Anda di halaman 1dari 29

PERATURAN PERUSAHAAN

PT. MUTIARA KASIH IBU

(RUMAH SAKIT METRO MEDIKA)

Menimbang bahwa untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara Perusahaan dan
Karyawan demi terciptanya ketenangan dan kepuasan bagi perusahaan dan karyawan hingga
dapat ditingkatkan produktivitas, serta mengingat akan wewenang yang ada padanya
berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, maka Direksi dengan ini memutuskan menetapkan
Peraturan Perusahaan sebagaimana tercantum di bawah ini:

BAB I
KETENTUAN UMUM

PASAL 1
PENGERTIAN

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :


1. Perusahaan adalah PT. Mutiara Kasih Ibu yang bergerak di bidang pelayanan
kesehatan yang didirikan berdasarkan akta notaris Nomor 157 dibuat oleh dan di
hadapan Notaris I Gede Sutama, SH tanggal 15 Nopember 2013 dan disahkan oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-
66764.AH.01.01 Tahun 2013
2. Unit Usaha adalah kegiatan usaha yang didirikan oleh PT. Mutiara Kasih Ibu berupa
Rumah Sakit Swasta, yaitu Rumah Sakit Metro Medika (RSMM) Mataram, yang
sekaligus merupakan pihak yang memberikan pekerjaan kepada karyawan dengan
sejumlah kewajiban serta imbal balik yang harus dipenuhi.
3. Direksi adalah merupakan susunan direktur pada PT. Mutiara Kasih Ibu terdiri dari
Direktur Utama dan Para Direktur sebagaimana tertuang di dalam akta pendirian
Perusahaan yang diangkat dan diberhentikan oleh RUPS (Rapat Umum Pemegang
Saham) dan bertanggung jawab kepada RUPS.
4. Direktur Operasional adalah direktur pada Rumah Sakit Metro Medika yang ditunjuk
berdasarkan hasil RUPS PT. Mutiara Kasih Ibu yang bertugas menjalankan
operasionalisasi Rumah Sakit Metro Medika serta bertanggung jawab langsung kepada
PT. Mutiara Kasih Ibu.
5. Karyawan adalah tenaga kerja yang diterima dan dipekerjakan di Rumah Sakit Metro
Medika berdasarkan Surat Keputusan Pengangkatan oleh Direktur Operasional Rumah
Sakit Metro Medika sesuai dengan peraturan perusahaan ini.
6. Pekerjaan adalah pekerjaan yang dijalankan oleh karyawan untuk Rumah Sakit Metro
Medika dalam suatu hubungan kerja tertentu yang telah disepakati bersama dalam
suatu ikatan perjanjian kerja.

1
PASAL 2
MAKSUD dan TUJUAN
1. MAKSUD
Peraturan ini dibuat untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan tata tertib,
ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat kerja, serta hak dan kewajiban karyawan
maupun Manajemen Rumah Sakit Metro Medika.
2. TUJUAN
Agar karyawan dan Rumah Sakit Metro Medika mengetahui, memahami serta
melaksanakan hak dan kewajiban masing-masing sehingga tercipta hubungan kerja
yang baik, kooperatif dan harmonis diantara karyawan dan Manajemen Rumah Sakit
Metro Medika.

PASAL 3
RUANG LINGKUP PERATURAN PERUSAHAAN

1. Peraturan Perusahaan ini mengatur hal-hal yang bersifat umum dan bersifat khusus
serta terhadap hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Perusahaan ini akan
diatur dengan Surat Keputusan Direktur Operasional Rumah Sakit Metro Medika.
2. Sepanjang suatu hal tidak diatur dalam Peraturan Perusahaan ini atau dalam peraturan
lain yang dikeluarkan oleh perusahaan, berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam
undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku.

BAB II
HUBUNGAN KERJA

PASAL 4
PERJANJIAN KERJA

1. Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara Rumah Sakit Metro
Medika dan karyawan.
2. Perjanjian kerja harus dibuat secara tertulis dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Ada 2 jenis perjanjian kerja yaitu:
- Perjanjian kerja waktu tertentu.
- Perjanjian kerja waktu tidak tertentu.

PASAL 5
PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

1. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu didasarkan atas jangka waktu atau selesainya
suatu pekerjaan tertentu yang dikondisikan dengan keadaan dari Rumah Sakit Metro
Medika.
2. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat mensyaratkan adanya masa
percobaan kerja.
3. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang
bersifat tetap.

2
4. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dapat diperpanjang atau diperbaharui dan/ atau
sebaliknya, yang dikondisikan dengan keadaan Rumah Sakit Metro Medika.
5. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu
yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu
tertentu, yaitu:
a. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;
b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama
dan paling lama 3 (tiga) tahun;
c. Pekerjaan yang bersifat musiman; atau
d. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.
6. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu
dapat diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1
(satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.
7. Selama karyawan terikat dalam perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dihitung
sebagai masa kerja karyawan, akan tetapi dapat dijadikan sebagai sarana dalam
menilai kualitas kerja karyawan guna menentukan sikap selanjutnya.

PASAL 6
PERJANJIAN KERJA UNTUK WAKTU TIDAK TERTENTU

1. Perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu dapat mensyaratkan masa percobaan kerja
paling lama 3 (tiga) bulan.
2. Masa percobaan kerja dihitung sebagai masa kerja karyawan.
3. Dalam masa percobaan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilarang
membayar upah di bawah upah minimum yang berlaku.
4. Masa percobaan kerja adalah merupakan sarana dalam menilai kualitas kerja karyawan
guna menentukan sikap selanjutnya.

PASAL 7
KETENTUAN PENERIMAAN KARYAWAN

1. Penerimaan Karyawan dilakukan berdasarkan kebutuhan dan kepentingan Rumah Sakit


Metro Medika dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Meningkatnya volume pekerjaan.
b. Mengisi suatu lowongan pekerjaan /jabatan tertentu.
c. Penambahan karyawan karena ada bagian/unit baru dan perluasan peningkatan
pelayanan.
d. Untuk mengisi pekerjaan/jabatan, akan diprioritaskan kepada Karyawan dari dalam
Rumah Sakit, yang mempunyai riwayat kerja dengan prestasi yang baik, serta
dapat memenuhi kualifikasi pekerjaan/jabatan yang dipersyaratkan tersebut.
e. Penerimaan karyawan dengan tanpa membedakan suku, ras, agama dan golongan
tertentu.

2. Rumah Sakit tidak menerima calon karyawan yang mempunyai hubungan dekat
(suami, istri, orang tua, anak, kakak adik) dengan Karyawan Rumah Sakit kecuali
dalam hal khusus untuk kepentingan Rumah Sakit atas izin dan persetujuan Direktur

3
Rumah Sakit Metro Medika. Karyawan yang menyembunyikan identitas hubungan
keluarga, jika diketahui kemudian wajib mengundurkan diri.
3. Setiap pelamar harus memenuhi syarat yang telah ditentukan yaitu:
a. Warga Negara Indonesia.
b. Berusia minimal 18 tahun, maksimal 46 tahun, kecuali tenaga kerja ahli atau
jabatan manajer keatas dapat diberlakukan lain.
c. Berbadan dan berjiwa sehat menurut surat keterangan dokter yang ditentukan
Rumah Sakit Metro Medika.
d. Berkelakuan baik, dibuktikan dengan surat keterangan dari Kepolisian.
e. Bersedia tunduk dan patuh kepada ketentuan-ketentuan dalam Peraturan
perusahaan ini serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
f. Memiliki kemampuan kerja atau berpendidikan sesuai dengan persyaratan tugas/
jabatan yang tersedia dan dibutuhkan oleh Rumah Sakit Metro Medika.
g. Lulus tes seleksi calon karyawan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Metro
Medika.
h. Melengkapi surat keterangan bekerja bagi yang pernah bekerja sebelumnya.
i. Melengkapi surat ijin dari profesi sesuai dengan kualifikasi pelamar sebagaimana
diisyaratkan dalam ketentuan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
j. Tidak boleh atau bersedia tidak terikat hubungan kerja dengan pihak lain dan/ atau
perusahaan lain bila diterima.
k. Tidak sedang dalam menjalankan proses hukum baik terkait dengan permasalahan
pidana.
l. Bersedia ditempatkan/dimutasikan diseluruh bagian/unit/seksi lain sesuai
kebutuhan Rumah Sakit Metro Medika.

BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN KARYAWAN

PASAL 8
HAK KARYAWAN

1. Setiap karyawan berhak mendapatkan tugas dan pekerjaan sesuai dengan bidang
keahlian yang dimilikinya dengan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit Metro Medika.
2. Setiap karyawan berhak atas imbalan berupa gaji, tunjangan dan pendapatan lain yang
ditetapkan sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya.
3. Setiap karyawan berhak atas waktu istirahat kerja, izin dan memperoleh cuti.
4. Setiap karyawan diikutsertakan dalam JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)
sesuai Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 1992, yang programnya
meliputi jaminan kecelakaan kerja dan jaminan hari tua yang dikaitkan dengan jaminan
kematian.
5. Setiap karyawan yang terancam dan atau terkena tindakan hukum oleh yang berwajib
dalam rangka menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh
Perusahaan, maka berhak memperoleh pembelaan hukum dari perusahaan.

