Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Human Resources Departement atau yang sering disingkat dengan istilah
HRD adalah satu bagian dari rumah sakit yang memberikan pelayanan
pemenuhan sumberdaya manusia khususnya tenaga kesehatan yang sesuai dengan
standar profesi dan mempunyai kompetensi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Seleksi ketenagaan tersebut harus dapat memenuhi kriteria permintaan atau
kebutuhan dari setiap unit kerja yang ada di rumah sakit.
Untuk menunjang pencapaian dalam hal pelayanan maka proses Management
human resources development diperlukan disebuah pedoman kerja sehingga
didapatkan hasil yang baik dan bermutu. Pelayanan yang bermutu di rumah sakit
akan membantu setiap karyawan untuk dapat bekarya sesuai dengan profesi,
pendidikan serta kemampuan yang dimiliki, membantu proses pelayanan
konsumendi rumah sakit sehingga consumer yang datang berobat kerumah sakit
merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan, yang berarti pula konsumen
tersebut nantinya akan sebagai sarana dalam mempromosikan rumah sakit.
Keuntungan lain jika pasien cepat sembuh adalah mereka dapat segera kembali
mencari nafkah untuk diri dan keluarganya.
Pelayanan manajemen tersebut adalah rangkaian kegiatan dalam melayani
semua karyawan baik untuk semua hak dan kewajiban karyawan, serta merupakan
upaya peningkatan sumber daya manusia untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang baik sesuai dengan standar rumah sakit.
Bentuk penyelenggaraan pelayanan untuk karyawan dirumah sakit bisa secara
sistem outsourcing atau sistem swakelola. Pada sistem outsourcing, pengusaha
tenaga kerja selaku penyelenggara sumber daya manusia dalam merencankan,
merekrutmen, dan menentukan standar karyawan sesuai dengan spesifikasi
standar karyawan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit dalam lembar kontrak
kerja. Sistem swakelola dalam penyelenggaraan pelayanan untuk karyawan
dilakukan dengan cara merekrutmen sendiri sesuai dengan standar yang diberikan
oleh rumah sakit. Pelayanan untuk karyawan dirumah sakit ini dijalankan
berpedoman kepada undang-undang ketenaga kerjaan no.13 Tahun 2003.
Pendidikan dan pelatihan adalah alat untuk mengubah, maka untuk perubahan
yang dapat dilakukan oleh perorangan, kelompok dan organisasi dalam rangka
meningkatkan efektifitas pelatihan yang sangat penting dalam rangka mengubah
dari yang belum terlatih menjadi yang terlatih dan merubah yang terlatih menjadi
lebih mahir. Dalam manajemen sumber daya manusia juga dibahas tentang
pelatihan dan pengembangan sehingga dapat kita simpulkan bahwa pelatihan dan
pengembangan merupakan salah satu penunjang untuk mencapai mutu pelayanan
suatu perusahaan menjadi lebih optimal.

2. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan pokok pelayanan untuk karyawan di Rumah Sakit
Rawamangun terdiri dari beberapa proses. Adapun prosesnya adalah sebagai
berikut:
a) Rekrutmen dan Seleksi karyawan
b) Pemberian kompensasi dan kesejahteraan untuk karyawan
c) Pengembangan dan pelatihan karyawan (pelatihan, jenjang karir,dll)
d) Pengembangan organisasi
e) Hubungan industrial
f) Pendataan administrasi karyawan dan perusahaan

Rekrutmen dan seleksi karyawan, pekerjaan yang dilakukan meliputi


pemasangan iklan lowongan pekerjaan, proses seleksi penerimaan karyawan,
sampai penerimaan calon karyawan sebagai karyawan di RS.Rawamangun guna
memenuhi kebutuhan tenaga yang ada di perusahaan.
Pemberian kompensasi dan kesejahteraan untuk karyawan, pekerjaan yang
dilakukan adalah melakukan proses dimulai dari pencatatan komponen upah
karyawan seperti lembur, cuti, tukar dinas dan hal lainnya sampai dengan
melakukan perhitungan gaji yang diberikan kepada karyawan. Selain itu kegiatan-
kegiatan yang ada seputar pemberian bonus dan THR untuk karyawan.
Pengembangan dan pelatihan karyawan, pekerjaan yang dilakukan
melaksanakan pelatihan baik secara internal maupun eksternal dengan tujuan
meningkatkan keterampilan dan kompetensi tenaga yang ada di RS.Rawamangun.
Pengembangan Organisasi, pekerjaan yang dilakukan adalah membuat sistem
dalam hal pengorganisasian seperti sistem remunerasi karyawan, sistem insentif
karyawan, sistem penilaian kinerja karyawan, evaluasi struktur organisasi yang
ada, pembuatan analisa jabatan untuk unit kerja, dan masih banyak lagi pekerjaan
yang dilakukan yang berhubungan dengan pengembangan keorganisasian.
Hubungan industrial, pekerjaan yang dilakukan adalah menjalin interaksi
dengan karyawan dalam hal penjanjian kerja bersama antara perusahaan dengan
karyawan dan mengawasi jalannya tata peraturan yang ada di rumah sakit
rawamangun. Selain itu hubungan industrial berperan sebagai bipartite dalam
menyelesaikan perselisihan yang ada di rumah sakit rawamangun.
Pendataan administrasi karyawan dan perusahaan, pekerjaan yang dilakukan
adalah melakukan pencatatan, perekapan, dan pelaporan administrasi yang
berhubungan dengan kepegawaian dan perusahaan. Hasil pekerjaan yang sangat
jelas adalah filing data karyawan.

3. LANDASAN HUKUM
Regulasi yang digunakan dan dijadikan acuan di unit kerja HRD adalah
sebagai berikut :
a) Undang-undang republic Indonesia no. 13 tahun 2003 tentang ketenaga
kerjaan
b) Undang-undang no.21 tahun 2000 tentang serikat pekerja / serikat buruh
c) Undang-undang republic Indonesia no.23 tahun 1992 tentang kesehatan
d) Peraturan pemerintah republik Indonesia no.32 Tahun 1996 tentang tenaga
kesehatan

4. KEBIJAKAN PELAYANAN UNIT HRD


Kebijakan yang ada dalam pelayanan di unit kerja HRD adalah sebagai
berikut:
a) Semua data calon karyawan atau pencari kerja harus masuk melalui unit
HRD
b) Semua karyawan baru harus melalui proses rekrutmen dan seleksi yang di
selenggarakan oleh HRD dan unit kerja terkait
c) Semua data karyawan yang sudah lulus proses rekrutmen dan seleksi harus
dimasukan pada daftar karyawan rumah sakit sesuai dengan peraturan
yang berlaku
d) Semua data file karyawan harus tersimpan di uit HRD
e) Semua karyawan baru yang telah lulus proses rekrutmen dan seleksi harus
mengikuti masa orientasi karyawan selama 1 bulan lamanya yang di
selenggarakan oleh unit HRD dan unit kerja terkait
f) Seluruh karyawan yang berada pada masa orientasi dan telah selesai masa
orientasinya harus lulus dalam tes masa orientasi yang diselenggarakan
oleh unit HRD dan mendapatkan penilaian yang baik dari unit kerja yang
bersangkutan
g) Proses pemberian jaminan sosial pada karyawan dilakukan di unit kerja
HRD
h) Proses pengupahan, tunjangan dan bantuan pada karyawan dilakukan pada
unit HRD
i) Proses pemberian penghargaan pada karyawan berdasarkan produktifitas
dan kinerja yang dioleh diunit kerja HRD
j) Proses pemindahan tugas oleh unit kerja terkait harus berkoordinasi
dengan unit HRD
k) Semua kepala bagian yang telah mendelegasikan tugas atau wewenang
sementara dari kepala unit kerja terkait harus menginformasikan kepada
HRD
l) Semua karyawan pada unit kerja yang telah mendapat pelimpahan tugas
atau wewenang sementara dari kepala bagian terkait harus dilaporkan
kepada unit HRD
m) Pengaturan waktu kerja karyawan ditetapkan oleh unit kerja HRD dengan
berkoordinasi oleh unit kerja terkait.
n) Semua karyawan mendapatkan tugas untuk pertemuan ke luar rumah sakit
harus dilaporkan pada unit HRD
o) Proses pendistribusian dokumen dari/ke luar dan dalam rumah sakit
melalui unit HRD.
p) Pelaksanaan rapat di masing-masing unit kerja dilaksanakan berdasarkan
kepentingan unit kerja terkait dan manajemen.
q) Proses istirahat mingguan, hari libur, cuti dan izin ditetapkan oleh unit
kerja HRD dengan berkoordinasi pada unit kerja terkait.
r) Peraturan tentang tata tertib ditetapkan oleh unit HRD.
s) Semua karyawan yang berobat di rumah sakit harus menggunakan surat
pengatar berobat (SPB) yang dapat diambil diunit HRD.
t) Semua unit kerja harus memberikan program pelatihan dan pendidikan
setiap akhir tahun pada unit HRD.
u) Semua karyawan wajib mengikuti semua program pendidikan dan
pelatihan yang diadakan di rumah sakit.
v) Semua karyawan yang mengajukan mengikuti program pendidikan atau
pelatihan dengan biaya rumah sakit 100% (seratus persen) harus melalui
unit kerja terkait dan HRD.
w) Semua karyawan yang mengajukan mengikuti program pendidikan atau
pelatihan dengan biaya rumah sakit 100% (seratus persen) harus
mendapatkan surat tugas dari unit HRD dan direktur.
x) Semua karyawan yang mengajukan mengikuti program pendidikan atau
pelatihan dengan biaya rumah sakit 100% (seratus persen) harus
menandatangani surat ikatan dinas dengan unit HRD.
y) Semua karyawan yang telah mengikuti program pendidikan dan pelatihan
atas biaya rumah sakit sebesar 100% (seratus persen) maka karyawan
tersebut harus menyerahkan sertifikat dan materi pendidikan atau pelatihan
tersebut kepada unit HRD.
z) Semua pelajar dan mahasiswa praktek kerja lapangan harus mengikuti
peraturan sesuai dengan kesepakatan kerja sama.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

