PENDAHULUAN
I. 1. LATAR BELAKANG
Human Resources Departement atau yang sering disebut dengan Personalia adalah
suatu bagian dari rumah sakit yang memberikan pelayanan pemenuhan sumber daya manusia
khususnya tenaga kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan mempunyai kompetensi
yang dapat dipertanggung jawabkan. Seleksi tenaga kesehatan tersebut harus dapat
memenuhi permintaan atau kebutuhan dari setiap unit kerja yang ada di rumah sakit.
Untuk dapat menunjang pencapaian dalam hal pelayanan maka proses Manajemen
Human Resources Development (HRD) diperlukan sebuah pedoman kerja sehingga
didapatkan hasil yang baik dan bermutu. Pelayanan yang bermutu di rumah sakit akan
membantu setiap karyawan untuk dapat berkarya sesuai dengan profesi, pendidikan serta
kemampuan yang dimiliki, membantu proses pelayanan pada customer di rumah sakit
sehingga customer yang datang berobat ke rumah sakit merasa puas terhadap pelayanan yang
diberikan, yang berarti pula customer tersebut nantinya akan sebagai sarana dalam
mempromosikan rumah sakit. Keuntungan lain jika pasien cepat sembuh adalah mereka dapat
segera kembali mencari nafkah untuk diri dan keluarga.
Pelayanan Manajemen tersebut adalah rangkaian kegiatan dalam melayani semua
karyawan baik untuk semua hak dan kewajiban karyawan, serta merupakan salah upaya
peningkatan sumber daya manusia untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik sesuai
dengan standar rumah sakit.
Bentuk penyelenggaraan pelayanan untuk karyawan di rumah sakit bisa secara Sistem
Outsourcing atau Sistem Swakelola. Pada Sistem Outsourcing, pengusaha tenaga kerja selaku
penyelenggara sumber daya manusia dalam merencanakan,merekruitmen dan menentukan
standar karyawan sesuai dengan spesifikasi standar karyawan yang telah ditetapkan oleh
rumah sakit dalam lembar kontrak kerja. Sistem Swakelola, dalam penyelenggaraan
pelayanan untuk karyawan dilakukan dengan cara merekruitmen sendiri sesuai dengan
standar yang diberikan oleh rumah sakit.
Pelayanan untuk karyawan di rumah sakit ini dijalankan
berpedoman kepada
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) antara Manajemen Perusahaan dengan Serikat Pekerja.
dan Undang Undang Tenaga Kerja No. 13 tahun 2003.
Pendidikan atau pelatihan adalah alat untuk mengubah, maka untuk perubahan yang
dapat dilakukan oleh perorangan, group dan organisasi dalam rangka meningkatkan
efektivitas jadi pelatihan sangat penting dalam rangka mengubah dari yang terlatih menjadi
lebh mahir dan dari yang belum terlatih menjadi terlatih.
Dalam manajemen sumber daya manusia juga dibahas tentang pelatihan dan
pengembangan sehingga dapat kita simpulkan bahwa pelatihan dan pengembangan
merupakan salah satu penunjang untuk mencapai mutu pelayanan suatu perusahaan menjadi
lebih optimal.
I. 2. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan pokok pelayanan untuk karyawan di Rumah Sakit Royal
Progres terdiri dari :
1)
2)
3)
4)
Pengembangan karir.
5)
dan orientasi tenaga kerja. Rangkaian kegiatan tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kerja yang diperlukan di rumah sakit baik untuk semua untuk semua unit kerja.
Penyelenggaraan upah, bonus dan THR meliputi pemberian upah sesuai dengan
standar rumah sakit dan pemerintah, pemberian bonus berupa jasa service serta pemberian
bonus THR sebagai bonus hari raya. Rangkaian kegiatan tersebut adalah untuk memenuhi
hak hak karyawan sesuai dengan standar rumah sakit dan pemerintah.
Kesejahteraan karyawan meliputi semua hak hak yang harus diterima oleh
karyawan yaitu untuk jatah cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, izin pulang cepat dan berobat.
Rangkaian kegiatan tersebut adalah untuk memenuhi hak hak karyawan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Pengembangan karir meliputi pemindahan karyawan dari satu unit kerja ke unit kerja
yang lain atau dari satu jabatan di unit kerja ke jabatan lain di unit kerja yang berbeda tetapi
setaraf. Serta pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan lainnya yang lebih tinggi
dari sebelumnya dikarenakan prestasi, kemampuan dan pendidikan yang dimiliki. Rangkaian
kegiatan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi yang
berlaku baik untuk kemampuan dan kualitas perunit kerja.
Pengembangan kemampuan meliputi memberikan pelatihan bagi karyawan lama
sebagai upaya refresh sehingga kemampuan yang sudah dimiliki akan makin terasah dan bagi
karyawan baru sebagai upaya pengenalan lingkup dan job desk dalam suatu pekerjaan di unit
kerja. Serta pendidikan bagi karyawan lama yang harus mempunyai sertifikasi ataupun
pendidikan lebih tinggi dari yang dimiliki untuk menunjang pekerjaan yang dilakukan.
Rangkaian kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kemampuan kerja karyawan sesuai
dengan profesi dan sertifikasi rumah sakit.
