PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Human Resources Departement atau yang sering disingkat dengan istilah
HRD adalah satu bagian dari rumah sakit yang memberikan pelayanan
pemenuhan sumberdaya manusia khususnya tenaga kesehatan yang sesuai dengan
standar profesi dan mempunyai kompetensi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Seleksi ketenagaan tersebut harus dapat memenuhi kriteria permintaan atau
kebutuhan dari setiap unit kerja yang ada di rumah sakit.
Untuk menunjang pencapaian dalam hal pelayanan maka proses Management
human resources development diperlukan disebuah pedoman kerja sehingga
didapatkan hasil yang baik dan bermutu. Pelayanan yang bermutu di rumah sakit
akan membantu setiap karyawan untuk dapat bekarya sesuai dengan profesi,
pendidikan serta kemampuan yang dimiliki, membantu proses pelayanan
konsumendi rumah sakit sehingga consumer yang datang berobat kerumah sakit
merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan, yang berarti pula konsumen
tersebut nantinya akan sebagai sarana dalam mempromosikan rumah sakit.
Keuntungan lain jika pasien cepat sembuh adalah mereka dapat segera kembali
mencari nafkah untuk diri dan keluarganya.
Pelayanan manajemen tersebut adalah rangkaian kegiatan dalam melayani
semua karyawan baik untuk semua hak dan kewajiban karyawan, serta merupakan
upaya peningkatan sumber daya manusia untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang baik sesuai dengan standar rumah sakit.
Bentuk penyelenggaraan pelayanan untuk karyawan dirumah sakit bisa secara
sistem outsourcing atau sistem swakelola. Pada sistem outsourcing, pengusaha
tenaga kerja selaku penyelenggara sumber daya manusia dalam merencankan,
merekrutmen, dan menentukan standar karyawan sesuai dengan spesifikasi
standar karyawan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit dalam lembar kontrak
kerja. Sistem swakelola dalam penyelenggaraan pelayanan untuk karyawan
dilakukan dengan cara merekrutmen sendiri sesuai dengan standar yang diberikan
oleh rumah sakit. Pelayanan untuk karyawan dirumah sakit ini dijalankan
berpedoman kepada undang-undang ketenaga kerjaan no.13 Tahun 2003.
Pendidikan dan pelatihan adalah alat untuk mengubah, maka untuk perubahan
yang dapat dilakukan oleh perorangan, kelompok dan organisasi dalam rangka
meningkatkan efektifitas pelatihan yang sangat penting dalam rangka mengubah
dari yang belum terlatih menjadi yang terlatih dan merubah yang terlatih menjadi
lebih mahir. Dalam manajemen sumber daya manusia juga dibahas tentang
pelatihan dan pengembangan sehingga dapat kita simpulkan bahwa pelatihan dan
pengembangan merupakan salah satu penunjang untuk mencapai mutu pelayanan
suatu perusahaan menjadi lebih optimal.
2. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan pokok pelayanan untuk karyawan di Rumah Sakit
Rawamangun terdiri dari beberapa proses. Adapun prosesnya adalah sebagai
berikut:
a) Rekrutmen dan Seleksi karyawan
b) Pemberian kompensasi dan kesejahteraan untuk karyawan
c) Pengembangan dan pelatihan karyawan (pelatihan, jenjang karir,dll)
d) Pengembangan organisasi
e) Hubungan industrial
f) Pendataan administrasi karyawan dan perusahaan
3. LANDASAN HUKUM
Regulasi yang digunakan dan dijadikan acuan di unit kerja HRD adalah
sebagai berikut :
a) Undang-undang republic Indonesia no. 13 tahun 2003 tentang ketenaga
kerjaan
b) Undang-undang no.21 tahun 2000 tentang serikat pekerja / serikat buruh
c) Undang-undang republic Indonesia no.23 tahun 1992 tentang kesehatan
d) Peraturan pemerintah republik Indonesia no.32 Tahun 1996 tentang tenaga
kesehatan
Jumlah
No Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi
Kebutuhan
1 Ka.Bag. HRD S1-S2 Psikologi, Managemen 1 Orang
Managemen. SDM
2 Ka.Sub.Bag S1-S2 Psikologi, TNA, TFT 1 Orang
Pengembangan Managemen.