PASAL 9

4
KEWAJIBAN KARYAWAN

1. Melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
2. Bekerja secara professional, jujur, tertib, cermat, teliti serta menunjukkan loyalitas dan
dedikasi tinggi.
3. Menjaga rahasia perusahaan serta nama baik perusahaan.
4. Tidak melakukan tindakan-tindakan/perbuatan-perbuatan/sikap-sikap yang terindikasi
bersifat penghinaan/bernuansa profokatif dan perselisihan baik antar karyawan
ataupun antara karyawan dengan manajemen.
5. Karyawan wajib memelihara dan memegang teguh (tidak boleh membocorkan,
membongkar) rahasia Perusahaan terhadap siapapun mengenai segala hal yang
diketahuinya tentang Perusahaan dalam bentuk apapun (percakapan, tulisan,
dokumen, peta, grafik dan lain-lain sebagainya) yang mengakibatkan diambilnya
tindakan hukum dan tuntutan ganti rugi dari pihak Perusahaan.
6. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan kesatuan serta
kerjasama sesama karyawan.
7. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik dan kondusif.
8. Menggunakan, memelihara serta menjaga barang-barang milik perusahaan dengan
sebaik-baiknya serta memperoleh izin terhadap penggunaan barang-barang yang
seharusnya terlebih dahulu memperoleh izin dalam penggunaannya.
9. Menghormati, menghargai serta menunjukkan loyalitas yang tinggi kepada atasan.
10. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya.
11. Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap bawahannya.
12. Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerjanya.
13. Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan kariernya.
14. Segera memberikan teguran serta melaporkan kepada pihak manajemen apabila
mengetahui adanya tindakan-tindakan/perilaku-perilaku/sikap-sikap serta perbuatan
yang terindikasi merugikan perusahaan.

PASAL 10
STATUS KARYAWAN

1. Pelamar yang diterima di Rumah Sakit Metro Medika akan mendapatkan salah satu
status sebagai berikut :
a. Status sebagai karyawan kontrak, apabila didasarkan dengan perjanjian kerja
waktu tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.
b. Status sebagai karyawan tetap apabila didasarkan dengan perjanjian kerja waktu
tidak tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan kemudian diangkat
berdasarkan Surat Keputusan Direktur Operasional Rumah Sakit Metro Medika,
dengan melalui mekanisme/ tahapan sebagai berikut:

1. Masa Orientasi/ Masa Percobaan


Setiap calon karyawan tetap, wajib mengikuti masa percobaan paling lama 3
(tiga) bulan terhitung mulai hari pertama karyawan masuk kerja, sebelum masa
percobaan karyawan berakhir/ minimal 1 bulan sebelumnya akan dilakukan
penilaian prestasi kerja atas karyawan tersebut, bilamana hasil penilaiannya
dinyatakan cukup/ baik/ sangat baik dan berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan bisa dimungkinkan diangkat sebagai karyawan tetap Rumah Sakit
Metro Medika, namun bila hasil penilaian karyawan dinyatakan kurang/ sangat
kurang maka hubungan kerja antara karyawan dan Rumah Sakit dinyatakan

5
berakhir. Selama masa percobaan baik karyawan maupun Rumah Sakit dapat
mengakhiri hubungan kerjanya secara sepihak setiap saat tanpa syarat.

2. Pengangkatan sebagai karyawan tetap


Yang berwenang mengangkat karyawan adalah Direktur PT. Mutiara Kasih Ibu dan
pengangkatan karyawan di tetapkan dengan Surat Perjanjian Kerja dan Surat
Keputusan Direktur Operasional RS.

PASAL 11
PROMOSI TINGKAT

1. Rumah Sakit mempromosikan Karyawan ke Jabatan yang lebih tinggi berdasarkan atas
pertimbangan kompetensi, hasil penilaian kinerja serta tingkat keahlian yang dapat
dilakukan setiap saat sesuai dengan tingkat kebutuhan Rumah Sakit.
2. Pelaksanaan promosi jabatan dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai Surat Keputusan
Direktur Rumah Sakit.
3. Selain pertimbangan-pertimbangan yang terdapat pada nomor 1, juga
dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Adanya kebutuhan pengisian lowongan jabatan dalam struktur organisasi Rumah
Sakit.
b. Masa kerja dan masa menjabat pada jabatan sekarang bagi yang menjabat.
c. Sikap dan tingkah laku yang mencerminkan kepribadian seorang pemimpin
dilingkungan kerja untuk jabatan sebagai pemimpin.
d. Tunjangan jabatan akan diberikan kepada karyawan sebagai akibat promosi tingkat
sekurang-kurangnya setelah 3 (tiga) bulan masa penilaian dalam menduduki
jabatan tersebut dan dinyatakan lulus/berhasil.
e. Jabatan dapat dicabut sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit ataupun karena
kurangnya kemampuan yang menjabat yang berdampak pada fasilitas/ ketentuan
yang terkait dengan jabatannya.
4. Penolakan promosi tingkat dengan alasan yang tidak dapat dipertimbangkan dianggap
penolakan kerja.

PASAL 12
DEMOSI

1. Demi kelancaran kegiatan Rumah Sakit serta pendayagunaan tenaga kerja dan
pembinaan karyawan, Rumah Sakit dapat melakukan demosi/ penurunan jabatan
karyawan.
2. Pelaksanaan demosi dilakukan oleh Rumah Sakit dan ditetapkan dengan surat demosi
yang ditandatangani oleh Direktur.
3. Penolakan demosi dengan alasan yang tidak dapat dipertimbangkan dianggap
penolakan kerja.

6
PASAL 13
MUTASI

1. Mutasi/pemindahan karyawan dari suatu jabatan ke jabatan lainnya (dalam level/


golongan yang sama) merupakan wewenang Rumah Sakit dan dilakukan sepenuhnya
berdasarkan kebutuhan dari Rumah Sakit dan ditetapkan melalui Surat Keputusan
Direktur Rumah Sakit.
2. Penolakan mutasi dengan alasan yang tidak dapat dipertimbangkan dianggap
penolakan kerja.

PASAL 14
LARANGAN-LARANGAN BAGI KARYAWAN

Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya karyawan dilarang:


1. Memberikan keterangan palsu mengenai riwayat hidupnya, pendidikan dan lain-lain
dalam hubungan kerja dengan Rumah Sakit.
2. Membongkar atau membocorkan dokumen-dokumen dan data rahasia Rumah Sakit
yang bukan menjadi kewenangannya.
3. Melawan perintah atasannya, tanpa alasan yang kuat, wajar dan sah.
4. Setiap karyawan dilarang menyalah gunakan, memiliki, menjual, membeli,
menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan data, fasilitas, barang, dokumen
atau surat berharga milik perusahaan.
5. Setiap karyawan dilarang membawa ke luar lingkungan perusahaan barang Inventaris
tanpa ijin tertulis dari penanggung jawab.
6. Setiap karyawan dilarang bekerja rangkap pada instansi lain seperti menjadi Direksi,
Komisaris atau Pimpinan perusahaan lain yang ada kaitan dengan bidang usaha
perusahaan dan atau bidang usaha yang dapat menimbulkan conflict of interest,
menimbulkan pecahnya konsentrasi kerja kecuali mendapat ijin tertulis dari Direksi.
7. Melakukan mogok kerja dan/atau menelantarkan pasien yang sedang menjalani
perawatan/pengobatan di Rumah Sakit.
8. Memobilisasi rekan kerja dan/atau Pihak lain diluar Rumah Sakit untuk melakukan
profokasi terhadap kebijakan Rumah Sakit yang dapat menggangu ketentraman serta
kenyamanan lingkungan perusahaan.
9. Membuat keputusan di luar batas wewenangnya.
10. Berada di tempat pekerjaan di luar waktu jam kerja tanpa ijin dari kepala bagian atau
seksi yang bersangkutan.
11. Mengabaikan kerapihan dan kebersihan badan dan rambut pada waktu bertugas.
12. Menghindarkan diri dari pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan usaha preventif
lainnya dibidang kesehatan yang telah diatur oleh Perusahaan.
13. Melakukan penggelapan, penipuan, menerima uang suap, komisi atau korupsi karena
jabatannya.
14. Setiap karyawan dilarang untuk meminta atau menerima hadiah/ sogokan dalam
bentuk apapun dari siapa saja diketahui dan/ atau diduga ada hubungannya dengan
kedudukan atau jabatan karyawan di Rumah Sakit atau hadiah tersebut merupakan
imbalan langsung maupun tidak langsung dari pelaksanaan tugas Rumah Sakit/
Perusahaan.
15. Menggunakan jabatan/ posisi untuk kepentingan pribadi ataupun pihak lainnya seperti
keluarga, teman, dan lain-lain yang dapat mengganggu dan atau merugikan
kepentingan perusahaan.

7
16. Mengedarkan atau membantu mengedarkan segala macam barang - barang terlarang
misalnya narkotika, obat bius, ganja, morfin, dan zat adiktif lainnya.
17. Menyimpan, mengeluarkan dengan tujuan untuk memperdagangkan barang apapun
juga, mengedarkan daftar sumbangan, mengumpulkan uang, menempelkan atau
mengedarkan poster-poster di lingkungan Rumah Sakit kecuali dengan ijin tertulis dari
Rumah Sakit.
18. Membawa senjata tajam/ api dalam bentuk apapun yang dapat melukai diri atau orang
lain ke dalam tempat kerja dan lingkungan Rumah Sakit.
19. Mengkonsumsi minuman beralkohol (minuman keras), narkotika dan atau zat adiktif
lainnya selama berada di lingkungan Rumah Sakit.
20. Menganiaya, menghina secara kasar, atau mengancam pihak perusahaan atau anggota
keluarganya atau karyawan lain dan anggota keluarganya dan pasien Rumah Sakit
Metro Medika.
21. Membujuk atau mencoba membujuk pengusaha, anggota keluarga pengusaha atau
tamu dan karyawan lain untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
Undang - Undang dan/ atau norma-norma susila.
22. Merusak barang milik Rumah Sakit atau menempatkan barang milik Rumah Sakit
secara sembarangan dalam posisi yang mudah terbakar atau terancam bahaya.
23. Melakukan tindakan asusila dan perjudian di lingkungan Rumah Sakit Metro Medika.

BAB IV
WAKTU KERJA

PASAL 15
UMUM

1. Dengan memperhatikan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku, maka hari kerja


Rumah Sakit disesuaikan dengan ijin yang diberikan oleh Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2. Menurut sifat pekerjaan di Rumah Sakit yang 24 (dua puluh empat) jam, maka seluruh
karyawan baik laki-laki maupun wanita dapat dipekerjakan pada siang atau malam hari
tanpa menyimpang dari prinsip-prinsip peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
sebagai berikut :
a. 7 (tujuh) jam dalam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu
untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu, atau
b. 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu)
minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
3. Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4
(empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja.

