Menimbang :
a. Bahwa untuk meningkatakan dan mengembangkan mutu pelayanan
Rumah Sakit, maka perlu diberlakukan panduan kredensial staf tenaga
medis
b. Bahwa dalam menetapkan Surat Keputusan tersebut adalah menjadi
bagian dari tugas, hak , wewenang dan tanggung jawab Direktur.
Mengingat :
1. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009. Tentang Kesehatan.
( Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 122,
Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 5063).
2. Undang – undang Nomor 44 Tahun 2009. Tentang Rumah Sakit
BAB I
DEFINISI
1.1 Pengertian
medis / keperawatan tertentu dalam lingkungan rumah sakit tersebut untuk suatu
periode tertentu.
sakit terhadap perawat yang telah bekerja dan memiliki kewenangan klinis
apakah yang bersangkutan masih layak diberi kewenangan klinis tersebut untuk
1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Panduan ini diterbitkan dengan tujuan utama untuk melindungi kesehatan pasien
Tujuan khusus
rumah sakit
klinis (clinical privilege) bagi setiap perawat yang melakukan tindakan medis
sakit
dihadapan pasien, penyandang dana, dan stake holder rumah sakit lainnya
BAB II
RUANG LINGKUP
clinical governance bagi para klinisntya. Setiap dokter dirumah sakit harus bekerja
dalam koridor kewenangan klinis (clinical privilege) yang ditetapkan oleh kepala
rumah sakit. Adapun ruang lingkup kredensial dan rekredensial staf medis, yaitu :
1. Staf Medis yaitu dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi
2. Staf Medis yang sudah bekerja di Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau yang
masa kewenangan klinisnya berakhir sesuai kebijakan divisi medis yaitu setiap 3
(tiga) tahun.
Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggung
dua komponen :
namun rumah sakit wajib melakukan verifikasi kembali kompetensi seseorang untuk
melakukan tindakan perawat dalam lingkup spesialisasi tersebut, hal ini dikenal
dengan istilah credentialing. Proses credentialing ini dilakukan dengan dua alasan
utama :
tindakan medis dan / keperwatan tertentu sangat pesat, sehingga kompetensi yang
di peroleh dapat berubah sewaktu waktu, bahkan dapat dianggap sebagai tindakan
Alasan kedua, kesehatan seseorang dapat saja menurun akibat penyakir tertentu
dilakukan. Kompetensi fisik dan mental dinilai melalui uji kelayakan keshatan baik
disebut sebagai mekanisme Re-credentialing, dan hal ini dilakukan demi keselamtan
pasien , tindakan verifikasi kompetensi ini juga dilakukan pada profesi lain untuk
keamanan pasiennya. Misalnya kompetensi profesi penerbang (pilot) yang
proses kredensial, rumah sakit menerbitkan suatu ijin bagi yang bersangkutan untuk
klinik ini akan dievaluasi oleh komite keperawatan dan pantia kredensial setiap 3
kewenangan klinis keperwatan yang lebih tinggi / baik. Setelah perawat mengisi form
pengajuan ini, komite keperawatan dan juga panitia kredensial mengolah untuk
Medior, dan juga Perawat Yunior, kategori ini nantinya akan ditetapkan oleh SK
Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggung
standar profesi dan kompetensi para dokter yang melakukan tindakan medis
sangat pesat, sehingga kompetensi yang di peroleh saat menerim brevet bisa
kadaluarsa, bahkan dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak aman bagi
pasien. Selain itu, lingkup suatu cabang ilmu kedokteran tertentu senantiasa
berkembang dari waktu kewaktu sehingga suatu tindakan yang semula tidak
diajarkan pada penerima brevet pada periode tertentu, dapat saja belakangan
dan mental dinilai melalui uji kelayakan keshatan baik fisik maupun mental.
kredensial, rumah sakit menerbitkan suatu ijin bagi yang bersangkutan untuk
tersebut, hal ini dikenal sebagai kewenangan klinis (clinical privilege). Tanpa
pasien maka kewenangan klinis (clinical privilege) seorang dokter dapat saja
kewenangan klinis (clinical privilege) tersebut telah diatur dengan tegas dalam
pasal 29 ayat (1) butir telah ditetapkan bahwa setiap rumah sakit wajib
melaksanakan tata kelola klinis yang baik (good clinical governance). Hal ini
harus dirumuskan oleh setiap rumah sakit dalam peraturan staf medis Rumah
Sakit (medical staff bylaw) antara lain diatur kewenangan klinis (clinical
privilege).
menimbulkan tanggung jawab hukum bagi rumah sakit dalam hal terjadi
dari segala tindakan medis yang dilakukan oleh setiap dokter di rumah sakit
tersebut, hal ini dikenal sebagai the duty of due care. Tanggungjawab rumah
sakit tersebut berlaku tidak hanya terhadap tindakan dokter yang bukan
berstatus pegawai (dokter tamu). Rumah sakit wajib mengetahui dan menjaga
keselamatan semua pasien yang dilayaninya sebagai bagian dari the duty of
due care.
standar kompotensinya.
c. Verifikasi meliputi:
1. Ijazah
3. Sertifikat kompetensi
keperawatan
g. Sub komite membuat laporan seluruh proses kredensial kepada ketua komite
Kewenangan
Mekanisme kerja
Kredensial dimaksud
disepakati
para perawat karena tugas utamanya menjaga profesionalisme tenaga perawat dan
melindungi pasien rumah sakit untuk hal-hal yang berkaitan dengan tindakan medis
dan keperawtan.