SDM
3 Ka.Sub.Bag. S1 Managemen, Hukum Kepegawaian 1 Orang
Personalia
4 Staf Personalia SMA – S1 Manajemen, Filling 1 Orang
Akuntansi, Adm Dokumen
Perkantoran
5 Staf Rekrutmen S1 Psikologi, Rekrutmen & 1 Orang
Seleksi
2. DISTRIBUSI KETENAGAAN
a. Penetapan Jam Kerja
Hari kerja di perusahaan adalah 6 (enam) hari kerja dalam seminggu dan
jam kerja standar perusahaan adalah 40 jam dalam satu minggu. Rumah sakit
rawamangun merupakan rumah sakit yang beroprasional selam 24 jam sehari
untuk melayani masyarakat umum dan disesuaikan dengan ketentuan jam kerja
standar perusahaan.
Bagi karyawan yang bekerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur
secara mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan dan tetap mengacu pada jam
kerja stancar yaitu selama 40 jam dalam satu minggu dengan 6 hari kerja.
Untuk karyawan yang waktu kerja melebihi jam kerja standar maka kelebihan
tersebut akan diperhitungkan dalam kebijakan lembur perusahaan.
Adapun untuk tata tertib jam kerja adalah sebagai berikut:
1) Batas toleransi keterlambatan karyawan dalam satu bulan adalah 30
menit.
2) Apabila keterlambatan karyawan terjadi melebihi dari batas toleransi
yang diberikan maka karyawan tersebut akan mendapatkan evaluasi
kedisiplinan dari atasan lansung.
3) Dan apabila terjadi keterlambatan selama 3 bulan dalam satu tahun
karyawan akan diberikan surat peringatan.
4) Izin meninggalkan dinas maksimal adalah 3 jam dalam satu hari kerja
dengan persyaratan mengisi form izin meninggalkan dinas (IMD) yang
ditanda tangani oleh atasan langsung dan dapat dipertanggung jawabkan
urgensinya.
Pengaturan tenaga kerja di RS.Rawamangun berdasarkan sistim shift dan
non shift dapat dilihat dibawah ini:
1) Karyawan shift
Senin – Minggu
o Shift I : 08.00 – 15.00 wib
o Shift II : 15.00 – 21.00 wib
o Shift III : 21.00 – 08.00 wib
o Midle : 10.00 – 17.00 wib
Laboratorium & Security
o Shift I : 07.00 – 14.00 wib
o Shift II : 14.00 – 20.00 wib
o Shift III : 20.00 – 07.00 wib
Haemodialisa
o Shift I : 05.00 – 12.00 wib
o Shift II : 10.00 – 17.00 wib
2) Karyawan non Shift
Senin – Jum’at : 08.00 – 16.30 wib
b. Kuantitas SDM
Pengaturan tenaga kerja diunit HRD RS.Rawamangun berdasarkan non
shift. Tenaga kerja diunit HRD saat ini berjumlah 2 Orang yang memegang
tanggung jawab sebagai:
Kedua tenaga diunit HRD ini bekerja setiap hari Senin – Jumat dimulai dari
pukul 08.00 – 16.30 Wib.
5. PROGRAM ORIENTASI
Program masa orientasi merupakan salah satu program di bidang SDM dalam
memberikan pengarahan dan bimbingan serta mempersiapkan para karyawan baru
agar dapat bekerja dengan cepat, tepat, dan efisien sesuai dengan peran dan
fungsinya. Program orientasi di rumah sakit rawamangun terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Orientasi Umum
adalah proses pengenalan secara umum tentang organisasi, tanggung
jawab, hak, dan kewajiban untuk seluruh calon karyawan.
Orientasi umum di lakukan oleh unit kerja HRD dan direksi dengan
memberikan paparan serta sosialisasi selama 2 hari dengan jadwal
terlampir.
b. Orientasi Khusus
adalah proses pengenalan secara khusus tentang organisasi, tanggung
jawab, hak dan kewajiban, SPO diunit kerja untuk seluruh karyawan baru
sesui dengan unit kerjanya.
Orientasi khusus diadakan selama 4 hari oleh unit kerja terkait dan
kemudian dilanjutkan pada sesi on job training sampai dengan 1 bulan
lamanya dan karyawan baru harus mampu memenuhi target pencapaian
yang telah ditentukan pada masa orientasi.