PASAL 16
HARI KERJA DAN JAM KERJA

Mengingat sifat dan pekerjaan di Rumah Sakit, maka hari kerja dan jam kerja diatur sebagai
berikut :
1. Hari/jam kerja untuk bagian Kantor/Adminitrasi/Back Office (tidak termasuk dokter)
adalah 6 (enam) hari kerja Senin s/d Sabtu dengan Hari Minggu/ Hari Raya sebagai
Hari Libur.

8
Contoh (silahkan diatur sesuai dengan waktu kerja RS)

No Hari Kerja Jam Kerja Jam Istirahat

1 Senin s/d Jum’at 08:00 s/d 16:00 WITA 12:00 s/d 13:00

2 Sabtu 08:00 s/d 13.00 WITA Tanpa istirahat

3 Minggu/ Hari Raya Libur

2. Jam kerja bagi karyawan yang terbagi dalam 3 (tiga) gilir tugas diatur sebagai berikut :

NO Waktu Kerja Hari Kerja Jam Kerja Jam Istirahat


1 Dinas Gilir I (Pagi) Senin s/d Minggu 08:00 s/d 14:00 Pelaksanaannya diatur
WITA oleh Unit Kerja
masing-masing

2 Hari Libur Mingguan/ Hari Raya Hari Liburnya diatur Unit Kerja masing-
masing

3 Dinas Gilir II (Siang) Senin s/d Minggu 14:00 s/d 20:00 Pelaksanaannya diatur
WITA oleh Unit Kerja
masing-masing

4 Libur Mingguan/ Hari Raya Hari Liburnya diatur Unit Kerja masing-
masing

5 Dinas Gilir III Senin s/d Minggu 20:00 s/d 08:00 Pelaksanaannya diatur
(Malam) WITA oleh Unit Kerja
masing-masing

6 Libur Mingguan/ Hari Raya Hari Liburnya diatur Unit Kerja masing-
masing

3. Untuk Sholat Jum’at diberikan kurang lebih satu jam.

PASAL 17
DISIPLIN WAKTU KERJA

1. Karyawan wajib mentaati waktu/ jadwal kerja yang telah ditentukan oleh Rumah Sakit
untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.
2. Waktu kerja dan hari kerja serta jam istirahat dapat diubah oleh Manajemen sesuai
kebutuhan Rumah Sakit di dalam memberikan pelayanan sebaik-baiknya bagi para
pelanggan.

9
3. Setiap karyawan harus hadir minimal 15 menit sebelum waktu kerja, ditempat tugas
masing-masing dan mulai bekerja pada waktu yang ditetapkan, kecuali atas izin atau
perintah atasan untuk melaksanakan tugas di luar tempat kerjanya.
4. Karyawan yang berhalangan masuk kerja diwajibkan memberitahukan/ minta ijin
kepada HRD dan/ atau atasannya secara resmi/ formil dan/ atau sesuai dengan
ketentuan di unit kerjanya sebelum waktu kerjanya dimulai (minimal 1 (satu) hari
sebelumnya) dan setelahnya menyerahkan formulir izin ke HRD yang telah diparaf oleh
atasannya, kecuali ijin yang diluar rencana (misalnya karyawan sakit terkena musibah
dan lain-lain).
5. Karyawan yang berhalangan masuk kerja karena sakit, diharuskan membuktikan hal
sakitnya dengan surat keterangan dokter, surat keterangan dokter luar harus disahkan
oleh dokter Rumah Sakit yang selanjutnya diparaf atasan dan diserahkan ke HRD.
6. Dalam hal karyawan tidak masuk kerja oleh karena menggantikan kelebihan jam
kerjanya atau menggantikan hari kerja lain tetap wajib mengisi formulir tidak masuk
kerja dengan dicantumkan secara jelas hari dan tanggal yang digantikannya.
7. Karyawan yang tidak masuk kerja tanpa izin atau tanpa alasan yang sah dan tidak
dibenarkan menurut ketentuan Rumah Sakit atau alasan yang dibuat-buat maka
dianggap mangkir.
8. Bila oleh karena suatu hal karyawan terpaksa melakukan tukar dinas dengan karyawan
lain (dalam satu unit kerja), maka sebelumnya harus minta izin secara tertulis dengan
mengisi formulir yang telah disediakan HRD.
9. Batas maksimal tukar dinas karyawan dalam 1 bulan adalah 4 hari.
10. Diluar jam kerja karyawan tidak diperkenankan untuk tinggal di area/lingkungan
Rumah Sakit, kecuali untuk urusan berobat atau dengan seizin atasan yang
bersangkutan.

PASAL 18
KERJA LEMBUR

1. Kerja lembur di Rumah Sakit Metro Medika didasarkan atas instruksi/perintah resmi,
dengan alasan-alasan sebagaimana tersebut dibawah ini :
a. Keadaan darurat atau apabila ada pekerjaan-pekerjaan yang jika tidak segera
diselesaikan akan membahayakan keselamatan dan kesehatan orang.
b. Diperlukan untuk menggantikan tugas teman sekerjanya yang tidak dapat hadir
atau belum datang pada gilirannya (shift) selama satu jam dari jam dinas,
sementara proses pekerjaannya harus berlanjut.
c. Adanya pekerjaan yang mendesak dan atau bertumpuk serta perlu diselesaikan
dengan segera karena dapat mengganggu kegiatan operasional Rumah Sakit.
d. Setiap pelaksanaan kerja lembur harus berdasarkan perintah dari atasan karyawan
dan menggunakan formulir Surat Perintah Kerja Lembur (SPKL) sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
e. Karyawan yang melakukan kerja lembur berhak atas upah lembur, yang
perhitungannya diatur sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku. Adapun untuk tingkatan/ jabatan tertentu (Koordinator dan setingkat
ke atas) akan diatur dalam ketentuan tersendiri.
2. Di samping ketentuan tersebut di atas, penggantian kelebihan jam kerja (lembur)
dapat dikompensasikan dengan pengaturan waktu kerja karyawan (jadwal dinas).
3. Kerja lembur mulai diperhitungkan setelah karyawan bekerja minimal 60 (enam puluh)
menit dari waktu kerja normal selesai.
4. Kerja lembur ini tidak berlaku bagi semua Koordinator.

10
BAB V
PENDIDIKAN DAN LATIHAN KERJA

PASAL 19
PENDIDIKAN

1. Pendidikan dan pelatihan kerja dilakukan guna meningkatkan pengetahuan


keterampilan dan sikap dalam mendukung pelayanan rumah sakit yang bermutu
melalui program pendidikan dan pelatihan yang terencana, berkala dan
berkesinambungan.
2. Pendidikan dan pelatihan dapat dilakukan di dalam rumah sakit maupun diluar rumah
sakit, bersifat formal maupun non formal.
3. Setiap unit kerja membuat program pendidikan dan pelatihan dibagiannya masing-
masing, minimal setiap tahun dan diajukan kepada Direktur untuk disetujui dan
dimasukan dalam anggaran operasional rumah sakit.
4. Bagian HRD dan pengembangan Sumber Daya Manusia mengelola Program Pendidikan
dan Pelatihan Umum dan melakukan koordinasi terhadap pelaksanaan Program
Pendidikan dan Pelatihan tiap unit kerja.
5. Setiap karyawan rumah sakit diberi kesempatan untuk mengembangkan diri baik
secara perorangan maupun kelompok, atas biaya sendiri maupun biaya rumah sakit.
Ketentuan mengenai pembiayaan pendidikan lanjutan ditetapkan tersendiri.
6. Dalam rangka membantu meningkatkan mutu SDM di luar rumah sakit, maka
dlilakukan kerjasama pendidikan dan pelatihan antara rumah sakit dengan instansi lain.
Ketentuan mengenai kerjasama ditetapkan tersendiri.
7. Setiap program pendidikan dan pelatihan harus dibuat laporan pelaksanaan, evaluasi
dan upaya tindak lanjut.

PASAL 20
PERJALANAN DINAS

1. Untuk keperluan Rumah Sakit setiap karyawan dapat ditugaskan untuk melakukan
perjalanan dinas di luar Rumah Sakit Metro Medika.
2. Rumah Sakit akan menanggung biaya perjalanan dinas yang besarnya ditetapkan
terpisah melalui Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Metro Medika dan merupakan
satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari Peraturan Perusahaan ini.
3. Setiap perjalanan dinas harus dilengkapi dengan surat tugas.

BAB VI
PENGUPAHAN

PASAL 21
UMUM

1. Upah adalah hak karyawan yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada karyawan yang ditetapkan dan
dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau Peraturan Perundang-
undangan termasuk tunjangan bagi karyawan dan keluarganya atas suatu pekerjaan

11
dan atau jasa yang telah atau akan dilakukan yang besarnya upah tidak kurang dari
UMP (upah minimum provinsi) yang berlaku.
2. Upah tidak dibayar apabila karyawan tidak melakukan pekerjaan.
3. Sistem pengupahan diatur menurut status karyawan yang didasarkan atas golongan,
jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi.
4. Upah dibayarkan secara bulanan dan dilakukan pada tanggal 01 - 05 bulan berjalan,
apabila tanggal tersebut merupakan Hari Minggu atau Hari Libur resmi maka upah
dibayarkan pada hari kerja sebelumnya.
5. Periode perhitungan upah adalah tanggal 01 - 30 bulan berjalan.
6. Bagi karyawan yang diangkat/ diberhentikan (mengundurkan diri) pada bulan yang
sedang berjalan (dalam periode perhitungan upah nomor 5), upah diperhitungkan
sebesar banyak hari masuk bekerja dibagi 30 (tiga puluh ) kali upah sebulan.

