Anda di halaman 1dari 8

Tugas

Analisis data pelayanan

kesehatan

Disusun Oleh

Kelompok 5 Golongan B

1. Dimas Aulis Savitri (G41140337)


2. Ricky Yakobtinus (G41140388)
3. Etik Dwi Utami (G41140434)
4. Resty Nadia Bella Erica (G41140446)
5. Rekfo Rekfiatil Hasanah (G41140877)

PROGRAM STUDY REKAM MEDIK

JURUSAN KESEHATAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2015
 3 Tingkatan Level Manajemen

Tingkatan Manajemen - Manajer merupakan seseorang yang bekerja sama dengan orang
lain dengan cara mengorganisasikan aktivitas bersama sama untuk merealisasikan keinginan
organisasi. Umumnya manajemen mempunyai tanggung jawab dan tugas yang sama, yaitu
melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian. Tetapi jika dilihat
dari sisi level atau tingkatan manajemen bisa dibagi kedalam tiga kelompok sesuai fungsi dan
tugasnya, yaitu:

Tingkatan Manajemen

Tingkatan Manajemen

1. Manajemen Puncak | Top Level of Management

Manajemen Puncak atau Top Level Management umumnya terdiri atas


direksi, CEO (Cheif Executive Officer), GM atau General Manager atau yang sering
pula disebut Presiden Direksi (presdir). Direksi merupakan perwakilan dar pemilik
perusahaan atau Pemegang Saham, mereka dipilih oleh pemegang saham perusahaan,
dan CEO dipilih oleh Dewan Direksi perusahaan.

Ciri ciri dan Peran yang paling utama dari manajemen puncak adalah sebagai
berikut:

 Menentukan rencana, tujuan, serta kebijakan perusahaan atau organisasi


 Bertanggungjawab atas keseluruhan manajemen dibawahnya yang ada pada
organisasi
 Memobilisasi sumber daya yang dimiliki perusahaan yang tersedia
 Manajemen puncak umumnya bekerja dari pemikiran, perencanaan lalu
memutuskan, maka dari itu manajemen puncak juga sering disebut Otak organisasi
atau Administrator
 Mempersiapkan rencana jangka panjang perusahaan
 Manajemen puncak mempunyai wewenang serta tanggung jawab yang maksimal.
Manajemen puncak merupakan otoritas tertinggi pada sebuah organisasi,
bertanggungjawab secara langsung kepada pemilik perusahaan (Pemegang Saham),
Pemerintah maupun ke Masyarakat umum.
 Manajemen puncak memerlukan keterampilan konseptual yang lebih dibandingkan
keterampilan secara teknis

2. Manajemen Tingkat Menengah | Middle Level of Management

Manajemen tingkat menengah berada pada tengah tengah dari hierarki pada
sebuah perusahaan atau organisasi. Manajemen Tingkat Menengah bertanggungjawab
atas pelaksanaan rencana yang sudah ditentukan oleh manajemen puncak.

Manajemen tingkat menengah bisa meliputi beberapa tingkatan, membawahi


dan mengarahkan aktivitas aktivitas manajer dibawahnya. Manajemen pada tingkat ini
memiliki tanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dilakukan oleh tingkatan
manajemen yang lebih rendah dan bahkan terkadang terhadap beberapa karyawan
operasionalnya.

Manajemen pada tingkat menengah ini umumnya terdiri atas Kepala


Departemen atau HOD, Manajer Cabang, Junior Executive. Kepala Departemen
semisal Manajer Keuangan, Purchasing Manager dan yang lain lain. Manajer Cabang
contohnya kepala cabang perusahaan atau unit lokal. Junior Eksekutif contohnya
adalah Asisten Manajer Pembelian, Asisten Manajer Keuangan dan yang lainnya.
Manajemen Tingkat Menengah ini dipilih oleh Manajemen Puncak

Tugas dan peran manajemen tingkat menengah beberapa diantaranya seperti


berikut ini:
 Menjalankan perintah, kebijakan, rencana yang telah disusun oleh manajemen
puncak
 Memberi saran atau rekomendasi kepada manajemen puncak
 Mengkoordinasikan seluruh aktivitas dari semua departemen yang ada
 Berkomunikasi dengan manajemen puncak dan manajemen tingkat yang lebih
rendah posisinya
 Mempersiapkan rencana jangka pendek, umumnya disusun hanya untuk 1 hingga
5 tahun
 Mempunyai keterbatasan tanggung jawab dan wewenang karena manajemen
tingkat menengah ini merupakan perantara manajemen puncak dengan
manajemen yang lebih rendah.
 Bertanggung jawab secara langsung kepada Dewan Direksi dan CEO perusahaan
 Membutuhkan keterampilan yang lebih manajerial serta teknis dan kurang
membutuhkan keterampilan yang sifatnya konseptual

3. Manajemen Lini Pertama (First Line Management)

Manajemen Lini Pertama atau Low Level Management adalah tingkatan


manajemen yang paling rendah dalam sebuah organisasi yang memimpin serta
melakukan pengawasan terhadap tenaga tenaga operasional pada sebuah perusahaan
atau organisasi serta tidak membawahi manajer yang lain.