1. DENAH RUANGAN
Dengan adanya denah ruangan untuk unit kerja HRD, maka dengan jelas
dapat diketahui letak dan posisi serta penempatan semua karyawan yang ada di
unit kerja HRD. Adapun rinciannya sebagai berikut:
a. Ruang unit HRD
b. Ruang Serbaguna
2. STADAR FASILITAS
Agar kegiatan penyelenggaraan pelayanan terhadap karyawan yang
diselenggarakan oleh unit HRD dapat berjalan dengan optimal, maka perlu
didukung dengan sarana, peralatan dan perlengkapan yang memadai baik ruang
kerja HRD maupun Ruang pendukung oprasional lainnya.
a. Fasilitas Ruang HRD
Ruangan kerja HRD terletak dilantai 3 dengan luas ruangan 12 m2.
Fasililitas terdiri dari:
o 3 Buah meja kerja
o 2 buah komputer
o 4 buah kursi
o 1 buah AC
o 1 buah pesawat telpon
o 1 buah brangkas file karyawan
o 1 buah lemari besar
o 2 buah rak lemari
o 1 buah printer
b. Fasilitas Ruang Serbaguna
Ruang serbaguna terletak di lantai 3 dengan lua ruangan 24 m2.
Fasilitas terdiri dari:
o 1 buah laptop
o 1 buah proyektor
o 1 buah white screen
o 30 bangku meja
o 1 buah lemari
o 1 buah AC
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Peserta
Pelatihan
Vendor
Pelatihan
3. PELAYANAN UNTUK KARYAWAN
A. Pemenuhan SDM
Cuti besar
Semua karyawan yang telah menjalani kerja selama 5 tahun berturut-turut
terhitung dari mulai pertama kali bekerja maka akan mendapatkan hak cuti
besar selama 24 hari kerja. Adapun jangka waktu jatuh tempo cuti besar adalah
selama 3 tahun terhitung dari keluarnya cuti besar tersebut.
Maka jika karyawan ingin menggunakan hak cuti besar dapat mengajukan
permohonan cuti tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku (form yang
digunakan sama dengan form cuti tahunan)
Cuti melahirkan
Semua karyawan wanita yang telah menjadi karyawan tetap atau sekurang-
kurangnya telah bekerja selama 1 tahun berturut-turut, maka akan mendapatkan
hak cuti melahirkan selama 45 hari sebelum melahirkan dan 45 hari setelah
melahirkan. Penentuan kelahiran dilakukan dan ditentukan oleh dokter
kandungan yang ditunjuk oleh perusahaan (form sama dengan form cuti
tahunan).
Penggajian
Penetapan gaji pada dasarnya ditetapkan berdasarkan pada keahlian,
kecakapan, prestasi kerja, kondite, jabatan dan lain-lain. Dari masing-masing
karyawan atau kemampuan perusahaan dan pajak atas gaji karyawan adalah
tanggung jawab dari perusahaan.
Peninjauan gaji dilakukan setiap satu tahun sekaliu dan peninjauan gaji
karyawan ini tidak dilakukan secara otomatis, tetapi berdasarkan
pertimbangan atas kemampuan perusahaan, prestasi dan kondite masing-
masing karyawan.
Gaji bagi karywaan paruh waktu akan dihitung dan diberikan oleh
perusahaan sesuai dengan jumlah waktu kerjanya di perusahaan dan waktu
kerja yang ditetapkan oleh perusahaan. Perusahaan tidak akan membayarkan
gaji kepada karyawan yang :
Tidak masuk kerja tanpa keterangan selama 5 hari kerja secara
berturut-turut
Melakukan unjuk rasa :
o Pada hari karyawan yang bersangkutan melakukan unjuk rasa.
o Selama ketidak hadiran kerja karyawan sebagai akibat dari
proses dan tindakan hokum yang dikenakan kepada karyawan
yang bersangkutan.
Diskorsing oleh perusahaan sebagai akibat dari tindakan ketidak
disiplinan serta atas pelanggaran tata tertib.
Penggajian terdiri dari :
1. Gaji Pokok, yaitu gaji yang diberikan berdasarkan pada pendidikan
karyawan (SMA/Sederajat, D3, S1, dst) dan lamanya bekerja.
2. Tunjangan Transport, yaitu tunjangan tetap yang diberikan kepada
karyawan sebagai penggantian biaya transportasi.
3. Tunjangan makan, yaitu tunjangan tetap yang diberikan kepada karyawan
sebagai pengganti makan karyawan yang diberikan dalam bentuk uang.
4. Tunjangan Jabatan, yaitu tunjangan tetap yang diberikan kepada karyawan
yang memiliki jabatan tertentu dalam perusahaan seperti: kepala ruangan,
kepala instalasi, kepala bagian, dll.