PASAL 22
KOMPONEN UPAH

Komponen upah terdiri atas :


A. PENDAPATAN TETAP
- Gaji Pokok : imbalan dasar yang dibayarkan kepada karyawan menurut
golongan jabatan atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan
standar upah pokok yang berlaku di Rumah Sakit Metro Medika dan/ atau
kesepakatan antara karyawan dan Rumah Sakit.
- TUNJANGAN TETAP
1. Tunjangan Jabatan :
 Rumah Sakit menetapkan untuk memberikan tunjangan jabatan bagi
karyawan yang diberi tugas memangku suatu jabatan struktural sesuai
dengan sifat dan tingkat jabatannya.
 Kepada karyawan yang memangku lebih dari satu jabatan hanya
diberikan satu tunjangan jabatan yang mempunyai nilai lebih tinggi.
 Jika pemangku jabatan tidak lagi melaksanakan tugasnya selama
sebulan atau lebih maka karyawan tidak mendapatkan tunjangan
jabatannya.
2. Tunjangan Variabel/Khusus :
tunjangan yang diberikan oleh Rumah Sakit bagi karyawan yang tidak
memangku jabatan struktural.

BAB VII
TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN

PASAL 23
TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN

1. Bahwa untuk memberikan kesempatan kepada para karyawan agar dapat merayakan
Hari Raya Agamanya Rumah Sakit memberi Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THRK)
yang besarnya diatur dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Metro Medika.
2. THRK diberikan kepada karyawan yang sudah bekerja di Rumah Sakit Metro Medika
sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :

12
a. Pada tanggal Hari Raya, telah mempunyai masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih,
menerima penuh.
b. Pada tanggal Hari Raya, telah mempunyai masa kerja 3 (tiga) bulan namun kurang
1 (satu) tahun, menerima secara proporsional.
c. Pada tanggal Hari Raya, telah mempunyai masa kerja kurang dari 3 (tiga) bulan,
tidak menerima THRK.
3. Besarnya THRK adalah minimal 1 (satu) bulan upah (gaji pokok, tunjangan tetap) yang
diatur dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Metro Medika.
4. Pelaksanaan pembayaran THRK sebagaimana diatur dalam pasal ini dilakukan paling
lambat 1 minggu sebelum jatuhnya Hari Raya Keagamaan.

BAB VIII
JAMINAN SOSIAL

PASAL 24
JAMINAN KESEHATAN

Manajemen Rumah Sakit Metro Medika akan memberikan jaminan kesehatan kepada
karyawan beserta anggota keluarganya yang berhak dalam bentuk mendaftarkan karyawan
sebagai peserta asuransi kesehatan.
1. Karyawan laki-laki beserta anggota keluarganya yang berhak, yaitu Seorang Istri yang
sah dan telah didaftarkan di Rumah Sakit Metro Medika 2 (dua) orang anak kandung
sampai batas umur 21 tahun dan belum menikah atau bekerja.
2. Karyawan wanita dengan ketentuan :
- Terbatas pada dirinya sendiri.
3. Karyawan wanita dengan status janda cerai resmi atau mati dengan ketentuan :
- Karyawan Wanita sendiri.
- 2 (dua) orang anak kandung sampai batas umur 21 tahun dan belum menikah.
- Karyawan wanita memberikan keterangan secara tertulis kepada bagian HRD atau
manajemen Rumah Sakit Metro Medika bahwa hak asuh anak ada ditangan
karyawan wanita tersebut.

PASAL 25
SUMBANGAN DUKA

Apabila karyawan meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja, perusahaan akan
memberikan sumbangan diluar Jaminan Sosial Tenaga Kerja kepada ahli warisnya dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Upah dalam bulan sedang berjalan
b. Santunan kematian yang besarnya sesuai dengan peraturan Perundang-undangan
yang berlaku.

PASAL 26
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
(JAMSOSTEK)

13
1. Rumah Sakit yang mendaftarkan/ mengikutsertakan semua karyawan yang telah
dinyatakan lulus dalam masa percobaan kerja 3 (tiga) bulan menjadi peserta jaminan
sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK).

2. Jaminan Sosial Tenaga Kerja meliputi :


1. Jaminan Kecelakaan Kerja (J.K.K) termasuk penyakit akibat hubungan kerja.
2. Jaminan Kematian (J.K)
3. Jaminan Hari Tua (J.H.T)
4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Tenaga Kerja (JPKTK)
BAB IX
HARI LIBUR RESMI, CUTI DAN IJIN TIDAK MASUK KERJA

PASAL 27
HARI LIBUR RESMI

1. Pada hari-hari yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai hari libur resmi, karyawan
dibebaskan dari kewajiban bekerja dengan tetap menerima upah penuh.
2. Hari-hari yang ditetapkan sebagai hari libur resmi adalah :
- Hari Istirahat Mingguan.
- Hari Besar Keagamaan, Hari Besar Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah pada
setiap tahunnya.
3. Mengingat sifat kegiatan Rumah Sakit, maka bagi karyawan yang harus bekerja pada
hari libur resmi hari libur akan diatur/diganti dengan hari lain.

PASAL 28
HARI LIBUR IBADAH

1. Karyawan yang akan memenuhi kewajiban ibadah menurut Agamanya, selama


waktu yang diperlukan sesuai Peraturan Pemerintah yang dikeluarkan oleh
Departemen Agama, dapat diberikan cuti dengan menerima upah dan tunjangan
lainnya.
2. Dalam tahun yang sama karyawan yang telah mengambil Cuti Memenuhi
Kewajiban Ibadah menurut Agamanya tidak boleh mengambil Cuti Tahunan dan
atau Cuti Besar.
3. Cuti menjalankan ibadah dapat diberikan satu (1) kali selama bekerja di RS Metro
Medika.

PASAL 29
CUTI TAHUNAN

1. Sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, Rumah Sakit


memberikan Cuti Tahunan dengan tetap memberikan Upah penuh (upah pokok,
tunjangan tetap) kepada karyawan yang telah mempunyai masa kerja genap 12 (dua
belas) bulan, secara terus menerus dan tidak terputus.
2. Jumlah hak cuti tahunan karyawan adalah 12 (dua belas) hari kerja.
3. Jatuh tempo hak cuti tahunan :
- Jangka waktu/ masa berlaku hak cuti tahunan karyawan adalah 12 (dua belas) hari
terhitung mulai terbitnya hak cuti karyawan.
- Jika dianggap perlu Rumah Sakit dapat menunda permohonan cuti tahunan
karyawan demi untuk kelancaran pekerjaan. Dalam hal ini kepada Bagian yang

14
bersangkutan harus menyatakan dasar penundaan cuti dalam formulir permohonan
cuti yang diajukan oleh karyawan dan penundaan cuti tidak mempengaruhi tanggal
jatuh tempo hak cuti tahun berikutnya, setiap penundaan harus ditentukan
waktunya namun tidak boleh melebihi jangka waktu 6 (enam) bulan sejak jatuhnya
waktu cuti.
4. Mengingat cuti tahunan bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada karyawan
beristirahat setelah melakukan kegiatan kerja selama 1 (satu) tahun, maka
pengambilan hak cuti tahunan dapat diatur sebagai berikut :
- Seluruh Kepala Unit/ Bagian diharapkan untuk dapat mengatur pelaksanaan Hak
Cuti Tahunan bagi karyawan yang bersangkutan secara menyeluruh.
- Karyawan yang sedang menjalankan Cuti Tahunan dan ternyata mengalami/
menderita sakit maka hak cuti tahunannya tidak dapat diganti dengan hari lain
(jumlah hari sakitnya tetap dianggap sebagai pelaksanaan cuti tahunan).
5. Dalam hal keperluan mendesak, sedangkan karyawan sudah tidak mempunyai hak cuti
tahunan, maka atasan dapat mempertimbangkan untuk memberikan ijin yang
diperhitungkan dengan mengurangi hak cuti tahunan yang bersangkutan ditahun
berikutnya dengan sepengetahuan HRD Rumah Sakit Metro Medika dan/atau
persetujuan atasan langsung karyawan.
6. Cuti Tahunan tidak dapat digantikan dengan uang.
7. Karyawan yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun terus menerus tanpa
terputus, berhak mendapat Cuti Besar selama 2 (dua) bulan dengan menerima upah dan
tunjangan.
8. Dalam tahun yang sama karyawan yang telah mengambil Cuti Besar tidak boleh
mengambil Cuti Tahunan.
9. Karyawan akan mendapat Cuti Besar dengan kelipatan 6 (enam) tahun setelah
melaksanakan Cuti Besar sebelumnya, dengan tetap mendapat upah dan tunjangan.
10. Karyawan yang bermaksud mengambil Cuti Besar harus terlebih dahulu mengajukan
permohonan kepada Atasannya sekurang - kurangnya 1 (satu) bulan sebelumnya.
11. Untuk kepentingan Rumah Sakit dan tanpa merugikan karyawan, pelaksanaan Cuti
Besar tersebut dapat ditunda.

PASAL 30
CUTI BERSALIN, KEGUGURAN

1. Rumah Sakit Metro Medika memberikan Hak Cuti Bersalin bagi karyawan yang telah
mempunyai masa kerja minimal 12 (dua belas) bulan secara terus-menerus, selama 3
(tiga) bulan kalender dengan mendapatkan upah penuh kepada karyawan wanita yang
mengalami kehamilan.
2. Bagi karyawan wanita hamil dan belum mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan
secara terus menerus, maka akan ditetapkan tersendiri oleh Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit Metro Medika.
3. Pengaturan pelaksanaan Cuti Bersalin diserahkan sepenuhnya kepada dokter ahli
kebidanan yang memeriksa/merawat karyawan dengan pedoman 1 (satu) bulan
kalender sebelum melahirkan dan 2 (dua) bulan kalender setelah melahirkan.
4. Untuk mendapatkan cuti bersalin, karyawan wanita harus mengajukan permohonan
secara tertulis dilampirkan surat keterangan perkiraan kelahiran dari dokter/bidan,
paling sedikit 15 (lima belas) hari sebelum cuti dijalankan, kecuali cuti istirahat akibat
keguguran/ gugur kandungan dapat diajukan kemudian dan dilampiri surat dari dokter.
5. Karyawan wanita yang menjalankan cuti bersalin atau cuti istirahat akibat gugur
kandungan diberikan upah penuh (upah pokok, tunjangan tetap).