1. KUALIFIKASI SDM DI UNIT HRD


Berikut ini adalah daftar kualifikasi sdm di unit kerja HRD. Adapun daftar
kualifikasi ketenagaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Jumlah
No Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi
Kebutuhan
1 Ka.Bag. HRD S1-S2 Psikologi, Managemen 1 Orang
Managemen. SDM
2 Ka.Sub.Bag S1-S2 Psikologi, TNA, TFT 1 Orang
Pengembangan Managemen.
SDM
3 Ka.Sub.Bag. S1 Managemen, Hukum Kepegawaian 1 Orang
Personalia
4 Staf Personalia SMA – S1 Manajemen, Filling 1 Orang
Akuntansi, Adm Dokumen
Perkantoran
5 Staf Rekrutmen S1 Psikologi, Rekrutmen & 1 Orang
Seleksi

2. DISTRIBUSI KETENAGAAN
a. Penetapan Jam Kerja
Hari kerja di perusahaan adalah 6 (enam) hari kerja dalam seminggu dan
jam kerja standar perusahaan adalah 40 jam dalam satu minggu. Rumah sakit
rawamangun merupakan rumah sakit yang beroprasional selam 24 jam sehari
untuk melayani masyarakat umum dan disesuaikan dengan ketentuan jam kerja
standar perusahaan.
Bagi karyawan yang bekerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur
secara mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan dan tetap mengacu pada jam
kerja stancar yaitu selama 40 jam dalam satu minggu dengan 6 hari kerja.
Untuk karyawan yang waktu kerja melebihi jam kerja standar maka kelebihan
tersebut akan diperhitungkan dalam kebijakan lembur perusahaan.
Adapun untuk tata tertib jam kerja adalah sebagai berikut:
1) Batas toleransi keterlambatan karyawan dalam satu bulan adalah 30
menit.
2) Apabila keterlambatan karyawan terjadi melebihi dari batas toleransi
yang diberikan maka karyawan tersebut akan mendapatkan evaluasi
kedisiplinan dari atasan lansung.
3) Dan apabila terjadi keterlambatan selama 3 bulan dalam satu tahun
karyawan akan diberikan surat peringatan.
4) Izin meninggalkan dinas maksimal adalah 3 jam dalam satu hari kerja
dengan persyaratan mengisi form izin meninggalkan dinas (IMD) yang
ditanda tangani oleh atasan langsung dan dapat dipertanggung jawabkan
urgensinya.
Pengaturan tenaga kerja di RS.Rawamangun berdasarkan sistim shift dan
non shift dapat dilihat dibawah ini:
1) Karyawan shift
 Senin – Minggu
o Shift I : 08.00 – 15.00 wib
o Shift II : 15.00 – 21.00 wib
o Shift III : 21.00 – 08.00 wib
o Midle : 10.00 – 17.00 wib
 Laboratorium & Security
o Shift I : 07.00 – 14.00 wib
o Shift II : 14.00 – 20.00 wib
o Shift III : 20.00 – 07.00 wib
 Haemodialisa
o Shift I : 05.00 – 12.00 wib
o Shift II : 10.00 – 17.00 wib
2) Karyawan non Shift
 Senin – Jum’at : 08.00 – 16.30 wib
b. Kuantitas SDM
Pengaturan tenaga kerja diunit HRD RS.Rawamangun berdasarkan non
shift. Tenaga kerja diunit HRD saat ini berjumlah 2 Orang yang memegang
tanggung jawab sebagai:

1) Kepala Sub Bagian PSDM


2) Staf Personalia

Kedua tenaga diunit HRD ini bekerja setiap hari Senin – Jumat dimulai dari
pukul 08.00 – 16.30 Wib.

3. ANALISA JABATAN DI UNIT HRD


4. REKRUTMEN DAN SELEKSI
Rekrutmen adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan
induksi untuk medapatkan karyawan yang efektif guna tercapai tujuan dari
RS.Rawamangun.penerimaan calon karyawan dilakukan berdasarkan analisa
kebutuhan tenaga dimana ditentukan berdasarkan jenis pekerjaan yang dilakukan.
Mengacu pada sumber penerimaan karyawan baru dibagi menjadi dua yaitu:
a. Dari dalam RS.Rawamangun (internal resources)
Menerima calon dari dalam rumah sakit sendiri memiliki keuntungan lebih
yaitu calon sudah dikenal dan proses dapat dilakukan dengan lebih cepat
dibandingkan dengan menggunakan calon karyawan dari luar rumah sakit.
Calon karyawan nantinya akan masuk melalui proses mutasi, promosi,
atau rotasi. Untuk mendapatkan calon pelamar dapat melalui:
 Informasi rekan kerja
 Surat pengumuman keunit-unit terkait
 Penilaian dari atasan karyawan

b. Dari luar RS.Rawamangun (Eksternal resources)


Proses penerimaan karyawan dari luar rumah sakit dapat menggunakan
dan dilakukan dengan cara :
 Pemasangan iklan lowongan kerja
 Lembaga-lembaga pendidikan

Seleksi calon karyawan baru adalah proses penyaringan dan pemilihan


pelamar untuk diterima di perusahaan dilaksanakan oleh unit HRD dan bagian-
bagian terkait di RS.Rawamangun yang meliputi proses seleksi administrasi
berupa pengecekan file dan dokumen lamaran. Penerimaan karyawan baru di
rumah sakit diadakan sesuai kebutuhan tenaga dan permintaan penambahan
karyawan yang di ajukan oleh unit terkait, sehingga tidak terjadi kekosongan atau
pemborosan dalam hal ketenaga kerjaan.
Proses seleksi tersebut meliputi beberapa hal, yaitu:
a. Pemeriksaan administrasi, yaitu proses pengecekan kelengkapan surat
lamaran dan CV (Ijazah, KTP, Pas Foto, Sertifikat Pelatihan, Surat izin
bekerja, surat izin profesi)
b. Pengisian formulir lamaran, yaitu proses pengisian formulir lamaran
yang disediakan oleh phak rumah sakit rawamangun.
c. Tes Pengetahuan pekerjaan, yaitu proses tes tulis yang harus dikerjakan
calon karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan
oleh karyawan tersebut. Sehingga mendapatkan gambaran seberapa
menguasai pekerjaan yang akan diembannya nanti.
d. Pemeriksaan psikologis (Psiko Tes), yaitu berupa proses tes kepribadian,
minat bakat, sikap kerja, hingga hubungan interpersonal dengan orang lain
yang dijadikan gambaran umum prilaku karyawan tersebut.
e. Wawancara kerja, yaitu proses wawancara pada calon karayawan sesuai
dengan rekomendasi dari unit kerja yang membutuhkan.
f. Pemeriksaan kesehatan, yaitu proses tes kesehatan baik jasmani dan
rohani pada diri pelamar. Standar kesehatan yang harus dimiliki yaitu :
 Sehat jasmani dan rohani
 Berpenampilan bersih dan menarik
 Tidak bertato dan bertindik (khusus laki-laki)