5. Tunjangan Prestasi & absensi, yaitu tunjangan tidak tetap yang diberikan
berdasarkan tingkat absensi karyawan dan keikut sertaan karyawan dalam
setiap kegiatan yang dilaksanakan di perusahaan. Pengaplikasian
berdasarkan sistim poin yang dikumpulkan karyawan dan ditukar dalam
bentuk uang.
6. Tunjangan Lain-lain, yaitu tunjangan yang bersifat untuk menyetarakan
gaji sesuai hasil negosiasi dengan karyawan.
Penghargaan
Pemberian penghargaan diberikan kepada karyawan berdasarkan penilaian
kinerja karyawan, absensi, dan kedisiplinan karyawan. Penilaian dilakukan setiap
6 bulan sekali oleh kepala unit bersangkutan yang kemudian dikumpulkan ke
HRD untuk diolah. Penghargaan yang diberikan kepada karyawan dapat
berbentuk uang, insentif, bonus, piagam atau apa saja yang menurut penilaian
perusahaan tepat guna.
Penghargaan tidak dapat diberikan kepada karyawan yang sedang berada
pada masa percobaan, masa berlakunya surat peringatan, atau kepada siapa saja
yang menurut penilaian kurang pantras untuk menerimanya.
Persalinan
Tunjangan persalinan hanya berlaku bagi karyawan PKWTT (karyawan
tetap) dan terdiri dari:
Persalinan untuk karyawan
Persalinan untuk istri karyawan
Apabila terdapat hal-hal lain yang belum/tidak tercantum dalam pasal ini
mengenai “tidak mendapatkan penggantian biaya”. Maka perusahaandapat
mengambil kebijakan/keputusan atas pertimbangannya dan kehendaknya.
Kapasitas kerja
Kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih sangat rendah, hal ini
tercermin dalam pendidikan pencari kerja. Studi menunjukan 30-49%
angka kerja kurang kalori dan protein, 30% menderita anemia gizi dan
35% kekurangan zat besi tanpa anemia.
Beban kerja
Pelayanan rumah sakit menuntu adanya pola kerja bergilir / tugas jaga
malam. Tenaga yang bertugas jaga malam dapat mengalami kelelahan
yang mengakibatkan terjadinya perubahan bioritmik.
Lingkungan kerja
Lingkungan kegiatan rumah sakit dapat mempengaruhi kesehatan kerja
dalam 2 bentuk yaitu kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Semua pekerja rumah sakit sebelum diterima sebagai calon karyawan akan
menjalani tes kesehatan untuk mengetahui sejauh mana kondisi kesehatan calon
karyawan tersebut. Tes kesehatan yang diberikan meliputi :
a. Pemeriksaan fisik / tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, berat badan,dll)
b. Pemeriksaan thorax
c. Pemeriksaan HbSAg
d. Pemeriksaan mental
1. Tujuan
Peningkatan dan pengembangan karyawan bertujuan untuk meningkatkan
kualitas dan produktivitas kerja karaywan secara optimal dan pengembangan karir
karyawan, maka perusahaan akan memberikan kesempatan kepada karyawan yang
berpotensi untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan :
a. Perkembangan produk perusahaan, usaha atau organisasi perusahaan
b. Lowongan atau pemindahan tugas.
2. Waktu
a. Pendidikan / pelatihan karyawan harus dilakukan diluar jam kerja, terkecuali
untuk jenis pelatihan on jobs training.
b. Pendidikan / pelatihan karyawan tidak diperhitungkan sebagai jam kerja di
perusahaan, kecuali on jobs training, atau karena sesuatu hal terpaksa
diadakan dijam kerja karyawan.
3. Kewajiban atasan terhadap bawahan
a. Atasan karyawan dan departemn pengembangan dan pengasawasan SDM
berkewajiban untuk memantau dan mengevaluasi kinerja karyawan untuk
menentukan jenis pendidikan atau pelatihan yang diperlukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan, serta kualitas dan
produktivitas karyawan.
b. Atasan karyawan berkewajiban untuk menjadi tenaga pendidik dan pelatih.
c. Modul pendidikan atau pelatihan bagi pengembangan karyawan disesuaikan
dengan kebutuhan unit kerja dimana karyawan tersebut berada, dimana jenis
modul dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan harus dibuat atau mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari departemen pengembangan SDM.