15
6. Karyawan wanita yang menjalankan cuti bersalin tidak berhak atas cuti tahunannya
dalam tahun sedang berjalan.
7. Karyawati yang mengalami haid pada hari pertama dan hari kedua, tidak diwajibkan
bekerja, dengan menerima upah penuh.
8. Bagi karyawati yang akan menggunakan hak cuti sebagaimana dimaksud dalam ayat di
atas, harus memberitahukan kepada atasan langsung secara tertulis.
9. Bagi karyawati yang akan melahirkan berhak atas Cuti Hamil/Melahirkan selama 3
(tiga) bulan, yaitu 1 bulan sebelum melahirkan dan 2 bulan setelah melahirkan dengan
mendapat upah.
10. Bagi karyawati yang akan menggunakan Cuti Hamil/Melahirkan harus mengajukan
permohonan terlebih dahulu kepada Atasannya dengan disertai Surat Keterangan dari
Dokter Karyawan Rumah Sakit Metro Medika selambat - lambatnya 2 (dua) minggu
sebelum cuti dimulai.
11. Dalam tahun yang sama karyawati yang telah mengambil cuti sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) pada Pasal ini, tidak boleh mengambil Cuti Tahunan dan atau Cuti
Besar.

PASAL 31
CUTI KARENA SAKIT

Karyawan yang tidak dapat bekerja karena alasan sakit bukan karena kecelakaan kerja dapat
dibebaskan dari pekerjaannya, berdasarkan surat keterangan tertulis dari dokter/ karyawan
dan tidak dipotong dari hak cuti tahunan karyawan.
1. Karyawan yang tidak masuk bekerja karena sakit, diwajibkan untuk memberitahukan
kepada atasannya dan dalam 2 (dua) hari menyampaikan dengan surat kepada
atasannya.
2. Karyawan yang mendapat Cuti Sakit melebihi 1 (satu) hari, harus menyerahkan surat
keterangan sakit yang sah dari Dokter.
3. Bila karyawan tidak masuk kerja melebihi ijin sakit yang telah ditentukan oleh Dokter,
maka hari tersebut dianggap mangkir.
4. Apabila karyawan sakit dalam waktu lama dan masih diharapkan bisa sembuh,
kepadanya dapat diberikan Cuti Sakit paling lama 1 (satu) tahun.
5. Apabila setelah lewat 1 (satu) tahun ternyata karyawan yang bersangkutan belum
mampu bekerja, maka Rumah Sakit dapat Memutuskan Hubungan Kerja sesuai
prosedur ketentuan Peraturan Perundangan yang berlaku.

PASAL 32
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN DENGAN MENDAPATKAN UPAH

1. Karyawan oleh karena kebutuhannya diberikan ijin tidak masuk kerja dengan tetap
mendapatkan upah (upah pokok, tunjangan tetap) dan tanpa memotong hak cuti
tahunan karyawan.
2. Ijin yang dimaksud ayat 1 diatas adalah sebagai berikut :

NO Alasan / Kebutuhan Ijin yang diberikan


1 Karyawan Menikah 3 (tiga) hari
2 Karyawan Menikahkan Anak yang sah 2 (dua) hari

3 Karyawan Mengkhitankan/ Membaptiskan Anak yang sah 2 (dua) hari


4 Istri yang sah melahirkan/ keguguran kandungan 2 (dua) hari

16
5 Suami/Istri/Orang Tua/Mertua/Anak/Menantu Meninggal 2 (dua) hari

6 Anggota keluarga lainnya (adik/ kakak misan, pembantu) 1 (satu) hari


yang tinggal satu rumah meninggal dunia

PASAL 33
IJIN-IJIN PADA WAKTU KERJA

1. Karyawan yang oleh karena kepentingan pribadi yang bersifat penting dan mendesak
dapat meninggalkan lingkungan Rumah Sakit dan mendapat upah (upah pokok,
tunjangan tetap) dengan ketentuan jumlah jam kerja dikurangi jumlah jam ijin (diluar
jam istirahat) tidak kurang dari 4 (empat) jam.
2. Dalam hal jumlah jam kerja dikurangi jam ijin (diluar jam istirahat) lebih dari 4 (empat)
jam, maka karyawan telah dianggap ijin 1 (satu) hari yang akan diperhitungkan dalam
cuti tahunannya.
3. Sebelum ijin dilaksanakan, wajib bagi karyawan mendapat persetujuan terlebih dulu
dari atasannya dengan mengisi formulir yang telah disediakan HRD.
4. Karyawan yang ijin diluar mekanisme ayat 3 (tiga) diatas, maka di kategorikan
mangkir.

PASAL 34
IJIN TIDAK MASUK KERJA TANPA MENERIMA UPAH

1. Karyawan yang akan menyelesaikan keperluan pribadi yang bersifat penting/mendesak


dapat mengajukan ijin untuk tidak masuk kerja. Ketidak hadiran tersebut
diperhitungkan dengan hak cuti tahunan yang bersangkutan, atau bila hak cuti
tahunannya sudah habis dapat dikurangi dari upah yang bersangkutan maksimum.
2. Untuk kepentingan melaksanakan ibadah agama yang membutuhkan waktu yang lebih
lama dari masa cuti yang ada, dari persetujuan Direktur.

PASAL 35
MANGKIR

1. Apabila karyawan tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan atau alasan yang dapat
diterima oleh Rumah Sakit, maka karyawan tersebut dianggap mangkir.
2. Apabila karyawan mangkir sedikitnya 5 (lima) hari kerja berturut-turut dan telah
dilakukan pemanggilan sebanyak 2 (dua) kali secara patut dan tertulis oleh Pihak
Rumah Sakit, namun karyawan tidak memberikan keterangan secara tertulis dengan
bukti yang sah, maka Rumah Sakit dapat memproses Pemutusan Hubungan Kerja
sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
3. Karyawan yang di PHK karena alasan mangkir tidak berhak mendapatkan pesangon,
uang penghargaan masa kerja.

17
BAB X
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PASAL 36
UMUM
1. Rumah Sakit mentaati peraturan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan
Undang-undang atau Peraturah Pemerintah yang berlaku, serta menyediakan pakaian
kerja dan alat pelindung untuk keselamatan dalam bekerja.
2. Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (PK3RS), bertugas menyusun,
menetapkan, dan secara terus menerus menyempurnakan peraturan mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta alat pelindung keselamatan dan lingkungan
kerja Rumah Sakit.
3. Setiap karyawan diwajibkan mentaati peraturan keselamatan dan kesehatan kerja di
Rumah Sakit, dan diwajibkan menggunakan alat pelindung keselamatan kerja yang
ditetapkan sesuai dengan tugasnya masing-masing.
4. Dalam hal terjadi kecelakaan kerja, Rumah Sakit melaksanakan tanggung jawab sesuai
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 37
PAKAIAN KERJA

1. Rumah Sakit memberikan pakaian kerja kepada karyawan sebanyak 2 stel pada saat
karyawan baru masuk dan 1 stel per tahun yang pelaksanaanya akan ditentukan oleh
tim seragam Rumah Sakit. Dan Karyawan yang mendapatkan pakaian kerja diwajibkan
memakainya selama melakukan aktifitas pekerjaan.
2. Sepatu diberikan satu pasang pada saat karyawan pertama kali kerja, kemudian untuk
selanjutnya menjadi tanggungan karyawan.
3. Pakaian dan sepatu hanya diberikan pada karyawan yang bekerja terkait dengan
pelayanan pasien.

PASAL 38
ALAT-ALAT KERJA

1. Rumah Sakit menyediakan secara cuma-cuma alat-alat kerja bagi karyawan menurut
macam dan jenis yang telah ditentukan untuk masing-masing pekerjaan.
2. Karyawan diwajibkan merawat alat-alat kerja tersebut dan menyimpannya pada
tempat yang telah ditentukan oleh atasannya.
3. Dalam hal terjadi kerusakan pada alat-alat kerja dan karenanya perlu dilakukan
penggantian, maka karyawan diwajibkan menunjukkan alat-alat kerja yang lama atau
yang rusak tersebut kepada atasannya atau pejabat yang ditunjuk oleh Rumah Sakit.

PASAL 39
ALAT PELINDUNG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1. Rumah Sakit menyediakan secara cuma-cuma alat pelindung keselamatan kerja


menurut macam dan jenis yang telah ditentukan untuk masing-masing pekerjaan.
Bentuk alat pelindung keselamatan dan kesehatan kerja ditetapkan Rumah Sakit
melalui Penitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (PK3RS).
2. Karyawan diwajibkan merawat alat-alat kerja tersebut dan menyimpannya pada
tempat yang telah ditentukan oleh atasannya.

18
3. Bagi karyawan yang alat pelindung keselamatan dan kesehatan kerjanya telah rusak
atau hilang, maka karyawan diharuskan melapor kepada atasannya untuk mendapat
penggantian.
PASAL 40
PEMERIKSAAN ALAT PELINDUNG
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1. Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (PK3RS) mengadakan


pemeriksaan secara berkala atas alat pelindung keselamatan dan kesehatan kerja yang
digunakan oleh para karyawan. Hasil dari pemeriksaan disampaikan ke Rumah Sakit.
2. Dalam hal terdapat adanya ketidak sesuaian alat pelindung keselamatan dan kesehatan
kerja yang ada, maka Rumah Sakit wajib mengadakan penggantian alat pelindung
keselamatan dan kesehatan kerja.

BAB XI
TATA TERTIB DAN DISIPLIN KERJA

PASAL 41
TATA TERTIB
PENAMPILAN KARYAWAN

Ketentuan Umum :
1. Pakaian :
- Bagi karyawan yang telah dinyatakan lulus masa percobaan 3 (tiga)
bulan akan mendapatkan seragam dari Rumah Sakit Metro Medika dan
pada waktu dinas seragam tersebut karyawan diwajibkan
mempergunakannya secara lengkap.
- Bagi karyawan yang belum mendapatkan seragam diharapkan memakai
pakaian yang sesuai dan rapi.
- Untuk keperluan pribadi diluar Rumah Sakit dan tidak ada hubungannya
dengan pekerjaan, maka seluruh Karyawan tidak diperkenankan
memakai seragam.
- Pada waktu dinas lengan baju tidak diperbolehkan digulung.
- Pakaian agar terlihat rapi dan bersih.

