Menimbang :
a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 108 sampai dengan pasal 115 Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, perlu menetapkan Peraturan
perusahaan Rumah Sakit Cahaya Medika sebagai pedoman bagi karyawan dan
Manajemen Rumah Sakit Cahaya Medika dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
baik dan bermanfaat bagi masyarakat;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf a, perlu ditetapkan dengan
keputusan Direktur PT. Klinik Cahaya Medika.
Mengingat :
1. UU Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan
2. UU Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 28 tentang Tata Cara
Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan dan Pendaftaran Perjanjian Bersama.
4. Anggaran Dasar PT. Klinik Cahaya Medika
Memperhatikan :
1. Hasil Rapat Direksi PT. Klinik Cahaya Medika Tentang Penyusunan Peraturan
Perusahaan pada Rumah Sakit Cahaya Medika pada tanggal 12 Juni 2022.
2. Usul dan Saran Manajemen dan Karyawan Rumah Sakit Cahaya Medika
MEMUTUSKAN :
BAB I
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 1
MAKSUD
Peraturan ini dibuat untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan tata tertib, hak dan
kewajiban karyawan dan perusahaan (Manajemen Rumah Sakit Cahaya Medika) dalam
rangka memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat sesuai
dengan Visi dan Misi Rumah Sakit Cahaya Medika.
1
Pasal 2
TUJUAN
Peraturan ini dibuat agar semua karyawan dan manajemen mengetahui, memahami dan
melaksanakan apa yang menjadi hak- hak dan kewajibannya, sehingga tercipta hubungan
kerja yang baik dan jelas diantara karyawan, karyawan dan Manajemen Rumah Sakit Cahaya
Medika.
BAB II
HUBUNGAN KERJA
Pasal 3
PENGERTIAN
Pasal 4
PENERIMAAN KARYAWAN
2
Pasal 5
STATUS KARYAWAN
Pasal 6
PROMOSI, MUTASI DAN DEMOSI
Untuk meningkatkan produktifitas kinerja karyawan serta untuk mencapai tujuan operasional
Rumah Sakit Cahaya Medika, diatur hal sebagai berikut :
1. Bagi karyawan yang mempunyai kinerja baik dalam meningkatkan produktifitas,
Direktur Rumah Sakit Cahaya Medika dapat mempertimbangkan untuk promosi jabatan,
jika dibutuhkan dan formasi masih tersedia.
2. Direktur Rumah Sakit Cahaya Medika setelah mendapat persetujuan Direktur PT. Klinik
Cahaya Medika berwenang untuk melakukan Promosi, Mutasi dan Demosi karyawan.
3. Masa berlakunya suatu jabatan ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur dan Direktur
berwenang untuk membebas tugaskan karyawan dari jabatannya apabila dianggap
perlu untuk kepentingan Rumah Sakit Cahaya Medika.
4. Direktur dapat melakukan mutasi karyawan baik Internal maupun External. Sebelum
melakukan mutasi, bagian personalia akan memberitahu terlebih dahulu kepada
karyawan yang bersangkutan secara lisan, apabila karyawan menolak dengan alasan
yang tidak dapat dipertimbangkan, maka dianggap penolakan kerja.
3
5. Direktur dapat melakukan Demosi yaitu pemindahan karyawan dari suatu jabatan ke
pekerjaan lain yang lebih rendah sesuai kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.
Pasal 7
PENILAIAN HASIL KERJA KARYAWAN
1. Kinerja karyawan Rumah Sakit Cahaya Medika akan dinilai melalui atasan langsung
dan/atau Direktur.
2. Ketentuan tentang tata cara penilaian karyawan akan diatur dalam ketentuan sendiri dari
Manajemen Rumah Sakit Cahaya Medika.
Pasal 8
USIA PENSIUN
Apabila karyawan sudah berusia 55 (lima puluh lima) tahun, maka akan dilakukan pemutusan
hubungan kerja karena memasuki usia pensiun, tetapi apabila karyawan yang bersangkutan
masih dibutuhkan oleh Rumah Sakit Cahaya Medika, maka akan dipekerjakan kembali
dengan perjanjian kerja waktu tertentu atau karyawan masa kontrak
BAB III
HARI KERJA, WAKTU KERJA DAN CUTI
Pasal 9
HARI KERJA DAN JAM KERJA
1. Hari kerja karyawan Rumah Sakit Cahaya Medika untuk yang Non Shift adalah 5 (lima)
hari dalam satu minggu.