Seleksi calon karyawan dapat dilakukan dengan cara khusus yang


dilakukan oleh unit kerja terkait yang berkoordinasi dengan unit HRD. Hal
yang menjadi penilaian dalam seleksi khusus ini adalah pengetahuan dan
kemampuan dalam menjalankan tugas sesuai dengan profesi, standar
kompetensi dank ode etik masing-masing serta upah yang diterima oleh
karyawan sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku di pemerintah dan
rumah sakit. Untuk bentuk tes khusus yang dilakukan bagi semua calon
karyawan disetiap unit kerja adalah sebagai berikut:
a. Tes keterampilan teknis ( Tes tulis dan praktek), yaitu proses tes untuk
mengukur kemampuan dan keterampilan sesuai dengan unit kerjanya.
Tes tertulis diberikan dalam bentuk soal pilihan ganda dan esay yang
dibuat mengacu pada uraian tugas dari masing-masing jabatan.
b. Wawancara pendahuluan, yaitu proses wawancara pada pelamar sesuai
dengan CV yang dikirimkan dan unit kerja yang membutuhkan. Tes ini
dilakukan untuk mengetahui peminatan terhadap karyawan yang akan
bekerja di salah satu unit kerja yang ada di rumah sakit sesuai dengan
tenaga yang dibutuhkan diunit kerja tersebut dan berdasarkan
kemampuan dan kualitas calon karyawan.

5. PROGRAM ORIENTASI
Program masa orientasi merupakan salah satu program di bidang SDM dalam
memberikan pengarahan dan bimbingan serta mempersiapkan para karyawan baru
agar dapat bekerja dengan cepat, tepat, dan efisien sesuai dengan peran dan
fungsinya. Program orientasi di rumah sakit rawamangun terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Orientasi Umum
adalah proses pengenalan secara umum tentang organisasi, tanggung
jawab, hak, dan kewajiban untuk seluruh calon karyawan.
Orientasi umum di lakukan oleh unit kerja HRD dan direksi dengan
memberikan paparan serta sosialisasi selama 2 hari dengan jadwal
terlampir.
b. Orientasi Khusus
adalah proses pengenalan secara khusus tentang organisasi, tanggung
jawab, hak dan kewajiban, SPO diunit kerja untuk seluruh karyawan baru
sesui dengan unit kerjanya.
Orientasi khusus diadakan selama 4 hari oleh unit kerja terkait dan
kemudian dilanjutkan pada sesi on job training sampai dengan 1 bulan
lamanya dan karyawan baru harus mampu memenuhi target pencapaian
yang telah ditentukan pada masa orientasi.

6. PROGRAM PRAKTEK KERJA


Program praktek kerja merupakan salah satu program HRD untuk
memberikan lahan pendidikan dan pelatihan bagi para siswa / mahasiswa yang
harus menjalani praktek kerja lapangan sesuai dengan jurusan yang diambilnya
sehingga pada saat bekerja nanti sudah siap dan terlatih.
Namun sebagai siswa / mahasiswa praktek kerja tetap harus mengikuti dan
mentaati peraturan yang berlaku di rumah sakit rawamangun dengan tetap
menjaga kerahasian data sesuai dengan tugas dan wewenang yang diberikan oleh
pihak manajemen rumah sakit.
BAB III
STANDAR FASILITAS UNIT KERJA HRD

1. DENAH RUANGAN
Dengan adanya denah ruangan untuk unit kerja HRD, maka dengan jelas
dapat diketahui letak dan posisi serta penempatan semua karyawan yang ada di
unit kerja HRD. Adapun rinciannya sebagai berikut:
a. Ruang unit HRD
b. Ruang Serbaguna

2. STADAR FASILITAS
Agar kegiatan penyelenggaraan pelayanan terhadap karyawan yang
diselenggarakan oleh unit HRD dapat berjalan dengan optimal, maka perlu
didukung dengan sarana, peralatan dan perlengkapan yang memadai baik ruang
kerja HRD maupun Ruang pendukung oprasional lainnya.
a. Fasilitas Ruang HRD
 Ruangan kerja HRD terletak dilantai 3 dengan luas ruangan 12 m2.
 Fasililitas terdiri dari:
o 3 Buah meja kerja
o 2 buah komputer
o 4 buah kursi
o 1 buah AC
o 1 buah pesawat telpon
o 1 buah brangkas file karyawan
o 1 buah lemari besar
o 2 buah rak lemari
o 1 buah printer
b. Fasilitas Ruang Serbaguna
 Ruang serbaguna terletak di lantai 3 dengan lua ruangan 24 m2.
 Fasilitas terdiri dari:
o 1 buah laptop
o 1 buah proyektor
o 1 buah white screen
o 30 bangku meja
o 1 buah lemari
o 1 buah AC
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

1. ARUS KERJA UNIT HRD


Permintaan pelayanan untuk karyawan dilakukan berdasarkan kesepakatan
kerja bersama (KKB) dan peraturan internal kepegawaian yang berlaku di rumah
sakit.

Karyawan Permintaan Pelayanan Proses

2. ARUS KERJA PELATIHAN


Permintaan dana untuk pelatihan dan pengembangan karyawan dari masing-
masing unit kerja dilakukan berdasarkan informasi dari pihak penyelenggara yang
dibuatkan surat permohonan dari HRD untuk direksi. Setelah disetujui oleh
direktur rumah sakit pelatihan baru akan dapat dilaksanakan oleh karyawan yang
akan dikembangkan keterampilannya. Adapun prosesnya sebagai berikut:

Peserta
Pelatihan

Pengajuan Persiapan Pelatihan


pelatihan

Vendor
Pelatihan
3. PELAYANAN UNTUK KARYAWAN
A. Pemenuhan SDM

Penggantian atau penambahan karyawan


Permintaan akan penyediaan karyawan baik untuk penggantian atau
penambahan harus menggunakan form khusus untuk permintaan karyawan
berdasarkan analisa beban kerja yang ada di semua unit kerja.
Semua karyawan yang telah menjalani proses seleksi maka diadakan
wawancara dan pengisian untuk data awal yang nantinya akan diproses untuk
penerimaan karyawan sesuai dengan kebutuhan.
Pengisian data karyawan
Semua karyawan yang sudah lulus masa orientasi selama 1 bulan akan
mengisi semua data diri yang nantinya akan disimpan oleh unit HRD untuk
dapat diproses sehingga karyawan tersebut sadah dapat mempergunakan
haknya sebagai karyawan kontrak.
Permohonan cuti
Cuti tahunan
Semua karyawan yang telah menjalani tugas selama 12 bulan berturut-turut
atau 1 tahun terhitung dari mulai pertama kali bekerja maka akan mendapatkan
hak untuk cuti. Adapun jangka waktu jatuh tempo cuti tahunan adalah 1 tahun
berikutnya. Maka jika karyawan ingin menggunakan hak cuti tahunan dapat
mengajukan permohonan cuti tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Berikut ini adalah jatah cuti tahunan yang ada di RS.Rawamangun:
Setingkat Pelaksanan dan Staf : 12 Hari/tahun
Setingkat Karu, kabid, Kabag, Kains : 14 Hari/tahun
Setingkat Direksi : 16 Hari/tahun

Cuti besar
Semua karyawan yang telah menjalani kerja selama 5 tahun berturut-turut
terhitung dari mulai pertama kali bekerja maka akan mendapatkan hak cuti
besar selama 24 hari kerja. Adapun jangka waktu jatuh tempo cuti besar adalah
selama 3 tahun terhitung dari keluarnya cuti besar tersebut.
Maka jika karyawan ingin menggunakan hak cuti besar dapat mengajukan
permohonan cuti tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku (form yang
digunakan sama dengan form cuti tahunan)

Cuti melahirkan
Semua karyawan wanita yang telah menjadi karyawan tetap atau sekurang-
kurangnya telah bekerja selama 1 tahun berturut-turut, maka akan mendapatkan
hak cuti melahirkan selama 45 hari sebelum melahirkan dan 45 hari setelah
melahirkan. Penentuan kelahiran dilakukan dan ditentukan oleh dokter
kandungan yang ditunjuk oleh perusahaan (form sama dengan form cuti
tahunan).