2. Rambut :
- Bagi karyawan pria panjang rambutnya tidak boleh melebihi krah leher
baju dan harus disisir rapi.
- Kumis, cambang dan jenggot harus terawat dan terlihat rapi.
- Bagi karyawan wanita rambut harap disisir dan diikat rapi dan tidak
diperbolehkan diwarnai.
3. Jilbab :
- Bagi karyawan wanita yang menggunakan jilbab agar memakainya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit Metro Medika.
4. Kuku :
- Kuku karyawan tidak diperbolehkan panjang.
- Karyawan selalu menjaga kebersihan kuku.
- Kuku tidak boleh diwarnai.
5. Wajah :
- Bagi karyawan wanita wajib menggunakan make up yang rapi.
- Bagian karyawan wanita tidak diperbolehkan menggunakan make up
secara berlebihan.

19
6. Badan :
- Karyawan selalu menjaga kebersihan badan.
- Karyawan wajib menggunakan pewangi badan secukupnya.
- Karyawan tidak boleh menggunakan tato diseluruh anggota badan.

7. Alas Kaki :
- Pada waktu dinas karyawan wajib memakai sepatu yang telah
ditentukan.
- Pada waktu dinas karyawan tidak diperbolehkan memakai sepatu olah
raga (casual), sepatu sandal atau sendal.
- Pada waktu istirah sholat karyawan diperbolehkan memakai sandal
untuk mengambil air wudhu.

8. Perhiasan :
- Untuk menjaga keselamatan dan kelancaran tugas, pada waktu dinas
karyawan tidak diperbolehkan memakai perhiasan yang menyolok atau
berlebihan.

9. Sikap :
- Dalam bertugas karyawan diwajibkan menjaga sopan santun serta tutur
kata.
- Dalam bertugas karyawan wajib menjaga sikap tubuh selalu tegap.
- Dalam bertugas karyawan wajib menjaga raut wajah selalu tersenyum
dan tidak judes.

PASAL 42
TATA TERTIB PENDATAAN/ REGISTRASI

Demi tertibnya administrasi dan kelengkapan data karyawan maka seluruh karyawan wajib
melaporkan secara tertulis ke manajemen Rumah Sakit Metro Medika apabila terjadi
perubahan yang menyangkut data pribadinya :

1. Perubahan Status Karyawan.


2. Perubahan Alamat Karyawan.
3. Perubahan Keluarga Karyawan.
4. Perubahan Data Pendidikan dan Training.
5. Perubahan lain yang terkait dengan karyawan.

PASAL 43
TANDA PENGENAL KARYAWAN (BADGE)

1. Setiap karyawan, baik karyawan tetap maupun karyawan kontrak diberikan tanda
pengenal diri (Badge) dan merupakan inventaris Perusahaan/ Rumah Sakit yang
penggunaan dan masa berlakunya diatur dan ditetapkan oleh perusahaan/ Rumah
sakit.
2. Tanda pengenal wajib dipakai oleh setiap karyawan selama berada di lingkungan
perusahaan/ Rumah Sakit.
3. Tanda penganal dimaksud harus dipakai atau diletakkan pada bagian depan sebelah
kiri/ kanan (tergantung kesepakatan) dari pakaian luar di antara bahu dan pinggang
karyawan.

20
PASAL 44
TATA TERTIB KESELAMATAN KERJA

1. Karyawan wajib mentaati peraturan keselamatan kerja di Rumah Sakit.


2. Sebelum dan sesudah bekerja karyawan wajib melakukaan pengecekan terhadap
lingungan, peralatan kerja, tempat kerja untuk memastikan bahwa kondisinya benar-
benar aman.
3. Demi terciptanya keselamatan kerja, maka karyawan dilarang melakukan hal-hal
sebagai berikut :
a. Menempatkan alat/ barang secara serampangan sehingga dapat membahayakan
dirinya atau karyawan lain.
b. Menghidupkan/ menjalankan/ menggerakkan, mengoperasikan alat-alat, mesin-
mesin, kendaraan yang bukan menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
c. Karyawan yang mengetahui karyawan lain mendapat kecelakaan, wajib memberi
pertolongan secepat mungkin dalam batas kemampuan yang dimilikinya dan
melapor kepada pihak keamanan.

PASAL 45
TATA TERTIB KESEHATAN DAN KEBERSIHAN

1. Karyawan wajib mentaati peraturan kesehatan dan kebersihan di dalam Rumah Sakit.
2. Karyawan dilarang merokok di seluruh area Rumah Sakit.
3. Demi terciptanya kesehatan dan kebersihan, karyawan diwajibkan untuk :
a. Menjaga kebersihan lingkungan Rumah Sakit Metro Medika.
b. Membuang sampah/kotoran atau lap di tempat yang semestinya.
c. Mengambil sampah/kotoran yang terbuang sembarangan untuk dibuang pada
tempat yang semestinya.
d. Segera melaporkan kepada atasan atau yang berwenang bila menjumpai hal-hal
yang tidak semestinya yang berkaitan dengan masalah kesehatan dan kebersihan.
e. Tidak membawa masuk ke dalam area Rumah Sakit barang-barang sejinis obat
bius, minuman keras, narkotika, senpi,senjata tajam dan barang-barang berbahaya
lain yang dilarang Undang-undang berlaku.

PASAL 46
TATA TERTIB KEAMANAN

1. Karyawan wajib metaati peraturan keamanan Rumah Sakit Metro Medika.


2. Karyawan yang mengetahui adaanya keadaan/kejadian atau benda yang dapat
menimbulkan bahaya kebakaran, pencurian, gangguan terhadap keselamatan dan
ketentraman di lingkungan Rumah Sakit wajib segera memberitahukan satuan
pengamanan (satpam) atau atasannya lansung/ pejabat Rumah Sakit atau setiap siapa
saja yang dapat dihubungi secara cepat.
3. Karyawan wajib menghindari, mengantisipasi/ tidak teledor dalam melakukan hal-hal
yang dapat menyebabkan timbulnya :
a. Kebakaran atau ledakan.
b. Pencurian, perampokan, kehilangan dan pengerusakan.
c. Perkelahian.
d. Dan atau tindakan criminal lainnya.
4. Karyawan dilarang melakukan hal-hal/tindakan yang dapat mengganggu keamanan
atau membahayakan diri sendiri, teman sekerja baik atasan/bawahan, pelanggaran
baik pasien/maupun keluarga pasien.

21
5. Karyawan yang mengetahui adanya kebakaran wajib memadamkan api dengan cara
apapun.
6. Untuk mencegah terjadinya kebakaran/ledakan maka karyawan dilarang :
a. Menyalakan api di tempat yang tidak semestinya, dekat dengan bensin/solar/gas
dan barang-barang lain yang mudah terbakar.
b. Mendekatkan barang yang mudah terbakar, bensin/gas/solar pada sumber api.
c. Merusak/merubah atau menghilangkan alat pemadam.
7. Membawa masuk ke dalam area Rumah Sakit barang-barang yang bukan menjadi
tanggung jawabnya atau tidak ada hubungan dengan pekerjaannya seperti bahan
peledak, bahan bakar, senjata tajam, senjata api dan sejenisnya.
8. Mempermainkan alat-alat, barang-barang milik Rumah Sakit, memindahkan tempatnya
atau memperlakukan secara ceroboh sehingga menimbulkan kerusakan.
9. Melaksanakan tindakan untuk kepentingan pribadi/orang lain dengan/tanpa
menggunakan alat-alat/barang-barang milik Rumah Sakit, atau di area Rumah Sakit
dengan tanpa mendapatkan ijin terlebih dahulu dari atasan atau pejabat yang
berwenang.
10. Untuk mengantisipasi terjadinya pencurian dan kerusakan, maka karyawan :
a. Wajib menjaga barang-barang/alat-alat yang dipertanggungjawabkan kepadanya.
b. Tidak diperkenankan memasuki daerah/lokasi yang bukan untuknya tanpa ijin.
c. Dilarang masuk/keluar area Rumah Sakit selain melalui pintu/jalan yang telah
disediakan dan dengan cara yang telah ditentukan.
11. Untuk mencegah terjadinya konflik/ perkelahian atau hal lainnya yang tidak
diharapkan, maka karyawan dilarang :
a. Melakukan fitnah/hasutan terhadap sesama karyawan.
b. Menyebarkan desas-desus atau kabar bohong dalam bentuk dan cara apapun yang
meresahkan karyawan lainnya.
c. Mempengaruhi, memaksa, mengancam karyawan lain untuk mengikuti sikap
kemauannya.
d. Berlaku tidak bersahabat, judes/ketus, tidak ramah, berlaku/bertutur kata kasar
terhadap sesama karyawan lain untuk mengikuti sikap kemauannya sendiri.

PASAL 47
TATA TERTIB
SIKAP ATASAN TERHADAP BAWAHAN

1. Atasan wajib memperlakukan bawahannya dengan sopan, jujur, adil dan wajar sesuai
dengan tugas yang telah ditentukan oleh Rumah Sakit.
2. Atasan wajib memberikan petunjuk baik lisan/tulisan kepada bawahannya tentang
pekerjaan yang harus dilaksanakan.
3. Atasan wajib memberikan bimbingan dan dorongan positif kepada bawahannya untuk
secara terus-menerus meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan displin kerja.
4. Atasan wajib memberikan teguran segera kepada bawahannya yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan dan memberikan pujian kepada bawahannya yang
telah melakukan hal-hal yang beprestasi.
5. Atasan wajib melakukan penilaian terhadap bawahannya secara jujur dan objektif.
6. Atasan wajib menjawab setiap pertanyaan bawahannya sesuai dengan batas
kewenangan yang dimilikinya.