4. Kewajiban karyawan untuk mengikuti diklat
a. Setiap karyawan wajib untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan yang telah
ditetapkan dan disediakan oleh perusahaan.
b. Bagi karyawan yang telah dikukuhkan untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan dan tidak dapat hadir harus member tahukan alasan secara
tertulisyang disahkan oeh atasannya langsung. Karyawan yang lalai
melaksanakan hal tersebut dapat diberikan surat peringatan dan dikenakan
sangsi administrasi.
5. Syarat dan ketentuan
Untuk mengikuti pendidikan / pelatihan, setiap karyawan wajib memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Tujuan pendidikan & pelatihan sesuai dengan kebutuhan perusahaan
b. Prestasi kerja
c. Masa kerja minimal 2 tahun
d. Usia dengan memperhatikan kecukupan waktu pasca pendidikan dengan
mengabdikan keahliannya bagi kepentingan perusahaan.
e. Menyerahkan seluruh materi pendidikan kepada departemen
pengembnagan SDM.
f. Mengajar dan mengalihkan pengetahuan kepada karyawan yang ditunjuk
perusahaan.
D. Kedisiplinan Karyawan
1. Tujuan dari tindakan kedisiplinan adalah agar:
a. Setiap karyawan mewujudkan kewajiban dan tanggung jawabnya,
mengerti apa yang harus dan tidak seharusnya dikerjakan satu dan lain
sesuai ketentuan perusahaan dan norma-norma yang berlaku di
masyarakat, termasuk apa yang benar dihati nurani.
b. Terciptanya budaya kerja yang selaras dengan nilai RS.Rawamangun.
2. Setiap pimpinan sampai dengan pelaksana berwenang dan berkewajiban
untuk melaksanakan tindakan kedisiplinan bagi setiap karyawan.
3. Pengenaan tindakan disiplin berdasarkan pada :
a. Jenis dan besar kecilnya pelanggaran.
b. Frekuensi pelanggaran.
c. Unsure-unsur kesengajaan.
4. Jenis tindakan kedisiplinan adalah :
E. Sistem File
Seluruh file yang berhubungan dengan karyawan disimpan oleh unit HRD
dan bersifat rahasia. File karyawan tersebut tidak boleh dipinjam atau dipindah
tangankan oleh pihak lain kecuali oleh yang berwenang. Pengecekan file calon
karyawan dilaksanakan pada tahap awal proses rekrutmen dan dinyatakan
karyawan tersebut diterima maka dilakuka proses verifikasi data. Proses verifikasi
data dilaksanakan berasarkan pendidikan terakhir dan surat referensi kerja calon
karyawan yang bersangkutan, setelah proses sudah terlaksana maka calon
karyawan tersebut dilakukan kredential berdasarkan standar kompetensi calon
tersebut yang kemudian disyahkan dengan adanya surat penugasan karyawan
untuk ditempatkan pada unti kerja sesuai dengan standar kompetensi yang
dimiliki karyawan tersebut.
Dengan adanya proses rekrutmen dan pengunduran diri karyawan serta
banyaknya dokumen yang berhubungan dengan karaywan makin bertambah dan
memerlukan tempat unutk penyimpanan, sehingga untuk membuat lebih efesien
dan utilitas ruangan yang ada maka ada proses retensi/pemusnahan berkasa
karaywan setiap 5 tahun sekali yang disertai dengan berita acara.
BAB V
LOGISTIK
Pemenuhan akan kebutuhan alat tulis ataupun cetakan dapat diperoleh dari
Logistik Umum, dengan menggunakan form yang tersedia dalam system SIRS
yaitu Form Permintaan Barang. Permintaan barang untuk unit HRD harus
dipisahkan sehingga pengontrolan untuk hal tersebut mudah.
Pemenuhan akan kebutuhan alat tulis ataupun cetakan dapat diperoleh dari
Logistik umum dengan menggunakan form yang tersedia pada system SIRS
yaitu Form Permintaan Barang. Permintaan barang dilakukan berdasarkan
ketentuan yang ada yaitu pada tanggal 01 dan 15 setiap bulannya.
Jika ada pemrintaan barang ataupun cetakan yang melebihi dari RP.
1.000.000,- (Satu Juta Rupiah) harus melaluli persetujuan Direktur Utama.
Selain itu untuk permintaan barang diluar keperluan sehari-hari seperti
seragam dan sepatu karywan harus langsung ke pembelian sehingga dapat
langsung di realisasikan sesuai dengan jumlah permintaan yang ada.