I. 3. LANDASAN HUKUM
-
Indonesia
Ketenagakerjaan
-
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
NAMA JABATAN
PENDIDIKAN
SERTIFIKASI
JUMLAH
KEBUTUHAN
1 orang
Manajer SDM
2.
Koordinator
Sakit
D3 Sekretaris
1 orang
3.
Sekretaris
Sekretaris Pelaksana
Sekretaris/perkantoran
Tata Naskah
D3 Sekretaris - SMK Memahami tentang
1 orang
4.
Sekretaris
Sekretaris/perkantoran
Tata Naskah
Pelaksana D3 Sekretaris - SMK Memahami tentang
1 orang
5.
Komite Medis
Office Girl
Sekretaris/perkantoran
SMK Perkantoran
Jawab D3
Akutansi-
Tata Naskah
Memahami tentang
1 orang
Dasar Administrasi
SMK Memahami tentang
1 orang
Manajemen SDM
SMK Memahami tentang
1 orang
6.
Penanggung
7.
Payroll
Staf Kepegawaian
Akutansi/perkantoran
D3
Akutansi-
8.
Akutansi/perkantoran
S1 Manajemen Rumah Sakit
Manajemen SDM
Memahami tentang
1 orang
9.
Staf Diklat
Manajemen SDM
Memahami tentang
1 orang
Manajemen SDM
II. 2. DITRIBUSI KETENAGAAN
II. 2. 1. PENETAPAN JAM KERJA
Hari kerja di perusahaan adalah 6 (enam) hari kerja seminggu dan jam kerja standar
perusahaan adalah 40 jam seminggu. Rumah Sakit Royal Progress merupakan rumah sakit
yang dibuka selama 24 jam sehari untuk melayani masyarakat umum dan disesuaikan dengan
ketentuan jam kerja standar perusahaan.
6
Bagi karyawan yang bekerja secara shift, maka waktu kerjanya akan diatur tersendiri
oleh perusahaan dan tetap mengacu pada jam kerja standar 40 jam/6 hari kerja seminggu.
Untuk karyawan yang waktu kerjanya melebihi jam kerja standar, maka kelebihan waktu
kerjanya akan diperhitungkan sebagai lembur.
Adapun untuk tata tertib jam kerja sebagai berikut :
-
Apabila terjadi keterlambatan 3 (tiga) kali dalam seminggu dan selama 3 (tiga)
kali dalam setahun maka akan diberikan Surat Teguran.
Ijin meninggalkan jam kerja maksimal 2 (dua) jam dengan persetujuan atasan
langsung dengan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan urgensinya,
dengan jumlah maksimal 3 (tiga) kali dalam setahun.
Pengaturan tenaga kerja di RS. Royal Progress ini berdasarkan berdasarkan shift dan non
shift.
1 Jajaran Umum dan Keuangan
-
Pengaturan tenaga kerja di Unit SDM RS. Royal Progress ini berdasarkan non shift.
Tenaga kerja di Unit SDM RS. Royal Progress saat ini berjumlah 8 orang yang terdiri dari
jam kantor biasa dengan komposisi sebagai berikut :
a. Jam kantor Biasa
a. Yang bertugas 3 orang karyawan untuk Unit SDM
Terdiri dari :
1 Manajer SDM
1 Penanggung Jawab Payroll
1 Staf Kepegawaian
b. Yang bertugas 4 orang karyawan untuk Unit Sekretariat
Terdiri dari :
1 Koordinator Sekretaris
1 Staf Sekretaris (menjabat juga sebagai Staf Pelaksana Instalasi Unit
Diklat)
1 Staf Sekretaris Komite medis
1 Staf Office Girl
c. Yang bertugas 2 orang karyawan untuk Unit Diklat
Terdiri dari :
1 Kepala Instalasi Unit Diklat
1 Staf Pelaksana Instalasi Unit Diklat
b. Shift Pagi
Yang bertugas Clinical Instruktur 1 orang karyawan unit keperawatan.
II. 3. ANALISA SDM
Kebutuhan ketenagaan di RS. Royal Progress dihitung berdasarkan Beban Kerja dan
telah mencukupi untuk melayani semua karyawan sebanyak kurang lebih 300 orang
karyawan.
Pengadaan, pembinaan dan pengembangan karyawan di Rumah Sakit Royal Progress
memerlukan waktu dan biaya yang cukup banyak, oleh karena itu maka diperlukan suatu
perencanaan sumber daya manusia (SDM) sesuai dengan kebutuhan perunit kerja di rumah
sakit.
Penerimaan calon karyawan adalah aktifitas atau usaha yang dilakukan untuk
mengundang para pelamar sebanyak mungkin sehingga Unit SDM memiliki kesempatan
yang luas untuk menentukan calon yang paling sesuai dengan tuntutan jabatan yang
diinginkan.