22
PASAL 48
TATA TERTIB
SIKAP BAWAHAN TERHADAP ATASAN

1. Bawahan wajib melaksanakan dan dilarang menolak perintah dan petunjuk atasannya
dengan sebaik-baiknya selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan
yang berlaku di Rumah Sakit.
2. Bawahan wajib bersikap sopan, jujur bertutur kata yang baik serta menghormati
atasannya.
3. Bawahan wajib menanyakan kepada atasan hal-hal yang belum/kurang jelas baginya
tentang pekerjaannya.
4. Bawahan wajib secara aktif mengajukan usul/saran kepada atasannya demi kelancaran
dan peningkatan tugas pekerjaannya.

BAB XII
TINDAKAN DISIPLIN (SANKSI-SANKSI)
TERHADAP KESALAHAN ATAU PELANGGARAN

PASAL 49
UMUM

1. Untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja, Rumah Sakit menyadari perlunya
dilakukan penegakan disiplin kerja, oleh karena itu setiap karyawan yang melakukan
pelanggaran atas tata tertib dan disiplin kerja dapat dikenakan tindakan disiplin berupa
peringatan atau sanksi.
2. Maksud pemberian peringatan atau sanksi kepada karyawan yang melakukan
pelanggaran tersebut adalah merupakan usaha pembinaan berupa koreksi dan
pengarahan terhadap tindakan dan tingkah laku karyawan demi peningkatan kualitas
dalam bekerja.
3. Tindakan disiplin, peringatan atau sanksi dapat berupa :
a. Peringatan Lisan.
b. Peringatan Tertulis (surat peringatan I,II,III).
c. Dirotasi atau mutasi ke tempat lain sebagai hukuman.
d. Diturunkan dari jabatannya (demosi).
e. Diberhentikan sementara (skorsing) dari tugas dan jabatannya.
f. Pemutusan hubungan kerja (PHK).
4. Peringatan/ sanksi atas kesalahan/pelanggaran yang akan diberikan kepada karyawan
diperinci sebagai berikut :
a. Peringatan/sanksi lisan, dilakukan oleh atasan dari karyawan untuk kesalahan/
pelanggaran karyawan yang bersifat ringan.
b. Peringatan/sanksi tertulis dilakukan oleh atasan karyawan untuk kesalahan/
pelanggaran yang bersifat berat yang dikeluarkan menurut ketentuan sebagai
berikut :

Surat Dikeluarkan/Ditandatangani Oleh Masa Berlaku Diterima/ Disimpan


Peringatan

Ke – I - Manajer/HRD & Umum 6 Bulan -1 (satu) Asli untuk


- Direktur RS karyawan
- 1 (satu) salinan untuk unit
- 1 (satu) salinan untuk HRD

23
Ke – II - Manajer Karyawan yang 6 Bulan - 1 (satu) Asli untuk
bersangkutan karyawan
- Manajer/HRD & Umum - 1 (satu) salinan untuk unit
- Direktur RS - 1 (satu) salinan untuk HRD

Ke – III - Manajer Karyawan yang 6 Bulan - 1 (satu) Asli untuk


bersangkutan karyawan
- Manajer/HRD & Umum - 1 (satu) salinan untuk unit
- Direktur RS - 1 (satu) salinan untuk HRD
c. Urutan peringatan/sanksi tertulis dapat diberikan menurut tahapannya, tetapi dapat
juga diberikan secara langsung peringatan ke-1 (pertama) dan terakhir atau ke-II
(kedua) dan terakhir atau tahap pemutusan hubungan kerja dengan didasarkan
pada tingkatan atau bobot besar/kecilnya pelanggaran.
5. Dalam setiap pemberian peringatan/sanksi, karyawan yang bersangkutan
menandatangani surat peringatan tersebut dan berhak menerimanya, apabila
karyawan tidak bersedia menanda tangani surat peringatan tersebut, maka Rumah
Sakit tetap memberikan surat peringatan dengan ditanda tangani oleh 2 (dua) orang
saksi.
6. Peringatan/ sanksi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dikenakan terhadap karyawan
yang melakukan kesalahan/pelanggaran yang pelaksanaanya diatur sebagai berikut :
a. Setelah ditempuh berbagai usaha agar tidak terjadi PHK namun PHK tetap harus
dilakukan, maka setelah dipertimbangkan dengan matang, permintaan sanksi
Pemutusan Hubungan Kerja disampaikan oleh atasan karyawan dengan ditanda
tangani oleh Kepala Unit/ Bagian kepada HRD.
b. HRD akan melaksanakan proses Pemutusan Hubungan Kerja sesuai dengan
ketentuan Perundang-undangan yang berlaku setelah mendapat persetujuan dari
Direktur.

PASAL 50
PEMBERIAN PERINGATAN/ SANKSI TERTULIS

Dalam memberikan Peringatan/sanksi tertulis kepada karyawan, Rumah Sakit akan


mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Macam dan berat ringannya kesalahan/pelanggaran.
2. Frekuensi kesalahan/pelanggaran.
3. Ada tidaknya unsur kesengajaan/ kealphaan.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kesalahan/pelanggaran (dalam batas
kemampuan karyawan atau tidak).

PASAL 51
PELANGGARAN/ KESALAHAN YANG DAPAT DIBERIKAN
SURAT PERINGATAN KE-I (KE SATU)

Kesalahan/pelanggaran karyawan yang dapat diberikan Surat Peringatan Ke-I (kesatu) adalah
sebagai berikut :
1. Apabila melanggar ketentuan Pasal 17 tentang disiplin waktu kerja.
2. Apabila melanggar ketentuan Pasal 44 tentang tata tertib kesehatan dan kebersihan.
3. Mangkir selama 2 (dua) hari berturut-turut dan atau tidak berturut-turut dalam waktu
1 (satu) Bulan, atau 3 (tiga) hari berturut-turut dan atau tidak berturut-turut dalam
waktu 2 (dua) Bulan.

24
4. Terlambat datang kurang dari 10 (sepuluh) menit sebanyak 5 (lima) kali, atau pulang
cepat sebanyak 3 (tiga) kali kurang dari 10 (sepuluh) menit sebanyak 3 (tiga) kali dari
waktu/jam kerja yang telah ditentukan, tanpa ijin atau alasan yang sah dalam sebulan.
5. Terlambat datang lebih dari 10 (sepuluh) menit sebanyak 5 (lima) kali, atau pulang
cepat sebanyak 3 (tiga) kali lebih dari 10 (sepuluh) menit sebanyak 3 (tiga) kali dari
waktu/ jam kerja yang telah ditentukan, tanpa ijin atau alasan yang sah dalam
sebulan.
6. Melakukan tukar dinas dengan karyawan lain tanpa seijin atasan yang bersangkutan.
7. Kedapatan tidur dalam waktu jam kerja di lingkungan Rumah Sakit, setelah
sebelumnya diberikan peringatan lisan.
8. Tetap tidak menunjukkan kesungguhan atau keseriusan dalam bekerja yang tercermin
dari hasil kerjanya di bawah kemampuan sebenarnya tanpa alasan yang jelas meskipun
sudah diberikan petunjuk kerja, bimbingan dan pelatihan serta diberikan peringatan
secara lisan oleh atasannya.
9. Menggunakan sarana, barang-barang, peralatan Rumah Sakit yang bukan menjadi
tugas dan tanggung jawabnya tanpa seijin atasan yang berwenang.
10. Tanpa ijin yang berwenang memasuki tempat kerja unit lain sehingga dapat merugikan
Rumah Sakit.
11. Menolak untuk menjalankan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh Pihak Rumah
Sakit.
12. Tanpa alasan yang jelas menolak pemeriksaan yang dijalankan oleh petugas keamanan
dalam menjalankan tugas mereka dalam memelihara/menjaga barang-barang,
keamanan dan ketertiban di lingkungan Rumah Sakit.
13. Tidak cakap melakukan pekerjaan walaupun sudah dicoba ditempatkan pada tempat
lain atau melakukan pekerjaan yang bukan menjadi tugas dan tanggung jawabnya
sehingga merugikan Rumah Sakit/pihak lain.
14. Tidak menjalankan prosedur/mekanisme kerja dengan benar sehingga dapat
membahayakan keselamatan pasien atau orang lain.
15. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya tidak berhati-hati sehingga
mengakibatkan rusaknya barang atau kerugian atas asset milik Rumah Sakit.
16. Membuat gaduh yang dapat mengganggu ketenangan kerja, kelancaran kerja dan
kenyamanan pasien.
17. Bersikap tidak ramah, kasar terhadap teman sekerja, pengunjung, pasien dengan
tanpa mengindahkan Pedoman Kerja dan Budaya Rumah Sakit.
18. Tidak mendukung, tidak melaksanakan Visi, Misi, nilai-nilai budaya Rumah Sakit yang
dianut oleh Rumah Sakit Metro Medika.
PASAL 52
PELANGGARAN/ KESALAHAN YANG DAPAT DIBERIKAN
SURAT PERINGATAN KE-II (KE DUA)

Kesalahan/pelanggaran karyawan yang dapat diberikan Surat Peringatan Ke-II (kedua) adalah
sebagai berikut :
1. Karyawan melakukan pelanggaran lagi atau mengulangi perbuatan yang sama, padahal
yang bersangkutan sudah menerima Surat Peringatan Ke-I yang masa berlakunya
belum berakhir.
2. Mangkir selama 3 (tiga) hari berturut-turut dan atau tidak berturut-turut dalam waktu
1 (satu) bulan atau 4 (empat) hari berturut-turut dan atau tidak berturut-turut dalam
waktu 2 (dua) bulan.
3. Mempergunakan/mengerjakan/memindahkan alat-alat, barang-barang fasilitas Rumah
Sakit yang bukan menjadi tanggung jawabnya tanpa alasan yang wajar dan tanpa
seijin atasan atau pejabat yang bertanggung jawab.

25
4. Mencoret-coret atau merobek pengumuman, pemberitahuan dari Rumah Sakit yang
diedarkan tanpa seijin yang berwenang.
5. Menolak perintah tugas yang diberikan oleh atasan sehingga mengganggu operasional
Rumah Sakit.

