Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

REVIEW ARTIKEL

“Financial Ratio Analysis as a Determinant of Profitability in Nigerian


Pharmaceutical Industry”

Kelompok

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA
Judul Financial Ratio Analysis as a Determinant of Profitability in
Nigerian Pharmaceutical Industry.
Jurnal Publikasi International Journal of Business and Management.
Volume & Volume 8. Nomor 8
Halaman Halaman 107 – 117
Tahun 2013
Penulis Enekwe Chinedu Innocent, Okwo Ifeoma Mary & Ordu Monday
Matthew.
Reviewer I Gde Sudiartha 1781621009
I Komang Tirta Arimbawa 1781621010
Ida Bagus Putra Yogi Smara 1781621011
Ervin Saputra 1781621012

Area Of Interest Rasio profitabilitas menunjukkan efisiensi perusahaan secara


keseluruhan dan kinerja. Banyak peneliti telah mempelajari
penentu profitabilitas dalam banyak cara. Tapi tak satu pun dari
mereka telah mempelajari tentang determinan profitabilitas
menggunakan analisis rasio keuangan. Karena itu, penelitian ini
dapat menunjukkan bagaimana analisis rasio keuangan dapat
digunakan dalam menentukan profitabilitas dalam industri farmasi.
Fenomena Setiap perusahaan selalu memperhatikan profitabilitas. Salah satu
alat yang paling sering digunakan dalam analisis rasio keuangan
adalah analisis rasio profitabilitas yang digunakan untuk
menentukan bottom line perusahaan. Ukuran profitabilitas
merupakan hal yang penting untuk manajer perusahaan dan
pemilik. Jika usaha kecil memiliki investor luar yang telah
menempatkan uang mereka sendiri ke perusahaan, pemilik utama
tentu harus menunjukkan profitabilitas untuk para investor ekuitas.

Tujuan 1. Menguji hubungan antara Inventory Turnover Ratio (ITR)


Penelitian pada Gross Profit Margin (GPM) pada perusahaan farmasi di
Nigeria
2. Menentukan apakah terdapat hubungan antara Debtor’s
Turnover Ratio (DTR) dan Gross Profit Margin (GPM) pada
perusahaan farmasi di Nigeria
3. Untuk mengetahui hubungan antara Creditor’s Velocity
(CRSV) dan Gross Profit Margin (GPM) pada perusahaan
farmasi di Nigeria.
4. Menentukan apakah Total Aset Turnover Ratio (TATR)
memiliki hubungan dengan Gross Profit Margin (GPM) pada
perusahaan farmasi di Nigeria.
Rumusan 1. Bagaimana hubungan antara Inventory Turnover Ratio
Masalah (ITR) pada Gross Profit Margin (GPM) pada perusahaan
farmasi di Nigeria ?
2. Apakah terdapat hubungan antara Debtor’s Turnover Ratio
(DTR) dan Gross Profit Margin (GPM) pada perusahaan
farmasi di Nigeria
3. Apakah terdapat hubungan antara Creditor’s Velocity
(CRSV) dan Gross Profit Margin (GPM) pada perusahaan
farmasi di Nigeria ?
4. Apakah Total Aset Turnover Ratio (TATR) memiliki
hubungan dengan Gross Profit Margin (GPM) pada
perusahaan farmasi di Nigeria ?
Kajian Teoritis  Inventory Turnover Ratio (ITR)
 Debtors’ Turnover Ratio (DTR)
 Creditors Velocity (CRSV)
 Total Assets Turnover Ratio (TATR)
 Gross Profit Margin (GPM)
Metodelogi Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Analisis
Penelitian deskriptif adalah langkah pertama dari analisis ini untuk
menggambarkan aspek-aspek yang relevan dari manajemen
keuangan (baik mobilisasi dana dan penyebaran dana) dan
memberikan informasi rinci tentang masing-masing variabel yang
relevan.
Subjek Penelitian Perusahaan farmasi di Bursa Efek Nigeria (NSE) pada akhir Juni
2012. Perusahaan yang menjadi subjek penelitian antara lain :
1) Evans Medical PLC
2) Fidson Healthcare PLC
3) Glaxo Smithkline Consumer Nigeria PLC
4) May & Baker Nigeria PLC
5) Neimeth International Pharmaceuticals PLC
6) Pharma- Deko PLC
Variabel Dependen Variabel :
Penelitian Gross Profit Margin (GPM) diukur dengan Gross Profit /Sales
Independen Variabel :
1) Inventory Turnover Ratio (ITR) diukur dengan
Inventory /Sales.
2) Debtors’ Turnover Ratio (DTR) diukur dengan Trade
debtors/Sales
3) Creditors’ Velocity (CRSV) diukur dengan Trade
creditors/Cost of sales.
4) Total Assets Turnover Ratio (TATR) diukur dengan Total
Assets/Sales.
Hipotesis H1 : Inventory Turnover Ratio (ITR) tidak memiliki hubungan
yang signifikan pada Gross Profit Margin (GPM)
H2 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara Debtor’s
Turnover Ratio (DTR) dan Gross Profit Margin (GPM)
H3 : Creditors Velocity (CRSV) tidak memiliki hubungan
yang siginifikan pada Gross Profit Margin (GPM)
H4 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara Total Asset
Turnover Ratio (TATR) dan Gross Profit Margin (GPM)
Data Data sekuder yaitu data keuanga (neraca dan laba rugi)
perusahaan farmasi yang listing di Bursa Efek Nigeria (NSE) pada
akhir Juni 2012.

Teknik Analisis Analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Karena
variabel independen lebih dari satu variabel penelitian.

Temuan 1) Rasio perputaran persediaan (ITR) beruang hubungan yang


Dan/Atau Hasil sangat kuat dan negatif dengan profitabilitas perusahaan.
Penelitian Hal ini menunjukkan bahwa ITR merupakan faktor penting
untuk menentukan profitabilitas perusahaan.
2) Rasio perputaran debtors (DTR) beruang hubungan negatif
namun tidak signifikan dengan profitabilitas perusahaan.
Ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak melihat DTR
sebagai penentu yang signifikan terhadap profitabilitas
perusahaan.
3) Kecepatan creditors (CRSV) menunjukkan bahwa
manajemen kreditor memiliki hubungan negatif namun
tidak signifikan dengan Gross Profit Margin (GPM)
sehingga CRSV tidak memiliki hubungan yang signifikan
dengan profitabilitas.
4) Jumlah Aktiva turnover ratio (TATR) menunjukkan
hubungan negatif namun tidak signifikan dengan Gross
Profit Margin (GPM) sehingga tidak mempengaruhi
profitabilitas.
5) Koefisien determinasi (R2) menunjukkan nilai 0,178, hal
ini berarti 17,8% dari variasi dalam variabel dependen
dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan 82,2%
sisanya ditentukan oleh faktor lain.
Kesimpulan Inventory Turnover Ratio (ITR) merupakan faktor penting untuk
menentukan profitabilitas perusahaan. Sedangkan perusahaan tidak
melihat Debtor’s Turnover Ratio (DTR) dan Creditors Velocity
(CRSV) sebagai penentu yang signifikan terhadap profitabilitas
perusahaan.
Rekomendasi Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian hanya terbatas
Untuk Penelitian pada 6 perusahaan farmasi saja, maka kami menyarankan untuk
Selanjutnya memperbanyak sampel yang digunakan sehingga hasil penelitian
dapat digeneralisasi.

Anda mungkin juga menyukai