Penerimaan calon karyawan dapat dilakukan melalui Internal dan Eksternal
Recources. Internal Recources adalah proses rekruitment dari dalam Rumah Sakit; dimana
pelamar adalah sudah menjadi karyawan rumah sakit namun ingin mencoba di unit yang
berbeda atau karyawan yang memang dipromosikan oleh atasan langsung untuk dapat
menempati jabatan tertentu sebagai upaya untuk peningkatan karir. Sedangkan untuk
Eksternal Recources adalah proses rekruitment dari luar Rumah Sakit, dimana pelamar
adalah dari orang luar rumah sakit. Proses rekruitmen dapat dilakukan melalui iklan,
Depnaker, Outsourching, Lembaga pendidikan. Adapun proses rekruitment tersebut pada tiap
unit mempunyai kualifikasi sendiri berdasarkan unit kerjanya
II. 3. 1. KUALIFIKASI UMUM
1. Unit Pelayanan Medis
-
2. Unit Keperawatan
-
3. Instalasi Radiologi
-
4. Instalasi Laboratorium
-
5. Instalasi Farmasi
-
6. Unit Marketing
-
Berpenampilan menarik
Berpenampilan menarik
9. Unit Keuangan
-
10
11
Dilihat dari sumbernya penerimaan calon karyawan dibagi menjadi dua yaitu :
1. Dari dalam RS. Royal Progress sendiri (Internal Resources).
Menerima calon dari dalam RS. Royal sendiri memiliki keuntungan lebih yaitu calon
sudah dikenal dan proses dapat dilakukan dengan lebih cepat dibanding dengan
mengambil calon dari luar RS. Royal Progress. Calon karyawan nantinya akan masuk
ke Unit SDM akibat mutasi atau promosi. Untuk mendapatkan calon pelamar dapat
melalui :
-
Iklan
Berkepribadian baik
A. Seleksi Khusus
Setelah para pelamar lulus proses seleksi secara umum maka para pelamar diseleksi
secara khusus oleh semua unit kerja dengan berkoordinasi dengan Unit SDM yang
memerlukan penambahan atau penggantian karyawan. Hal ini menyangkut pengetahuan dan
kemampuan dalam menjalankan tugas sesuai dengan profesi, standar kompetensi dan kode
etik masing masing serta upah yang diterima oleh karyawan sesuai dengan peraturan dan
standar yang berlaku di pemerintah dan rumah sakit.
Sedangkan bentuk tes khusus yang dilakukan bagi semua calon karyawan disetiap unit kerja,
terdiri dari :
1. Test Ketrampilan Teknis (Tes Tulis dan Praktek), yaitu proses tes untuk
kemampuan dan ketrampilan sesuai dengan unit kerjanya.
Tes tertulis diberikan dalam bentuk pilihan ataupun tanya jawab dengan materi
yang meliputi : Pengetahuan, Ketrampilan, Sikap dan Wawasan yang harus dimiliki
calon karyawan. Batas keseluruhan benar adalah 70% benar.
2. Wawancara Pendahuluan, yaitu proses wawancara pada pelamar sesuai dengan
curriculum vite yang dikirmkan dan unit kerja yang membutuhkan.
Tes ini dilakukan untuk mengetahui peminatan terhadap karyawan yang akan
bekerja di salah satu unit kerja yang ada di rumah sakit sesuai dengan tenaga yang
dibutuhkan di unit kerja tersebut dan berdasarkan kemampuan dan kualitas calon
karyawan.
II. 5. PROGRAM ORIENTASI
Program Orientasi atau Masa Percobaan merupakan salah satu program di bidang
Sumber Daya Manusia dalam memberikan pengarahan dan bimbingan serta mempersiapkan
para karyawan baru agar dapat bekerja cepat, tepat dan efisien sesuai dengan peran dan
fungsinya.
13
Program Orientasi di Rumah Sakit Royal Progress terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:
1. ORIENTASI UMUM
Program orientasi umum adalah proses pengenalan secara umum tentang organisasi,
tanggung jawab, hak dan kewajiban untuk seluruh calon karyawan.
Masa Orientasi Umum diadakan selama 2 hari (jadwal terlampir).
2. ORIENTASI KHUSUS
Program orientasi khusus adalah proses pengenalan secara khusus tentang organisasi,
tanggung jawab, hak dan kewajiban, standar prosedur perunit kerja untuk seluruh
calon karyawan berdasarkan profesi.
Masa Orientasi Khusus diadakan selama 4 hari (jadwal terlampir) dan kemudian
dilanjutkan dengan On The Job Training sampai dengan selama 3 (tiga) bulan pertama
dan penempatan di ruangan untuk 3 (tiga) bulan kedua sesuai dengan pengalaman
yang dimiliki.
Setelah menjalani masa orientasi khusus selama 3 (tiga) bulan pertama,maka untuk
menentukan apakah calon karyawan tersebut dapat melanjutkan untuk masa orientasi khusus
3 (tiga) bulan kedua, Ka. Instalasi dan Manajer perunit kerja memberikan penilaian terhadap
calon karyawan. Jika memenuhi standar perunit kerja maka calon karyawan dinyatakan lulus
oleh Ka. Instalasi/Manajer perunit kerja dan kemudian diserah terimakan kepada Ka.
Ruangan untuk dapat ditempatkan diruangan pada masa orientasi 3 (tiga) bulan kedua.
Jika memenuhi standar perunit kerja di ruangan maka calon karyawan dinyatakan
lulus pada masa orientasi 3 (tiga) bulan kedua oleh Ka. Instalasi/Manajer perunit kerja.
Kemudian calon karyawan tersebut diberi Surat Kelulusan dan diserahkan pada HRD untuk
dapat diproses untuk aingakat sebagai karyawan dengan menggunakan SK Pengangkatan.
