MANAJEMEN STRATEGIK
Disusun oleh:
FAKULTAS EKONOMI
2017
Strategy Analysis and Choice
Tujuan pembelajaran:
Menghasilkan dan mengevaluasi strategi-strategi alternatif akan berfokus pada memilih strategi-
strategi untuk diimplementasikan. Strategi, tujuan, dan misi dari perusahaan, serta informasi-
informasi dari audit internal dan eksternal akan menjadi dasar dalam menghasilkan dan
mengevaluasi strategi-strategi yang layak bagi organisasi atau perusahaan.
Tahap ini memerlukan keterlibatan dari semua partisipan (manajer dan karyawan) sehingga
partisipan dapat memahami apa yang sedang dan akan dilakukan oleh perusahaan dan mengapa
perusahaan mengambil langkah-langkah tersebut agar lebih berkomitmen kepada perusahaan.
Semua partisipan harus mempunyai informasi mengenai hasil audit baik dari internal maupun
eksternal sehingga akan meningkatkan kreativitas perusahaan untuk memperoleh particular
strategy dan proposed strategy yang didata berdasarkan kemungkinan strategi tersebut
diimplementasikan atau tidak.
Gambar 1. Model Manajemen Strategik Komprehensif
Tahap selanjutnya adalah memformulasikan strategi-strategi kedalam suatu kerangka kerja yang
komperensif. Kerangka kerja dalam memformulasikan strategi ini dapat digunakan oleh semua
ukuran dan jenis perusahaan atau organisasi yaitu identifikasi, evaluasi, dan memilih strategi
yang tepat. Pada tahap ini, teknik yang digunakan dalam memformulasikan strategi adalah
mengintegrasikan 3 stage sebelumnya seperti dalam model manajemen strategi (strategic
management model).
Stage 1 dari kerangka formulasi ini berisi tentang EFE matrix, IFE matrix, dan CPM. Stage ini
dinamakan Input Stage, karena menginput semua informasi yang dibutuhkan untuk
memformulasikan strategi.
Stage 2 terdapat SWOT matrix, SPACE matrix, BCG matrix, IE matrix, dan Grand Strategy
matrix. Stage 2 sering disebut sebagai Matching Stage, karena stage ini berfokus pada
menghasilkan strategi alternatif yang layak melalui memperhatikan kunci eksternal dan faktor
internal.
Stage 3 sering disebut sebagai Decision Stage. Pada stage ini, terdapat satu teknik yaitu QSPM.
QSPM menggunakan informasi-informasi yang sudah diinput pada stage 1, dan mengevaluasi
strategis-strategi alternatif yang layak pada stage 2.
1. Tahap Input
Stage ini mengembangkan EFE matrix, IFE matrix, dan CPM seperti yang sudah dipelajari
dalam Chapter 3 dan 4. Informasi yang berasal dari matriks-matrik tersebut akan digunakan pada
Matching Stage. Alat-alat masukan ini juga memerlukan pembuat strategi untuk mengukur
subjektivitas selama tahap-tahap awal proses formulasi strategi.Tahap ini juga memperhatikan
key internal factors (Strength dan Weaknesses) dan key external factors (Opportunities dan
Threats).
2. Tahap Pencocokan
Dalam Stage 2 terdapat SWOT matrix, SPACE matrix, BCG matrix, IE matrix, dan Grand
Strategy matrix.Stage 2 sering disebut sebagai Matching Stage, karena stage ini berfokus pada
menghasilkan strategi alternatif yang layak melalui memperhatikan kunci eksternal dan faktor
internal.
Alat-alat ini mengandalkan informasi-informasi yang diperoleh dari tahap input untuk
mencocokan atau menyesuaikan peluang eksternal dan ancaman dengan kekuatan internal dan
kelemahannya. Hal ini menjadi kunci menghasilkan strategi alternatif layak secara efektif.
Tabel 1. Pencocokan Key Internal Factor dan Key External Factor untuk memformulasikan
Strategi-strategi Alternatif.
Strength Weaknesses
1 Inventory turnover up 5.8 to 1. Software revenues in-
6.7 strore down 12%
2. Location of store hurt by
2 Average customer new Hwy 34
purchase up $97 to 3. Carpet and paint in store
$128 in disrepair
4. Bathroom in store needs
3 Employee morale is excellent refurbishing
5. Total store revenues down
4 In-store promotions = 20% 8%
increase in sales 6. Store has no Website
7. Supplier on-time-delivery
5 Newspaper up to 2.4 days
8. Customer checkout
advertising
process too slow
expenditures down
9. Revenues per employee
10%
up 19%
6 Revenues from
repair/service
in-store up
16%
8 Stores debt-to-total
assets ratio down
34%
Stage lainnya pada Matching Stage adalah The Strategic Position and Action Evaluation
(SPACE) matrix.SPACE matrix memiliki 4 kuadran yakni, Aggressive, Conservative, Defensive,
dan Competitive.Sumbu-sumbu yang ada pada matrix ini menggambarkan dimensi internal dan
eksternal perusahaan. Dimensi internal yaitu Financial Position (FP) dan Competitive Position
(CP).Dimensi eksternal yaitu Stability Position (SP) dan Industry Position (IP).