2. Jam kerja karyawan Shift dan Non Shift adalah 7 (tujuh) jam dalam satu hari atau 40
(empat puluh) jam untuk 6 hari kerja dalam satu minggu, tidak termasuk istirahat 60
(enam puluh) menit
3. Ketentuan jam kerja bagi karyawan non-shift diatur sesuai dengan kebijakan dan
ketentuan yang berlaku.
4. Ketentuan jam kerja bagi karyawan Shift, diatur oleh masing-masing bagian
(Instalasi/Unit ) sesuai pengaturan jadwal kerja shift masing-masing.
5. Setiap karyawan wajib untuk masuk kerja tepat waktu (toleransi keterlambatan 15
menit). Akumulasi keterlambatan diatas batas toleransi yang diberikan akan mendapat
sanksi tindakan disiplin berupa pemotongan tunjangan, teguran lisan atau tertulis dan
diberikan surat peringatan I, surat peringatan II dan surat peringatan III.
6. Apabila terjadi hal-hal yang bersifat memaksa dan darurat seperti banjir, gempa,
kebakaran dan lain-lain, maka karyawan wajib hadir di Rumah Sakit Cahaya Medika
untuk memberikan pertolongan/bantuan dan/atau bekerja melebihi jam kerja/dinas biasa,
tetapi kehadiran tersebut tidak dihitung sebagai kerja lembur.
7. Karyawan dilarang menerima tamu pribadi pada jam kerja, kecuali telah mendapat izin
dari atasan langsung dan tidak dibenarkan menggunakan ruangan kerja.
4
Pasal 10
KERJA LEMBUR
1. Kerja lembur adalah pekerjaan yang pelaksanaannya tidak dapat diselesaikan dalam
waktu jam kerja biasa, sehingga membutuhkan waktu kerja yang melebihi dari waktu
kerja biasa, dalam hal:
a. Pekerjaan yang apabila tidak segera diselesaikan akan membahayakan keselamatan
dan kesehatan orang.
b. Pekerjaan yang apabila tidak diselesaikan akan menimbulkan kerugian bagi
perusahaan atau mengganggu kelancaran pelayanan dan/atau operasional Rumah
Sakit Cahaya Medika secara umum.
2. Kerja lembur hanya boleh dilaksanakan ditempat lingkungan kerja dengan terlebih
dahulu mendapat perintah dari atasan masing-masing.
3. Bagi karyawan yang melaksanakan pekerjaan lembur akan menerima upah lembur yang
perhitungannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 11
PERJALANAN DINAS
1. Perjalanan Dinas adalah karyawan yang melaksanakan perjalanan untuk suatu tugas kerja
diluar kota dengan surat penugasan.
2. Setiap karyawan yang melakukan Perjalanan Dinas wajib membuat laporan pelaksanaan
tugas.
3. Ketentuan tentang Perjalanan Dinas akan diatur dalam ketentuan tersendiri.
BAB IV
ISTIRAHAT DAN CUTI KARYAWAN
Pasal 12
HARI LIBUR
1. Manajemen Rumah Sakit Cahaya Medika memberikan libur kerja sesuai dengan jam
kerja yang telah ditentukan dalam 1 (satu) minggu atau 7 (tujuh) hari kerja.
2. Untuk hari libur umum, bagi karyawan yang Non Shift dapat diambil sesuai dengan
harinya, sedangkan bagi karyawan Shift akan diatur oleh koordinatornya masing-masing.
Pasal 13
LIBUR SAKIT
1. Karyawan yang tidak masuk kerja karena sakit, terhitung sejak hari pertama tidak masuk
kerja, wajib dibuktikan dengan surat keterangan tertulis dari dokter, dan diijinkan tidak
masuk kerja sesuai waktu istirahat yang diberikan dokter bersangkutan.
2. Bagi karyawan yang tidak dapat memberikan surat keterangan dari dokter secara tertulis,
maka dianggap tidak masuk kerja tanpa keterangan dan diberikan sanksi pemotongan
tunjangan.
3. Gaji karyawan yang tidak masuk karena sakit akan dibayar penuh, kecuali tunjangan
harian yang dihitung berdasarkan kehadiran.