II. 6. PROGRAM PRAKTEK KERJA
Program Praktek merupakan salah satu program SDM untuk memberikan lahan
pendidikan dan pelatihan bagi siswa/mahasiswa yang harus menjalani Praktek Kerja
Lapangan sesuai dengan jurusan yang diambilnya sehingga pada saat bekerja nanti sudah siap
dan terlatih.
Namun sebagai siswa/mahasiwa praktek kerja tetap harus mentaati peraturan yang
berlaku dan menjaga kerahasiaan pasien sesuai dengan tugas dan wewenang yang diberikan
oleh pihak manajemen rumah sakit.
14
BAB III
STANDAR FASILITAS UNIT
SUMBER DAYA MANUSIA
15
DENAH LANTAI 8
16
DENAH LANTAI 3
17
20
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Karyawan
Permintaan
Pelayanan
Proses
BAB VII
IV. 2. ARUS KERJA UNIT DIKLAT
Permintaan dana untuk pelatihan dan pengembangan karyawan dari masing masing
unit kerja dilakukan berdasarkan informasi dari pihak penyelenggara yang telah disetujui oleh
Direktur Rumah Sakit serta Direktur Umum dan Keuangan langsung diterima oleh Unit
Diklat untuk diberikan pada peserta atau pada pihak penyelenggara pendidikan dan pelatihan.
Permintaan Dana
Peserta Pelatihan
Pihak Penyelenggara
Persiapan
21
Pelatihan
22
Maka jika karyawan ingin menggunakan hak cuti besar dapat mengajukan permohonan
cuti tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku (form sama dengan form cuti
tahunanan).
3. Cuti Sakit
Semua karyawan yang telah menjalani tugas/kerja selama 12 bulan berturut turut
terhitung dari mulai pertama kali kerja maka akan mendapatkan hak cuti sakit
selama 6 hari kerja. Jika cuti sakit tersebut tidak digunakan maka cuti sakit
tersebut dapat diuangkan. Surat cuti sakit hanya dapat dikeluarkan dari tempat
karyawan tersebut dirawat. Jika beRobat diluar RS. Royal Progress dan
mendapatkan surat sakit maka harus harus mendapatkan persetujuan dari minimal
Karu sampai dengan Manajer unit terkait dan diketahui oleh Dr. IGD.
4. Cuti Melahirkan
Semua karyawan wanita yang telah menjadi karyawan tetap yang bekerja selama 2
tahun berturut turut, maka akan mendapatkan hak cuti melahirkan selama 1
bulan menjelang kelahiran dan 1 bulan sesuah melahirkan. Berdasarkan
perhitungan/perkiraan dokter kandungan yang ditunjuk oleh perusahaan (form
sama dengan form cuti tahunanan).
5. Izin Meninggalkan Pekerjaan
Perusahaan memberikan ijin kepada karyawan yang meninggalkan pekerjaan untuk
keperluan keperluan tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mendapatkan upah penuh. Adapun ketentuannya sebagai berikut :
a. Pernikahan karyawan sendiri
(form terlampir)
b. Pernikahan anak karyawan
c. Khitanan/pembaptisan/upacara/
e. Suami/istri/anak/orang tua/
23
pekerjaan
gaji
yang
diberikan
berdasarkan
pada
pendidikan
karyawan
* Jaminan Sosial
Pengobatan
A. Pengobatan Rawat Jalan untuk karyawan, ditentukan sbb :
1. Karyawan diwajibkan untuk menggunakan fasilitas yang disediakan di Rumah
Sakit Royal Progress
2. Karyawan yang berobat diluar Rumah Sakit Royal Progress biaya pengobatan
tidak ditanggung oleh perusahaan.
3. Bagi karyawan yang akan menggunakan fasilitas pengobatan Rumah Sakit Royal
Progress harus terlebih dahulu meminta Surat Pengantar berobat dari Kasi SDM
perusahaan.
4. Setiap karyawan apabila selesai masa percobaan 3 (tiga) bulan akan mendapatkan
tunjangan pengobatan rawat jalan dalam setahun sebesar Upah Bersihnya sebulan
atau maksimal Rp. 1.500.000,5. Bilamana karyawan menggunakan tunjangan rawat jalan lebih besar dari
ketentuan yang telah ditetapkan, maka akan diperlakukan sebagai hutang
karyawan dan pelunasannya akan diperhitungkan dari upah karyawan yang
bersangkutan.
6. Untuk Medical Cek Up karyawan hanya dilakukan pada unit kerja yang beresiko
tinggi dan diambil dari jatah pengobatan yang tersisa.
7. Dalam hal karyawan menyalahgunakan tunjangan pengobatan antara lain :
a. Meminjamkan kartu pengobatan pada orang lain.
b. Menggunakan kartu berobat milik karyawan lain.
c. Turut membantu menyalahgunakan tunjangan pengobatan dari perusahaan.
Maka kepadanya akan dikenakan sangsi berupa pengurangan tunjangan
pengobatan sebesar 25% dari tunjangan pengobatannya dalam tahun berjalan
untuk setiap kali penyalahgunaan. Apabila sisa tunjangan pengobatan tidak
mencukupi, (kurang dari sangsi tersebut), maka kekurangan tersebut akan
diperlakukan sebagai hutang karyawan yang pelunasannya akan diperhitungkan
dari upah karyawan yang bersangkutan.