Tipe strategi yang direkomendasikan untuk perusahaan dari vector direksional adalah sebagai
berikut;
+
4
+
3
Conservative Aggressive
CP IP
-7 -6 -5 -4 -3 -2 +1 +2 +3 +4 +5
-1
Defensive Competitive
-2
- Retrenchment - Backward, forward, horizontal
- Divesture -3 integration
- Liquidation - Market penetration
-4 - Market development
-5 - Product development
-6
-7
SP
Didalam suatu organisasi ada yang membentuk struktur divisi-divisi yang mengembangkan
banyak bisnis yang disebut business portfolio. Divisi otonom (pusat laba) dari organisasi
membuat apa yang disebut business portfolio. BCG adalah suatu perusahaan konsultasi besar
yang terkena dampak krisis ekonomi tanpa memecat karyawan. Majalah Fortune memberikan
ranking 2 kepada BCG sebagai 100 Perusahaan Terbaik untuk Bekerja.
BCG matrix dan IE matrix didesain dan dibuat untuk usaha perusahaan multidimensional.
Namun BCG matrix terkadang tidak dapat digunakan karena masih ada perusahaan yang tidak
melakukan disclosure informasi. Perusahaan tidak mengungkapkan informasi-informasi kepada
kalangan umum karena beberapa alasan tersendiri.
BCG matrix menggambarkan perbedaan antardivisi dalam posisi pangsa pasar relatif dan
pertumbuhan industri. BCG matrix juga akan menunjukkan bagaimana seharusnya
multidivisional organization (organisasi multidivisi) memanage business portfolionya dengan
melihat posisi pangsa pasar relative dan tingkat pertumbuhan industri dari setiap divisi relatif
terhadap divisi lainnya.
Posisi pangsa pasar relative (relative market share position) adalah perbandingan antara
market share (pendapatan) dari sebuah divisi didalam industri terhadap market share
(pendapatan) yang diperoleh competitor besar. Sama seperti SWOT matrix, BCG matrix juga
memiliki kuadran yang memiliki strategi yang berbeda disetiap kuadrannya, yaitu:
Internal-External (IE) Matrix memberikan tampilan sembilan sel yang akan diisi oleh divisi-
divisi. Matriks ini didasarkan oleh dua dimensi kunci, yaitu IFE total weighted score pada sumbu
X dan EFE total weighted score pada sumbu Y. IE matriks hamper sama dengan BCG matrix
hanya IE matrix lebih banyak membutuhkan informasi dari setiap divisi dibandingkan dengan
BCG matrix.
Pertama, tumbuh dan dibangun untuk setiap divisi yang berada pada sel I, II, dan IV. Strategi
yang dapat diimplementasikan adalah penetrasi pasar, integrasi ke depan, ke belakang dan
horizontal.
Kedua, ditahan dan dijaga untuk divisi yang berada pada sel III, V, atau VII.Strategi yang
umum digunakan pada divisi-divisi ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Ketiga, panen atau divestasi untuk divisi yang berada pada sel VI, VIII, atau XI.
The Grand Strategy Matrix didasarkan pada dua hal yaitu evaluasi atas competitive position
(posisi bersaing/ persaingan) dan annual growth (pertumbuhan pasar/ industri). Perusahaan yang
memiliki pertumbuhan pasar diatas 5% digolongkan sebagai pertumbuhan yang cepat (rapid
growth).
Perusahaan pada kuadran I, adalah perusahaan dengan kondisi yang sangat baik (excellent
strategic position).Perusahaan pada kuadran ini memiliki persaingan yang baik dan pertumbuhan
pasar yang baik pula. Strategi yang umumnya terjadi pada kuadran ini adalah konsentrasi
berkelanjutan pada pasar (penetrasi dan pengembangan pasar) dan produk (pengembangan
produk).
Kuadran II berisikan perusahaan yang memiliki kondisi industri yang tumbuh (growing)
tetapi tidak memiliki persaingan dengan baik. Perusahaan perlu mengevaluasi improvementuntuk
meningkatkan persaingan yang ada dalam industri.Strategi yang dapat diimplementasikan seperti
diversifikasi atau integratif. Likuidasi dan divestasi juga dapat dilakukan untuk memberikan dana
untuk mengakuisisi bisnis lain atau membeli saham.
Perusahaan dengan pertumbuhan yang lambat dan persaingan yang lemah akan berada pada
posisi kuadran III. Perusahan dapat melakukan penghematan, diversifikasi yang berkaitan dan
tidak berkaitan, divestasi, dan likuidasi.Bisnis di Kuadran IV memiliki persaingan yang kuat,
tetapi berada pada industri dengan pertumbuhan yang lambat.Perusahaan dapat melakukan
diversifikasi yang terkait dan tidak terkait, dan joint venture.