Izin meninggalkan dinas


Perusahaan memberikan izin kepada karyawan yang meninggalkan dinas
untuk keperluan-keperluan tertentu yang diberikan batas maksimal adalah 3
jam dalam satu hari kerja. Karyawan dapat mengisi form izin meninggalkan
dinas yang kemudian di tanda tangani oleh kepala bagian masing-masing.

Permohonan permintaan pensiun


Semua karyawan yang telah memasuki masa bakti selama 15 tahun masa
kerja secara berturut-turut atau sudah memasuki usia 55 tahun dapat
mengajukan permohonan pension dini yang telah diatur dalam peraturan
perusahaan serta undang-undang ketenaga kerjaan.

Permohonan pengunduran diri


Semua karyawan yangingin mengajukan pengunduran diri diatut oleh
peraturan perusahaan yang telah ada di rumah sakit.
B. Kesejahteraan Karyawan

Penggajian
Penetapan gaji pada dasarnya ditetapkan berdasarkan pada keahlian,
kecakapan, prestasi kerja, kondite, jabatan dan lain-lain. Dari masing-masing
karyawan atau kemampuan perusahaan dan pajak atas gaji karyawan adalah
tanggung jawab dari perusahaan.
Peninjauan gaji dilakukan setiap satu tahun sekaliu dan peninjauan gaji
karyawan ini tidak dilakukan secara otomatis, tetapi berdasarkan
pertimbangan atas kemampuan perusahaan, prestasi dan kondite masing-
masing karyawan.
Gaji bagi karywaan paruh waktu akan dihitung dan diberikan oleh
perusahaan sesuai dengan jumlah waktu kerjanya di perusahaan dan waktu
kerja yang ditetapkan oleh perusahaan. Perusahaan tidak akan membayarkan
gaji kepada karyawan yang :
 Tidak masuk kerja tanpa keterangan selama 5 hari kerja secara
berturut-turut
 Melakukan unjuk rasa :
o Pada hari karyawan yang bersangkutan melakukan unjuk rasa.
o Selama ketidak hadiran kerja karyawan sebagai akibat dari
proses dan tindakan hokum yang dikenakan kepada karyawan
yang bersangkutan.
 Diskorsing oleh perusahaan sebagai akibat dari tindakan ketidak
disiplinan serta atas pelanggaran tata tertib.
Penggajian terdiri dari :
1. Gaji Pokok, yaitu gaji yang diberikan berdasarkan pada pendidikan
karyawan (SMA/Sederajat, D3, S1, dst) dan lamanya bekerja.
2. Tunjangan Transport, yaitu tunjangan tetap yang diberikan kepada
karyawan sebagai penggantian biaya transportasi.
3. Tunjangan makan, yaitu tunjangan tetap yang diberikan kepada karyawan
sebagai pengganti makan karyawan yang diberikan dalam bentuk uang.
4. Tunjangan Jabatan, yaitu tunjangan tetap yang diberikan kepada karyawan
yang memiliki jabatan tertentu dalam perusahaan seperti: kepala ruangan,
kepala instalasi, kepala bagian, dll.
5. Tunjangan Prestasi & absensi, yaitu tunjangan tidak tetap yang diberikan
berdasarkan tingkat absensi karyawan dan keikut sertaan karyawan dalam
setiap kegiatan yang dilaksanakan di perusahaan. Pengaplikasian
berdasarkan sistim poin yang dikumpulkan karyawan dan ditukar dalam
bentuk uang.
6. Tunjangan Lain-lain, yaitu tunjangan yang bersifat untuk menyetarakan
gaji sesuai hasil negosiasi dengan karyawan.

Penghargaan
Pemberian penghargaan diberikan kepada karyawan berdasarkan penilaian
kinerja karyawan, absensi, dan kedisiplinan karyawan. Penilaian dilakukan setiap
6 bulan sekali oleh kepala unit bersangkutan yang kemudian dikumpulkan ke
HRD untuk diolah. Penghargaan yang diberikan kepada karyawan dapat
berbentuk uang, insentif, bonus, piagam atau apa saja yang menurut penilaian
perusahaan tepat guna.
Penghargaan tidak dapat diberikan kepada karyawan yang sedang berada
pada masa percobaan, masa berlakunya surat peringatan, atau kepada siapa saja
yang menurut penilaian kurang pantras untuk menerimanya.

Pemberian Jatah Makan


Pemberian jatah makan diberikan dalam bentuk uang kepada karyawan.
Sedangkan untuk karyawan yang berdinas malam akan mendapatkan tambahan
makanan berupa mie, telor, dan susu. Pemberian jatah makan tersebut dilakukan
dengan cara pemberian secara langsung yang dikoordinasikan oleh HRD beserta
unit Gizi untuk mengetahui berapa banyak jumlah karyawan yang harus
mendapatkan jatah makan setiap shiftnya.
Jaminan Sosial
Pengobatan
1. Pengobatan rawat jalan untuk karyawan, ditentukan sbb:
 Karyawan diwajibkan untuk menggunakan fasilitas yang disediakan di
RS.Rawamangun.
 Karyawan yang berobat diluar RS.Rawamangun biaya pengobatan
tidak ditanggung oleh perusahaan (terkecuali ada kebijakan
sebelumnya oleh direksi)
 Bagi karyawan yang menggunakan fasilitas pengobatan
RS.Rawamangun harus terlebih dahulu meminta surat pengantar
berobat dari unti HRD.
 Setiap karyawan yang telah bekerja sekurang-kurangnya lebih dari 6
bulan masa kerja secara berturut-turut akan mendapatkan jaminan
pengobatan untuk dirinya sendiri.
 Setiap karyawan yang telah diangkat sebagai karyawan tetap
(PKWTT) akan mendapatkan jaminan kesehatan. Bagi pekerja pria
akan mendapatkan tanggungan 1 orang istri dan 3 orang anak yang
berusia dibawah 21 tahun dan belum bekerja. Bagi pekerja wanita akan
mendapatkan tanggungan 3 orang anak yang berusia dibawah 21 tahun
dan belum bekerja.
 Untuk Medical Check Up karyawan diberikan kepada seluruh
karyawan dan dilakukan secara berkala selama 1 tahun sekali.
 Perusahaan memberikan fasilitas potongan harga untuk pembelian obat
di RS.Rawamangun. Besaran dan jenis potongan harga tersebut
sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan kebijakan yang berlaku di
RS.Rawamangun.
2. Perawatan untuk karyawan ditentukan sebagai berikut :

No Jabatan Karyawan Kelas Rawat Inap


1 Pelaksana / Staf III
2 Setingkat Karu / Koordinator / Kasi II
3 Setingkat Kabag / Kains / Dr. Tetap I
4 Setingkat Direksi / Spesialis VIP

3. Perawatan unutk keluarga karyawan ditentukan sebagai berikut :


 Bagi keluarga inti karyawan yang akan menggunakan fasilitas rawat
inap di RS.Rawamangun harus tetap menggunkan surat pengantar
berobat (SPB) yang ada di unit HRD agar tidak dikenakan biaya
adminsitrasi, biaya kamar, dan biaya dokter hanya saja keluarga
karyawan harus tetap membayar obat sesuai yang digunakan.
 Yang dimaksud dengan keluarga inti adalah adalah istri, anak sah
karyawan sebanyak 3 orang yang berusia dibawah 21 tahun dan belum
bekerja dan belum menikah serta harus terdaftar di unit HRD.