5
Pasal 14
CUTI TAHUNAN
1. Setiap karyawan yang telah bekerja selama 1 (satu) tahun berturut-turut, dihitung dari
masa kontrak, karyawan berhak mendapatkan cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari
kerja dengan mendapat gaji penuh (kecuali tunjangan harian).
2. Untuk kelancaran kerja /operasional di Rumah Sakit, pihak manajemen berhak
mengatur jadwal cuti / istirahat karyawan. Bagi karyawan Shift pengambilan cuti akan
diatur oleh masing-masing atasannya/Koordinator.
3. Pengambilan cuti tahunan harus diajukan kepada atasan masing-masing, disesuaikan
dengan kebutuhan operasional dan kemudian diajukan selambat-lambatnya 1 (satu)
minggu sebelum pengambilan cuti ke bagian Personalia untuk dilanjutkan ke Direktur
untuk mendapatkan persetujuan.
4. Cuti tahunan dapat diambil dalam jumlah 1 (satu) hari dan paling banyak 3 (tiga) hari
sesuai dengan kebutuhan karyawan dan di setujui oleh Direktur.
5. Cuti tahunan tidak boleh diambil secara akumulatif tahun berikutnya kecuali
alasan penundaan yang dilakukan oleh pihak Manajemen Rumah Sakit. Apabila cuti
tahunan tidak diambil pada saat tahun yang berjalan, maka cuti tahunan dianggap
hangus.
6. Koordinator bagi karyawan yang shift wajib membuat jadwal cuti tahunan, sebagai
bahan pertimbangan Direktur dalam memberi persetujuan.
Pasal 15
CUTI MELAHIRKAN
1. Bagi karyawati yang hamil, berhak mendapatkan cuti hamil/melahirkan selama 3 (tiga)
bulan yaitu 1 (satu) bulan 15 (lima belas) hari sebelum melahirkan dan 1 (satu) bulan 15
(lima belas) hari setelah melahirkan.
2. Karyawati yang hendak mengambil cuti hamil/melahirkan, terlebih dahulu wajib
mengajukan permohonan cuti melahirkan kepada bagian personalia dengan melampirkan
surat keterangan dari dokter/bidan.
3. Cuti hamil/melahirkan tidak dapat digabungkan dengan Cuti Tahunan, kecuali setelah 3
(tiga) bulan pengambilan cuti melahirkan.
4. Karyawati yang mendapatkan cuti hamil/melahirkan tetap mendapat gaji penuh kecuali
tunjangan harian.
5. Untuk karyawati yang keguguran tidak mendapatkan cuti melahirkan, tetapi akan
diberikan izin sakit sesuai dengan surat keterangan dari dokter.
Pasal 16
IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN DENGAN MENDAPAT UPAH
1. Karyawan diberikan izin meninggalkan pekerjaan dengan mendapatkan gaji penuh dan
tidak dipotong cuti tahunan, karena alasan:
a. Pernikahan karyawan yang pertama 3 hari;
b. Pernikahan anak kandung karyawan 2 hari;
Pernikahan saudara kandung karyawan 1 hari;
c. Istri Karyawan melahirkan 2 hari;
d. Suami/istri/anak/orang tua/mertua/saudara kandung meninggal dunia 2 hari
e. Khitanan / Pembabtisan anak kandung karyawan 1 hari
6
2. Izin meninggalkan pekerjaan diluar alasan diatas, akan dikenakan pemotongan upah.
3. Karyawan yang tidak masuk atau meninggalkan pekerjaan tanpa izin atasan atau tanpa
alasan yang dapat diterima akan dikenakan hukuman sanksi disiplin dan pemotongan
tunjangan.
BAB V
PENGGAJIAN DAN ISTIRAHAT SAKIT
Pasal 17
PENGGAJIAN
1. Karyawan berhak untuk menerima gaji hanya karena adanya hubungan kerja dan
karyawan tidak berhak lagi sejak berakhir/putusnya hubungan kerja.
2. Penggajian karyawan akan ditetapkan oleh Manajemen Rumah Sakit Cahaya Medika
dengan Surat Keputusan Direktur.
3. Penetapan besaran gaji karyawan sesuai dengan jabatan, keahlian, pendidikan,
kecakapan, prestasi kerja dari karyawan yang bersangkutan.