8. a. Perusahaan akan memberi fasilitas potongan harga pelayanan kesehatan Rumah
Sakit Royal Progress kepada karyawan dan keluarga karyawan.
b. Besar potongan harga tersebut ditentukan sesuai dengan tabel pemotongan
harga pelayanan kesehatan Rumah Sakit Royal Progress bagi karyawan dan
keluarga karyawan.
26
Tabel pemotongan harga pelayanan kesehatan Rumah Sakit Royal Progress bagi karyawan
dan keluarga karyawan.
PRODUK RS. ROYAL PROGRESS (RJ&RI)
A Apotik
Rekanan khusus (keluarga karyawan)
B Penunjang medis lainnya, atau Sewa ruang: RI, Operasi, ICU, ICCU
1. Rekanan khusus (keluarga karyawan)
2. Rekanan umum (orang tua dan mertua karyawan)
C. Jasa Pelayanan Dokter Medika Gria
1 Karyawan Medika Gria (tidak termasuk keluarganya)
HARGA/
Rp. 0,0 **
25%
25%
Ketentuan
DISKON
10%
Rp 15.000 **
Rp 30.000 **
10%
Penjelasan:
* Diskon pembelian obat dan barang farmasi dengan resep dokter di Medika Gria:
5 % di Rawat Jalan bila dibayar dengan kartu kredit; 10% di Rawat Jalan bila dibayar dengan kartu debet atau tunai.
10% di Rawat Inap baik dibayar dengan kartu kredit atau kartu debet atau tunai
** Harga
Jabatan Karyawan
Staf
2
3
4
28
1. Bagi keluarga karyawan yang akan menggunakan fasilitas rawat inap Rumah Sakit
Royal Progress harus membawa kartu berobat agar mendapatkan potongan harga
sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Yang dimaksud keluarga tanggungan karyawan adalah istri/suami, anak-anak sah
karyawan dibawah umur 21 tahun dan belum menikah, yang terdaftar di Bagian SDM
Persalinan
Tunjangan persalinan hanya berlaku bagi karyawan penuh waktu dan terdiri dari :
a. Persalinan untuk karyawan
b. Persalinan untuk istri karyawan
Ad.a. Persalinan untuk karyawan dengan ketentuan sbb :
1. Tunjangan kelahiran hanya diberikan kepada karyawan/karyawati yang bekerja di
Rumah Sakit Royal progress sebelum tanggl 01 Juli 2009. Bagi karyawan baru
yang masuk tanggal 01 Juli 2009 tidak mendapat tunjangan kelahiran.
2. Yang termasuk biaya persalinan adalah biaya kelahiran secara normal atau sectio
caesaria karena adanya keharusan medis.
3. Setiap karyawan tetap yang akan melakukan persalinan harus mengunakan jasa
dokter kebidanan penuh waktu Rumah Sakit Royal Progress dan biaya dokter
Kebidanan
tersebut
ditentukan
maksimum
sesuai
tarif/jasa/pertolongan
29
3. Biaya persalinan tidak termasuk biaya konsultasi dokter sebelum dan setelah
persalinan.
4. Yang termasuk biaya persalinan adalah biaya kelahiran secara normal atau sectio
caesaria karena adanya keharusan medis di Rumah Sakit Royal Progress Setiap
istri karyawan tetap yang akan melakukan persalinan harus menggunakan jasa
dokter kebidanan penuh waktu Royal Progress
5. Untuk kelahiran diluar ketentuan tersebut diatas maka seluruh biaya akan menjadi
tanggung jawab karyawan sepenuhnya.
6. Apabila tunjangan pengobatan perawatan dan persalinan dijamin oleh PT.
Jamsostek maka tunjangan pengobatan dari Rumah Sakit Royal Progress, kecuali
untuk kasus/ penyakit tertentu yang tidak masuk dalam jaminan jamsostek.
Tidak Mendapat Penggantian Biaya
1. Penyakit yang terjadi atau bertambah parah karena kesalahan/kelalaian karyawan sendiri
termasuk dalam hal ini tidak mau berobat ke dokter, tidak mentaati petunjuk dokter.
2. Pengobatan / perawatan / persalinan yang tidak memenuhi ketentuan yang berlaku atau
yang dilakukan diluar negeri.
3. Pengobatan / perawatan penyakit kelamin, kecanduan narkotik, kecanduan alkohol dan
penyalah gunaan obat serta segala akibat dari penyakit tersebut.
4. Pengobatan / perawatan yang bersifat kosmetik.
5. Pengobatan / perawatan / persalinan yang non konvensional (dukun, sinshe, dll), obatobat yang tergolong vitamin tonikum, obat-obat kuat, kosmetik, minyak kayu putih, susu
dan obat-obat yang sejenis.
6. Untuk vitamin kecuali vitamin tersebut merupakan faktor penunjang yang esensial untuk
pengobatan penyakit utamanya.
7. Kemandulan, yaitu : pengobatan / perawatan ketidak suburan dengan tujuan untuk
mendapatkan keturunan.
8. Kelebihan biaya perawatan dikelas yang lebih tinggi dari yang menjadi haknya atas
keinginan sendiri.
9. Kehamilan / persalinan dan segala akibatnya untuk anak ketiga dan seterusnya.
10. Untuk bayi karyawan yang baru lahir berupa imunisasi, vitamin, pembelian obat bebas /
alat kesehatan lainnya.