3. Tahap Keputusan
Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) adalah sebuah matriks untuk menentukan
daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak. QSPM terbentuk dari stage-stage
sebelumnya QSPM menggunakan input dari analisis Stage 1 dan mencocokan hasil dari Stage 2
untuk memutuskan secara objektif diantara berbagai strategi alternatif. QSPM informasi-
informasi dari stage-stage sebelumnya, seperti IFE matrix, EFE matrix, dan CPM pada Stage 1
dan juga SWOT matrix, SPACE matrix, IE matrix, dan Grand Strategy matrix pada Stage 2.
1. Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal, kelemahan serta kekuatan internal di kolom
kiri QSPM
2. Masukkan bobot untuk setiap faktor kunci internal dan eksternal
3. Menguji matriks-matriks Stage 2 (Matching Stage), dan mengidentifikasi strategi alternatif
yang sebaiknya organisasi mempertimbangkan implementasinya
4. Menentukan skor daya tarik (attractiveness score / AS)
5. Menghitung skor daya tarik total (total attractiveness score / TAS)
6. Menghitung jumlah skor daya tarik total (sum total attractiveness score / STAS)
Keistimewaan QSPM:
Keterbatasan QSPM:
Budaya adalah cara unik organisasi dalam melakukan bisnis. Budaya mencakup perangkat nilai,
keyakinan, perilaku, adat, norma, kepribadian, dan etos kerja dalam perusahaan. Hal itu
merupakan dimensi manusia yang menciptakan solidaritas dan makna, serta menginspirasi
komitmen dan produktivitas dalam suatu organisasi ketika perubahan strategi dibuat.
Menguntungkan untuk melihat manajemen strategik dari perspektif budaya karena kesuksesan
seringkali bergantung pada derajat dukungan bahwa strategi menerima kultur perusahaan.
Direktur adalah seseorang yang diberi kepercayaan untuk member pengarahan bagi
keseluruhan tata kelola perusahaan. Tugas dan tanggung jawab direksi adalah sebagai berikut:
TAHAP PENCOCOKAN
C. Tahap Input
1. FAKTOR-FAKTOR INTERNAL
STRENGTH / KEKUATAN
Brand produk sudah populer & menguasai sekitar 60% market di Indonesia
Harga produk terjangkau segala lapisan masyarakat
Pemegang lisensi utama dari Mundipharma AG Swiss sampai 2019 (review lisensi
setiap 15 tahun)
Memiliki 30 varian produk yang dibutuhkan masyarakat dalam dan luar negeri
Mempunyai tim manufacturing yang solid
WEAKNESS / KELEMAHAN
THREAT/ ANCAMAN
Mulai banyaknya pesaing / produsen yang memproduksi cairan antiseptik jenis lain
Peraturan regulasi (Badan POM) yang semakin ketat
D. Tahap Pencocokan
SWOT MATRIKS
KUADRAN II KUADRAN I
1. Pengembangan pasar 1. Pengembangan pasar
2. Penetrasi pasar 2. Penetrasi pasar
3. Pengembangan produk 3. Pengembangan produk
4. Integrasi horizontal 4. Integrasi ke depan
5. Divestasi 5. Integrasi ke belakang
6. Likuidasi 6. Integrasi horizontal
7. Diversifikasi konsentrik
POSISI POSISI
KOMPETITIF KOMPETITIF
YANGLEMAH YANGKUAT
KUADRAN III KUADRAN IV
1. Retrenchment 1. Diversifikasi konsentrik
2. Diversifikasi konsentrik 2. Diversifikasi horizontal
3. Diversifikasi horizontal 3. Diversifikasi konglomerat
4. Diversifikasi konglomerat 4. Joint Venture
5. Divestasi
6. Likuidasi
PERTUMBUHAN PASAR
YANGRENDAH
GRAND
STRATEGI MATRIKS
Bila dilihat dari Faktor Internal dan Eksternal yang dimiliki oleh PT MBF saat ini, maka
posisi PT MBF berada pada Kuadran I.Sehingga strategi yang seharusnya dilakukan adalah
Pengembangan dan Penetrasi pasar
E. Tahap Keputusan
Dari Analisa strategi (Internal dan Eksternal) yang dilakukan menggunakan 2 Matriks
(SWOT dan Grand Strategy) dapat diputuskan strategi-strategi yang bisa diambil sebagai
berikut:
c. Menjaga pangsa pasar domestik dengan melakukan efisiensi proses untuk menekan
biaya produksi dan melakukan promosi yang efisien
F. Kesimpulan
Dari Analisa strategi yang dilakukan menggunakan 2 Matriks (SWOT dan Grand Strategy)
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. PT MBF berada pada posisi kuadran I dimana mempunyai pertumbuhan pasar yang
tinggi dan posisi kompetitif yang kuat, sehingga strategi yang sesuai adalah dilakukan
pengembangan dan penetrasi pasar dari pasar domestik merambah ke pasar ekspor
2. Tahap selanjutnya adalah dilakukan perumusan strategi formulasi untuk menemukan cara
agar tujuan perusahaan yang sudah ditentukan dapat direalisasikan
Daftar Pustaka
http://www.academia.edu/24700685/KASUS_MANAJEMEN_STRATEGI