Pasal 18
ISTIRAHAT SAKIT DENGAN MENDAPAT UPAH
1. Apabila karyawan mengalami sakit yang membutuhkan waktu istirahat panjang dengan
melampirkan surat keterangan dari dokter, maka penghitungan besaran gaji sebagai
berikut :
a. Masa 3 (tiga) bulan pertama dibayar sebesar : 100 %
b. Masa 3 (tiga) bulan kedua dibayar sebesar : 75 %
c. Masa 3 (tiga) bulan ketiga dibayar sebesar : 50 %
d. Masa 3 (tiga) bulan keempat dibayar sebesar : 25 %
e. Apabila karyawan tidak dapat melakukan pekerjaannya sampai 12 (dua belas) bulan
karena sakit, maka Direktur memutus hubungan kerja karyawan dengan Rumah
Sakit Cahaya Medika secara hormat.
BAB VI
JAMINAN SOSIAL DAN TUNJANGAN
Pasal 19
JAMINAN SOSIAL
Pasal 20
JAMINAN KESEHATAN
1. Rumah Sakit Cahaya Medika memberikan fasilitas jaminan kesehatan kepada karyawan.
2. Fasilitas jaminan kesehatan dilaksanakan sendiri oleh Rumah Sakit Cahaya Medika
dengan ketentuan yang akan diatur sendiri dengan keputusan Direktur.
7
Pasal 21
TUNJANGAN TETAP
1. Karyawan diberikan tunjangan tetap yang masuk dalam komponen daftar gaji, dan dibayar
tiap bulan berdasarkan posisi dan jabatannya.
2. Besarnya tunjangan disesuaikan dengan kemampuan Rumah Sakit dan kondisi yang
mempengaruhinya.
Pasal 22
TUNJANGAN TIDAK TETAP
1. Karyawan juga diberikan tunjangan tidak tetap yang masuk dalam komponen daftar gaji
yang dibayar tiap bulan berdasarkan kehadiran.
2. Tunjangan tidak tetap, meliputi:
a. Tunjangan Fungsional bagi yang menjalani fungsi keperawatan.
b. Tunjangan Umum
3. Besarnya tunjangan tidak tetap disesuaikan dengan kemampuan Rumah Sakit dan kondisi
yang mempengaruhinya.
Pasal 23
TUNJANGAN HARI RAYA/KEAGAMAAN
1. Rumah Sakit Cahaya Medika memberikan tunjangan hari raya keagamaan kepada
karyawan.
2. Besarnya tunjangan hari raya adalah satu bulan gaji masing-masing karyawan atau
sesuai dengan PP No. 15 Tahun 2015.
3. Bagi karyawan yang memiliki masa kerja kurang dari 12 bulan, besarnya tunjangan hari
raya di hitung secara proporsional berdasarkan rumus:
Pasal 24
TUNJANGAN PERJALANAN DINAS
8
BAB VII
TANDA PENGENAL DAN PAKAIAN SERAGAM
Pasal 25
TANDA PENGENAL KARYAWAN
1. Setiap karyawan Rumah Sakit Cahaya Medika wajib mengenakan tanda pengenal
karyawan.
2. Tanda pengenal karyawan diadakan oleh Rumah Sakit Cahaya Medika
3. Tanda pengenal karyawan wajib digunakan pada saat jam kerja/dinas di Rumah Sakit
Cahaya Medika
4. Bagi karyawan yang tidak menggunakan/memakai Tanda Pengenal pada saat jam kerja
akan dikenakan sanksi administratif.
Pasal 26
PAKAIAN SERAGAM
Setiap karyawan diberikan pakaian seragam/dinas yang warna, bentuk, model, jumlah dan
mutunya ditentukan oleh Manajemen Rumah Sakit Cahaya Medika, dengan
mempertimbangkan bentuk dan model yang umum digunakan dalam profesi pekerjaan yang
mempunyai spesifik. Apabila karyawan tidak mematuhi ketentuan yang berlaku, maka
karyawan yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi berupa teguran lisan, pemotongan
tunjangan, maupun Surat Peringatan.
BAB VIII
KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA
Pasal 27
KESELAMATAN KERJA
1. Manajemen Rumah Sakit Cahaya Medika akan memberikan alat pelindung diri kepada
karyawan guna menjaga keselamatan dan kesehatan kerja dalam melaksanakan pekerjaan
sesuai jenis, tempat kerja, dan kondisi kerja.
2. Karyawan yang karena jenis dan kondisi pekerjaanya, wajib memakai pelindung diri saat
bekerja dan wajib memelihara alat pelindung tersebut.