30
11.Alat bantu seperti tangan, kaki palsu, gigi palsu, alat bantu dengar, kursi roda, alat bantu
lainnya yang tidak bersifat menunjang kelangsungan hidup, kecuali hal tersebut
diperlukan sebagai akibat kasus kecelakaan kerja.
Apabila terdapat hal-hal lain yang belum/tidak tercantum dalam pasal ini mengenai Tidak
Mendapatkan Penggantian Biaya, maka perusahaan dapat mengambil kebijakan/keputusan
atas pertimbangannya dan kehendaknya
Kapasitas Kerja
Kualitas sumberdaya manusia di Indonesia masih sangat rendah, hal ini tercermin
dalam pendidikan pencari kerja. Studi menunjukkan 30-49 % angkatan kerja kurang
kalori dan protein, 30 % menderita anemia gizi dan 35 % kekurangan besi tanpa
anemia.
Beban Kerja
Pelayanan rumah sakit menuntut adanya pola kerja bergilir / tugas jaga malam.
Tenaga yang bertugas jaga malam dapat mengalami kelelahan yang meningkat akibat
- Perawat
- Bidan
b. Tenaga non medis :
- Insinyur
- Teknisi
- Apoteker
- Asisten apoteker
- Ahli gizi
- Fisiotherapi
- Penata Anasthesi
- Penata Rontgen
- Analis Kesehatan
- Tenaga Administrasi
Semua pekerja rumah sakit sebelum diterima sebagai calon karyawan akan menjalani
tes kesehatan untuk mengetahui sejauh mana kondisi kesehatan calon karyawan tersebut.
Tes kesehatan tersebut meliputi :
1. Pemeriksaan fisik /tanda tanda vital (tekanan darah, suhu, berat badan, dll)
2. Pemeriksaan thorax
3. Pemeriksaan HbSAg
4. Psikotest
Apabila pada hasil pemeriksaan terdapat adanya kelainan akibat suatu penyakit maka
karyawan tersebut tidak dapat diterima sebagi calon karyawan. Adapun standar untuk
pemeriksaan kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Calon karyawan tidak terindikasi penyakit TBC
2. Calon karyawan tidak terindikasi penyakit Hepatitis
3. Hasil psikotets personality calon karyawan sesuai dengan unit kerja
tempat karyawan tersebut akan berdinas
Untuk pemeriksaan Medical cek Up Karyawan diberlakukan pada tenaga kerja yang
beresiko terpapar zat zat berbahaya atau kuman penyakit akibat memberikan pelayanan
kesehatan. Apabila pada hasil pemeriksaan Medical Cek up terdapat indikasi karyawan
terkena Penyakit Akibat Kerja maka diberikan penangangan secara tepat dan cepat dengan
berkoordinasi pada Panitia Kesehatan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
Untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja karyawan secara optimal dan
perkembangan karir karyawan, maka perusahaan akan memberi kesempatan kepada
karyawan yang berpotensi untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan :
a. Perkembangan produk perusahaan, usaha atau organisasi perusahaan.
b. Lowongan atau pemindahan tugas.
2. Waktu
a. Pendidikan/ pelatihan karyawan harus dilakukan diluar jam kerja, kecuali untuk jenis
pelatihan on-job training.
b. Pendidikan/ pelatihan karyawan tidak diperhitungkan sebagai jam kerja di
perusahaan, kecuali on-job training, atau karena sesuatu hal terpaksa diadakan di jam
kerja karyawan.
3. Kewajiban atasan terhadap bawahannya
a. Atasan
karyawan
dan
departemen
pengembangan
dan
pengawasan
SDM
mengikuti
Waktu kerjanya kurang dari waktu kerja standar perusahaan, maka upah karyawan
yang bersangkutan akan dibayar secara proporsional, atau mendapatkan upah penuh
atas persetujuan perusahaan.
dari karyawan di unit kerja. Pendidikan dan pelatihan tersebut diatur oleh ketentuan yang
berlaku dan setiap peserta yang dikirim untuk pelatihan diajukan oleh Manajer perunit
kerja(lampiran ).
IV. 5. Kedisiplinan Karyawan
1. Tujuan dari tindakan kedisiplinan adalah agar :
a. Setiap karyawan mewujudkan kewajiban dan tanggung jawabnya, mengerti apa yang
harus dan tidak seharusnya dikerjakan satu dan lain sesuai ketentuan perusahaan dan
norma-norma yang berlaku di masyarakat, termasuk apa yang benar dihati nurani.
b. Terciptanya budaya kerja yang selaras dengan Nilai Royal Progress.
c. Mayoritas karyawan yang alam dan kepribadian baik jangan sampai terpengaruh oleh
minoritas karyawan yang alam dan kepribadiannya nakal, vokal dan jahat. (sikap
malas tapi mau dapat banyak atau serakah. Hal ini, cenderung membuat dirinya
menjadi penjahat dan membuat hidupnya yang bersifat sementara ini sirna).
Sedangkan bagi karyawan yang nakal, vokal dan jahat, diberi kesempatan untuk
instropeksi dan memperbaiki sikap dan perilakunya sampai dengan batas waktu
35
tertentu, atau diambil langkah-langkah lain yang diperlukan sesuai dengan bobot
pelanggarannya.