PASAL 53
PELANGGARAN/ KESALAHAN YANG DAPAT DIBERIKAN
SURAT PERINGATAN KE-III (KE-TIGA)/ TERAKHIR

Kesalahan/pelanggaran karyawan yang dapat diberikan Surat Peringatan Ke – III (ketiga)/


terakhir adalah sebagai berikut :
1. Karyawan melakukan pelanggaran lagi atau melakukan perbuatan yang sama, padahal
yang bersangkutan pernah menerima Surat Peringatan Ke – II yang masa berlakunya
belum berakhir.
2. Apabila melanggar ketentuan Pasal 45 ayat 11 tentang tata tertib keamanan kerja.
3. Mangkir selama 4 (empat) hari kerja berturut-turut dan atau tidak berturut-turut,
meskipun telah diberikan sanksi berupa Surat Peringatan Ke-II sebelumnya.
4. Mangkir selama 6 (enam) hari berturut-turut dan atau tidak berturut-turut dalam 2
(dua) bulan meskipun telah diberikan sanksi Surat Peringatan Ke-I dan Ke-II.
5. Mempersulit atau menghalang-halangi petugas keamanan dalam menjalakan tugas
Rumah Sakit.
6. Menjelekan citra Rumah Sakit Metro Medika di sosial media.

PASAL 54
PELANGGARAN/ KESALAHAN YANG DAPAT DIBERIKAN
SANKSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

Kesalahan/pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan yang dapat dikenakan sanksi


Pemutusan Hubungan Kerja sesuai dengan Perturan Perundang-undangan yang berlaku
adalah sebagai berikut :
1. Karyawan melakukan pelanggaran lagi atau mengulangi perbuatan yang sama padahal
yang bersangkutan pernah menerima Surat Peringatan Ketiga (Ke-III)/ Terakhir yang
masa berlakunya belum habis dan telah melewati masa scorsing.
2. Apabila melanggar ketentuan Pasal 14 tentang larangan-larangan bagi karyawan.
3. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya
barang milik Rumah Sakit yang menimbulkan kerugian bagi Rumah Sakit.
4. Melakukan perbuatan lainnya dilingkungan Rumah Sakit dan atau di luar lingkungan
kerja yang diancam pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.

Selain pelanggaran dan atau kesalahan yang dilakukan Karyawan tersebut di atas, karyawan
dapat juga diproses Pemutusan Hubungan Kerja apabila melakukan pelanggaran sebagai
berikut:
1. Mangkir selama 6 (enam) hari kerja tidak berturut-turut dalam 2 (dua) bulan meskipun
telah diberikan sanksi Surat Peringatan Ke-I , Ke-II dan Ke-III.
2. Menyuruh untuk melakukan pencurian/ penggelapan/ pengambilan atas asset/ harta-
benda/data-data/informasi Rumah Sakit.
3. Menghina secara kasar pemilik/pejabat/atasan/teman sekerja/bawahan atau
keluarganya, sehingga menyimpang dari nilai-nilai yang ada sebagai pedoman di
Rumah Sakit.
4. Mengintimidasi/memaksa/menyerang atau menipu Pemilik Rumah Sakit/Atasan/ Teman
Sekerja/Bawahan guna kepentingan pribadi didalam lingkungan Rumah Sakit maupun
diluar lingkungan Rumah Sakit.

26
5. Walaupun sudah diperingatkan namun masih melakukan hal-hal yang dapat
mengakibatkan rusaknya asset atau barang milik Rumah Sakit atau membiarkannya
dalam keadaan bahaya yang gawat, dimana dalam hal ini karyawan juga dapat
dituntut ganti rugi kerugian.
6. Kedapatan membawa dan/atau menyimpan minuman keras yang memabukkan, madat
atau menyalahgunakan obat-obatan terlarang atau obat-obatan perangsang lainnya
yang dilarang oleh Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
7. Menyebarkan dan atau mencuri rahasia Rumah Sakit yang dipercayakan kepadanya
atau yang diketahuinya kepada pihak lain sehingga mengakibatkan kerugian bagi
Rumah Sakit.
8. Menerima sogokan atau pemberian dalam bentuk apapun dari siapa saja untuk
kepentingan diri sendiri dengan menyalah gunakan jabatan yang merugikan atau
mengurangi keuntungan Rumah Sakit.
9. Melakukan pungutan liar atau pungutan tanpa seijin pejabat atau atasan yang
berwenang di lingkungan Rumah Sakit.
10. Memberikan keterangan yang tidak benar atau palsu atau yang dipalsukan kepada
Rumah Sakit/atasan, bawahan atau teman sekerja sehingga dapat mengakibatkan
keresahan/ketidaknyamanan dan ketidak pastian di lingkungan Rumah Sakit.
11. Mengeluarkan ancaman kepada Rumah Sakit/ Pejabat/ Pimpinan/ Atasan/ Bawahan
dan atau teman sekerja yang menyebabkan keresahan/ ketidak nyamanan/ ketidak
pastian/ ketidak tentraman.
12. Melakukan tindakan atau menjalankan pekerjaan atau kegiatan yang bukan menjadi
tugasnya atau tanpa seijin Rumah Sakit/ Pejabat/ Pimpinan/ Atasan dan atau teman
sekerja, sehingga mengakibatkan kerugian baik moril maupun materiil bagi Rumah
Sakit.
13. Melakukan suatu kesalahan sehingga berdampak langsung dan fatal terhadap
keselamatan pasien dan orang lain.
14. Dengan sengaja membiarkan orang lain terkena kecelakaan dari pekerjaannya.
15. Berkelahi di dalam lingkungan Rumah Sakit, kecuali dalam rangka membela diri.
16. Membawa senjata tajam dan atau senjata api yang tidak ada hubungannya dengan
tugas dan pekerjaannya ke dalam lingkungan Rumah Sakit tanpa ijin atasannya.
17. Merokok di tempat “DILARANG KERAS MEROKOK” dengan tanda gambar api seperti
gudang, tempat pembuatan thinner, ruangan/tempat dimana terdapat barang-barang
yang mudah terbakar.
18. Melalaikan tugas di tempat kerja sehingga mengakibatkan kerugian Rumah Sakit.

BAB XIII
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

PASAL 55
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA ATAS KEHENDAK KARYAWAN

1. Karyawan yang mengajukan permintaan berhenti, maka diberhentikan dengan hormat


sebagai karyawan Rumah Sakit.
2. Permintaan berhenti karyawan yang masih dalam ikatan dinas dapat dikabulkan
dengan ketentuan harus mengembalikan seluruh biaya sesuai dengan ketentuan
ikatan dinas.
3. Permintaan berhenti diajukan karyawan secara tertulis minimal 1 (satu) bulan
sebelumnya.
4. Dalam hal karyawan tetap mengundurkan diri yang sesuai dengan ayat 3 diatas, maka
akan diberikan kompensasi yang sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.

27
PASAL 56
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA AKIBAT KARYAWAN MANGKIR

Karyawan yang mangkir selama 5 (lima) hari atau lebih berturut-turut tanpa keterangan sah
yang dapat diterima Rumah Sakit dan telah dipanggil oleh Rumah Sakit sebanyak 2 (dua) kali
secara patut dan tertulis akan dikenai sanksi pemutusan hubungan kerja dan tidak ada
kewajiban Rumah Sakit untuk membayar kompensasi kepada karyawan tersebut dalam bentuk
apapun melainkan kebijakan Rumah Sakit.

PASAL 57
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARYAWAN KARENA TIDAK CAKAP

1. Karyawan yang berdasarkan penilaian kinerja dinyatakan tidak cakap dalam melakukan
pekerjaan walaupun sudah dicoba ditempatkan di unit manapun, akan diberhentikan
dengan hormat.
2. Pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini dilakukan menurut Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 58
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARYAWAN KARENA MENINGGAL DUNIA

Dalam hal hubungan kerja berakhir/putus karena karyawan meninggal dunia, pasal 156 UU13
tahun 2003
PASAL 59
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
KARENA KARYAWAN MELAKUKAN PELANGGARAN

Karyawan yang melakukan pelanggaran atas tata tertib dan disiplin kerja sesuai dengan
Peraturan Perusahaan ini dan telah mendapatkan Surat Peringatan Terakhir dapat dikenai
sanksi Pemutusan Hubungan Kerja yang prosedur/mekanismenya harus sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 60
AKIBAT DARI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

1. Dalam hal terjadi Pemutusan Hubungan Kerja, maka karyawan diwajibkan


menyelesaikan/ mengembalikan kepada Rumah Sakit antara lain :
a. Peralatan/ perlengkapan kerja milik Rumah Sakit.
b. Kartu tanda pengenal.
c. Hutang-hutang karyawan kepada Rumah Sakit.
2. Rumah Sakit wajib memberikan Surat Keterangan Kerja bagi karyawan yang
mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan yang berlaku di dalam Peraturan
Perusahaan ini.

28
BAB XIV
PENUTUP

Pasal 61
PENUTUP

1. Peraturan Perusahaan ini didaftarkan pada Kementerian Tenaga Kerja Republik


Indonesia dan akan diperbanyak/ dibukukan oleh Rumah Sakit untuk dibagikan kepada
seluruh karyawan Rumah Sakit Metro Medika.
2. Ketentuan-ketentuan yang merupakan pengaturan teknis maupun penjabaran lebih
lanjut dari pada isi dari Peraturan Perusahaan ini akan diatur dikemudian hari dengan
keputusan direktur dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Perusahaan ini.
3. Dalam hal terjadi hal-hal yang tidak tercantum didalam Peraturan Perusahaan ini dan
ternyata dikemudian hari timbul permasalahan maka karyawan dan Rumah Sakit
sepakat untuk mengacu kepada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Mataram, ……….. 2018

RUMAH SAKIT METRO MEDIKA

(dr. ………………………………)
Direktur

Disetujui oleh PT. MUTIARA KASIH IBU

dr. …………………………..
Direktur Utama

29

Anda mungkin juga menyukai