Persalinan
Tunjangan persalinan hanya berlaku bagi karyawan PKWTT (karyawan
tetap) dan terdiri dari:
 Persalinan untuk karyawan
 Persalinan untuk istri karyawan

Persalinan untuk karyawan dengan ketentuan sebagai berikut:


 Tunjangan kelahiran hanya diberikan kepada karyawan atau karyawati
yang telah berstatus sebagai karyawan tetap RS.Rawamangun (PKWTT).
 Yang termasuk biaya persalinan adalah biaya kelahiran secara normal atau
section caesaria karena adanya keharusan medis.
 Setiap karyawan/I tetap yang akan melakukan persalinan harus
menggunkan jasa dokter kebidanan penuh waktu RS.Rawamangun dan
biaya dokter tersebut ditentukan maksimum sesuai tariff/jasa/pertolongan
melahirkan kelas III.
 Untuk kelahiran diluar ketentuan tersebut diatas maka seluruh biaya akan
menjadi tanggung jawab karyawan tersebut.

Persalinan untuk istri karyawan dengan ketentuan sebagai berikut:


 Tunjangan kelahiran hanya diberikan kepada istri karyawan yang telah
berstatus sebagai karyawan tetap RS.Rawamangun (PKWTT).
 Yang termasuk biaya persalinan adalah biaya kelahiran secara normal atau
section caesaria karena adanya keharusan medis.
 Setiap istri karyawan tetap yang akan melakukan persalinan harus
menggunkan jasa dokter kebidanan penuh waktu RS.Rawamangun dan
biaya dokter tersebut ditentukan maksimum sesuai tariff/jasa/pertolongan
melahirkan kelas III.
 Untuk kelahiran diluar ketentuan tersebut diatas maka seluruh biaya akan
menjadi tanggung jawab karyawan tersebut.

Tidak mendapat penggantian biaya


 Penyakit yang terjadi atau bertambah parah karena kesalahan atau
kelalaian karyawan sendiri termasuk dalam hal ini tidak mau berobat ke
dokter, tidak mentaati petunjuk dokter.
 Pengobatan / perawatan / persalinan yang tidak memenuhi ketentuan yang
berlaku atau yang dilakukan diluar negeri.
 Pengobatan / perawatan penyakit kelamin, kecanduan narkotik, kecanduan
alcohol dan penyalagunaan obat serta segala akibat dari penyakit tersebut.
 Pengobatan / perawatan yang bersifat kosmetik.
 Pengobatan / perawatan / persalinan yang non konvensional (dukun,
sinshe, dll), obat-obat yang tergolong vitamin tonikum, obat-obat kuat,
kosmetik, minyak kayu putih, susu dan obat yang sejenis.
 Untuk vitamin kecuali vitamin tersebut merupakan faktor penunjang yang
esensial untuk pengobatan penyakit utamanya.
 Kemandulan, yaitu : pengobatan / perawatan ketidak suburban dengan
tujuan untuk mendapatkan keturunan.
 Kelebihan biaya perawatan kelas yang lebih tinggi dari yang menjadi hak
karywan dan dikarenakan keinginan pribadi karyawan.
 Kehamilan / persalinan dan segala akibatnya untuk anak keempat dan
seterusnya.
 Untuk bayi karyawan yang baru lahir berupa imunisasi, vitamin,
pembelian obat bebas / alat kesehatan lainnya.
 Alat bantu seperti tangan, kaki palsu, gigi palsu, alat bantu dengar, kursi
roda, alat bantu lainnya yang tidak bersifat menunjang kelangsungan
hidup, kecuali hal tersebut diperlukan sebagai akibat dari kasus kecelakaan
kerja.

Apabila terdapat hal-hal lain yang belum/tidak tercantum dalam pasal ini
mengenai “tidak mendapatkan penggantian biaya”. Maka perusahaandapat
mengambil kebijakan/keputusan atas pertimbangannya dan kehendaknya.

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)


1. Setiap karyawan akan memperoleh Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
2. Jaminan sosial tenaga kerja dilakssanakan sesuai dengan UU no 3 tahun
1992 dan peraturan pemerintah no 14 tahun 1993, terdiri dari:
a. Jaminan Kecelakaan
b. Jaminan Kematian
c. Jaminan Hari Tua
d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
3. Untuk jaminan kecelakaan, jaminan kematian, jaminan pemeliharaan
kesehatan dibayarkan oleh perusahaan setiap bulannya.
4. Untuk jaminan hari tua sebesar 3.7 % dibayarkan oleh perusahaan dan 2 %
dibayarkan oleh karyawan melalui upah bulanannya.
a. Jaminan kecelakaan kerja
Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak atas jaminan
kecelakaan kerja dari jamsostek berupa penggantian biaya yang
meliputi :
 Biaya pengankutan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan
kerja kerumah sakit dan kerummahnya, termasuk biaya
pertolongan pertama pada kecelakaan.
 Biaya pemeriksaan dan pengobatan serta perawatan selama
berada di rumah sakit termasuk rawat jalan
 Biaya rehabilitasi berupa alat bantu(orthese) dan atau alat ganti
(prothese) bagi tenaga kerja yang anggota badannya hilang
atau tidak berfungsi akibat kecelakaan kerja.
Selain penggantian biaya sebagaimana dimaksud diatas, kepada
karyawan yang tertimpa kecelakaan kerja diberikan juga santunan dari
jamsostekberupa uang yang meliputi:
 Santunan sementara tidak mampu bekerja
 Santunan cacat sebagian untuk selamanya
 Santunan cacat total untuk selama-lamanya, baik fisik maupun
mental
 Santunan kematian
b. Jaminan kematian
Jaminan kematian dari jamsostek dibayar sekaligus kepada janda
atau duda atau amak dan meliputi :
 Santunan kematian sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)
 Biaya pemakaman sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu
rupiah)
c. Jaminan hari tua
 Jaminan hari tua dibayar kepada karyawan yang telah
mencapai usia 55 tahun atau cacat total untuk selama-lamanya.
 Besaran jaminan hari tua adalah keseluruhan iuran yang telah
disetor, beserta hasil pengembangannya.
Medical Cek Up Karyawan
Kinerja dari pekerjaan merupakan resultante dari 3 komponen kesehatan,
yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang dapat merupakan
beban tambahan pada pekerja. Bila ke 3 komponen tersebut serasi, maka dapat
dicapai suatu derajat kesehatan yang optimal dan peningkatan produktivitas.
Sebaliknya bila terdapat ketidak sesuaian dapat menimbulkan masalah kesehatan
kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang dapat menurunkan
produktivitas.

 Kapasitas kerja
Kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih sangat rendah, hal ini
tercermin dalam pendidikan pencari kerja. Studi menunjukan 30-49%
angka kerja kurang kalori dan protein, 30% menderita anemia gizi dan
35% kekurangan zat besi tanpa anemia.
 Beban kerja
Pelayanan rumah sakit menuntu adanya pola kerja bergilir / tugas jaga
malam. Tenaga yang bertugas jaga malam dapat mengalami kelelahan
yang mengakibatkan terjadinya perubahan bioritmik.
 Lingkungan kerja
Lingkungan kegiatan rumah sakit dapat mempengaruhi kesehatan kerja
dalam 2 bentuk yaitu kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Pekerja di RS.Rawamangun terdiri dari :


a. Tenaga Medis
 Dokter
 Perawat
 Bidan
b. Tenaga Penunjang medis
 Apoteker
 Asisten apoteker
 Ahli gizi
 Fisiotherapi
 Piñata anasthesi
 Piñata rontgen
 Analis kesehatan
c. Tenaga Administrasi

Semua pekerja rumah sakit sebelum diterima sebagai calon karyawan akan
menjalani tes kesehatan untuk mengetahui sejauh mana kondisi kesehatan calon
karyawan tersebut. Tes kesehatan yang diberikan meliputi :
a. Pemeriksaan fisik / tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, berat badan,dll)
b. Pemeriksaan thorax
c. Pemeriksaan HbSAg
d. Pemeriksaan mental

Apabila pada hasil pemeriksaan terdapat adanya kelainan akibat suatu


penyakit maka karyawan tersebut tidak dapat lagi diterima sebagai calon
karyawan. Adapun standar untuk pemeriksaan kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Calon karyawan tidak terindikasi penyakit TBC
b. Calon karyawan tidak terindikasi penyakit Hepatitis
c. Hasil tes personality calon karyawan sesuai dengan unit kerja tempat
karyawan tersebut akan berdinas.
Untuk pemeriksaan MCU karyawan dapat dilakukan pada tenaga kerja yang
beresiko terpapar zat-zat berbahaya atau kuman penyakit akibat memberikan
pelayanan kesehatan. Apabila pada hasil pemeriksaan MCU terdapat indikasi
karyawan terkena penyakit akibat kerja maka diberikan penanganan secara tepat
dan cepat dengan berkoordinasi pada Panitian Penyelenggara Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (P2K3) di RS.Rawamangun.