2. Setiap pimpinan, yaitu mulai dari jabatan Wakil Kepala Urusan sampai dengan Ketua
Badan Pengurus, berwenang, berkewajiban dan bertanggung jawab untuk melaksanakan
tindakan kedisiplinan bagi setiap karyawan dibawah pimpinannya yang telah melakukan
pelanggaran Tata Tertib yang berlaku di Perusahaan atau norma-norma yang berlaku di
masyarakat.
3. Pengenaan tindakan disiplin didasarkan pada :
a. Jenis dan besar kecilnya masing-masing pelanggaran.
b. Frekwensi pelanggaran.
c. Unsur-unsur kesengajaan.
4. Jenis tindakan kedisiplinan adalah :
a. Peringatan/ teguran lisan.
Teguran ini diberikan apabila karyawan tidak mengikuti aturan-aturan kerja dan atau
melanggar tata tertib perusahaan, yang dilakukan tidak berulang kali. Teguran lisan
hanya dilakukan bagi jenis pelanggaran ringan dan sedang sebanyak maksimal 2 (dua)
kali, dan lebih dari itu wajib diberikan Surat Peringatan.
b. Surat Peringatan.
Surat Peringatan adalah surat resmi yang dikeluarkan oleh Kasi SDM Perusahaan
karena adanya tindakan atau perbuatan yang melanggar tata tertib atau peraturan yang
berlaku, atau karena diabaikannya teguran lisan.
Surat Peringatan tersebut terdiri dari :
Pemberian surat peringatan ini tidak harus dilakukan secara bertahap, akan tetapi
disesuaikan dengan jenis dan bobot pelanggaran sesuai dengan Pasal 37 PKB ini.
Setiap surat peringatan harus melalui Kasi SDM Perusahaan.
Kasi SDM Perusahaan berwenang, berkewajiban dan bertanggung jawab untuk
membuat, menanda tangani dan menyampaikan surat peringatan kepada setiap
karyawan yang melakukan pelanggaran Tata Tertib. Setiap surat peringatan dibuat
oleh Kasi SDM Perusahaan harus berdasarkan hasil pengamatannya sendiri atau
perintah dari atasannya atau usulan tertulis dari pimpinan karyawan yang
36
disyahkan dengan adanya Surat Penugasan Karyawan utnuk ditempatkan pada unit kerja
sesuai dengan satandar kompeteni yang dimilik karyawan tersbut.
Dengan adanya proses rekruitmen dan pengunduran diri karyawan serta banyaknya
dokumen yang berhubungan dengan karyawan makin bertambah dan memerlukan tempat
penyimpanan yang lebih luas. Sehingga untuk efisiensi dan utilitas ruangan yang ada maka
ada proses retensi/pemusnahan dokumen atau berkas karyawan setiap 10 (sepuluh) tahun
sekali yang disertai dengan berita acara.
UNIT SDM
INTERN
EKSTERN
KEUANGAN
PT. JAMSOSTEK
UMUM
DEPNAKER
INSTALASI GIZI
YANMED
IGD
IRJ
IRNA
ADM UMUM
JANG. MEDIS
BAB V
LOGISTIK
38
didiskusikan dan dikoordinasikan pada Manajer Keuangan dan Kepala Instlasi Gizi.
V. 3. PROSEDUR PERMINTAAN
V. 3. 1. PERMINTAAN KE LOGISTIK UMUM
39
Prosedur permintaan ke logistik umum adalah suatu permintaan alat tulis kantor yang
akan digunakan untuk pelayanan pada karyawan dan dibuat oleh petugas yang sedang
bertugas, serta diserahkan kebagian logistik umum untuk didapatkan penggantinya.
Adapun prosedurnya sebagai berikut
- Petugas mencatat keperluan alat tulis kantor yang sudah digunakan atau yang dibutuhkan
untuk pelayanan terhadap karyawan pada formulir permintaan rangkap 2 (putih dan
kuning)
- Formulir tersebut diberikan pada petugas logistik umum untuk dilakukan pendataan.
Sebagai bukti pengambilan maka formulir yang berwarna putih diserahkan ke logistik
umum untuk pengambilan barang yang sudah digunakan atau yang sedang dibutuhkjan
dan formulir berwarna kuning disimpan sebagai arsip
V. 3. 1. PERMINTAAN KE INSTALASI GIZI
Prosedur permintaan ke Instalasi Gizi adalah suatu permintaan konsumsi sebagai
konsumsi untuk pelayanan pada saat adanya pelatihan atau training dan rapat, dan dibuat oleh
petugas yang sedang bertugas, serta diserahkan kebagian Instalasi Gizi untuk dapat diberikan
konsumsi sesuai permintaan dan standar yang telah ditetapkan.
Adapun prosedurnya sebagai berikut
- Petugas mencatat keperluan konsumsi yang diperlukan untuk pelatihan atau training dan
rapat pada formulir permintaan rangkap 2
- Formulir tersebut diberikan pada petugas Instalasi Gizi untuk dilakukan pendataan.
Sebagai bukti pengambilan maka formulir yang berwarna putih asli
diserahkan ke
Instalasi Gizi untuk pengambilan konsumsi yang diperlukan dan formulir copy disimpan
sebagai arsip
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
40
KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian dari kegiatan yang berkaitan erat
dengan kejadian yang disebabkan akaibat kelalaian petugas yang dapat mengakibatkan
penyakit akibat kerja atau kecelakaan kerja.
