindakan
pengelolaan laba yang dilakukan oleh manajemen, karena sesuai dengan hipotesis biaya
politik bahwa tingkat profitabilitas yang semakin tinggi akan mengakibatkan tingginya
harapan dari regulator dan masyarakat kepada perusahaan tersebut untuk memberikan
kompensasi kepada mereka berupa pembayaran pajak kepada regulator dan program sosial
kepada masyarakat. Selain itu, profitabilitas menjadi ukuran penting untuk menilai sehat atau
tidaknya perusahaan yang mempengaruhi investor untuk membuat keputusan dalam membeli
atau menahan bahkan menjual saham suatu perusahaan tertentu. Rasio profitabilitas
perusahaan adalah rasio yang diukur berdasarkan perbandingan antara laba setelah pajak
dengan total aktiva perusahaan.

Bernstein dan Wild (2008, 619) juga menyatakan bahwa analisis profitabilitas melebihi
pengukuran akuntansi seperti penjualan, biaya pokok, dan beban operasional dan non-
operasional, untuk menilai sumber daya, resolusi, pengukuran, dan hubungan ekonomi.
Wild, Subramanyam, & Halsey (2005 : 63) menyatakan bahwa pengembalian atas kekuatan
perusahaan dalam jangka panjang. Angka ini menggunakan ukuran ringkas dari laporan laba
rugi (laba) dan neraca (pendanaan) untuk menilai profitabilitas. Ukuran profitabilitas ini
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan ukuran kekuatan keuangan jangka panjang lain.
John J. Wilk Dkk (2005 : 102) menyatakan bahwa pendekatan yang sering digunakan
mengevaluasi profitabilitas digambarkan dalam Du Pont Formula. Analisis Du Pont Formula
digunakan untuk mengontrol perubahan dalam rasio aktivitas dan profit margin, dan sejauh
mana pengaruhnya terhadap rate of return.

Analisis profitabilitas menurut John J. Wild, K. R. Subramanyam dan Robert F. Hasley (2005
: 39) mencakup 3 hal yaitu :

Tingkat pengembalian atas investasi (Return on Investment / ROI) Yaitu untuk menilai
kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang.
Kinerja operasi.
Pemanfaatan Aktivitas (assets utilization) Yaitu untuk meniali efektivitas dan intensitas
aktiva dalam menghasilkan penjualan, disebut perputaran (turn over).

B. Rasio dalam analisis Profitabilitas

a. Return on Assets. Diterjemahkan secara umum, Return on Assets (RoA) berarti suatu
tingkat pengembalian atas seluruh investasi pada aktiva perusahaan. Menurut John J.
Wild (2010, 10) tingkat pengembalian aktiva mengukur keberhasilan perusahaan
dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan pendapatan (earning), tidak
tergantung dari pembiayaan aktiva tersebut.

b. Profit Margin. Profit Margin (marjin laba) merupakan suatu indikasi atas kemampuan
perusahaan menghasilkan laba operasional (operating income) pada nilai penjualan
tertentu.

c. Asset Turnover. Asset Turnover merupakan suatu indikasi mengenai seberapa cepat
dana yang ditanamkan dalam aktiva perusahaan dapat dikonversikan dalam kas.

C.Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas

Berikut merupakan rasio-rasio yang tergolong dalam rasio profitabilitas adalah sebagai
berikut:
1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan dengan
tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :

Gross Profit Margin = Laba kotor


Penjualan Bersih

2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)


Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan
dengan volume penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan Rumus yaitu :
Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak
Penjualan Bersih
3. Earning Power of Total Investment
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. . Rasio ini dapat dihitung dengan rumus
yaitu :
Earning Power of Total Investment = Laba Sebelum Pajak
Total aktiva
4. Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham
preferen. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Return on Equity = Laba Setelah Pajak
Ekuitas Pemegang Saham

D.Hubungan Akuisisi Terhadap Profitabilitas Perusahaan

Menurut Wild dkk (2005 : 359) penggabungan usaha (Akuisisi) dapat meningkatkan citra
perusahaan, potensi pertumbuhan, kesejahteraan perusahaan, dan untuk meningkatkan laba
perusahaan. Akuisisi akan berdampak positif jika perusahaan pengakuisisi (akuisitor)
memiliki modal dan kinerja keuangan yang baik setelah akuisisi dilakukan. Suksesnya
akuisisi diantaranya diukur dengan tercapainya peningkatan nilai perusahaan pasca akuisisi,
hal ini bisa dilihat dari profit atau laba yang diperoleh oleh perusahaan yang bisa dilihat dari
kinerja keuangan yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan.

Wild dkk (2005 : 358) juga menyatakan salah satu alasan ekonomis penggabungan usaha
(akuisisi) adalah untuk memperoleh sumber bahan baku, fasilitas produksi, jaringan
pemasaran atau pangsa pasar yang tidak ternilai. Dengan semakin besarnya volume produksi
yang dilaksanakan perusahaan setelah akuisisi maka sangat memungkinkan terjadinya
peningkatan volume penjualan, sehingga diprediksi setelah dilakukan akuisisi total penjualan
dan laba kotor meningkat. GPM perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda
secara nyata disebabkan karena tambahan keuntungan yang diterima perusahaan setelah
akuisisi otomatis akan menjadi milik perusahaan pengakuisisi, sehingga setelah dilakukan
akuisisi GPM menjadi meningkat. Akan tetapi karena adanya faktor seperti yang diakuisisi
bukan sumber bahan baku sehingga laba kotor yang dihasilkan kurang maksimal diterima
oleh perusahaan pengakuisisi.

Net Profit Margin (NPM), menurut Wild dkk (2005 : 358) salah satu alasan ekonomis
penggabungan usaha (akuisisi) adalah untuk menjamin sumber keuangan atau akses terhadap
sumber keuangan, setelah adanya pengambilalihan suatu usaha maka diharapkan tingkat
keuntungan yang diperoleh perusahaan berasal pendapatan yang diterima dari kegiatan
operasionalnya akan meningkat.

E. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2011), tujuan dari analisis laporan keuangan adalah:


1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset,
kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan
berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau
tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang
mereka capai.

BAB III
PENUTUP

Laporan keuangan adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan untuk membuat suatu
keputusan antara lain mengenai rencana-rencanan perusahaan, penanaman modal/investasi,
pencarian sumber-sumber dana oprasi perusahaan lainnya (Amin Wijaya Tunggal, 1995).
Melalui analisis laporan keuangan ini maka para pemakai informasi akuntansi dapat
mengambil keputusan. Pengelola/manajer dalam suatu perusahaan dapat menilai apakah
kinerjanya dalam suatu periode yang lalu mendatangkan keuntungan atau tidak.
Rasio profitabilitas disebut juga sebagai rasio rentabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan
mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.

REFERENSI

Wild, John J, dkk. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 8. Jakarta : Salemba Empat
Stickney, Clyde P., Financial Reporting and Statement Analysis : A Strategic Perspective, 3rd
ed, (1996).
Subramanyam, K.R dan Wild, J.J. 2009. Diunduh tanggal 03 September 2014.

Anda mungkin juga menyukai