C. Pendidikan dan Pengembangan Karyawan

1. Tujuan
Peningkatan dan pengembangan karyawan bertujuan untuk meningkatkan
kualitas dan produktivitas kerja karaywan secara optimal dan pengembangan karir
karyawan, maka perusahaan akan memberikan kesempatan kepada karyawan yang
berpotensi untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan :
a. Perkembangan produk perusahaan, usaha atau organisasi perusahaan
b. Lowongan atau pemindahan tugas.
2. Waktu
a. Pendidikan / pelatihan karyawan harus dilakukan diluar jam kerja, terkecuali
untuk jenis pelatihan on jobs training.
b. Pendidikan / pelatihan karyawan tidak diperhitungkan sebagai jam kerja di
perusahaan, kecuali on jobs training, atau karena sesuatu hal terpaksa
diadakan dijam kerja karyawan.
3. Kewajiban atasan terhadap bawahan
a. Atasan karyawan dan departemn pengembangan dan pengasawasan SDM
berkewajiban untuk memantau dan mengevaluasi kinerja karyawan untuk
menentukan jenis pendidikan atau pelatihan yang diperlukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan, serta kualitas dan
produktivitas karyawan.
b. Atasan karyawan berkewajiban untuk menjadi tenaga pendidik dan pelatih.
c. Modul pendidikan atau pelatihan bagi pengembangan karyawan disesuaikan
dengan kebutuhan unit kerja dimana karyawan tersebut berada, dimana jenis
modul dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan harus dibuat atau mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari departemen pengembangan SDM.
4. Kewajiban karyawan untuk mengikuti diklat
a. Setiap karyawan wajib untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan yang telah
ditetapkan dan disediakan oleh perusahaan.
b. Bagi karyawan yang telah dikukuhkan untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan dan tidak dapat hadir harus member tahukan alasan secara
tertulisyang disahkan oeh atasannya langsung. Karyawan yang lalai
melaksanakan hal tersebut dapat diberikan surat peringatan dan dikenakan
sangsi administrasi.
5. Syarat dan ketentuan
Untuk mengikuti pendidikan / pelatihan, setiap karyawan wajib memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Tujuan pendidikan & pelatihan sesuai dengan kebutuhan perusahaan
b. Prestasi kerja
c. Masa kerja minimal 2 tahun
d. Usia dengan memperhatikan kecukupan waktu pasca pendidikan dengan
mengabdikan keahliannya bagi kepentingan perusahaan.
e. Menyerahkan seluruh materi pendidikan kepada departemen
pengembnagan SDM.
f. Mengajar dan mengalihkan pengetahuan kepada karyawan yang ditunjuk
perusahaan.

Bagi karyawan yang mengikuti diklat, jika:


 Waktu kerjanya kurang dari waktu kerja standar perusahaan, maka upah
karyawan yang bersangkutan akan dibayar secara proposional atua
mendapatkan upah penuh atas persetujuan perusahaan.
 Menurut penilaian perusahaan pekerjaanya menjadi terganggu, maka
perusahaan dapat melakukan pemindahan tugas atau demosi dan
menyesuaikan upah sesuai dengan tugas dan posisi yang baru, atau kepada
karyawan yang bersangkutan dapat diberi izin meninggalkan pekerjaan
tanpa mendapatkan upah selama menjalankan masa pendidikan.
Pendidikan dan pelatihan dilakukan sebagai sarana untuk menunjang
pekerjaan dari karyawan di unit kerja. Pendidikan dan pelatihan tersebut diatur
oleh ketentuan yang berlaku dan setiap peserta yang dikirim untuk pelatihan
diajukan oleh kepala bagian masing-masing (form terlampir).

D. Kedisiplinan Karyawan
1. Tujuan dari tindakan kedisiplinan adalah agar:
a. Setiap karyawan mewujudkan kewajiban dan tanggung jawabnya,
mengerti apa yang harus dan tidak seharusnya dikerjakan satu dan lain
sesuai ketentuan perusahaan dan norma-norma yang berlaku di
masyarakat, termasuk apa yang benar dihati nurani.
b. Terciptanya budaya kerja yang selaras dengan nilai RS.Rawamangun.
2. Setiap pimpinan sampai dengan pelaksana berwenang dan berkewajiban
untuk melaksanakan tindakan kedisiplinan bagi setiap karyawan.
3. Pengenaan tindakan disiplin berdasarkan pada :
a. Jenis dan besar kecilnya pelanggaran.
b. Frekuensi pelanggaran.
c. Unsure-unsur kesengajaan.
4. Jenis tindakan kedisiplinan adalah :

a. Peringatan atau teguran lisan.


Teguran ini diberikan apabila karyawan tidak mengikuti aturan-aturan
kerja atau melanggar tata tertib perusahaan, yang dilakukan tidak berulang
kali. Teguran lisan hanya dilakukan bagi jenis pelanggaran ringan dan
diberikan sebanyak satu kali dan lebih dari itu wajib diberikan surat
peringatan.
b. Surat peringatan.
Surat peringatan adalah surat resmi yang dikeluarkan oleh unit HRD
karena adanya tindakan atau perbuatan yang melanggar tata tertib atau
peraturan yang berlaku atau terabaikannya teguran secara lisan.
Surat peringatan tersebut terdiri dari:
 Surat peringatan pertama
 Surat peringatan kedua
 Surat peringatan ketiga
Pemberian surat peringatan ini tidak harus dilakukan secara bertahap,
akan tetapi disesuaikan dengan jenis dan bobot pelanggaran sesuai dengan
peraturan yang ada pada RS.Rawamangun.
c. Skorsing
Adalah pembebasan tugas sementara.
Skorsing dapat dilakukan dan dikenakan kepada karyawan yang
melakukan pelanggaran berat atau melakukan pelanggaran setelah
mendapatkan teguran, surat peringatan, atau tindakan yang merugikan
perusahaan. Dengan jangka waktu paling lama adalah 1 bulan masa kerja.
d. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Pemutusan hubunagan kerja dapat dilakukan oleh perusahaan, sanksi atas
pelanggaran berat yang dilakukan karyawan.
Dilihat dari tindakan pelanggarannya yang dilakukan oleh karyawan maka
tindakan PHK terbagi dalam 2 kategori :
1) Pelanggaran yang termasuk dalam wilayah hokum pidana, maka akan
ditempuh prosedur PHK sesuai dengan PKB.
2) Pelanggaran yang termasuk wilayah hokum pidana, maka dapat
ditempuh prosedur PHK sesuai dengan PKB dab prosedur hokum
pidana yang berlaku secara pararel.
e. Wewenang melakukan PHK
PHK terhadap jabatan kepala seksi dan keatas yang dilakukan oleh
Ka.Bag. HRD harus melalui persetujuan direksi terlebih dahulu,
sedangkan PHK terhadap setiap karyawan perusahaan lain harus atas
persetujuan direksi perusahaan terlebih dahulu.