Kondisi yang dapat mengurangi bahaya dan terjadinya kecelakaan dalam proses
pelayanan terhadap karyawan ataupun penyelenggaraan pelatihan dikarenakan pekerjaan
yang terorganisir dengan baik, dikerjakan sesuai dengan prosedur, tempat kerja yang aman
dan terjamin kebersihannya serta istirahat yang cukup.
Kecelakaan kerja tidak terjadi dengan sendirinya, biasanya terjadi dengan tiba-tiba
dan tidak direncanakan sehingga menyebabkan kerusakan pada peralatan maupun dapat
melukai petugas.
VI. 1. PENGERTIAN
Keselamatan Kerja (Safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus diterapkan
dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja petugas ataupun
kelalaian dan kesengajaan.
VI. 2. TUJUAN
Menurut Undang-Undang Keselamatan Kerja tahun 1970, Syarat-syarat keselamatan
kerja meliputi seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya, dengan tujuan :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
3. Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian lain yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi perlindungan pada pekerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan
getaran.
41
penanggungjawab dan
42
apabila sesuai
44
Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik di tempat yang mudah
dijangkau.
4. Ruang Sekretariat
Keamanan kerja di ruang sekretariat ini terlaksana apabila sesuai prosedur kerja
sbb:
Menggunakan alat kaki/sepatu agar tidak tersengat listik/bagian dari alat yang
tajam (isi streples, paku payung).
Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan angkatlah dengan
alat pengangkut yang tersedia untuk barang tersebut.
Semua peralatan listrik yang tidak dipergunakan termasuk lampu harus
dimatikan bila tidak diperlukan.
Semua kabel kabel harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak melukai,
tidak membuat tersandung, tidak membuat tersengat petugas ataupun
karyawan yang lain.
Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan kemampuan.
Tidak mengangkat barang dalam jumlah besar yang dapat membahayakan
badan dan kualitas barang.
Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan lantai yang licin akibat
pekerjaan rutin pemeliharaan sarana RS (pemberihan AC).
Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik di tempat yang mudah
dijangkau.
BAB VII
45
VII.1. PENGERTIAN
VII.1. 1. PENGAWASAN
Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang mengusahakan agar pekerjaan terlaksana
sesuai dengan standar, pedoman, rencana, instruksi, peraturan serta hasil yang telah
ditetapkan sebelumnya agar mencapai tujuan yang diharapkan.
Pengawasan terhadap pelayanan karyawan harus selalu dikomunikasikan pada
Manajer perunit kerja, terutama masalah Cuti/Izin serta absensi sehingga Unit SDM dapat
menjalankan pelayanan tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku.
VII.1.2. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu merupakan suatu kegiatan yang mengusahakan agar pekerjaan
yang terlaksana sesuai dengan standar, pedoman, rencana, instruksi, peraturan serta hasil
yang ditetapkan sebelumnya agar tidak terdapat keterlambatan dalam pelayanan .
Pengendalian dalam memberikan gaji/upah dan bonus untuk karyawan harus terus
dilakukan sehingga karyawan dapat mendapatkan haknya sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan. Adapun standar pelayanan sebagai berikut :
1. Pembagian Gaji/upah setiap bulannya paling lambat tanggal 27.
2. Pembagian bonus intensif setiap 3 bulan sekali per tanggal 15.
3. Pembagian THR dilakukan paling lambat 2 minggu sebelum hari raya.
Pengendalian terhadap pelaksanaan pendidikan dan pelatihan harus selalu
dikomunikasikan terhadap Manajer perunit kerja sehingga Unit Diklat dapat mengontrol
proses pelaksanaan serta peserta pelatihan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
VII. 2. TUJUAN
1. Umum
Sebagai dasar acuan dalam melaksanakan dan meningkatkan mutu pelayanan unit SDM
di Rumah Sakit Royal Progress
2. Khusus
46
BAB VIII
48
PENUTUP
Dengan adanya Sumber Daya Manusia yang telah diberikan pelayanan baik terhadap
hak dan kewajibannya juga untuk menunjang karir atau pekerjaan yang dilakukan maka akan
terkumpul sebuah Sistem Infomasi Sumber Daya Manusia dimana didalamnya terdapat suatu
prosedur sistematik pengumpulan, penyimpanan, pemeliharaan dan perolehan semua data
data tentang semua karyawan.
Selain itu untuk Perencanaan Sumber Daya Manusia akan terus berorginisir dengan
baik sehingga jika terjadi permintaan ataupun penambahan karyawan perunit kerja sudah
tersedia Sumber Daya Manusia yang berkualitas sesuai dengan standar perunit kerja yang ada
di rumah sakit.
Adapun suplai Sumber Daya Manusia dapat berasal dari internal dan eksternal. Suplai
internal berasal dari karyawan yang sudah ada saat ini, karyawan yang dapat dipromosikan,
dipindahkan atau didemosikan untuk memenuhi kebutuhan. Sedangkan untuk suplai eksternal
adalah dari orang yang melamar pekerjaan.
Personalia sebagai badan kepegawaian harus terus selalu memperbaharui sistem dan
selalu memfile estimasi kebutuhan tenaga yang ada untuk mendukung semua proses
pelayanan di rumah sakit. Sehingga proses pelayanan terhadap customer dapat berjalan
dengan baik dan lancar.
49