V.2. KONSUMSI
KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian dari kegiatan yang berkaitan
erat dengan kejadian yang disebabkan akibat kelalaian petugas yang dapat
mengakibatkan penyakit akibat kerja atau kecelakaan kerja.
Kondisi yang dapat mengurangi bahaya dan terjadinya kecelakaan dalam proses
pelayanan terhadapat karyawan ataupun penyelenggaraan pelatihan dikarenakan
pekerjaan yang terorganissit dengan baik, dikerjakan sesuai dengan prosedur,
tempat kerja yang aman dan terjamin kebersihannya serta istirahat yang cukup.
Kecelakaan kerja tidak terjadi dengan sendirinya, biasanya terjadi dengan tiba –
tiba dan tidak direncakan sehingga menyebabkan kerusakan pada peralatan
maupun dapat melukai petugas.
V.1. PENGERTIAN
Keselamatan Kerja (Safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus
diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan
kerja petugas ataupun kelalaian dan kesengajaan..
V.2. TUJUAN
Menurut undang – undang keselamatan kerja tahun 1970, syarat-syarat
keselamatan kerja meliputi seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya, dengan
tujuan :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
3. Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
6. Memberi perlindungan pada pekerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik
fisik/psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
9. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
10. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
11. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya.
4. Ruang Sekretariat
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Sebagai dasar acuan dalam melaksanakan dan meningkatkan mutu pelayanan
di unit kerja HRD di RS.Rawamangun.
2. Tujuan Khusus
a. Tersusunnya sistem monitoring pelayanan unit HRD melalui indikator
mutu pelayanan.
b. Mengetahui cara-cara / langkah-langkah dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan unit HRD
c. Peningkatan mutu pelayanan unit HRD dapat dilakukan secara paripurna
dan berkesinambungan serta efisien dan efektif.
C. Manfaat
Adapun manfaat adanya pengawasan dan pengendalian mutu adalah sebagai
berikut:
1. Untuk meningkatakan pelayanan di unit kerja HRD
2. Untuk mencegah dan menghindari masalah-masalah yang berkaitan
dengan pelayanan unit kerja
3. HRD sebagai support pelayanan kesehatan seperti: complain karyawan.
E. Langkah-langkah
Dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan unit umum maka perlu
ditetapkan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
1. Bidang mutu unit HRD mempunyai tugas menyusun rencana program
penilaian mutu pelayanan unti kerja HRD selama periode tertentu
menyusun kriteria sebagai indikator pelayanan mutu unit kerja HRD,
melaksanakan monitoring dan evaluasi dari suatu penilaian yang
dilaksanakan.
2. Bentuk kegiatan dari bidang mutu unit HRD yaitu melaksanakan
pengelolaan mutu kinerja pelayanan di unit HRD.
3. Kegiatan dilakukan 1 bulan sekali :
Studi dokumentasi untuk evaluasi kelengkapan dokumen pelaporan.
Unit HRD :
Melalui laporan tahunan
4. Hasil pengendalian mutu pelayanan unit HRD dilaporkan pada panitian
mutu dan pelayanan.
BAB VIII
PENUTUP
Dengan adanya SDM yang telah diberikan pelayanan baik terhadap hak
dan kewajibannya juga untuk menunjang karir atau pekerjaan yang dilakukan
maka akan terkumpul sebuah sistim informasi sumber daya manusia dimana
didalamnya terdapat suatu prosedur sistimatik pengumpulan, penyimpanan,
pemeliharaan dan perolehan semua data-data tentang semua karyawan.
Selain itu untuk perencanaan SDM akan terus berorganisir dengan baik
sehingga jika terjadi permintaan ataupun penambahan karyawan perunit kerja
sudah tersedia SDM yang berkualitas sesuai dengan standar perunit kerja yang ada
di rumah sakit.
Adapun suplay SDM dapat berasal dari internal maupun eksternal. Suplai
internal berasala dari karaywan yang sudah bekerja di RS.Rawamangun saat ini,
karyawan dapat dipromosikan, dirotasikan atau dimutasikan untuk memenuhi
kebutuhan. Sedangkan untuk suplay eksternal adalah dari orang-orang yang
melamar pekerjaan untuk mengisi posisi tertentu diperusahaan.
HRd sebagai badan kepegawaian harus terus selalu memperbaharui sistem
dan selalu memfile estimasi kebutuhan tenaga yang ada untuk mendukung semua
proses pelayanan di rumah sakit. Sehingga proses pelayanan terhadap pelanggan
dapat berjalan dengan baik dan lancar.