E. Sistem File
Seluruh file yang berhubungan dengan karyawan disimpan oleh unit HRD
dan bersifat rahasia. File karyawan tersebut tidak boleh dipinjam atau dipindah
tangankan oleh pihak lain kecuali oleh yang berwenang. Pengecekan file calon
karyawan dilaksanakan pada tahap awal proses rekrutmen dan dinyatakan
karyawan tersebut diterima maka dilakuka proses verifikasi data. Proses verifikasi
data dilaksanakan berasarkan pendidikan terakhir dan surat referensi kerja calon
karyawan yang bersangkutan, setelah proses sudah terlaksana maka calon
karyawan tersebut dilakukan kredential berdasarkan standar kompetensi calon
tersebut yang kemudian disyahkan dengan adanya surat penugasan karyawan
untuk ditempatkan pada unti kerja sesuai dengan standar kompetensi yang
dimiliki karyawan tersebut.
Dengan adanya proses rekrutmen dan pengunduran diri karyawan serta
banyaknya dokumen yang berhubungan dengan karaywan makin bertambah dan
memerlukan tempat unutk penyimpanan, sehingga untuk membuat lebih efesien
dan utilitas ruangan yang ada maka ada proses retensi/pemusnahan berkasa
karaywan setiap 5 tahun sekali yang disertai dengan berita acara.
BAB V
LOGISTIK

V.1. KEBUTUHAN ALAT TULIS KANTOR

Pemenuhan akan kebutuhan alat tulis ataupun cetakan dapat diperoleh dari
Logistik Umum, dengan menggunakan form yang tersedia dalam system SIRS
yaitu Form Permintaan Barang. Permintaan barang untuk unit HRD harus
dipisahkan sehingga pengontrolan untuk hal tersebut mudah.
Pemenuhan akan kebutuhan alat tulis ataupun cetakan dapat diperoleh dari
Logistik umum dengan menggunakan form yang tersedia pada system SIRS
yaitu Form Permintaan Barang. Permintaan barang dilakukan berdasarkan
ketentuan yang ada yaitu pada tanggal 01 dan 15 setiap bulannya.
Jika ada pemrintaan barang ataupun cetakan yang melebihi dari RP.
1.000.000,- (Satu Juta Rupiah) harus melaluli persetujuan Direktur Utama.
Selain itu untuk permintaan barang diluar keperluan sehari-hari seperti
seragam dan sepatu karywan harus langsung ke pembelian sehingga dapat
langsung di realisasikan sesuai dengan jumlah permintaan yang ada.

V.2. KONSUMSI

Pemenuhan akan kebutuhan konsumsi khususnya untuk pegawai baru dapat


diperoleh dari Instalasi Gizi dengan menggunakan form yang tersedia yaitu
form permintaan konsusmsi. Permintaan konsumsi untuk unit HRD dilakukan
berdasarkan masuknya pegawai baru setelah menjalani proses seleksi.
Pemenuhan akan kebutuhan konsumsi untuk pelatihan dapat diperoleh dari
Instalasi gizi dengan menggunakan form yang tersedia yaitu form permintaan
snack dengan disertai jadwal dan jumlah peserta untuk unit Diklat. Jikalau ada
permintaan snack harus melalui persetujuan Direktur Pelayanan Medik.
Selain itu jika ada kunjungan dari pihak luar berupa pengawasan atau
pemeriksaan yang memerlukan adanya konsumsi juga menggunakan form
yang tersedia yaitu form permintaan snack dengan disertai keterangan berupa
harga dan jumlah banyaknya konsumsi yang harus disediakan.
V.3. PROSEDUR PERMINTAAN
 PERMINTAAN KE LOGISTIK UMUM

Prosedur permintaan ke logistic umum dalah suatu permintaan alat tulis


kantor, Cetakan maupun Form – Form yang akan digunakan untuk
pelayanan pada karyawan dan dibuat oleh penanggung jawab unut sendiri
serta diserahkan ke bagian Logistik umum untuk dapat diberikan apa yang
menjadi kebutuhan unit.
Adapun prosedurnya sebagai berikut :

1. Setiap tanggal 1 dan 15 setiap bulannya penanggung jawab unit


mendapat alat tulis kantor dan cetakan yang diperlukan untuk
kelancaran kinerja.
2. Setelah di dapat apa saja yang dibutuhkan penanggung jawab unit
menggunakan system SIRS untuk pemintaan barang, dengan cara :
 Masuk ke dalam aplikasi System SIRS (KISS 120201)
 Pilih Menu Permintaan Barang
 Pilih Icon + (tambah)
 Jendela Form permintaan barang (Buat Permintaan Barang)
muncul isi terlebih dahulu tanggal, unit pemohon dan
ditujukkan kepada unit Logistik Umum.
 Pilih Detail permintaan barang
 Pilih barang apa saja yang diperlukan
 Jika sudah semua pilih Save
 Print Form Permintaan Barang
 Tanda tangani form tersebut dan langsung ajukan kepada
unit Logistik Umum
 PERMINTAAN KE INSTALASI GIZI
Prosedur permintaan ke Instalasi Gizi adalah suatu permintaan konsumsi
sebagai konsumsi untuk pelayanan pada saat adanya pelatihan atau
training atau rapat dan dibuat oleh Kepala Instalasi Gizi yang
berkoordinasi dengan unit yang mengadakan pelatihan dan sebagainya.

Adapun prosedurnya sebagai berikut :


1. Unit yang mengadakan pelatihan, training atau rapat melaporkan
kegiatan yang dilakukan kepada Kepala Instalasi unit Gizi.
2. Kepala Gizi mencatat keperluan konsumsi yang diperlukan untuk
pelatihan, training atau rapat pada formulir permintaan rangkap 2.
3. Formulir tesebut diberikan pada Kepala Gizi untuk dilakukan
pendataan sebagai bukti adanya permintaan dari unit.
BAB VI
KESELAMATAN KERJA

KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian dari kegiatan yang berkaitan
erat dengan kejadian yang disebabkan akibat kelalaian petugas yang dapat
mengakibatkan penyakit akibat kerja atau kecelakaan kerja.
Kondisi yang dapat mengurangi bahaya dan terjadinya kecelakaan dalam proses
pelayanan terhadapat karyawan ataupun penyelenggaraan pelatihan dikarenakan
pekerjaan yang terorganissit dengan baik, dikerjakan sesuai dengan prosedur,
tempat kerja yang aman dan terjamin kebersihannya serta istirahat yang cukup.
Kecelakaan kerja tidak terjadi dengan sendirinya, biasanya terjadi dengan tiba –
tiba dan tidak direncakan sehingga menyebabkan kerusakan pada peralatan
maupun dapat melukai petugas.

V.1. PENGERTIAN
Keselamatan Kerja (Safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus
diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan
kerja petugas ataupun kelalaian dan kesengajaan..

V.2. TUJUAN
Menurut undang – undang keselamatan kerja tahun 1970, syarat-syarat
keselamatan kerja meliputi seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya, dengan
tujuan :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
3. Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
6. Memberi perlindungan pada pekerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik
fisik/psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
9. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
10. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
11. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya.

V.3. PRINSIP KESELAMATAN KERJA


Prinsip keselamatan kerja di Unit HRD adalah :
1. Pengendalian Teknis, mencakup :
 Letak, bentuk dan kontruksi alat sesuai dengan kegiatan dan memenuhi
syarat yang telah ditentukan.
 Ruangan harus cukup luas, denah sesuai dengan arus kerja dan ruangan
dibuat dari bahan-bahan atau konstruksi yang memenuhi syarat.
 Perlengkapan alat kecil yang cukup disertai tempat penyimpanan yang
praktis.
 Penerangan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat.
2. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab dan
terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh pegawai.
3. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan jam kerja yang telah
ditetapkan.
4. Volume kerja yang dibebankan sesuai dengan jam kerja yang ditetapkan.
5. Perawatan pada peraltan dilakukan secara kontinyu sehingga peralatan
tetap dalam kondisi yang layak.
6. Adanya pelatihan mengenai keselamatan kerja bagi pegawai.
7. Adanya fasilitas pelindung dan peralatan pertolongan pertama yang cukup.
8. Adanya petunjuk penggunaan peralatan keselamatan kerja.
V.4. PROSEDUR KESELAMATAN KERJA
1. Ruang Pelayanan Karyawan
Keamanan kerja di ruang pelayanan karyawan ini terlaksana apabila sesuai
prosedur kerja sebagai berikut :
 Menggunakan alat kaki/sepatu agar tidak tersengat listrik/bagian
dari alat yang tajam (isi streples, paku paying)
 Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan
angkatlah dengan alat pengangkut yang tersedia untuk barang
tersebut.
 Semua peralatan listik yang tidak dipergunakan termasuk lampu
harus dimatikan bila tidak diperlukan.
 Semua kabel-kabel harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
melukai, tidak membuat tersandung, tidak membuat tersengat
petugas ataupun karyawan yang lain.
 Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan
kemampuan.
 Tidak mengangkat barang dalam jumlah besar yang dapat
membahayakan bahan dan kualitas barang.
 Menyimpan file/seragam milik karyawan pada lemari yang telah
disediakan dengan cara menutup secara perlahan – lahan, sehingga
jari tangan tidak terjepit lemari.
 Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan lantai yang licin
akibat pekerjaan rutin pemeliharan saran RS (pembersihan AC)
 Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik di tempat
yang mudah dijangkau.
2. Ruang Rapat
Keamanan kerja diruang rapat ini terlaksana apabila sesuai prosedur kerja
sebagai berikut :
 Menggunakan alat kaki/sepatu agar tidak tersengat listrik/bagian
dari alat yang tajam (isi streples, paku paying)
 Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan
angkatlah dengan alat pengangkut yang tersedia untuk barang
tersebut.
 Semua peralatan listik yang tidak dipergunakan termasuk lampu
harus dimatikan bila tidak diperlukan.
 Semua kabel-kabel harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
melukai, tidak membuat tersandung, tidak membuat tersengat
petugas ataupun karyawan yang lain.
 Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan
kemampuan.
 Tidak mengangkat barang dalam jumlah besar yang dapat
membahayakan bahan dan kualitas barang.
 Menyimpan file/seragam milik karyawan pada lemari yang telah
disediakan dengan cara menutup secara perlahan – lahan, sehingga
jari tangan tidak terjepit lemari.
 Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan lantai yang licin
akibat pekerjaan rutin pemeliharan saran RS (pembersihan AC)
 Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik di tempat
yang mudah dijangkau.

