I. PENDAHULUAN
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 bahwa yang dimaksud
pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat,
pengelolaan obat, pelayanan atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan
obat, bahan obat.
Pelaksana pekerjaan kefarmasian tersebut adalah apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian atau asisten apoteker (SMF maupun D3 Farmasi) yang mempunyai Surat Tanda
RegistrasiTenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK) dan SIK. Kedua syarat tersebut dapat
menunjukkan bahwa seseorang sudah mempunyai keahlian dan kewenangan dalam
melaksanakan pekerjaan kefarmasian.
Standar pelayanan farmasi nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 mempersyaratkan bahwa
pada suatu instalasi farmasi di rumah sakit harus terdapat jumlah tenaga kefarmasian yang
cukup, kualifikasi memenuhi, berpengalaman dan telah mengikuti pelatihan. Melihat kondisi
nyata sekarang ini bahwa di Instalasi Farmasi RSUD Tarakan telah terjadi kekurangan jumlah
tenaga yang signifikan, hal ini ditandai dengan tenaga yang keluar dari Instalasi Farmasi
dikarenakan diterima sebagai pegawai negeri sipil di lingkungan Kota Tarakan, dan
berpindahnya tenaga dikarenakan mengikuti tugas suami baik tenaga teknis farmasi (D3)
maupun Apoteker. Meskipun telah dilakukan penambahan tenaga, ternyata dari hasil
pengamatan kami menunjukkan masih terjadi kekurangan tenaga dihbubungkan dengan
jumlah beban kerja sekarang ini.
Hal-hal yang mempengaruhi peningkatan jumlah tenaga di instalasi farmasi
diantaranya adalah :
a. Peningkatan jumlah pasien baik pasien rawat jalan maupun rawat inap.
b. Rencana penambahan depo di Kamar Operasi dan Instalasi gawat darurat.
c. Pelaksanaan Informasi obat yang harus dijalankan.
d. Diharuskannya shif siang dan shif malam ada apoteker.
Dengan jumlah tenaga yang terbatas sekarang ini kami kawatir tidak akan bisa
memberikan pelayanan yang maksimal baik kepada pasien maupun unit –unit di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut di atas kami ajukan analisa ketenagaan di Instalasi Farmasi
RSUD Tarakan tahun 2011 – 2012, sebagai bahan pertimbangan untuk pengadaan tenaga di
instalasi farmasi.
Pemeliharaan fasilitas
2. 120 12 bulan 1440
kewaspadaan bencana
Kebutuhan Tenaga Kerja = Jumlah waktu yang dibutuhkan / waktu yang tersedia
= 12.731
1.869
= 6,8
= 7 orang/Hari
Jadi Bagian Instalasi Farmasi Apotek Rawat Jalan dengan beban kerja tersebut membutuhkan
7 orang/hari
Keterangan :
Jumlah hari per tahun = 365 hari
Jumlah hari minggu = 52 hari
Jumlah cuti tahunan = 12 hari
Jumlah hari untuk pendidikan dan pelatihan = 6 hari
Jumlah hari libur nasional = 6 hari
Jumlah ketidakhadiran kerja = 6 hari
Jumlah waktu kerja per hari = 7 jam
Jumlah hari kerja = 365 hari – 52 hari
= 313 hari
Waktu kerja yang tersedia = [hari kerja-(cuti tahunan + diklat + libur nasional +
ketidakhadiran kerja)] x waktu kerja per hari
Berdasarkan hasil analisa kebutuhan tenaga tahun 2010, maka instalasi farmasi
rawat inap memerlukan tenaga farmasi yaitu asisten apoteker sebanyak 3 orang dan instalasi
rawat jalan memerlukan tenaga administrasi sebanyak 1 orang.
Alfian Idris,S.si.,Apt
NIP. 19600912 200601 1 011