3. Bila karyawan menemui hal-hal yang dapat membahayakan terhadap keselamatan
karyawan maupun Rumah Sakit, maka Karyawan wajib segera melaporkan kepada atasan
langsung.
Pasal 28
KECELAKAAN KERJA
9
BAB IX
KEWAJIBAN, LARANGAN DAN DISIPLIN KERJA
Pasal 29
KEWAJIBAN
Pasal 30
LARANGAN
10
9. Melakukan perbuatan ditempat kerja atau dalam waktu kerja untuk kepentingan pribadi
atau orang yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan pelayanan di Rumah Sakit
Cahaya Medika.
10. Menjual barang-barang berupa apapun atau mengedarkan dan menempelkan gambar,
tulisan dan/atau poster untuk kepentingan pribadi maupun kelompok.
11. Berkelahi dilingkungan Rumah Sakit Cahaya Medika.
12. Meminta dan/atau menerima imbalan yang tidak sah dalam bentuk apapun dari pihak lain
yang dapat merugikan nama baik Rumah Sakit Cahaya Medika.
13. Melakukan tindak provokasi guna kepentingan pribadi atau kelompok yang memicu
adanya pelanggaran di lingkungan Rumah Sakit Cahaya Medika.
14. Karyawan tidak diizinkan memiliki hubungan pertalian darah dan atau ikatan perkawinan
dengan sesama karyawan lainnya di Rumah Sakit Cahaya Medika.
BAB X
SANKSI DAN TINDAKAN DISIPLIN
Pasal 31
BENTUK SANKSI
Bentuk sanksi yang dapat dijatuhkan kepada karyawan yang melanggar, yaitu :
a. Teguran Lisan
b. Peringatan 1, peringatan 2 dan peringatan 3
c. Pengalihan Tugas
d. Penurunan Jabatan
e. Pembebasan Tugas Sementara (Skorsing)
f. Pemutusan Hubungan Kerja.
Pasal 32
SURAT PERINGATAN
1. Pihak Manajemen Rumah Sakit Cahaya Medika akan memberikan surat peringatan tertulis
kepada karyawan jika melakukan pelanggaran atas salah satu atau lebih ketentuan
tercantum pada Bab IX Pasal 29 dan 30.
2. Manajemen Rumah Sakit Cahaya Medika dapat mengeluarkan surat peringatan sesuai
bentuk sanksi dalam Pasal 31, dengan tidak harus sesuai dengan urutan sanksinya,
tergantung pada kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan karyawan.
3. Karyawan yang diberi Surat Peringatan, wajib menandatangani surat pernyataan yang
disediakan oleh Rumah Sakit Cahaya Medika.
4. Surat Peringatan berlaku selama “maksimal” 6 (enam) bulan, apabila karyawan tidak
mengindahkan/mematuhi surat peringatan yang telah diberikan, pihak manajemen
melanjutkan dengan melakukan pemberian sanksi berikutnya.
Pasal 33
PEMOTONGAN TUNJANGAN DAN GANTI RUGI
1. Pihak Manajemen Rumah Sakit Cahaya Medika akan melakukan pemotongan gaji pokok
dengan sistem prorata dan tunjangan harian dari komponen gaji bagi karyawan yang tidak
masuk kerja tanpa pemberitahuan dan keterangan.
2. Pihak Manajemen Rumah Sakit Cahaya Medika juga akan melakukan pemotongan dari
komponen gaji, apabila karyawan terlambat masuk kerja terhitung dari melebihi batas
toleransi.
11
3. Pihak Manajemen Rumah Sakit Cahaya Medika juga akan melakukan pemotongan dari
komponen gaji, apabila karyawan melakukan kesalahan yang menyebabkan terjadinya
kerusakan, kehilangan atau kerugian barang milik Rumah Sakit Cahaya Medika.
Pasal 34
PENURUNAN JABATAN DAN SKORSING
BAB XI
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Pasal 35
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA OLEH KARYAWAN
3. Karyawan yang melakukan pemutusan hubungan kerja, tidak akan mendapat uang
pesangon dan tidak berhak menuntut apapun dari Rumah Sakit Cahaya Medika dengan
alasan dan tindakan apapun di kemudian hari.