3. Ruang Penyelenggaraan Pelatihan, Rapat dan In House Training


 Menggunakan alat kaki/sepatu agar tidak tersengat listrik/bagian
dari alat yang tajam (isi streples, paku paying)
 Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan
angkatlah dengan alat pengangkut yang tersedia untuk barang
tersebut.
 Semua peralatan listik yang tidak dipergunakan termasuk lampu
harus dimatikan bila tidak diperlukan.
 Semua kabel-kabel harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
melukai, tidak membuat tersandung, tidak membuat tersengat
petugas ataupun karyawan yang lain.
 Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan
kemampuan.
 Meletakkan sarana untuk pelatihan dengan teratur dan rapi
(Laptop, LCD dilemari)
 Menyusun kursi yang tidak terpakai untuk pelatihan dengan tidak
terlalu tinggi sehingga tidak menimpa orang yang lewat
 Menyimpan buku – buku perpustakaan pada lemari yang telah
disediakan dengan cara menutup secara perlahan – lahan, sehingga
jari tangan tidak terjepit lemari.
 Membersihkan konsumsi (makanan dan minuman) yang tumpah di
meja ataupun di lantai sehingga lantai dalam kondisi bersih dan
tidak licin.
 Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik di tempat
yang mudah dijangkau.

4. Ruang Sekretariat

 Menggunakan alat kaki/sepatu agar tidak tersengat listrik/bagian


dari alat yang tajam (isi streples, paku paying)
 Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan
angkatlah dengan alat pengangkut yang tersedia untuk barang
tersebut.
 Semua peralatan listik yang tidak dipergunakan termasuk lampu
harus dimatikan bila tidak diperlukan.
 Semua kabel-kabel harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
melukai, tidak membuat tersandung, tidak membuat tersengat
petugas ataupun karyawan yang lain.
 Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan
kemampuan.
 Tidak mengangkat barang dalam jumlah besar yang dapat
membahayakan bahan dan kualitas barang..
 Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan lantai yang licin
akibat pekerjaan rutin pemeliharan saran RS (pembersihan AC)
 Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik di tempat
yang mudah dijangkau.
BAB VII
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU

A. Pengertian Pengawasan dan Pengendalian Mutu


Pengawasan merupakan kegaitan yang mengusahakan agar pekerjaan
terlaksana sesuai dengan standar, pedoman, rencana, instruksi, peraturan serta
hasil yang telah ditetapkan sebelumnya gar mencapai tujuan yang diharapkan.
Pengawasan terhadap pelayanan karywan harus selalu dikomunikasikan pada
kepala bagian perunit kerja, terutama masalah cuti/izin serta absensi sehingga
HRD dapat menjalankan pelayanan tersebut sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Pengendalian mutu merupakan suatu kegiatan yang mengusahakan agar
pekerjaan yang terlaksanan sesuai dengan standar, pedoman, rencana, instruksi,
peraturan serta hasil yang ditetapkan sebelumnya agar tidak terdapat
keterlambatan pelayanan. Pengendalian dalam memberikan upah dan bonus untuk
karyawan harus terus dilakukan sehingga karaywan dapat mendapatkan haknya
sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Adapun standar pelayanan sebagai
berikut:
1. Pembagian upah setiap bulannya paling lambat tanggal 31 setiap akhir bulan
2. Pembagian THR dilakukan paling lambat 2 minggu sebelum hari raya
3. Pembagian bonus akhir tahun dilaksanakan setiap wal tahun berikutnya.
Pengendalian terhadap pelaksanaan pendidikan dan pelatihan harus selalu
dikomunikasikan terhadap kepala unit kerja terkait sehingga unit HRD dapat
mengontrol peruses pelaksanaannya serta pelatihan berjalan sesuai standar yang
telah ditetapkan.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Sebagai dasar acuan dalam melaksanakan dan meningkatkan mutu pelayanan
di unit kerja HRD di RS.Rawamangun.
2. Tujuan Khusus
a. Tersusunnya sistem monitoring pelayanan unit HRD melalui indikator
mutu pelayanan.
b. Mengetahui cara-cara / langkah-langkah dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan unit HRD
c. Peningkatan mutu pelayanan unit HRD dapat dilakukan secara paripurna
dan berkesinambungan serta efisien dan efektif.

C. Manfaat
Adapun manfaat adanya pengawasan dan pengendalian mutu adalah sebagai
berikut:
1. Untuk meningkatakan pelayanan di unit kerja HRD
2. Untuk mencegah dan menghindari masalah-masalah yang berkaitan
dengan pelayanan unit kerja
3. HRD sebagai support pelayanan kesehatan seperti: complain karyawan.

D. Sasaran, Waktu, Petugas Pelaksana


Adapun sasaran pengawasan dan pengendalian mutu adalah:
1. Semua petugas unit HRD
2. Karyawan
3. Waktu pelaksanaan dilakukan setiap bulan
4. Pelaksanaan dilaksanakan oleh tim pengendali mutu pelayanan yang
ditunjuk oleh SK direktur.

E. Langkah-langkah
Dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan unit umum maka perlu
ditetapkan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
1. Bidang mutu unit HRD mempunyai tugas menyusun rencana program
penilaian mutu pelayanan unti kerja HRD selama periode tertentu
menyusun kriteria sebagai indikator pelayanan mutu unit kerja HRD,
melaksanakan monitoring dan evaluasi dari suatu penilaian yang
dilaksanakan.
2. Bentuk kegiatan dari bidang mutu unit HRD yaitu melaksanakan
pengelolaan mutu kinerja pelayanan di unit HRD.
3. Kegiatan dilakukan 1 bulan sekali :
Studi dokumentasi untuk evaluasi kelengkapan dokumen pelaporan.
Unit HRD :
Melalui laporan tahunan
4. Hasil pengendalian mutu pelayanan unit HRD dilaporkan pada panitian
mutu dan pelayanan.

BAB VIII
PENUTUP

Dengan adanya SDM yang telah diberikan pelayanan baik terhadap hak
dan kewajibannya juga untuk menunjang karir atau pekerjaan yang dilakukan
maka akan terkumpul sebuah sistim informasi sumber daya manusia dimana
didalamnya terdapat suatu prosedur sistimatik pengumpulan, penyimpanan,
pemeliharaan dan perolehan semua data-data tentang semua karyawan.
Selain itu untuk perencanaan SDM akan terus berorganisir dengan baik
sehingga jika terjadi permintaan ataupun penambahan karyawan perunit kerja
sudah tersedia SDM yang berkualitas sesuai dengan standar perunit kerja yang ada
di rumah sakit.
Adapun suplay SDM dapat berasal dari internal maupun eksternal. Suplai
internal berasala dari karaywan yang sudah bekerja di RS.Rawamangun saat ini,
karyawan dapat dipromosikan, dirotasikan atau dimutasikan untuk memenuhi
kebutuhan. Sedangkan untuk suplay eksternal adalah dari orang-orang yang
melamar pekerjaan untuk mengisi posisi tertentu diperusahaan.
HRd sebagai badan kepegawaian harus terus selalu memperbaharui sistem
dan selalu memfile estimasi kebutuhan tenaga yang ada untuk mendukung semua
proses pelayanan di rumah sakit. Sehingga proses pelayanan terhadap pelanggan
dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Anda mungkin juga menyukai