skill maupun attitude seorang perawat. Setiap keputusan yang diambail akan
persetujuan secara tertulis oleh direktur. Harapan yang ingin dicapai dari panitia ini
adalah membantu direktur dalam hal ini rumah sakit mendapatakan tenaga perawat
yang professional dan berkualitas prima. Tumaha sakit melalui komite kperawatan
kesehatan, dalam hal ini adalah perawat. Penetapan dari komite dan disetujui oleh
BAB III
TATA LAKSANA
kebijakan dan prosedur bagi staf medis untuk memperoleh kewenangan klinis
dengan berpedoman pada peraturan internal staf medis ( medical staff by laws).
Selain itu, direktur rumah sakit bertanggung jawab atas tersedianya berbagai
sumber dayay yang dibutuhkan agar kegiatan ini dapat terselenggara. Untuk
mempresentasikan tiap spesialisasi medis dan putih (white paper) untuk setiap
Bunda Lubuklinggau,
1. Staf Medis yang telah dinyatakan baik hasil psikotest, MCU dan Interview oleh
2. Direktur membuat surat kepada Komite Medik dan diteruskan ke Sub Komite
3. Berkas Permohonan staf medis yang telah lengkap diasmpaikan oleh direktur
melakukan pengecekan berkas verifikasi berkas staf medis yang terdiri dari :
klinis kepada direktur dengan mengisi form daftar kewenangan klinis yang telah
kredensial terhadap tenaga medis dan membentuk panek atau panitia ad-hoc
dengan melibatkan mitra bestrai dari berbagai disiplin yang sesuai dengan
8. Permohonan kewenangan klinis yang diajukan oleh staf medis tersebut dikaji
oleh sub komite kredensial dan mitra bestrai tersebut meliputi cakupan derajat
(attitude) terhadap pasien dan sesama teman kerja, Etik dan disiplin profesi
mufakat. Dalam hal yang tidak mungkin, keputusan dapat diambil dengan
10. Sub komite kredensial mengajukan rekomendasi kewenangan klinis staf medis
11. Komite medis merekomendasikan kewenangan klinis staf medis kepada direktur.
12. Direktur menerbitkan surat penugasan klinis (clinical appointment) kepada staf
13. Berkas Kredensial dan Rekredensial dokter umum dan spesialis akan
kepada kepala rumah sakit. Namun sebaliknya, kewenangan klinis akan berakhir
bila surat penugasan (clinical appointment) habis masa berlakunya atau dicabut oleh
kepala rumah sakit. Surat penugasan untuk setiap tenaga paramedis memiliki masa
berlakunya untuk periode tertentu, misalnya dua tahun. Pada akhir masa berlakunya
surat penugasan tersebut rumah sakit harus melakukan re-kredensial ini lebih
diatas karena rumah sakit telah memiliki informasi setiap perawat yang melakukan
(reappointment). Surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila tenaga paramedis
tersebut dinyatakan tidak kompeten untuk melakukan tindakan keperawatan
kewenangan itu dapat dicabut oleh rumah sakit berdasarkan pertimbangan komite
kesehatannya, baik fisik maupun mental. Selain itu, pencabutan kewenangan klinis
juga dapat dilakukan dengan terjadi kecelakaan medis yang di duga karena
kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat diberikan kembali bila tenaga
klinis tertentu seorang tenaga paramedis diakhiri, komite keperawatan akan meminta
pasien, sambil tetap membina kompetensi seluruh tenaga paramedis di rumah sakit.
dokter gigi umum, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis) yang telah memiliki
berlaku. Masa berlaku surat penugasan dari Direktur Rumah Sakit AR Bunda
Lubuklinggau yaitu selama 3 tahun, hal tersebut sesuai dengan kebijakan divisi
pelayanan medis. Selain itu, surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila tenaga
medis tersebut dinyatakan tidak kompeten utnuk melakukan tindakan medis tertentu.
Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut, rumah sakit harus
diatas karena rumah sakit telah memiliki informasi setiap dokter yang melakukan
b. Pengetahuan medis/klinis akan bidang biomedis, klinis dan ilmu sosial yang ada
perawatan pasien.
3. Berkas di evaluasi oleh Sub Komite Kredensial dan panitia mitra bestari (tim
rekredensial).
4. Tim rekredensial mengajukan rekomendasi penambahan atau pengurangan
kembali surat penugasan klinis ( clinical appointment) kepada para staf medis
tersebut.
BAB IV
PENUTUP
individu atau organisasi dengan mempunyai otoritas atau dianggap kompeten dalam
melakukan suatu tindakan pelayanan medis atau kebijakan. Dengan adanya proses
mampu memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan standar mutu dan
paripurna.
BAB V
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
Kewenangan Klinis
Agustus 2010.
http:/www.scribd.com/doc/35296534/Dody-Firmanda-2010-PERSI-Workshop-
Format-Prosedur-Kredensial
Herry yudha,dr,2011, Rancangan prosedur kredensial tenaga medis
http://www.dokterbedahherryyudha.com/2011/09/rancangan-prosedur-kredensial
tenaga.html
http://