12
Pasal 36
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA OLEH PERUSAHAAN
1. Direktur Rumah Sakit Cahaya Medika dapat melakukan pemutusan hubungan kerja
terhadap karyawan, apabila :
a. Karyawan mengalami sakit selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut, atau karyawan
yang mengidap penyakit menular dan berbahaya ataupun penyakit yang dapat
mengganggu keaktifan kerja.
b. Adanya sesuatu hal yang memaksa Rumah Sakit harus mengurangi/merampingkan
formasi karyawan.
c. Adanya putusan pengadilan yang menyatakan karyawan tersebut telah terbukti
bersalah melakukan tindak pidana, sekalipun perbuatan itu tidak ada hubungannya
dengan pihak Rumah Sakit Cahaya Medika.
d. Direktur Rumah Sakit Cahaya Medika dapat memutuskan hubungan kerja terhadap
karyawan dengan tidak mendapatkan uang jasa, rekomendasi kerja dan lain-lain,
apabila :
e. Melakukan penipuan, pencurian dan penggelapan barang milik Rumah Sakit Cahaya
Medika, milik karyawan lain, atau milik pelanggan/pasien.
f. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan yang dapat merugikan Rumah
Sakit Cahaya Medika atau orang lain atau kepentingan negara.
g. Mabuk, minum-minuman keras, madat, mengkonsumsi/menyalahgunakan obat
terlarang atau obat perangsang lain yang dilarang oleh peraturan perundang –
undangan.
h. Melakukan perbuatan asusila atau melakukan perjudian ditempat kerja.
i. Menyerang, mengintimidasi atau menipu pimpinan atau teman kerja.
j. Menganiaya, mengancam, menghina pimpinan atau keluarga pimpinan atau teman
kerja.
k. Mengajak teman kerja atau menawari pimpinan untuk melakukan sesuatu
perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau kesusilaan.
l. Membocorkan atau membongkar rahasia Rumah Sakit Cahaya Medika atau
mencemarkan nama baik Rumah Sakit Cahaya Medika, pimpinan dan keluarga atau
rahasia lainnya yang menyangkut ruang lingkup pekerjaan yang seharusnya
dirahasiakan.
m. Hal-hal lain yang dilarang, baik yang tercantum dalam peraturan perusahaan atau
kesepakatan kerja bersama maupun ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2. Direktur Rumah Sakit Cahaya Medika dapat memutuskan hubungan kerja terhadap
karyawan dengan kualifikasi mengundurkan diri, apabila karyawan tidak masuk kerja
selama 5 (lima) hari berturut-turut tanpa alasan dan keterangan, dan telah diberikan 2 kali
surat panggilan.
Pasal 37
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA HUKUM
1. Pemutusan hubungan kerja karena hukum, jika hubungan kerja putus dengan sendirinya
tanpa perlu adanya suatu tindakan dari salah satu pihak maupun karena izin dari pihak-
pihak tertentu.
2. Putus karena hukum, terjadi karena:
a. Berakhirnya waktu yang diperjanjikan.
b. Karyawan meninggal dunia.
13
Pasal 38
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA PENSIUN
Karyawan yang sudah berusia 55 (lima puluh lima) tahun akan dilakukan pemutusan
hubungan kerja karena pensiun, dengan mendapat perlindungan berupa uang pesangon dan
uang jasa (penghargaan).
Pasal 39
UANG PESANGON, UANG PENGHARGAAN MASA KERJA DAN UANG
PENGGANTIAN HAK
Karyawan yang dilakukan pemutusan hubungan kerja selain karena kesalahan atau melakukan
pelanggaran atau yang dikenakan sanksi pemberhentian dengan tidak hormat, berhak
mendapat uang pesangon atau uang penghargaan masa kerja atau uang ganti kerugian.
BAB XII
PENYAMPAIAN KELUH KESAH KARYAWAN DAN MASA BERLAKU PERATURAN
PERUSAHAAN
Pasal 40
PENYAMPAIAN KELUH KESAH KARYAWAN
Apabila terjadi keluhan atau ketidakpuasan dari karyawan atas suatu keadaan tertentu, maka
diselesaikan secara musyawarah melalui atasan langsung, dan bila dianggap perlu dapat
diteruskan kepada pimpinan yang lebih tinggi untuk diselesaikan.
Pasal 41
JANGKA WAKTU BERLAKUNYA PERATURAN PERUSAHAAN
Peraturan Perusahaan ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun, terhitung sejak tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di : Praya
Pada Tanggal : 13 Juli 2022
14