Manajemen Lini Pertama ini umumnya terdiri atas mandor dan pengawas yang
dipilih oleh manajemen level menengah. Mereka biasanya juga disebut dengan tingkat
Supervisor atau pengawas. bahkan mereka pula dikenal sebagai manajemen
operasional yang terlibat secara langsung dalam proses produksi dan bertanggung
jawab untuk menyelesaikan rencana rencana yang sudah ditentukan oleh manajemen
yang lebih tinggi.

Manajemen tingkat yang paling bawah ini melaksanakan beberapa aktivitas


seperti berikut ini:

 Mengarahkan karyawan atau pekerja


 Mengembangkan moral kepada para karyawan
 Menjaga hubungan yang baik antara manajemen tingkat menengah dan para
pekerja
 Menginformasikan keputusan yang diambil oleh manajemen kepada para
karyawan atau pekerja, selain itu manajemen tingkat pertama ini memberi
informasi mengenai kinerja, hambatan atau kesulitan, perasaan, tuntutan ataupun
hal lainnya dari para karyawan atau pekerja
 Manajemen tingkat ini lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengendalikan
dan mengarahkan pekerja
 Menyusun rencana harian, mingguan serta bulanan. tidak menyusun rencana
jangka panjang
 Mempunyai kewenangan yang terbatasi namun tanggung jawab yang penting
untuk mendapatkan pekerjaan yang dijalankan dari pekerja. Manajemen lini
pertama ini dengan teratur harus memberi laporan dan bertanggung jawab secara
langsung kepada manajemen level menengah
 Manajemen lini pertama ini juga membutuhkan keterampilan yang bersifat lebih
teknikal dan kemampuan dalam berkomunikasi.
 Contoh Program di Rumah Sakit (Program Mutu Dan Keselamatan Pasien)

A. Pendahuluan
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang
berkesinambungan dan berorientasi pada hasil yang memuaskan. Dalam
perkembangan masyarakat yang semakin kritis, mutu pelayanan rumah sakit tidak
hanya disorot dari aspek klinis medisnya saja namun juga dari aspek keselamatan
pasien dan aspek pemberian pelayananannya, karena muara dari pelayanan rumah
sakit adalah pelayanan jasa.
Peningkatan mutu adalah program yang disusun secara objektif dan sistematik
untuk memantau dan menilai untuk meningkatkan asuhan pasien dan memecahkan
masalah-masalah yang terungkap (Jacobalis S, 1989).

B. Latar Belakang
Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat
pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit
menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta mencakup
berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit harus memiliki sumber
daya manusia yang profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi
kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, rumah sakit harus mempunyai
suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu dan keselamatan pasien di semua
tingkatan.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sudah diawali dengan
penilaian akreditasi rumah sakit yang mengukur dan memecahkan masalah pada
tingkat input dan proses.
Pada kegiatan ini, rumah sakit harus melakukan berbagai standar dan prosedur
yang telah ditetapkan. Rumah sakit dipicu untuk dapat menilai diri (self assesment)
dan memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Sebagai kelanjutan untuk mengukur hasil kerjanya perlu ada alat ukur yang lain, yaitu
instrumen mutu pelayanan rumah sakit yang menilai dan memecahkan masalah pada
hasil (output). Tanpa mengukur hasil kinerja rumah sakit tidak dapat diketahui apakah
input dan proses yang baik telah menghasilkan output yang baik pula. Indikator
rumah sakit disusun bertujuan mengukur kinerja rumah sakit serta nyata sesuai
standar yang ditetapkan.
“PROGRAM MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN”

Low Manajer Middle Manajer Top Majaner


Kepala Masing-masing Kepala Unit Rekam Medis Direktur Rumah Sakit
Bagian (Rawat Jalan, Rawat
Inap, UGD)
Pencatatan dan laporan Melakukan analisa dan 1. Membentuk Tim
tingkat keselamatan pasien evaluasi terhadap laporan Peningkatan Mutu
selama 1 periode tentang tingkat keselamatan melalui tim PPI
pasien selama 1 periode (Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi)
dan Komite Keselamatan
Pasien Rumah Sakit
(KKP-RS) yang telah
dibentuk dari komite
medic dan komite
keperawatan.
2. Mengadakan Rapat rutin
setiap 1 bulan sekali dan
rapat insidentil apabila
dibutuhkan antara Tim
Mutu dan Keselamatan
RS dengan pimpinan
Rumah Sakit XXX DI
KOTA BESAR
3. Melaksanakan Audit
terhadap kejadian yang
terjadi maupun belum
terjadi terhadap
pelaksanaan program
Upaya peningkatan mutu
dan Keselamatan pasien.
4. Melaksanakan Analisa
Evaluasi dan
rekomendasi tindak
lanjut dari program yang
telah ditetapkan kepada
Kepala Rumah Sakit
XXX DI KOTA BESAR
secara berkala.

Anda mungkin juga menyukai