Anda di halaman 1dari 4

Manajemen Staf Medis Rumah Sakit

Standar SKP.9 Akreditasi RS 2012 / JCI SQE.9 mensyaratkan rumah sakit memikul
tanggung jawab tertinggi untuk memastikan bahwa setiap staf medis memenuhi syarat
untuk menyediakan perawatan dan pengobatan yang aman dan efektif bagi pasien.
Berdasarkan ketentuan itu, rumah sakit perlu menyusun suatu sistim pengelolaan staf
medis agar tanggung jawab tersebut dapat dipenuhi. Berikut ini adalah hal-hal yang
harus ada dan dilaksanakan di rumah sakit dalam rangka mewujudkannya:
1. Medical Staff Bylaws (Peraturan Internal Staf Medis)
Medical staff bylaws berisi aturan yang mendasar perihal staf medis. Di dalam suatu
organisasi, ia biasa disebut sebagai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
Staf medis perlu dibuatkan aturan semacam itu agar segala sesuatu yang berkaitan
dengan pengaturan mereka di rumah sakit menjadi jelas. Begitu pentingnya medical
staff bylaws ini, hingga pihak kementerian kesehatan pun menerbitkan pedomannya,
yang

tertuang

dalam

KMK

No.

631/MENKES/SK/IV/2005. Pedoman

tersebut

hendaknya menjadi acuan seluruh rumah sakit ketika membuat medical staff bylaws.
Contoh medical staff bylaws dapat dilihat di sini.
2. Rules and Regulations
Berbeda dengan medical staff bylaws, rules and regulations ini berisi peraturan yang
lebih operasional dan detail yang menyangkut perilaku staf medis sehari-hari. Di
dalamnya diatur mulai dari jam praktek, ketentuan visit, kehadiran, pengisian rekam
medis, dan hal-hal detail lainnya. Contoh rules and regulation dapat dilihat di sini.
3. Credentialing
Credentialing adalah proses untuk mendapatkan, memeriksa, dan menilai kecakapan
(kualifikasi) praktisi perawatan kesehatan untuk memberikan pelayanan perawatan
pasien di rumah sakit. Pada dasarnya, credentialing adalah proses pemeriksaan
keabsahan dokumen-dokumen yang dimiliki oleh staf medis untuk membuktikan
bahwa yang bersangkutan memang memiliki kewenangan yang sah untuk

memberikan pelayanan tertentu kepada pasien. Dengan credentialing ini, setiap staf
medis yang akan diterima harus dipastikan memiliki dokumen yang sah dan masih
berlaku. Proses verifikasi keabsahan dokumen ini tidak cukup hanya dengan
menunjukkan

dokumen

aslinya.

Tetapi

lebih

jauh

lagi,

harus

dilakukan

menggunakan teknik primary source, yaitu melacak dokumen-dokumen tersebut


sampai ke sumber asal dimana dokumen tersebut diterbitkan. Penjelasan lebih lengkap
mengenai hal ini dapat anda baca pada posting sebelumnya dengan judul Credentialing
& Privileging.
4. Privileging
Privileging adalah proses di mana suatu cakupan dan isi tertentu dalam layanan
perawatan pasien (yaitu, hak-hak istimewa klinis) diberikan sebagai wewenang
kepada seorang praktisi perawatan kesehatan oleh suatu rumah sakit,
berdasarkan

evaluasi

kredensial

dan

kinerja

orang

tersebut.

Dalam

pelaksanaannya, privileging disebut juga sebagai pemberian kewenangan klinis tertentu


kepada staf medis. Untuk staf medis baru, pemberian kewenangan klinisnya sematamata berdasarkan bukti kredensial yang dimiliki oleh yang bersangkutan. Hal ini karena
pihak rumah sakit belum dapat menilai kinerjanya. Perlu diingat disini, tanpa bukti
kredensial yang dimiliki, privileging tidak boleh diberikan. Contoh: seorang ahli
bedah tidak boleh diberi privileging seksio caesaria, karena dia tidak memiliki kredensial
untuk hal itu. Dengan berjalannya waktu, maka privileging harus didasarkan pada hasil
evaluasi kinerja yang sebenarnya. Contoh: seorang ahli bedah. Pada penerimaan
awal, dia mendapatkan privileging untuk melakukan herniotomi.

Namun, dengan

berjalannya waktu, bisa saja kewenangannya untuk melakukan herniotomi dihapuskan


jika berdasarkan evaluasi didapatkan bahwa herniotomi yang dilakukannya sering
bermasalah. Contoh form privileging dapat dilihat di sini.
5. Appointment (Pengangkatan menjadi staf medis RS)
Setelah bukti kredensial diperiksa, privileging diberikan, maka staf medis tersebut
diangkat menjadi staf medis rumah sakit dengan surat pengangkatan/perjanjian kerja.

Didalamnya dicantumkan diantaranya mengenai ketentuan untuk mematuhi medical


staff bylaws, rules and regulations, dan privileging yang sudah diberikan.
6. Evaluasi
Tugas selanjutnya dari manajemen rumah sakit adalah melakukan evaluasi terhadap
staf medis tersebut. Standar akreditasi / JCI mensyaratkan evaluasi ini dilakukan
minimal setahun sekali. Namun tentu saja pada prakteknya kegiatan evaluasi itu
sendiri tidak dilakukan setahun sekali. Pada dasarnya pemantauan untuk bahan
evaluasi itu harus dilakukan secara berkelanjutan, hari demi hari, untuk mendapatkan
penilaian yang seobyektif mungkin perihal staf medis tersebut. Hasil evaluasi ini
dimasukkan ke dalam berkas credentialing staf medis bersangkutan. Penjelasan lebih
lengkap mengenai hal ini dapat anda baca pada posting sebelumnya dengan judul
Credentialing & Privileging.
7. Recredentialing
Recredentialing adalah proses untuk memeriksa secara berkala kecakapan staf medis.
Standar akreditasi / JCI mensyaratkan recredentialing ini dilakukan minimal 3 tahun
sekali. Recredentialing ini penting dilakukan karena kebanyakan bukti kredensial staf
medis memiliki batas waktu masa berlakunya. Selain itu, dengan berlalunya waktu,
bisa saja terjadi penambahan kompetensi staf medis; atau sebaliknya, pengurangan
kompetensi karena berbagai sebab. Penjelasan lebih lengkap mengenai hal ini dapat
anda baca pada posting sebelumnya dengan judul Credentialing & Privileging.
8. Reappointment
Reappointment adalah proses kesepakatan ulang dan pengangkatan kembali staf
medis. Pada tahap ini, dilakukan kesepakatan ulang antara staf medis dengan rumah
sakit dan surat pengangkatan diperbaharui untuk periode selanjutnya.
dengan itu, privilegingnya pun diperbaharui.

Berkaitan

Jika pada pengangkatan awal,

privilegingnya hanya berdasarkan bukti credentialing awal, maka pada reappointment


ini, privilegingnya berdasarkan pada recredentialing dan hasil evaluasi kinerja. Oleh

karena itu, biasanya reappointment ini dilakukan setelah proses recredentialing dan
evaluasi kinerja.
Jika hal-hal diatas dilakukan dengan baik, maka diharapkan tanggung jawab rumah
sakit untuk memastikan tiap staf medis memenuhi syarat dalam menyediakan
perawatan dan pengobatan yang aman dan efektif bagi pasien dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai