Anda di halaman 1dari 391

MFK SASAR

AN
MFK 1.

STANDAR

Rumah sakit mematuhi


peraturan perundang
undangan yang berlaku dan
ketentuan tentang pemeriksaan
fasilitas

ELEMEN PENILAIAN

1. pimpinan rumah sakit dan mereka yang


bertanggung jawab atas pengelolaan fasilitas
mengetahui peraturan perundang
undangan dan ketentuan lainnya yang
berlaku terhadap fasilitas rumah sakit
2. Pimpinan menerapkan ketentuan yang
berlaku atau ketentuan alternatif yang
disetujui
3. Pimpinan memastikan rumah sakit
memenuhi kondisi seperti hasil laporan
terhadap fasilitas atau catatan pemeriksaan
yang dilakukan oleh otoritas setempat

MFK 2.

Rumah sakit menyusun dan


1. Ada rencana tertulis yang mencakup a)
menjaga rencana tertulis yang
sampai f) Maksud dan Tujuan
menggambarkan proses untuk
mengelola risiko terhadap pasien
, keluarga , pengunjung dan staf

2. Rencana tersebut terkini atau di update


3. Rencana tersebut dilaksanakan
sepenuhnya
4. Rumah sakit memiliki proses evaluasi
periodik dan update rencana tahunan
MFK . 3. Seorang atau lebih individu yang 1. Program pengawasan dan pengarahan
kompeten mengawasi
dapat ditugaskan kepada satu orang atau
perencanaan dan pelaksanaan lebih
program untuk mengelola risiko
di lingkungan pelayanan

2. Kompetensi petugas tersebut berdasarkan


atas pengalaman atau pelatihan

3. Petugas tersebut merencanakan dan


melaksanakan program meliputi elemen a)
sampai g ) Maksud dan Tujuan

MFK .3 . Program monitoring yang


1.Ada program untuk memonitor semua
1.
penyediaan data insiden , cidera aspek dari program manajemen risiko
dan kejadian lainnya yang
fasilitas / lingkungan
mendungkung perencanaan dan
pengurangan risiko lebih lanjut
2. Data monitoring digunakan untuk
mengembangkan / meningkatkan program
KESELA
MATAN
DAN
KEAMAN
MFK
AN. 4. Rumah sakit merencanakan dan
melaksanakan program untuk
memberikan keselamatan dan
keamanan lingkungan fisik

1. Rumah sakit mempunyai program untuk


memberikan keselamatan dan keamanan
bagi fasilitas fisik, termasuk memonitor dan
mengamankan area yang diidentifikasi
sebagai risiko keamanan
2. Program tersebut memastikan bahwa
semua staf , pengunjung dan pedagang /
vendor dapat diidentifikasi , dan semua area
yang berisiko keamanannya dimonitor dan
dijaga keamananya

3. Program tersebut efektif untuk mencegah


cidera dan mempertahankan kondisi aman
bagi pasien , keluarga , staf dan pengunjung
4. Program meliputi keselamatan dan
keamanan selama masa pembangunan dan
renovasi

5. Pimpinan memanfaatkan sumberdaya


sesuai rencana yang disetujui
6. Bila terdapat badan independen dalam
fasilitas pelayanan pasien akan disurvei ,
rumah sakit memastikan bahwa badan
tersebut mematuhi program keselamatan

MFK .
4.1.

Rumah sakit melakukan


pemeriksaan seluruh gedung
pelayanan pasien dan
mempunyai rencana untuk
mengurangi risiko yang nyata
serta menyediakan fasilitas fisik
yang aman bagi pasien ,
keluarga , staf dan pengunjung

1. Rumah sakit mempunyai hasil


pemeriksaan fasilitas fisikterkini dan akurat
yang terdokumentasi

2. Rumah sakit mempunyai rencana


mengurangi risiko yang nyata berdasarkan
pemeriksaan tersebut
3. Rumah sakit memperlihatkan kemajuan
dalam melaksanakan rencananya
MFK .
4.2.

Rumah sakit merencanakan dan 1. Rumah sakit menyusun rencana dan


menganggarkan untuk
anggaran yang memenuhi peraturan
meningkatkan atau mengganti
perundangan dan ketentuan lain
sistem , bangunan atau
komponen berdasarkan hasil
inspeksi terhadap fasilitas dan
tetap mematuhi peraturan
perundangan
2. Rumah sakit menyusun rencana dan
anggaran untuk meningkatkan atau
mengganti sistem , bangunan , atau
komponen yang diperlukan agar fasilitas
tetap dapat beroperasi secara aman dan
efektif

BAHAN
BERBAH
AYA
MFK . 5. Rumah sakit mempunyai
rencana tentang inventaris ,
penanganan , penyimpanan dan
penggunaan bahan berbahaya
serta pengendalian dan
pembuangan bahan limbah
berbahaya

1. rumah sakit mengidentifikasi bahan dan


limbah berbahaya dan mempunyai daftar
terbaru / mutakhir dari bahan berbahaya
tersebut di rumah sakit

2.Rencana untuk penanganan ,


penyimpanan dan penggunaan yang aman
disusun dan diimplementasikan / diterapkan

3. Rencana untuk pelaporan dan investigasi


dari tumpahan , paparan ( exposure ) dan
insiden lainnya disusun dan diterapkan

4. Rencana untuk penanganan limbah yang


benar didalam rumah sakit dan pembuangan
limbah berbahaya secara aman dan sesuai
ketentuan hukum disusun dan diterapkan

5. Rencana untuk alat dan prosedur


perlindungan yang benar dlam penggunaan ,
ada tumpahan dan paparan disusun dan
diterapkan
6. Rencana untuk mendokumentasikan
persyaratan , meliputi setiap izin , lisensi ,
atau ketentuan persyaratan lainnya disusun
dan diterapkan
7. Rencana untuk pemasangan label pada
bahan dan limbah berbahaya disusun dan
diterapkan
8. Bila terdapat unit independen dalam
fasilitas pelayanan pasien yang akan disurvei
, rumah sakit memastikan bahwa unit
tersebut mematuhi rencana penanganan
bahan berbahaya
KESIAPA
N
MENGHA
DAPI
BENCAN
A
MFK . 6. Rumah sakit menyusun dan
memelihara rencana manajemen
kedaruratan dan program
menanggapi bila terjadi
kedaruratan komunitas
demikian , wabah dan bencana
alam atau bencana lainnya

1. Rumah akit telah mengidentifikasi bencana


internal dan eksternal yang besar , seperti
keadaan darurat di masyarakat , wabah dan
bencana alam lainnya , serta kejadian wabah
besar yang bisa menyebabkan terjadinya
risiko yang signifikan

2. Rumah sakit merencanakan untuk


menanggapi kemungkinan terjadinya
bencana , meliputi item a) sampai g) Maksud
dan Tujuan
MFK . 6. Rumah sakit melakukan uji
1.Seluruh rencana diuji coba secara tahunan
1.
coba / simulasi penanganan /
atau sekurang kurangnya elemen kritis dari
menanggapikedaruratan , wabah c) sampai g) dari rencana
dan bencana
2. Pada akhir setiap uji coba , dilakukan
tanya jawab ( debriefing ) mengenai uji coba
yang dilakukan

3. Bila terdapat badan independen alam


fasilitas pelayanan pasien yang akan disurvei
, rumah sakit meastikan bahwa unit tersebut
mematuhi rencana kesiapan menghadapi
bencana
PENGAM
ANAN
KEBAKA
RAN
MFK . 7. Rumah sakit merencanakan dan
melaksanakan program untuk
memastikan bahwa seluruh
penghuni di rumah sakit aman
dari kebakaran , asap atau
kedaruratan lainnya

1.Rumah sakit merencanakan program


untuk memastikan seluruh penghuni di
rumah sakit aman dari kebakaran , asap atau
kedaruratan lainnya yang bukan kebakaran

2. Program dilaksanakan secara terus


menerus dan komprehensif untuk
memastikan bahwa seluruh ruang rawat
pasien dan tempat kerja staf termasuk dalam
program

3. Bila terdapat badan independen difasilitas


pelayanan pasien yang akan disurvei , rumah
sakit memastikan bahwa badan tersebut
mematuhi rencana pengamanan kebakaran
MFK.7.1. Perencanaan meliputi
1. Program termasuk pengurangan risiko
pencegahan , deteksi dini ,
kebakaran
penghentian / pemadaman
( suppression ) , meredakan dan
jalur evakuasi aman ( safe exit )
dari fasilitas sebagai respon
terhadap kedaruratan akibat
kebakaran atau bukan
kebakaran
2. Program termasuk assesmen risiko
kebakaran saat ada pembangunan atau
berdekatan dengan fasilitas
3. Program termasuk deteksi dini kebakaran
dan asap
4. Program termasuk meredakan kebakaran
dan pengendalian ( containment ) asap
5.Program termasuk evakuasi / jalan keluar
yang aman dari fasilitas bila terjadi
kedaruratan akibat kebakaran dan
kedaruratan bukan kebakaran

MFK .
7.2.

Rumah sakit secara teratur


melakukan uji coba rencana
pengamanan kebakaran dan
asap , meliputi setiap peralatan
yang terkait untuk deteksi dini
dan penghentian ( suppression )
dan mendokumentaikan hasilnya

1.Sistem deteksi kebakaran dan pemadaman


diinspeksi dan diuji coba , serta dipelihara ,
yang frekuensinya ditetapkan oleh rumah
sakit

2.Staf dilatih untuk berpartisipasi dalam


perencanaan pengamanan kebakaran dan
asal
3. Semua staf berpartisipasi sekurang
kurangnya setahun sekali dalam rencana
pengamanan kebakaran dan asap
4.Staf dapat memeragakan cara membawa
pasien ketempat aman
5. Pemeriksaan , uji coba dan pemeliharaan
peralatan dan sistem didokumentasikan
MFK. 7. Rumah sakit menyusun dan
3.
mengimplementasikan kebijakan
pelarangan merokok

1. Rumah sakit membuat kebijakan dan /


atau
prosedurdan
untuk
melarang
merokok
2. Kebijakan
/ atau
prosedur
tersebut
berlaku bagi pasien , keluarga , pengunjung
dan staf
3. Kebijakan dan / atau prosedur tersebut
telah diimplementasikan

PERALAT
AN
MEDIS
MFK. 8.

Rumah sakit merencanakan dan 1.peralatan medis diseluruh rumah sakit


mengimplementasikan program dikelola sesuai rencana
untuk pemeriksaan , uji coba dan
pemeliharaan peralatan medis
dan mendokumentasikan
hasilnya
2. Ada daftar inventaris untuk seluruh
peralatan medis
3. Peralatan medis diinspeksi secara teratur
4. Peralatan medis diuji coba sejak baru dan
sesuai umur , penggunaan dan rekomendasi
pabrik
5. ada program pemeliharaan preventif

6. Tenaga yang kompeten memberikan


pelayanan ini

MFK. 8.1. Rumah sakit mengumpulkan


data hasil monitoring terhadap
program manajemen peralatan
medis . Data tersebut digunakan
dalam menyusun rencana
kebutuhan jangka panjang
rumah sakit untuk
merencanakan peningkatan dan
penggantian peralatan .
MFK.8.2. Rumah sakit mempunyai sistem
penarikan kembali produk /
peralatan

1.Data hasil monitoring dikumpulkan dan


didokumentasikan untuk program
manajemen peralatan medis
2. Data hasil monitoring digunakan untuk
keperluan perencanaan dan perbaikan

1. Ada sistem penarikan kembali produk /


peralatan dirumah sakit
2. Kebijakan atau prosedur yang mengatur
penggunaan setiap produk dan peralatan
yang dalam proses penarikan kembali
3. Kebijakn dan prosedur tersebut
diimplementasikan

SISTEM
UTILISAS
I
( SISTEM
PENDUK
UNG. 9.
) Air minum dan listrik tersedia 24 1. Air minum tersedia 24 jam sehari , tujuh
MFK
jam sehari , tujuh hari seminggu , hari seminggu
melaui sumber reguler atau
alternatif , untuk memenuhi
kebutuhan utama asuhan pasien

2. Listrik tersedia 24 jam sehari , tujuh hari


seminggu
MFK. 9. Rumah sakit memiliki proses
1.
emergensi untuk melindungi
penghuni rumah sakit dari
kejadian terganggunya ,
terkontaminasi atau kegagalan
sistem pengadaan air minum
dan listrik

1. Rumah sakit mengidentifikasi area dan


pelayanan yang beresiko paling tinggi bila
terjadi kegagalan listrik atau air minum
terkontaminasi atau terganggu

2. Rumah sakit berusaha untuk mengurangi


risiko bila hal itu terjadi
3. Rumah sakit merencanakan sumberlistrik
dan air minum alternatif dalam keadaan
emergensi

MFK . 9. Rumah sakit melakukan uji coba


2.
sistem emergensi dari air minum
dan listrik secara teratur sesuai
dengan sistem dan hasilnya
didokumentasikan

1. Rumah sakit melakukan uji coba sumber


air minum alternatif sekurangnya setahun
sekali atau lebih sering bila diharuskan oleh
peraturan perundangan yang berlaku atau
oleh kondisi sumber air
2. Rumah sakit mendokumentasikan hasil uji
coba tersebut
3. Rumah sakit melakukan uji coba sumber
lintrik alternatif sekurangnya setahun sekali
atau lebih sering bila diharuskan oleh
peraturan perundangan yang berlaku atau
oleh kondisi sumber listrik
4. Rumah sakit mendokumentasikan hasil uji
coba tersebut

MFK .
10 .

Sistem listrik , limbah , ventilasi , 1. Rumah sakit mengidentifikasi sistem


gas medis dan sistem kunci
pendukung , gas medis , ventilasi dan sistem
lainnya secara teratur diperiksa , kunci lainnya
dipelihara , dan bila perlu
ditingkatkan

2. Sistem kunci diperiksa secara teratur


3. Sistem kunci diuji coba secara teratur
4. Sistem kunci dipelihara secara teratur
5. Sistem kunci ditingkatkan bila perlu
MFK .10. Petugas atau otoritas yang
1.
ditetapkan memonitor mutu air
secara teratur

1. Kualitas air dimonitor secara teratur

2. Air yang digunakan untuk hemodialisis /


chronic renal dialysis diperiksa secara teratur
MFK. 10. Rumah sakit mengumpulkan
2.
data hasil monitoring program
manajemen sistem utiliti /
pendukung . Data tersebut
digunakan merencanakan
kebutuhan jangka panjang
rumah sakit untuk peningkatan
atau penggantian sistem itiliti /
pendukung .

1. Data hasil monitoring dikumpulkan dan


didokumentasikan untuk program
manajemen pendukung / utiliti medis .

2. Data haisl monitoring digunakan untuk


tujuan perencanaan dan peningkatan
PENDIDI
KAN
STAF
MFK . 11. Rumah sakit menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan bagi
seluruh staf tentang peran
mereka dalam menyediakan
fasilitas asuhan pasien yang
aman dan efektif

1. Untuk setiap komponen dari program


manajemen fasilitas dan keselamatan rumah
sakit , ada pendidikan yang direncanakan
untuk memastikan staf dari semua shiftdapat
menjalankan tanggung jawab mereka secara
efektif
2. Pendidikan meliputi pengunjung ,
pedagang / vendor , pekerja kontrak dan
lainnya yang diidentifikasi rumah sakit serta
stafnya yang bekerja dalam beberapa shift

MFK.11.1. Staf rumah sakit diberi pelatihan 1. Staf dapat menjelaskan dan / atau
dan pengetahuan tentang peran memperagakan peran mereka dalam
mereka dalam rencana rumah
menghadapi kebakaran
sakit untuk pengamanan
kebakaran , keamanan bahan
berbahaya dan kedaruratan .
2. Staf dapat menjelaskan dan / atau
memperagakan tindakan untuk
menghilangkan , mengurangi / meminimalisir
atau melaporkan tentang keselamatan ,
keamanan dan resiko lain .
3. Staf dapat menjelaskan dan / atau
memperagakan tindakan , kewaspadaan ,
prosedur dan partisipasi dalam penyimpanan
, penanganan dan pembuangan limbah gas
medis , bahan dan limbah berbahaya dan
yang berkaitan dwengan kedaruratan .

4. Staf dapat menjelaskan dan / atau


memperagakan prosedur dan peran mereka
dalam penanganan kedaruratan dan
bencanainternal atau ekternal ( community )
MFK . 11. Staf rumah sakit terlatih untuk
1.Staf dilatih untuk menggoperasikan
2.
mengoperasikan dan
peralatan medis dan sistem utilisasi sesuai
memelihara peralatan medis dan ketentuan pekerjaan nya
sistem utilisasi
2. Staf dilatih untuk memelihara peralatan
medis dan sistem utilisasi sesuai ketentuan
pekerjaannya

MFK . 11. Secara berkala rumah sakit


1.Pengetahuan staf di tes berdasarkan
3.
melakukan tespengetahuan staf perannya dalam memelihara fasilitas yang
melalui peragaan , simulasi dan aman dan efektif .
metode lain yang cocok . Tes ini
didokumentasikan .

2. Pelatihan dan testing staf


didokumentasikan dengan , mencatat siapa
yang dilatih dan dites , serta hasilnya .

DOKUMEN

RECENT DOCUMENTS STRATEGIC IMPROVEME

MATERI
YES

NO

Regulasi tentang fasilitas RS

Peraturan perundang-undangan
fasilitas RS

Dokumen:

Penerapan ketentuan tersebut


di RS

Kesesuaian hasil laporan/ hasil


pemeriksaan fasilitas RS oleh
petugas yang berwenang

Adanya pedoman/ panduan


untuk penanggulangan
1. Program kerja keselamatan bencana, K3 dan pemeliharaan
dan keamanan (K3) RS
fasilitas RS

Laporan RS
tentang fasilitas
Hasil laporan pemeriksaan
fasilitas

Dokumen:

2. Jadwal pelaksanaan
program kerja
3. Evaluasi disertai tindak
lanjut

Dokumen:
1. Program pengawasan
manajemen risiko fasilitas RS

Proses pemutakhiran pedoman/


panduan tersebut

Implementasi terhadap
pedoman/panduan yg dibuat

Proses evaluasi secara teratur


terhadap pedoman/panduan
tersebut

Pelaksanaan pengawasan dan


pengarahan manajemen risisko
fasilitas/ lingkungan RS

Persyaratan petugas yang


boleh melakuakn pengawasan
dan pengarahan

Rencana kerja dari petugas


pengawas

2. Sertifikasi kompetensi ( P
Agus , P Apolos , Astrit )
3. Laporan kerja

Dokumen:
1. Program mpnitoring
manajemen risiko
2. Data
hasil pemantauan program
manajemen risiko
fasilitas/lingkungan

Acuan:
Kepmen PU
10/2000
Permen PU 24/2008

Regulasi RS:
1. Kebijakan/
pedoman/panduan/SPO
keselamatan dan keamanan
fasilitas fisik
2. Program keselamatan dan
kemanan fasilitas fisik

Dokumen:
1. Laporan kejadian cedera
2. Pelaksanaan pengamanan
pada masa pembangunan dan
renovas
3. MOU dengan penyewa
lahan RS

Tersedianya program monitoring


terhadap manajemen risiko
fasilitas/lingkungan

Data pemantauannya

Program keselamatan dan


keamanan fasilitas fisik
termasuk memonitor dan
mengamankan area yang
diidentifikasi sebagai risiko
keamanan

Pelaksanaan pemberian
identitas kepada staf,
pengunjung, vendor dan area
berisiko

Kejadian cedera pada pasien,


keluarga, staf dan pengunjung

Program keselamatan dan


keamanan selama masa
pembangunan dan renovasi

Pemanfaatan fasilitas
pengamanan oleh pimpinan RS

Semua pihak yang berada di


area RS mematuhi ketentuan
program keselamatan

Dokumen:
1. Hasil pemeriksaan fasilitas

Pendokumentasian hasil
pemeriksaan fasilitas fisik terkini
dan akurat

Tindak lanjut atas temuan


dalam pemeriksaan fisik untuk
mengurangi risiko

Evaluasi terhadap upaya


mengurangi risiko

Rencana kerja dan anggaran


fasilitas RS sesuai peraturan
yang berlaku

Implementasi dari RKA tersebut

2. Tindak lanjut atas hasil


pemeriksaan
3. Hasil evaluasi

Regulasi tentang fasilitas RS

Regulasi RS : Kebijakan
pengelolaan B3, Kebijakan
penggunaan APD

Proses identifikasi bahan dan


limbah berbahaya dan daftar
terbaru dari bahan dan limbah
berbahaya tersebut

Dokumen:

Implementasi dari hasil


identifikasi tersebut

Implementasi sistem pelaporan


dan investigasi dari tumpahan,
paparan (exposure)dan insiden
lainnya

1. Daftar dan lokasi bahan


limbah berbahaya terbaru di
RS
2. Hasil investigasi dari
tumpahan, paparan dan
insiden lainnya
3. MOU dengan penyewa
lahan RS
Laporan dan tindak lanjut
insidenn

Implementasi dari regulasi RS


tentang bahan dan limbah
berbahaya

Implementasi dari penggunaan


APD jika terdapat tumpahan
dan paparan dari bahan dan
limbah berbahaya

Dokumen persyaratan staf yang


diperbolehkan mengelola bahan
dan limbah berbahaya

Implementasi pemasangan
label pada bahan dan limbah
berbahaya

Semua pihak yang ada di RS


mematuhi rencana penanganan
bahan berbahaya

Regulasi tentang
penanggulangan kebakara,
kewaspadaan bencana dan
evakuasi

Proses identifikasi bencana


interbal dan eksternal di RS

Dokumen:

Implementasi penanggulangan
bencana hasil proses
identifikasi tersebut

implementasi ujicoba
penanggulangn kedaruratan
komunitas sekurang-kurangnya
c) sampai g)

hasil tanya jawab / pottest dari


uji coba tersebut

Program penanggulangan
kebakaran, kewaspadaan
bencana dan evakuasi
Dokumen: program
penanggulangan kebakaran,
kewaspadaan bencana dan
evakuasi

Semua pihak yang ada di RS


mematuhi rencana kesiapan
menghadapi bencana

regulasi tentang
penanggulangan kebakaran

program k3 pengamanan
kebakaran, asap atau
kedaruratan lain yang bukan
kebakaran

dokumen :

implementasi program k3
tersebut oleh semua pihak yang
ada di RS

semua pihak yang ada di RS


mematuhi rencana
pengamanan kebakaran

program pengurangan resiko


kebakaran

program asesmen resiko


kebakaran

program k3
laporan kegiatan
sertifikasi
dokumen
: penyewa lahan
mou dengan
program
RS
pengamanan kebakaran dan
evakuasi

program deteksi dini kebakaran


dan asap
program meredakan kebakaran
dan pengendalian
(containment ) asap

program evakuasi / jalan keluar


bila terjadi kedaruratan akibat
kebakaran dan kedaruratan
bukan kebakaran

regulasi tentang pemeliharaan


sistem deteksi kebakaran dan
pemadaman
Dokumen :

implementasi ujicoba dan


pemeliharaan sistem deteksi
kebakaran dan pemadaman

1. daftar sistem deteksi


kebakaran dan alat
pemadaman
2. bukti ujicoba dan
pemeliharaan sistem deteksi
serta alat pemadam

program pelatihan staf dalam


pengamanan kebakaran

3. sertifikasi pelatihan
pemadaman dan evakuasi

program pelatihan staf tersebut


dilakukan sekurangnya setahun
sekali

implementasi evakuasi pasien

pendokumentasian ujicoba dan


pemeliharaan sistem deteksi
dan pemadaman

Acuan:
intruksi Menkes RI
No.84/Menkes/inst/ll/2002
tentang kawasan tanpa rokok
di tempat kerja dan sarana
kesehatan

peraturan larangan merokok


sasaran peraturan tersebut

implementasi peraturan tersebut

Regulasi tentang larang


merokok

rencana kerja dan anggaran


program pengadaan dan
alat medis
pemeliharaan peralatan medis
dokumen :
daftar inventaris peralatan
medis
bukti
pemeliharaan dan kalibrasi
alat medis bukti ujicoba alat

daftar inventaris peralatan


medis

surat tugas/ sertifikasi petugas implementasi pemeliharaan dan


kalibrasi alat
pemeliharaan alat
implementasi ujicoba alat
sesuai penggunaannya dan
rekomendasi pabrik

program pemeliharaan preventif

persyaratan tenaga
pemeliharaan peralatan medis

regulasi tentang pemeliharaan data hasil pemantauan


alat
pemeliharaan peralatan medis
Dokumen:
tindak lanjut dari hasil
pemantauan tersebut
bukti pemeliharaan dan
kalibrasi alat
hasil pemeliharaan dan
kalibrasi

SPO sistem penarikan


sistem penarikan produk/ alat
kembali produk/ peralatan RS

Dokumen:

kebijakan atau prosedur


penarikan kembali

implementasi dari kebijakan


atau prosedur tersebut

SPO pemeliharaann sumber


air bersih

implementasi ketersediaan air


minum 24 jam

SPO pemeliharaan sumber


listrik

implementasi ketersediaan
listrik 24 jam

regulasi tentang pengadaan


sumber listrik dan air minum
serta sumb
Dokumen:

proses identifikasi area beresiko


tinggi bila terjadi gangguan
listrik atau air minum

pencegahan terjadinya
gangguan listrik atau air minum

sumber alternatif listrik atau air


minum

bukti penarikan produk/alat

daftar area beresiko tinggi bila


terjadi gangguan listrik atau air
minum
daftar
sumber alternatif listrik atau air
minum
, Kebijakan
pelayanaan , pengelolaan dan
pengawasan air minum dan
air bersih

dokumen:
daftar sumber alternatif air
minum dan listrik
bukti
uji coba sumber alternatif air
minum dan listrik
data hasil ujicoba

regulasi RS tentang
pemeliharaan sistem
pendukung ,gas medis,
ventilasi dan sistem kunci

implementasi ujicoba sumber


alternatif air minum

pendokumentasian hasil uji


coba

implementasi ujicoba sumber


alternatif listrik

pendokumentasian hasil uji


coba

proses identifikasi sistem


pendukung, gas medis ,ventilasi
dan sistem kunci di RS

Dokumen :
dattar sistem pendukung , gas
medis, ventilasi dan sistem
kunci yang ada di RS
hasil pemeriksaan
bukti pemeliharaan
bukti ujicoba , SPO program
proses pemeriksaan sistem
pemeliharaan sistem kunci RS
kunci
proses uji coba sistem kunci

Regulasi RS:
Pengadaan air
bersih
pemantauan air bersih
Jobdes P Harno

proses pemeliharaan sistem


kunci
tindak lanjut dari hasil
pemeriksaan
Pemantauan kualitas air

pemantauan air di ruang


hemodialisasi
dokumen:

pendokumentasian hasil
pemantauan sistem pendukung/
data hasil pemantauan sistem utiliti
pendukung/ utiliti

data hasil pemantauan sistem


pendukung/ utiliti

rencana kerja dan anggaran


Dokumen:

tindak lanjut hasil pemantauan

program pelatihan staf RS


tentang manajemen fasilitas
dan keselamatan

semua pihak yang ada di RS


mengikuti pelatihan tersebut

program manajemen fasilitas


dan keselamatan
daftar
hadir
pre/ post test
sertifikasi

regulasi RS tentang
implementasi dalam
pengamanan kebakaran,
penanggulangan kebakaran
keamanan, bahan berbahaya
dan kedaruratan

implementasi dalam
menghilangkan, mengurangi/
meminimalisir atau melaporkan
tentang keselamatan ,
keamanan dan resiko lainnya.

implementasi dalam
penyimpanan,penanganan dan
pembuangan limbah gas medis,
bahan dan limbah berbahaya
dan yang berkaitan dengan
kedaruratan

implementasi dalam
penanganan kedaruratan dan
bencana internal atau ekternal
(community)

regulasi RS tentang
program pelatihan staf dalam
pengoprasian peralatan medis mengoperasikan peralatan
dan sistem utiliti
medis dan sistem utiliti
Dokumen:

program pelatihan sertifikasi

program pelatihan staf dalam


pemeliharaan peralatan medis
dan sisitem utiliti

regulasi yang memuat uraian


tugas ketua dan anggota
panitia k3 serta unit
pemeliharaan fasilitas RS

uraian tugas ketua dan anggota


panitia k3 dan ketua serta
anggota unit pemeliharaan
fasilitas RS

Dokumen:
program k3 tentang
pelatihan pemeliharaan
fasilitas RS pre/post test
sertifikasi

pendokumentasian pelatihan
pemeliharaan fasilitas RS

RECENT DOCUMENTS STRATEGIC IMPROVEMENT PLANNING

POA

PIC

TIMELINE

PPI

STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT


PPI

SASARAN
STANDAR
Satu atau lebih individu
mengawasi
Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi

PPI. 1.

ELEMEN PENILAIAN

seluruh kegiatan pencegahan dan


pengendalian infeksi . Individu
tersebut kompeten dalam praktek
pencegahan dan pengendalian
infeksi yang diperolehnya melalui
pendidikan , pelatiahn , pengalaman 1. Satu atau lebih individu mengawasi program pencegahan dan
atau sertifikasi
pengendalian infeksi

2. Kualifikasi individu yang kompeten sesuai ukuran rumah sakit, tingkat


risiko , ruang lingkup program dan kompleksitasnya

3. Individu yang menjalankan tanggung jawab pengawasan sebagaimana


ditugaskan atau yang tertulis dalam uraian tugas

PPI . 2.

Ada penetapan mekanisme


koordinasi untuk seluruh kegiatan
pencegahan dan pengendalian
infeksi yang melibatkan dokter ,
perawat dan tenaga lainnya sesuai
1. Ada penetapan mekanisme untuk koordinasi program pencegahan dan
ukuran dan kompleksitas rumah sakit pengendalian infeksi

2. koordinasi kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi melibatkan


dokter
3. koordinasi kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi melibatkan
perawat
4. koordinasi kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi melibatkan
profesional pencegahan dan pengendalian infeksi
5. koordinasi kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi melibatkan
urusan rumah tangga ( housekeeping )
6. koordinasi kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi melibatkan
tenaga lainnya sesuai ukuran dan kompleksitasrumah sakit

Page 31

PPI

PPI. 3 .

Program pencegahan dan


pengendalian infeksi berdasarkan
ilmu pengetahuan terkini , pedoman
praktek yang akseptabel sesuai
dengan peraturan dan perundngan
yang berlaku , dan standar sanitasi
dan kebersihan

1.Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan ilmu


pengetahuan terkini

2. .Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan pedoman


praktek yang diakui

3. program pencegahan dan pengendalian infekai berdasarkan

4. Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan standar


sanitasi dan kebersihan dari badan badan nasional atau lokal

PPI. 4.

1. Pimpinan rumah sakit


menyediakan sumberdaya yang
cukup untuk mendukung program
pencegahan dan pengendalian
infeksi

1. Pimpinan rumah sakit menunjuk staf yang cukup untuk pencegahan dan
pengendalian infeksi
2. pimpiinan rumah sakit mengalokasikan sumberdaya yang cukup untuk
program pencegahan dan pengendalian infeksi
3. Ada sistem manajemen informasi untuk mendukung peogram
pencegahan dan pengendalian infeksi

FOKUS DARI PROGRAM


Page 32

PPI

PPI.5.

Rumah sakit menyusun dan


menerapkan program yang
komprehensif untuk mengurangi
risiko dari infeksi terkait pelayanan
kesehatan pada pasien dan tenaga
pelayanan kesehatan

1. Ada program komprehensif dan rencana menurunkan risiko infeksi


terkait pelayanan kesehatan pada pasien
2. Ada program komprehensif dan rencana menurunkan risiko infeksi
terkait pelayanan kesehatan pada tenaga kesehatan
3. Program termasuk kegiatan surveillance yang sistematik dan proaktif
untuk menentukan angka infeksi biasa ( endemik )
4. Program termasuk sistem investigasi outbreak dari penyakit infeksi
5. Program diarahkan oleh peraturan dan prosedur yang berlaku
6. Tujuan penurunan risiko dan sasaran terukur dibuat dan direview secara
teratur

PPI. 5 1.

PPI. 6 .

7. Program sesuai dengan ukuran , lokasi geografis , pelayanan dan pasien


Seluruh area pasien , staf dan
rumah sakit
pengunjung rumah sakit dimasukkan
dalam program pencegahan dan
1. Semua area pelayanan pasien di rumah sakit dimasukkan dalam
pengendalian infeksi
program penccegahan dan pengendalian infeksi
2. Semua area staf di rumah sakit dimasukkan dalam program pencegahan
an pengendalian infeksi
3. Semua area pengunjung dirumah sakit dimasukkan dalam program
pencegahan dan pengendalian infeksi
Rumah sakit menggunakan
pendekatan berdasarkan risiko
dalam menetukan fokus dari
program pencegahan dan
pengendalian infeksi dirumah sakit
adalah pencegahan , pengendalian
dan pengurangan infeksi terkait
pelayanan kesehatan

1. Rumah sakit telah menetapkan fokus program melalui pengumpulan


data yang ada di Maksud dan Tujuan a) sampai f)
2. Data yang dikumpulkan a) sampai f ) dievaluasi / dianalissi
3.Bbardasarkan evaluasi / analisis data , maka diambil tindakan memfokus
atau memfokus ulang program pencegahan dan pengendalian infeksi

PPI.7.

Rumah sakit mengidentifikasi


4. Rumah sakit melakukan asesmen terhadap risiko paling sedikit setiap
prosedur dan proses terkait dengan tahun dan hasil asesmen didokumentasikan
risiko infeksi dan mengimplementasi
strategi untuk menurunkan risiko
infeksi
1. Rumah sakit telah mengidentifikasi proses terkait dengan risiko infeksi
Page 33

PPI
2. Rumah sakit telah mengimplementasikan strategi penurunan risiko
infeksi pada seluruh proses

3. Rumah sakit mengidentifikasi risiko mana yang membutuhkan kebijakan


dan atau prosedur , edukasi staf , perubahan praktik dan kegiatan lainnya
untuk mendukung penurunan risiko

PPI. 7. 1.

Rumah sakit menurunkan risiko


infeksi dengan menjamin
pembersihan peralatan dan sterilisasi
yang memadai serta manajemen
1. Pembersihan peralatan dan metode sterilisasi di pelayanan sterilsasi
loundry dan linen yang benar
sentral sesuai dengan tipe peralatan

2. Metode pembersihan peralatan , disinfeksi dan sterilisasi dilaksanakan


diluar pelayanan sterilisasi sentral harus sesuai dengan tipe peralatan
3. Manajemen loundry dan linen yang tepat sesuai untuk meminimalisasi
risiko bagi staf dan pasien

PPI.7.1.1.

Ada kebijakan dan prosedur untuk


mengidentifikasi proses pengelolaan
perbekalan yang kedaluwarsa dan
menetapkan kondisi untuk
penggunaan uang ( reuse ) dari alat
sekali pakai ( single use ) bila
peraturan dan perundangan
mengijinkan

4. Ada proses koordinasi pengawasan yang menjamin bahwa semua


metode pembersihan , disinfeksi dan sterilisasi sama diseluruh rumah sakit
1. Ada kebijakan dan prosedur yang konsisten dengan peraturan dan
perundangan di tingkat nasional dan ada standar profesi yang
mengidentifikasi proses pengelolaan peralatan yang kedaluwarsa
2. Untuk peralatan dan material single use yang di reuse , ada kebijakan
termasuk item a) sampai e) di Maksud dan Tujuan
3. Kebijakan telah dilaksanakan / diimplementasikan
4. Kebijakan telah dimonitor

PPI.7.2.

Rumah sakit menurunkan risiko


infeksi dengan pembuangan sampah 1. Pembuangan sampah infeksius dan cairan tubuh dikelola untuk
yang tepat
meminimalisasi risiko penularan
Page 34

PPI
2. Penanganan dan pembuangan darah dan komponen darah dikelola
untuk meminimalisasi risiko penularan

3. Area kamar mayat dan post mortem untuk meminimalisasi penularan

PPI.7.3.

Rumah sakit mempunyai kebijakan


dan prosedur pembuangan benda
tajam dan jarum

1.Benda tajam dan jarum dikumpulkan pada wadah yang khusus yang
tidak dapat tembus ( punctum proof ) dan tidak direuse
2. Rumah sakit membuang benda tajam dan jarum secara aman
ataubekerja sama dengan sumber sumber yang kompeten untuk
menjamin bahwa wadah benda tajam dibuang di tempat pembungan
khusus untuk sampah berbahaya atau sebagaiman ditentukan peraturan
perundang undangan

3. Pembuangan benda tajam dan jarum konsisten dengan kebijakan


pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit

PPI .7.4.

Rumah akit mengurangi risiko infeksi


di fasilitas yang terkait dengan
kegiatan pelayanan makanan dan
pengendalian mekanik dan
1.Sanitasi dapur dan penyiapan makanan ditangani dengan baik untuk
permesinan
meminmalisasi risiko infeksi

2. Pengontrolan engineering / Engineering control Engineering control


diterapkan untuk meminimalisasi risiko infeksi di area yang tepat di rumah
sakit

Page 35

PPI

PPI. 7.5.

PROSEDUR ISOLALI

PPI. 8.

Rumah sakit mengurangi risiko


infeksi di fasilitas selama demolisi /
pembongkaran , pembangunan dan
renovasi

Rumah sakit menyediakan


penghalang untuk pencegahan
( barrier precoution ) dan prosedur
isolasi yang melindungi pasien ,
pengunjung dan staf terhadap
penyakit menular dan melindungi
dari infeksi pasien yang
immunosuppressed , juga arus
masuk pasien dalam jumlah besar
dengan infeksi yang menular

1. Rumah sakit menggunakan kriteria risiko untuk menilai dampak renovasi


atau pembengunan ( kontruksi ) baru

2. Risiko dampak renovasi atau kontruksi terhadap kualitas udara dan


kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi dinilai dan dikelola

1.Pasien yang sudah diketahui atau diduga infeksi menular harus diisolasi
sesuai kebijakan rumah sakit dan pedoman yang direkomendasikan

2. Kebijakan dan prosedur mengatur pemisahan antara pasien dengan


penyakit menular , dari pasien lain yang beresiko tinggi , yang rentan
karena immunosuppressed atau sebab lain atau staf
3. Kebijakan dan prosedur mengatur bagaimana cara mengelola pasien
dengan infeksi airborne untuk jangka waktu pendek ketika ruangan
bertekanan negatif tidak tersedia
4. Rumah sakit mempunyai strategi untuk berurusan dengan arus pasien
dengan penyakit yang menular
5. Ruangan bertekanan negatif tersedia dan dimonitor secara rutin untuk
pasien infeksius yang membutuhkan isolasi untuk infeksi airborne , bila
ruangan bertekana negatif tidak segera tersedia , ruangan dengan sistem
HEPA yang diakui bisa digunakan
6. Staf dididik tentang pengelolaan pasien infeksius
TEKNIK PENGAMANAN
( BARRIER ) DAN HAND
HYGIENE

Page 36

PPI

PPI. 9.

sarung tangan , masker , proteksi


mata dan peralatan proteksi lainnya ,
sabun dan disinfektan tersedia dan
digunakan secara benar bila
1. Rumah sakit mengidentifikasi situasi dimana sarung tangan dan atau
diperlukan
masker atau pelindung mata dibutuhkan
2. Sarung tangan dan atau masker atau pelindung mata digunakan secara
tepat dan benar

3. Rumah sakit mengidentifikasi situasi mana diperlukan prosedur cuci


tangan , disinfeksi tangan atau disinfeksi permukaan
4. prosedur cuci tangan dan disinfeksi digunakan secara benar diseluruh
area tersebut
5. Rumah sakit mengadopsi pedoman hand hygiene dari sumber yang
berwewenang
INTEGRASI PROGRAM
DENGAN PENINGKATAN
MUTU DAN KESELAMATAN
PASIEN

PPI.10.

Proses pengendalian dan


pencegahan infeksi diintegrasikan
dengan keseluruhan program rumah
sakit dalam peningkatan mutu dan
1. Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi diintegrasikan ke dalam
keselamatan pasien
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit
2. Kepemimpinan dari program pencegahan dan pengendalian infeksi
termasuk dalam mekanisme pengawasan dari program mutu dan
keselamatan rumah sakit

PPI. 10 . 1.

Rumah sakit menelusuri risiko infeksi


, infeksi dan kecenderungan infeksi
terkait pelayanan kesehatan
1. Risiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan ditelusuri
2. Angka infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan ditelusuri
Page 37

PPI

3. Kecenderungan infeksi terkait denagn pelayanan kesehatan ditelusuri

PPI.10. 2

PPI. 10 . 3.

PPI. 10 . 4.

PPI. 10 . 5.

Peningkatan mutu termasuk


penggunaan indikator / pengukuran
yang berhubungan dengan masalah
infeksi yang secara epidemiologis
penting bagi rumah sakit
1. Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi diukur
Rumah sakit menggunakan informasi 2. Pengukuran tersebut mengidentifikasi infeksi penting secara
epidemiologis
resiko , angka dan kecenderungan
untuk menyusun atau memodifikasi
proses untuk menurunkan risiko
infeksi terkait pelayanan kesehatan
ke level yang serendah mungkin

1.Proses ditata ulang berdasarkan risiko , angka dan kecenderungan data


dan informasi
2. proses ditata ulang ulang untuk menurunkan risiko infeksi kelevel
serendah mungkin

Rumah sakit membandingkan angka


kejadian infeksi rumah sakit , dengan
rumah sakit lain melalui
perbandingan data dasar / data
1. Angka infeksi terkait pelayanan kesehatan dibandingkan dengan angka
bases
angka di rumah sakit lain melalui komparasi data dasar
2. Rumah sakit membandingkan angka yang ada dengan praktik terbaik
dan bukti ilmiah
Hasil monitoring pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit ,
secara berkala disampaikan kepada
pimpinan dan staf
1. Hasil pengukuran dikomunikasikan kepada staf medis

2. Hasil pengukuran dikominikasikan kepada staf perawat


3. Hasil pengukuran dikomunikasikan kepada manajemen

PPI.10 .6.

Rumah sakit melaporkan informasi


tentang infeksi kefihak luar ,
Kementerian Kesehatan atau Dinas
Kesehatan

1. Hasil program pencegahan dan pengendalian infeksi dilaporkan kepada


Kementerian Kesehatan atau Dinas Kesehatan sesuai ketentuan
2. Rumah sakit melakukan tindak lanjut yang benar terhadap laporan dari
Kementerian Kesehatan atau Dinas Kesehatan

PENDIDIKAN STAF TENTANG


Rumah sakit memberikan pendidikan
PROGRAM
tentang praktik pencegahan dan
pengendalian infeksi kepada staf ,
dokter , pasien dan keluarga serta
pemberi layanan lainnya ketika ada 1. Rumah sakit mengembangkan program pencegahan dan pengendalian
indikasi keterlibatan mereka dalam
infeksi yang mengikut seratakan seluruh staf dan profesional lain , pasien
pelayanan
dan keluarga
PPI.11.
Page 38

PPI
2. Rumah sakit memberikan pendidikan tentang pencegahan dan
pengendalian infeksi kepada seluruh staf dan profesional lain
3. Rumah sakit memberikan pendidikan tentang pencegahan dan
pengendalian infeksi kepada pasien dan keluarga
4. semua staf diberi pendidikan tentang kebijakan , prosedur , dan praktik
-praktik program pencegahan dan pengendalian

5. Edukasi staf secara periodik diberikan sebagai respon terhadap


kecenderungan yang signifikan dalam data infeksi

Page 39

PPI

Dokumen

Materi

RECENT DOCUMENTS STRATEGIC IMPROVEMENT PLANNING

YES

NO

Acuan:
a.
Pedoman manajerial pencegahan dan Pembentukan panitia PPI,
pengendalian infeksi di RS dan fasilitas pengorganisasian, operasional,
kesehatan lainnya, Depkes, 2007
program kerja, pelaksanaanya
b. Pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi di RS dan fasilitas
kesehatan lainya, Depkes- Perdalin
Kualifikasi ketua dan anggota
JHPIEGO, 2007
panitia PPI
Regulasi RS:
a. SK pantia PPI
b. Pedoman pengorganisasian panitia
PPI

Uraian tugas ketua dan anggota


panitia PPI

Regulasi RS:
a. Pedoman pengorganisasian panitia
PPI (khususnya tentang Tata Hubungan Pelaksanaan tata hubungan kerja
Kerja)
b. Pedoman panitia PPI dengan seluruh unit
pelayanan / operasional panitia PPI
kerja terkait
Dokumen:
a. Notulen rapat
b.
Bukti dokumentasi lainnya, misalnya
Pelaksanaan koordinasi kegiatan
surat menyurat
PPI dengan dokter
Pelaksanaan koordinasi kegiatan
PPI dengan perawat
Pelaksanaan koordinasi kegiatan
PPI dengan profesional bidang PPI
Pelaksanaan koordinasi kegiatan
PPI dengan pihak urusan rumah
tangga
Pelaksanaan koordinasi kegiatan
PPI dengan pihak / tenaga lainnya

Page 40

POA

PIC

TIMELINE

PPI

Acuan:
1. KepmenKes 1204/ Menkes/ SK/ X/
2004/ Tentang Persyaratan Kesehatan
lingkungan Rumah Sakit
2. KepMenkes 875/ Menkes/ SK/ VIII/
2001/ Tentang Penyusunan Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan
3. KepMenkes 876/ MenKes/ SK/ VIII/
2001Tentang Pedoman Teknis Analisis
Dampak Kesehatan Lingukangan
4. Pedoman sanitasi Rumah Sakit di
Indonesia, DepKes, 2000

Penyusunan program PPI yang


mengacu pada ilmu pengetahuan
terkini

5. Pedoman Pengendalian Infeksi


Nosokomial di RS, DepKes 2001
6. Pedoman Pelayanan Pusat Sterilisasi
(CSSD) di RS, DepKes, 2002
7. Panduan
Pencegahan Infeksi untuk Fasyankes
Penyusunan program PPI
dengan Sumber Daya Terbatas, 2004
berdasarkan regulasi nasional
8. Pedoman Manajemen Linen di RS,
DepKes, 2004
9. Pedoman pelaksanaan
Kewaspadaan Universal di pelayanan
kesehatan, DepKes, cetakan II, 2005
10. Pedoman instalasi pusat strelisasi di
Rumah sakit, DepKes, 2009

Program PPI di RS
Regulasi RS:
1. Pedoman pelayanan/ operasional
panitia PPI
2. Program kerja panitia PPI

Program PPI berdasarkan standar


sanitasi nasional

Regulasi RS:
1. Pedoman pengorganisasian panitia
PPI ( pola ketenagaan )
2. RKA RS

Pola ketenagaan panitia PPI

Adanya SIRS untuk program PPI

Penganggaran program PPI


Dukungan SIRS untuk program PPI

Page 41

PPI

Acuan:
Pedoman Manajerial pencegahan dan
pengendalian infeksi di RS dan fasilitas
kesehatan lainnya, DepKes, 2007
Regulasi RS:
Kebijakan dan pedoman pelayanan/
operasional kerja panitia PPI

Program kerja panitia PPI, yang


meliputi:
Upaya menurunkan risiko infeksi
pada pelayanan pasien
Upaya menurunkan risiko onfeksi
pada tenaga kesehatan
Kegiatan surveillance untuk
mendapatkan angka infeksi
Sistem investigasi pada outbreak
penyakit infeksi
Regulasi RS dalam program
penyusunan program kerja PPI
Monitoring dan evaluasi angka
infeksi
Kegiatan sesuai dengan besarnya
RS, lokasi geografis RS, macam
pelayanan RS dan pola penyakit

1. Program kerja panitia PPI


2. Bukti Pelayanan

Program PPI pada semua unit kerja


pelayanan pasien
Program PPI untuk staf RS dalam
upaya PPI
Program PPI untuk pengunjung RS
dalam upaya PPI

1. Laporan panitia PPI


2. Hasil analisis dan rekomendasi
3. Tindak lanjut hasil analisis dan
rekomendasi
4. Hasil asesmen risiko infeksi pada
setiap unit kerja pelayanan

Data infeksi RS meliputi a) s/d f)


Analisis Data
Tindakan atas hasil analisis dalam
upaya PPI

Notulen rapat

Assesmen infeksi risiko pada


pelayanan RS, minimal setahun
sekali

Identifikasi terhadap proses


pelayanan yang berisiko tinggi

Page 42

PPI

Laporan panitia PPI

Upaya yang dilakukan untuk


menurunkan risiko infeksi pada
seluruh proses pelayanan

Surat usulan

Hasil kajian dan rekomendasi untuk


diterbitkannya regulasi, pelatihan
untuk staf RS, serta perubahan
prosedur dalam upaya menurunkan
risiko infeksi

Acuan:
Pedoaman instalasi pusat strerilisasi di
Rumah Sakit, DepKes, 2009

Cara pembersihan peralatan dan


metode strerilisasi yang
dilaksanakan di luar unit sterilisasi

Pedoman Manajemen Linen di Rumah


Sakit, DepKes, 2004

Pelaksanaan pembersihan
peralatan, disinfeksi dan strelisasi
yang dilaksanakan di luar unit
strelisasi

Regulasi RS:
Pedoman dan SPO pelayanan/
operasional unit strerilisasi

Penyelenggaraan linen dan laundry


di RS

Pedoman dan SPO pelayanan/


operasional unit linen dan laundry

Monitoring dan evaluasi terhadap


proses pembersihan peralatan,
disinfeksi dan strerilisasi di seluruh
RS

Regulasi RS:
Kebijakan/ panduan dan SPO tentang
pengawasan peralatan kadaluarsa

Regulasi RS tentang pengawasan


peralatan kadaluarsa

Kebijakan/ panduan dan SPO tentang


pemakaian ulang ( re-use ) peralatan
dan material

Regulasi RS tentang pengaturan


peralatan dan material yang
dilakukan re-use

Pelaksanaan kedua regulasi


tersebut
Monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan regulasi tersebut

Dokumen monitoring dan evaluasi

Acuan:
1. Pedoman sanitasi Rumah Sakit di
Indonesia, DepKes, 2000
2.
Pedoman penatalaksanaan
pengelolaan limbah padat dan limbah
cair di rumah sakit, DepKes, 2006
3. Standar kamar jenazah, DepKes,
Pengelolaan sampah infeksius dan
2004
cairan tubuh

Page 43

PPI
Pengelolaan darah dan komponen
darah
Regulasi RS:
1. kebijakan / pedoman/ panduan/ SPO/
pengelolaan limbah RS
2.
Kebijakan/ pedoman/ panduan/ SPO/
Pengelolaan jenazah dan kamar
pelayanan kamar jenazah
jenazah
Acuan:
1. Pedoman sanitasi Rumah Sakit di
indonesia, DepKes, 2000
2.
Pedoman penatalaksanaan
Pelaksanaan dan pengumpulan
pengelolaan limbah padat dan limbah
limbah medis berupa benda tajam
cair di rumah sakit, DepKes, 2006
dan jarum

Regulasi RS:
Kebijakan/ pedoman/ panduan/ SPO
pengelolaan limbah RS

Pelaksanaan pembuangan /
pemusnahan limbah medis berupa
benda tajam dan jarum
Evaluasi terhadap seluruh proses
pelaksanaan pengelolaan limbah
medis berupa benda tajam dan
jarum

Acuan:
1. Pedoman sanitasi Rumah Sakit di
indonesia, DepKes, 2000
2.
Pedoman manajerial pencegahan dan
pengendalian infeksi di RS dan fasilitas
kesehatan lainnya, DepKes, 2007
3. Pedoman
pencegahan dan pengendalian infeksi
di RS dan fasilitas kesehatan lainnya,
DepKes - Perdalin JHPIEGO, 2007
4. Pedoman pelayanan gizi
Rumah Sakit, DepKes 2003
Regulasi RS:
1. Kebijakan/ pedoman/ panduan/ SPO
penyelenggaraan persiapan makanan
2. Kebijakan/ pedoman/ panduan/ SPO
pengontrolan fasilitas terkait penyiapan
makanan

Pelaksanaan sanitasi dapur dan


proses penyiapan dengan upaya
meminimalkan risiko kontaminasi /
infeksi

Proses pengontrolan terhadap


fasilitas yang digunakan untuk
pengolahan makanan sehingga
dapat mengurangi risiko
kontaminasi / infeksi

Page 44

PPI
Acuan:
KepMenkes 1335/ Menkes/ SK/ X/ 2002
tentang standar operasional
Penetapan kriteria risiko akibat
pengambilan dan pengukuran sampel
dampak renovasi atau pekerjaan
kualitas udara ruangan rumah sakit
pembangunan (konstruksi) baru

Regulasi RS:
1. Kebijakan/ pedoman/ panduan
kriteria risiko akibat dampak renovasi
atau pekerjaan pembangunan
(konstruksi) baru
2.
Penetapan pemantuan kualitas udara

Pelaksanaan pemantauan kualitas


udara akibat dampak renovasi atau
pekerjaan pembangunan, serta
kegiatan sebagai upaya PPI

Regualsi RS:
Kebijakan/ pedoman/ panduan/ SPO
tentang perawatan pasien penyakit
menular

Penyelenggaraan perawatan isolasi


Pengaturan perawatan yang
terpisah antara pasien penyakit
menular dengan pasien lain yang
mempunyai risiko tinggi, yang
rentan akibat imunosurpresi atau
sebab lain, termasuk staf RS

Pengelolaan pasien dengan infeksi


airbone pada saat ruang
bertekanan negatif sedang tidak
tersedia
Pengaturan alur pasien dengan
penyakit menular

Ketersediaan ruang bertekanan


negatif dan mekanisme
pengawasannya dan penyediaan
ruang pengganti saat ruang
bertekanan negatif tidak tersedia
Pelayanan staf yang melayani
pasien infeksius

Page 45

PPI

Acuan:
PMK
1691/ 2001 tentang keselamtan pasien
RS
Penetapan area penggunaan APD
A Guide to the Implementation of the
WHO <ultimodel Hand Hygiene
Improvement Strategy, 2009

Prosedur pemakaian APD

Regulasi RS:
Kebijakan/ panduan/ SPO tentang:
1. Area yang menggunakan APD
2. Prosedur pemakaian APD
3. Area yang harus cuci tangan,
disinfeksi tangan atau disinfeksi
permukaan
4. Prosedur cuci tangan dan disinfeksi

Penetapan area cuci tangan,


disinfeksi tangan atau disinfeksi
permukaan
Prosedur cuci tangan dan disinfeksi
dan implementasinya
Sumber/ refrensi yang digunakan
sebagai acuan panduan hand
hygiene

Acuan:
1.
pedoman upaya peningkatan mutu
pelayanan Rumah Sakit, DepKes. 1994
2. PMK 169/ 2011 tentang keselamatan
pasien RS
3.
Panduan nasional keselamatan pasien Program peningkatan mutu RS dan
rumah sakit (patienty safety) Depkes
keselamatan pasien terkait dengan
2008
PPI
Regulasi RS:
1. Pedoman upaya peningkatan mutu
pelayanan RS
2. Pedoman keselamatan pasien RS

Monitoring dan evaluasi


pelaksanaan PPI dalam program
peningkatan mutu RS dan
keselamatan pasien

Data pemantauan angka infeksi


termasuk indikator angka infeksi

Identifikasi risiko infeksi terkait


dengan pelayanan kesehatan

Notulen rapat pembahasan

Indikator angka infeksi terkait


dengan pelayanan kesehatan

Page 46

PPI
Analisis data angka infeksi untuk
menilai kecenderungan (trend)
infeksi terkait dengan pelayanan
kesehatan

Laporan panitia PPI

Hasil monitoring dan evaluasi


pelaksanaan kegiatan PPI
Hasil analisis epidemiologi

Monitoring dan evaluasi


pelaksanaan kegiatan PPI
Analisis epidemiologi kejadian
infeksi

Perubahan regulasi berdasarkan hasil


analisis

Tindak lanjut hasil analisis


berdasarkan risiko, data dan
kecenderungan (trend)
Upaya menurunkan risiko infeksi

Bukti data RS lain


Bukti data acuan
Hasil analisis

Pelaksanaan komparasi angka


infeksi RS dengan RS lain
Pelaksanaan komparasi angka
infeksi RS dengan acuan terbaik

Bukti komunikasi, misalnya dalam


forum rapat

Pelaksanaan komunikasi hasil


pengukuran kepada staf medis

Dokumen laporan panitia PPI kepada


manajemen RS

Pelaksanaan komunikasi hasil


pengukuran kepada staf
keperawatan
Laporan hasil pengukuran kepada
manajemen

Laporan pelaksanaan program PPI


Dokumen laporan kepada Kemkes atau ke Kemkes atau Dinas kesehatan
Dinas kesehatan
sesuai ketentuan yang berlaku
Tindak lanjut terhadap laporan
yang disampaikan
Bukti tindak lanjut atas laporan

1. Program kerja panitia PPI


Bukti implementasi pelatihan dan
edukasi

2.

Program PPI yang melibatkan


seluruh staf RS, pasien dan
keluarga
Page 47

PPI
Program pelatihan PPI kepada
seluruh staf RS
Program edukasi PPI kepada
pasien dan keluarganya

Program pelatihan yang meliputi


regulasi dan implementasi program
PPI

Pelakasanaan edukasi kepada staf


RS sebagai tindak lanjut dari
analisis kecenderungan (trend)
data infeksi

Page 48

MDGS

MDG'S
PENURUNAN
BAYI DAN
SASARAN ANGKA KEMATIAN
STANDAR
PENINGKATAN KESEHATAN IBU

SMDGs.1.

ELEMEN PENILAIAN

Rumah sakit melaksanakan


program PONEK ( Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergency
Komprehensif ) untuk
menurunkan angaka kematian
bayi dan meningkatkan
1. Pimpinan RS berpartisipasi dalam
kesehatan ibu
menyusun program PONEK

3. Adanya kebijakan rumah sakit dan


dukungan penuh manajemen dalam
pelayanan PONEK

4. Terbentuk dan berfungsinya Tim


PONEK rumah sakit
5. Terlaksananya pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan teknis Tim
PONEK sesuai standar
6. Terlaksananya fungsi rujukan
PONEK pada rumah sakit sesuai
kebijakan yang berlaku

Dokumen

Notulen pembahasan program PONEK dan


absensi
Pedoman Pengorganisasian & Pedoan
PelayananPONEK
Program PONEK
Kebijakan Pelayanan Kesehatan Maternal
dan
Neonatal
kebijakan Penyelenggaraan PONEK 24 jam
Kebijakan Rawat Gabung
Kebijakan Inisiasi menyusui dini dan Asi
eksklusif
Kebijakan metode kanguru pada BBLR
Kebijakan Rumah Sakit sayang ibu dan bayi
Protap protap yang terkait

SK Tim PONEK
Bukti pelatihan ( sertifikat , dll )
Pelatihan PONEK

Program

Data rujukan pasien , MOU rujukan

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV / AIDS

SMDGs.II.

Rumah sakit melaksankan


penanggulangan HIV / AIDS
sesuai dengan pedoman
rujukan ODHA

1. Pimpinan RS berpartisipasi dalam


menyusun pelayanan penanggulangan Pedoman pelayanan HIV/AIDS, Notulen rapat dan
HIV/ AIDS
absensi

Page 49

MDGS

2. Pimpinan RS berpartisipasi dalam


menetapkan keseluruhan proses /
mekanisme dalam pelayaann
penanggulangan HIV / AIDS termasuk
pelaporannya
Pedoman pengorganisasien HIV / AIDS
3. Adanya kebijakan rumah sakit dan
dukungan penuh manajemen dalam
pelayanan penanggulangan HIV/ AIDS Kebijakn penganggulangan HIV / AIDS

4. Terbentuk dan berfungsinya Tim


HIV / AIDS rumah sakit
5. Terlaksananya pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan teknis Tim
HIV / AIDS sesuai standar

Tim HIV / AIDS dan SK

Daftar peserta pelatihan Tim HIV / AIDS

6. Terlaksananya fungsi rujukanHIV /


AIDS pada rumah sakit sesuai
kebijakan yang berlaku

Data rujukan pasien HIV / AIDS

7. Terlaksananya pelayanan VCT ,


ART , PMTCT , IO , ODHA dengan
faktor risiko IDU , penunjang sesuai
kebijakan

Laporan kegiatan

1. Pimpinan RS berpartisipasi dalam


menyusun rencana pelayanan DOTS
TB

Notulen pembahasan pedoman DOTS Pedoman


Pengorganisasian & Pelayanan Tim DOTS
.Program Pelayanan
DOTS

2. Pimpinan RS berpartisipasi dalam


menetapkan keseluruhan proses /
mekanisme dalam program pelayanan
DOTS TB termasuk pelaporannya

Pelaporan Program Pelayanan DOTS

PENURUNAN
ANGKA
KESAKITAN TB

SMDGs.III.

Rumah sakit melaksanakan


penanggulangan TB sesuai
dengan pedoman strategi
DOTS

Page 50

MDGS

3. Adanya kebijakan rumah sakit dan


dukungan penuh manajemen dalam
pelayanan DOTS TB sesuai dengan
standar

4. Terbentuk dan berfungsinya Tim


DOTS TB rumah sakit
5. Terlaksananya pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan teknis Tim
DOTS TB sesuai standar
6. Terlaksananya fungsi rujukan DOTS
TB pada rumah sakit sesuai kebijakan
yang berlaku

Page 51

Kebijakan manajemen pelayanan TB dengan


strategi DOTS , kebujakan Penerapan DOTS di
RS Kebijakan Pelaksanaan rujukan pasie TB dan
SPO penerimaan pasien TB, SPO jejaring
eksternal & eksternal , Penyediaan obat anti TB,
SPO pencatatan pasien TB , SPO pencatatan
pasien mangkir , SPO rujukan pasien

Tim DOTS , SK Tim DOTS


Program Pelatihan Tim DOTS Daftar peserta
pelatihan Tim DOTS
MOU rujukan pasien TB Data rujukan pasien dan
laporannya ,

MDGS

Page 52

MDGS

Page 53

MDGS

Page 54

MDGS

Page 55

MDGS

Page 56

MDGS

Page 57

MDGS

Page 58

MDGS

Page 59

MDGS

Page 60

MDGS

Page 61

MDGS

Page 62

MDGS

Page 63

MDGS

Page 64

MDGS

Page 65

MDGS

Page 66

MDGS

Materi

RECENT DOCUMENTS STRATEGIC IMPROVEMENT PLANNING

YES

NO

POA

PIC

Proses penyusunan rencana rumah


sakit untuk melaksanakan PONEK

Penyusunan regulasi, penyediaan


fasilitas dan dukungan pembiayaan
dalam RKA serta realisasinya

Pembentukan TIM/Panitia PONEK,


pengorganisasian, pedoman kerja,
program kerja, monitoring dan evaluasi
pelaksanaannya
Pelaksanaan pelatihan untuk
meningkatkan PONEK

Pelaksanaan rujukan

Rencana rumah sakit untuk


melaksanakan pelayanan HIV/AIDS

Page 67

TIMELINE

MDGS

Lingkup pelayanan HIV/AIDS yang


dilaksanakan, strategi pelaksanaan,
mekanisme monitoring dan evaluasi,
serta sistem pelaporannya
Penyusunan regulasi, penyediaan
fasilitas dan dukungan pembiayaan
dalam RKA serta realisasinya
Pembentukan TIM/Panitia pelayanan
HIV/AIDS, pengorganisasian,
operasional, program kerja, monitoring
dan evaluasi pelaksanaannya
Pelaksanaan pelatihan untuk
meningkatkan pelayanan HIV/AIDS
Pelaksanaan rujukan

Pelaksanaan pelayanan VCT, ART,


PMTCT, IO, ODHA dengan faktor
resiko IDU, penunjang sesuai sengan
kebijakan

Rencana rumah sakit untuk


melaksanakan pelayanan DOTS TB

Lingkup pelayanan DOTS TB yang


dilaksanakan, strategi pelaksanaan,
mekanisme monitoring dan evaluasi,
serta sitem pelaporannya

Page 68

MDGS

Penyusunan regulasi, penyediaan


fasilitas dan dukungan pembiayaan
dalam RKA serta realisasinya

Pembentukan TIM/Panitia pelayanan


DOTS TB, pengorganisasian,
operasional, program kerja, monitoring
dan evaluasi pelaksanaannya
Pelaksanaan pelatihan untuk
meningkatkan pelayanan DOTS TB
Pelaksanaan rujukan

Page 69

MDGS

Page 70

MDGS

Page 71

MDGS

Page 72

MDGS

Page 73

MDGS

Page 74

MDGS

Page 75

MDGS

Page 76

MDGS

Page 77

MDGS

Page 78

MDGS

Page 79

MDGS

Page 80

MDGS

Page 81

MDGS

SK PKRS
Membuat
Program
Kerja &
Anggaran

dr. Sisca S
dr. Sisca S

Page 82

MGG IV OKT

MDGS

Membuat
Schedule
edukasi,
materi &
leaflet 10
besar
penyakit di
RSTR

dr. Sisca S

MGG IV OKT

Revisi RM
7BPengkajian

TITIEN

MGG IV NOV

Membuat
Juk-Nis RM
7BPengkajian

TITIEN

MGG II NOV

Membuat
RM Edukasi

TITIEN

MGG IV NOV

Membuat
Kebijakan/Pa
nduan/SPO
Pemberian
Informasi &
Edukasi

TITIEN

MGG II NOV

Koordinasi
dengan RM

TITIEN

MGG II NOV

Revisi RM
7APengkajian,
Diagnosa
Keperawatan
& Intervensi

TITIEN

MGG IV NOV

Membuat
Juk Nis RM
Diagnosa &
Intervensi

TITIEN

MGG II NOV

Membuat
Kebijakan/Pa
nduan/SPO
Pemberian
Informasi &
Edukasi

TITIEN

MGG II NOV

Page 83

MDGS

Membuat
PKS dengan
institusi
kesehatan
lain

DR. SISCA MGG IV DES

Membuat
materi &
leaflet

CECELIA T

MGG II NOV

Membuat
materi &
leaflet

TITIEN

MGG II NOV

Membuat
materi &
leaflet

APRILIA

MGG II NOV

Membuat
materi &
leaflet

TITIEN

MGG II NOV

PRITA

MGG II NOV

TITIEN

MGG IV NOV

Membuat
materi &
leaflet
Membuat
RM verifikasi

Membuat
materi &
leaflet

TITIEN

MGG II NOV

Pelatihan
komunikasi
efektif untuk
edukator

TITIEN

MGG IV DES

Page 84

PAB

KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PADA PASIEN


SASARAN

STANDAR

ELEMEN PENILAIAN

DOKUMEN

PELAYANAN
ANESTESI
DAN BEDAH

PAB.1.

1. Tersedia pelayanan anestesi


( termasuk sedasi moderat dan
dalam ) untuk memenuhi
kebutuhan pasien , dan semua
pelayanan tersebut memenuhi
standar di RS , standar nasional ,
undang undang dan peraturan
serta standar profesional

1. Pelayanan anestesi ( termasuk sedasi moderat dan


dalam ) memenuhi standar di rumah sakit , nasional ,
undang undang dan peraturan yang berlaku

Kebijakan tentang pelayanan


anestesi di RS

Dokumen :
2. Pelayanan anestesi yang adekuat , reguler dan
Daftar sumber anestesi dari
nyaman ( termasuk sedasi moderat dan dalam ) , tersedia luar RS berdasarkan
untuk memenuhi kebutuhan pasien
rekomendasi direktur
3. Pelayanan anestesi ( termasuk sedasi moderat dan
dalam ) tersedia untuk keadaan darurat diluar jam kerja

kebijakan pelayanan anestesi

4. Sumber dari luar RS diseleksi berdasarkan


rekomendasi direktur , suatu rekor / catatan kinerja yang
akseptabel , serta dapat memenuhi undang undang
serat peraturan yang berlaku

PAB . 2.

2. Seorang individu yang kompeten


( qualifiet ) bertanggung jawab
untuk mengelola pelayanan
anestesi ( termasuk sedasi moderat 1. Pelayanan anestesi ( termasuk sedasi moderat dan
dan dalam )
dalam ) harus seragam pada seluruh pelayanan di RS
2. Pelayanan anestesi ( termasuk sedasi moderat dan
dalam ) berada dibawah kepemimpinan satu orang atau
lebih yang kompeten

Page 85

Kebijakan pelayanan
anestesi
Pedoman pelayanan kamar
bedah , Ketua SMF anestesi
dan jobdesnya

PAB

3. Tanggung jawab yang meliputi pengembangan ,


implementasi dan memelihara / menegakan kebijakan
serta prosedur yang ditetapkan dan dilaksanakan
4. Tanggung jawab untuk memelihara / mempertahankan
program pengendalian mutu yang ditetapkan dan
dilaksanakan
5. Tanggung jawab dalam merekomendasikan sumber
luar untuk pelayanan anestesi ( termasuk sedasi moderat
dan dalam ) yang ditetapkan dan dilaksanakan
6. Tanggung jawab untuk memantau dan menelaah
seluruh pelayanan anestesi ( termasuk sedasi moderat
dan dalam ) yang ditetapkan dan dilaksanakan
PELAYANAN
SEDASI

PAB . 3.

3. Kebijakan dan prosedur


mengarahakan pelayanan pasien
untuk sedasi moderat dan dalam

1. Kebijakan dan prosedur yang tepat , menyebutkan


sedikitnya elemen a) sampai dengan f ) tersebut diatas ,
mengarahkan pelayanan pasien untuk menjalani sedasi
moderat dan dalam

Kebijakan pelayanan
anestesi

2. Petugas yang kompeten yang diidentifikasi di PAB 2


berpatisipasi dalam pengembangan kebijakan dan
prosedur

Dokumen:

3. Harus ada asesmen prasedasi , sesuai kebijakan RS ,


untuk mengevaluasi risiko dan ketepatan sedasi bagi
pasien
- Surat kompetensi
4. Petugas yang kompeten , dan yang bertanggung jawab - Asesmen prasedasi dalam
reka medis pasien
untuk sedasi ,harus memenuhi kualifikasi sekurang
kurangnya untuk elemen g) sampai dengan k) tersebut di
Makasut dan Tujuan
Page 86

4. Petugas yang kompeten


, dan yang bertanggung jawab
PAB
untuk sedasi ,harus memenuhi kualifikasi sekurang
kurangnya untuk elemen g) sampai dengan k) tersebut di - Hasil pemantauan pasien
Makasut dan Tujuan
selama sedasi
Form pengawasan pemulihan di
RR , SPO monitoring pemantauan
post anestesi di RR Kebijakan
persiapan sedasi ( dokter umum
dgn pelatihan - pelatihan ) akan
dilengkapi
SPO monitoring anestesi

5. Seorang petugas yang kompeten memonitor pasien


selama sedasi dan mencatat semua pemantauan

6. Dibuat dan didokumentasi kriteria untuk pemulihan dan


Pedoman pelayanan anestesi
dicharge dan sedasi
7. Sedasi moderat dan dalam diberikan sesuai kebijakan
RS
PELAYANAN
ANESTESI

PAB .4. .

4. Petugas yang kompeten


menyelenggarakan asesmen pra
anestesi dan asesmen pra induksi

Kebijakan pelayanan
1. Asesmen pra anestesi dikerjakan pada setiap pasien
anestesi
2. Asesmen pra induksi dilaksanakan untuk re-evaluasi
pasien segera sebelum induksi anestesi , sesaat sebelum
diberikan induksi anestesi
Dokumen :

Page 87

PAB

3. Kedua asesmen dikerjakan oleh petugas yang


kompeten untuk melakukannya

- Bukti pencatatan asesmen


praanestesi dan pra induksi
dalam rekam medis

4. Kedua asesmen didokumentasikan dalam rekam


medis

PAB . 5.

5. Pelayanan Anestesi pada setiap


pasien direncanakan dan
didokumentasikan direkam medis
1. Pelayanan anestesi setiap pasien direncanakan
pasien

2. Rencana tersebut didokumentasikan

Regulasi pelayanan Anestesi

Dokumen :
- Bukti pencatatan
perencanaan pelayanan
anestesi dalam rekam medis

PAB . 5.1.

6. Risiko , manfaat dan alternatif


didiskusikan dengan pasien dan
keluarganya atau mereka yang
membuat keputusan bagi pasien

1. Pasien , keluarga dan pengambil keputusan diberi


pendidikan ttg risiko , manfaat dan alternatif anestesi

2. Anestesiolog atau petugas lain yang kompeten


memberikan edukasi tersebut

PAB. 5.2.

7. Anestesi yang digunakan dan


teknik anestesi ditulis di rekam
medis pasien

Regulasi persetujuan
tindakan kedokteran

Dokumen:
-Materi edukasi
-Formuir persetujuan

1. Anestesi yang digunakan dituliskan dalam rekam medis


pasien
Dokumen:
Page 88

PAB

- Rekam medis pasien

2. Teknik anestesi yang digunakan ditulis dalam rekam


medis anestesi pasien

3. Dokter spesialis Anestesi dan atau perawat anestesi


dan asisten anestesi dicatat di rekam medis anestesi
pasien

PAB.5.3.

8. Selama pemberian anestesi ,


status fisiologi setiap pasien terus
menerus dimonitor dan dituliskan
dalam rekam medis pasien

1. Kebijakan dan prosedur mengatur frekuensi minimum


dan tipe montoring selama tindakan anestesi dan polanya
seragam untuk pasien yang serupa yang menerima
tindakan anestesi yang sama waktu pemberian anestesi Dokumen :

- Bukti hasil pemantauan


status fidiologis pasien
2. Status fisiologi dimonitor secara terus menerus selama selama pemberian anestesi
pemberian anestesi , sesuai kebijakan dan prosedur
dalam rekam medis
3.Hasil monitoring dituliskan kedalam rekam medis
anestesi pasien

PAB. 6.

9. Setiap status post anestesi


pasien dimonitor dan
didokumentasikan dan pasien
dipindahkan dari ruang pemulihan
oleh petugas yang kompeten atau 1. Pasien dimonitor sesuai kebijakan selama periode
dengan menggunakan kriteria baku pemulihan pasca anestesi
2. Temuan selama monitoring dimasukkan ke dalam
rekam medis pasien , baik dicatat atau secara elektronik

Page 89

Dokumen:
-Hasil pemantauan selama di
ruang pemulihan dalam
rekam medis

PAB

- Kriteria pemindahan pasien

3. Pasien dipindahkan dari unit pasca anestesi ( atau


monitoring pemulihan dihentikan ) sesuai dengan
alternatif yang diuraikan dalam a) s/d c) Maksud dan
Tujuan
4. Waktu dimulai dan diakhirinya pemulihan dicatat
dalam rekam medis pasien
PELAYANAN
BEDAH

PAB .7.

1. Setiap asuhan bedah pasien


direncanakan dan
didokumentasikan berdasarkan
hasil asesmen

1. Sebelum pelaksanaan tindakan , dokter yang


bertanggungjawab mendokumentasikan informasi
asesmen yang digunakan untuk mengembangkan dan
mendukung tindakan invasif yang direncanakan

Dokumen:
- Asesmen pra operasi dalam
rekam medis

2. Setiap asuhan bedah pasien direncanakan


derdasarkan informasi asesmen

3. Sebelum tindakan , diagnosis pra operatif dan rencana


tindakan didokumentasikan dalam rekam medis pasien
oleh dokter yang bertanggung jawab

PAB.7.1.

2. Risiko , manfaat ,dan alternatif


didiskusikan dengan pasien dan
keluarganya atau orang yang
berwewenang membuat keputusan
bagi pasien

1.Pasien , keluarga dan yang membuat keputusan


diedukasi ttg risiko , manfaat , komplikasi yang potensial
serta alternatif yang berhubungan
dengan prosedur
Page 90
bedah yang direncanakan

Acuan:

PAB

- Manual Koonsil kedokteran


Indonesia tentang
persetujuan tindakan
kedokteran

PAB.7.1.

2. Risiko , manfaat ,dan alternatif


didiskusikan dengan pasien dan
keluarganya atau orang yang
berwewenang membuat keputusan
bagi pasien

1.Pasien , keluarga dan yang membuat keputusan


diedukasi ttg risiko , manfaat , komplikasi yang potensial
serta alternatif yang berhubungan dengan prosedur
bedah yang direncanakan

2. Edukasi mencakup kebutuhan untuk , risiko dan


manfaat dari , maupun alternatif terhadap darah dan
produk darah yang digunakan

Regulasi tentang komunikasi


yang efektif dalam pemberian
edukasi dan informasi
Dokumen:
- Formulir informed consent

3. Dokter bedah atau petugas lain yang kompeten


memberi edukasi
- Formulir
persetujuan/penolakan
tindakan kedokteran

PAB. 7.2.

3. Ada laporan operasi atau catatan


operasi singkat dalam rekam medis 1. Laporan tertulis operasi atau ringkasan catatan
pasien untuk keperluan pelayanan operasi termasuk sekurang kurangnya ad a) s/d f)
berkesinambungan
tersebut dalam Maksud dan Tujuan

Page 91

Dokumen:

PAB

Laporan operasi

2. Laporan tertulis operasi , atau ringkasan catatan


operasi dalam rekam medis pasien , tersedia sebelum
pasien meninggalkan lokasi pemulihan pasca anestesi

PAB 7. 3.

PAB .7.4.

4. Status fisiologi setiap pasien


dimonitor terus menerus selama
dan segera setelah pembedahan
1. Status fisiologi pasien dimonitor secara terus menerus
dan dituliskan dalam status pasien selama pembedahan
Dokumen;
- Bukti rencana asuhan
pasca bedah dalam rekam
medis
2. Temuan dimasukkan kedalam status pasien
5. Asuhan pasien setelah
1. Setiap ashan pasien pasca bedah yang segera pada
pembedahan direncanakan dan
pasien direncanakan dan termasuk asuhan medis ,
didokumentasikan
keperawatan , dan yang lainnya sesuai kebutuhan pasien Dokumen:
- Bukti rencana asuhan
pasca badah dalam rekam
medis
2. Rencana asuhan keperawatan pasca bedah
didokumentasikan pada rekam medis pasien

3oleh fihak lain didokumentasikan pada rekam medis


pasien

4. Rencana pelayanan didokumentasikan pada rekam


medis pasien dalam 24 jam tindakan bedah

5. Rencana pelayanan dilaksanakan


Page 92

PAB

MATERI

Regulasi tentang
pelayanan
anestesi yang
sesuai dengan
peraturan yang
berlaku

RECENT DOCUMENTS STRATEGIC IMPROVEMENT PLANNING

YES

NO

POA

PIC

TIMELINE

Implementasi dari
regulasi tersebut

Implementasi
pelayanan
anestesi di luar
jam kerja

Implementasi
penyelesaian
sumber dari luar
RS berdasarkan
rekomendasi
direktur

- Implementasi
pelayanan
anestesi yang
seragam di RS
- Persyaratan
ketua tim
anestesi

Page 93

PAB

- Implementasi
dari uraian tugas
ketua tim tersebut
- Implementasi
dari uraian tugas
ketua tim tersebut
- Implementasi
dari uraian tugas
ketua tim tersebut
- Implementasi
dari uraian tugas
ketua tim tersebut

- Implementasi
terhadap regulasi
yang membuat
sedikitnya (a
sampai f)
- Implementasi
ketua tim
anestesi dalam
pengembangan
regulasi
pelayanan
anestesi
- Implementasi
asesmen
prasedasi sesuai
regulasi
pelayanan
- Persyaratan tim
anestesi

Page 94

- Persyaratan tim
anestesi

PAB

- Implementasi
dari tim tersebut
dalam memonitor
pasien selama
sedasi
Pendokumentasia
n kriteria dalam
pemulihan dan
pemulangan dari
sedasi
- Implementasi
sedasi moderat
dan dalam

- Implementasi
asesmen
praanestesi
- Implementasi
asesmen pra
induksi

Page 95

PAB

- Persyaratan
petugas yang
boleh melakukan
pelayanan
tersebut
Pendokumentasia
n dalam rekam
medis
- Implementasi
perencanaan
pelayanan
anestesi di tiap
pasien

Pendokumentasia
n pelayanan
tersebut

- Implementasi
pemberian
edukasi informed
consent tentang
risiko, manfaat
dan alternatif
anestesi
-persyaratan
pemberi
edukasi/ainforme
d consent
tersebut
- Implementasi
pencatatan obat
anestesi yang
digunakan dalam
rekam medis

Page 96

PAB

- Implementasi
pencatatan teknik
anestesi yang
digunakan dalam
rekam medis

- Implementasi
pencatatan tim
anestesi yang
terlibat dalam
rekam medis

- Implementasi
regulasi
pemantauan
selama
pemberian
anestesi

- Implementasi
pemantauan
status fisiologis
-pasien selama
Pendokumentasia
pemberian
n
hasil
anestesi
pemantauan
dalam rekam
medis

- Implementasi
pemantauan
selama
pemulihan
Pendokumentasia
n hasil temuan
selama dalam
pemantauan

Page 97

PAB

- Implementasi
pemindaha
pasien dari unit
pasca anestesi
sesuai alternatif
yang di uraikan
dalam
a) sampai
c)
Pendokumentasia
n waktu di mulai
dan di akhirinya
pemulihan

- Implementasi
dari
pendokumentasia
n informasi
asesmen pasien
- Implementasi
rencana asuhan
bedah sesuai
informasi
asesmen

Pendokumentasia
n diagnosis pra
operatif dan
rencana tindakan
dalam rekam
medis

Page 98

- Implementasi
pemberian
informed consent
pada pasien,
keluarga dan
pembuat
keputusan
tentang risiko,
manfaat,
komplikasi dan
alternatif terkait
prosedur bedah
yang
direncanakan

PAB

- Implementasi
pemberian
informed juga
mencakup
kebutuhan, risiko,
manfaat, maupun
alternatif darah
dan produk darah
yang di gunakan

- Implementasi
pemberian
informed consent
oleh dokter bedah
- Implementasi
pencatatan
laporan operasi
yang sekurangkurangnya
memuat a)
sampai f)

Page 99

PAB

- Implementasi
pencatatan
laporan operasi
tersebut dalam
rekam medis
pasien tersedia
sebelum pasien
meninggalkan
ruang
pemulihan
- Implementasi
pemantauan
status fisiologis
-pasien selama
Pendokumentasia
-pembedahan
Implementasi
n
selama
hasil
asuhan
pasca
pemantauan
bedah ermasuk
dalam rekam
medis
medis
pasien dan
keperawatan
yang lainnya
-sesuai kebutuhan
Pendokumentasia
pasien
n rencana asuhan
padca bedah oleh
ahli bedah / DPJP
atau seorang
yang mewakili
DPJP
Pendokumentasia
n rencana
keperawatan
pasca bedah
- Implementasi
pendokumentasia
n dalam rekam
-medis pasien
Pendokumentasia
tersebut
n dalam rekam
medis pasien
selama 24 jam
tindakan bedah

Page 100

MPO

KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PADA PASIEN


SASARAN

STANDAR

ELEMEN PENILAIAN

DOKUMEN

MANAJEMEN DAN
PENGGUNAAN
OBAT ( MPO )

Dokumen:

MPO . 1.

1. Penggunaan obat dirumah sakit


sesuai dengan undang undang , dan
peraturan yang berlaku dn diorganisir
untuk memenuhi kebutuhan pasien

1. Ada perencanaan atau kebijakan atau


dokumen lain yang mengidentifikasi bagaimana
penggunaan obat diorganisir dan dikelola
diseluruh rumah sakit

- UU no 24 tahun 2009 ttg RS


- KMK 1197/2004
tentangstandar pelayanan
farmasi
Regulasirumah
RS : sakit
Kebijakan p
2. Semua penataan pelayanan dan petugas yang - Pedoman pengorganisasian
mengelola proses obat dilibatkan dalam struktur farmasi
organesasi
- Pedoman pelayanan farmasi

3. Kebijakan mengarahkan semua tahapan


manajemen obat dan penggunaan obat dalam
rumah sakit
4. sekurang kurangnya ada review atas sistem
manajemen obat yang didokumentasikan selama
12 bulan terakhir
5. Pelayanan farmasi dan penggunaan obat
sesuai dengan undang undang dan peraturan
yang berlaku
6. sumber informasi obat yang tepat selalu
tersedia bagi semua yang terlibat dalam
penggunaan obat

MPO.1.1.

2. Seorang ahli farmasi berizin , teknisi


1. Seorang petugas yang memepunyai izin ,
atau profesional lain yang terlatih
mensupervisi pelayanan farmasi atau sertifikat dan terlatih mensupervisi semua
aktivitas
kefarmasian
Page 101

Dokumen:
- Formularium rumah sakit
- Referensi produk farmasi
- Bukti review
mengacu di kebijakan pelayanan Far

mengacu di kebijakan pelayanan Far

mengacu di kebijakan pelayanan Far

Regulasi RS :
- SK pengangkatan
- Pedoman pengorganisasian
farmasi (uraian jabatan)

MPO

2. Petugas tersebut memberikan supervisi


terhadap proses yang diuraikan dalam MPO.2.
Sampai dengan MPO.5.
SELEKSI DAN
PENGADAAN

Regulasi :
- Pedoman pelayanan farmasi

MPO.2.

3. Obat dengan cara seleksi yang


benar , digunakan untuk peresepan
atau pemesanan , ada distok atau siap 1. Ada daftar obat yang dalam stok obat rumah
sakit atau siap tersedia dari sumber lain
tersedia

- Prosedur tentang penanganan


bila terjadi ketidaktersediaan
stok obat di RS

2. Suatu proses kolaboratif digunakan untuk


mengembangkan daftar tersebut ( kecuali
ditetapkan oleh peraturan atau otoritas diluar
RS )

3. Ada proses yang disusun untuk menghadapi


bila mana obat tidak tersedia , berikut
pemberitahuan kepada pembuat resep serta
saran substitusinya

MPO.2.1.

4. Ada metode untuk mengawasi daftar


1. Ada metode untuk mengawasi penggunanan
obat yang tersedia dan penggunaan
obat dalam rumah sakit
obat dirumah sakit

2. Obat dilindungi terhadap kehilangan atau


pencurian diseluruh RS

Dokumen:
- Daftar stok obat di RS
- MoU dengan pemasok obat

Regulasi:
- Kebijakan pengawasan obat di
unit
- SK pembentukan PFT
- Pedoman tentang pelayanan
farmasi tentang : pengawasan
dan distribusi obat di RS

3. Para praktisi pelayanan kesehatan dilibatkan


dalam proses pemesanan , penyaluran ,
pemberian dan proses monitoring pasien , juga
diikutsertakan dalam mengevaluasi dan menjaga
daftar obat
Dokumen:
- Form usulan obat baru
- Daftar obat baru
Page 102

4. Keputusan untuk menambah atau mengurangi


obat dari daftar dipantau dengan kriteria

MPO

4. Keputusan untuk menambah atau mengurangi


obat dari daftar dipantau dengan kriteria

- Proses revisi formularium


- Notulen rapat

5. Bila ada obat yang baru ditambahkan dalam


daftar , ada proses atau mekanisme untuk
memonitor bagaimana obat digunakan dan KTD
yang tidak diantisipasi
6. Daftar ditelaah sekurang kurangnya setahun
sekali berdasarkan atas informasi ttg safety dan
efektivitas

MPO.2.2.

5. RS dapat segera memperoleh obat


yang tidak ada dalam stok atau yang
normal tersedia di RS atau sewaktu
waktu bilamana farmasi tutup

PENYIMPANAN

MPO. 3.

6. Obat disimpan dengan baik dan


aman

1. Ada proses untuk persetujuan dan pengadaan


obat yang dibutuhkan tapi tidak ada dalam stok
atau yang secara normal tersedia di RS
Regulasi:
- Pedoman tentang pelayanan
pangadaan obat
- SPO persediaan obat habis
2. Ada proses untuk mendapatkan obat pada saat
- SPO ketersediaan obat di RS
dimana farmasi tutup atau persediaan obat
terkunci
Dokumen:
- Bukti permintaan yang tidak
3. Staf memahami proses
tersedia di RS
Setiap elemen a) s/d f) tersebut dalam Maksud
dan Tujuan dinilai / skor secara terpisah , karena
mewakili area area yang kritis dan berisiko
tinggi
Regulasi:
- Pedoman pelayanan tentang
penyimpanan obat
- SPO penyimpanan obat
1. Obat disimpan dalam kondisi yang sesuai bagi st- SPO penyerahan obat
2. Bahan yang terkontrol dilaporkan secara
akurat sesuai undang undang dan peraturan
yang berlaku
Dokumen:
- Laporan narkotik & psikotropik
Page 103

3. Obat obatan dan bahan kimia yang


digunakan untuk menyiapkan obat diberi label
secara akurat menyebut isi , tanggal kedaluwarsa

MPO

- Bukti pengecekan
- Formulir edukasi

3. Obat obatan dan bahan kimia yang


digunakan untuk menyiapkan obat diberi label
secara akurat menyebut isi , tanggal kedaluwarsa
dan peringatan

4. Seluruh tempat penyimpanan obat diinspeksi


secara berkala esuai kebijakan RS untuk
memastikan obat disimpan secara benar

5. Kebijakan RS menjabarkan cara identifikasi


dan penyimpanan obat yang dibawa oleh pasien

MPO.3. 1.

7. Kebijakan RS mendukung
penyimpanan yang tepat bagi obat
obatan / medications dan produk
nutrisi yang tersedia

1. Kebijakan RS menjabarkan cara penyimpanan


yang tepat bagi produk nutrisi
Regulasi:
- Pedoman pelayanan tentang
penyimpanan produk nutrisi,
radioaktif dan obat sample
- SPO penyimpanan produk
nutrisi

2. Kebijakan RS menjabarkan cara penyimpanan


obat radioaktif , untuk keperluan investigasi dan
sejenisnya
3. Kejakan RS menjabarkan cara obat sampel
disimpan dan dikendalikan

Page 104

- SPO penyimpanan radioaktif


- SPO penyimpanan obat
sample

MPO

4. Semua penyimpanan sesuai dengan kebijakan


rumah sakit

1.Obat emergensi tersedia pada unit unit


MPO. 3.2.

8. Obat obatan emergensi tersedia , dimana akan diperlukan atau dapat terakses
segera dalam rumah sakit untuk memenuhi
dimonitor dan aman bilamana
kebutuhan yang bersifat emergensi
disimpan diluar farmasi

- Kebijakan penyimpanan obat


emergensi
- Pedoman pelayanan tentang
pengelolaan obat emerensi
- SPO penyimpanan obat
emergensi
- SPO pengganti obat
emergensi yang rusak

2. Kebijakan RS menetapkan bagaimana obat


emergensi disimpan , dijaga dan dilindungi dari
kehilangan atau pencurian
3. Obat emergensi dimonitor dan diganti secara
tepat waktu sesuai kebijakan RS setelah
digunakan atau bila kedaluwarsa atau rusak
MPO. 3.3.

9. Rumah sakit mempunyai sistem


penarikan ( recall) obat

1. Ada sistem penarikan obat

2. Kebijakan dan prosedur mengatur setiap


penggunaan obat yang diketahui kedaluwarsa
atau ketinggalan jaman
3. Kebijakan dan prosedur mengatur
pemusnahan obat yang diketahui kedaluwarsa
atau ketinggalan jaman
4. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan /
dilaksanakan

Page 105

Regulasi:
- Kebijakan penarikan obat
- Kebijakan pengelolaan obat
kadaluwarsa
- Pedoman/prosedur pelayanan
tentang penarikan obat,
pengelolaan obat kadaluwarsa

MPO

PEMESANAN DAN
PENCATATAN
( ordering &
transcribing )

MPO.4.

10 Peresepan ,pemesanan ,dan


pencatatan diarahkan oleh kebijakan
dan prosedur

1. Kebijakan dan prosedur di RS mengarahkan


peresepan , pemesanan dan pencatatan obat
yang aman diRS

2. Kebijakan dan proesdur mengatur tindakan


yang terkait dengan penulisan resep dan
pemesanan yang takterbaca
3. Adanya proses kerja sama untuk
mengembangkan kebijakan dan prosedur

4. Staf yang terkait terlatih secara benar untuk


praktek praktek penulisan resep , pemesanan
dan pencatatan

Regulasi:
- Kebijakan/pedoman/prosedur
pelayanan tentang:
Pemesanan obat
Pencatatan obat
Ketidakjelasan dalam
peresepan
Pemusnahan obat
- Medical staf bylaws
Dokumen:
- MoU lengkap dengan pihak
luar
- Penulisan resep

5. Rekam medis pasien memuat daftar obat yang


sedang dipakai sebelum dirawat inap dan
informasi ini tersedia difarmasi dan para praktisi
pelayanan kesehatan
6. Order pertama obat dibandingkan dengan
daftar obat sebelum masuk rawat inap , sesuai
prosedur yang ditetapkan RS

MPO . 4. 1.

11. Rumah sakit menjabarkan elemen


elemen dari suatu pemesanan atau
penulisan resep yang lengkap serta
jenis pemesanan yang akseptabel
untuk digunakan

Elemen a) s/d i ) tersebut dalam Maksud dan


Tujuan dinilai / skor secara bersama karena
merepresentasikan kebijakan rumah sakit ttg
pesanan yang lengkap
Page 106

Regulasi:

MPO

1. Pesanan obat atau penulisan resep yang


akseptabel dijabarkan dan skurang -kurangnya
elemen a) s/d i ) diatur dalam kebijakan

- Pedoman pelayanan tentang


penulisan resep
Dokumen:

- Resep / FPO
2. Pesanan obat atau penulisan resep lengkap
sesuai kebijakan rumah sakit

MPO. 4.2.

12. RS mengidentifikasi petugas yang


kompeten yang diijinkan untuk
menuliskan resep atau memesan obat
obatan

1. Hanya orang yang diijinkan oleh rumah sakit


dan badan pemberi lisensi terkait , undang
undang dan peraturan dapat menuliskan resep
atau memesan obat

Regulasi:
- Kebijakan penulisa resep /
FPO
- Kebijakan batasan penulisan
resep
- SK sirektur tentang yang
berhak menuliskan resep dan
yang berhak menulis FPO oleh
unit serta daftar orangnya

2. Ada proses untuk menetapkan batas bagi


petugas , bila perlu , untuk praktek penulisan
resep atau pemesanan obat
3.Petugas petugas yang diijinkan untik
menuliskan resep dan memesan obat dikenal
oleh unit pelayanan farmasi atau orang lain yang
mengeluarkan obat

MPO . 4.3.

13. Obat obatan yang diresepkan


dan diberikan dicatat dalam rekam
medis pasien

1. Obat yang diresepkan atau dipesan dicatat


ubntuk setiap pasien
Page 107

Dokumen:

MPO

2. Pemberian obat dicatat untuk setiap pasien

- Rekam medis

3. Informasi obat disimpan dalam rekam medis


pasien atau diselipkan kedalam status pasien
saat memulangkan atau dipindahkan
PERSIAPAN DAN
PENYALURAN
( DISPENSING )

regulasi:

MPO 5

14. Obat dipersiapkan dan dikeluarkan 1. Obat dipersiapkan dan disalurkan dalam area
yang bersih dan aman dengan peralatan dan
dalam lingkungan yang aman dan
supplai yang memadai
bersih

2. Persiapan dan penyaluran obat harus


memenuhi undang undang , peraturan dan
standar praktek profesional
3. Staf yang menyiapkan produk steril dilatih
dalam hal teknik aseptik

MPO. 5. 1.

15. resep atau pesanan obat ditelaah


ketepatannya

Pedoman / prosedur pelayanan


tentang penyiapan dan
penyaluran obat dan produk
steril

1. RS menjabarkan informasi spesifik pasien apa


yang dibutuhkan untuk proses penelaahan yang
efektif
regulasi:
- Kebijkan yang menetapkan
petugas yang berwenang
menelaah pesanan obat
- Pedoman pengorganisasian
2. Terlepas dari adanya perkecualian yang
- Pedoman/prosedur pelayanan
ditetapkan pada Maksud dan Tujuan , setiap
resep atau pesanan obat ditelaah ketepatannya tentang :
Penulisan, pembacaan dan
sebelum dilakukan penyaluran dan pemberian
kelengkapan resep
serta meliputi elemen a) sampai dengan g)
tersebut dalam Maksud dan Tujuan . Jadi , setiap Pengaturan menghubungi
resep atau pesanan obat dievaluasi untuk
petugas yang menulis resep
telaahketepatannya
- Panduan interaksi obat
3. Ada proses untuk menghubungi petugas yang
menuliskan resep atau memesan obat bila timbul
Dokumen:
pertanyaan
- Rekam medis
Page 108

MPO

- Jadwal penerimaan obat


4. Petugas yang diijinkan untuk menelaah obat
atau resep dinilai kompetensinya untuk tugas ini
5. Penelahandifasilitasi dengan catatan ( profil )
dari semua pasien yang menerima obat
6. Bila digunakan sofware komputer , untuk meng
cross- check obat , untuk interaksi obat dan
alergi , harus di-update secara berkala

MPO. 5. 2.

16. Digunakan suatu sistem untuk


menyalurkan obat dengan dosis yang
tepat , dan kepada pasien yang tepat
disaat yang tepat

1. Ada sistem yang seragam di rumah sakit


dalam penyaluran dan pendistribusian obat

2. Setelah disiapkan , obat diberi label secara


tepat , dengan nama obat , dosis / konsentrasi ,
tanggal penyiapan , tanggal kadaluwarsa , dan
nama pasien
3. Obat disalurkan dengan bentuk yang paling
siap diberikan

4. Sistem mendukung penyaluran obat secara


akurat
5. Sistem mendukung penyaluran obat tepat
waktu
PEMBERIAN
( Administration )

Page 109

Regulasi:
- Kebijakan / pedoman /
prosedur pelayanan yang
menetapkan sistem penyaluran
obat secara akurat dan tepat
waktu pelayanan obat

Dokumen:
- Bukti pengeluaran obat
- Bukti pengecekan keakurasian
penyaluran obat
-Laporan indikator mutu waktu
pelayanan

MPO

1.RS mengidentifikasi petugas , melalui uraian

MPO. 6.

regulasi:

17. RS mengidentifikasi petugas yang jabatannya atau proses pemberian kewenangan ,


mendapat otorisasi untuk memeberikan obat
kompeten yang didijinkan untuk
memberikan obat

- Kebijkan yang menetapkan


staf yang berwenang
memberikan obat
2. Hanya mereka yang mempunyai ijin dari rumah - Pedoman pengorganisasian
sakit dan pemberi lisensi yang terkait , undang yang memuat uraian jabatan
undang dan peraturan bisa memberikan obat
Dokumen:
- Surat ijin kerja
3. Ada proses untuk menetapkan batasan , bila
perlu , terhadap pemberian obat oleh petugas

MPO.6.1.

18. Pemberian obat termasuk proses


1. Obat diverifikasi berdasarkan resep atau
untuk memverifikasi apakah obat
sudah betul berdasarkan pesanan obat pesanan

Rregulasi:
- Kebijakan waktu tunggu
pelayanan obat
- Pedoman/prosedur verifikasi
pessanan obat berdasakan
jumlah, dosis dan rute
2. Jumlah dosis obat di verifikasi dengan resep at pemberian

3. Route pemberian di verifikasi dengan resep ata Dokumen:


- Rekam medis
4. Obat diberikan secara tepat waktu
5. Obat diberikan sebagimana diresepakn dan
dicatat dalam status pasien

Page 110

MPO

MPO. 6.2.

19. Kebijakan dan prosedur mengatur


obat yang dibawa kedalam RS oleh
pasien yang menggunakan obat
sendiri ( self Administration ) maupun
obat contoh ( sample )

1. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan


untuk mengatur penggunaan obat sendiri oleh
pasien

2. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan


untuk mengatur pendokumentasian dan
pengelolaan setiap obatyang dibawa kedalam
RS untuk atau oleh pasien

regulasi:
- Kebijakan / pedoman /
prosedur pelayanan yang
memuat pengelolaan obat yang
di bawa pasien ke RS,
ketersediaan dan penggunaan
obat sample

3. Kebijakan dan prosedur di implementasikan


untuk mengatur ketersediaan dan penggunaan
sample obat
PEMANTAUAN
( Monitoring )

MPO.7.

20 Efek obat terhadap pasien


dimonitor

1. Efek pengobatan terhadap pasien dimonitor ,


termasuk efek yang tidak diharapkan ( adverse
effect )

regulasi:
- Panduan pasien safety yang
menetapkan:
efek pengobatan sebagai IKP
IKP/KTD di catat dalam rekam
medis
2. Proses monitoring dilakukan secara kolaboratif Pelaporan IKP/KTD
3. RS mempunyai kebijakn yang mengidentifikasi
efek yang tidak diharapkan yang harus dicatat
dalam rekam medis pasien dan yang harus
dilaporkan ke RS
Dokumen:
- Rekam medis
- Laporan IKP/KTD

4. Efek yang tidak diharapkan dilaporkan dalam


kerangka waktu yang ditetapkan oleh kebijakan

Page 111

MPO

MPO.7.1.

21. Kesalahan obat ( medication errors


) dilaporkan melalui proses dan dlam
kerangka waktu yang ditetapkan oleh 1. Kesalahan obat dan KNC ditetapkan melalui
proses kerjasama
RS

2. Kesalahan obat dan KNC dilaporkan tepat


waktu menggunakan prosedur baku

3. Mereka yang bertanggung jawab mengambil


tindakan untukpelaporan diidentifikasi
4. RS menggunakan informasi pelaporan
kesalahan obat dan KNC untuk memperbaiki
proses penggunaan obat

Page 112

regulasi:
- SK panitia kselamatan pasien
Kebijakan pengorganisasian
tentang identifikasi
-- Pedoman
KNC
dan pelaporannya
dan pelayanan
pantia
keselamatan pasien

Dokumen:
- Laporan KNC
- Laporan IKP
- Analisis RCA atau FMEA atas
IKP yang terjadi

MPO

ASIEN
materi

RECENT DOCUMENTS STRATEGIC IMPROVEMENT PLANNING

YES

NO

- Panduan / kebijakan
pengorganisasian dan pengelolaan
penggunaan obat di rumah sakit
- Struktur organisasi terkait dalam
pengelolaan proses obat

POA

Pedoman sudah ada ,


formatnya akan
disesuaikan dengan RSPN
kurang revisi SK , SK
pedoman belum ada

- Kebijakan atau regulasi pengarahan


semua tahap manajemen dan
penggunaan obat dalam rumah sakit
- Pelaksanaan review (monitoring dan
evaluasi) atas (dokumentasi) sistem
manajemen obat per tahun
- Pelaksanaan pelayanan farmasi dan
penggunaan obat sesuai UU dan
peraturan yang berlaku
- Pengadaan informasi (lisan dan
tertulis) di setiap tempat penggunaan
obat.

- Pengangkatan seorang petugas


bersertifikasi untuk ensupervisi semua
aktiftas pelayanan farmasi

revisi kebijakan

buku formularium

Page 113

PIC

TIMELINE

MPO

- Pelayanan supervisi terhadap proses


pelayanan farmasi

- Daftar obat stok obat rumah sakit


atau apa yang tersedia dari sumber
luar

- Proses revisi daftar obat secara


berkala sesuai perkebangan terbaru

- SPO ketidaktersediaan obat dan


pemberitahuan kepada dokter
pembuat resep serta saran
substitusinya

- Metode pengawasan obat dalam


rumah sakit

- Sistem pengamanan atau


perlindungan terhadap kehilangan atau
pencurian di seluruh rumah sakit
- Sosialisasi dan perlibatan tentang
proses pemesanan, penyaluran,
pemberian, dan proses monitring
pasien, evaluasi dan menjaga daftar
obat

- Surat keputusan jika ada


penambahan atau pengurangan obat
dari daftar beserta kriterianya

Page 114

MPO

- Surat keputusan jika ada


penambahan atau pengurangan obat
dari daftar beserta kriterianya

- Monitoring bagaimana sekiranya ada


penambahan obat baru dan KTD yang
tidak di antisipasi
- Review dan evaluasi tahunan atas
daftar obat rumah sakit berdasarkan
informasi tentang safety dan efektifitas

- SPO alur persetujuan dan pengadaan


obat yang dibutuhkan tetapi tidak
tersedia atau tidak termasuk dalam
daftar obat rumah sakit

- SPO alur proses mendapatkan obat


saat farmasi tutup atau persediaan
obat terkunci

- Sosialisasi SPO kepada seluruh staf


terkait

- Penyimpanan obat dalam kondisi


yang sesuai bagi stabilitas produk
- Pelaporan secara akurat tentang
bahan yang terkontrol sesuai undangundang dan peraturan yang berlaku

Page 115

- Pelabelan secara akurat trhadap


obat-obatan dan baha kimia yang di
gunakan untuk menyiapkan obat
dengan menyebutkan isi, tanggal

MPO

- Pelabelan secara akurat trhadap


obat-obatan dan baha kimia yang di
gunakan untuk menyiapkan obat
dengan menyebutkan isi, tanggal
kadaluwarsa, dan peringatan

- Inspeksi secara berkala sesuai


kebijakan rumah sakit terhadap tempat
penyimpanan obat untuk memastkan
obat di simpan secara benar
- Kebijakan atau regulasi rumah sakit
tentang cara identifikasi dan
penyimpanan obat yang dibawa oleh
pasien
- Kebijakan rumah sakit tentang cara
penyimpanan yang tepat bagi produk
nutrisi

- Kebijakan rumah sakit tentang cara


penyimpanan obat radioaktif untuk
keperluan investigasi dan sejenisnya
- Kebijakan rumah sakit tentang cara
penyimpanan dan pengendalian
sampel obat

Page 116

MPO

- Monitoring dan evaluasi berkala


tentang penyimapanan obat harus
sesuai dengan kebijakan rumah sakit

Kebijakan yang buat


farmasi berkoordinasi dgn
Nursing

- Penyediaan obat-obat emergensi


pada unit-unit dimana diperlukan atau
yang bisa segera di akses di dalam
rmah sakit untuk kebutuhan emergensi
- Kebijakan atau regulasi rumah sakit
tentangpenyimpanan penjagaan, dan
perlindungan obat emergensi dari
kehilangan atau pencurian
- Monitor dan penggantian obat
emergensi yang kadaluwarsa atau
rusak secara tepat waktu
- SPO penarikan obat

- Kebijakan atau regulasi tentang


penggunaan obat yang kadaluwarsa
atau ketinggalan zaman
- Kebijakan atau regulasi tentang
pemusnahan obat yang kadaluwarsa
atau ketinggalan zaman
- Pelaksanaan sosialisasi
pengimplementasian kebijakan dan
SPO

Page 117

MPO

- Kebijakan atau regulasi tentang


peresepan, pemesanan dan
pencatatan obat yang aman di rumah
sakit

- Kebijakan atau regulasi tentang


tindakan terkait dengan penulisan
resep dan pemesanan yang tidak bisa
di baca
- Koordinasi pengembangan kebijakan
dan SPO

- Pelatihan staf terkait untuk praktik


penulisan resep, pemesanan dan
pencatatan

- Sosialisasi dari tim dokter tentang


keharusan mencantmkan daftar obat
yang sedang di konsumsi pasien
(sebelum dirawat inap di rumah sakit)
dalam rekam medis dan catatan di
bagian farmasi

Tunggu Dr Retnoningsih
dan Kep Utk sosialisasi ke
medis

Page 118

MPO

- Kebijakan atau regulasi tentang


penulisan resep dokter dan dokter gigi
yang muat minimal elemen a) sampai
dengan i)

- Sosialisasi kepada staf farmasi,


seluruh dokter dan dokter gigi rumah
sakit mengenai kebijakan atau regulasi
tersebut

- Kebijakan atau regulasi mengenai


oarang yang di izinkan oleh rumah
sakit dan badan pemberi lisensi terkait,
undang-undang, atau peraturan untuk
dapat menuliskan resep atau
memesan obat

- Peraturan yang menetapkan batasan


bagi petugas (bila perlu) untuk
penulisan resep atau pemesanan obat
- Identifikasi petudas yang menulis
resep dan memesan obat oleh staf
farmasi atau orang lain yang
mengeluarkan obat
- Pencatatan obat yang diresepkan
atau di pesan untuk setiap pasien

Page 119

MPO

- Pencatatan dosis untuk setiap


pemberian obat

- Penyimpanan informasi obat dalam


rekam medis pasien atau status pasien
saat pemukangan atau pemindahan

- Persiapan dan penyaluran obat di


lakukan dalam area yang bersih dan
aman dengan peralatan dan suplai
yang memadai
- Persiapan dan penyaluran obat di
lakukan sesuai dengan undangundang, peraturan dan standar praktik
profesional
Pelatihan teknik aseptik kepada staf
yang menyiapkan produk steril
- Penjabaran informasi spesifik pasien
apa yang di butuhkan untuk proses
penelaah yang relatif

- Proses penelaahan ketepatan resep


atau pesanan obat sebelum dilakukan
penyaluran dan pemberian obat
- Proses menghubungi petugas yang
menulis resep atau memesan obat bila
ada pertanyaan

Page 120

MPO

-Evaluasi kompetensi petugas yang


melakukan penelaahan resep atau
pemesanan obat
- Pencatatan profil dari setiap pasien
yang menerima obat untu memfasilitasi
penelaahan

- Update komputer secara berkala bila


untuk meng-crross-check obat
memakai software komputer

- Pembuatan atau penyusunan siste


yang seragam di rumah sakit dalam
penyaluran dan pendistribusian obat

- Pelabelan obat secara tepat, dengan


nama obat, dosis/konsentrasi, tanggal
penyiapan, tanggal kadaluwarsa, dan
nama pasien setelah obat di siapkan
- Penyaluran obat dalam bentuk yang
paling siap di berikan

- Pembuatan sistem yang mendukung


penyaluran obat secara akurat
- Pembuatan sistem yang mendukung
penyaluran obat secara tepat waktu

Page 121

MPO

- Identifikasi petugas yang kompeten


atau berwenang yang memberikan
obat
- Identifikasi izin atau wewenang atau
lisensi yang dimiliki oleh petugas yang
memberikan obat

- Penetapan batasan (bila perlu)


terhadap pemberian obat oleh petugas

- Verifikasi jenis obat berdasarkan


resep atau pesanan

- Verifkasi jumlah dan dosis obat


berdasarkan resep atau pesanan
Verifikasi rute pemberian obat
berdasarkan resep atau pesanan obat
- Pemberian obat secara tepat waktu
- Pemberian obat sesuai yang
diresepkan dan pencatatannya dalam
status pasien

Page 122

MPO

- Pembuatan, sosialisasi, dan


implementasi kebijakan yang mengatur
penggunaan obat sendiri oleh pasien
- Pembuatan, sosialisasi, dan
implementasi kebijakan yang mengatur
pendokumentasian dan pengelolaan
obat yang di bawa ke dalam rumah
sakit untuk atau oleh pasien

- Pembuatan, sosialisasi, dan


implementasi kebijakan yang mengatur
ketersediaan dan penggunaan sample
obat

- Monitor efek pengobatan terhadap


pasien termasuk efek yang tidak di
harapkan

- Kerja sama dalam melakukan


monitoring
- Penyusunan kebujakan untuk
identifikasi dan pencatatan efek obat
yang tidak di harapkan dalam status
pasien serta pelaporannya kepada
rumah sakit

- Pendokumentasian efek obat yang


tidak di harapkan ke dalam status
pasien di lakukan sesuai dengan
kebijakan

Page 123

MPO

- Kerja sama dalam penyusunan


pedoman tentang kesalahan obat dan
KNC

- Pelaporan tentang kesalahan obat


dan KNC secara tepat waktu
menggunakan prosedur baku

- Identifikasi petugas yang melakukan


dan yang melaporkan kejadian
kesalahan obat dan KNC
- Perbaikan proses penggunaan obat
berdasarkan evaluasi, informasi, dan
pelaporan kejadian kesalahan obat
dan KNC

Page 124

APK
KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PADA PASIEN

SASARAN
AKSES KE
PELAYANA
N DAN
KONTINUIT
AS
PELAYANA
N

STANDAR

ELEMEN PENILAIAN
1.Skrining dilakukan pada kontak pertama
didalam atau diluar RS

2.Berdasarkan hasil skrining ditentukan


apakah kebutuhan pasien sesuai dengan
misi dan sumberdaya RS
Admisi ke
rumah
sakit
APK.1.

3.Pasien diterima hanya apabila RS dapat


menyediakan kebutuhan pelaynan rawat
inap dan rawat jalan yang tepat

DOKUMEN

Materi

Regulasi RS:
Kebijakan pelayanan rumah
sakit , SPO skining pasien

Pelaksanaan skrining pada kontak


Pertama di Dalam atau di luar
Rumah sakit

Dokumen:
Rekam medis

Penentuan apakah kebutuhan


Pasien sesuai misi dan sumber
Daya rumah Sakit

Rm pasien

Penerimaan pasien dilakukan bila


Rumah sakit mampu menyediakan
Pelayanan yang dibutuhkan pasien

4.Ada cara untuk melengkapi hasil test


diagnostik berkenaan dengan tanggung
jawab untuk menetapkan apakah pasien
diterima , dipindahkan atau dirujuk

Proses melengkapi skrining dengan


Hasil tes diagnostik dan tanggung
Jawab untuk membuat keputusan
Pasien diterima atau dirujuk
Rm pasien

5.Ada kebijakan yang menetapkan ttg


skrening dan test diagnostik mana yang
merupakan standar sebelum penerimaan
pasien
6.Pasien tidak dirawat , dipindahkan atau
dirujuk sebelum diperoleh hasil testyang
dibutuhkan sebagai dasar pengambilan
keputusan

SPO Standing order

SPO skining pasienn

Page 125

Adanya regulasi tentang standar


Pelaksanaan skrining dan tes
Diagnosis yang diperlukan sebelum
Penerimaan Pasien
Pelaksanaan tindakan tidak merawat
atau memindahkan atau merujuk
pasien sebelum hasil tes yang
dibutuhkan tersedia

YES

APK
APK.1.1.

2. RS menetapkan
standar prosedur
operasional untuk
penerimaan pasien
rawat inap dan untuk
pendaftaran pasien
rawat jalan

1. Proses pendaftaran pasien rawat jalan


distandardisir

Regualsi RS:
1. Kebijakan/ panduan/
prosedur pendaftaran pasien
rawat jalan dan penerimaan
pasien rawat inap
2. Prosedur
penahanan pasien untuk
observasi
3.
Prosedur penanganan pasien
bila tidak tersedia tempat tidur
pada unit yang dituju

Penyusunan standar proses


administrasi pasien rawat inap dan
pelaksanaan proses sesuai standar

2. Proses admisi pasien rawat inap


distandardisir

3. Ada SOP penerimaan pasien gawat


darurat keunit rawat inap

4. Ada SOP menahan pasien untuk


observasi
5. Ada SOP mengelola pasien bila tidak
tersedia tempat tidur pada unit yang dituju
maupun diseluruh RS

Penyusunan standar proses pendaftaran


pasien rawat jalan dan pelaksanaan
proses sesuai standar

SPO peneriman pasien


emergensi ke RI

Penyusunan standar proses penerimaan pasien emergensi ke rawat


inap dan pelaksanaan proses
sesuai
Penyusunan standar proses penahanan
pasien untuk observasi
dan pelaksanaan proses sesuai
standar

SPO antrian kamar

Penyusunan standar proses


penanganan pasien bila tempat tidur
tidak tersedia dan pelaksanaan
proses sesuai standar diseluruh
rumah sakit
6. Kebijakan dan prosedur tertulis
Penyusunan kebijakan dan prosedur
mendukung proses penerimaan pasien rawat
tertulis tentang proses penerimaan
inap dan pendaftaran pasien rawat jalan
SPO penerimaan pasien RI dan pasien rawat inap dan rawat jalan
RJ

Page 126

APK

7. Petugas mengenal kebijakan dan


prosedur serta melaksanakannya

APK.1.1.1. 3. Pasien dengan

kebutuhan darurat,
mendesak , atau segera 1. RS melaksanakan proses triase berbasis
bukti untuk memprioritaskan pasien dengan
diberikan prioritas
kebutuhan emergensi
untuk asesmen dan
pengobatan
2. Staf dilatih menggunakan kriteria ini
3. Pasien diprioritaskan atas dasr urgensi
kebutuhan

4. Pasien emergensi diperiksa dan dibuat


stabil sesuai kemampuan RS dulu sebelum
dirujuk

Sosialisasi dan edukasi kepada


seluruh petugas terkait tentang
ketentuan prosedur dan
pelaksanaannya

Pelaksanaan proses triase berbasis


Regulasi RS:
bukti untuk memprioritaskan pasien
Kebijakan/ panduan/ prosedur sesuai dengan kegawatannya
TRIAGE
Kriteria Transfer
Pelatihan staf terkait tentang
penggunaan kriteria triase berbasis
bukti
Pelaksanaan penanganan pasien sesuai
Dokumen Implementasi:
prioritas urgensi kebutuhannya
Rekam Medis
Sertifikasi pelatihan TRIAGE
Pemeriksaan dan stabilisasi pasien
emergensi sesuai kemampuan rumah
sakit sebelum pasien ditransfer
SPO merujuk pasien dari
UGD,SPO transfer pasien dari
UGD

APK.1.1.2. 4. Kebutuhan pasien

akan pelayanan
preventif , paliatif ,
kuratif , dan
rehabilitatif
diprioritaskan
berdasarkan kondisi
pasien pada waktu
proses admisi sebagai
pasien rawat inap

Pelaksanaan skrining untuk membantu


staf mengetahui kebutuhan pasien
1. Pemeriksaan skrining membantu staf
memahami pelayanan yang dibutuhkan
pasien
2. Pemilihan jenis pelayanan atau unit
pelayanan berdasar atas temuan
pemeriksaan hasil skrining

Regulasi RS:
Kebijakan/ panduan/ prosedur
yang menetapkan skrinning
pasien
Pemilihan pelayanan sesuai kebutuhan
berdasarkan hasil skrining
Rm pasien

Page 127

rehabilitatif
diprioritaskan
berdasarkan kondisi
pasien pada waktu
proses admisi sebagai
pasien rawat inap

APK

Rm pasien
3. Kebutuhan pasien yang berkenaan
dengan pelayanan preventif , kuratif ,
rehabilitatif , dan paliatif diprioritaskan
APK.1.1.3. 5. RS memperhatikan

kebutuhan klinis pasien


pada waktu menunggu
atau penundaan untuk
1. Pasien rawat inap dan rawat jalan
pelayanan diagnostik
diberikan informasi apabila akan terjadi
dan pengobatan
penundaan pelayanan atau pengobatan

APK.1.2.

6. Pada admisi rawat


inap ,pasien dan
keluarganya mendapat
penjelasan ttg
pelayanan yang
ditawarkan ,hasil yang
diharapkan dan
perkiraan biaya
pelayana tersebut

Penentuan prioritas kebutuhan pasien


terkait pelayanapreventif, kuratif,
rehabilitatif, dan paliatif

Regulasi RS:
Pemberian informasi kepada
Kebijakan/ Panduan
pasien bila akan terjadi penundaan
penundaan
pelayanan atau pengobatan
pelayanan/pengobatan
Prosedur pemberian informasi

2. Pasien diberi informasi alasan penundaan


atau menunggu dan memberikan informasi
ttg alternatif yaang tersedia sesuai dengan SPO penundaan pelayanan
keperluan klinik mereka
pasien

Pemberian informasi kepada pasien


tentang alasan penundaan dan tentang
alternatif yang tersedia sesuai
keperluan klinik pasien

3. Informasi didokumentasikan didalam


rekam pasien

Dokumentasi Implementasi:
Rekam Medis

Pencatatan informasi dalam rekam


medis pasien

Kebijakan pemberian informasi


ttg penundaan pelayanan
pasien RS:
Regulasi
1. Kebijakan/ panduan
komunikasi yg efektf dalam
pemberian eduaksi dan
informasi 2. Prosedur
pemberian informasi tentang:
Pelayanan
yg dianjurkan
Hasil
pelayanan yg diharapkan
Perkiraan biaya di general
consent

Penyusunan kebijakan dan prosedur


tertulis yang mendukung pelaksanaan
pemberian informasi secara konsisten

4. kebijakan dan prosedur tertulis


mendukung pelaksanaan secara konsisten
1.Pasien dan keluarganya diberi informasi
pada waktu admisi

Page 128

Pemberian informasi kepada pasien


dan keluarganya saat admisi

penjelasan ttg
pelayanan yang
ditawarkan ,hasil yang
diharapkan dan
perkiraan biaya
pelayana tersebut

APK

2.Penjelasan meliputi informasi ttg


pelayanan yang ditawarkan

Pemberian informasi kepada pasien


dan keluarganya tentang pelayanan
yang ditawarkan
3.Penjelasan meliputi informasi ttg hasil
pelayanan yang diharapkan

Dokumen Implementasi:
Rekam Medis
Website

Pemberian informasi kepada pasien


dan keluarganya tentang hasil
pelayanan
yang diharapkan

4.Penjelasan meliputi informasi ttgperkiraan


biaya kepada pasien dan keluarganya
5.Penjelasan cukup bagi pasien dan
keluarganya untuk membuat keputusan yang
benar
APK.1.3.

7.RS berusaha
mengurangi kendala
fisik , bahasa dn budaya
serta penghalang
lainnya dalam
memberikan pelayanan

1.Pimpinan dan staf RS mengidentifikasi


hambatan yang paling sering terjadi pada
dipopulasi pasiennya
2.Ada prosedur untuk mengatasi atau
membatasi hambatan pada waktu pasien
mencari pelayanan

Pemberian informasi kepada pasien


dan keluarganya tentang estimasi biaya
Pemberian informasi yang memadai
bagi pasien dan keluarganya untuk
mengambil keputusan secara benar

Ada data ttg hambatan pada


Identifikasi hambatan yang ada pada
pasien saat mencarai pelayanan pasien
Penyusunan prosedur untuk mengatasi
SPO ttg mengatasi hambatan atau membatasi hambatan saat pasien
pada saat pasien mencari
mencari pelayanan
pelayanan
Penyusunan prosedur untuk
mengurangi
dampak dari hambatan dalam
memberikan
pelayanan

3.Ada prosedur untuk mengurangi dampak


dari hambatan dalam memberikan
pelayanan
4.Prosedur ini telah dilaksanakan
APK.1.4.

8. Penerimaan atau
perpindahan pasien ke
dan dari unit pelayanan
intensif atau pelayanan
khusus ditentukan
ddengan kriteria yang
telah ditetapkan

1.RS telah menetapkan kriteria masuk atau


pindah dari pelayanan intensif dan atau
pelayanan khusus termasuk penelitian dan
program lain sesuai dengan kebutuhan
pasien

Regulasi RS:
Kebijakan RS dalam
mengidentifikasi hambatan
dalam populasi pasiennya di
kebijakan kriteria masuk dan
keluar ICU

2.Kriteria berbasis fisiologi dan tepat

Dokumen:
Data cakupan RS
Page 129

Pelaksanaan prosedur tersebut di atas


Penyusunan kriteria masuk atau pindah
dari pelayanan intensif atau pelayanan
khusus termasuk penelitian dan
program yang sesuai dengan
kebutuhan pasien
Penyusunan kriteria secara tepat dan
didasarkan pada fisiologi

perpindahan pasien ke
dan dari unit pelayanan
intensif atau pelayanan
khusus ditentukan
ddengan kriteria yang
telah ditetapkan

APK

3.Staf yang tepat diikutsertakan dalam


pengembangan kriteria

Pengembangan kriteria dengan


mengikutsertakan staf
Pelatihan staf untuk melaksanakan
kriteria
Pemeriksaan rekam medis pasien yang
diterima masuk unit pelayanan
spesialistis atau intensif mengenai
bukti-bukti yang memenuhi kriteria
yang tepat untuk pelayanan yang
dibutuhkan

4.Staf dilatih untuk melaksanakan kriteria


5.Rekam medis pasien yang diterima masuk
keunit yang menyediakan pelayanan
spesialistis atau intensif berisi bukti bukti
yang memenuhi kriteria yang tepat untuk
pelayanan yang dibutuhkan

6.Rekam medis pasien yang dipindahkan


atau keluar dari unit yang menyediakan
pelayanan intensif / spesialistik berisi bukti
bukti bahwa pasien tidak memebuhi
kriteria untuk berada di unit tersebut
2.
Kontinuita
s
pelayanan

9. RS mendisain dan
melaksanakan proses
untuk memberikan
pelayanan asuhan yang
berkelanjutan didalam
RS dan koordinasi antar
para tenaga medis

1.Pimpinan pelayanan menetapkan disain


dan melaksanakan proses yang mendukung Regulasi RS:
kontinuitas pelayanan dan koordinasi
1. Kebijakan/ panduan/
pelayanan yang meliputi semua yang
prosedur transfer pasien
tercantum dalam maksud dan tujuan diatas :
2. Kriteria transfer

Pemeriksaan rekam medis pasien yang


dipindahkan atau keluar dari unit
pelayanan spesialistis atau intensif
mengenai bukti-bukti yang
menyatakan pasien tidak memenuhi
kriteria yang tepat untuk unit tersebut
Penyusunan kriteria dan kebijakan
tentang tata cara transfer pasien yang
tepat di rumah sakit

APK.2.

-pelayanan emergensi dan pendaftaran


pasien rawat inap
2.Kriteria dan kebijakan yang telah
ditetapkan menentukan tatacara tranfer
pasien yang tepat didalam RS

Dokumentasi Implementasi:
1. Rekam Medis

3.Kesinambungan dan koordinasi terbukti


terlaksana dalam seluruh fasepelayanan
pasien
Page 130

Penyusunan kriteria dan kebijakan


tentang
tata cara transfer pasien yang tepat di
rumah sakit
Koordinasi dan pelaksanaan secara
berkesinambungan meliputi seluruh
fase
pelayanan pasien

APK

Pengisian form umpan balik oleh


pasien dan
keluarganya

4.Kesinambungan dan koordinasi terbukti


dirasakan oleh pasien
APK.2.1.

10. Dalam semua fase


pelayanan , ada staf
yang kompeten sebagai
orang yang
bertanggungjawab
terhadap pelayanan

1. Staf yang bertanggung jawab untuk


koordinasi pelayanan selama pasien dirawat
diketahui dan tersedia dalam seluruh fase
Regulasi RS:
asuhan rawat inap
Medical staff bylaws
2.Staf tersebut kompeten menerima
tanggung jawab untuk melaksanakan
pelayanan pasien
laporan pelaksanaan training

Koordinasi staf yang bertanggung


jawab
pelayanan selama pasien dirawat
Pelatihan staf terkait dalam pelayanan
pasien

SPO serah terima tugas

Pengenalan staf terkait oleh seluruh


staf rumah sakit (gathering?),
penggunaan name tag?

3. Staf tersebut dikenal oleh seluruh staf RS

4.Staf melengkapi dokumen rencana


pelayanan pasien direkam medis

3.
11. Ada kebijakan
Pemulanga untuk merujuk dan
n pasien , memulangkan pasien
rujukan
dan tindak
lanjut

Proses melengkapi dokumen rencana


RM pasien
pelayanan pasien dalam status pasien
Penyusunan kebijakan tentang
perpindahan
5. Perpindahan tanggung jawab pelayanan
tanggung jawab pelayanan pasien dari
paien dari satu individu ke individu yang
di kebijakan Yan RS , SPO
staf
lain dijabarkan dalam kebijakan RS
serah terima tugas ( SBAR)
yang satu ke staf yang lain
Proses merujuk atau memulangkan
Regulasi RS:
pasien
1.Merujuk atau memulangkan pasien
1. Kebijakan/ panduan/
berdasarkan status kesehatan dan
berdasrkan atas dasar kondisi kesehatan dan prosedur yang memuat rencana kebutuhan
kebutuhan akan pelayanan yang
pemulangan pasien
pelayanan selanjutnya
berkelanjutan
2. Dischange Planning List

APK.3.1.

2.Ada ketentuan atau kriteria bagi pasien


ayng siap untuk dipulangkan
3.Bila diperlukan , perencanaan untuk
merujuk dan memulangkan pasien dapat
diproses lebih awal dan bila perlu
mengikutsertakan keluarga

Penyusunan kriteria pasien yang siap


dipulangkan
Proses merujuk dan memulangkan
pasien mengikutsertakan keluarga dan
bisa dilakukan
Di Form Pengkajian pasien RI lebih awal jika diperlukan
Page 131

APK

4.Pasien dirujuk dan dipulangkan


5.Kebijakan RS mengatur proses pasien
berdasarkan atas kebutuhannya
Rm pasien
yang diperbolehkan meninggalkan RS ,
sementara dalam proses rencana pengobatan
dengan izin yang disetujui untuk waktu
SPO pasien ijin keluar
tertentu
sementara pasien RI
APK.3.1.

12. RS bekerjasama
dengan para praktisi
kesehatan dan institusi
diluar RS untuk
memastikan bahwa
rujukan dilakukan
dengan baik dan tepat
waktu

1. Rencana pemulangan paien meliputi


kebutuhan pelayanan penunjang dan
kelanjutan pelayanan medis

Regulasi RS:
1. Kebijakan/ panduan/
prosedur rujukan
2. Kriteria transfer
inter hospital (rujuk)

2. RS mrngidentifikasi organesasi dan


individu penyedia pelayanan kesehatan
dilingkungannya yang sangat berhubungan
dengan pelayanan yang ada di RS serta
populasi pasien
3. Apabila memungkinkan rujukan keluar
Dokumentasi Implementasi:
RS ditujukan kepada individu secara
1. Rekam Medis
spesifik dan badan dari mana pasien derada 2. MOU

APK.3.2.

4. Apabila memungkinkan rujukan dibuat


untuk pelayanan penunjang
13. Rekam medis
1. Resume pasien pulang dibuat oleh
pasien rawat inap berisi DPJPsebelum pasien pulang
salinan resume pasien
pulang

Regulasi RS:
Kebijakan yang menetapkan
bahwa resume asuhan pasien
dibuat oleh DPJP sebelum
pasien pulang dari RS ,di
kebijakan pelayana Rekam
Medis

2. Resume berisi pula instruksi tindak lanjut

3. Salinan resume pasien pulang


didokumentasikan dalam rekam medis
4. Salinan resume pasien pulangdiberikan
juga kepada.....

Dokumen:
Rekam Medis

Page 132

Proses merujuk dan memulangkan


pasien ber- dasarkan kebutuhannya
Penyusunan kebijakan yang mengatur
rencana
pemulangan pasien
Perencanaan pemulangan pasien
dilakukan de- ngan
mempertimbangkan pelayanan
penunjang dan kelanjutan pelayanan
medis

Identifikasi organisasi dan individu


penyedia layanan kesehatan di
lingkungannya yang berkaitan dengan
pasien dan pelayanan yang ada di
rumah sakit
Proses merujuk keluar rumah sakit
ditujukan
kepada individu atau badan secara
spesifik bila memungkinkan
Proses merujuk dilakukan untuk
pelayanan pe- nunjang bila
memungkinkan

Pembuatan resume pasien pulang oleh


DPJP
sebelum pasien pulang
Pembuatan resume mencantumkan
instruksi
tindak lanjut
Pendokumentasian
salinan ringkasan
pelaya-nan pasien dalam rekam medis
pasien

Pemberian salinan resume pasien


pulang kepa- da pasien atau
keluarganya

APK

5. Salinan resume pasien pulang diberikan


kepada praktisi kesehatan perujuk
6. Kebijakan dan prosedur menetapkan
kapan resume pasien pulang harus
dilengkapi dan dimasukkan ke rekam medis Regulasi RS:
pasien
Kebijakan yang menetapkan
resume pasien berisi:
a. Alasan masuk RS
b. Penemuan kelainan fisik
APK.3.2.1. 14. Resume pasien pulan 1.Resume pasien pulang berisi alasan
dan lainnya yg penting
dirawat , giagnosis dan penyakit
c. Prosedur diagnosis dan
penyertanya
pengobatan yg telah dilakukan
d. Pemberian medikamentosa
dan pemberian obat waktu
pulang e. Status/ kondisi pasien
waktu pulang
f. Instruksi follow-up/
tindak lanjut
2.Resume pasien pulang berisi temuan fisik
dan hal lain yang penting
3.Resume pasien pulang berisi prosedur
diagnostik dan terapi yang telah dilakukan
4.Resume pasien pulang berisi
medikamentosa termasuk obat waktu pulang Dokumen:
Rekam Medis
5.Resume pasien pulang berisi keadaan /
status pasien pada saat pulang
6.Resume pasien pulang berisi instruksi
untuk tindak lanjut / kontrol
APK.3.3.

1.RS mengidentifikasi pelayanan lanjut an


pasien yang mana dalam resume yang
Dokumen:
pertama dilaksanakan
Rekam Medis
15. RM pasien rawat
2.RS
mengidentifikasi
bagaimana
resume
jalan yang mendapat
pelayanan berkelanjutan pelayanan dijaga kontinuitasnya dan siapa
yang menjaganya
Kebijakan pelayanan RM
berisi resume semua
diagnosis yang penting ,
alergi terhadap obat,
Page 133
medikamentosa yang
sedang diberikan dari
riwayat prosedur
pembedahan dan
perawatan /
hospitalisasi di RS

Pemberian salinan resume pasien


pulang kepa-da praktisi kesehatan yang
kepadanya pasien
dirujuk
Penyusunan kebijakan dan prosedur
tentang
kapan resume pasien pulang harus
dilengkapi
dan dimasukkan ke rekam medis
pasien

Pembuatan resume pasien pulang


mencantum- kan alasan pasien dirawat,
diagnosis, dan pe-nyakit penyertanya
Pembuatan resume pasien pulang
mencantum- kan temuan fisik dan hal
lain yang penting
Pembuatan resume pasien pulang
mencantum- kan prosedur diagnostik
dan terapeutik yang
telah dilakukan
Pembuatan resume pasien pulang
mencantum-kan medika mentosa
termasuk obat waktu pulang
Pembuatan resume pasien pulang
mencantum-kan keadaan/status pasien
pada
saat pulang
Pembuatan
resume pasien pulang
mencantum-kan instruksi untuk tindak
lanjut atau kontrol
Identifikasi pelayanan lanjutan mana
dalam resume
yang
pertama
dilaksanakan
Identifikasi
bagaimana
resume
pelayanan dijaga
kelangsungannya dan siapa yang
menjaga

APK.3.3.

APK.3.4.

15. RM pasien rawat


jalan yang mendapat
pelayanan berkelanjutan
berisi resume semua
diagnosis yang penting ,
alergi terhadap obat,
medikamentosa yang
sedang diberikan dari
riwayat prosedur
pembedahan dan
perawatan /
hospitalisasi di RS
16. Pasien dan keluarga
yang tepat , diberikan
pengertian ttg instruksi
tindak lanjut

APK

3.RS telah menetapkan format dan isi dari


resume pelayanan

Penetapan format dan isi resume


pelayanan

4.RS menentukan apa yang dimakdsut


dengan resume saay ini

Penentuan tentang apa yang dimaksud


dengan re-sume saat ini

5.Rekam medis pasien berisi daftar resume


lengkap sesuai kebijakan
1. Instruksi untuk tindak lanjut diberikan
dalam bentuk dan cara yang mudah
dimengerti pasien dan / atau keluarganya

Pengecekan apakah rekam medis berisi


daftar resume secara lengkap sesuai
kebijakan
Pemberian instruksi tindak lanjut
Regulasi RS:
dalam bentuk dan cara yang mudah
Kebijakan pemberian edukasi , dimengerti pasien dan keluarganya
Dischargplan
Pemberian instruksi pada pasien dan
keluarganya ten-tang kapan kembali
untuk pelayanan tindak lanjut
Pemberian instruksi pada pasien dan
keluarganya ten-tang kapan dan
bagaimana mendapatkan pelayanan
yang mendesak
Pemberian instruksi kepada keluarga
pasien untuk pelaya-nan terkait kondisi
pasien
Penyusunan proses penatalaksanaan

2.Instruksi mencakup kapan kembali untuk


pelayanan tindak lanjut
3.Instruksi mencakup kapan mendapatkan
pelayanan
mendesak
4.Keluargayang
diberikan
instruksi untuk
pelayanan bila diperlukan berkenaan dengan
kondisi pasien
APK.3.5.

4.Perpinda
han /
rujukan
pasien
APK.4

17. RS mempunyai
proses untuk
penatalaksanaan dan
tindak lanjut bagi
pasien yang pulang
karena menolak nasehat
medis

18. Pasien dirujuk ke


rumah sakit lain
berdasarkan atas
kondisi dan kebutuhan
pelayanan lanjutan

1.Ada proses untuk penatalaksanaan dan


tindak lanjut bagi pasien rawat inap dan
rawat jalan yang pulang karena menolak
nasehat medis

Regulasi RS:
Regulasi tentang penolakan
pelayanan/ pengobatan di
kebijakan pelayanan RS , SPO
pasien pulang paksa

dan tindak lanjut bagi pasien rawat


inap dan rawat jalan yang pulang
paksa atau menolak nasihat medis

2.Apabila diketahui ada dokter keluarga ,


kepadanya diberitahu

Pemberitahuan kepada keluarga pasien


yang dokter

3.Proses dilaksanakan sesuai dengan hukum


dan peraturan yang berlaku

Pelaksanaan proses sesuai hukum dan


peraturan yang berlaku

1.Rujukan pasien berdasarkan atas


kebutuhan pasien untuk pelayanan
berkelanutan

Regulasi RS:
a. Regulasi tentang trasnfer
inter hospital
b. SK pengangkatan tim
transfer

2.Proses rujukan mencakup pengalihan


tanggung jawab kerumah sakit yang
menerima

Proses merujuk pasien berdasarkan


kebutuhan pasien untuk pelayanan
berkelanjutan
Proses merujuk mencakup pengalihan
tanggung jawab
ke rumah sakit yang menerima

Page 134

APK.4

rumah sakit lain


berdasarkan atas
kondisi dan kebutuhan
pelayanan lanjutan
APK

3.Proses rujukan menunjuk orang / siapa


yang bertanggung jawab selama proses
rujukan serta perbekalan dan peralatan apa
yang dibutuhkan selama transportasi

Dokumen:
MOU rujukan
Rekam Medis

Proses merujuk menunjuk orang atau


badan yang bertang- gung jawab
selama proses rujukan serta peralatan
yang di butuhkan selama transportasi
Proses merujuk menjelaskan situasi di
mana rujukan tidak
mungkin dilaksanakan

4.Proses rujukan menjelaskan situasi


dimana rujukan tidak mungkin dilaksanakan

Proses merujuk pasien dilakukan


secara tepat ke rumah
sakit penerima
19. RS menentukan
Proses merujuk menentukan bahwa
1.RS yang merujuk menentukan bahwa RS Regulasi RS:
bahwa RS penerima
rumah sakit penerima
penerima dapat menyediakan kebutuhan
Regulasi tentang transfer inter
dapat memenuhi
dapat menyediakan kebutuhan pasien
pasien yang akan dirujuk
hospital
kebutuhan pasien akan
yang akan dirujuk
kontinuitas pelayanan 2.Kerjasama yang resmi atau tidak resmi
Penjalinan kerjasama resmi/tidak resmi
dibuat dengan RS penerima terutama
dengan rumah sakit
apabila pasien sering dirujuk ke RS
Dokumen:
penerima yang kepadanya pasien
penerima
MOU rujukan
sering dirujuk
1.Informasi
klinis
pasien
atau
resume
klinis
Regulasi
RS:
Pengiriman informasi kondisi klinis
20. RS penerima diberi
pasien dikirim kerumah sakit bersama
Regulasi tentang transfer inter atau resume pasien
resume tertulis
pasien
hospital
bersama pasien
mengenahi kondisi
klinis pasien dan
Pembuatan resume klinis mencakup
tindakan tindakan
2.Resume klinis temasuk kondisi pasien
status pasien
yang telah dilakukan
3.Resume klinis termasuk prosedur dan
Pembuatan resume klinis mencakup
oleh rumah sakit
tindakan tindakan lain yang telah
Dokumen:
prosedur dan tindakan
pengirim
dilakukan
Rekam medis
lain yang telah dilakukan
Pembuatan resume klinis mencakup
4.Resume klinis termasuk kebutuhan pasien
kebutuhan pasienakan
akan pelayanan lebih lanjut
pelayanan lebih lanjut
21. Selama proses
Regulasi RS:
Monitor pasien selama proses rujukan
rujukan pasien secara 1.Selama proses rujukan secara langsung
Regulasi tentang transfer inter
langsung , staf yang
semua pasien selalu dimonitor
hospital
kompeten terus
Pelatihan kompetensi staf yang
2.Kompetensi staf yang melakukan monitor Dokumen:
Pencatatan
rekam
memonitor kondisi
melakukan dalam
monitor
agar medis pasien
sesuai
dengan
kondisi
pasien
Rekam
medis
yang
pindah
tentang
pasien
disesuaikan dengan kondisi pasien
22. Proses rujukan
1. Di rekam medis pasien yang pindah
nama rumah sakit tujuan dan nama staf
didokumentasikan
dicatat nama RS dan nama staf yang
Dokumen:
yang menyetujui
didalam rekam medis menyetujui penerimaan pasien
Rekam medis
penerimaan pasien
pasien
5.Pasien dirujuk secara tepat kerumah sakit
penerima

APK.4.1.

APK.4.2

APK.4.3.

APK.4.4.

Page 135

APK.4.4.

22. Proses rujukan


didokumentasikan
didalam rekam medis
pasien

APK

2.Di rekam medis pasien yang pindah dicatat


hal hal lain yang diperlukan sesuai dengan
kebijakan RS yang merujuk

Pencatatan dalam rekam medis pasien


yang pindah tentang
hal-hal lain yang diperlukan sesuai
dengan kebijakan rumah sakit yang
merujuk

3.Di rekam medis pasien yang dirujuk dicatat


alasan rujukan

Pencatatan alasan rujukan dalam


rekam medis pasien

4.Di rekam medis pasien yang dirujuk dicatat


kondisi khusus sehubungan dengan proses
rujukan

Pencatatan dalam rekam medis pasien


tentang kondisikhusus
sehubungan dengan proses rujukan

5.Di rekam medis pasien yang dirujuk dicatat


segala perubahan dari kondisi pasien selama
proses rujukan

5.TRANSPORTASI
23.Kegiatan proses
rujukan , dan
pemulangan pasien
rawat inap atau rawat
jalan ,termasuk
perencanaan untuk
kebutuhan trasportasi
pasien
APK.5.

1.Terdapat penilaian terhadap kebutuhan


terasportasi apabila pasien dirujuk kepusat
pelayananyang lain , ditransfer kepenyedia
layanan yang lain atau siap pulang dari rawat
inap atau kunjungan rawat jalan

Regulasi RS:
Regulasi tentang pelayanan
ambulance

Pencatatan dalam rekam medis pasien


tentang segala peruba- han dari kondisi
pasien selama proses rujukan
Penilaian terhadap kebutuhan
transportasi apabila pasien dirujuk ke
pusat pelayanan yang lain, ditransfer
ke penyedia
pelayanan yang lain atau siap pulang
dari rawat inap atau
kunjungan rawat jalan

2.Trasportasi disediakan atau diatur sesuai


kebutuhan dan kondisi pasien

3.Kendaraan trasportasi milik RS memenuhi


hukum dan peraturan yang berlaku berkenaan
dengan pengoperasian , kondisi dan
pemeliharaannya
4.Pelayanan trasportasi dengan kontrak
disesuaikan dengan kebutuhan RS dalam hal
kualitas dan keamanan trasportasi

Dokumen:
Bukti pemeliharaan
transportasi MOU

Penyediaan
dan pengaturan
Pengadaan kendaraan
transportasi
transportasi
dengan kebu-tuhan
rumah sakit sesuai
yang meme-nuhi
hukum
dan
pasien
dan status
peraturan
yang berlaku berkenaan
dengan
pengoperasian, kondisi dan
pemeliharaan kendaraan

Pelayanan transportasi dengan kontrak


disesuaikan dengan kebutuhan rumah
sakit dalam hal

Page 136

APK
5.Semua kendaraan yang dipergunakan untuk Standar Ambulance
trasportasi , baik kontrak maupun milik RS ,
dilengkapi dengan peralatan yang memadai ,
perbekalan dan medikamentosa sesuai dengan
kebutuhan pasien yang dibawa

6.Ada proses untuk memonitor kualitas dan


keamanan trasportasi yang disediakan atau
dikelola RS , termasuk proses menanggapi
keluhan

Page 137

Proses melengkapi semua kendaraan


untuk transportasi,baik
kontrak maupun milik rumah sakit
dengan peralatan yang
memadai, perbekalan dan
medikamentosa sesuai dengan
kebutuhan pasien yang dibawa
Monitor kualitas dan keamanan
transportasi yang disediakan atau
dikelola rumah sakit termasuk proses
menanggapi keluhan

APK

NO

POA

Masukan
PIC TIMELINE pembimbing

25%

50%

SPO
Triage dan
Pemeriksa
aan
Diagnostik
akan
direvisi

Page 138

75%

100%

APK

Buat dan
revisi
semua
Kebijaka
n dan
SPO
Page
139
terkait

APK
Buat

dan
revisi
semua
Kebijaka
n dan
SPO
terkait

Terkait
dengan
Kebijaka
n Triage

Page 140

APK

Page 141

Revisi
SPO
Penerima
an
Pasien

APK

Revisi
SPO
Penerima
an
Pasien
Rawat
Jalan
Dan
Rawat
Inap

Revisi SPO
Hambatan
Dalam
Pelayanan ;
buat yang
lebih
spesifik

Page 142

APK

Revisi
SPO
Kriteria
pasien
masuk dan
keluar ICU

Page 143

APK

Page 144

APK

Page 145

APK

Page 146

APK

Page 147

APK

Page 148

APK

Page 149

APK

Page 150

PP

KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PADA PASIEN


SASARAN

STANDAR

ELEMEN PENILAIAN

DOKUMEN

Materi

PELAYANAN
PASIEN ( PP)
PEMBERIAN
PELAYANAN
UNTUK
SEMUA
PASIEN

1. Para pimpinan RS bersepakat untuk


memberikan proses pelayanan yang
seragam

PP.1

Kebijakan pelayanan rumah


sakit

Penyusunan Panduan
Pelayanan Pasien

Pedoman pelayanan pasien

Penyusunan kebijakan
Atau
Prosedur tentang
keseraga- man
pemberian pelayanan
Sesuai peraturan atau
undang-undang

1. Kebijakan dan prosedur dan


undang -undang dan peraturan yang
berlaku mengarahkan asuhan yang
seragam bagi semua pasien

2. Kebijakan dan prosedur memandu


pemberian pelayanan yang seragam sesuai
dengan undang undang dan peraturan
terkait
3. Pemberian pelayanan yang seragam
memenuhi Maksud dan Tujuan ad a s/d ad e
tersebut diatas

PP.2.

2. Ada prosedur untuk


mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan asuhan yang
diberikan kepada setiap pasien

1. Rencana asuhan diintegrasikan dan


dikoordinasikan diantara berbagai unit kerja
dan pelayanan

v
Kebijakan pelayanan pasien
( mengenai pengintegrasian
dan koordinasi aktivitas asuhan
pasien)

2. Pemberian asuhan diintegrasikan dan


dikoordinasikan antara berbagai unit kerja
dan pelayanan

v
Page 151

Pelaksanaan atau
implementasi
Panduan pelayanan
Pasien
Koordinasi antar unit
tim kerja
Dan pelayanan terkait
di rumah
Sakit
Pelaksanaan
terintegrasi antar
Unit kerja,
departemen, dan Pelayanan di rumah Sakit

PP

3. Hasil atau kesimpulan rapat dari tim


asuhan atau diskusi lain ttg kerjasama
dicatat dalam rekam medis pasien

Dokumen Implementasi:
Pengkajian dokter, perawat,
dan praktisi kesehatan lainnya
dalam rekam medis
1. Asuhan untuk setiap pasien direncanakan Dokemen Implementasi:
oleh dokter penanggung jawab pelayanan
Sesuai SOAP( subjektif,
( DPJP ) , perawat dan pemberi pelayanan
Obyektif, Assesmen, Plan) di
kesehatan lain dalam waktu 24 jam sesudah rekam medis
pasien masuk rawat inap

PP.2.1.

3. Asuhan kepada pasien


direncanakan dan tertulis di rekam
medis pasien

2. Rencana asuhan pasien harus individual


dan berdasarkan data sesmen awal pasien

Pencatatan kolaborasi
hasil atau
Kesimpulan rapat dari
tim asuhan
Dalam rekam medis
Pasien
Perencanaan asuhan
untuk setiap
Pasien oleh DPJP,
perawat, dan pemberi
layanan kesehatan lain
Dalam 24 jam sesudah
Penyusunan
rencana
pasien
asuhan
Dirawat secara
Inap
ndividual dan
berdasarkan
Data awal Pasien

3. Rencana asuhan dicatat dalam rekam


medis dalam bentuk kemajuan terukur
pencapaian sasaran

Pencatatan rencana
asuhan dalam
Rekam Medis

4. Kemajuan yang diantisipasi dicatat atau


direvisi sesuai kebutuhan , berdasarkan hasil
asesmen ulang atas pasien oleh praktisi
pelayanan kesehatan

Pencatatan atau revisi


kemajuan
Berdasarkan hasil
asesmen ulang
Pasien
Review atau evaluasi
dan verifikasi rencana
asuhan untuk tiap
pasien
Dan pencatatan
Kemajuannya
Penyediaan rencana
Pencatatan
asuhan
Asuhan
untuk tiap pa- sien
dalam rekam Medis

5. Rencana asuhan untuk tiap pasien


direview dan diverifikasi oleh DPJP dengan
mencatat kemajuannya
SOAP Medis
6. Rencana asuhan disediakan
7. Asuhan yang diberikan kepada setiap
pasien dicatat dalam rekam medis pasien
pleh pemberi pelayanan

Page 152

PP

4. Mereka yang diijinkan memberikan 1. Perintah harus tertulis bila diperlukan ,


perintah / order menuliskan perintah dan mengikuti kebijakan RS
ini dalam rekam medis pasien
dilokasi yang seragam

PP.2.2.

Kebijakan pelayanan pasien


yang menetapkan:
a.
Perintah mana yang harus tertulis dari pada lisan
b. Permintaan pemeriksaan
diag-nostik imajing dan
pemeriksaan laboratoriun klinik
termasuk indika-si klinis
rasional
c. Tiap
pengecualian di pelayanan
khusus seperti IGD dan unit
pelayanan intensif
d.
Siapa yang diizinkan
menuliskan perintah
e. Dilokasi mana perintah
tersebut dicatat dalam rekam
medis pasien .

2. Permintaan pemeriksaan diagnostik


imajing dan laboratorium klinis harus disertai
indikasi klinis / rasional apabila memerlukan
ekspertise
Form permintaan pemeriksaan
penunjang
3. Hanya mereka yang diijinkan boleh
menuliskan perintah

Dokumentasi implementasi:
a. Rekam Medis
b. Formulir permintan
pemeriksaan

4. Perintah berada dilokasi tertentu yang


seragam di rekam medis pasien

PP.2.3.

5. Prosedur yang dilaksanakan harus 1. Tindakan yang dilakukan harus


dicatat dalam rekam medis pasien
dicantumkan dalam rekam medis pasien

2. Hasil tindakan yang dilakukan dicatat


dalam rekam medis pasien

Page 153

Dokumentasi Implementasi:
Rekam Medis

Penulisan perintah
atau permintaan
Pemeriksaan atau
terapi (sesuai
Kebijakan rumah Sakit)

Penulisan permintaan
laboratorium
Dan pemeriksaan
penunjang Mencantumkan alasan dan
indikasiKlinis
Penulisan permintaan
dilakukan ha-nya oleh
petugas yang
Berwenang
Penulisan permintaan
di lokasi yang
Seragam dalam rekam
medis Pasien
Pencatatan
tindakan
dalam rekam
Medis Pasien
Pencatatan hasil
tindakan dalam
Rekam medis Pasien

PP

1. Pasien dan keluarga diberi informasi ttg


hasil asuhan dan pengobatan

PP.2.4.

6. Pasien dan keluarga diberitahu ttg


hasil asuhan dan pengobatan
termasuk kejadian tidak diharapkan

Regulai RS:
a. Panduan komunikasi
pemberian informasi dan
edukasi yang efektif
b. SPO pemberian
informasi
c. Formulir
pemberian informasi

2. Pasien dan keluarga diberi informasi ttg


hasil asuhan dan pengobatan yang tidak
diharapkan

Penyampaian informasi
tentang hasil
Asuhan dan
pengobatan kepada
pa- sien dan
Keluarganya
Penyampaian informasi
tentang hasil
Yang tidak diharapkan
kepadapasien
Dan Keluarganya

PELAYANAN
PASIEN
RESIKO
TINGGI DAN
PENYEDIAAN
PELAYANAN
RESIKO
TINGGI

1. Pimpinan RS telah mengidentifikasi


pasien dan pelayanan risiko tinggi

PP.3

1. Kebijakan dan prosedur


mengarahkan asuhan pasien risiko
tinggi dan ketentuan pelayanan risiko
tinggi

2. Pimpinan RS menggunakan proses kerja


sama untuk mengembangkan kebijakan dan
prosedur yang dapat dilaksanakan

Page 154

Regulasi RS:
a. Kebijakan/ panduan/
prosedur/ pelayanan pasien
risiko tinggi
b. Kebijakan/
panduan/ prosedur/ pelayayan
untuk menghindari terjadinya
risiko mis. Trombososis vena
dalam, dekubitus dan pasien
jatuh , SPO perawatan pasien
koma , SPO mencegah
decubitus

Identifikasi pasien dan


pelayanan risi-ko
Pengembangan
Tinggi
kebijakan dan prosedur untuk pasien
pelayanan risiko
Tinggi

PP

3. Staf sudah dilatih dan menggunakan


kebijakan dan prosedur untuk mengarahkan
Dokumentasi Implementasi:
asuhan
a. Daftar pelayanan pasien
dan pelayanan yg berisiko tinggi
b. Sertifikasi pelatihan
1. Asuhan pasien gawat darurat diarahkan
oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai

PP.3.1.

PP.3.2.

PP.3.3

PP.3.4.

Pelatihan staf terkait


tentang asuhan
Berdasarkan kebijakan
dan prosedur
Yang sudah Ditetapkan
Pelaksanaan asuhan
pasien gawat
Darurat sesuai
Kebijakan dan panduan , SPO kebijakan danProsedur
Blue code

2. Kebijakan dan prosedur


mengarahkan asuhan kasus
emergensi

2. Pasien menerima asuhan yang konsisten


RM pasien
dengan kebijakan dan prosedur
1. Penggunaan tata laksana pelayanan
Kebijakan dan SPO resusitasi,
resusitasi yang seragam diseluruh RS
Kebijakan Blue code
3. Kebijakan dan prosedur
diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang
mengarahakan penberian pelayanan
sesuai
resusitasi diseluruh unit RS

4. Kebijakan dan prosedur


mengarahkan penanganan ,
penggunaan , dan pemberian darah
dan produk darah

5. Kebijakan dan prosedur


mengarahakan asuhan pasien yang
menggunakan peralatan bantu hidup
dasar atau yang koma

2. Resusitasi diberikan sesuai dengan


kebijakan dan prosedur
1. Penanganan , pengguanaan , pemberian
darah dan produk darah diarahkan oleh
kebijakan dan prosedur yang sesuai

Kebijakan pelayanan laborat ttg


pelayanan darah , SPO
pemberian darah dan
komponen darah

2. Darah dan produk darah diberikan sesuai


kebijakan dan prosedur
1. Asuhan pasien koma diarahakan oleh
a. Kebijakan dan SPO
kebijakan dan prosedur yang sesuai
pelayanan pasien tahap
terminal

2. Asuhan pasien dengan alat bantu hidup


diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang a. Pedoman pelayanan ICU
sesuai
b. Kebijakan pelayanan
dengan alat bantu hidup
3. Pasien koma dan yang dengan alat bantu
hidup menerima asuhan sesuai kebijakan
SAK asuhan pasien koma , RM
dan prosedur
ICU

Page 155

Penatalaksanaan
resusitasi yang seRagam sesuai
kebijakan Dan
prosedur
Di seluruh rumah Sakit
Penanganan,
penggunaan, dan pemberian darah dan
produk darah sesuai
kebijakan dan prosedur
Pemberian asuhan
untuk pasien koma
ssuai kebijakan dan
prosedur
Pemberian asuhan
untuk pasien dengan
alat bantu hidup
sesuai kebijakan dan
prosedur

PP

PP.3.5.

1. Asuhan pasien dengan penyakit menular


diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang
a. Kebijakan pelayanan pasien
sesuai
dengan penyakit menular
6. Kebijakan dan prosedur
b. SPO
mengarahkan asuhan pasien dengan
pelayanan pasien dengan
penyakit menular dan mereka yang
immuno-suppressed
daya tahan nya diturunkan
2. Asuhan pasien immuno- suppressed
diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang
sesuai

Pemberian asuhan
untuk pasien dengan
penyakit menular
sesuai kebijakan dan
prosedur
Pemberian asuhan
untuk pasien immunosuppressed sesuai
kebijakan dan prosedur

3. Pasien immuni suppressed dan pasien


dengan penyakit menular menerima asuhan
sesuai kebijakan dan prosedur
1. Asuhan pasien dialisis diarahkan oleh

PP.3.6.

PP.3.7.

PP.3.8.

kebijakan dan prosedur yang sesuai


7. Kebijakan dan prosedur
mengarahkan asuhan pasien dialisis
( cuci darah )

8. Kebijakan dan prosedur


mengarahkan penggunaan alat
penghalang ( restraint )dan asuhan
pasien yang diberi penghalang

9. Kebijakan dan prosedur


mengarahkan asuhan pasien usia
lanjut , mereka yang cacat , anak
anak dan populasi yang beresiko
disiksa

2. Pasien dialisis menerima asuhan sesuai


kebijakan dan prosedur
1. Penggunaan peralatan penghalang
( restraint ) diarahkan oleh kebijakan dan
prosedur yang sesuai
2. Pasien dengan peraalatan penghalang
menerima asuhan sesuai kebijakan dan
prosedur
1. Asuhan pasien yang lemah ,lanjut usia
dengan ketergantungan bantuan diarahkan
oleh oleh kebijakan dan prosedur yang
sesuai

2. Pasien yang lemah , lanjut usia yang tidak


mandiri menerima asuhan sesuai kebijakan
dan prosedur
Page 156

Pedoman pelayanan Renal Unit Pemberian asuhan


untuk pasien dialisis
Kebijakandan SPO pelayanan sesuai kebijakan dan
prosedur
pasien dialisis
RM pasien HD
kebijakan
dan SPO pelayanan pasien
dengan alat pengikat (restraint)

RM pasien
Kebijakan dan SPO pelayanan
pasien rentan, lanjut usia, anakanak dengan ketergantungan
bantuan dan risiko kekerasan

Penggunaaan alat
pengikat sesuai
kebijakan dan prosedur

Pemberian asuhan
untuk pasien yang
rentan dan lanjut usia
dengan
ketergantungan sesuai
kebijakan dan prosedur

PP

3. Asuhan pasien anak anak dengan


ketergantungan bantuan diarahkan oleh
kebijakan dan prosedur yang sesuai

PP.3.9.

10. Kebijakan dan prosedur


mengarahkan asuhan pada pasien
yang mendapat kemoterapi atau
terapi lain yang beresiko tinggi

4. Anak anak dan anak dengan


RM Pasien
ketergantungan bantuan menerima asuhan
sesuai kebijakan dan prosedur
5. Populasi pasien dengan resiko kekerasan
harus diidentifikasi dan asuhannya diarahkan
oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai
SPO pelayanan pasien dengan
risiko kekerasan
6. Populasi pasien yang teridentifikasi
RM Pasien
dengan risiko kekerasan menerima asuhan
sesuai kebijakan dan prosedur
1. Pelayanan pasien yang mendapat
Kebijakan pelayanan
kemoterapi atau pengobatan yang beresiko kemoterapi,
tinggi lain diarahkan oleh kebijakan dan
SPO pelayanan pasien
prosedur yang sesuai
kemoterapi

Pemberian asuhan
untuk pasien anak dan
anak dengan
ketergantungan
ssesuai kebujakan dan
prosedur
Identifikasi pasien
dengan risiko
kekerasan dan
pemberian asuhan
untuk pasien dengan
risiko kekerasan sesuai
kebijakan
prosedur
Pemberiandan
asuhan
untuk pasien yang
mendapat kemoterapi
atau pengobatan risiko
tinggi lain sesuai
kebijakan dan prosedur

2. Pasien yang mendapat kemoterapi atau


pengobatan risiko tinggi lain menerima
pelayanan sesuai kebijakan dan prosedur
RM pasien kemoterapi
MAKANAN
DAN TERAPI
NUTRISI

1. Makanan atau nutrisi yang sesuai untuk


pasien , tersedia secara reguler

PP.4.

Penyediaan makanan/
nutrisi yang sesuai
a Kebijakandan SPO pelayanan untuk pasien reguler
gizi
b.
1. Pilihan berbagai variasi makanan
SPO pemberian edukasi
yang sesuai dengan status gizi
c. Formulir pemberian edukasi
pasien dan konsisten dengan asuhan
d. Pedoman pelayanan GIzi
klinisnya tersedia secara reguler
Pemesanan dan
2. Sebelum memberi makan pasien , semua
pencatatan makanan
pasien rawat inap telah memesan makanan
untuk rawat inap
dan dicatat
sebelum pemberian
makanan

Page 157

PP

3. Pesanan didasarkan atas status gizi dan


kebutuhan pasien

Dokumentasi Implementasi:
a.Daftar menu makanan
pasien rawat inap
b.Pengkajian status gizi
dalam rekam medis

4. Ada bermacam variasi pilihan makanan


bagi pasien konsisten dengan kondisi dan
pelayananya
5. Bila keluarga menyediakan makanan ,
mereka diberikan edukasi ttg pembatasan
diet pasien

Edukasi gizi
1. Makanan disiapkan dengan cara
mengurangi resiko kontaminasi dan
pembusukan

PP.4.1

2. Penyiapan makanan , penanganan


, penyimpanan dan distribusinya ,
aman dan memenuhi undang
undang , peraturan dan praktik terkini
yang berlaku

2. Makanan disimpan dengan cara


mengurangi risiko kontaminasi dan
pembusukan
3. Produk nutrisi enteral disimpan sesuai
rekomendasi pabrik
4. Distribusi makanan secara tepat waktu ,
dan memenuhi permintaan khusus

a. Pedoman pelayanan gizi


b.
Prosedur penyiapan makanan
c. Prosedur penyimpanan
d. Prosedur penyaluran
makanan

Pemantauan suhu
penyimpanan
Pemantauan suhu
penyimpanan
Dokumentasi Implementasi:
Jadwal pemberian makanan

5. Praktek penanganan memenuhi peraturan


dan perudangan yang berlaku
telusur lapangan

Page 158

Pemesanan
makananberdasarkan
status gizi dan
kebutuhan pasien
Pemilihan variasi
makanan secara
konsisiten dengan
kondisi pasien dan
pelayanannya
Pemberian edukasi
tentang batasan diet
pasien kepad keluarga
pasien bila mereka
menyediakan makanan
untuk pasien
Penyiapan makanan
dengan meminimalkan
risiko kontaminasi dan
pembusukan

Penyimpanan makanan
dengan meminimalkan
risiko kontaminasi dan
pembusukan
Penyimpanan produk
nutrisi enteral sesuai
rekomendasi pabrik
Pendistribusian
makanan secara tepat
waktu dan memenuhi
Pelaksananan
praktik
permintaan khusus
sesuai peraturan dan
perundangan yang
berlaku

PP

1. Pasien yang pada asesmen berada pada


risiko nutrisi , mendapat terapi gizi

PP.5.

3. Pasie yang berisiko nutrisi


mendapat terapi gizi

Regulasi RS:
a. Kebijakan/ panduan
pelayanan gizi
b. Prosedur
perencanaan terapi nutrisi
c. Prosedur
pemberian terapi nutrisi
d. Prosedur
memonitor terapi nutrisi

Pemberian terapi
nutrisi kepada pasien
dengan risiko nutrisi

2. Suatu proses kerja sama dipakai untuk


merencanakan , memberikan dan monitor
terapi gizi

Proses menyeluruh
meliputi perencanaan,
pemebrian, dan
memonitoring/evaluasi
terapi nutrisi

3. Respon pasien terhadap terapi gizi


dimonitor

Monitor/evaluasi
respons pasien
terhadap terapi nutrisi
Pencatatan dalam
rekam medis pasien
tentang respons
pasien terhadap terapi
gizi

4. Respon pasien terhadap terapi gizi dicatat


dalam rekam medisnya
Dokumentasi Implementasi:
Pengkajian status gizi dalam
rekam medis
PENGELOLAA
N RASA NYERI

1. Berdasarkan lingkup pelayanan yang


diberikan , RS mempunyai prosedur untuk
identifikasi pasien yang kesakitan
PP.6.

1. Pasien dibantu dalam pengelolaan


rasa nyeri secara efektif

2. Pasien yang kesakitan mendapat asuhan


sesuai pedoman pengelolaan nyeri

Page 159

Penyusunan prosedur
identifikasi pasien
yang kesakitan (atau
berisiko mengalami
nyeri)
Pemberian asuhan
untuk pasien yang
mengalami nyeri
Dokumentasi Implementasi:
Pengkajian nyeri dalam rekam sesuai pedoman
manajemen nyeri
medis
Kebijakan pelayanan rumah
sakit , Pedoman manajemen
nyeri , SPO pengkajian nyeri ,
ada standing order untuk nyeri

PP

3. Berdasarkan lingkup pelayanan yang


diberikan , RS menjalankan proses untuk
berkomunikasi dan mendidik pasien dan
keluarga ttg rasa sakit

Edukasi pasien ttg nyeri

4. Berdasarkan lingkup playanan yang


diberikan , RS menjalankan proses mendidik
staf ttg rasa sakit
Bukti pelatihan

Komunikasi dan
edukasi pasien dan
keluarganya tentang
rasa nyeri
Edukasi dan pelatihan
staf rumah sakit yang
terkait tentang rasa
nyeri

PELAYANAN
PADA TAHAP
TERMINAL
( AKHIR HIDUP
)
1. Semua staf harus diupayakan memahami
kebutuhan pasien yang unik pada akhir kehidupan

PP.7.

Regulasi RS:
Kebijakan/ panduan/ prosedur
pelayanan pasien tahap terminal yang
memuat:
a.
Memastikan bahwa gejala akan
dilaukan asesmen dan dikelola secara
tepat
b.
memastiakn bahwa pasien dengan
penyakit terminal dilayani hormat dan
respek
c. melakukan
asesme keadaan pasien sesering
mungkin sesuai kebutuhan untuk
mengidentifikasi gejala
d. merencanakan
pendekatan preventif dan teraupetik
dalam mengelola gejala-gejala
e. Menyampaikan isu yang sensitif
seperti autopsi dan donasi organ f.
Menghormati nilai yang dianu pasien,
agama dan prefensi budaya
g. Mengikutsertakan
pasien dan keluarganya dalam semua
aspek pelayanan
h. Memberi respon pada masalah
psikologis. Emosional, spiritual, dan
budaya dari pasien dan keluarganya
I. Mendidik staf
tentang pengelolaan gejala-gejala

1. RS memberi mengatur pelayanan


akhir kehidupan

Page 160

Edukasi/sosialisasi staf
tentang kebutuhan pasien
yang unik pada akhir
kehidupan

PP
Penyusunan panduan
2. Asuhan akhir kehidupan oleh RS mengemukakan
pelayanan tahap terminal
kebutuhan pasien yang dalam meninggal , sedikitnya
sesuai dengan kebutuhan
termasuk elemen a) s/d e) tersebut diatas
SPO pelayanan pasien tahap terminal pasien yang akan
meninggal
Evaluasi tentang kualitas
3. Kualitas asuhan akhir kehidupan dievaluasi oleh
staf dan keluarga pasien

RM pasien

PP.7.1.

2. Asuhan pasien dalam proses


kematian harus meningkatkan
kenyamanan dan kehormatannya

1.Intervensi dilakukan untuk mengatasi rasa nyeri dan


gejala primer atau sekunder

2. Gejala dan komplikasi dicegah sejauh yang dapat


diupayakan

Page 161

pemberian asuhan akhir


kehidupan oleh staf rumah
sakit keluarga pasien
Pemberian intervensi
kepada pasien untuk
mengatasi rasa nyeri dan
gejala primer/ sekunder

Regulasi RS:
Kebijakan/
panduan/ prosedur pelayanan pasien
tahap terminal yang memuat:
a. Memastikan bahwa gejal akan
dilakukan asesmen dan dikelola
secara tepat
b.
Memastiakn bahwa pasien denagn
penyakit terminal dilayani dengan
hormat dan respek
c. Melakukan asesmen
keadaan pasien sesering mungkin
sesuai kebutuhan untuk
mengidentifikasi gejala-gejala
d. Merencanakan
pendekatan preventif dan teraupetik
dalam meneglola gejala-gejala
e. Menyampaikan isu yang sensitif
seperti autopsi dan donasi organ f.
Menhormati nilai yang dianu pasien,
agama dan prefensi budaya
g. Mengikutsertakan
pasien dan keluarganya dalam semua
aspek pelayanan
h. Memberi respon pada masalahmasalah psokologis, emosional,
spiritual dan budaya dari psien dan
keluarganya
I.
Mendidik staf tentang pengelolaan
gejala-gejala
Pencegahan terjadinya
gejala dan komplikasi
terkait intervensi nyeri
pada pasien
RM pasien

PP
3. Intervensi dalam masalah psikososial , emosional
dan kebutuhan spiritual pasien dan keluarga dalam
hal kematian dan kesedihan

Bukti pelayanan Rochani pasien

Pemberian intevensi pad


apasien dan keluarganya
meliputi aspek psikososial,
emosional, dan kebuthan
spiritual pasien beserta
keluarga dalam
menghadapi kematian dan
kesedihan

4. Intervensi dalam masalah agama dan budaya


pasien dan keluarga

RM Pasien

Pemberian intervensi pada


pasien dan keluarga
berdasarkan agama,
kepercayaan, dna budaya
pasien serta keluarganya

5. pasien dan keluarga dilibatkan dalam mengambil


keputusan terhadap asuhan

nformed consent

Pengambilan keputusan
terhadap pemberian
asuhan dilakukan dengan
melibatkan pasien dna
keluarganya

Page 162

PP

25%

RECENT DOCUMENTS STRATEGIC IMPROVEMENT PLANNING


YES

NO

POA

PIC

TIMELINE

50%

masukan
pembimbing

Revisi KBJ
PelayananPa
sien

Page 163

75%

100%

PP

Page 164

PP

Page 165

PP

Page 166

PP

Page 167

PP

Page 168

PP

Page 169

PP

Semua
sedang
proses
revisi

Page 170

PP

Page 171

PP

Page 172

PP

Page 173

PP

Page 174

AP

KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PADA PASIEN


SASARAN

STANDAR

ELEMEN PENILAIAN

DOKUMEN

ASESMEN 1. Semua pasien yang 1. Kebijakan dan prosedur RS menegaskan


PASIEN dilayani RS harus
asesmen informasi yang harus diperoleh dari
AP.1.

AP.1.1.

AP.1.2.

diidentifikasi kebutuhan pasien rawat inap


pelayanannya melalui
suatu proses asesmen 2. Kebijakan dan prosedur RS menegaskan
yang baku
asesmen informasi yang harus diperoleh dari
pasien rawatjalan
3. Kebijakan RS mengidentifikasi ttg informasi
yang harus didokumentasi untuk asesmen
2. RS telah
menetapkan isi minimal
asesmen berdasarkan
undang undang ,
peraturan dan standar
profesi

MATERI

Kebijakan asesmen pasien ,


SPO Pengkajian pasien
rawat inap

Pelaksanaan asesmen informasi dan


informasi yang harus tersedia untuk
pasien rawat inap

Kebijakan asesmen pasien ,


SPO pengkajian pasien rawat
jalann
Dokumentasi
asesmen
pasien rawat inap dan rawat
jalan di kebijakan asesmen
pasien

Pelaksanaan asesmen informasi dan


informasi yang harus tersedia untuk
pasien rawat jalan
Ketentuan RS tentang yang informasi
yang didokumentasikan untuk
assessment
Penetapan assessmen oleh setiap
disiplin klinis.

1. Isi minimal asesmen ditetapkan oleh setiap


disiplin klinis yang melakukan asesmen dan
merinci elemen yang dibutuhkan pada riwayat
penyakit dan pemeriksaan fisik
2. Hanya mereka yang kompeten sesuai
perizinan , undang undang dan peraturan yang
berlaku dan sertifikasi dapat melakukan
asesmen

Kebijakan asesmen pasien


( Isi asesmen pasien )
Kebijakan asesmen pasien
Penetapan tenaga kesehatan yang
( pengisian asesmen pasien ) dapat melakukan assessmen

3. Isi minimal asesmen pasien rawat inap


ditetapkan dalam kebijakan

Kebijakan asesmen pasien


( Isi asesmen pasien )

4. Isi minimal asesmen pasien rawat jalan


ditetapkan dalam kebijakan
3. Asesmen awal setiap 1.Semua pasien rawat inap dan rawat jalan
pasien melipui evaluasi mendapat asesmen awal yang termasuk riwayat
faktor fisik ,psikologis , kesehatan dan pemeriksaan fisik sesuai
sosial dan ekonomi ,
ketentuan yang ditetapkan dalam kebijakan RS
termasuk pemeriksaan
fisik dan riwayat
2. Setiap pasien mendapat asesmen psikologis
kesehatan
awal yang sesuai kebutuhannya
3. Setiap pasien mendapat asesmen sosial dan
ekonomi awal sesuai kebutuhannya
4. Asesmen awal menghasilkan diagnosis awal

Page 175

Kebijakan asesmen pasien


( Isi asesmen pasien )
Di Kebijakan asesmen
pasien ,Form pengkajian
RMRJ , RMRJ UGD , RM
pengkajian Keperawatan

Penetapan minimal assessmen untuk


pasien rawat inap
Penetapan minimal assessmen untuk
pasien rawat jalan
Pelaksanaan assessmen awal pasien
rawat inap dan rawat jalan termasuk:
1) riwayat kesehatan 2) pemeriksaan
fisik

RM pasien yang sudah terisi Pelaksanaan assessmen psikologis

RM pasien yang sudah terisi Pelaksanaan assessmen sosial


ekonomi
RM pasien yang sudah terisi Penetapan diagnosis berdasarkan
assessmen

AP

AP.1.3.

4. Kebutuhan
pelayanan medis dan
keperawatan
ditetapkan berdasarkan
asesmen awal dan
dicatat pada catatan
klinisnya

1. Kebutuhan medis pasien ditetapkan melalui


asesmen awal Riwayat kesehatan
terdokumentasi , juga pemeriksaan fisik dan
asesmen lain yang dilaksanakan berdasarkan
kebutuhan pasien yang teridentifikasi

Kebijakan asesmen pasien


dan SPO dokumentasi
asesmen pasien

2. Kebutuhan keperawatan pasien ditetapkan


melaui asesmen keperawatan ulang
didokumentasi ,asesmen medis , dan asesmen
lain yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan
pasien

RM pasien yang sudah terisi Pelaksanaan assessmen keperawatan


yang terdokumentasi untuk
menetapkan kebutuhan keperawatan
pasien, serta asessmen lain sesuai
kebutuhan pasien

3. Kebutuhan medis yang teridentifikasi dicatat


dalam rekam medis

SOAP medis di RM
terintegrasi
RM Asuhan keperawatan

Pencatatan kebutuhan medis dalam


rekam medis

Kebijakan asesmen pasien


dan SPO dokumentasi
asesmen pasien

Regulasi terkain semua uraian diatas

4. Kebutuhan keperawatan yang teridentifikasi


dicatat dalam rekam medis
5. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek
yang konsisten dalam semua bidang

5. Asesmen awal medis


dan keperawaatn pada
1. Untuk pasien gawat darurat , asesmen medis SPO Asesmen pasien gawat
pasien emergensi
darurat , Form RMRJ UGD
harus didasarkan atas berdasarkan kebutuhan dan kondisinya
kebutuhan dan
keadaannya
Catatan keperawatan UGD di
2. Untuk pasien gawat darurat , asesmen
belakang RM RJ UGD
keperawatan berdasarkan kebutuhan dan
kondisinya
RMRJ UGD
3. Apabila operasi dilakukan , maka sedikitnya
AP.1.3.1
AP.1.4.1

ada catatan ringkas dan diagnosis praoperasi


dicatat sebelum tindakan
6. Asesmen harus
1.Kerangka waktu yang benar untuk
Di Kebijakan asesmen
selesai dalam kerangka melaksanakan asesmen harus ditetapkan untuk pasien ,Form pengkajian
waktu yang ditetapkan semua jenis dan tempat pelayanan
RMRJ , RMRJ UGD , RM
RS
pengkajian Keperawatan
( ada jam pengkajian )
RM pasien
2. Asesmen diselesaikan dalam kerangka waktu
yang ditetapkan RS
Page 176

Pelaksanaan assessmen awal


meliputi riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik, dan asessmen lain
yang terdokumentasi untuk
menetapkan kebutuhan pasien.

Pencatatan kebutuhan keperawatan


dalam rekam medis

Pelaksanaan assessmen medis untuk


pasien gawat darurat

Pelaksanaan assessmen keperawatan


untuk pasien gawat darurat
Untuk pasien yang operasi ada
catatan ringkas dan diagnosis pra
operasi
Penetapan kerangka waktu
pelaksanaan assessmen pada semua
pelayanan

Pelaksanaan assessmen sesuai


dengan kerangka waktu yang
ditetapkan rumah sakit

selesai dalam kerangka


waktu yang ditetapkan
RS

AP

AP.1.4.1

3. Temuan dari semua asesmen diluar RS harus


dinilai ulang dan diverifikasi pada saat pasien
masuk rawat inap
7. Asesmen awal medis 1. Asesmen awal medis dilaksanakan dalam 24
dan keperawatan harus jam pertama sejak rawat inap atau lebih dini /
lengkap dalam waktu
cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan RS
24 jam setelah pasien
masuk rawat inap atau
lebih cepat tergantung 2. Asesmen awal keperawatan dilakdsanakan
kondisi pasien atau
dalam 24 jam pertama sejak rawat inap atau
sesuai kebijakan RS
lebih cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan
RS

di Kebijakan asesmen pasien Pelaksanaan assessmen ulang untuk


, RM pasien
pasien rawat inap
di Kebijakan asesmen pasien Pelaksanaan assessmen medis awal
, RM pasien , SPO
dilaksanakan dalam 24 jam pertama
pengkajian pasien rawat inap sejak rawat inap atau lebih cepat.
RM asuhan keperawatan

di kebijakan asesmen
3. Asesmen medis yang dilakukan sebelum
paisien rawat inap , atau sebelum tindakan pada pasien , RM pasien
rawat jalan di RS , tidak boleh lebih dari 30 hari
atau riwayat medis telah diperbaharui dan
pemeriksaan fisik telah diulangi
RM pasien
4. Untuk asesmen kurang dari 30 hari , setiap
perubahan kondisi pasien yang signifikan , sejak
asesmen dicatat dalam rekam medis pasien
pada saat masuk rawat inap
AP.1.5

8. temuan pada
asesmen
didokumentasikan
dalam rekam medis
pasien dan siap
tersedia bagi para
penanggung jawab
asuhan pasien

1. Temuan pada asesmen dicatat dalam rekam


medis pasien

RM pasien

RM pengkajian pasien RI
2. Mereka yang memberi palayanan kepada
pasien dapat menemukan dan mencari kembali
hasil asesmen di rekam medis pasien atau
dilokasi tertentu yang lain yang mudah diakses
dan terstandar
RM pengkajian pasien RI
3. Asesmen medis dicatat dalam rekam medis
pasien dalam waktu 24 jam setelah pasien rawat
inap
4. Asesmen keperawatan dicatat dalam rekam
medis pasien dalam waktu 24 jam setelah
pasien rawat inap

Page 177

Pelaksanaan assessmen keperawatan


awal dilaksanakan dalam 24 jam
pertama sejak rawat inap atau lebih
cepat.
Pelaksanaan assessmen awal medis
yang dilakukan sebelum pasien di
rawat inap, atau sebelum tindakan
pada rawat jalan di rumah sakit, yang
tidak boleh dari 30 hari, atau riwayat
medis telah diperbaruhi dan
Pelaksanaan
pencatatan
perubahan
pemeriksaan fisik
telah diulangi.
kondisi pasien yang disignifikan untuk
assessmen yang dilakukan kurang
dari 30 hari, pada saat pasien masuk
rawat inap.
Pelaksanaan pencatatan temuan dari
assessmen dari rekam medis.
Kemudahan dalam menemukan
kembali hasil assessmen di rekam
medis oleh mereka yang
memeberikan pelayanan kepada
pasien.
Pelaksanaan assessmen medis yang
di catat dalam rekam medis dalam
waktu 24 jam setelah pasien di rawat
inap

RM pengkajian keperawatan Pelaksanaan assessmen keperawatan


pasien RI
yang di catat dalam rekam medis
dalam waktu 24 jam setelah pasien di
rawat inap

AP

AP1.5.1.

AP.1.6.

9. Asesmen medis awal 1. Kepada pasien yang direncanakan oprasi ,


harus
dilaksanakan asesmen medis sebelum oprasi
didokumentasikan
sebelum tindakan
anaestesi atau bedah
2. Asesmen medis pasien bedah dicatat sebelum
operasi
10. pasien diskrening
untuk status gizi dan
kebutuhan fungsional
serta dikonsul untuk
asesmen lebih lanjut
dan pengobatan
apabila dibutuhkan

SPO asesmen praanestesi


dan pra sedasi , Form
pengkajian pra anestesi dan
pra sedasi

Pelaksanaan assessmen medis


sebelum operasi bagi pasien yang
direncanakan operasi.

RM pasien

Hasil assessmen medis dicatat dalam


rekam medis sebelum operasi dimulai.

1.Staf yang kompeten ( qualified )


Kebijakan asesmen pasien ,
mengembangkan kriteria untuk mengidentifikasi SPO Pengkajian pasien
pasien yang memerlukan asesmen nutrisional
rawat inap dan RJ ,
lebih lanjut
2. Pasien diskrening untuk resiko nutrisional
sebagai baian dari asesmen awal

Pelaksanaan assessmen nutrisi

RM pengkajian keperawatan Penetapan resiko nutritional sebagai


hasil assessmen nutrisi

3. Pasien dengan resiko maslah nutrisional


manurut kriteria akan mendapat asesmen gizi

Pelaksanaan assessmen gizi untuk


Form Asesmen Nutrisi pasien pasien dengan resiko nutritional.
4. Staf berkualifikasi memadai mengembangkan Pedoman manajemen nutrisi Pelaksanaan assessmen fungsional
lebih lanjut oleh staff yang kompeten.
kriteria untuk mengidentifikasi pasien yang
memerlukan asesmen fungsional lebih lanjut
5. Pasien discreening untuk menilai kebutuhan hasil asesmen nutriisi
Proses screening untuk menilai
asesmen fungsional lebih lanjut sebagai bagian
kebutuhan assessmen fungsional
dari asesmen awal
lebih lanjut sebagai bagian dari
assessmen awal
6. Pasien yang memerlukan asesmen fungsional RM integrated ttg jawaban
sesuai kriteria dikonsul untuk asesaen tersebut konsul gizi

AP.1.7.

11. Semua pasien


rawat inap dan rawat
jalan diskrening untuk
rasa sakit dan
dilakukan asesmen
apabila ada rasa
nyerinya

1. Pasien diskrening untuk rasa sakit

Pelaksanaan konsultasi untuk pasien


yang memerlukan pelaksanaan
assessmen fungsional sesuai kriteria

SPO dan panduan


Pelaksanaan assessmen nyeri
pengkajian nyeri ,form
pengkajian pasien rawat inap
, form pengkajian pasien
rawat jalan

2. Apabila diidentifikasi ada rasa sakit pada


asesmen awal , pasien dirujuk atau RS
melakukan asesmen lebih mendalam , sesuai
dengan umur pasien , dan pengukuran intensitas Panduan manajemen nnyeri
dan kualitas nyeriseperti karakter , kekerapan /
frekuensi , lokasi dan lamanya
Page 178

Tindak lanjut atas hasil assessmen


nyeri

jalan diskrening untuk


rasa sakit dan
dilakukan asesmen
apabila ada rasa
nyerinya
AP

AP.1.8.

AP.1.9.

AP.1.10.

AP.1.11.

12. RS melaksanakan
asesmen awal
individual untuk
populasi tertentu yang
dilayani RS

3. Asesmen dicatat sedemikian sehingga


memvasilitasi asesmen ulangan yang teratur dan RM pasien
tindaklanjut sesuai kriteria yang dikembangkan
oleh RS dan kebutuhan pasien
1. RS menetapkan kriteria kriteria tertulis tentang Kebijakan asesmen pasien
asesmen tambahan , khusus atau lebih
mendalam perlu dilaksanakan

2. Proses asesmen untuk populasi pasien


dengan kebutuhan khususnya dimodifikasi
secara tepat sehingga mencerminkan kebutuhan
pasien
13. Kepada pasien
yang akan meninggal 1. Pasien yang akan meninggal dan keluarganya
dilakukan asesmen dan asesmen ulang untuk
dan keluarganya ,
dilakukan asesmen dan elemen a/i dal Maksud dan Tujuan sesuai
asesmen ulang sesuai kebutuhan mereka yang teridentifikasi
kebutuhan individual
mereka
2. Temuan dalam asesmen mengarahkan
pelayanan yang diberikan

14. Asesmen awal


termasuk penetapan
kebutuhan untuk
tambahan asesmen
khusus

2. rencana pemulangan bagi pasien seperti ini


dimulai segera setelah pasien diterima sebagai
pasien rawat inap
Page 179

Penetapan dan pelaksanaan


assesmen tambahan

RM pasien

Pelaksanaan modifikasi assesmen


untuk pasien dengan kebutuhan
khusus sesuai dengan kebutuhan
pasien.

SPO asesmen pasien tahap


terminal ,SPO asuhan
keperawatan pasien koma ,
SPO asuhan pasien dengan
ventilator

Pelaksanaan assesmen bagi pasien


akan meninggal

RM pasien asuhan pasien


ICU

Pelayanan yang diberikan sesuai


dengan hasil assesmen

RM ICU
3. Rtemuan dalam asesmen didokumentasikan
dalam rekam medis pasien
1. Bila teridentifikasi kebutuhan asesmen khusus Kebijakan asesmen pasien
, pasien dirujuk didalam atau keluar RS

2. Asesmen khusus yang dilakukan didalam RS


dilengkapi dan dicatat dalam rekam medis
pasien
15. Asesmen awal
1. Ada proses untuk identifikasi pasien yang
termasuk menentukan rencana pemulangannya kritis ( discharge )
kebutuhan rencana
pemulangan pasien
( discharge )

Hasul assessmen nyeri dicatat dalam


rekam medis beserta tindak lanjutnya

RM OBS- Gyn , THT ,


Pediatrik
Form pengkajian pasien
pasien

Hasil assessmen dicatat dalam rekam


medis
Pelaksanaan rujukan bila terjadi
identifikasi adanya kebutuhan
tambahan assessmen khusus.

Pencatatan hasil assessmen khusus


di dalam rekam medis.
Pelaksanaan identifikasi pasien yang
saat pemulangannya dalam kondisi
kritis.

RM pengkajian pasien rawat Bukti rencana pemulangan yang


inap
dimulai sejak penerimaan pasien
rawat inap.

AP

AP. 2.

AP. 3.

16. Semua pasien


dilakukan asesmen
ulang pada interval
tertentu atas dasar
kondisi dan
pengobatan untuk
menetapkan respon
terhadap pengobatan
dan untuk
merencanakan
pengobatan atau untuk
pemulangan pasien

1. Pasien dilakukan asesmen ulang untuk


mrenentukan respon mereka terhadap
pengobatan

RM integrated dan RM
keperawatan

Pelaksanaan assessment ulang untuk


menentukan respon pasien terhadap
pengobatan .

2. Pasien dilakukan asesmen ulang untuk


merencanakanpengobatan lanjutan atau
pemulangan pasien
3. Pasien dilakukan asesmen ulang dalam
interval sesuai dengan kondisi pasien dan
bilamana perubahan yang signifikan pada
kondisi mereka , rencana asuhan , kebutuhan
individual atau sesuai kebijakan dan prosedur
RS

RM perencanaan pasien
pulang ( keperwatan )

Pelaksanaan assessmen ulang untuk


perencanaan pengobatan lanjutan
atau pemulangan pasien.
Pelaksanaan assessmen ulang dalam
interval sesuai dengan kondisi pasien
dan bilamana terjadi perubahan yang
signifikan pada kondisi mereka,
rencana asuhan, kebutuhan individual
atau sesuai kebijakan dan prosedur
rumah sakit.

Kebijakan asesmen pasien

4. Dokter melakukan asesmen ulang sekurang SOAP medis di RM


kurangnya setiap hari , termasuk akhir minggu , terintegrasi
selama fase akut dari perawatan dan
pengobatan

Pelaksanaan assessmen ulang oleh


dokter sekurang - kurangnya setiap
hari termasuk akhir minggu selama
fase akut dari perawatan dan
pengobatannya.

5. Untuk pasien nonakut , kebijakan RS


menetapkan keadaan , dan tipe pasien atau
populasi pasien ,dimana asesmen oleh dokter
bisa kurang dari sekali sehari dan menetapkan
interval minimum untuk jadwal asesmen ulang
bagi kasus seperti ini

Kebijakan asesmen pasien

Regulasi rumah sakit bahwa untuk


pasien non akut, ditetapkan bahwa
keadaan, tipe pasien atau populasi
pasien, assessmen oleh dokter bisa
kurang dari sekali sehari dan
menetapkan interval minimum untuk
jadwal assessmen ulang bagi kasus
seperti ini.

6. Asesmen ulang didokumentasikan dalam


rekam medis pasien

RM pasien

Bukti pelaksanaan assessmen ulang


di dokumentasikan dalam rekam
medis pasien.

17.Staf yang kompeten 1. Petugas yang kompeten melakukan asesmen Kebijakan asesmen pasien ,
melaksanakan
pasien dan assessmen ulang ditetapkan oleh RS
asesmen dan asesmen
ulang

Page 180

Penetapan rumah sakit tentang


petugas yang kompeten untuk
melakukan assessmen pasien dan
assessmen ulang

17.Staf yang kompeten


melaksanakan
asesmen dan asesmen
ulang

AP

2. Hanya mereka yang diijinkan dengan lisensi ,


sesuai undang undang dan peraturan yang
berlaku , atau sertifikat , yang dapat melakukan
asesmen
3. Asesmen gawat darurat dilaksankakan oleh
petugas yang kompeten
4. Asesmen keperawatan dilaksanakan oleh
mereka yang kompeten
5. Mereka yang kompeten melaksanakan
asesmen dan asesmen ulang terhadap pasien ,
dan tanggung jawab ditetapkan secara tertulis

AP. 4 .

AP.4.1

18. Staf medis ,


keperawatan dan staf
lain yang bertanggung
jawab atas pelayanan
pasien , bekerja sama
dalam menganalissi
dan mengintregasikan
asesmen pasien
19. Kebutuhan
pelayanan paling urgen
atau penting di
identifikasi

SIP medis , Kredensial medis Penetapan bahwa hanya mereka yang


diizinkan dengan licenci sesuai
undang - undang dan peraturan yang
berlaku, atau sertifikasi yang dapat
melakukan assessmen
Daftar jaga dokter UGD ,
daftar jaga perawat UGD

Pelaksanaan assessmen gawat


darurat oleh petugas yang kompeten.

Pelaksanaan assessmen keperawatan


oleh mereka yang kompeten.
Daftar jada perawat ruang
rawat inap
Jobdes perawat / kompetensi Pelaksanaan bahwa mereka yang
perawat
kompeten melaksanakan assessmen
dan aseessmen ulang terhadap
pasien, dan tanggung jawabnya
ditetapkan secara tertulis.

1. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis RM integrated SOAP


dan diintegrasikan

Pelaksanaan bahwa data dan


informasi assessmen pasien dianalisis
dan diintegrasikan.

2.Mereka yang bertanggung jawab atas


pelayanan pasien diikutsertakan dalam proses

RM integrated SOAP

Mereka yang bertangung jawab atas


pelayanan pasien diikutsertakan
dalam proses

1. Kebutuhan pasien disusun skala prioritasnya


berdasarkan hasil asesmen

RM integrated SOAP

Kenutuhan pasien disusun skala


prioritasnya berdasarkan hasil
assesmen .

2. Pasien dan keluarga diberi informasi ttg hasil


dari proses asesmen dan setiap diagnosis yang
telah ditetapkan apabila diperlukan
3. Pasien dan keluarganya diberi informasi ttg
rencana palayanan dan pengobatan dan
diikutsertakan dalam keputusan ttg prioritas
kebutuhan yang perlu dipenuhi

Page 181

RM integrated SOAP
,edukasi pasien dan keluarga
RM integrated SOAP
,edukasi pasien dan keluarga

Pasien dan keluarga diberi informasi


tenatng hasil dari proses assessmen
dan setiap diagnosis yang telah
ditetapkan apabila diperlukan.
Pelaksanaan pemberian informasi
kepada pasien dan keluarganya
tentang rencana pelayanan dan
pengobatan, dan diikutsertakan dalam
keputusan tentang prioritas kebutuhan
yang perlu dipenuhi.

AP

PELAYANA 1. Ada pelayanan


N
laboratorium untuk
LABORAT memenuhi kebutuhan
AP. 5 .

AP. 5. 1.

1. Pelayanan Lab harus memenuhi standar ,


nasional , undang undang , peraturan

Pedoman pelayanan lab ,


Pedoman pengorganisasian
Lab,
Kebijakan pelayanan lab

pasien dan semua jenis


2. Pelayanan Lab yang adekuat , teratur dan
pemeriksaan sesuai
nyaman tersedia untuk memenuhi kebutuhan
dengan standar
nasional , undang
undang dan peraturan
3. Pelayanan Lab untuk gawat darurat tersedia , Kebijakan pelayanan lab
termasuk diluar jam kerja

2. Ada program
keamanan ( safety ) di
Lab , dijalankan dan
didokumentasikan

Pelayanan Laboratorium harus


memenuhi standart, nasional, undang
- undang, dan peraturan.
Tersedia pelayanan Laboratorium
yang adekuat, teratur, dan nyaman
untuk memenuhi kebutuhan.
Pelayanan Laboratorium untuk gawat
darurat tersedia selama 24 jam.

4. Pelayanan Lab diluar RS dipilih berdasarkan


reputasi yang baik dan yang memenuhi undang
udang dan peraturan

MOU dengan lab lain

5. Pasien diberitahu bila ada hubungan antara


dokter yang merujuk dengan pelayanan Lab
diluar RS

SPO rujukan pelayanan lab

1. Ada program keselamatan / keamanan Lab


yang mengatur risiko keselamatan yang
potensial di Lab

Program keamanan lab

Pelaksanaan program keselamatan


atau keamanan Laboratorium yang
mengatur resiko keselamatan yang
potensial di laboratorium dan di area
lainyang mendapat pelayanan
laboratorium.

2. Program ini adalah bagian dari program


manajemen keselamatan / keamanan RS dan
melaporkan kestruktural manajemen
keselamatan tersebut, sekurang kurangnya
setahun sekali atau bila terjadi insiden
keselamatan

Program K3 , pelaporan
insiden

Program keselamatan atau keamanan


laboratorium merujuk bagian dari
program manajemen keselamatan /
keamanan rumah sakit, dan
dilaporkan sekurang - kurangnya
setahun sekali atau bila terjadi insiden
keselamatan.

SPO pengelolaan limbah


berbahaya
3. Ada kebijakan dan prosedur tertulis tentang
penanganan dan pembuangan bahan berbahaya

Page 182

Pemilihan pelayanan laboratorium


diluar rumah sakit berdasarkan
reputasi yang baik dan yang
memenuhi undang - undang dan
Pemberitahuan
kepada pasien bahwa
peraturan
ada hubungan anatara dokter yang
merujuk dengan pelayanan
laboratorium diluar rumah sakit
( sebagai pemilik).

Ada regulasi da pelaksanaan tentang


penanganan dan pembuangan bahan
berbahaya (B3).

AP

AP.5.2.

AP.5.3.

4. Identifikasi risiko keselamatan dijabarkan


melalui proses yang spesifik dan atau peralatan
untuk mengurangi keselamatan

Risk asesmen K3 lab

Pelaksanaan identifikasi resiko


keselamatan yang dijabarkan melalui
proses yang spesifik dan atau adanya
peralatan untuk mengurangi resiko
keselamatan.

4. Staf Lab diberi orientasi untuk prosedur dan


praktik keselamatan / keamanan kerja

implementasi orientasi lab

Pelaksanaan orientasi untuk staff


laboratorium tentang prosedur dan
praktek keselamtan atau keamanan
kerja.

5. Staf Lab mendapat pelatihan pendidikan


untk prosedur baru dan penggunaan bahan
berbahaya yang baru

Bukti pelatihan staf dan


sosialisasi

Pelaksanaan pelatihan untuk staff


laboratorium tentang prosedur baru
dan penggunaan bahan berbahaya
(B3) yang baru.

Jobdes Staf

Penetapan petugas yang


melaksanakan dan staff yang
mengarahkan atau mensupervisi
pelaksanaan pemeriksaan
laboratorium.

3. Staf yang benar


1. Para petugas yang melaksannakan tes dan
benar kompeten dan
mereka yang mengarahkan atau mensupervisi
berpengalaman
tes ditetapkan
melaksananakann tes
dan membuat
interpretasi hasil hasil
2. Ada staf yang kompeten dan cukup
berpengalamanmelaksanakan tes

di kebijakan pelayanan Lab Staff yang melaksanakan


pemeriksaan laboratorium memiliki
kompetensi dan cukup
berpengalaman

3. Ada staf yang kompeten dan cukup


berpengalaman melakukan interpretasi hasil

Ada staff yang kompeten dan cukup


berpengalaman melakukan
interpretasi hasil tes (lihat juga KPS 4,
EP 1) .

4. Tersedia jumlah staf yang adekuat untuk


memenuhi kebutuhan pasien

Tersedia jumlah staff yang adekuat


untuk memenuhi kebutuhan pasien.

5. Staf supervisor kompeten dan berpengalaman

Staff yang ditunjuk sebagai supervisor


memiliki kompetensi (qualifid) dan
juga berpengalaman.

4. Hasil pemeriksaan 1. RS menetapkan waktu yang diharapkan untuk


Lab tersedia / selesai laporan hasil pemeriksaan
dalam waktu sesuai
ketetapan RS
Page 183

daftar waktu pemeriksaan

penetapan waktu penyelesaian hasil


pemeriksaan

4. Hasil pemeriksaan
Lab tersedia / selesai
AP
dalam waktu sesuai
ketetapan RS
2. Ketetapan waktu melaporkan hasil
pemeriksaan yang urgen / gawat darurat diukur

sarmut lab ttg indikaor

3. Hasil Lab dilaporkan dalam kerangka waktu


guna memenuhi kebutuhan pasien
AP.5.3.1.

5. Ada prosedur
melaporkan hasil tes
diagnostik yang kritis

1. Metode kolaboratif digunakan untuk


mengembangkan prosedur untuk pelaporan
hasil yang kritis dari pemeriksaan diagnostik
2. Prosedur ini menetapkan nilai ambang kritis
untuk setiap tes

kritikal resoult SPO dan


kebijakan yan lab

pemantauan ketepatan waktu laporan


hasil pemeriksaan yang urgen/gawat
darurat
hasil laboratorim selesai dalam
kerangka waktu yang ditetapkan untuk
memenuhi kebutukan pasien
pelaksanaan metode kolaboratif
terhadap pemberian hasil kritis dari
pemeriksaan yang diagnostik
penetapan nilai ambang kritis (normal)
untuk setiap pemeriksaaan
laboratorium pelaporan hasil yang
pelaksaanan
kritis dari pemeriksaan diagnostik
sebelum diserahkan

3. Prosedur menetapkan oleh siapa dan kepada


siapa hasil yang kritis dari pemeriksaan
diagnostik harus dilaporkan
4. Prosedur menetapkan apa yang dicatat dalam SPO pencatatan kritikal result ketentuan tentang hal-hal yang dicatat
rekam medis pasien
di dalam rekam medis pasien

AP.5.4.

6. Semua peralatan
untuk pemeriksaan
laboratorium diperiksa
secara teratur , ada
upaya pemeliharaan ,
dan kalibrasi , dan ada
pencatatan terus
menerus untuk
kegiatan tsb

5. Proses dimonitor agar pemenuhan ketentuan laporan insiden


dan dimodifikasi berdasarkan hasil monitoring

pelaksanaan monitoring trehadap


implementasi ketentuan yang ada,
dan adanya revisi prosedur
berdasarkan hasil evaluasi

1. Ada program pengelolaan peralatan


laboratorium dan bukti pelaksanaannya

pelaksanaan progaram pengelolaan


peralatan laboratorium dan bukti
pelaksanaannya

TOR sdh dibuat

2. Program termasuk proses seleksi dan


pengadaan alat

program termasuk proses dan


pengadaan alat

3. Program termasuk proses inventarisasi alat

program termasuk proses invetarisasi


alat

4. Program termasuk inspeksi dan alat


pengetesan

progarm termasuk inspeksi dan alat


pengetesan

5. Program termasuk kalibrasi dan pemeliharaan


alat
6. Program termasuk monitoring dan tindak
lanjut

progaram termasuk kalibrasi dan


pemeliharaan alat
program termasuk monitoring dan
tindak lanjut

Page 184

AP

7. Semua tes , pemeliharaan dan kalibrasi alat


didokumentasi secara adekuat
AP.5.5.

AP. 5. 6.

7. Reagensia esensial
dan bahan lain yang
diperlukan sehari hari
selalu tersedia dan
dievaluasi untuk
memastikan akurasi
dan presisi hasil

1. Ditetapkan reagensia esensial dan bahan lain

Daftar reagen yang dipakai

2. Reagen esensial dan bahan lain tersedia , dan


ada proses untuk menyatakan kapan reagen
tidak tersedia

SPO dan kebijakan


pengelolaan reagen , stok
opname ttg reagen

reagensia asential dan bahan lain


tersedia, dan ada proses untuk
menyatakan kapan reagen tidak
tersedia

3. Reagen esensial disimpan dan didistribusi


sesuai pedoman dari pembuatannya atau
instruksi pada kemasannya

penyimpanan dan distribusi semua


reagensia sesuai pedoman dan
distribusi/instruksi pada pkemasanya

4. Laboratorium telah memiliki pedoman tertulis


dan mengikutinya untuk mengevaluasi semua
reagensia agar memberikan hasil yang akurat
dan presisi

Adanya regulasi dan pelaksanaannya,


serta evaluasi semua reagensia agar
memberikan hasil yang akurat dan
presisi

5. Semua reagensia dan larutan diberi label


secara lengkap dan akurat
1. Prosedur memandu permintaan pemeriksaan

8. Prosedur untuk
pengambilan spesimen
, identifikasi ,
penanganan
2. Prosedur memandu pengambilan dan
pengiriman yang
identifikasi spesimen
aman , dan
pembuangan spesimen
3. Prosedur memandu pengiriman ,
dipatuhi
penyimpanan dan pengawetan spesimen
4. Prosedur memandu penerimaan dan tracking
spesimen
5. Prosedur dilaksanakan
6. Prosedur diperhatikan untuk pemeriksaan
dilakukan di laboratorium diluar RS

AP.5.7.

semua tes, pemeliharaan dan


kalibrasi alat didokumentasi secara
adekuat
penetapan reagensia assential dan
bahan lain

9. Ditetapkan nilai
1. Laboratorium telah menetapkan nilai / rentang
normal dan rentang nilai rujukan untuk setiap pemeriksaan yang
nilai yang digunakan dilaksanakan
untuk interpretasi dan
laporan hasil
Page 185
laboratorium klinis

semua reagensia dan larutan diberi


label secar lengkap dan akurat
SPO pengambilan spesimen Adanya prosedur permintaan
pemeriksaan
Adanya prosedur pengambilan dan
identifikasi spesimen
Adanya prosedur pengiriman,
penyimpanan dan pengawetan
spesimen
Adanya prosedur penerimaan dan
tracking spesimen
Semua prosedur dilaksanakan
Prosedur diperhatikan untuk
pemeriksaan yang dilakukan di
laboratorium di luar rumah sakit
Penetapan nilai/ rentang nilai rujukan
untuk setiap pelaksanaan yang
dilaksanakan

9. Ditetapkan nilai
normal dan rentang
nilai yang digunakan
AP
untuk interpretasi dan
laporan hasil
laboratorium klinis
2. Rentang nilai rujukan ini harus disertajkan
dalam catatan klinis pada waktu hasil
pemeriksaan dilaporkan
3. Rentang nilai dilengkapi bila pemeriksaan
dilaksanakan Laboratorium luar
4. Rentang nilai sesuai dengan geografi dan
demografi RS
5. Rentang nilai dievaluasi dan direvisi berkala
seperlunya
AP.5.8.

10. Seorang yang


kompeten bertanggung
jawab untuk mengelola
pelayanan laborat klinik
atau pelayanan laborat
patologi

1. Pelayanan laborat klinik dan laborat lain


diseluruh RS ada dalam pengarahan dan
pengawasan dari satu orang atau lebih yang
kompeten

2. Tanggung jawab untuk mengembangkan ,


menerapkan , dan menjaga terlaksanya
( maintaining ) kebijakan dan prosedur ,
ditetapkan dan dilaksanakan
3. Tanggung jawab pengawas administrasi
ditetapkan dan dilaksanakan
4. Tanggung jawab untukmenjaga terlaksananya
programkontrol mutu ditetapkan dan
dilaksanakan
5. Tanggung jawab untuk merekomendasi
laboratorium rujukan ditetapkan dan
dilaksanakan

Rentang nilai rujukan ini harus


disertakan dalam catatan klinis pada
waktu hasil pemeriksaan dilaporkan
Rentang-nilai dilengkapi bila
pemeriksaan dilaksanakan
laboratorium luar
Rentang-nilai sesuai dengan geografi
dan demografi rumah sakit
Kebijakan rentang nilai
Rentang-nilai dievaluasi dan direvisi
dokumen perubahan rentang berkala seperlunya
nilai
SK kepala pelayanan lab dan Penunjukan staf rumah sakit yang
jobdes Dr Indra , Bu Maya , kompeten yang melaksanakan
Dr Supervisor
pengarahan dan pengawasan
pelayanan laboratorium klinis dan
laboratorium lain di seluruh rumah
sakit
ttd SPO ,

jobbdes staf
jobdes

V Jobdes Bu Maya

V jobdes Dr Indra
6. Tanggung jawab untuk memonitor dan
mereview semua pelayanan laboratorium di
dalam dan diluar laboratorium ditetapkan dan
dilasanakan

Page 186

Pelaksanaan pemeliharaan dan


pengembangan ketentuan dan
prosedur

Penetapan dan pelaksanaan


tanggung jawab pengawasan
administrasi
Penetapan dan pelaksanaan
tanggung jawab untuk menjaga
terlaksananya program kontrol mutu
Penetapan dan pelaksanaan
tanggung jawab untuk
merekomendasikan laboratorium
rujukan
Penetapan dan pelaksanaan
tanggung jawab untuk memonitor dan
mereview semua pelayanan
laboratorium di dalam dan di luar
laboratorium

AP

AP. 5 .9.

11. Ada prosedur


kontrol mutu ,
dilaksanakan dan
didokumentasikan

AP. 5. 9. 1. 12. Ada proses tes

kecakapan / keahlian
( proficiency )

1. Ada program kontrol mutu untuk laboratorium


klinis

Ada program kontrol mutu untuk


laboratorium klinis

2. Program termasuk validasi metode tes

Program termasuk validasi metode tes

3. Program termasuk surveilens harian atas hasil


tes

Program termasuk surveilens harian


atas hasil tes

4. Program termasuk koreksi cepat untuk


kekurangan
5. Program termasuk dokumentasi hasil dan
tindakan koreksi

Program termasuk koreksi cepat untuk


kekurangan
Program termasuk dokumentasi hasil
dan tindakan koreksi
Elemen-elemen program a) s/d e)
tersebut di atas ditetapkan dalam
maksud dan tujuan dan dilaksanakan

6. Elemen elemen program a s/d e tsb diatas


ditetapkan dalam maksud dan tujuan dan
dilaksanakan
1. Laboratorium ikut serta dalam program tes
keahlian , atau alternatifnya untuk semua
pelayanan dan tes laboratorium spesialistik
2. Catatan kumulatif dari keikutsertaan dipelihara

AP. 5.10 .

TOR program kontrol mutu


dan SPOnya

13. RS secara teratur 1. Frekuensi dan tipe data kontrol mutu dari
mereview hasil kontrol laboratorium luar ditetapkan oleh RS
mutu untuk semua
pelayanan oleh
2. Staf yang kompeten bertanggung jawab atas
laboratorium luar
kontrol mutu laboratorium atau seorang yang
kompeten ditunjuk untuk mereview hasil kontrol
mutu dari sumber luar RS

3. Staf yang bertanggung jawab atau orang


kompeten yang ditunjuk melakukan langkah
langkah atas dasr hasil kontrol mutu

Page 187

Bukti pelaksanaan kontrol


mutu internal ( suhu dlll ) ,
ekternal sertifikat , dari
DepKes, PMI
Dokumen PME ,, lap dari
DEpKes , sertifikat ,

Laboratorium ikut serta dalam


program pemeliharaan mutu eksternal
untuk semua pelayanan dan tes
laboratorium spesialistik
Catatan komulatif dari keikutsertaan
dipelihara

MoU dgn lab luar ( Prodia ) Ada penetapan frekuensi dan tipe
di kebijakan pelayanan lab
data kontrol mutu dari laboratorium
ditambahkan
luar oleh rumah sakit
Jobdes Bu Maya

Analis yang mengurusi


kontrol mutu

Penunjukan staf yang kompeten yang


bertanggung jawab atas kontrol mutu
laboratorium/ untuk mereview hasil
kontrol mutu dari sumber luar rumah
sakit
Penunjukan staf yang bertanggung
jawab/ orang kompeten yang
melakukan tindak lanjut atas dasar
hasil kontrol mutu

AP

4. Laporan tahunan data kontrol mutu dari


laboratorium luar RS diserahkan kepada
pimpinan untuk digunakan dalam memfasilitasi
manajemen kontrak dan pembaharuankontrak

AP. 5. 11.

14. RS mempunyai
akses dengan ahli
dalam bidang
diagnostik spesialistik
bila diperlukan

PELAYANAN RADIOLOGI DAN


DIAGNOSTIK IMJING
AP. 6.
1. Ada pelayanan

Radiologi dan
pelayanan imajing
untuk memenuhi
kebutuhan pasien , dan
semua pelayanan
memenuhi standar
nasional, perundang
undangan dan
peraturan yang berlaku

AP. 6 .1.

2. Pelayanan radiologi
dan pelayanan
diagnostik imajing
disediakan RS atau
tersedia diluar RS
melalui pengaturan
dengan pihak luar

1. Daftar nama ahli untuk diagnostik spesialistik


dijaga / dipertahankan
2. Ahli dalam bidang diagnostik spesialistik
dihubungi bila diperlukan

1. Pelayanan radiologi dan diagnostik imajing


memenuhi standar nasional , undang undang
dan peraturan yang berlaku

laporan tahunan kontrol


mutu kepada pimpinan

Laporan tahunan data kontrol mutu


dari laboratorium luar dari rumah sakit
di serahkan kepada pimpinan untuk
digunakan dalam memfasilitasi
managemen kontrak dan
pembaharuan kontrak

Nama dokter ahlli dan


Sknya , kredensial

Penetapan nama ahli untuk diagnosti


spesialistik

jadwal Dr PA , no tilp

Ahli dalam bidang diagnostik


spesialistik dihubungi bila diperluakan

pedoman pelayanan radiologi


.Pedoman pengorganisasian
Radiologi .Program kerja
Radiologii

Pelayanan radiologi dan diagnostik


imaging memenuhi standar nasional,
undang-undang dan peraturan yang
berlaku

2. Ada pelayanan radiologi dan diagnostik


imajing yang adekuat , teratur dan nyaman untuk
memenuhi kebutuhan pasien
3. Ada pelayanan radiologi dan diagnostik
SPO observasi pasien yang
imajing untuk gawat darurat diluar jam kerja
menggunakan sedasi ,
mengacu dari OK

Pelaksanaan pelayanan radiologi dan


diasnotik manjing yang adekuat,
teratur, dan nyaman untk memenuhi
kebutuhan pasien.
Pelaksanaan pelayanan radiologi dan
diasnostik imajing untuk gawat darurat
24 jam.

1. Pelayanan diluar rumah sakit dipilih


PKS dengan RS lain dan
berdasarkan rekomendasi direktur dan memiliki kebijakan dir untuk
rekam jejak kinerja yang baik ttg tepat waktu
penunjukan nya
dan memenuhi undang undang dan peraturan
yang berlaku

Penetapan pelayanan darurat rumah


sakit dipilih berdasrkan rekomendasi
direktur dan memiliki rekam jejak
kinerja yang baik tentang tepat waktu
dan memenuhi undang - undang dan
peraturan yang berlaku.

2. Pasien diberitahu ttg hubungan dokter yang


merujuk dan pelayanan diluar rumah sakit
tersebut untuk pelayanan radiologi dan
diagnostik imajing

Pasien yang diberitahu tentang


hubungan dokter yang merujuk dan
pelayanan di luar rumah sakit yang
dimiliki dokter untuk pelayanan
radiologi dan diagnostik imajing.

Page 188

masukkan dalam kebijakan


pelayanan radiologi

AP

AP. 6.2.

3. Ada program
pengamanan radiasi ,
dilaksanakan dan
didokumentasi

1. Ada program keamanan radiasi yang


program keamanan radiasi
mengatur resiko keamanan dan antisipasi
bahaya yang bisa terjadi di dalam atau diluar unit
kerja

Ada program keamanan radiasi yang


mengatur resiko keamanan dan
antisipasi bahaya yang bisa terjadi di
dalam atau di luar unit kerja.

2. Program keamanan merupakan bagian dari


program pengelolaan keamanan RS , melapor
kepada bagian keamanan RS sekurang
kurangnya sekali setahun dan bila ada kejadian

Risk Asesmen K3 Ro ,
laporan insiden

Program keamanan merupakan


bagian dari program K3 rumah sakit,
dan dilaporkan sekurang - kurangnya
sekali setahun dan bila ada kejadian
atau insiden.

3. Kebijakan dan prosedur tertulis yang


mengatur dan memenuhi standar terkait ,
undang undang dan peraturan yang berlaku

Kebijakan pelayan Radiologi

Adanya regulasi RS yang mengatur


dan memenuhi standart terkait,
undang - undang dan peraturan yang
berlaku.

4. Kebijakan dan prosedur tertulis yang


SPO pengelolaan limbah
mengatur penanganan dan pembuangan bahan berbahaya
ifeksius dan berbahaya

Adanya regulasi RS yang mengatur


penanganan dan pembuangan bahan
infeksius dan berbahaya (B3).

5. Resiko keamanan radiasi yang diidentifikasi


diimbangi dengan prosedur atau peralatan
khusus untuk mengurangi resiko

SPO pengamanan Radiasi

Pelaksanaan pengamanan radiasi


yang dengan prosedur atau
perawatan khusus untuk mengurangi
resiko (seperti apron timah, badge
radiasi, yang sejenis)

6. Staf radiologi dan diagnostik imajing diberi


orientasi ttg prosedur dan praktek keselamatan

Program orientasi Staf baru

Staff radiologi dan diasnostik imajing


telah diberi orientasi dan pelatihan
tentang prosedur dan praktek
keselamatan.

7. Staf radiologi dan diagnostik imajng mendapat Bukti pelatihan staf dan
pendidikan untuk prosedur baru dan bahan
sosialisasi
berbahaya
AP. 6 .3.

4. Staf yang kompeten 1. Ada penetapan staf yang melakukan


dengan pengalaman pemeriksaan diagnostik dan imajing , atau yang
memadai ,
mengarahkan atau yang mensupervisi
melaksanakan
pemeriksaan diagnostik
imajing ,
menginterpretasi hasil ,
dan melaporkan hasil
pemeriksaan
Page 189

Pedoman pengorganisasian
Radiologii , clinical
apoinment , clinical
asingment dokter Ro , SK
Kepala pelayanan Radiologi

Staff radiologi dan diagnostik imajing


mendapat pelatihan untuk prosedur
baru dan bahan berbahaya.
Ada penetapan staf yang melakukan
pemeriksaan diagnostik dan imajing,
atau yang mengarahkan atau yang
mensupervisi

4. Staf yang kompeten


dengan pengalaman
memadai ,
melaksanakan
pemeriksaan diagnostik
AP
imajing ,
menginterpretasi hasil ,
daftar dokter radiologi
dan melaporkan hasil 2. staf yang kompeten dan pengalaman yang
pemeriksaan
memadai melaksanakan pemeriksaan diagnostik
dan imajing
daftar dokter radiologi
3. staf yang kompeten dan pengalaman yang
memadai menginterpretasi hasil pemeriksaan
4. Staf yang kompeten yang memadai ,
memverifikasi dan membuat laporan hasil
pemeriksaan

AP.6.5.

Adanya staf yang kompeten yang


memadai, memverifikasi dan
membuat laporan hasil pemeriksaan

Pola ketenagaan Ro

Tersedia staf dalam jumlah yang


adekuat (sesuai pola ketenagaan)
untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan pasien

6. Staf supervisor yang kompeten dan


berpengalaman yang memadai
5. Hasil pemeriksaan 1. RS menetapkan ttg harapan waktu pelaporan SPO critical Result
radiologi dan diagnostik hasil pemeriksaan
imajing tersedia tepat
waktu sesuai ketentuan 2. Ketepatan waktu pelaporan hasil pemeriksaan Indikator mutu radiologi
kasus tidak cito di ukur
RS
v
3. Hasil pemeriksaan radiologi dan diagnostik
imajing dilaporkan dlam kerangka waktu untuk
memenuhi kebutuhan pasien
6. Semua peralatan 1. Ada program pengelolaan peralatan radiologi Program maitenance alat Ro
yang digunakan untuk dan diagnostik imajing dan dilaksanakan
pemeriksaan radiologi
dan diagnostik imajing
diperiksa , dirawat dan 2. Program termasuk pemilihan dan pengadaan
dikalibrasi secara
peralatan
teratur , dan disertai
catatan memadai yang 3. Program termasuk inventarisasi peralatan
dipelihara dengan baik

Page 190

Adanya staf medis yang kompeten


dan pengalaman yang memadai
menginterprestasi hasil pemeriksaan

5. Tersedia staf dalam jumlah yang adekuat


untuk memenuhi kebutuhan pasien

AP.6.4.

Adanya staf yang kompeten dan


pengalaman yang memadai
melaksanakan pemeriksaan
diagnostik dan imajing

Adanya penunjukan staf sebagai


supervisor yang kompeten dan
berpengalaman yang memadai
Penetapan waktu selesainya laporan
hasil pemeriksaan
Evaluasi ketepatan waktu pelaporan
hasil pemeriksaan kasus cito
hasil pemeriksaan radiologi dan
diagnostik imajing dilaporkan sesuai
waktu yang ditetapkan untuk
memenuhi
kebutuhan
pasien
Ada program
dan pelaksanaan
pengelolaan peralatan radiologi dan
diagnostik imajing
Program termasuk pemilihan dan
pengadaan peralatan
Program termasuk invertarisasi
peralatan

pemeriksaan radiologi
dan diagnostik imajing
diperiksa , dirawat dan
dikalibrasi secara
teratur , dan disertai
catatan memadai yang
dipelihara dengan baik

AP.6.6.

AP

4. Program termasuk inspeksi dan testing


peralatan

Program termasuk inspeksi dan


testing peralatan

5. Program termasuk kalibrasi dan perawatan


peralatan
6. Program termasuk monitoring dan tindak
lanjut

Program termasuk kalibrasi dan


perawatan peralatan
Program termasuk monitoring dan
tindak lanjut
Ada dokumentasi yang adekuat untuk
semua testing, perwatan dan kalibrasi
Adanya penetapan X-ray film,
reagensia dan semua perbekalan
penting

7. Ada dokumentasi yang adekuat untuk semua


testing , perawatan dan kalibrasi peralatan
7. Film X-ray dan perbeka
1. X film , reagensia dan semua perbekalan
penting ditetapkan

reagensia dan semua


perbekalan penting ada di
pedoman pelayanan
Radiologi , SPO -SPO

2. X film , reagensia dan semua perbekalan


penting lain tersedia
3. Semua perbekalan disimpan dan didistribusi
sesuai dengan pedoman

Ketersediaan X-ray film, reagensia


dan perbekalan penting lain
Pelaksanaan penyimpanan dan
distribusi semua perbekalan sesuai
dengan regulasi rumah sakit

4. Semua perbekalan dievaluasi secara periodik pelaksanaan evaluasi secara pelaksanaan evaluasi secara periodik
untuk akurasi dan hasilnya
periodik semua perbekalan
semua perbekalan untuk menilai
untuk menilai akurasi dan
akurasi dan hasilnya
hasilnya ada di stok opname
5. Semua perbekalan diberi label secara lengkap pelaksanaan pemberian label pelaksanaan pemberian label untuk
untuk semua perbekalan
semua perbekalan secara lengakap
secara lengakap dan akurat dan akurat
AP.6.7.

8. Individu yang
kompeten bertanggung
jawab untuk mengelola
pelayanan radiologi
dan diagnostik imajing

1. Pelayanan radiologi dan diagnostik imajing


dibawah pimpinan seorang atau lebih individu
yang kompeten

Page 191

Adanya Kepala pelayanan


seorang dokter akan diatur
Dr Agus H

Adanya pimpinan unit pelayanan


radiologi dan diagnostik imajing yang
kompeten

AP

Jobdes Dokter kepala


pelayanan Ro
2. Tanggung jawab untuk mengembangkan ,
melaksanakan , mempertahankan kebijakan dan
prosedur , ditetapkan dan dilaksanakan
Jobdes OIC
3. Tanggung jawab untuk pengaw administrasi
ditetapkan dan dilaksanakan

AP.6.8.

Ada ketentuan tertulis yang


dilaksanakan untuk mengembangkan,
melaksanakan, mempertahankan
pelayanan
kepal unit bertanggung jawab untuk
pengawasan administrasi, dan
dilaksanakan dengan baik

v
4. Tanggung jawab untuk mempertahankan
program kontrol mutu ditetapkan dan
dilaksanakan
5. Tanggung jawab untuk memberikan
v
rekomendasi pelayanan radiologi dan diagnostik
imajing diluar ditetapkan dan dilaksanakan

kepala unit bertanggung jawab untuk


mempertahankan program kontrol
mutu dan dilaksanakan dengan baik

Kepala unit bertanggung jawab untuk


memantau dan mereview semua
pelayanan radiologi dan pelayanan
diagnostik imajing

masuk di pedoman
pelayaann radiologi :
pengertian , pelaksanaan ,
siapa yang melakukan ,
tindak lanjut pemantauann .

Ada program kontrol mutu untuk


pelayanan radiologi dan diagnostik
imajing, dan dilaksanakan

Program kerja masukkan


kontrol mutu , masing masing kegiatan buat TOR
nya

program kontrol mutu termasuk


validasi metode tes

6. Tanggung jawab untuk memantau dan


mereview semua pelayanan radiologi dan
pelayanan diagnostik imajing ditetapkan dan
dilasanakan
9. Ada prosedur kontrol 1. Ada program kontrol mutu untuk pelayanan
mutu , dilaksanakan
radiologi dan diagnostik imajing , dan
dan didokumentasikan dilaksanakan

2. Program kontrol mutu termasuk validasi


metode tes

kepala unit bertanggung jawab untuk


memberikan rekomendasi dan
menetapkan pelayanan radiologi dan
diagnostik imajing diluar, dan
dilaksanakan dengan baik

3. Program kontrol mutu termasuk pengawasan


harian hasil pemeriksaan imjing

Program kontrol mutu termasuk


pengawasan harian hsil pemeriksaan
imajing

4. Program kontrol mutu termasuk perbaikan


cepat bila ditemukan kekurangan

Program kontol mutu termasuk


kekurangan

Page 192

AP

AP.6.9.

10. RS secara teratur


mereview hasil kontrol
mutu untuk semua
pelayanan diagnostik
diluar RS

5. Program kontrol mutu termasuk pengetesan


reagensia dan larutan
6. Program kontrol mutu termasuk
pendokumentasian hasil dan langkah langkah
perbaikan
di MOU harus ada tindakan
bila terjadi kerusakan , bisa
1. Frekuensi dan jenis data kontrol mutu dari unit dipanggil sewaktu - waktu
( untuk Imaging ) , preventif
kerja radiologi diluar RS ditetapkan oleh RS
Jobdes P Hardi
2. Staf yang kompeten bertanggung jawab atas maintenan
kontrol mutu atau individu yang kompeten
ditunjuk untuk menilai hasil kontrol mutu unit
radiologi di luar RS

Program kontrol mutu termasuk


pengetesan reagensia dan larutan
Program kontrol mutu termasuk
pendokumentasian hasil dan langkah
langkah perbaikan
Ada penetapan frekuensi dan tipe
data kontrol mutu dari hasil
pemeriksaan radiologi di luar rumah
sakit oleh rumah sakit
penunjukan staf yang kompeten yang
bertanggung jawab atas kontrol mutu
hasil pemeriksaan radiologi/ untuk
mereview hasil kontrol mutu dari
sumber luar rumah sakit

3. Staf yang bertanggung jawab atau individu


yang kompeten ditunjuk , melakukan tindakan
berdasarkan hasil kontrol mutu

Staf yang diberi tugas untuk


mengurusi kontrol mutu

Penunjukan staf yang bertanggung


jawab/orang kompeten yang
melakukan tindak lanjut atas dasar
hasil kontrol mutu

4. Laporan tahunan data kontrol mutu dari unit


radiologi luar RS diserahkan kepada pimpinan
untuk digunakan dalam membuat perjanjian
kerjasama atau pembaharuan perjanjian

laporan tahunan kontrol


mutu kepada pimpinan

Laporan tahunan data kontrol mutu


dari laboratorium luar rumah sakit
diserahkan kepada pimpinan untuk
digunakan dalam memfasilitasi
manajemen kontrak dan pembaruan
kontrak
Ada daftar dokter spesialis dalam
bidang diagnostik spesialistik

1. RS memelihara daftar para ahli dalam bidang


V nama dokter ahlli dan
diagnostik spesialistik
Sknya , kredensial
RS mempunyai
aksesdengan para ahli
dalam bidang
diagnostik spesialistik
PEMBERIA
apabila diperlukan
N
2. RS dapat menghubungi para ahli dalam
Jadwal dokter radiologi
PELAYANA
bidang diagnostik spesialistik bila diperlukan
N UNTUK
AP.6.10.

SEMUA
PASIEN

Page 193

prosedur untuk menghubungi dokter


spesialis tersebut bila diperlukan

AP

Page 194

AP

Page 195

AP

RECENT DOCUMENTS STRATEGIC IMPROVEMENT PLANNING

YES

NO

POA

PIC

TIMELINE

Page 196

AP

Page 197

AP

Page 198

AP

Page 199

AP

Page 200

AP

Page 201

AP

Page 202

AP

Page 203

AP

Page 204

AP

Page 205

AP

Page 206

AP

Page 207

AP

Page 208

AP

Page 209

AP

Page 210

AP

Page 211

AP

Page 212

AP

Page 213

AP

Page 214

AP

Page 215

AP

Page 216

SKP

STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT


SASARAN KESELAMATAN PASIEN
SKP
I

SASARAN
Ketepatan
Identifikasi
pasien

STANDAR

RS mengembangkan
pendekatan untuk
memperbaiki / meningkatkan
ketelitian identifikasi paien

ELEMEN PENILAIAN

1.Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas


pasien , tdk boleh menggunakan nomor kamar atau
lokasi pasien

Dokumen

Acuan:
PMK
1691/2011 tentang Keselamatan
Pasien RS

2.Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat ,darah Regulasi RS:


,atau produk darah
a. Kebijakan/Panduan identitas pasien
b. SPO
pemasangan gelang identifikasi
3.Pasien diidentifikasi sebelum pangambilan darah
dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
4.Pasien diidentifikasi sebelum pemberian
pengobatan dan tindakan / prosedur
5.Kebijakan dan prosedur mendukung praktek
identifikasi yang konsisten pada semua situasi dan
lokasi
II

Peningkatan
komunikasi
yang efektif

RS mengembangkan
1.Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun
pendekatan untuk
hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh
meningkatkan efektivitas
penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
komunikasi antar para pemberi
layanan
2.Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil
pemeriksaan secara lengkap dibacakan kembali oleh
penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
3.Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh
individu yang memberi perintah atau hasil
pemeriksaan tersebut

Page 1

a. Kebijakan / panduan komunikasi


pemberian informasi dan edukasi
yang efektif
b.
SPO komunikasi via telp

SKP

4.Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang


konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap
akurasi dari komunikasi lisan melalui telepon
Peningkatan
keamanan
obat yang
perlu
diwaspadai
( High Alert
Medications )

RS mengembangkan suatu
1.Kebijakan dan / atau prosedur dikembangkan untuk
pendekatan untuk
mengatur identifikasi , lokasi , pemberian label , dan
memperbaiki / meningkatkan
penyimpanan obat obat yang perlu diwaspadai
a. Kebijakan / panduan / prosedur
keamanan obat obat yang
mengenai obat-obat yang high alert
perlu diwaspadai ( high alert )
b. Daftar obat-obatan high alert
2.Kebijakan dan prosedur diimplementasikan

3.Elektrolit konsentrat tidak berada diunit pelayanan


pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan
tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang
tidak sengaja di area tersebut , bila diperkenankan
kebijakan

IV

RS mengembangkan suatu
Kepastian
pendekatan untuk memastikan
tepat- lokasi , tepat okasi , tepat prosedur ,
tepat
dan tepat pasien operasi
prosedur ,
tepat pasien
operasi

4.Elektrolit konsentrat yang disimpan diunit


pelayanan pasien diberi label yang jelas dan disimpan
dengan cara yang membatasi akses ( restrict access )
1.RS menggunakan suatu tanda yang segera dikenali Regulasi RS:
untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan
Kebijakan / panduan / SPO pelayanan
pasien dalm proses penandaan / pemberian tanda
bedah

2.RS menggunakan suatu checklist atau proses lain


untuk melakukan verifikasi praoperasi tepat- lokasi
,tepat- prosedur , dan tepat- pasien dan semua
dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia ,
tepat/ benar , dan fungsional

Dokumen:
Check List

3.Tim operasi yang lengkap menerapkan dan


mencatat / mendokumentasikan prosedur sebelum
insisi / time out tepat sebelum dimulainya suatu
prosedur / tindakan pembedahan

Ceklist TTO

Page 2

SKP

RS mengembangkan suatu
Pengurangan pendekatan untuk mengurangi
resiko infeksi resiko infeksi yang terkait
terkait
pelayanan kesehatan
pelayanan
kesehatan

4.Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk


mendukung keseragaman proses guna memastikan
tepat lokasi , tepat prosedur , dan tepat pasien ,
termasuk prosedur medis dan tindakan pengobatan
gigi / dental yang dilaksanakan diluar kamar operasi
1.RS mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand
hygiene terbaru yang baru baru ini diterbitkan dan
sudah diterima secara umum
Kebijakan / panduan / Prosedur Hand
Hygiene
2.RS menerapkan progran hand hygiene yang efektif

VI

3.Kebijakan dan / atau prosedur dikembengkan untuk


mendukung pengurangan secara berkelanjutan resiko
infeksi terkait pelayanan kesehatan
Pengurangan RS mengembangkan suatu
1.RS menerapkan proses asesmen awal risiko pasien
a.
risiko pasien pendekatan untuk mengurang jatuh dan melakukan asesmen ulang terhadap pasien Regulasi RS:
Kebijakan / panduan / SPO asesmen
jatuh
risiko pasien dari cedera karena bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
jatuh
pengobatan
risiko pasien jatuh
b.
Kebijakan / panduan / SPO
manajemen risiko pasien jatuh
c. SPO pemasangan gelang risiko
jatuh
2.Langkah langkah diterapkan untuk mengurangi
risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen
dianggap beresiko
3.Langkah langkah dimonitor hasilnya , baik
tentang keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh
maupun dampak yang berkaiatan secara tidak
disengaja
4.Kebijakan dan / atau prosedur mendukung
pengurangan berkelanjutan dari risiko cedera pasien
akibat jatuh di rumah sakit

Page 3

SKP

RECENT DOCUMENTS STRATEGIC IMPROVEMENT PLANNING


Materi

YES

Identifikasi pasien menggunakan dua


identitas dan tidak boleh menggunakan
nomor kamar / lokasi pasien

NO

POA

PIC

Identitas pasien sebelum pemberian


obat, darah, atau produk darah

Identitas pasien sebvelum mengambil


darah dan spesimen lain

Identifikasi pasien sebelum pemberian


pengobatan dan tindakan / prosedur

Pembuatan dan sosialisai kebijakan /


SOP tentang pelaksanaan identifikasi
pasien
Pencatatn secar lengkap perintah lisan
(atau melalui telepon) dan hasil
pemeriksaan oleh penerima perintah
atau hasil pemeriksaan
Pembacaan ulang secara lengkap
perintah lisan (atau melalui telepon) dan
hasil pemeriksaan oleh penerima
perintah atau hasil pemeriksaan

Konfirmasi perintah atau hasil


pemeriksaan oleh pemberi perintah atau
pemeriksaan

Page 4

TIMELINE

SKP

Pembuatan dan sosialisasi kebijakan


atau SOP verifikasi terhadap akurasi
komunikasi lisan

Pembuatan kebijakan atau SOP


identifikasi, lokasi, pelabelan, dan
penyimpanan obat-obat yang perlu
diwaspadai

Sosialisasi dan implementasi kebijakan


atau SOP

Inspeksi di unit pelayanan untuk


memastikan tidak adanya elektrolit
konsentrat bila tidak di butuhkan secara
klinis dan panduan agar tidak terjadi
pemberian secara tidak sengaja di area
tersebut

Pelabelan elektrolit konsentrat secara


jelas dan penyimpanan di area yang di
batasi ketat

Pembuatan tanda identifikai yang jelas


dan melibatkan pasien dalam proses
penandaan lokasi operasi

Penyusunan checklist untuk verifikasi


preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur,
tepat pasien, tepat dokumen dan
ketersediaan serta ketepatan alat

Penerapan dan pencatatan prosedur '


time out' sebelum dimulainya tindakan
pembedahan

Page 5

SKP

Pembuatan kebijakan atau SOP untuk


proses di atas (termasuk prosedur
tindakan medis dan internal)

Adaptasi pedoman hand hygiene


terbaru yang sudah diterima secara
umum ( misalnya WHO Patient Safety)

Penerapan program hand hygiene


secara efektif

Pembuatan kebijakan untuk mengurangi


risiko infeksi yang terkait dengan
pelayanan kesehatan secara
berkelanjutan

Penerapan asesmen awal pasien risiko


jatuh dan asesmen ulang pada pasien
bila ada perubahan kondisi atau
pengobatan

Penerapan langkah-langkah
pencegahan dan pengamanan bagi
pasien yang dianggap berisiko

Monitor dan evaluasi berkala terhadap


keberhasilan pengurangan cedera
akibat jatuh dan dampak terkait

Pembuatan kebijakan atau SOP pasien


jatuh

Page 6

MKI

STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT


SASARAN
STANDAR
ELEMEN PENILAIAN
Manajemen Komunikasi dan Informasi ( MKI )
MKI.1.
Rumah sakit berkomunikasi dengan 1. Rumah sakit telah mengidentifikasi
komunitas untuk memfasilitasi
komunitas dan populasi yang menjadi
akses terhadap pelayanan maupun perhatiannya
akses terhadap informasi tentang
pelayanan asuhan pasien
2. Rumah sakit telah mengimplementasikan
suatu strategi komunikasi dengan populasi
tersebut

DOKUMEN
Acuan: a. UU 36/2009 Tentang
Kesehatan b. PMK 004/2012
Tentang Petunjuk Teknis Promosi
Kesehatan Rumah Sakit
1. Penetapan unit kerja yang
mengelola edukasi dan
informasi/PKRS
2. Pedoman pengorganisasian
dan pedoman pelayanan unit kerja
tersebut/PKRS
3. RKA Rumah Sakit
4. Program kerja unit
kerja/ PKRS

3. Rumah sakit menyediakan informasi


tentang pelayanan , jam operasional , dan
proses untuk mendapatkan pelayanan

Daftar Praktik dokter

4. Rumah sakit menyediakan informasi


tentang mutu pelayanannya

Dokumen:
1. Data populasi pasien RS
2. Brosur, Leaflet
tentang pelayanan RS

KOMUNIKASI
DENGAN
PASIEN DAN
KELUARGA
MKI. 2.

Rumah sakit menginformasikan


kepada pasien dan keluarga
tentang asuhan dan pelayanan ,
serta bagaimana cara mengakses /
untuk mendapatkan pelayanan
tersebut

1. Pasien dan keluarga diberi informasi


tentang asuhan dan pelayanan diberikan
oleh rumah sakit

Regulasi RS:
1. Pedoman pelayanan unit
kerja pemberi informasi/ PKRS
2. Program
kerja unit kerja/
PKRS
2. Pasien dan keluarga diberi informasi
Prosesdur
wibside
, papan
tentang bagaimana mengakses pelaynan di informasi jadwal dokter
rumah sakit

Page 7

MKI

3. Informasi tentang sumber alternatif bagi


MoU rujukan - rujukan RS
asuhan dan pelayanan diberikan bila rumah Elisabeth , RS Sultan Agung
sakit tidak bisa menyediakan asuhan dan
pelayanan
MKI. 3.

Komunikasi dan pendidikan kepada 1. Komunikasi dan pendidikan kepada


pasien dan keluarga diberikan
pasien dan keluarga menggunakan format
dalam format dan bahasa yang
yang mudah dipahami
dimengerti

Regulasi RS:
Pedoman pelayanan unit kerja
pemberi informasi/ PKRS

2. Komunikasi dan pendidikan kepada


Tim PPK , kebijakan pemberian
pasien dankeluarga diberikan dalam bahasa informasi dan edukasi
yang dimengerti

3. Anggota keluarga , khususnya


penerjemah anak , digunakan sebagai
penerjemah hanya sebagai upaya akhir
KOMUNIKASI ANTAR PEMBERI PELAYANAN /
PRAKTISI DIDALAM DAN DILUAR RUMAH SAKIT
MKI. 4.

Komunikasi yang efektif di seluruh ru 1. Pimpinan menjamin terjadinya proses


untuk mengkomunikasikan informasi yang
relevan diseluruh rumah sakit secara tepat
waktu .

Kebijakan Rapat , Notulen rapat ,


SIAR RS

2. Terjadi komunikasi yang efektif dirumah


sakit antar program rumah sakit .

Notulen RCM , notulen antar unit

3. terjadi komunikasi yang efektif dengan


fihak luar rumah sakit

Komunikasi keluar harus


dibuktikan , notulen sosialisasi
pembahasan master plan

4. Terjadinya komunikasi yang efektif dengan Rapat komite medik pembahasan


pasien dan keluarga
kasus pasien
5. Pimpinan mengkomunikasikan misi dan
kebijakan penting , rencana , dan tujuan
rumah sakit kepada semua staf .
Page 8

Pengumuman

MKI
MKI. 5.

MKI.6.

MKI. 7.

Pimpinan menjamin ada komunikasi


efektif dan koordinasi antar individu
dan departemen yang bertanggung
jawab untuk memberikan pelayanan
klinik .

Informasi tentang asuhan pasien


dan respon terhadap asuhan
dikomunikasikan antara praktisi
medis , keperawatan dan praktisi
kesehatan lainnya pada waktu
setiap kali penyusunan anggota
regu kerja / shift maupun saat
pergantian shift .

Berkas rekam medis pasien


tersedia bagi praktisi kesehatan
untuk memfasilitasi komunikasi
tentang informasi yang penting .

1. Pimpinan menjamin komunikasi yang


efektif dan efisien antara departemen klinis
dan non klinis , pelayanan dan anggota staf
individual

Regulasi RS:
1. SK Penetapan unit kerja
( Panitia, Komite atau KSM )
2. Ketentuan tentang
rapat

2. Pimpinan membantu pengembangan


komunikasi dalam memberikan pelayanan
klinis .

Dokumentasi rapat/ pertemuan

3. Ada saluran ( channels ) komunikasi


reguler yang dibangun antara pemilik
dengan manajemen .

notulen rapat manajemen ,


yayasan , RCM

1. Ada suatu proses untuk


mengkomunikasikan informasi pasien antar
praktisi kesehatan secara berkelanjutan atau
pada waktu penting dalam proses asuhan .

Prosedur hand over


dokter/perawat/ perawat ke gizi,
prosedur integrated note, review
obat oleh farmasi klinis ( dokter
belum ada )

2. Infomasi dikomunikasikan termasuk status Dokumentasi pelaksanaan


kesehatan pasien
komunikasi atau transfer informasi

3. Informasi dikomunikasikan
termasukringkasan dari asuhan yang
diberikan .

RM integrited note , SPO


pengisian RM pasien rawat inap ,
minta dr Juron

4. Informasi dikomunikasikan termasuk


perkembangan pasien .
1. Kebijakan ( policy ) menetapkan tentang
praktisi kesehatan yang mempunyai akses
keberkas rekam medis pasien .

Pedoman Rekam Medis pasien ,


kebijakan pelayanan rekam
medis , SPO - SPO

2. Berkas rekam medis tersedia bagi para


praktisi yang membutuhkannya untuk
asuhan pasien

Page 9

Dokumen rekam medis untuk


masing profesi tenaga kesehatan

MKI

3. berkas rekam medis diperbaharui ( update Dokumen review dan bukti


) untuk menjamin komunikasi dengan
pembaharuan rekam medis
informasi mutakir .
MKI. 8.

Informasi yang berkaitan dengan


asuhan pasien ditransfer bersama
dengan pasien .

1. berkas rekam medis pasien atau resume / Regulasi RS:


ringkasan informasi asuhan pasien ditranfer
kebijakan/ Panduan/ SPO
bersama pasien keunit pelayanan lain di
tentang transfer pasien , Form
dalam rumah sakit .
Resume pasien
2. Resume / ringkasan berisi alasan masuk
rumah sakit

Dokumentasi transfer

3. Resume / ringkasan berisi temuan yang


signifikan
4. Resume / ringkasan berisi diagnosa yang
telah ditegakkan ( dibuat )
5. Resume / ringkasan berisi tindakan yang
telah dilakukan
6. Resume / ringkasan berisi Obat obatan
atau pengobatan lainnya
7. Resume / ringkasan berisi kondisi pasien
saat dipindahkan(transfer)
KEPEMIMPIN
AN DAN
PERENCANA
AN
MKI.9.

Rumah sakit merencanakan dan


merancang proses manajemen
informasi untuk memenuhi
kebutuhan informasi internal
maupun external

1. Kebutuhan informasi dari para pemberi


pelayanan klinis dipertimbangkan dalam
proses perencanaan

Page 10

SPO permintaan informasi data


medis ,pengajuan pembuatan dan
menonaktifkan user ID aplikasi
HIS , Pembuatan software
aplikasi , pembuatan role akses
HIS , Keamanan ruangan server

MKI

2. kebutuhan informasi dari para pengelola


rumah sakit dipertimbangkan dalam proses
perencanaan

Rencana anggaran utk IT

3. kebutuhan informasi dan persyaratan


individu dan agen diluar rumah sakit
dipertimbangkan dalam proses perencanaan

4. Perencanaan didasarkan atas ukuran dan


kompleksitas rumah sakit
MKI.10.

MKI.11.

Kerahasiaan dan privasi informasi


dijaga

Keamanan informasi , termasuk


integritas data dijaga

1.Ada kebijakan tertulis yang mengatur


SPO HIS data base , SPO
privasi dan kerahasiaan informasi
pengelolaan RM pasien
berdasarkan dan sesuai peraturan perudang
undangan yang berlaku
2. Kebijakan menjabarkan sejauh mana
pasien mempunyai akses terhadap informasi
kesehatan mereka dan proses untuk
mendapatkan akses bila diijinkan

Kebijakan pelayanan Rekam


Medis , SPO permintaan resume
medis pasien sementara ( pasien
masih dirawat )

3. Kebijakan tersebut dilaksanakan

Evaluasi pelaksanaannya

4. Kepatuhan terhadap kebijakan dimonitor

Evaluasii pelaksanaan kebijakan

1. Rumah sakit mempunyai kebijakan tertulis


untuk mengatur keamanan informasi ,
termasuk integritas data yang didasarkan
pada atau konsisten dengan peraturan dan
perudang undanagn yang berlaku

Acuan:
1. UU 29/ 2004/ Tentang Praktik
Kedokteran
2. UU 44/ 2009 Tentang Rumah
Sakit 3. PMK 269/ Menkes/ Per/ III/
2008
Kebijakan keamanan
informasi RS

Page 11

MKI

2. Kebijakan meliputi tingkat keamanan


untuk setiap kategori data dan informasi
yang diidentifikasi
3. Mereka membutuhkan , atau jabatan apa Regulasi RS:
yang mengijinkan akses terhadap setiap
1. Kebijakan/ Pedoman/ SPO
kategori data dan informasi , diidentifikasi
tentang pengaturan keamanan
dan permintaan informasi,
termasuk data 2. Dokumen
permintaan informasi
4. Kebijakan dilaksankan
/diimplementasikan

MKI. 12.

Rumah sakit mempunyai kebijakan


tentang masa retensi /
penyimpanan dokumen , data dan
informasi

5. Kepatuhan terhadap kebijakan dimonitor

Dokumen pelaksanaan

1. Rumah sakit mempunyai kebijakan


tentang masa penyimpanan ( retensi )
berkas rekam medis klinis , dan data serta
informasi lainnya dari pasien

Acuan:
PMK 269/ Menkes/ Per/ III/ 2008

2. Proses retensi memberikan kerahasiaan


dan keamanan dan kerahasiaan yang
diharapkan

Regulasi RS:
Kebijakan/ Pedoman/ SPO
tentang retensi rekam medis,
termasuk pemusnahan rekam
medis

3. Catatan / records , data dan informasi


dimusnahkan dengan semestinya
MKI.13.

Rumah sakit menggunakan standar 1. standarisasi kode diagnosa digunakan


kode diagnosa , kode prosedur /
dan penggunaanya dimonitor
tindakan , simbol , singkatan , dan
difinisi

Page 12

Regulasi RS:
1.Kode diagnosis
2. Kode prosedur/ tindakan
3. Definisi yang digunakan
4. Simbol, termasuk yang
tidak boleh digunakan
5. Singkatan,
termasuk yang tidak boleh
digunakan

MKI

2. Standarisasi kode prosedur / tidakan


digunakan dan penggunaannya dimonitor
3. Standarisasi definisi digunakan

MKI. 14.

4. Standarisasi simbol digunakan , dan yang


tidak boleh digunakan diidentifikasi dan
dimonitor
5. Standarisasi singkatan digunakan dan
yang tidak boleh digunakan diidentifikasi
serta dimonitor
Kebutuhan data dan informasi dari 1. Diseminasi data dan informasi memenuhi Dokumen pelaporan sesuai
orang didalam dan diluar rumah kebutuhan pengguna ,
ketentuan yang berlaku SPO
sakit terpenuhi secara tepat waktu
pelaporan keluar RS ( DKK ),
dalam format yang memenuhi
internall
harapan pengguna dan dengan
2. Pengguna menerima data dan informasi Buku Ekspedisi pelaporan
frekuensi yang dikehendaki
tepat waktu
3. Pengguna menerima data dan informasi Dokumen evaluasi penyampaian
dalam suatu fprmat yang membantu maksud data dan informasi oleh pengguna
penggunanya
data
4. Staf mempunyai akses kedata dan
informasi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tanggung jawab pekerjaan
mereka

MKI.15.

Staf manajerial dan klinis yang


pantas berpartisipasi dalam memilih
, mengintegrasikan dan
menggunakan teknologi
manajemen informasi

1. Staf klinis berpartisipasi dalam


pengambilan keputusan tentang teknologi
informasi
2. Staf manajerial berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan tentang teknologi
informasi

Page 13

user nya harus diajak p Roberto ,


notulen rapat dg IT

MKI
MKI. 16.

Catatan dan informasi dilindungi


1. Rekam medis dan informasi dilindungi
dari kehilangan , kerusakan ,
dari kehilangan dan kerusakan
gangguan , serta akses dan
penggunaan oleh yang tidak berhak

Regulasi RS:
Kebijakan/ Pedoman/ SPO
tentang perlindungan dari:
Kehilangan dan
kerusakan
Gangguan
dan penyalahgunaan rekam medis
, Kebijakan pelayanan Rekam
Medis

2. Rekam medis dan informasi dilindungi


gangguan dan akses serta penggunaan
yang tidak sah
MKI.17.

Pengambil keputusan dan staf lain


yang kompeten telah mendapat
pendidikan dan pelatihan tentang
prinsip manajemen informasi

1. Para pengambil keputusan dan yang lain


nya diberikan pendidikan tentang prinsip
manajemen informasi

berkaitan dengan pengusaaan


HIS, dari training

2. Pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan


tanggung jawab pekerjaannya
3. Data dan informasi klinis maupun
manajerial diintegrasikan sesuai kebutuhan
untuk mendukung pengambilan keputusan
MKI.18.

Kebijakan tertulis atau protokol


menetapkan persyaratan untuk
mengembangkan serta menjaga
kebijakan dan prosedur internal
maupun suatu proses dalam
mengelola kebijakan dan prosedur
eksternal

1. Ada kebijakan dan prosedur tertulis yang Acuan:


menjabarkan persyaratan untuk
UU 44/ 2009 Tentang Rumah
mengembangkan dan menjaga kebijakan
Sakit (pasal 13)
dan prosedur , meliputi paling sedikit item a)
sampai dengan h ) dalam Maksud dan
Kebijakan Dokumen control
Tujuan , dan dilaksnakan
2. Ada protokol tertulis yang menguraikan
bagaimana kebijakan dan prosedur yang
berasal dari luar rumah sakit dapat
dikendalikan dan diimplementasikan .

Page 14

Regulasi RS:
Kebijakan/ Panduan/ SPO/
tentang perubahan regulasi RS,
meliputi:

MKI

3. Ada kebijakan atau protokol tertulis yang 1. Pengembangan dan perubahan


menetapkan retensi kebijakan dan prosedur regulasi
usang / lama setidaknya untuk kurun waktu
2. Adaptasi regulasi nasional
yang dipersyaratkan oleh peraturan
sebagai regulasi RS
perundangan yang berlaku , sambil
memastikan bahwa tidak terjadi kekeliruan
dalam penggunaannya , dan kebijakan atau
prosedur tersebut diterapkan
4. Ada kebijakan dan protokol tertulis yang
menguraikan bagaimana semua kebijakan
dan prosedur yang beredar dapat
teridentifikasi dan ditelusuri , serta
diimplementasikan .

3. Retensi regulasi yang sudah


dinyatakan tidak berlaku
4. Pemantauan pelaksanaan
regulasi ( misal oleh SPI ) , SPO
DC

1. Rekam medis dibuat untuk setiap pasien


yang menjalni asesmen atau diobati oleh
rumah sakit

BPPRM, minta ke AP/PP isi berkas


rekam medis

2. Rekam medis pasien dipelihara dengan


menggunakan pengidentifikasi pasien yang
unik / khas menandai pasien atau metode
lain yang efektif

Regulasi RS:
Pedoman pelayanan/
penyelenggaraan Rekam Medis
( Sistem penomeran RM)

1. Isi spesifik dari berkas rekam medis


pasien telah ditetapkan oleh rumah sakit

Dokumen rekam medis

REKAM MEDIS PASIEN


MKI. 19.

MKI. 19.1.

Rumah sakit membuat /


memprakarsai dan memelihara
rekam medis untuk setiap pasien
yang menjalani asesmen /
pemeriksaan( assessed ) atau
diobati

Rekam medis memuat informasi


yang memadai / cukup untuk
mengidentifikasi pasien ,
mendukung diagnosis , justifikasi /
dasar pembenaran pengobatan ,
mendokumentasikan pemeriksaan
dan hasil pengobatan dan
meningkatkan kesinambungan
pelayanan diantara para praktisi
pelayanan kesehatan

2. Rekam medis pasien berisi informasi yang


memadai untuk mengidentifikasi pasien

3.Rekam medis pasien berisi informasi yang


memadai untuk mendukung diagnosis
4. Rekam medis pasien berisi informasi yang review RM pasien isi apa saja
memadai untuk memberi justifikasi
belum
pelayanan dan pengobatan
Page 15

MKI

MKI.19.1.1.

MKI. 19.2.

Rekam medis setiap pasien yang


menerima pelayanan emergensi
memuat / mencantumkan jam
kedatangan , kesimpulan saat
mengakiri pengobatan , kondisi
pasien saat dipulangkan , dan
instruksi tindak lanut pelayanan

5. Rekam medis pasien berisi informasi yang RM


memadai untuk mendokumentasikan
jalannyan / course dan hasil pengobatan
1. Rekam medis pasien emergensi
Dokumen rekam medis UGD
mencantumkan jam kedatangan

RM UGD
2. Rekam medis pasien emergensi
mencantumkan kesimpulan ketika
pengobatan diakhiri
3. Rekam medis pasien emergensi memuat RM UGD
kondisi pasien pada saat dipulangkan

4. Rekam medis pasien emergensi


mencantumkan instruksi tindak lanjut
pelayanan
Kebijakan rumah sakit
1. Mereka yang mendapat otorisasi untuk
mengidentifikasi mereka yang
mengisi rekam medis pasien diatur dalam
berhak untuk mengisi rekam medis kebijakan rumah sakit
pasien dan menentukan isi dan
format rekam medis

2. Format dan lokasi pengisian ditentukan


dalam kebijakan rumah sakit

RM UGD

Acuan:
1. UU 29/ 2004 Tentang Praktik
Kedokteran
2. UU 44/ 2009 Tentang Rumah
Sakit 3. PMK 269/ Menkes/ Per/ III/
2008
Kebijakan RM

3. Ada proses untuk menjamin bahwa hanya Regulasi RS:


1. Kebijaksanaan
yang mempunyai otorisasi / kewenangan
yang dapat mengisi rekam medis pasien
Pelayanan Rekam Medis
2. Pedoman
pelayanan/ penyelenggaraan
Rekam Medis, beserta lampiran
berkas rekam medis yang berlaku
di RS
4. Ada proses yang mengatur bagaimana isi
rekam medis pasien dikoreksi atau ditulis
ulang

Page 16

MKI

5. Mereka yang mempunyai otorisasi untuk


akses kerekam medis pasien diidentifikasi
dalam kebijakan rumah sakit

Dokumen rekam medis

6. Ada proses untuk menjamin hanya


individu yang mempunyai otorisasi yang
mempunyai akses kerekam medis pasien
MKI. 19. 3.

MKI.19.4.

Setelah mengisi catatan di rekam


1. Penulis yang melakukan pengisian rekam minta di AP/PP/APK , minta mbak
medis setiap pasien , dituliskan juga medis setiap pasien dapat diidentifikasi
Narti contoh paraf dokter
identitas penulisnya
2. Tanggal pengisian rekam medis dapat diidentifikasi

Sebagai bagian dalam kegiatan


peningkatan kinerja ,rumah sakit
secara reguler melakukan asesmen
terhadap isi dan kelengkapan
berkas rekam medis pasien

3. Bila dipersyaratakan oleh rumah sakit ,


waktu / jam pengisian rekam medis dapat
diidentifikasi
1. Rekam medis pasien direview secara
reguler / teratur

Acuan:
1. UU 29/ 2004 Tentang Praktik
Kedokteran
2. UU 44/ 2009 Tentang Rumah
Sakit 3. PMK 269/ Menkes/ Per/
III/ 2008

2. Review mwnggunakan sampel yang


mewakili / representatif
3. Review dilakukan oleh dokter , perawat
dan profesi lain yang diberi otorisasi untuk
pengisian rekam medis atau mengelola
rekam medis pasien

4. Review berfokus pada ketepatan waktu ,


dapat terbaca dan kelengkapan berkas
rekam medis

Page 17

Regulasi RS:
1. Panduan upaya peningkatan
mutu RS
2. Indikator mutu terkait
review pengisian rekam medis

MKI

5. Isi rekam medis yang dipersyaratkan oleh Dokumen:


peraturan dan perundang undangan
1. Dokumen pelaksanaan review
dimasukkan dalam proses review
2. Dokumen pelaksanaan
program mutu
6. berkas rekam medis pasien yang masih
aktif dirawat dan pasien yang sudah pulang
dimasukkan dalam proses review
7. Hasil proses review digabungkan kedalam masukkan dalam indikator mutu
mekanisme pengawasan mutu rumah sakit manajemen
KUMPULAN
DATA DAN
INFORMASI
MKI.20.

Kumpulan data dan informasi


mendukung asuhan pasien ,
manajemen rumah sakit , dan
program manajemen mutu

1. Kumpulan data dan informasi mendukung contoh SPO pelaporan ke DinKes ,


asuhan pasien
Kebijakan pengukuran indikator
mutu dan keselamatan pasien
2. Kumpulan data dan informasi mendukung SPO pelayanan kedokteran ,
manajemen rumah sakit
penggunaan data untuk pelaporan
ke DinKes

3. Kumpulan data dan informasi mendukung analisa darta indikator mutu


program manajemen mutu
MKI.20.1.

Rumah sakit mempunyai proses


untuk mengumpulkan data dan
telah menetapkan data dan
informasi apa yang secara rutin
( reguler ) dikumpulkan untuk
memenuhi kebutuhan staf klinis dan
manajemen di rumah sakit , serta
agen ,/ badan / pihak lain diluar
rumah sakit

1. Rumah sakit mempunyai proses untuk


mengumpulkan data dalam merespon
kebutuhan pengguna yang diidentifikasi

Dokumen data

2. Rumah sakit memberikan data yang


dibutuhkan kepada lembaga diluar rumah
sakit

Dokumen pelaporan data

Page 18

MKI

MKI.20. 2. Rumah sakit mempunyai proses


untuk menggunakan atau
berpartisipasi dalam data base
eksternal

1. Rumah sakit mempunyai proses untuk


berpartisipasi dalam atau menggunakan
informasi dari data base eksternal

Acuan:
1. UU 29/ 2004 Tentang
Praktik Kedokteran
2. UU 36/ 2009
Tentang Kesehatan
3. UU 44/
2009 Tentang Rumah Sakit 4.
PMK 269/ Menkes/ Per/ III/ 2008 ,
Kebijakan bendmarking

2. Rumah sakit berkontribusi data atau


informasi kepada data base eksternal sesuai
peraturan dan perundang undangan
3. Rumah sakit membandingkan kinerjanya
dengan menggunakan rujukan / referensi
dari data base eksternal

MKI.21.

Rumah sakit mendukung asuhan


pasien , pendidikan , riset , dan
manajemen dengan informasi yang
tepat waktu dari sumber data terkini

4. Keamanan dan kerahasiaan dijaga ketika


berkontribusi atau menggunakan data base
eksternal
1. Informasi ilmiah terkini dan informasi lain
mendukung pelayanan pasien

2. Informasi ilmiah terkini dan informasi lain


mendukung pendidikan klinik
3. Informasi ilmiah terkini dan informasi lain
mendukung riset
4. Informasi profesional terkini dan informasi
lain untuk mendukung manajemen
5. Informasi diberikan dalam kerangka waktu
yang memenuhi harapan pengguna

Page 19

keamanan dan kerahasiaan


ditambahkan ke kebijakan
bendmarking
STO RS , SPO IT untuk
karyawan , SPO Internet untuk
karyawan , SPO pelayanan
perpustakaan , Data perpustakaan

MKI

MATERI

YES

RECENT DOCUMENTS STRATEGIC IMPROVEMENT PLANNING

NO

POA

PIC

Data populasi pasien RS

Strategi komunikasi terkait


dengan data populasi
tersebut

Tersedianya informasi
tentang pelayanan RS, waktu
pelayanan, dan cara untuk
mendapatkan pelayanan

Informasi tentang mutu


pelayanan

Pelaksanaan pemberian
informasi tentang asuhan dan
pelayanan RS
Pelaksanaan pemberian
informasi tentang bagaimana
mengakses pelayanan di RS

Page 20

TIMELINE

MKI

pelaksanaan pemberian
informasi tentang alternatif
rujukan

Tersedia bahan-bahan untuk


edukasi dan informasi yang
mudah dipahami

Semua bahan-bahan edukasi


dan informasi tersedia dalam
bahasa indonesia, yang
dapat dilengkapi dengan
bahasa lain (termasuk
bahasa daerah) jika
diperlukan
Penyediaan tenaga
penerjemah bila diperlukan

Pelaksanaan penyampaian
informasi ke seluruh RS

Komunikasi efektif melalui


rapat teratur dan terstruktur
Bentuk komunikasi dengan
pihak luar RS

Pelaksanaan komunikasi
dengan pasien dan keluarga
Sosialisasi tentang visi, misi,
tujuan, kebijakan penting,
rencana kerja RS

Page 21

MKI

Adanya panitia / kelompok


staf medis / bentuk lain yang
dapat sebagai media
komunikasi yang efektif antar
departemen klisis dan no
klinis, dan komunikasi efektif
antar staf RS

Pelaksanaan komunikasi
dalam pelayanan klinis
(misalnya pertemuan atau
diskusi ilmiah, ronde dll)

Bentuk komunikasi antara


pemilik dan manajemen
Pelaksanaan komunikasi
informasi atau transfer antar
tenaga kesehatan secara
berkelanjutan atau pada saat
diperlukan
Proses penyampaian
informasi tentang status
kesehatan pasien
Proses penyampaian
informasi tentang ringkasan
asuhan yang telah diberikan
Proses penyampaian
informasi tentang
perkembangan
pasien
Ketentuan tentang
tenaga
kesehatan yang mempunyai
akses ke berkas rekam medis
Ketersediaan rekam medis
untuk pencatatan asuhan
pasien oleh tenaga
kesehatan

Page 22

MKI

Upaya pembaharuan berkas


rekam medis untuk menjamin
adanya komunikasi dengan
informasi yang mutakhir
Berkas rekam medis yang
ditransfer bersama dengan
transfer pasien

Ringkasan alasan masuk


rawat inap

Ringkasan temuan yang


penting untuk disampaikan

Ringkasan diagnosis yang


telah ditegakkan

Ringksan tindakan yang


terlah dilakukan

Ringkasan obat / terapi yang


telah diberikan

Ringksan kondisi pasien


pada saat di transfer

Informasi yang dibutuhkan


oleh staf pelayanan RS yang
dipertimbangkan dalam
proses perencanaan

Page 23

MKI

Informasi yang dibutuhkan


oleh pengelola RS yang
dipertimbangkan dalam
proses perencanaan RS

Informasi yang dibutuhkan


dan persyaratannya bagi
pihak di luar RS
dipertimbangkan dalam
proses perencanaan

Perencanaan yang sesuai


dengan ukuran dan
kompleksitas RS

Ketentuan yang mengatur


privasi dan kerahasiaan
informasi sesuai peraturan
perundang-undangan
Ketentuan tentang akses
pasien terhadap informasi
kesehatannya, dan
bagaimana prosesnya

Pelaksanaan ketentuan
tersebut

Pemantauan pelaksanaan
ketentuan tersebut

Ketentuan tentang
pengaturan keamanan data
dan informasi

Page 24

MKI

Ketentuan tentang tingkat


keamanan data dan informasi

Identifikasi bagi yang


berwenang mengakses data
dan informasi

Perlaksanaan semua
ketentuan tersebut

Pemantauan pelaksanaan
semua ketentuan tersebut

ketentuan tentang retensi


rekam medis, beserta data
dan informasi tentang pasien

Ketentuan tentang retensi


dengan tetap menjamin
keamanan dan kerahasiaan
data dan informasi
Pelaksanaan pemusnahan
rekam medis

Ketentuan tentang
standarisasi kode diagnosis

Page 25

MKI

Ketentuan tentang
standarisasi kode prosedur /
tindakan
Ketentuan tentang
standarisasi definisi yang
digunakan
Ketentuan tentang
standarisasi simbol, termasuk
yang tidak boleh digunakan
Ketentuan tentang
standarisasi singkatan,
termasuk yang tidak boleh
digunakan
Pelaksanaan desiminasi data
dan informasi kepada yang
berwenang

pelaksanaan desiminasi
harus tepat waktu

Pelaksanaan sesuai dengan


format yang ditentukan

Pelaksanaan oleh staf rekam


medis

Peran pelaksana pelayanan


dalam membangun SIRS

Peran manajemen dan staf


dalam membangun SIRS

Page 26

MKI

Upaya perlindungan rekam


medis dari:
kehilangan dan kerusakan

Gangguan dan
penyalahgunaan
Pelaksanaan pelatihan
manajemen informasi sesuai
kebutuhan dalam lingkup
kerjanya
Penyediaan data dan
informasi untuk mendukung
manajemen
Penggunaan data dan
informasi klinis untuk
pengambilan keputusan

Pelaksanaan pengembangan
regulasi dan SPO

Pelaksanaan adaptasi
penggunaan regulasi dan
luar RS dapat
diimplementasikan

Page 27

MKI

Pelaksanaan retensi regulasi


dan SPO yang sudah tidak
berlaku

Pelaksanaan pemantauan
bahwa regulasi dan SPO
diimplementasikan dengan
benar

Pelaksanaan pencatatan
dalam rekam medis

Sistem penyimpanana dan


pengambilan rekam medis

Sistem pencatatan rekam


medis, yang meliputi
informasi tentang: Identifikasi
pasien
Hasil pemeriksaan untuk
menetapkan diagnosis

Justifikasi pelayanan dan


pengobatan

Hasil pelayanan / pengobatan

Page 28

MKI

Pengisian rekam medis


pasien gawat darurat yang
memuat tentang:
Jam kedatangan
pasien
Kesimpulan setelah
penanganan / pengobatan
selesai
Kondisi pasien yang di pulangkan

Instruksi tindak lanjut pelayanan

Siapa saja staf RS yang


berwenang mengisi rekam
medis

Penjelasan tentang lembar


rekam medis yang berlaku

Pengendalian dalam
pengisian rekam medis

Pelaksanaan bila melakukan


koreksi atau penulisan ulang

Page 29

MKI

Identifikasi bagi staf yang


mempunyai kewenangan
dalam mengisi rekam medis
Proses evaluasi bahwa hanya
staf yang berwenang yang
mempunyai akses ke rekam
medis
Kepastian untuk dapat
mengidentifikasi staf yang
mengisi rekam medis
Waktu pengisian rekam
medis dapat diketahui
Waktu pengisian rekam
medis , meliputi tanggal dan
jam
Pelaksanaan review rekam
medis yang dilakukan:
secara teratur

Menggunakan sampel yang


tepat
Oleh tenaga medis,
keperawatan dan tenaga
kesehatan lain yang
berwenang mengisi rekam
medis
Fokus pada ketepatan waktu,
dapat terbaca dan lengkap

Page 30

MKI

Pengisian rekam medis


sesuai dengan regulasi yang
berlaku

Meliputi rekam medis pasien


yang masih dirawat dan yang
sudah pulang

Sebagai bagian dari program


mutu RS

Penggunaan informasi dalam


penyusunan SPO pelayanan
kedokteran yang berbasiskan
BEM

Manajemen RS
menggunakan data dan
informasi dari luar RS,
misalnya untuk menilai
indikator mutu

Prosedur permintaan data

Laporan RS tentang datadata RS ke lembaga


pemerintah

Page 31

MKI

Kalau ada sumber data eksternal

Pelaporan sesuai ketentuan


yang berlaku

Melaksanakan analisis data


dengan cara
membandingkan data-data
dari luar RS

Pengamanan dan
kerahasiaan data

Ketersediaan referensi untuk


mendukung:
pelayanan pasien

Pendididikan klinik
Riset

manajemen

Harapan pengguna informasi

Page 32

PMKP
STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT
SASARAN

ELEMEN PENILAIAN

PENINGKATAN
MUTU
DAN
PMKP.
1.
1. Pimpinan rumah sakit
KESELAMATAN
berpartisipasi dalam perencanaan
PASIEN ( PMKP )

program peningkatan mutu dan


keselamatan pasien

DOKUMEN

MATERI

Notulen pertemuan dalam


pembahasan penyusunan Program
PMKP ,kebijakan PMKP
Pedoman PMKP
Program PMKP

2. Pimpinan rumah sakit


berpartipasi dalam pelaksanaan
monitoring program peningkatan
mutu dan keselamatan pasien

Acuan :
Pedoman Upaya Peningkatan
Mutu Rumah Sakit, Depkes, 1994
Regulasi RS tentang Peningkatan
Mui dan Keselamatan Pasien RS
Dokumen :
Kebijakan Program PMKP
3. Pimpinan rumah sakit
SPO pelaksanaan program PMKP
menetapkan proses atau
mekanisme pengawasan program Notulen rapat
peningkatan mutu dan keselamatan Laporan program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien kepada
pasien
Yayasan
4. Program mutu dan keselamatan
pasien dilaporkan oleh pimpinan
rumah sakit kepada badan
pengelola ( governance )
PMKP. 1. 1.

Pelaksanaan partisipasi pimpinan


rumah sakit dalam menetapkan
keseluruhan proses atau mekanisme
dari program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien

Laporan Pimpinan RS tentang


program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien kepada pemilik
rumah sakit

Laporan Pimpinan RS tentang


program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien kepada
pemerintah

1. Pimpinan rumah sakit


Acuan :
Implementasi partisipasi pimpinan
berpartisipasi dalam melaksanakan
PMK 1691/2011 tentang
RRS dalam program peningkatan
program peningkatan mutu dan
Keselamatan Pasien RS
mutu dan keselamatan pasien
keselamatan pasien
Pedoman Upaya Peningkatan Mutu
Pelayanan RS, Depkes 1994
Panduan Nasional Keselamatan
Pasien Rumah Sakit (Patient
Safety), Depkes 2008

2. Program peningkatan mutu dan


keselamatan pasien berlaku
diseluruh rumah sakit
3. Program menangani sistem dari
rumah sakit ,peranan rancangan
sistem , rancang ulang dari
peningkatan mutu dan keselamatan

Regulasi RS :
Pedoman Upaya Peningkatan Mutu
Pelayanan RS
Panduan Nasional Keselamatan Pasien
Rumah Sakit
Dokumen :
Laporan indikator mutu dan insiden
keselamatan pasien
Sensus harian
notulen rapat

Wawancara
ps/kelg

Implementasi program peningkatan


mutu dan keselamatan pasien

Isi program panitia mutu RS

Page 33

Laporan indikator mutu dan insiden


keselamatan pasien
Sensus harian
notulen rapat

PMKP

PMKP .1.2.

4. Program menangani koordinasi


semua komponen dari kegiatan
pengukuran mutu dan kegiatan
pengendalian

Pelaporan indikator mutu dari semua


unit / depatemen

5. Program ini menerapkan


pendekatan sistematik dalam
peningkatan mutu dan keselamatan
pasien

Penerapan pendekatan sistematik


dalam program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO sasaran
keselamatan pasien
Dokumen :
Bukti evaluasi
Laporan indikator mutu dan IKP
3. Penerapan sasaran keselamatan
Bukti pelaksanaan sasaran
pasien ditetapkan sebagai salah
keselamatan pasien ( ada di dalam
satu prioritas
KPI ) dan evaluasi pelaksanaan
program Keselamatan pasien

Prioritas peningkatan mutu dan


keselamatan pasien yang ditetapkan
pimpinan RS

Penerapan sasaran keselamatan


pasien ditetapkan Pimpinan RS
sebagai salah satu prioritas

1. Pimpinan memahami teknologi


Dokumen :
dan unsur bantuan lain yang
Hasil evaluasi melalui
dibutuhkan untuk menelusuri dan
perbandingan
membandingakan hasil dari
evaluasi
2. Untuk menelusuri dan
membandingkan hasil dari evaluasi
ini , pimpinan menyediakan
teknologi dan dukungan sesuai
dengan
sumder
daya yang ada di
1. Informasi
ttg program
Dokumen :
RS
peningkatanmutu
dan keselamatan Bukti informasi yang disampaiakan ,
pasien disampaikan kepada staf
melalui laporan program ke DivMan, pembahasan insiden report
tiap senin

Pelaksanakan bantuan teknologi


atau lainnya oleh pimpinan RS untuk
menelusuri dan membandingkan
hasil dari evaluasi

Bantuan tersebut sesuai dengan


sumber daya yang ada dirumah sakit

Pelaksanaan penyampaian informasi


tentang peningkatan mutu dan
keselamatan pasien kepada staf

1. Pimpinan menetapkan prioritas


rumah sakit dalam kegiatan
evaluasi
2. Pimpinan menetapkan prioritas
rumah sakit dalam kegiatan
peningkatan dan keselamatan
pasien

PMKP.1.3.

PMKP.1.4.

Page 34

melalui laporan program ke DivMan, pembahasan insiden report


tiap senin

PMKP

PMKP. 1. 5.

2. Komunikasi dilakukan secara


reguler melalui saluran yang efektif

Pelaksanaan komunikasi secara


reguler melalui saluran yang efektif

3. Komunikasi termasuk kemajuan


dalam hal penerapan sasaran
keselamatan pasien

Pelaksanaan komunikasi dilakukan


termasuk kemajuan dalam hal
mematuhi sasaran keselamatan
pasien

Pelaksanaan pelatihan bagi staf


sesuai dengan perana mereka dalam
program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien

Pelatihan dilakukan oleh seorang


individu yang berpengetahuan luas

Adanya rancangan proses yang baru


atau dimodifikasi terhadap
peningkatan mutu dan alat ukur
program

1. Ada program pelatihan bagi staf


sesuai dengan peranan mereka
dalam program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien

Dokumen :
Bukti pelatihan , Program pelatihan
PMKP , sertifikat pelatih , Proposal
pelatihan - pelatihan

2. Seorang individu yang


berpengetahuan luas memberiakn
pelatihan
RANCANGAN
PROSES
KLINIS DAN
MANAJERIAL
PMKP . 2.

1. Prinsip peningkatan mutu dan


alat ukur dari program diterapkan
pada rancangan proses baru atau
yang dimodifikasi

Regulasi RS :
Revisi tentang program
peningkatan mutu dan keselamatan
pasien
Dokumen :
Evaluasi dan revisi yang dibuat
( Algoritme pengelolaan kejang
demam di UGD ) , Hasil audit
pengelolaan kejang demam di UGD
Penetapan indikator
Data yang dianalisis ,
Kebijakan Rancangan proses klinis

Page 35

2. Elemen dalam Maksud dan


Tujuan dari huruf a ) s/d i) di
gunakan apabila relevan dengan
proses yang dirancang atau yang
dimodifikasi

PMKP.2.1

Regulasi RS :
Revisi tentang program
peningkatan mutu dan keselamatan
pasien
PMKP
Dokumen :
Evaluasi dan revisi yang dibuat
Pengunaan elemen dalam maksud
( Algoritme pengelolaan kejang
dan Tujuan dari huruf a s/d I dalam
demam di UGD ) , Hasil audit
proses yang dirancang atau
pengelolaan kejang demam di UGD dimodifkasi
Penetapan indikator
Data yang dianalisis ,
Kebijakan Rancangan proses klinis

3. Dipilih indikator untuk


mengevaluasi apakah pelaksanaan
rancangan proses proses baru atau
rancangan ulang proses telah
berjalan
baik indikator digunakan
4.
data sebagai
untuk mengukur proses yang
sedang berjalan

Pemilihan indikator untuk


melaksanakan evaluasi

1. Setiap tahun pimpinan


Acuan :
menentukan paling sedikit lima area PMK 1438/2010 tentang Standar
prioritas dengan fokus penggunaan Pelayanan Kedokteran
pedoman klinis , clinical pathway
Regulasi RS :
dan / atau protokol klinis
SPO Pelayanan Kedokteran
Dokumen : CP SC ,
APP , TE , AMI , SNH ,
Bukti evaluasi

Penetapan paling sedikit 5 area


prioritas oleh pimpinan RS dengan
fokus penggunaan pedoman praktik
klinis, clinical pathways dan/atau
protokol klinis

Tersedianya data sebagai indikator


yang digunakan untuk mengukur
proses yang sedang berjalan

Page 36

2. Rumah sakit dalam


melaksanakan pedoman klinis
,clinical pathways dan / atau
protokol klinis malaksanakan proses
a) sampai h) dalam Maksud dan
Tujuan

3. Rumah sakit melaksanakan


pedoman klinis ,clinical pathways
dan / atau protokol klinisdisetiap
area prioritas yang ditetapkan
4. Pimpinan klinis dapat
menunjukan bagaimana
penggunaan pedoman klinis ,
clinical pathways dan atau protokol
klinis telah mengurangi adanya
variasi dari proses dan hasil
( outcome )

Acuan :
PMK 1438/2010 tentang Standar
Pelayanan Kedokteran
Regulasi RS :
SPO Pelayanan Kedokteran
Dokumen : CP SC ,
APP , TE , AMI , SNH ,
Bukti evaluasi

PMKP

Penetapan pedoman praktik klinis,


clinical pathways dan/ atau protokol
klinis dilaksanakan sesuai proses a)
sampai h) dalam Maksud dan Tujuan

Pelaksanaan pedoman praktik klinis


dan clinical pathways atau protokol
klinis di setiap area prioritas yang
ditetapkan
Bukti bahwa penggunaan pedoman
praktik klinis, clinical pathways dan
atau protokol klinis telah mengurangi
adanya variasi dari proses dan hasil
(outcomes)

PEMILIHAN
INDIKATOR
DAN
PENGUMPUL
AN DATA
PMKP . 3.

1. Pimpinan RS menetapkan area


sasaran untuk penilaian dan
peningkatan

Regualsi RS :
Area yang ditetapkan Pimpinan
Pedoman Peningkatan Mutu dan rumah sakit untuk penilaian dan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
peningkatan mutu
Dokumen :
Kebijakan Pengukuran Indikator
Mutu RS
Data indikator mutu
Analisis insiden keselamatan pasien
(RCA dan FMEA)
FTKP
untuk indikator yang tdk tercapai

Page 37

Regualsi RS :
Pedoman Peningkatan Mutu dan PMKP
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
2. Penilaian merupakan bagian dari
Pelaksanaan penilaian yang
Dokumen :
program peningkatan mutu dan
merupakan bagian dari program
Kebijakan Pengukuran Indikator
keselamatan pasien
peningkatan mutu dan keselamatan
Mutu RS
pasien
Data indikator mutu

Analisis insiden keselamatan pasien


(RCA dan FMEA)
FTKP
untuk indikator yang tdk tercapai

PMKP. 3.1.

3. Hasil penilaian disampaikan


kepada pihak terkai t dalam
mekanisme pengawasan dan
secara berkala kepada pimpinan
dan pemilik RS sesuai struktur RS
yang berlaku

Hasil penilaian disampaikan kepada


pihak terkait dalam mekanisme
pengawasan dan secara berkala
kepada pimpinan dan pemilik rumah
sakit sesuai struktur rumah sakit
yang berlaku

1.Pimpinan klinis menetapkan


Dokumen :
indikator kunci untuk setiap area
Data indikator mutu Klinis
klinis yang disebut di 1 ) sampai 11)
Hasil evaluasi dan tindak
di Maksud dan Tujuan
lanjut

Indikator yang ditetapkan untuk


setiap area klinis yang disebut di 1)
sampai 11) di Maksud dan Tujuan

2. Paling sedikit 5 dari 11 indikator


klinis harus dipilih

Paling sedikit ada 5 indikator yang


harus ditetapkan dari 11 indikator
klinis
Adanya muatan "ilmu" (science) dan
'bukti' (evidence) untuk mendukung
setiap indikator yang dipilih

3. Pimpinan RS memperhatikan
muatan " ilmu " ( science ) dan '
bukti ' ( evidence ) untuk
mendukung setiap indikator yang
dipilih

Page 38

PMKP

PMKP.3.2.

4. Penilaian mencakup struktur ,


proses dan hasil ( outcome )

Pelaksanaan penilaian mencakup


struktur, proses dan hasil (outcome)

5. Cakupan , metodologi dan


frekuensi ditetapkan untuk setiap
indikator

Penetapan cakupan, metodologi dan


frekuensi untuk setiap indikator

6. Data penilaian klinis dikumpulkan


dan digunakan untuk melakukan
evaluasi terhadap efektivitas dari
peningkatan

Pelaksanaan evaluasi terhadap data


penilaian klinis untuk melakukan
evaluasi terhadap efektifitas dari
upaya peningkatan mutu

Indikator kunci yang ditetapkan untuk


setiap area manajerial yang
diuraiakn di a) sampai i) dari Maksud
dan Tujuan
Landasan "ilmu" dan "bukti"
(evidence) untuk mendukung
masing-masing indikator yang dipilih

Pelaksanaan penilaian mencakup


struktur, proses dan hasil (outcome)

Penetapan cakupan, metodologi dan


frekuensi untuk setiap indikator

Pelaksanaan evaluasi terhadap data


penilaian klinis untuk melakukan
evaluasi terhadap efektifitas dari
upaya peningkatan mutu

Indikator kunci yang ditetapkan


pimpinan manajerial dan klinis untuk
menilai setiap Sasaran Keselamatan
Pasien
Penilaian Sasaran Keselamatan

1. pimpinan manajemen
menetapkan indikator kunci untuk
setiap area manajerial yang
diuraikan di a) sampai i ) dari
2.
Pimpinan
Maksud
dan menggunakan
Tujuan
landasan "ilmu " dan " bukti "
( evidence ) untuk mendukung
masing masing indikator yang
dipilih
3. Penilaian meliputi struktur ,
proses dan hasil ( outcome )

Dokumen :
Data indikator mutu Manajemen
Hasil evaluasi dan tindak lanjut

4. Cakupan , metodologi dan


frekuensi ditetapkan untuk setiap
penilaian
6. Data penilaian manajerial
dikumpulkan dan digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas dari
peningkatan
PMKP.3.3.

1. pimpinan manajemen dan klinis


menetapkan indikator kunci untuk
menilai setiap sasaran keselamatan
pasien
2. Penilaian sasaran keselamatan

Dokumen :
data indikator mutu Keselamatan
Pasien
Hasil evaluasi dan tindak lanjut

pasien termasuk area area yang


ditetapkan di sasaran keselamatan
pasien I sampai VI

Pasien termasuk area-area yang


ditetapkan di Sasaran Keselamatan
Pasien I sampai VI

3. Data penilaian digunakan untuk


menilai efektivitas dari peningkatan

Pelaksanaan penggunaan data


penilaian untuk menialai efektifitas
dari peningkatan

Page 39

PMKP

VALIDASI DAN
ANALISA
DARI DATA
PENILAIAN
Pmkp . 4.

1. Data dikumpulkan , dianalisis dan Dokumen :


diubah menjadi informasi
Data indikator mutu
Hasil evaluasi dan tindak lanjut
Sertifikat pelatihan Statistik

Pelaksanaan analisis terhadap data


yang dikumpulkan, dan diubah
menjadi informasi

2. Orang yang mempunyai


pengalaman klinis atau manajerial ,
pengetahuan dan ketrampilan
terlibat alam proses

Keterlibatan personil yang


mempunyai pengalaman klinis atau
manajerial, pengetahuan dan
ketrampilan dalam proses

3. metoda dan teknik teknik


statistik digunakan dlam melaukan
anlisis dari proses bila sesuai

Metode dan tehnik-tehnik statistik


yang digunakan dalam melakukan
analisis dari proses

Page 40

PMKP

MPKP . 4.1.

PMKP.4.2.

4. Hasil analisis dilaporkan kepada


mereka yang bertanggung jawab
untuk melakukan tindak lanjut

Pelaporan hasil analisis kepada


mereka yang bertanggung jawab
untuk melakukan tindak lanjut

1. frekuensi melakukan analisis data Dokumen :


disesuaikan dengan proses yang
Data indikator mutu
sedang
dikajidari analisis data
Hasil
2. Frekuensi
evaluasi berkala
sesuai dengan ketentuan RS

Pelaksanaan analisis data sesuai


dengan proses yang sedang dikaji

Penetapan rumah sakit tentang


frekuensi pelaksanaan analisis data

1. Perbandingan dilakukan dari


waktu kewaktu didalam RS

Analisis dilakukan dengan membuat


parbandingan waktu ke waktu di
dalam rumah sakit

Dokumen :
Hasil analisis evaluasi tahunan

Page 41

Dokumen :
Hasil analisis evaluasi tahunan

PMKP

2. Perbandingan dilakukan dengan


RS lain yang sejenis , bila ada
kesempatan

Analisis dilakukan dengan membuat


parbandingan dengan rumah sakit
lain yang sejenis/setara

3. Perbandingan dilakukan dengan


standar , bila memungkinkan

Melaksanakan perbandingan dengan


standar, bila memungkinkan

Page 42

PMKP

PMKP. 5.

4. Perbandingan dilakukan dengan


praktek yang baik

Perbandingan dilakukan dengan cara


yang beik dan benar

1. RS mengintegrasikan kegiatan
Dokumen :
validasi data kedalam proses
Hasil validasi data
manajemen mutu dan proses
peningkatan
2. Rumah sakit punya proses
validasi data secara internal yang
memasukkan hal hal yang dimuat
a) sampai f) dari Maksud dan
Tujuan

Pelaksanaan pengintregasian
kegiatan validasi data kedalam
proses manajemen mutu dan proses
peningkatan
Ada proses validasi data secara
internal yang memasukkan hal-hal
yang dimuat di huruf a) sampai f) dari
maksud dan tujuan

Page 43

PMKP

3. Proses validasi data memuat


paling sedikit indikator yang dipilih
seperti yang diharuskan di
PMKP.3.1.

PMKP.5.1.

1. Pimpinan rumah sakit


bertanggung jawab data yang
disampaaikan ke piblik dapat
dipertanggungjawabkan dari segi
mutu dan hasilnya ( out come )
2. Data yang disampaikan ke publik
telah dievaluasi dari segi validitas
dan reliabilitasnya

Proses validasi data yang


dilaksanakan, memuat paling sedikit
indikator yang dipilih seperti yang
diharuskan di PMKP.3.1

Dokumen :
Hasil validasi data
Data yang disampaikan kepada
publik

Ditunjukkaan bahwa data yang


disampaikan ke publik dapat di
pertanggungjawaban oleh pimpinan
rumah sakit dari segi mutu dan
hasilnya (outcome)
Bukti bahwa data yang disampaikan
kepada publik telah dievaluasi dari
segi validitas dan reliabilitasnya

Page 44

PMKP

PMKP. 6.

1. Pimpinan rumah sakit


Dokumen :
menetapkan difinisi kejadian
Definisi kejadian sentinel
sentinel yang meliputi paling sedikit Hasil Root Cause Analysis
a) sampai d) yang dimuat dalam
mengenai adanya Insiden
Maksud dan Tujuan
Keselamatan Pasien
Tindak lanjut atas hasil RCA
Kebijakan Pengelolaan Insiden
Keselamatan Pasien

Penetapan definisi kejadian sentinel


oleh Pimpinan rumah sakit, yang
meliputi paling sedikit a) sampai d)
yang dimuat di Maksud dan tujuan

2. Rumah akit melakukan analisis


akar masalah 'RCA ' terhadap
semua kejadian sentinel yang
terjadi dalam batas waktu tertentu
yang ditetapkanpimpinan rumah
sakit

Hasil analisis akar masalah 'RCA'


terhadap semua kejadian sentinel
yang terjadi dalam batas waktu
tertentu yang ditetapkan pimpinan
rumah sakit

3. Kejadian dianalisis bila terjadi

Pelaksanaan analisis bila terjadi


insiden

4. Pimpinan rumah sakit mengambil


tindakan berdasarkan hasil RCA

Tindak lanjut Pimpinan rumah sakit


berdasarkan hasil RCA

Page 45

PMKP

PMKP.7.

1. Analisis secara intensif terhadap Dokumen :


data yang dilakukan jika terjadi
Hasil analisis dan laporannya
penyimpangan tingkatan , pola atau
kecenderungan dari KTD

Pelaksanaan analisis secara intensif


terhadap data saat terjadi KTD

2. Semua reaksi teanfusi , jika


terjadi di rumah sakit , dianalisis

Analisis yang dilakukan bila terjadi


reaksi transfusi

3. Semua reaksi obat tidak


diharapkan yang serius , jika terjadi
sesuai definisi yang ditetapkan
rumah sakit , dianalisis

Analisis yang dilakukan terhadap


semua reaksi obat yang tidak
diharapkan yang serius, sesuai
definisi yang ditetapkan rumah sakit

Page 46

PMKP

PMKP. 8.

4. Semua kesalahan medis


( medical error ) yang signifikan
dianalisis

Analisis yang dilakukan terhadap


semua kesalahan medis (medical
error) yang signifikan

5. Semua ketidak cocokan


( discrepancy ) antara diagnosis pra
dan pasca operasi dianalisis

Analisis yang dilakukan terhadap


semua ketidakcocokan (discrepancy)
antara diagnosis pra dan pasca
operasi

6. KTD atau pola KTD selama


sedasi moderat atau dalam dalam
dan anestesi dianalisis
7. Kejadian lainnya yang ditetapkan
oleh rumah sakit dianalissi

Analisis yang dilakukan terhadap


KTD atau pola KTD selama sedasi
moderat atau dalam dan anestesi
Analisis yang dilakukan terhadap
kejadian lainnya yang ditetapkan
oleh rumah sakit
Penetapan rumah sakit tentang
definisi KNC

1. Rumah sakit menetapkan difinisi Acuan :


KNC
PMK 1691/2011 tentang
Keselamatan Pasien RS
Panduan Nasional Keselamatan
2. Rumah sakit menetapkan jenis
Pasien Rumah Sakit (patient Safety),
kejadian yang harus dilaporkan
Depkes 2008
Regulasi RS :
sebagai KNC
Pedoman
3. Rumah sakit menetapkan proses
keselamatan pasien RS
untuk melakukan pelaporan KNC
dokumen :
Laporan
KNC
Hasil
4. Data dianalisis dan tindakan
analisis dan tindak lanjutnya
diambil untuk mengurangi KNC

Penetapan rumah sakit tentang jenis


kejadian yang harus dilaporkan
sebagai KNC
Penetapan rumah sakit tentang
proses untuk pelaporan KNC

Pelaksanaan analisis data dan


tindakan yang diambil untuk
mengurangi KNC

Page 47

PMKP

MENCAPAI
DAN
MEMPERTAH
ANKAN
PENINGKATA
N
PMKP.9.

PMKP. 10 .

1. Rumah sakit membuat rencana Regulasi RS:


dan melaksankan peningkatan mutu Program Peningkatan Mutu dan
dan keselamatan pasien
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Dokumen :
Laporan bulanan dan analisis
2. Rumah sakit menggunakan
peningkatan mutu dan keselamatan
proses yang konsisten untuk
melakukan identifikasi area prioritas pasien
untuk perbaikan sebagaimana yang Tindak lanjut dan hasilnya
ditetapkan pimpinan

Program dan melaksanakan


peningkatan mutu dan keselamatan
pasien yang direncanakan rumah
sakit
Adanya proses yang konsisten untuk
melakukan identifikasi area prioritas
untuk perbaikan sebagaimana yang
ditetapkan pimpinan

3. Rumah sakit
mendokumentasikan perbaikan
yang dicapai dan
mempertahankannya

Pelaksanaan pendokumentasian
perbaikan yang dicapai dan upaya
mempertahankannya

1. Area yang ditetapkan pimpinan


rumah sakit dimasukkan kedalam
kegiatan peningkatan

Program PMKP yang meliputi


seluruh unit

2. sumberdayan manusia atau


lainnya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan peningkatan
disediakan atau diberikan

Unit Q&A

3. Perubahan perubahan
direncanakan dan diuji

Tim Ambulannce UGD

4. Dilaksanakan perubahan yang


menghasilkan peningkatan

Evaluasi adanya Tim Ambulance


UGD

Page 48

PMKP

5. Tersedia data yang menunjukan Laporan QC Pak Warno


bahwa peningkatan tercapai secara
afektif dan langgeng

6. Dibuat perubahan kebijakan yang SPO pengelolaan permintaan


diperlukan untuk merencanakan ,
ambulance di UGD
untuk melaksanakan yang sudah
dicapai , dan mempertahankannya

7. Perubahan yang berhasil


dilakukan , didokumentasikan
PMKP.11.

1. Pimpinan rumah sakit


menerapkan kerangka acuan
manajemen risiko yang meliputi a)
sampai f) yang dimuat di Maksud
dan Tujuan

Kerangka acuan Manajemen Risiko

2. Paling sedikit setiap tahun


rumah sakit rumah sakit
melaksanakan dan
mendokumentasikan penggunaan
alat pengurangan proaktif
terhadap risiko dalam salah satu
prioritas proses risiko

Laporan FMEA Famasi

3. Berdasarkan analisis , pimpinan


rumah askit membuat rancang
ulang dari proses yang
mengandung risiko tinggi

Tindak lanjut FMEA Farmasi

Page 49

PMKP

Wawancara staf/pimpinan

Observasi

Dokumen
pelaksanaan

Kebijakan/Pedoman/ SPO/ Program

RECENT DOCUMENTS STRATEGIC IMPROVEMENT PLANNING


YES

v
bukti daftar hadir dan
Notulen MoM selasa

v
presentasi RCm ttg
PS, Peningkatan Mutu
mis QCC, SSI

NO

POA

definisikan laporan apa


yg hrs sampai ke
pimpinan RS/ yayasan,
sesuai jadwal
masukkan ke program

lapaoran ke KKPRS

Apakah pimpinan RS berpartisipasi dalam


melaksanakan program PMKP?
Apakah pimpinan medis, keperawatan dan pimpinan
lainnya berpartisipasi dalam proses yang terkait
dengan program PMKP? (TKP 3.4 EP 2)
Apakah ada evaluasi praktik profesional terhadap
peningkatan mutu dan keselamatan pasien dari staf
medis (KPS 11 EP 1)
Apakah staf keperwatan berpartisipasi dalam
program PMKP (KPS 14 EP 1)
Apakah staf profesional kesehatan lainnya
berpartisipasi dalam program PMKP

Laporan
pelaksanaan
program PMKP

Apakah program PMKP berlaku di seluruh RS?

Laporan
pelaksanaan
program PMKP
dari unit-unit kerja

Apakah program PMKP menangani sistem dari RS,


peranan rancangan sistem, rancang ulang dari
PMKP

Laporan
pelaksanaan
program PMKP

Kebijakan program PMKP yang


meliputi: perencanaan,pelaksanaan,
monitoring pelaksanaan,
pengawasan, dan pelaporan
program PMKP
Pedoman pelaksanaan program
PMKP yang meliputi pedoman
perencanaan program,
pelaksanaan, monitoring
pelaksanaan program PMKP,
pengawasan dan pelaporan
SOP program PMKP yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan,
SK
pemberlakuan
program
monitoring
pengawasan
danuntuk
seluruh
RS
pelaporan
Program
Program PMKP
PMKP
kebijakan rancang sistem dan
rancang ulang
program PMKP

Page 50

v
MoM, Incident Report

v
Incident report terlihat
semua unit, proker dan
sarmut tentang SKP
ada di unit terkait,
v

PDCA CYCLE harus


terlihat di program

PMKP

Apakah program menangani koordinasi semua


komponen dari kegiatan pengukuran mutu dan
kegiatan pengendalian

Rapat koordinasi
program PMKP

Apakah program menerapkan pendekatan sistematik


dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien?

Laporan
pelaksanaan
program PMKP

Kebijakan koordinasi dalam kegiatan v


pengukuran mutu dan kegiatan
Pengendalian
program PMKP

Kebijakan penerapan pendekatan


sistematik dalam PMKP
Program PMKP

Apakah pimpinan menetapkan prioritas di RS dalam


kegiatan evaluasi

Daftar list prioritas Ketetapan prioritas kegiatan


evaluasi
SPO evaluasi

Pimpinan menetapkan prioritas rumah sakit dalam


kegiatan peningkatan dan keselamatan pasien

Daftar list prioritas Kebijakan penetapan prioritas


kegiatan PMKP

Apakah penerapan sasaran keselamtan pasien di


tetapkan sebagai salah satu prioritas?

Daftar list prioritas Kebijakan penetapan sasaran


keselamatan pasien sebagai
prioritas PMKP
Program PMKP

Apakah pimpinan memahami teknologi dan unsur


bantuan lain yang dibutuhkan untuk menelusuri dan
membandingkan hasil dari evaluasi

Hasil evaluasi

Apakah pimpinan menyediakan teknologi dan


dukungan sesuai dengan sumber daya yang ada di
rumah sakit
Apakah ada anggaran untuk penyediaan teknologi
dan
dukungan
lainnya
Apakah
program
PMKP diinformasikan kepada staf
RS
Apakah staf mengetahui program PMKP

Analisa hasil
evaluasi dengan
teknologi
Anggaran untuk
penyediaan
Pertemuan
teknologi
sosialisasi
tercantumPMKP
di
program
rencana anggaran
(undangan,
rumah sakit
absensi
dan
materi sosialisasi

Kebijakan analisa hasil evaluasi


SPO analisa hasil evaluasi
Program PMKP
Kebijakan analisa hasil evaluasi
SPO analisa hasil evaluasi
Program PMKP

membuat SPO yang


menunjukkan proses
PDCA ( ada contoh
dari bIntarodi HP )

terlihat di dalam
kebijakan mutu , misi
RS, pimp RS ikut
dalam Incident Report,
pemilihan saasaran
mutu berdsr KP v
v

Pemberian akses
internet , akses ke
sistem untuk bisa narik
data dan program
SPSS

masuk KPI masingmasing, masuk


indikator klinis ( lihat
contoh )

Kebijakan informasi program PMKP v


SPO informasi program PMKP
Program PMKP

Page 51

pelaporan dibuat tiap 6


bln, rekapitulasi tiap
bulan

Benchmarking dari RS
serumpun/ sesama
klien Premysis
hasil sasaran mutu
diinformasikan kepada
staf bisa berupa
notulen rapat, grafik
indikator klinik
diberikan ke unit
terkait, pemantauannya
brp kali lalu dilaporkan
ke unit terkait sesuai
waktu tersebut min 3
bln sekali, tiap unit bisa
diberikan grafik xls
sehingga data
pemantauan tiap bulan
tinggal dimasukkan
dan lalu difeedbackkan
ke unit berupa grafik

PMKP

Apakah ada wadah untuk melakukan komunikasi


antara pimpinan dan staf yang membahas program
PMKP

Pertemuan
pembahasan
program PMKP

Apakah ada komunikasi antara pimpinan dan staf


dalam hal penerapan sasaran keselamatan pasien

Pertemuan
berkala yang
membahas
kemajuan
penerapan
sasaran
keselamatan
pasien

Kebijakan pembahasan penerapan


sasaran keselamatan pasien
Pedoman sasaran keselamatan
pasien
SPO pelaksanaan sasaran
keselamatan pasien
Program sasaran keselamatan
pasien

Dikomunikasikan tu
berhub PS

Apakah ada program pelatihan bagi staf sesuai


dengan peranan mereka dalam program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien

Laporan pelatihan Program pelatihan PMKP


program pelatihan
PMKP, sertifikat
pelatihan, materi
pelatihan

Apakah narasumber pelatihan PMKP adalah


seorang individu yang berpengetahuan luas
Apakah narasumber pelatihan, sebelumnya sudah
pernah mengikuti pekatihan PMKP

Laporan pelatihan Kebijakan narasumber pelatihan


PMKP, sertifikat
program PMKP di RS
narasumber
Program pelatihan PMKP

Apakah prinsip peningkatan mutu dan alat ukur dari


program diterapkan pada rancangan proses baru
atau yang dimodifikasi

Rancangan baru Pedoman rancangan baru/


atau modifikasi
modifikasi dan indikator mutu nya
yang menerapkan Program PMKP
prinsip
peningkatan mutu
dan alat ukur dari
program
Indikator mutu
untuk rancangan
baru atau
modifikasi

Page 52

staf bisa berupa


notulen rapat, grafik
indikator klinik
diberikan ke unit
terkait, pemantauannya
brp kali lalu dilaporkan
ke unit terkait sesuai
waktu tersebut min 3
bln sekali, tiap unit bisa
diberikan grafik xls
sehingga data
pemantauan tiap bulan
tinggal dimasukkan
dan lalu difeedbackkan
ke unit berupa grafik

trainingnya hrs
dibedakan sesuai
kebutuhan, coba cek
ke HR apakah ada list
training utk selr RS
dipastikan
yangmemberi training
mutu dan KP punya
sertifikat ( sertifikat
KPRS, statistik, Basic
concept of Quality
Improvement, risk
management

Kebijakan buat aja


aturan kalau ada
perubahan sistem dll,
dengan
mempertimbangkan
prinsip a-i ( hal 119 )

PMKP

Apakah rancangan baru atau yang dimodifikasi telah


memenuhi rancangan
proses yang baik sebagai berikut:
a. Konsisten dengan misi dan rencana rumah sakit
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluaraga, staf,
dan lainnya
c. Menggunakan pedoman praktek terkini, standar
pelayanan klinis,
kepustakaan ilmiah dan berbagai informasi
berbasis bukti yang relevan

Dokumen
rancangan baru
atau modifikasi

Pedoman rancangan baru/


modifikasi dan indikator mutunya
Program PMKP

Kebijakan buat aja


aturan kalau ada
perubahan sistem dll,
dengan
mempertimbangkan
prinsip a-i ( hal 119 )

dalam hal rancangan praktek klinis


d. Sesuai dengan praktek business yang sehat
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen
risiko yang relevan
f. Dibangun pengetahuan dan keterampilan yang
ada di rumah sakit
g. Dibangun praktek klinis yang baik/ lebih baik/
sangat baik dari rumah sakit
lain
Apakah sudah dipilih indikator untuk mengevaluasi
h. Menggunakan informasi dari kegiatan
apakah pelaksanaan rancangan proses baru atau
peningkatan terkait
rancangan ulang proses telah berjalan baik
i. Mengintegrasikan dan menggabungkan
berbagai proses dengan sistem
Apakah data sebagai indikator digunakan untuk
mengukur proses yang sedang berjalan

Apakah pimpinan klinis memilih paling sedikit lima


area prioritas sebagai fokus seperti diagnosis pasien,
prosedur atau penyakit
Apakah panduan (guidelines), pathways dan protokol dapat
mempengaruhi mutu dan keselamatan dari asuhan pasien
serta memperkecil variasi dari hasil yang tidak diharapkan

Indikator mutu

Kebijakan indikator mutu


Pedoman rancangan baru/
modifikasi dan indikator mutu nya
Program PMKP
Data dari indikator Kebijakan penetapan indikator mutu
mutu
SPO pencatatan, pengumpulan
analisa data indikator mutu
Program PMKP
Daftar list 5 area
prioritas, dokumen
pedoman klinis,
clinical pathway/
protokol klinis

Kebijakan penetapan 5 area


prioritas
Pedoman klinis/ Clinical pathway
atau protokol klinis

Page 53

Lengkapi indikator
klinis, KP, management
sesuaikan yg di RSTR
dengan contoh

CP dilengkapi dengan
juknis nya sesuai
permintaan akreditasi

PMKP

Apakah RS dalam melaksanakan pedoman praktek


klinis, alur asuhan klinis, dan protokol klinis melaksanakan
proses sebgai berikut:
a. dipilih dari yang dianggap cocok dengan pelayanan dan
pasien rumah sakit
(bila ada, pedoman nasional yang wajib dimasukan dalam
proses ini)
b. dievaluasi berdasarkan relevansinya untuk mengidentifikasi
populasi pasien
c. jika perlu disesuaikan dengan teknologi, obat-obatan, dan
sumber daya lain
di rumah sakit atau dengan norma profesional yang diterima
secara nasional
d. dinilai untuk bukti ilmiah mereka
e. diakui secara resmi atau digunakan oleh rumah sakit
f. diterapkan dan dimonitor agar digunakan secara konsisten
dan efektif
g. didukung oleh staf terlatih melaksanakan pedoman atau
pathway
h. diperbaharui secara berkala berdasarkan perubahan dalam
bukti dan hasil
evaluasi dari proses dan hasil (outcomes)

Apakah rumah sakit melaksanakan pedoman klinis


dan clinical pathway atau protokol klinis di setiap area prioritas
yang diterapkan?

Apakah pimpinan klinis dapat menunjukan


bagaimana penggunaan pedoman klinis, clinical
pathway dan atau protokol klinis telah mengurangi
adanya variasi dari proses dan hasil (outcomes)

Apakah pimpinan rumah sakit menetapkan area


sasaran untuk penilaian dan peningkatan

Bukti pelaksanaan
pedoman klinis/
clinical pathway/
protokol klinis
Hasil audit medis
sesuai 5 area
prioritas

Kebijakan penetapan pedoman


v
klinis/ clinical pathway atau protokol
klinis
Pedoman klinis/ clinical pathway
atau protokol klinis
SPO penerapan pedoman klinis/
clinical pathway atau protokol klinis

Bukti pelaksanaan
pedoman klinis/
clinical pathway/
protokol klinis
Hasil audit medis
dan
hasil
evaluasi
sesuai
5 area
penggunaan
prioritas
pedoman klinis,
clinical pathway
dan atau protokol
klinis

Kebijakan penetapan pedoman


klinis/ clinical pathway atau protokol
klinis
Pedoman klinis/ clinical pathway
Kebijakan
penetapan
atau protokol
klinis pedoman
klinis/
clinical pathway
atauklinis/
protokol
SPO penerapan
pedoman
klinis
clinical pathway atau protokol klinis
Pedoman klinis/ clinical pathway
atau protokol klinis
SPO penerapan pedoman klinis/
clinical pathway atau protokol klinis

Area sasaran

Kebijakan penetapan area sasaran

Page 54

Hasil CP

hasila audit klinis dan


CP harus menunjukkan
penyimpangan
menurun,direktur harus
bisa menjelaskan bhw dgn
CP/ CPG

data RCA/FMEA, data


pantauan indikator
klinis

PMKP

Apakah penilaian yang dilaksanakan merupakan


bagian dari program peningkatan mutu dan hasil
keselamatan

Hasil penilaian

Kebijakan penetapan penilaian yang v


ditargetkan
Pedoman penetapan penilaian di
masing-masing area yang meliputi:
proses, prosedur dan hasil ( outcome )
yang akan dinilai
ketersediaan " ilmu pengetahuan "
( sciene) dan " bukti " ( evidence) untuk
mendukung penilaian
bagaimana penilaian dilakukan
bagaiman penilaian diserahkan dengan
rencana menyeluruh dari
penilaian mutu dan keselamatan pasien
frekuensi dari penilaian
SPO pencatatan, pengumpulan, validasi,
dan analisa data yang di targetkan

Apakah hasil penilaian disampaikan kepada pihak


terkait dalam mekanisme pengawasan
Apakah secara berkala hasil penilaian disampaikan
kepada pimpinan dan pemilik rumah sakit sesuai
sturktur rumah sakit yang berlaku

Hasil penilaian
Kebijakan mekanisme pengawasan
dan bukti
dan penyampaian hasil penilaian
penyampaian
hasil penilaian ke
pemilik RS,
pimpinan rumah
sakit, pimpinan
medis, pimpinan
keperwatan dan
pimpinan lainnya

Apakah pimpinan klinis menetapkan indikator kunci


untuk setiap area klinis yang penting meliputi:
1. asesmen pasien
2. pelayanan laboratorium
3. pelayanan radiologi dan diagnostic imaging
Apakah
sudah
dipilih 5 dari 11 indikator klinis
4. prosedur
bedah
5. penggunaan antibiotika dan obat lainnya
6. kesalahan medikasi ( medication error ) dan kejadian
nyaris
cedera
( KNC )rumah sakit memperhatikan
Apakah
pimpinan
7.
penggunaan
dan
sedasi
muatan
"ilmu"anastesi
(science)
dan
"bukti" (evidence) untuk

Indikator struktur, Kebijakan penetapan indikator


proses dan hasil struktur, proses dan hasil setiap
( outcome ) setiap upaya klinis yang meliputi:
upaya klinis
- 5 indikator klinis yang dipilih

8. penggunaan
darah
dan produk
darah
mendukung
setiap
indikator
yang terpilih
9. ketersediaan, isi dan penggunaan rekam medis pasien
10. pencegahan dan pengendalian infeksi, surveilans dan
pelaporan
11. riset klinis

RCA/ FMEA diberikan


ke direksi

- cakupan, metodologi dan frekuensi

Daftar list
indikator klinis

Pedomanuntuk
penetapan
indikator klinis v
ditetapkan
setiap indikator
- mekanisme
penilaiannya
dan
penilaiannya

Evidence based
dari setiap
indikator yang
dipilih

Kebijakan penetapan indikator


struktur, proses dan hsil setiap
upaya klinis yang meliputi:

Pedoman penetapan indikator klinis dan


penilainnya

- 5 indikator yang dipilih


- cakupan, metodologi dan frekuensi
ditetapkan untuk setiap indikator
Mekanisme penilainnya
Pedoman penetapan indikator klinis dan
penialinnya

Page 55

Lengkapi indikator
klinis, KP, management
sesuaikan yg di RSTR
dengan contoh

PMKP

Apakah penilaian mencakup struktur, proses dan


hasil (outcome)

Apakah cakupan, metodologi dan frekuensi


ditetapkan untuk setiap indikator

Apakah data penilaian klinis dikumpulkan dan


digunakan untuk melakukan evalusi terhadap
efektifitas dari peningkatan
Apakah pimpinan manajemen menetapkan indikator
kunci untuk setiap area manajerial yang meliputi:
a. pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat
penting untuk memenuhi
Apakah
pimpinan
menggunakan landasan "ilmu" dan
kebutuhan
pasien
"bukti"
(evidence)
untuk
mendukung
masing-masing
b. pelaporan
aktivitas
yang
diwajibkan
oleh peraturan
indikator
yang dipilih
perundang-undangan
c. manajemen risiko
d. manajemen
penggunaan
sumberproses
daya dan hasil
Apakah
penilaian
meliputi struktur,
e.
harapan dan kepuasan pasien dan keluarga
(outcome)
f. harapan dan kepuasan staf
g. demografi pasien dan diagnosis klinis
h. manajemen
keuangan
Apakah
cakupan,
metodologi dan frekuensi
i.ditetapkan
pencegahan
dan
pengendalian
untuk
setiap
penilaian dari kejadian yang
dapat menimbulkan
masalah
keselamatan
pasien,
keluarga dan
Apakah
databagi
penilaian
manajerial
dikumpulkan
pasien danuntuk
staf mengevaluasi efektivitas dari
digunakan
peningkatan
Apakah pimpinan manajerial dan klinis menetapkan
indikator kunci untuk menilai setiap sasaran
keselamatan pasien yang meliputi
1.
Ketepatan
identifikasi
pasien
Apakah
penilaian
sasaran
keselamatan pasien
2.
Peningkatan
komunikasi
yang efektif
termasuk
area-area
yang ditetapkan
di sasaran
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu
keselamatan pasien I sampai IV
diwaspadai
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat
pasien operasi
Apakah
data penilaian
digunakan
untuk
menilai
5. Pengurangan
risiko infeksi
terkait
pelayanan
efektifitas
keshatan dari peningkatan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh

Hasil penilaian
yang mencakup
struktur, proses
dan hasil
(outcome)

Kebijakan penetapan indikator


stuktur, proses dan hasil setiap
upaya klinis yang meliputi:

Ada cakupan,
metodologi dan
frekuensi
ditetapkan untuk
setiap
indikator
Data dan

Kebijakan penetapan indikator


stuktur, proses dan hasil setiap
upaya klinis yang meliputi:

evaluasinya

Indikator
manajemen dan
proses pemilihan
Bukti landasan
pemilihan
indikator
Dokumen
penilaian
Dokumen
penilaian

- 5 indikator yang dipilih


- cakupan, metodologi dan frekuensi
ditetapkan untuk setiap indikator
- Mekanisme penilainnya
Pedoman penetapan indikator klinis dan
penialinnya

- 5 indikator yang dipilih


- cakupan, metodologi dan frekuensi
Kebijakan
penetapan
indikator
ditetapkan untuk
setiap indikator
stuktur,
proses
dan hasil setiap
- Mekanisme
penilainnya
Pedoman
penetapan
indikator klinis dan
upaya
klinis
yang meliputi:
penialinnya
- 5 indikator yang dipilih
- cakupan, metodologi dan frekuensi
ditetapkan untuk setiap indikator
Kebijakan
penetapan indikator
Pedoman penilaian indikator klinis
manajemen
yang
meliputi validasi
SPO pencatatan,
pengumpulan,

struktur,
dan hasilklinis
untuk setiap
dan
analisaproses
data indikator
indikator

cakupan, metodologi
dan
frekuensi
Kebijakan
penetapan
indikator
ditetapkan
untuk
setiap
indikator
manajemen
yang
meliputi
landasan pemilihan indikator ( evidence
struktur, proses dan hasil untuk setiap
based )
indikator
Pedoman penetapan indikator dan cara
cakupan, metodologi dan frekuensi
penilainnya
ditetapkan untuk
setiap indikator
Kebijakan
penetapan
indikator

landasan pemilihan
indikator ( evidence
manajemen
yang meliputi
based
) proses dan hasil untuk setiap
struktur,
Pedoman penetapan indikator dan cara
indikator
penilainnya
cakupan, metodologi dan frekuensi

Kebijakan
penetapan
indikator
ditetapkan untuk
setiap indikator
manajemen
yang meliputi

landasan pemilihan
indikator ( evidence

struktur,
based
) proses dan hasil untuk setiap
indikator
Pedoman penetapan
indikator
dan cara
Data penilaian
Kebijakan
penetapan
indikator

cakupan, metodologi dan frekuensi


penilainnya
dan hasil evaluasi manajemen
yang meliputi
ditetapkan untuk setiap indikator
struktur, proses dan hasil untuk setiap
landasan pemilihan indikator ( evidence
indikator
based )
cakupan, metodologi dan frekuensi
Pedoman penetapan indikator dan cara
ditetapkan untuk
setiap indikator
Indikator sasaran Kebijakan
penilainnya penetapan indikator
landasan pemilihan indikator ( evidence
keselamatan
keselamatan
pasien
based )
pasien
pedoman
penetapan
dan dan
penilaian
Pedoman penetapan
indikator
cara
sasaran
penilainnya
keselamatan
pasien
Hasil penilaian
Kebijakan
penetapan
indikator
SPO pencatatan, pengumpulan, validasi
keselamatan
dan analisa datapasien
indikator manajemen

v
v

pedoman penetapan dan penilaian


sasaran keselamatan pasien

Data, analisa dan


dipergunakan
untuk menilai
efektivitas dari
peningkatan

Kebijakan penetapan indikator


keselamatan pasien
Pedoman penetapan dan penilaian
sasaran keselamatan pasien
SPO pencatatan, pengumpulan,
analisa dan
validasi
data indikator
Page
56
keselamatan pasien

PMKP

Apakah ada pengumpulan data dan analisa data


sehingga data menjadi informasi?

Apakah orang yang mempunyai pengalaman klinis


atau manajerial, pengetahuan dan keterampilan
terlibat dalam proses validasi dan analisa data

Apakah metode dan teknik teknik statistik digunakan


dalam melakukan analisis dari proses

Data dan analisa

Kebijakan validasi dan analisa data


yang meliputi

- bagaimana melakukan pencatatan,


pengumpulan, validasi dan analisa data
- bagaimana metode dan teknik statistik
dalam melakukan analisa data
- bagaimanavalidasi
persyaratan
Bukti bahwa
Kebijakan
dankualifikasi
analisa data
petugas yang melakukan analisa data
analisa data
yang
meliputi
- bagaimana sistem pelaporannya
dilakukan oleh
- bagaimana
melakukan
pencatatan,
Pedoman
validasi
dan analisa
data yang
pengumpulan,
validasi dan analisa data
orang yang
meliputi:
bagaimana
metode
dan
teknik
statistik
- Pedoman melakukan pencatatan,
mempunyai
dalam melakukan
analisa
data
validasi,
dan
analisa data
pengalaman klinis pengumpulan,
-- bagaimana
persyaratan
kualifikasi
Pedoman metode
dan teknik
statistik
atau manajerial, petugas
yang melakukan
dalam melakukan
analisa analisa
data data
mempunyai
-- bagaimana
pelaporannya
Persyaratansistem
kualifikasi
petugas yang
pengetahuan dan Pedoman
melakukanvalidasi
analisadan
dataanalisa data yang
meliputi:
- Sistem pelaporannya
keterampilan
Pedoman
melakukan
pencatatan,
SPO pencatatan, pengumpulan,
validasi
pengumpulan,
validasi, dan analisa data
dan analisa data
- Pedoman metode dan teknik statistik
dalam melakukan analisa data
- Persyaratan kualifikasi petugas yang
melakukan analisa data
- Sistem pelaporannya
SPO pencatatan, pengumpulan, validasi
dan analisa data

Bukti penggunaan
metode dan teknik
statistik dalam
melakukan
analisa

Kebijakan validasi dan analisa data


yang meliputi
- bagaimana melakukan pencatatan,
pengumpulan, validasi dan analisa data
- bagaimana metode dan teknik statistik
dalam melakukan analisa data
- bagaimana persyaratan kualifikasi
petugas yang melakukan analisa data
- bagaimana sistem pelaporannya
Pedoman validasi dan analisa data yang
meliputi:
- Pedoman melakukan pencatatan,
pengumpulan, validasi, dan analisa data
- Pedoman metode dan teknik statistik
dalam melakukan analisa data
- Persyaratan kualifikasi petugas yang
melakukan analisa data
- Sistem pelaporannya
SPO pencatatan, pengumpulan, validasi
dan analisa data

Page 57

Indikator mutu,
checklist nya
ditandatangani 2 org
laporan dari unitnya,
toli2 audit klinis ditanda
tangani 2 orang juga
notulen dan absensi
training

lakukan analisa dan


validasi data setelah
indikator ditentukan

PMKP

Apakah hasil analisis dilaporkan kepada mereka


yang bertanggung jawab untuk melakukan tindak
lanjut

Apakah frekuensi melakukan analisis data


disesuaikan dengan proses yang sedang dikaji

Laporan hasil
analisa

- bagaimana melakukan pencatatan,


pengumpulan, validasi dan analisa data
- bagaimana metode dan teknik statistik
dalam melakukan analisa data
- bagaimana persyaratan kualifikasi
petugas yang melakukan analisa data
- bagaimana sistem pelaporannya
Pedoman validasi dan analisa data yang
meliputi:
- Pedoman melakukan pencatatan,
pengumpulan, validasi, dan analisa data
- Pedoman metode dan teknik statistik
dalam melakukan analisa data
- Persyaratan kualifikasi petugas yang
melakukan analisa data
- Sistem pelaporannya
SPO pencatatan, pengumpulan, validasi
dan analisa data

Frekuensi analisis Kebijakan frekuensi melakukan


data
analisa data

Kebijakan frekuensi melakukan


analisa data

Apakah frekuensi dari analisis data sesuai dengan


ketentuan rumah sakit
Apakah dilakukan perbandingan dari waktu ke waktu
didalam rumah sakit

Kebijakan validasi dan analisa data


yang meliputi

Hasil analisa
diperbandingkan
dari waktu ke
waktu

Kebijakan analisis data dengan


v
melakukan perbandingan melalui
empat cara:
1. Dengan diri sendiri dalam waktu
tertentu, seperti dari bulan ke bulan
atau
satu tahun ke tahun berikutnya
2. Dengan rumah sakit lain yang
sama seperti menggunakan data base
referensi (lihat juga MKI 20.2, EP 3)
3. Dengan standar, seperti ditetapkan oleh
badan akreditasi, ikatan
profesional atau menggunakan
ketentuan yang ditetapkan dalam undangundang atau peraturan
4. Dengan praktek-praktek yang diakui di
kepustakaan sebagai pedoman
praktek yang lebih baik atau paling baik
Pedoman analisa data dengan melakukan
perbandingan melalui empat cara
SPO analisa data dengan melakukan
perbandingan melalui empat cara

Page 58

penetapan frekuensi
sesuai di data indikator
klinis

bandingkan hasil antar bulan

PMKP

Apakah perbandingan dilakukan dengan rumah sakit


lain yang sejenis

Analisa data
dengan
perbandingan
rumah sakit lain
sejenis

Kebijakan analisis data dengan


v
melakukan perbandingan melalui
empat cara:
1. Dengan diri sendiri dalam waktu
tertentu, seperti dari bulan ke bulan
atau
satu tahun ke tahun berikutnya
2. Dengan rumah sakit lain yang
sama seperti menggunakan data base
referensi (lihat juga MKI 20.2, EP 3)
3. Dengan standar, seperti ditetapkan oleh
badan akreditasi, ikatan
profesional atau menggunakan
ketentuan yang ditetapkan dalam undangundang atau peraturan
4. Dengan praktek-praktek yang diakui di
kepustakaan sebagai pedoman
praktek yang lebih baik atau paling baik
Pedoman analisa data dengan melakukan
perbandingan melalui empat cara
SPO analisa data dengan melakukan
perbandingan melalui empat cara

Apakah perbandingan dilakukan dengan standar

Analisa data dan


hasil
perbandingan
dengan standar

bandingkan dgn RS
serumpun/ sesama
klien premysis/ cari
data di internet

Kebijakan analisis data dengan


melakukan perbandingan melalui
empat cara:
1. Dengan diri sendiri dalam waktu
tertentu, seperti dari bulan ke bulan
atau
satu tahun ke tahun berikutnya
2. Dengan rumah sakit lain yang
sama seperti menggunakan data base
referensi (lihat juga MKI 20.2, EP 3)
3. Dengan standar, seperti ditetapkan oleh
badan akreditasi, ikatan
profesional atau menggunakan
ketentuan yang ditetapkan dalam undangundang atau peraturan
4. Dengan praktek-praktek yang diakui di
kepustakaan sebagai pedoman
praktek yang lebih baik atau paling baik
Pedoman analisa data dengan melakukan
perbandingan melalui empat cara
SPO analisa data dengan melakukan
perbandingan melalui empat cara

Page 59

perbandingan dgn
standar/ dari internet

PMKP

Apakah perbandingan dilakukan dengan praktek


yang baik
Apakah rumah sakit mengintegrasikan kegiatan
validasi data kedalam proses manajemen mutu dan
proses peningkatan
Apakah rumah sakit mempunyai proses validasi data
yang meliputi:
a. Mengumpulkan uang data oleh orang kedua yang
tidak terlibat dalam
pengumpulan data sebelumnya
b. Menggunakan sample statistik sahih dari catatan,
kasus dan data lain. Sample
100% dibutuhkan hanya jika jumlah pencatatan,
kasus atau data lainnya
sangat kecil jumlahnya
c. Membandingkan data asli dengan data yang
dikumpulkan ulang
d. kalkulasi akurasi dengan membagi jumlah elemen
data yang ditemukan dengan
total jumlah data elemen dikalikan dengan 100.
Tingkat akurasi 90% adalah
patokan yang baik
e. Jika elemen data yang diketemukan ternyata tidak
sama, dengan catatan
alasannya (misalnya data tidak jelas definisnya)
dan dilakukan tindakan koreksi
f. Koleksi sample baru setelah semua tindakan
koreksi dilakukan untuk
memastikan tindakan menghasilkan tingkat akurasi
yang diharapkan (lihat juga
KPS 11. EP 4)

Hasil
perbandingan
dengan praktek
yang baik
Hasil validasi data

Bukti proses
validasi data

Kebijakan analisis data dengan


melakukan perbandingan melalui
empat cara:
1. Dengan diri sendiri dalam waktu
Pedoman
validasi
data
yang
tertentu, seperti
dari
bulan
kemeliputi
bulan v
a.
Mengumpulkan uang data oleh
atau
orang
tidak berikutnya
terlibat
satukedua
tahunyang
ke tahun
dalam
2. Dengan rumah sakit lain yang
Pedoman
validasi
datasebelumnya
yang data
meliputi
pengumpulan
data
sama
seperti
menggunakan
base v
(lihat jugasample
MKI 20.2,
EPoleh
3)
a.
Mengumpulkan
uang
data
b. referensi
Menggunakan
statistik
3.
Dengan
standar,
seperti
ditetapkan
oleh
orang
kedua
yang
tidak
terlibat
sahih
dari
catatan,
kasus
dan data
badan
akreditasi, ikatan
dalam
lain.
profesional atau menggunakan
pengumpulan
data
sebelumnya
Sample
100%
dibutuhkan
hanya
ketentuan
yang
ditetapkan
dalam undangb.
Menggunakan
samplekasus
statistik
jika
jumlah
pencatatan,
atau
undang
atau
peraturan
sahih
daripraktek-praktek
catatan, kasus
dan
data
4.
Dengan
yang
diakui
di
data
kepustakaan
sebagaikecil
pedoman
lain.
lainnya sangat
jumlahnya
praktek
yang
lebih
baik
atau
paling
baik
Sample 100% dibutuhkan
hanya
c. Membandingkan
data asli dengan
Pedoman analisa data dengan melakukan
jika
jumlah
pencatatan,
data
yang dikumpulkan
ulang
perbandingan
melalui empatkasus
cara atau
data
d. kalkulasi
akurasi
dengan
SPO
analisa data
dengan
melakukan
lainnya jumlah
sangat
kecil
jumlahnya
perbandingan
melaluielemen
empat
cara
membagi
data yang
c.
Membandingkan data asli dengan
ditemukan
data
yang dikumpulkan
ulang
dengan
total jumlah data
elemen
d.
kalkulasi
akurasi
dengan
dikalikan
dengan
100.
Tingkat
membagi
jumlah elemen data yang
akurasi 90%
ditemukan
adalah patokan yang baik
dengan
total data
jumlah
data elemen
e. Jika
elemen
yang
dikalikan
dengan
100. tidak
Tingkat
diketemukan
ternyata
sama,
akurasi
dengan 90%
catatan
adalah
patokan
yang data
baik tidak
alasannya
(misalnya
e.
Jika
elemen data
jelas
definisnya)
danyang
dilakukan
diketemukan
ternyata tidak sama,
tindakan
dengan
catatan
koreksi
alasannya
(misalnya
data tidak
f. Koleksi
sample
baru setelah
jelas
definisnya)
dan dilakukan
semua
tindakan koreksi
dilakukan
tindakan
untuk
koreksi
memastikan
tindakan
f.
Koleksi sample
baruakurasi
setelahyang
menghasilkan
tingkat
semua
tindakan
diharapkan
(lihatkoreksi
juga dilakukan
untuk
KPS 11. EP 4)

Page 60

perbandingan harus
dengan yg selevel/
setype
lakukan validasi data
dgn 2 org, buat spo nya
SPO memuat dari a-h

PMKP

Apakah proses validasi data memuat paling sedikit


indikator yang dipilih seperti yang diharuskan di
PMKP 3.1

Apakah data yang disampaikan ke publik dapat


dipertanggungjawabkan dari segi mutu dan hasilnya
(outcome)
Siapa yang bertanggung jawab terhadap data yang
disampaikan kepada publik
Apakah data yang disampaikan ke publik telah
dievaluasi dari segi validitas dan reliabilitasnya

Proses validasi da Pedoman validasi data yang meliputi


a. Mengumpulkan uang data oleh
orang kedua yang tidak terlibat
dalam
pengumpulan data sebelumnya
b. Menggunakan sample statistik
sahih dari catatan, kasus dan data
lain.
Sample 100% dibutuhkan hanya
jika jumlah pencatatan, kasus atau
data
lainnya sangat kecil jumlahnya
c. Membandingkan data asli dengan
data yang dikumpulkan ulang
d. kalkulasi akurasi dengan
membagi jumlah elemen data yang
ditemukan
dengan total jumlah data elemen
dikalikan dengan 100. Tingkat
akurasi 90%
adalah patokan yang baik
e. Jika elemen data yang
diketemukan ternyata tidak sama,
dengan catatan
alasannya (misalnya data tidak
jelas definisnya) dan dilakukan
tindakan
koreksi
f. Koleksi sample baru setelah
semua tindakan koreksi dilakukan
untuk
Kebijakan penyampaian data ke
publik
SOP penyampaian data ke publik

Evaluasi data
Kebijakan penyampaian data ke
yang disampaikan publik
ke publik
SOP penyampaian data ke publik

Page 61

validasi data dari


indikator yang
ditetapkan

PMKP

Apakah pimpinan rumah sakit sudah menetapkan


definisi operasional dari kejadian sentinel yang
meliputi sekurang-kurangnya:
a. kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan
perjalanan alamiah penyakit
pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya
(contoh, bunuh diri)
b. kehilangan fungsi utama (major) secara permanen

Kebijakan definisi operasional dari


kejadian sentinel yang meliputi
sekurang-kurangnya:
a. kematian tidak terduga dan tidak
terkait dengan perjalanan alamiah
penyakit
pasien atau kondisi yang
mendasari penyakitnya (contoh,
bunuh diri)
b. kehilangan fungsi utama (major)

yang tidak terkait dengan


perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang
mendasari penyakitnya
c. salah lokasi, salah prosedur, salah pasien operasi
d. penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama orang
yang bukan orang
tuanya

secara permanen yang tidak terkait dengan


perjalanan alamiah penyakit pasien atau
kondisi yang mendasari penyakitnya
c. salah lokasi, salah prosedur, salah pasien
operasi
d. penculikan bayi atau bayi yang
dipulangkan bersama orang yang bukan
orang tuanya

Apakah rumah sakit sudah melakukan analisis akar


masalah RCA terhadap semua kejadian sentinel
yang terjadi dalam batas waktu tertentu yang
ditetapkan
pimpinan rumah sakit

Hasil analisa
kejadian sentinel

Apakah bila terjadi kejadian sentinel dianalisis

Bukti analisis
kejadian sentinel

Apakah pimpinan rumah sakit mengambil tindakan


berdasarkan hasil RCA

Kebijakan / SPO
sentinel memuat
definisi, batas waktu
lapor, batas waktu buat
RCA

Dokumen
rekomendasi dan
tindak lanjut dari
hasil RCA

Kebijakan pencatatan, pelaporan


dan analisa kejadian sentinel
Pedoman RCA

Kebijakan pencatatan, pelaporan


dan analisa kejadian sentinel
Pedoman RCA (analisa dan tindak
lanjut)

Page 62

RCA kalau ada sentinel

bkti tindak lanjut


pimpinan mis
perbaikan bed,

PMKP

Apakah analisis dilakukan secara intensif terhadap


data dilakukan jika terjadi penyimpanan tingkatan,
pola atau kecenderungan dari KTD

Dokumen hasil
analisis

Analisa KTD

Kebijakan analisis terhadap hal-hal


berikut:
a. Semua reaksi transfusi yang
terjadi di rumah sakit
b. Semua kesalahan obat yang
signifikan, jika terjadi sesuai definisi
yang
ditetapkan rumah sakit
c. Semua kesalahan medis (medical
Apakah semua reaksi transfusi, jika terjadi di rumah
sakit, dianalisis

Hasil analisis
reaksi transfusi

Apakah semua reaksi obat tidak diharapkan yang


serius, jika terjadi sesuai definisi yang ditetapkan
rumah sakit, dianalisis

hasil analisis
reaksi obat

error) yang signifikan, jika terjadi sesuai


definisi yang diterapkan rumah sakit
d. Semua ketidak cocokan yang besar
(major) antara diagnosis pre-operasi
dan pasca-operasi
e. Kejadian tidak diharapkan (KTD) atau
pola kejadian yang tidak diharapkan
selama pemberian sedasi moderat atau
dalam dan anastesi
f. Kejadian lain, seperti wabah penyakit
infeksi (infection outbreak)
Pedoman analisis yang meliputi:
1. Analisis reaksi transfusi yang terjadi di
rumah sakit
2. Analisis kesalahan obat yang signifikan,
jika terjadi sesuai definisi yang
3. Analisis kesalahan medis (medical error)
yang signifikan, jika terjadi sesuai
definisi yang diterapkan rumah sakit
4. Analisis ketidak cocokan yang besar
(major) antara diagnosis pre-operasi
dan pasca-operasi
5. Analisis Kejadian tidak diharapkan (KTD)
atau pola kejadian yang tidak
diharapkan selama pemberian sedasi
moderat atau dalam dan anastesi
6. Analisis Kejadian lain, seperti wabah
penyakit infeksi (infection outbreak)
Page 63

hasil analisis reaksi


obat (MESO )

Apakah semua kesalahan medis (medical error)


yang signifikan dianalisis ( lihat juga MPO 7.1 EP 1)

Apakah semua ketidakcocockan (discrepancy)


antara diagnosis pra dan pasca operasi dianalisis

Hasil analisis
kesalahan medis

definisi yang diterapkan rumah sakit


d. Semua ketidak cocokan yang besar
(major) antara diagnosis pre-operasi
dan pasca-operasi
e. Kejadian tidak diharapkan (KTD) atau
pola kejadian yang tidak diharapkan
selama pemberian sedasi moderat atau
dalam dan anastesi
f. Kejadian
lain, seperti wabah penyakit
PMKP
infeksi (infection outbreak)
Pedoman analisis yang meliputi:
1. Analisis reaksi transfusi yang terjadi di
rumah sakit
2. Analisis kesalahan obat yang signifikan,
jika terjadi sesuai definisi yang
3. Analisis kesalahan medis (medical error)
yang signifikan, jika terjadi sesuai
definisi yang diterapkan rumah sakit
4. Analisis ketidak cocokan yang besar
(major) antara diagnosis pre-operasi
dan pasca-operasi
5. Analisis Kejadian tidak diharapkan (KTD)
atau pola kejadian yang tidak
diharapkan selama pemberian sedasi
moderat atau dalam dan anastesi
6. Analisis Kejadian lain, seperti wabah
penyakit infeksi (infection outbreak)

Hasil analisis
ketidakcocokan
antara diagnose
pra dan pasca
operasi

Apakah KTD atau pola KTD selama sedasi moderat


atau dalam dan anestesi dianalisi

Hasil analisis KTD

Apakah kejadian lainnya yang ditetapkan oleh rumah


sakit dianalisis

Hasil analisis

Hasil analisis
kesalahan obat

Hasil analisis KTD

Apakah sudah ada definisi KNC di rumah sakit

Hasil analisis untuk


KNC,KTC,KPC
Kebijakan KNC

Apakah rumah sakit sudah menetapkan jenis


kejadian yang harus dilaporkan sebagai KNC (lihat
juga MPO 7.1 untuk KNC obat/ medikasi)
Apakah rumah sakit sudah menetapkan proses
untuk melakukan pelaporan KNC (lihat juga MPO 7.1
untuk KNC obat/ medikasi)
Apakah sudah ada analisa data dan tindakan diambil
untuk mengurangi KNC (lihat juga MPO 7.1 EP 3)

Hasil analisis
ketidakcocokan antara
diagnose pra dan
pasca operasi
( Appendicitis ) data
minta ke laborat

Kebijakan definisi kNC termasuk


jenis kejadian yang dilaporkan
sebagai KNC
Pedoman pelaporan dan analisis
KNC
Dokumen analisis
KNC dan tindak
lanjutnya

Page 64

PMKP

Apakah rumah sakit membuat rencana dan


melaksanakan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien
Apakah rumah sakit menggunakan proses yang
konsisten untuk melakukan identifikasi area prioritas
untuk perbaikan sebgaimana yang ditetapkan
pimpinan
Hasil identifikasi area prioritas

laporan
Kebijakan perencanaan dan
pelaksanaan
pelaksanaan PMKP
PMKP dan
rencana program
Hasil identifikasi Kebijakan penetapan area prioritas
area prioritas

Program PMKP

Area prioritas : THC( PAC,PCI,TPM ), maternity, Neur

Apakah rumah sakit mendokumentasikan perbaikan


yang dicapai dan mempertahankannya

Dokumen hasil
perbaikan

Kebijakan mendokumentasikan
perbaikan yang dicapai dan
mempertahankannya

Apakah area yang ditetapkan pimpinan rumah sakit


dimasukan kedalam kegiatan peningkatan (lihat juga
PMKP 3 EP 1)

Laporan kegitan
peningkatan di
area yang
ditetapkan
pimpinan

kebijakan Peningkatan di area yang


telah ditetapkan

Apakah sumber daya manusia atau lainnya yang


dibutuhkan untuk melaksanakan peningkatan
disediakan atau diberikan

ketersediaan SDM Kebijakan Penyediaan SDM u/


peningkatan

Apakah perubahan direncanakan dan di uji

hasil uji

Apakah perubahan yang dilaksanakan telah


menghasilkan peningkatan

Kebijakan perubahan yang


direncanakan/ diuji

hasil
perubahan/data
perubahan

hasil (+) perubahan


cara pemantauan SSI,
CAUTI, cuci tangan

kebijakan (-)

(-)

Page 65

SK pembentukan unit
QA
kebijakan penyesiaan
SDM u/ peningkatan

PMKP

Apakah tersedia data yang menunjukan bahwa


peningkatan tercapai secara efektif dan langgeng

Data yang
menunjukkkan
bhw peningkatan
tercapai secara
efektif dan
langgeng

Apakh telah di buat perubahan kebijakan yang


diperlukan untuk merencanakan untuk
melaksanakan pelaksanaan yang sudah dicapai, dan
mempertahankannya

kebijakan lama
dan baru

Apakah perubahan yang berhasil dilakukan di


dokumentasikan

dokumen perubaha

Apakah pimpinan rumah sakit sudah menerapkan


kerangka acuan manajemen risiko yang mel;iputi
komponen:
a. identifikasi risiko
b. menetapkan prioritas risiko
c. pelaporan tentang risiko
d. manajemen risiko
e. investigasi KTD
f. Manajemen
terkait
Apakah
rumahklaim-klaim
sakit setiapyang
tahun
melaksanakan dan
mendokumentasikan penggunaan alat pengurangan
proaktif terhadap risiko dalam salah satu prioritas
proses risiko

Apakah berdasarkan analisis pimpinan RS membuat


ranvang ulang dari proses yang mengandung risiko
tinggi

(-)

Kebijakan ttg perub kebijakan yg


diperlukan u/ merencanakan u/
melaksanakan pelaksanaan yg sdh
dicapai & mempertahankannya

Membuat kebijakan

Bukti
penerapan
manajeme
n risiko
dari RS

TOR/ program MRK

TOR Manajemen
Risiko dari a-f

dokumen FMEA

Kebijakan/ Pedoman FMEA

Hasil rancang ulan Kebijakan rancang ulang dari proses


yang mengandung resiko
Program Pelatihan PMKP

Page 66

PMKP

EGIC IMPROVEMENT PLANNING


PIC

TIMELINE

Page 67

PMKP

Page 68

PMKP

revisi utk
program
ditambahkan
pelat mutu tmsk
di dalamnya
pelat
RCA,FMEA,
statistik, AMI,
QCC

Page 69

PMKP

Page 70

PMKP

Page 71

PMKP

Page 72

PMKP

Page 73

PMKP

Page 74

PMKP

gkan hasil antar bulan

Page 75

PMKP

Page 76

PMKP

Page 77

PMKP

Page 78

PMKP

Page 79

PMKP

Page 80

PMKP

Page 81

PMKP

ioritas : THC( PAC,PCI,TPM ), maternity, Neurologi, THT ( TE ), Bedah ( App )

Page 82

PMKP

Page 83

TKP

STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT


TKP SASARAN
TATA

STANDAR

ELEMEN PENILAIAN

KELOLA
KEPEMIMPI
NAN DAN
PENGATUR
( TKP )
BAB 3 ANTATA
KELOLA
RUMAH
SAKIT

TKP. I

Tanggung jawab dan akuntabilitas


( badan ) pengelola digambarkan di
dalam peraturan internal ( bylaws ) ,
kebijakan dan prosedur , atau
dokumen serupa yang menjadi
pedoman bagaiman tanggung jawab
dan akuntabilitas dilaksanakan

1.Struktur organisasi pengelola dan tata kelola ( SOTK ) diuraikan


dalam dokumen tertulis , dan mereka yang bertanggung jawab untuk
memimpin / mengendalikan dan mengelola diidentifikasi dengan
jabatan dan nama

2. tanggung jawab dan akuntabilitas ( badan ) pengelola dimuat


dalam dokumen tersebut

3. Dokumen tersebut menjelaskan bagaimana kinerja badan


pengelola dan para manajer dievaluasi dengan kriteria yang terkait
4. Ada dokumentasi penilaian kinerja tahunan terhadap tata kelola /
pengelolaan ( badan pengelola ) pimpinan

TKP. 1 .1

Mereka yang bertanggung jawab atas


tata kelola , memberikan persetujuan
atas misi rumah sakit dan
mengumumkannya kepada
1. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola , memberikan
masyarakat
persetujuan atas misi rumah sakit

Page 84

TKP

2. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola , menjamin


adanya review berkala terhadap misi rumah sakit

3. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola , mengumumkan


misi rumah sakit ke publik

TKP 1.2

Mereka yang bertanggung jawab atas


tata kelola , memberikan persetujuan 1.Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola , memberikan
atas kebijakan dan rencana untuk
persetujuan atas rencana stratejik dan rencana manajemen rumah
menjalankan rumah sakit
sakit , maupun kebijakan dan prosedur operasional

2. Bila kewenangan untuk memberikan persetujuan didelegasikan ,


maka halini dijabarkan dalam kebijakan dan prosedur tentang tata
kelola
3. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola , memberikan
persetujuan atas stratejik rumah sakit dan program terkait dengan
pendidikan para profesional kesehatan serta penelitian , kemudian
memberikan pengawasan terhadap mutu program .

TKP.1.3.

Mereka yang bertanggung jawab atas


tata kelola , memberikan persetujuan
atas anggaran belanja dan alokasi
1. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola , memberikan
sumberdaya yang dibutuhkan untuk persetujuan atas modal ( capital ) dan anggaran operasional rumah
mencapai misi rumah sakit
sakit

2. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola ,


mengalokasikan sumberdaya yang dibutuhkan untuk mencapai misi
rumah sakit

TKP.1 .4.

Mereka yang bertanggung jawab atas


tata kelola , menetapkan para
manajer senior atau direktur rumah
1. mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola , menetapkan
sakit
manajer senior rumah sakit
Page 85

TKP

2. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola ,melakukan


evaluasi kinerja dari manajer senior rumah sakit
3. Evaluasi terhadap manajer senior dilaksanakan paling sedikit
setahun sekali

TKP.1.5.

Mereka yang bertanggung jawab atas


tata kelola , memberikan persetujuan
atas rencana rumah sakit dalam mutu
dan keselamatan pasien serta secara
teratur menerima dan menindak
1. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola , memberikan
lanjuti laporan tentang program mutu persetujuan atas rencana rumah sakit untuk mutu dan keselamatan
dan keselamatan pasien
pasien
2. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola , secara teratur
menerima dan menindak lanjuti laporan tentang program mutu dan
keselamatan pasien

KEPEMIMPI
NAN
RUMAH
SAKIT

TKP. 2.

Seoarang manajer senior atau


direktur bertanggung jawab untuk
menjalankan rumah sakit dan
mamatuhi undang undang dan
peraturan yang berlaku

1. Pendidikan dan pengalaman manjer senior sesuai dengan


persyaratan didalam uraian jabatan
2. Manajer senior atau direktur mengelola operasional rumah sakit
sehari hari termasuk tanggung jawab yang digambarkan dalam
uraian jabatan

3. Manajer senior atau direktur merekomendasikan kebijakan


kebijakan kepada badan pengelola
Page 86

TKP
4. Manajer senior atau direktur menjamin kepatuhan terhadap
kebijakan yang telah disetujui
5. Manajer senior atau direktur menjamin kepatuhan terhadap
undang undang dan peraturan yang berlaku
6. Manjer senior atau direktur menangapi / merespon setiap laporan
dari lembaga pengawas dan regulator

TKP . 3.

Para pimpinan rumah sakit ditetapkan


dan secara kolektif bertanggungjawab
untuk menentukan misi rumah sakit
dan membuat rencana dan kebijakan
yang dibutuhkan untuk memenuhi
1. Para pimpinan rumah sakit diperkenalkan secara formal atau
misi tersebut
informal
2. Para pimpinan secara kolektif bertanggung jawab
untukmenentukan misi rumah sakit
3. Para pimpinan secara kolektif bertanggung jawab untuk
menyusun dan menetapkan berbagai kebijakan dan prosedur yang
diperlukan untuk menjalankan misi
4. Para pimpinan bekerja sama menjalankan misi rumah sakit dan
menjamin kebijakan dan prosedur dipatuhi

TKP. 3. 1.

Para pimpinan rumah sakit bersama


dengan pemuka masyarakat dan
pimpinan organesasi lain
merencanakan pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat

1. Pimpinan rumah sakit bertemu dengan tokoh masyarakat untuk


mengembangkan dan memperbaiki rencana stratejik dan
operasional guna menampung kebutuhan masyarakat
2. Pimpinan rumah sakit bersama dengan pimpinan organesasi
pelayanan kesehatan lain menyusun rencana bagi masyarakat
3. Pimpinan rumah sakit meminta masukan dari individu atau
kelompok pemangku kepentingan dalam masyarakat sebagai bagian
dari rencana stratejik dan operasional
4. Rumah sakit berpartisipasi dalam pendidikan masyarakat tentang
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit

TKP 3. 2.

Pimpinan melakukan identifikasi dan


merencanakan jenis pelayanan klinis
yang perlu untuk memenuhi
kebutuhan pasien yang dilayanai
1. Perencanaan rumah sakit menjabarkan asuhan dan pelayanan
rumah sakit
yang harus disediakan
2. Asuhan dan pelayanan yang ditawarkan harus konsisten dengan
misi rumah sakit
3. Pimpinan menetukan jenis asuhan dan pelayanan yang harus
disediakan oleh rumah sakit

Page 87

TKP
4.Pimpinan menggunakan proses untuk melakukan kajian dan
menyetujui , sebelum digunakan dalam asuhan pasien , prosedur ,
teknologi , peralatan ( sediaan ) farmasi yang dianggap masih dalam
tahap uji coba
Peralatan , perbekalan ( supplies ) ,
dan obat digunakan sesuai dengan
rekomendasi organesasi profesi atau
TKP .3. 2.1. oleh sumber lain yang berwewenang

1. Rumah sakit menggunakan rekomendasi dari berbagai


organesasi profesi dan sumber lain yang berwewenang untuk
menentukan , peralatan dan perbekalan yang dibutuhkan dalam
pelayaann yang terencana
2. Diperoleh peralatan , perbekalan dan obat

3. Digunakan peralatan , perbekalan dan obat

TKP .3.3.

Pimpinan bertanggung jawab


terhadap kontrak kerja pelayanan
klinis dan manajemen

1. Ada proses untuk pertanggungjawaban kepemimpinan atas


kontrak
2. Rumah sakit mempunyai gambaran tertulis dari sifat dan cakupan
pelayanan yang diberikan melalui perjanjian kontrak
3. Pelayanan diberikan berdasarkan kontrak dan perjanjian lainnya
sesuai kebutuhan pasien
4. Pimpinan klinis berpartisipasi dalam seleksi dari kontrak klinis dan
bertanggung jawab atas kontrak klinis
5. Pimpinan manajemen berpartisipasi dalam seleksi manajemen
kontrak dan bertanggung jawab atas kontrak manajemen
6. Bila kontrak dinegosiasi kembali atau diahkiri , rumah sakit
menjaga kontinuitas pelayann pasien

Kontrak dan perjanjian lainnya


dimasukkan sebagai bagian dari
program peningkatan mutu dan
TKP.3.3.1. keselamatan pasien rumah sakit

1. Kontrak dan perjanjian lainnya dievaluasi , terkait siaft kontrak ,


sebagai bagian dari program peningakatan mutu dan keselamatan
pasien rumah akit
2. Pimpinan klinis dan manajerial terkait berpartisipasi dalam
program peningkatan murtu dalam analisis informasi mutu dan
keselamatan yang berasal dari kontrak dengan fihak luar
3. Bila pelayanan yang dikontrakkan tidak memenuhi harapan mutu
dan keselamatan , diambil tindakan

Para praktisi independen yang bukan


pegawai rumah sakit harus memiliki
kredensial yang benar untuk
pelayanan yang diberikan kepada
1. Pimpinan rumah sakit mnetapkan pelayanan yang akan diberikan
oleh praktisi independen diluar rumah sakit
TKP.3.3.2. pasien rumah sakit

Page 88

TKP

2. Seluruh pelayanan diagnostik , konsultasi dan pengobatan


diberikan oleh praktisi independen diluar rumah sakit , termasuk
telemedicine , teleradiologi dan interpretasi dari diagnostik lain ,
seperti , EKG , EEG , EMG dan sejenisnya , diberi kewenangan oleh
rumah sakit untuk memberikan pelayanan tersebut
3. praktisi independen yang memberikan pelayanan pasien didalam
rumah sakit tetapi mereka bukan pegawai atau anggota staf klinik
yang dikredensial dan diberikan kewenangan yang dipersyaratkan di
KPS.9 sampai KPS. 10.
4. Mutu pelayanan oleh praktisi independen diluar rumah sakit
dimonitor sebagai komponen dari program peningkatan mutu rumah
sakit

TKP. 3.4.

Pimpinan medis , keperawatan dan


pimpinan lainnya sudah mendapat
pendidikan dalam konsep
peningkatan mutu

1. Pimpinan medis , keperawatan dan pimpinan lainnya sudah


mendapat pendidikan atau sudah terbiasa dengan konsep dan
metode peningkatan mutu
2. Pimpinan medis , keperwatan dan pimpinan lainnya berpartisipasi
dalam proses yang terkait dengan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
3. Kinerja para profesional diukur sebagai bagian dari peningkatan
kinerja klinis

TKP. 3.5.

TKP.4.

Pimpinan rumah sakit menjamin


tersedianya program yang seragam
untuk melaksanakan rekruitmen ,
1. Ada proses terencana untuk melakukan rekruitmen staf
retensi , pengembangan dan
pendidikan berkelanjutan bagi semua
staf
2. Ada proses terncana untuk retensi staf
3. Ada proses terencana untuk pengembangan diri dan pendidikan
berkelanjutan bagi staf
4. Perencanaan dilakukan dengan bekerja sama dan melibatkan
semua departemen dan pelayanan di rumah sakit

Pimpinan medis , keperawatan dan


pimpinan pelayanan klinis lainnya
merencanakan dan melaksanakan
struktur organesasi yang efektif untuk 1. Ada struktur organesasi yang efektif yang digunakan oleh
mendukung tanggung jawab dan
pimpinan medis , keperawatan dan pimpinan lainnya untuk
kewenangan mereka
melaksanakan tanggung jawab dan kewenangan mereka
2. Struktur sesuai dengan besaran dan kompleksitas rumah sakit
3. Struktur organesasi dan tata laksananya mendukung adanya
komunikasi antar staf
Page 89

TKP
4. Struktur organesasi dan tata laksanaya mendukung perencanaan
klinik dan pengembangan kebijakan
5. Struktur organesasi dan tata laksananya mendukung pengawasan
atas berbagai isuetika profesi
6. Struktur organesasi dan tata laksananya mendukung pengawasan
atas mutu pelayanan klinik
PIMPINAN
DEPARTEM
EN / UNIT
DAN
PELAYANA
N

TKP . 5.

Satu atau lebih individu yang


kompeten mengatatur tiap
departemen / unit atau pelayanan di
rumah sakit

1. Setiap departemen / unit atau pelayanan dirumah sakit dipimpin


oleh seorang dengan pelatihan , pendidikan , dan pengalaman yang
setara dengan pelayanan yang diberikan
2. Bila lebih dari satu orang memberikan arahan / petunjuk , maka
tanggung jawab masing masing dijabarkan secara tertulis

TKP.5.1.

Pimpinan dari setiap departemen


klinis melakukan identifikasi secara
tertulis tentang pelayanan yang
diberikan oleh departemennya

1. Pimpinan departemen atau pelayanan memilih dan menggunakan


format dan isi yang seragam untuk dokumen perencanaan
2. Dokumen depatremen atau pelayanan menguraikan tentang
pelayanan saat ini dan yang direncanakan yang diberikan oleh
setiap departemen atau pelayanan
3. Kebijakan dan prosedur dari setiap departemen atau pelayanan
mengarahkan pemberian pelayanan yang ditetapkan
4. Kebijakan dan prosedur dari setiap departemen atau pelayanan
mengatur pengetahuan dan ketrampilan staf yang diperlukan untuk
melakukan asesmen dan memenuhi kebutuhan pasien

Pelayanan dikoordinasikan dan


diintegrasikan di dalam departemen
atau pelayanan , maupun dengan
TKP.5.1.1. departemen dan palyanan lain

1. Ada koordinasi dan integrasi pelayanan disetiap departemen atau


pelayanan
2. Ada koordinasi dan integrasi pelayanan dengan departemen dan
pelayanan lain.

Page 90

TKP

TKP. 5.2.

TKP.5.3.

TKP.5.4.

Pimpinan merekomendasikan
ruangan peralatan , staf dan
sumberdaya lain yang dibutuhkan
oleh departemen atau pelayanan .

1. Pimpinan merekomendasikan ruangan yang dibutuhkan untuk


memberikan pelayanan
2. Pimpinan merekomendasikan kebutuhan peralatan yang
dibutuhkan untuk memberikan pelayanan
3. Pimpinan merekomendasikan jumlah dan kualifikasi staf yang
dibutuhkan untuk memberikan pelayanan
4. Pimpinan merekomendasikan sumberdaya khusus lainya yang
dibutuhkan untuk memberikan pelayanan
5. Pimpinan memiliki sebuah proses untuk menjawab kekurangan
sumberdaya

Pimpinan merekomendasikan kriteria


untuk menseleksi staf profesional di
departemen atau pelayanan dan
memilih atau merekomendasikan
1. Pimpinan mengembangkan kriteria yang terkait dengan
orang orang yang memenuhi kriteria pendidikan , ketrampilan , pengetahuan dan pengalaman yang
tersebut
dibutuhkan staf profesional di departemen
2. Pimpinan menggunakan kriteria tersebut pada waktu melakukan
seleksi staf atau merekomendasikan staf profesional
Pimpinan memberikan orientasi dan
pelatihan bagi semua staf yang
bertugas dan bertanggung jawab di
departemen atau di pelayanan
dimana mereka ditugaskan

1. Pimpinan menetapkan program orientasi bagi staf departemen


yang didokumentasikan
2. Semua staf departemen telah selesai menjalani program tersebut

TKP.5.5.

1. Pimpinan melaksanakan pengukuran mutu ( quality measures )


Pimpinan melakukan evaluasi kinerja yang mengatur pelayanan yang diberikan dalam departemen atau
departemen atau pelayanan dan
pelayanan termasuk kriteria a) sampai d) di Maksut dan Tujuan yang
kinerja stafnya
sesuai dengan departemen pelayanan tersebut
2. Pimpinan melaksanakan pengukuran mutu terkait dengan kinerja
staf dalam menjalankan tanggung jawab mereka di departemen atau
pelayanan
3. Pimpinan melaksanakan program pengendalian mutu apabila
dibutuhkan
4. Pimpinan departemen atau pelayanan diberikan data dan
informasi yang dibuthkan untuk mengelola dan meningkatkan
asuhan dan pelayanan
5. Kegiatan pengukuran dan peningkatan mutu di departemen dan di
pelayanan dilaporkan secara berkala dalam mekanisme
pengawasan mutu di rumah sakit

Page 91

TKP

TKP.6

TKP.6.1.

TKP.6.2.

Rumah sakit
menetapkan kerangka
kerja untuk manajemen
etis yang menjamin
bahwa asuhan pasien
diberikan didalam
norma-norma bisnis,
finansial, etis, dan
hukum yang melindungi
pasien dan hak mereka.
Kerangka kerja rumah sakit
untuk manajemen etis
tersebut meliputi
pemasaran, admisi
/penerimaan pasien rawat
inap (admission),
pemindahan pasien
(transfer), pemulangan
pasien (discharge) dan
pemberitahuan (disclosure)
tentang kepemilikan serta
konflik bisnis maupun
profesional yang bukan
kepentingan
pasien.
Kerangka kerja
rumah sakit
untuk manajemen etis
mendukung pengambilan
keputusan secara etis di
dalam pelayanan klinis dan
pelayanan nonklinis.

1.Pimpinan rumah sakit menetapkan normanorma etis dan hukum yang melindungi pasien
dan hak mereka. (lihat juga HPK.1, EP 1 dan 2)
2.Pimpinan menyusun kerangka kerja untuk
mengelola etika rumah sakit
3.Pimpinan mempertimbangkan norma etis
nasional dan international dalam
mengembangkan kerangka kerja kode etik rumah
sakit
1.Rumah sakit memberitahukan kepemilikan dari
rumah sakit. (lihat juga AP.5.1, EP 5, dan AP.6.1. EP
2)
2.Rumah sakit menjelaskan secara jujur pelayanan
bagi pasien
3.Rumah sakit menetapkan kebijakan tentang
penerimaan, transfer dan pemulangan pasien
(lihat juga APK.1.1, EP 2; APK.3, EP 1, dan APK.4,
EP
1-4) sakit secara teliti membuat penagihan
4.Rumah
atas pelayanannya
5.Rumah sakit memberitahukan, mengevaluasi
dan menyelesaikan konflik apabila insentif
finansial dan pembayaran merugikan asuhan
pasien
1.Kerangka kerja rumah sakit untuk manajemen
etis mendukung hal-hal yang
dikonfrontasi/diharapkan pada dilema etis dalam
asuhan
pasien
2.Kerangka
kerja rumah sakit untuk manajemen
etis mendukung hal-hal yang dikonfrontasikan
pada dilema etis dalam pelayanan nonklinis
3.Dukungan ini siap tersedia
4.Kerangka kerja rumah sakit memperlengkapi
pelaporan yang aman bagi masalah etis dan
hukum / legal

Page 92

TKP

YES

Dokumen

RECENT DOCUMENTS STRATEGIC IMPROVEMENT PLANNING

NO

POA

Regulasi RS :
SK Yayasan No :
025/PRS/K/2012 ttg Struktur Organisasi
RSTR
SK RS No
: 12/DIR/In/2012 ttg Struktur Organisasi
RSTR

Dokumentasi :
1. Usulan
surat perubahan struktur organisasi ke
Yayasan
Regulasi RS :
SK Yayasan No.
075A/DPH/K/2008 tentang Tugas, wewenang
dan tanggungjawab Pimpinan eksekutif RS.
Telogorejo
Dokumentasi :
1. Sistem PA / Performance
Appraisal RS tahun 2012,
2.Alur Kerja Penilaian
Karyawan No. 03/AK/HR/VII/2011
1. Laporan penilaian ada di DIRUT
(ditunjukkan pada saat penilaian),
2. Contoh penilaian pelaksana dan
manager
SK Direksi No : 10/DIR/In/2009 tentang Visi ,
Misi, Falsafah, Motto dan Tujuan RS

Page 93

PIC

TIMELINE

TKP

1. SK Yayasan No. 006A/PRS/K/2009 ttg


Evaluasi Visi dan Misi RS
2. Notulen rapat Yys No. 004/PRS-YAY/2009
tgl
16 JanVisi,
2009
1. Foto
Misi yang ditempel di
msg2 unit dan di tempat yang terlihat
oleh umum
2. Pencantuman Visi & Misi
RS di anjungan RS (depan Customer Center)
1. Strategik & Bussiness plan 2012 - 2016
(soft file)
2. Corporate by laws

Regulasi :
1. SK. No. : 66/DIR/In/2012
ttg Pejabat pengganti dalam hal pimpinan
berhalangan melaksanan tugas,
2. SK
Pengangkatan Divman s/d OIC
3.
SK No. 075A/DPH/K/2008 tentang tugas,
wewenang dan tanggungjawab pimpinan
eksekutif RS (jobdisc)
1. Program kerja
2. Laporan tahunan
3. Laporan
pendidikan/workshop TW I & II th 2012
4. Training
1. Anggaran RS th. 2011 dan 2012,
2. Jobdisc Adm Div Man
3. SK Yayasan tentang
pengadaan
4. SPO Pengadaan
1. Jobdisc Div Man
2. Contoh Usulan anggaran dari unit dan
anggaran yang sudah di acc
3. SPO
pembuatan anggaran dan pendapatan dan
belanja
4. SPO
SK Pengangkatan Dirut s/d OIC

Page 94

TKP

1. Sistem PA / Performance Appraisal RS


tahun 2012,
2. Alur Kerja Penilaian
Karyawan No. 03/AK/HR/VII/2011
3. Form penilaian
dan Contoh penilaian
4. Laporan penilaian ada di
DIRUT (ditunjukkan pada saat
penilaian),
Sistem PA / Performance Appraisal RS tahun
2012,
Program kerja bagian mutu (quality
improvement)

Umpan balik dari pimpinan ttg laporan


program PMKP

1. SK Pengangkatan Dirut s/d OIC --> idem


TKP1.2 ep 2
2. Contoh surat tugas dan sertifikat2
workshop/pelatihan
3. Alur kerja pelatihan karyawan No. :
01A/AK/HR/VII/2011
4.
Alur kerja pendidikan lanjut No. :
03/AK/HR/VIII/2008
Idem
1. Surat Keluar Dir ke Yayasan ttg usulan
pengadaan alat (URS & infuse pump),
pengangkatan OIC
2.
Notulen Yayasan,
3. Surat Yayasan ttg persetujuan

Page 95

TKP

Dokumentasi :
SK pengangkatan
Dokumen bukti proses
penetapan misi RS
Bukti pelaksanaan rapat
koordinasi

Dokumentasi :
Undangan rapat
Rapat dan notulen rapat
koordinasi dgn pemangku
kepentingan
Dokumen pelaksanaan,
surat tugas
Program kerja PPK dan bukti
pelaksanaan

Dokumentasi :
Renstra
Profil RS dan brosur RS serta
dokumen bukti
Rapat koordinasi dan laporan bulanan

Page 96

Renstra
Profil RS dan brosur RS serta
dokumen bukti
Rapat koordinasi dan laporan bulanan
TKP

Regulasi nasional tentang standar fasilitas


Dokumentasi :
Bukti dokumen pengadaan
fasilitas RS
Daftar alat dan obat standar
Dokumentasi :
Bukti kontrak
Dokumen kontrak yg berkaitan
dgn pelayanan pasien
Komite Medis dalam dokumen
kontrak terkait pelayanan klinis
Para manajer dalam dokumen
kontrak terkait pelayanan klinis
Bukti kontrak baru shg
menjamin kontinuitas pelayanan

Dokumentasi :
Survei kepuasan
Dokumen kontrak dan evaluasi kinerja

Dokumentasi :
Daftar dokter kerja sama
Kontrak kerja
Dokumen kredensial
Audit kinerja

Page 97

Dokumentasi :
Daftar dokter kerja sama
Kontrak kerja
Dokumen kredensial
Audit kinerja

TKP

Regulasi penilaian kinerja


profesional

Dokumentasi :
Bukti pelatihan manajemen
mutu
Laporan bulanan
Bukti dokumen penilaian
Regulasi
RS tentang penerimaan staf
kinerja profesional
Dokumentasi
:
SK penunjukan
Sertifikat pelatihan
Program pelatihan seluruh unit

STO RS

Dokumentasi :
Struktur Organisasi RS dan
unit kerja

Page 98

Dokumentasi :
Struktur Organisasi RS dan
unit kerja

TKP

Regulasi RS :
1. Tentang Persyaratan Jabatan
2. Job Description
3. Sertifikasi - sertifikasi

Dokumentasi :
Program kerja tiap unit
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
Pelatihan penerapan dalam
SPO

Page 99

TKP

Regulasi RS tentang standar fasilitas


Regulasi RS
tentang standar ketenagaan

Dokumentasi :
Dokumen persyaratan di tiap unit kerja

Dokumentasi :
Pelaksanaan orientasi
Program Orientasi

Dokumentasi :
Program kerja
Laporan bulanan ttg indikator mutu
Analisis terhadap capaian
indikator mutu
Tindak lanjut atas hasi l analisis
Laporan bulanan

Page 100

TKP

Dokumentasi :
SK Panitia etika RS
Program kerja Panitia Etika RS

Dokumentasi :
SK ijin RS
Dokumen informasi pelayanan
RS / Profil
SK tarif RS
Rincian tagihan kepada pasien

Regulasi RS:
Etika rumah sakit
SK Panitia Etik Rumah Sakit
SK Komite Medik
Dokumentasi :
Program kerja Panitia Etik
Rumah Sakit
Program kerja Sub Komite Etik dan Disiplin
Notulen rapat
Laporan

Page 101

Beda Kebijakan dan prosedur;


SASARAN
STANDAR
Kualifikasi DAN PENDIDIKAN STAF ( KPS )

KPS .1

KPS.1.1.

Rumah sakit menetapkan pendidikan ,


ketrampilan , pengetahuan dan persyaratan lain
bagi seluruh staf .

Tanggung jawab setiap staf didiskripsikan /


ditetapkan dalam uraian tugas yang mutakhir.

Pimpinan rumah sakit mengembangkan dan


mengimplementasikan proses untuk rekruitmen ,
evaluasi dan penetapan staf serta prosedur
terkait lainya yang ditetapkan oleh rumah sakit

KPS . 3.

Rumah sakit menggunakan proses yang


ditetapkan untuk memastikan bahwa
pengetahuan dan ketrampilan staf klinis sesuai
dengan kebutuhan pasien .

KPS . 4.

Rumah sakit menggunakan proses yang


ditetapkan untuk memastikan bahwa
pengetahuan dan ketrampilan stafnon klinis
konsisten dengan kebutuhanrumah sakit serta
persyaratan jabatan .

KPS . 5.

Ada informasi kepegawaian yang


didokumentasikan untuk setiap staf

KPS . 6.

Rencana susunan kepegawaian rumah sakit


dikembangkan bersama sama oleh para
pimpinan , dengan menetapkan jumlah , jenis
dan kualifikasi staf yang diinginkan

KPS. 6. 1.

Rencana susunan kepegawaian rumah sakit


direview secara terus menerus dan diperbarui /
di update sesuai kebutuhan

ORIENTASI DAN
PENDIDIKAN

KPS . 7.

Seluruh staf baik klinis maupun non klinis


diberikan orientasi tentang rumah sakit ,
departemen / unit kerja atau unit dimana mereka
ditugaskan dan tentang tugas tanggung jawab
mereka yang spesifik saat mereka diangkat
sebagai staf .

KPS . 8.

Setiap staf memperoleh pendidikan dan


pelatihan yang in- service berkelanjutan ,
maupun yang lain untuk menjaga atau
meningkatkan ketrampilannya dan
pengetahuannya

KPS .8.1.

Staf yang memberikan asuhan pasien dan staf


lain yang diidentifikasi oleh rumah sakit dan
dapat menunjukan kompetensi yang layak dalam
teknik resusitasi

KPS . 8. 2.

Rumah sakit menyediakan fasilitas dan waktu


untuk pendidikan dan pelatihan staf

KPS . 8. 3.

Pendidikan profesional kesehatan , bila


dilakukan di rumah sakit , berpedoman pada
parameter pendidikan yang ditetapkan oleh
program akademis yang mensubsidi

KPS . 8. 4.

Rumah sakit mnyediakan program kesehatan


dan keselamatan staf

STAF MEDIS
MENETAPKAN
KEANGGOTAAN STAF
MEDIS

KPS . 9.

Rumah sakit mempunyai proses yang efektif


untuk mengumpulkan , memverifikasi ,
mengevaluasi kredensial / bukti bukti
keahlian / kelulusan ( izin / lesensi , pendidikan ,
pelatihan , kompetensi dan pengalaman ) dari
staf medis yang diijinkan untuk memberikan
asuhan pasien tanpa supervisi

KPS . 9.1.

Pimpinan membuat keputusan yang


diinformasikan tentang pembahasan izin bagi
setiap anggota staf medis dapat melanjutkan
memberikan pelayanan asuhan pasien sekurang
kurangnya setiap tiga tahun

STAF MEDIS
PENETAPAN
KEWENANGAN KLINIS

KPS 10.

Rumah sakit mempunyai tujuan yang


terstandar , prosedur berbasis bukti untuk
memberi wewenangkepada semua anggota staf
medis untuk menerima pasien dan memberi
pelayanan klinis lainnya konsisten / sesuai
dengan kualifikasi .

STAF MEDIS
Monitoring
Berkelanjutan
( Ongoing Monitoring )
dan Evaluasi Anggota
Staf Medis

KPS . 11.

Rumah sakit menggunakan proses


berkelanjutan terstandardisir ( angoing ) untuk
mengevaluasi sesuai kualitas dan keamanan
pelayanan pasien yang diberikan oleh setiap staf
medis .

STAF KEPERAWATAN

KPS 12

Rumah sakit mempunyai proses yang efektif


untuk mengumpulkan , memverifikasi ,
mengevaluasi kredensial staf keperawatan ( izin
, pendidikan , pelatihan dan pengalaman )

KPS 13.

Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk


mengidentifikasi tanggung jawab pekerjaan dan
untuk membuat penugasan kerja klinis
berdasarkan atas kredensial staf perawat dan
peraturan perundangan

KPS 14.

Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk


staf keperawatan berpartisipasi dalam kegiatan
peningkatan mutu rumah sakit termasuk
mengevaluasi kinerja individu , bila dibutuhkan

PRAKTISI PELAYANAN
KESEHATAN LAINNYA

KPS . 15.

Rumah sakit mempunyai standar prosedur


untuk mengumpulkan , memverifikasi ,
mengevaluasi kredensial staf kesehatan
profesional lainnya ( izin , pendidikan ,
pelatihan dan pengalaman )

KPS . 16.

Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk


mengidentifikasi tanggung jawab kerja dan
menyusun penugasan kerja klinis berdasarkan
pada kredensial anggota staf profesional
kesehatan lainnya dan setiap ketentuan
peraturan perundangan

KPS . 17.

Rumah sakit mempunyai proses yang efektif


untuk anggota staf profesional kesehatan lain
berpartisipasi dalam kegiatan peningkatan mutu
rumah sakit

Beda Kebijakan dan prosedur;


ELEMEN PENILAIAN

DOKUMEN

Acuan :
KMK
1. Misi rumah sakit , keragaman pasien ,
81/2004 tentang Pedoman
pelayanan , dan teknologi yang digunakan dalam
Penyusunan Perencanaan
perencanaan
SDM Kesehatan
2. Pendidikan , ketrampilan dan pengetahuan
yang diperlukan untuk semua staf

KMK tentang standar profesi


tenaga kesehatan
Pedoman unit

3. Peraturan perundangan dan ketentuan yang


berlaku dicakup dalam perencanaan .
1. Setiap anggaota staf yang tidak diijinkan
praktek mandiri punya uraian tugasnya sendiri .
2. Mereka yang termasuk pada a) sampai d) di
Maksud dan Tujuan , ketika berada di rumah sakit
, punya uraian tugas sesuai dengan aktivitas dan
tanggung jawab mereka atau sudah diberi
kewenangan sebagai alternatif .
3. Uraian tugas mutakhir sesuai kebijakan rumah
sakit .

Regulasi RS :
Pola ketenagaan RS
Regulasi RS :
pedoman
pengorganisasian rumah sakit
dan unit kerja

Regulasi RS :
1. Disitu ada proses untuk penerimaan /
rekruitmen staf
2. Disitu ada proses untuk mengevaluasi
kualifikasi staf baru
3. Disitu ada proses pengangkatan / penetapan
( appoint ) seseorang menjadi staf

Kebijakan/Panduan/SPO
penerimaan staf
Dokumen :
SK pengangkatan staf

4. Proses tersebut seragam diseluruh rumah sakit

5. Proses tersebut diimplementasikan


Regulasi RS :
Peraturan internal Staf
1. Rumah sakit menggunakan proses yang
ditetapkan untuk mencocokan pengetahuan dan Medis
ketrampilan staf klinik dengan kebutuhan pasien . Dokumen :
Bukti evaluasi
2. Anggota staf klinik baru dievaluasi saat mereka
mulai menjalankan tanggung jawab pekerjaannya
3. Departemen / unit kerja atau pelayanan ,
dimana individu ditetapkan , malakukan evaluasi.
4. Rumah sakit menetapkan frekuensi evaluasi
berkelanjutan terhadap staf klinik tersebut .

5. Sekurang kurangnya ada satu evaluasi yang


didokumentasikan terhadap setiap staf klinis yang
bekerja berdasarkan uraian tugas , atau lebih
sering sebagaimana ditetapkan rumah sakit .
Dokumen :
1. Rumah sakit menggunakan proses yang
ditetapkan untuk mencocokan pengetahuan dan
ketrampilan staf non klinik denganpersyaratan
jabatannya .

Bukti
proses penerimaan staf
Bukti evaluasi

2. Staf non klinis yang baru dievaluasi pada saat


mulai menjalankan tugas tanggung jawab
pekerjaannya .
3. Departemen / unit kerja atau pelayanan ,
dimana individu diugaskan malakukan evaluasi.
4. Rumah sakit menetapkan frekuensi dari
evaluasi terhadap staf non klinis .
5. Sekurang kurangnya ada satu evaluasi yang
didokumentasikan setiap tahun , terhadap setiap
stafnon klinis atau lebih sering , sebagaimana
ditetapkan rumah sakit .
1. Informasi kepegawaian dipelihara untuk setiap
staf
2. File kepegawaian berisi kualifikasi staf tersebut
3. File kepegawaian berisi uraian tugas staf
tersebut , bila ada .
4. File kepegawaian berisi riwayat pekerjaan dari
staf
5. File kepegawaian berisi hasil evaluasi
6.File kepegawaian berisi catatan pendidikan in
service yang diikutinya
7. File kepegawaian distandarisasi dan tetap
mutakhir .
Dokumen :
1. Ada rencana tertulis untuk penempatan staf /
susunan kepegawaian rumah sakit .
2. Pimpinan mengembangkan rencana tersebut
secara kolaboratif
3. jumlah , jenis dan kualifikasi staf yang
dibutuhkan diidentifikasi dalam rencana dengan
menggunakan metode penyusunan pegawai /
penempatan staf yang diakui .
4. Rencana mengatur penugasan dan penugasan
kembali staf
5. Rencana mengatur transfer / alih tanggung
jawab dari petugas yang satu kepada yang lain
1. Efektifitas rencaan penempatan staf / susunan
kepegawaian dimonitor secara terus menerus

Pola
ketenagaan rumah sakit
Proses penetapan pola
ketenagaan
Administrasi terkait proses
kepegawaian dalam mutasi
staf rumah sakit

Dokumen :
Bukti evaluasi
revisi pola ketenagaan

Dokumen :
Bukti evaluasi
revisi pola ketenagaan
2. Rencana direvisi dan diperbaharui bila perlu

Regulasi RS :
Orientasi
1. Anggota staf klinis dan non klinis baru diberikan
umum
rumah
sakit
orientasi tentang rumah sakit , tentang unit kerja
orientasi khusus
atau unit dimana mereka ditugaskan dan tentang
pada
masing-masing
unit kerja
tanggungjawab pekerjaan serta setiap penugasan
khusus .
2. Pekerja kontrak diberikan orientasi tentang
rumah sakit , tentang unit kerja dan unit dimana
mereka ditugaskan dan tentang tanggung jawab
pekerjaan serta setiap penugasan khusus mereka
.
3. Tenaga sukarela diberikan orientasi tentang
rumah sakit dan tanggung jawab yang diberikan
4. Mahasiswa / trainee dilakukan orientasi pada
rumah sakit dan tanggung jawab yang diberikan
Acuan :
1. Rumah sakit menggunakan berbagai sumber
data dan informasi ,termasuk hasil kegiatan
Standar profesi
pengukuran kegiatan mutu dan keselamatan ,
Regulasi RS :
untuk mengidentifikasi kebutuhan pendidikan
staf .
2. Program pendidikan direncanakan berdasarkan RKA
Program diklat
data dan informasi tersebut
3. Staf rumah sakit diberi pendidikan dan
Dokumen :
pelatihan in- service secara terus menerus
Bukti
4. Pendidikan tersebut relevan dengan
kemampuan staf untuk memenuhi kebutuhan
pasien dan / atau persyratan pendidikan
berkelanjutan

pelaksanaan pelatihan
sertifikat
pelatihan

Regulasi RS :
RKA
1. Staf yang memberikan asuhan pasien dan staf
lain yang diidentifikasi oleh rumah sakit untuk
dilatih dalam cardiac life support yang ditetapkan Program diklat
2. Tingkat pelatihan yang tepat diberikan dengan
frekuensi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan Dokumen :
Bukti
staf
pelaksanaan pelatihan
3. Ada bukti yang menunjukkan bahwa seorang
Sertifikat
staf lulus pelatihan tersebut
pelatihan
4. Tingkat pelatihan yang diinginkan untuk setiap
individu diulang berdasarkan persyaratan dan /
atau kerangka waktu yang ditetapkan oleh
program pelatihan yang diakui , atau setiap dua
tahun bila program pelatihan yang diakui itu tidak
digunakan
1. Rumah sakit menyediakan fasilitas dan
peralatan untuk pendidikan dan pelatihan staf
Regulasi RS :
yang in- sercice
RKA
Program diklat
Program unit kerja
Dokumen :
Bukti

Regulasi RS :
RKA
Program diklat
2. Rumah sakit menyediakan waktu yang cukup /
adekuat bagi semua staf untuk berpartisipasi
Program unit kerja
dalam kesempatan pendidikan dan pelatihan
yang relevan
Dokumen :

1. Rumah sakit menyediakan mekanisme untuk


pengawasan program pelatihan

Bukti
Regulasi RS :
pelaksanaan pelatihan
RKA
Sertifikat
pelatihan
Program diklat
Program unit kerja

2. Rumah sakit mendapatkan dan menerima


parameter dari program akademis yang
mensubsidi
3. Rumah sakit memiliki catatan lengkap dari
semua peserta pelatihan didalam rumah sakit
4. Rumah sakit memiliki dokumentasi dari status
pendaftaran , perizinan atau sertifikasi yang
diperoleh dan kualifikasi klasifikasi akademis dari
para peserta pelatihan

Dokumen :
SK clinical
instructor
Bukti
pelaksanaan pelatihan
Sertifikat
pelatihan

5. Rumah sakit memahami dan menyediakan


tingkat supervisi yang dipersyaratkan untuk setiap
jenis dan tingkat peserta pelatihan
6. Rumah sakit mengintegrasikan peserta
pelatihan kedalam orientasinya , program mutu ,
keselamatan pasien , pencegahan dan
pengendalian infeksi , dan program lainnya
1. Pimpinan dan staf rumah sakit merencanakan
program kesehatan dan keselamatan
2. Program ini merespon kebutuhan staf yang
urgen maupun non urgen melalui pengobatan
langsung dan rujukan
3. Data program menginformasikan program mutu
dan keselamatan rumah sakit
4. Ada kebijakan tentang pemberian vaksinasi
dan imunisasi bagi staf

Regulasi RS :
RKA
Program diklat
Program unit kerja
Dokumen :
SK clinical
instructor

Bukti
pelaksanaan
pelatihan
5. Ada kebijakan tentang evaluasi , konseling ,
Sertifikat
dan tindak lanjut terhadap staf yang terpapar
pelatihan
penyakit infeksius , yang dikoordinasikan dengan
program pencegahan dan pengendalian infeksi

Dokumen :
Penetapan staf rumah
sakit yang dapat melakukan
asuhan pasien secara mandiri

1. Mereka yang memperoleh ijin berdasarkan


peraturan perudangan dan dari rumah sakit untuk
Proses dan data kredensial
melakukan asuhan pasien tanpa supervisi
teridentifikasi .

sakit yang dapat melakukan


asuhan pasien secara mandiri
Proses dan data kredensial
2. Kredensial yang diperlukan ( antar lain :
pendidikan , surat ijin , registrasi ) sesuai
peraturan dan kebijakan rumah sakit bagi setiap
anggota staf medis dicopy oleh rumah sakit dan
disimpan dalam file kepegawaian atau dalam file
kredensialyang terpisah bagi setiap anggota staf
medis
3. Semua kredensial ( antara lain : pendidikan ,
surat ijin , registrasi ) diverifikasi dengan sumber
yang mengeluarkan kredensial sebelum individu
tersebut mulai memberikan pelayanan kepada
pasien
4. Semua kredensial dalam file ( antara lain :
pendidikan , surat ijin , registrasi ) terkini dan
terupdate sesuai persyaratan
5. Pada penugasan awal , dibuat pengumuman
tentang ketentuan kualifikasi terkini dari
seseorang untuk memberikan pelayanan asuhan
pasien
Dokumen RS :
Bukti proses
1. Ada yang diuraikan dalm kebijakan untuk
mereview file kredensial setiap staf medis secara review
Penetapan petugas
berkala yang seragam sekurang kurangnya
pengurus perpanjangan izin
setiap tiga tahun sekali .
Bukti
perpanjangan ijin
2. Ada petugas petugas tertentu yang
ditugaskan membuat keputusan resmi dalam
rangka memperbaharui izin bagi setiap anggota
staf medis untuk melajutkan memberikan
pelayanan asuhan medis di rumah sakit .
3. Keputusan tentang pembaharuan tersebut
didokumentasikan dalam file kredensial dari
anggota staf medis tersebut .

1. Rumah sakit menggunakan proses tersatandar Regulasi :


Peraturan
yang didokumentasikan dalam kebijakan resmi
rumah sakit untuk memberikan kewenangan bagi internal staf medis tentang
penugasan pertama dan ulang
setiap anggota staf medis dalam memberikan
pelayanan pada penugasan pertama dan pada
SK penugasan
penugasan ulang .
2. Keputusan memberikan penugasan ulang
untuk memberikan pelayanan kepada pasien
berpedoman pada item a) sampai f ) pada Maksut
dan Tujuan dan pada review kinerja tahunan dari
para praktisi .
3. Pelayanan pasien yang diberikan oleh setiap
anggota staf medis dirinci secara jelas dan
dikomunikasikan oleh pimpinan rumah sakit
keseluruh rumah sakit maupun keanggota staf
medis .

4. Setiap staf medis hanya memberikan


pelayanan medis yang secara spesifik diijinkan
oleh rumah sakit .

1. Ada evaluasi praktek profesional terus


menerus terhadap kualitas dan keamanan
pelayanan pasien yang diberikan oleh setiap
anggota staf medis yang direview dan
dikomunikasikan kepada setiap anggota staf
medis sekurang kurangnya setahun sekali .

Acuan :

PMK 1438/2010
tentang Standar Pelayanan
Kedokteran
Regulasi RS :
SPO
Pelayanan Kedokteran
2. Evaluasi praktek profesionalyang terus
Program
menerus dan review tahunan dari setiap anggota kerja Komite Medik
staf medis dilaksanakan dengan proses yang
Dokumen :
seragam yang ditentukan oleh kebijakan rumah
sakit .
Bukti pelaksanaan
evaluasi
3. Evaluasi mempertimbangkan dan
menggunakan data komparatif secara proaktif ,
seperti membandingkan dengan ilmu literatur
kedokteran berbasis literatur .
4. Evaluasi mempertimbangkan dan
menggunakan kesimpulan dari analisis yang
mendalam terhadap komplikasi yang dikenal dan
berlaku .
5. Informasi dari proses evaluasi praktek
profesional tersebut didokumentasikan dalam file
kredensial anggota staf medis dan file lainnya
yang relevan .

Acuan :
1. Rumah sakit memiliki standar prosedur
untukmengumpulkan kredensial dari setiap
anggota staf keperawatan
2. Izin , pendidikan , pelatihan dan pengalaman
didokumentasikan
3. Informasi tersebut diverifikasi dari sumber
aslinya sesuai parameter yang ada di Maksud
dan Tujuan KPS 9
4. da berkas kredensial yang dipelihara dari
setiap anggota staf keperawatan
5. Rumah sakit mempunyai proses untuk
memastikan bahwa kredensial dari perawat yang
dikontrak sahih dan lengkap sebelum
pengangkatan

PMK 1796/2011
tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan
Regulasi RS :
Panduan kredensial
staf keperawatan
Dokumen :
Berkas kepegawaian staf
keperawatan

6. Rumah sakit mempunyai proses untuk


memastikan kesahihan kredensial perawat yang
bukan pegawai rumah sakit , tapi mendampingi
dokter dan memberikan pelayanan kepada
pasien rumah sakit
Acuan :
PMK 1796/2011
tentang Regristasi Tenaga
1. Izin , pendidikan , pelatihan dan pengalaman
Kesehatan
anggota staf keperawatan digunakan untuk
KMK 369/2007
membuat penugasan kerja klinis
tentang
Standar
Profesi Bidan
2. Proses memperhatikan peraturan perundangan
yang relevan
KMK 378/2007 tentang standar
Profesi Perawat Gigi
1. Staf keperawatan berpartisipasi dalam kegiatan
peningkatan mutu rumah sakit
2. Kinerja masing masing anggota staf
keperawatan direview bila ada indikasi akibat
temuan pada kegiatan peningkatan mutu
3. Informasi yang tepat dari proses review
tersebut didokumentasikan dalam file kredensial
perawat tersebut atau file lainnya

Acuan :
1. Rumah sakit mempunyai standar prosedur
untuk mengumpulkan kredensial dari setiap staf
profesional kesehatan
2. Izin , pendidikan , pelatihan , dan pengalaman
didokumentasikan , bila relevan
3. Informasi tersebut diverifikasi dari sumber
aslinya sesuai parameter yang ditentukan dalam
Maksud dan Tujuan KPS 9
4. Ada catatan yang dipelihara untuk setiap staf
profesional kesehatan lainnya
5. Catatan tersebut berisi salinan izin , sertifikasi
atau registrasi yang wajib
6. Rumah sakit mempunyai proses untuk
memastikan bahwa staf lainnya yang bukan
pegawai rumah sakit tetapi mendampingi dokter
praktek pribadi dan memberikan pelayanan
kepada pasien rumah sakit memiliki kredensial
yang sahih dan sebanding dengan persyaratan
kredensial rumah sakit

PMK 1796/2011
tentang Regristasi Tenaga
Kesehatan
Standar profesi
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO
proses kredensial staf tenaga
kesehatan
Dokumen :
Bukti proses
kredensi
Berkas kepegawaian

Acuan :
Standar profesi
1. Izin , pendidikan , pelatihan dan pengalaman
dari staf profesional kesehatan lainnya
Dokumen :
digunakan untuk menyusun penugasan kerja
Dokumen
klinis
penugasan
staf
kesehatan lain
2. Proses mengindahkan peraturan perundangan
(
radiografer
,
Fisioterapis
,
yang relevan
tenaga farmasi , teknikk
Dokumen
:
medis ) Standar
kompetensi
Bukti
1. Staf profesional kesehatan lainnya
berpartisipasi dalam kegiatan peningkatan mutu partisipasi dalam kegiatan
peningkatan mutu RS
rumah sakit
Notulen Insiden report
Review
2. Kinerja anggota staf profesional kesehatan
staf bila ada indikasi terkait
lainnya direview bila ada indikasi akibat temuan
temuan pada upaya
pada kegiatan peningkatan mutu rumah sakit
peningkatan mutu RS
3. Informasi yang benar dari proses review
didokumentasikan dalam file staf profesional
kesehatana tersebut .

MATERI
YES
Proses perencanaan SDM dalam pola
ketenangan , Pola ketenagaan dari unit
belum selesai , Sk kebijakan pelayanan
SDM OK
Persyaratan jabatan untuk masing masing jabatan dalam pola ketenangan,
jobdes
Penetapan pola ketenagaan mengacu
dan sesuai dengan peraturan
perundanganyang berlaku , Jobdes
masih prosese
Uraian tugas masing - masing syaf RS ,
masih proses
Uraian tugas mereka yang termasuk
kategori a) sampai dengan d) Jodes Bu
Imelda disertai clinical prevelegh , untuk
dokter yang tidak praktik di RS minta Dr
Retno
Uraian tugas semua jajaran dan staf RS

RECENT DOCUMENTS STRATEGIC IMPROVEMENT PLANNING


NO
POA
PIC

Proses penerimaan staf


Proses evaluasi kualifikasi staf baru

Proses penetapan staf

Keseragaman proses diseluruh RS

Bukti implementasi seluruh proses

Proses kredensi untuk staf klinis


Proses evaluasi staf klinis baru SPO
penerimaan dokter

Proses evaluasi oleh unit kerja ,SPO


penilaian kinerja dokter

Regulasi RS tentang frekuensi evaluasi


berkelanjutan terhadap staf klinis masuk
di SPO penilaian kinerja staf klinis


Pendokumentasian evaluasi staf klinis ,
masih proses

Proses penerimaan staf non - klinis yang


sesuai dengan persyaratan jabatan

Proses evaluasi staf non klinis baru


Proses evaluasi oleh unit kerja
Regulasi RS tentang frekuensi evaluasi
berkelanjutan terhadap staf klinis

Pendokumentasian
evaluasi stafinformasi
klinis
Regulasi tentang pemeliharaan
kepegawaian SK File karyawan supaya di
buat SK dan kebijakan
Dalam file kepegawaian ada bukti
kualifikasi staf
Adanya uraian tugas untuk staf
Dalam file kepegawaian ada riwayat
kepegawaian (CV)
Dalam file kepegawaian ada bukti hasil
evaluasi
Dalam file kepegawaian ada catatan
pelatihan yang diikuti
Pemutakiran file kepegawaian

Penetapan perencanaan SDM Kebijakan


pola ketenagaan di KPS1
Proses penetapan perencanaan SDM
Penetapan perencanaan SDM didasarkan
pada pola ketenagaan yang ditetapkan
berdasarkan ketentuan/pedoman yang
berlaku
Proses penetapan penugasan staf
Penetapan tentang pelaksanaan alih
tanggung jawab
Pelaksanaan evaluasi penempatan staf
pola ketenagaan

Pelaksanaan revisi pola ketenagaan ,


evaluasi pola ketenagaan yang lalu ,
minta bu Titin

Pelaksanaan orientasi staf baru

Pelaksanaan orientasi karyawan kontrak


(outsourcing)
Pelaksanaan orientasi tenaga sukarela
kalau ada

Pelaksanaan orientasi mahasiswa atau


pelajar magang ,bukti orientasi

Proses identifikasi kebutuhan pelatihan


sesuai kebutuhan kegiatan peningkatan
mutu dan keselamatan pasien SPO
orientasi karyawan baru
Proses perencanaan pelatihan program
diklat
Pelaksanaan pelatihan karyawan secara
kontinyu

Pelatihan yang dilaksanakan sesuai


dengan kompetensi dalam standar profesi

Pelaksanaan pelatihan CPR/RJP


Pelatihan yang diberikan secara teratur
untuk mempertahankan kemampuan staf
dalam CRP/RJP
Kriteria kelulusan pelatihan

Proses pelatihan ulang sesuai dengan


kebutuhan masing -masing staf
Fasilitas yang tersedia untuk diklat

Alokasi waktu pelatihan untuk masing masing staf , minta program unit UGD ,
ICU , OK ,
Evaluasi pelatihan dan form keefektifan
pelatihan Proses evaluasi program
pelatihan
Laporan akademik bagi staf yang
mengikuti pendidikan dengan biaya rumah
sakit , minta bu Titin ttg laporan
pelaksanaan pelatihan yang ada SKSnya
Data staf yamg mengikuti pendidikan
dengan biaya rumah sakit

Data izin, ijasah dan sertifikat pelatihan di


rumah sakit

Tersedianya nara sumber dan clinical


intructur yang kompeten

Pelaksanaan orientasi dan pelatihan yang


terintegrasi dengan program mutu,
keselamatan pesien dan PPI
Perencanaan program K3RS untuk staf
minta ke P Chandra

Pelaksanaan pelayanan kesehatan staf


rumah sakit

Pelaksanaan program mutu dan K3RS


Pemberian vaksinasi dan imunisasi untuk
staf rumah sakit

Proses penanganan staf rumah sakit yang


terpapar penyakit infeksus, terkait dengan
program PPI minta Bu Umiarti

Penetapan staf rumah sakit yang dapat


melaksanakan asuha pasien secara
mandiri

Proses kradensial dan dokumentasinya

proses verivikasi kredensial staf rumah


sakit

Proses pemutakiran data kredensial


Penetapan penugasan awal staf sesuai
dengan kualifikasi yang ditetapkan untuk
pemberi

Pelaksanaan review file kredensial staf


medis, minimal 3 tahun sekali , SPO
sudah dibuat Dr Retno

Penetapan petugas yang mengurus


perpanjangan izin staf medis , jobdes Bu
Mike ditambah
Dokumentasi perpanjangan izin , minta bu
Narti personal file dokter

Proses kredensial dalam menetapkan


kewenangan staf medis dalam penugasan
pertama dan ulang

Penetapan penegasan ulang

Informasi oleh pimpinan rumah sakit ke


seluruh rumah sakit tentang pelayanan
oleh staf medis

Pelaksanaan pelayanan staf medis sesuai


dengan kewenangan yang ditetapkan

Proses evaluasi pelaksanaan pelayanan


oleh staf medis minimal setahun sekali
belum seslesai

Penetapan prose evaluasi pelaksanaan


pelayanan staf medis
Proses evaluasi yang berdasarkan pada
data dan kesesuaian dengan SPO
pelayanan kedokteran yang berlaku

Proses evaluasi dengan melakukan audit


medis

Pendokumentasian proses evaluasi /


Laporan audit klinis

Proses pengumpulan kredensial untuk


staf keperawatan , level kompetensi
Pendokumentasian izin, ijasah, sertifikat
pelatihan dan riwayat hidup (cv)
Proses verivikasi terhadap data
kepegawaian , SPO kredensial ( primary
resorse verifikcation ) proses pengiriman
surat
Pendokumentasian berkas kredensial staf
keperawatan

Pengesahan kredential , masih proses di


Bu Titin

Proses keabsahani kredensial staf


keperawatan yang bukan pegawai rumah
sakit ( tidak ada )
Penugasan staf keperawatan berdasarkan
hasil kredensial , Standar kompetensi ,
matrik kompetensi , rujukannya masukkan
dalam buku
Proses penugasan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan

Pelaksanaan partisipasi staf keperawatan


dalam peningkatan mutu RS

Proses evaluasi kinerja

dokumentasi

Kebijakan dan Prosedur kredensial staf


tenaga kesehatan profesi lain SPO
kredensial staf kesehatan profesi llain
Pendokumentasian izin, ijasah, sertifikat
pelatihan, riwayat hidup dan hal lain yang
relevan

Proses verifikasi atas data-data tersebut


Pendokumentasian data kepegawaaian
staf
Kelengkapan data staf dalam berkas
kepegawaian

Proses keabsahani kredensial staf yang


bukan pegawai rumah sakit

Proses penyusunan penugasan klinis


sesuai standar profesi dan kompetensi
staf
Dasar acuan proses penugasan tersebut

Proses partisipasi aktif

Penilaian kinerja

Dokumentasi dan verifikasi

OVEMENT PLANNING
TIMELINE

KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PA


SASARAN

STANDAR

PENDIDIK
AN
PASIEN
DAN
KELUARG
A ( PPK )

PPK. 1.

RS menyediakan pendidikan
untuk menunjang partisipasien
dan keluarga dalam
pengambilan keputusan dan
proses pelayanan

ELEMEN PENILAIAN

1. RS merencanakan pendidikan konsisten dengan misi ,


jenis pelayanan dan populasi pasien

2. Tersedia mekanisme atau struktur pendidikan yang


memadai diseluruh RS
3. Struktur dan sumbaer daya pendidikan diorganisasikan
secara efektif

PPK. 2.

Dilakukan asesmen kebutuhan


pendidikan masing masing
pasien dan dicatat di rekam
medisnya

1. Dilakukan asesmen kebutuhan pendidikan pasien dan


keluarga

2. Hasil asesmen kebutuhan pendidikan dicatat di rekam


medis pasien
3. Tersedia sistem pencatatan pendidikan pasien yang
seragam oleh seluruh staf

4. Ketika informed consent dipersyaratkan , pasien dank


keluarga belajar ttg proses memberikan informed consent

5. Pasien dan keluarga belajar ttg bagaimana berpartisipasi


dalam pengambilan keputusan terkait pelayanannya
6. Pasien dan keluarga belajar ttg kondisi kesehatannya dan
diagnosis pasti
7. Pasien dan keluarga belajar ttg hak mereka untuk
berpartisipasi pada proses pelayanan

PPK . 2.1. Dilakukan asesmen


kemampuan dan kemauan
belajar pasien dan keluarga

1. Pasien dan keluarga dilakukan asesmen atas elemen a)


sampai dengan e) dlam Maksud dan Tujuan

2. Temuan asesmen digunakan untuk membuat rencana


pendidikan
3. Temuan asesmen didokumentasiakn dalam rekam medis
pasien

PPK. 3.

Pendidikan dan pelatihan


membantu pemenuhan
kebutuhan kesehatan
berkelajutan dai pasien

1. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan dan


pelatiahn untuk memenuhi kebutuhan kesehatan berkelajutan
atau mencapai sasaran kesehatannya
2. RS mengidentifikasi dan menjalin kerjasama dengan
sumber sumber yang ada di komunitas yang mendukung
promosi kesehatan berkelanjutan dan pendidikan untuk
pencegahan penyakit
3. Bila kondisi pasien mengkondisikan , pasien dirujuk
kesumber sumber yang tersedia dikomunitas

PPK. 4.

Pendidikan pasien dan keluarga


termasuk topik topik berikut ini
, terkait dengan pelayanan
pasien : penggunaan obat yang
aman , penggunaan peralatan
medis yang aman , potensial
interaksi antara obat dengan
makanan , pedoman nutrisi ,
manajemen nyeri dan teknik
teknik rehabilitasi

1. Terkait dengan pelayanan yang diberikan , pasien dan


keluarga dididik ttg penggunaan seluruh obat obatan
secara efektif dan aman , serta ttg potensi efek samping obat
, pencegahan terhadap potensi interaksi obat dengan obat
OTC dan atau makanan

2. Terkait dengan pelayanan yang diberikan , pasien dan


keluaraga dididik ttg keamanan dan efektivitas penggunaan
peralatan medis

PPK. 5.

Metode pendidikan
mempertimbangkan nilai nilai
dan pilihan pasien dan keluarga
, dan memperkenalkan interaksi
yang memadai antara pasien ,
keluarga dan staf agar terjadi
pembelajaran

3. Terkait dengan pelayanan yang diberikan , pasien dan


keluarga dididik ttg diet dan nutrisi yang benar
4. Terkait dengan pelayanan yang diberikan , pasien dan
keluarga dididik ttg manajemen nyeri
5. trekait dengan pelayanan yang diberikan , pssien dan
keluarga dididik ttg teknik rehabilitasi
1. Ada proses untuk memverifikasi bahwa , pasien dan
keluarga menerima dan memahami pendidikan yang
diberikan

2. Mereka yang memberikan pendidikan perlu mendorong


pasien dan keluarganya untuk bertanya dan memberi
pendapat sebagai peserta aktif

3. Informasi verbal perlu diperkuat dengan materi secara


tertulis yang terkait dengan kebutuhan pasien dan konsisten
dengan pilihan pembelajaran pasien dan keluarganya

PPK.6.

Tenaga kesehatan profesional


yang memberi pelayanan
pasien berkolaborasi dalam
memberikan pendidikan

1. Bila ada indikasi , pendidikan pasien dan keluarga


diberikan secara kolaboratif

2. Mereka yang memberikan pendidikan harus memiliki


pengetahuan yang cukup tentang subyek yang diberikan
3. Mereka yang memberikan pendidikan harus menyediakan
waktu yang adekuat
4. Merek ayng memberikan pendidikan harus mempunyai
ketrampilan berkomunikasi

BERFOKUS PADA PASIEN


DOKUMEN

Acuan :
UU 36/2009
Tentang Kesehatan KMK
1426/Menkes/SK/XII/2006

materi

Renstra dan RKA yang mendukung


terselenggaranya edukasi kepada pasien
dan keluarga
Pelaksanaan edukasi kepada pasien dan
keluarga sesuai dengan program kerja
unit/PKRS

Regulasi RS :

Pelaksanaan informed consent dan paroses


pengambilan keputusan oleh pasien dan
atau keluarga

Kebijakan/Panduan/SPO
persetujuan tindakan
kedokteran (informed
constent)

YES NO POA

Pengorganisasian unit kerja yang mengelola


edukasi/PKRS

Regulasi RS :
Penetapan unit
kerja yang mengelola
edukasi dan
informasi/PKRS
Pedoman
pengorganisasian dan
Acuan
:
pelayanan
unit kerja
UU 29/2004
tersebut/PKRS
Tentang Praktik
RKAKedokteran
rumah
sakit
UU Program
36/2009 Tentang
kerja unit
Kesehatan
UU
kerja/PKRS
44/2009 Tentang Rumah
Sakit
PMK
269/Menkes/Per/III/2008
PMK
290/Menkes/Per/III/2008

Kebijakan/Panduan/SPO
Panduan Pemberian
Informasi & Edukasi yang
memuat :
a. Langkah awal
asesmen pasien &
keluarga
b. Cara
penyampaian informasi &
edukasi yang efektif
c. Cara verifikasi
bahwa pasien dan keluarga
menerima dan memahami
pendidikan yang diberikan.

RECENT DOCUMENTS STRATEGIC IMPROVEMENT PLA

Pelaksanaan asesmen untuk mengetahui


kebutuhan edukasi pasien dan keluarga

Pencatatan hasil asesmen oleh seluruh staf


terkait
Sistem pencatatan pelaksanaan edukasi
oleh seluruh staf

Proses pengambilan keputusan pasien dan


keluarga terkait dengan pelayanannya
Pemahaman pasien dan keluarga atas
kondisi kesehatan dan diagnosis pasti
Pasien dan keluaraga memahami haknya
untuk berpartisipasi pada proses pelayanan

Regulasi RS :
Kebijakan/Pedoman/SPO
Pelayanan Rekam Medis
yang memuat pencatatan
asesmen a) sampai
dengan e)

Pelaksanaan asesmen a) sampai dengan e)


untuk membuat rencana edukasi

Perencanaan edukasi atas hasil asesmen

Kebijakan/Panduan/SPO
Panduan Pemberian
Informasi & Edukasi

Pendokumentasian hasil asesmen dalam


rekam medis

Regulasi RS :

Pelaksanaan pemberian edukasi untuk


memenuhi kebutuhan sesuai kebutuhan
pasien

Kebijakan/Panduan/SPO
Panduan Pemberian
Informasi & Edukasi

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO
Panduan Pemberian
Informasi & Edukasi
Materi
edukasi

Kerjasama dengan pihak lain diperlukan,


dalam upaya mendukung kebutuhan pasien
dan sebagai upaya PKRS di komunitas

Bila diperlukan pasien dapat dirujuk ke


sumber-sumber yang tersedia di komunitas

Pelaksanaan pemberian edukasi yang


meliputi :
Penggunaan obat-obatan
secara efektif dan aman, serta tentang
potensi efek samping obat, pencegahan
terhadap potensi interaksi obat dengan obat
OTC dan atau makanan

Pelaksanaan pemberian edukasi tentang


keamanan dan efektifitas penggunaan
peralatan medis

Regulasi RS :

Pelaksanaan pemberian edukasi tentang


diet dan nutrisi yang benar
Pelaksanaan pemberian edukasi tentang
manajemen nyeri
Pelaksanaan pemberianedukasi tentang
teknik rehabilitasi
Proses verifikasi bahwa pasien dan keluarga
memahami materi edukasi yang diberikan

Kebijakan/Panduan/SPO
Panduan Pemberian
Informasi & Edukasi
Materi
edukasi

Teknis untuk mendorong pasien dan


keluarga untuk bertanya dan memberi
pendapat sebagai peserta aktif

Materi tertulis sebagai pelengkap edukasi


dan informasi yang disampaikan
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO
Panduan Pemberian
Informasi & Edukasi
Dokumen :
Materi edukasi
kolaboratif
Sertifikat kompetensi
Bukti
pemberian edukasi
Program pelatihan
PPK

Kapan edukasi kolaboratif diberikan

Persyaratan dan kompetensi staf RS yang


boleh memberikan edukasi
Waktu yang disediakan untuk pemberian
edukasi
Kompeten petugas yang memberikan
edukasi

S STRATEGIC IMPROVEMENT PLANNING

PIC

TIMELINE

0%

25%

50%

75%

100%

MDG'S

SMGD's I. Penurunan Angka Kematian Bayi dan Peni


ELEMEN PENILAIAN
SMDGs.1.
Rumah
sakit melaksanakan
program PONEK
( Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency
Komprehensif ) untuk
menurunkan angka
kematian bayi dan
meningkatkan
kesehatan ibu

1. Pimpinan RS berpartisipasi
dalam menyusun program PONEK
2. Pimpinan RS berpartisipasi
dalam menetapkan keseluruhan
proses / mekanisme dalam
program PONEK termasuk
pelaporannya
3. Adanya kebijakan rumah sakit
dan dukungan penuh manajemen
dalam pelayanan PONEK

4. Terbentuk dan berfungsinya Tim


PONEK rumah sakit

5. Terlaksananya pelatihan untuk


meningkatkan kemampuan teknis
Tim PONEK sesuai standar
6. Terlaksananya fungsi rujukan
PONEK pada rumah sakit sesuai
kebijakan yang berlaku

SMDGs II. Menurunkan Angka Kesakitan H

SMDG's III. PENURUNAN ANGKA KESA


SMDGs.III.
Rumah
sakit melaksanakan
penanggulangan TB
sesuai dengan pedoman
strategi DOTS

1. Pimpinan RS berpartisipasi
dalam menyusun rencana
pelayanan
TB
2.
PimpinanDOTS
RS berpartisipasi
dalam menetapkan keseluruhan
proses / mekanisme dalam
program pelayanan DOTS TB
termasuk pelaporannya
3. Adanya kebijakan rumah sakit
dan dukungan penuh manajemen
dalam pelayanan DOTS TB sesuai
dengan standar

4. Terbentuk dan berfungsinya Tim


DOTS TB rumah sakit
5. Terlaksananya pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan teknis
Tim DOTS TB sesuai standar
6. Terlaksananya fungsi rujukan
DOTS TB pada rumah sakit sesuai
kebijakan yang berlaku

MDG'S
Kematian Bayi dan Peningkatan Kesehatan IBU
DOKUMEN
SK Direktur RS tentang
Pembentukan Tim
PONEK

Kebijakan Pelayanan
Kesehatan Maternal
dan Neonatal
Kebijakan
Penyelenggaraan
PONEK 24 jam
Kebijakan Rawat
Gabung Ibu dan Bayi
Kebijakan Inisiasi dini
dan ASI eksklusif
Kebijakan Perawatan
Metode Kanguru pada
BBLR
Kebijakan Standar
Pelayanan Sectio
Sesaria
Kebijakan
Penatalaksanaan
Perinatal Resiko Tinggi
Kebijakan Pelayanan
Home visit
Kebijakan Rumah Sakit
Sayang Ibu dan Bayi
SPO Inisiasi Menyusui
Dini
SPO Pencegahan
Kehamilan Resiko Tinggi
SPO Seleksi dan
Perawatan Kehamilan
Resiko Tinggi
SPO Penanganan
Antenatal
SPO Penanganan
Neonatal

ADA TDK ADAPLAN OF ACTIONDATELINE PIC

SPO Penanganan
Postnatal
SPO Penanggulangan
Persalinan Resiko tinggi
TOR Program RS
Sayang Ibu dan Bayi
TOR Program
Penyuluhan PONEK
TOR Program
Peningkatan Mutu
PONEK
Program kerja Perinatal
Resiko Tinggi
Program Imunisasi
SK Tim PONEK
Notulen pertemuan Tim
PONEK dan daftar hadir
Bukti pelatihan
( sertifikat , dll )
Program Pelatihan
PONEK
Data rujukan pasien

MOU RUjukan

nurunkan Angka Kesakitan HIV/AIDS

ENURUNAN ANGKA KESAKITAN TB


SK Direktur tentang
Pembentukan Tim DOTS
TB-HIV
Membuat POJOK DOTS

Kebijakan manajemen
pelayanan TB dengan
strategi DOTS
Kebijakan Pelaksanaan
Rujukan
SPO Penerimaan pasien
TB
SPO Jejaring Eksternal
dan Internal

SPO Pencatatan dan


Pelaporan pasien TB
SPO Penyediaan Obatobatan TB
SPO Pencatatan Pasien
Mangkir
SPO Rujukan Pasien TB
SPO Penatalaksanaan
TB-HIV
SPO Penatalaksanaan
MDR-TB
Tim DOTS , SK Tim DOTS
Program Pelatihan Tim
DOTS (Bersertifikasi)
MOU rujukan pasien TB

Data Rujukan pasien dan pelaporannya

0%

25%

50%

75%

100%

KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PAD


SASARAN
.HAK
PASIEN
DAN
KELUARGA
( HPK )

STANDAR

ELEMEN PENILAIAN

1.RS bertanggung jawab untuk 1.Para pemimpin RS bekerjasama untuk melindungi dan
mengedepankan hak pasien dan keluarga
memberikan proses yang
mendukung hak pasien dan
keluarganya selama dalam
pelayanan

HPK.1.

2.Para pemimpin RS memahami hak pasien dan keluarga


sesuai dengan undang undang dan peraturan dan dalam
hubungannya dengan komunitas yang dilayani
3.RS menghormati hak pasien , dan dalam beberapa
situasi hak dari keluarganya untuk mendapatkan hak
istimeawa dalam menentukan informasi apa saja yang
berhubungan dengan pelayanan yang boleh disampaikan
kepada keluarga atau pihak lain , dalam situasi tertentu
4.Staf memahami kebijakan dan prosedur yang berkaitan
dengan hak pasien dan dapat menjelaskan tanggung
jawab mereka dalam melindungi hak pasien

HPK.1.1.

2.Pelayanan dilaksanakan
dengan penuh perhatian dan
menghormati nilai nilai
pribadi dan kepercayaan
pasien

HPK.1.1.1. 3.RS mempunyai proses untuk


berespon terhadap permintaan
pasien dan keluarganya untuk
pelayanan rohani atau
sejenisnya berkenaan dengan
agama dan kepercayaan
pasien
HPK.1.2.

4.Pelayanan menghormati
kebutuhan privasi pasien

5.Kebijakan dan prosedur mengarah dan mendukung hak


pasien dan keluarga dalam pelayanan rumah sakit
1.Tredapat proses untuk mengidentifikasi dan
menghormati nilai nilai dan kepercayaan pasien dan bila
mungkin , juga keluarganya
2.Staf mempraktekkan proses tersebut dan memberikan
pelayanan yang menghormati nilai nilai dan kepercayaan
pasien
1.RS mempunyai proses untuk merespon permintaan yang
bersifat rutin maupun komplek yang berkenaan dengan
agama atau dukungan spiritual
2.RS merespon permintaan untuk keperluan dukungan
agama dan spiritual pasien

1.Staf mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi


selama pelayanan dan pengobatan
2.Keinginan pasien untuk privasi dihormati pada setiap
wawancara klinis , pemeriksaan , prosedur / pengobatan
dan trasportasi

HPK1.3.

5.RS mengambil langkah untuk 1.RS telah menetukan tingkat tanggung jawab nya
melindungi barang milik pasien terhadap barang milik pasien
dari pencurian atau kehilangan
2.Pasien memperoleh informasi ttg tanggung jawab RS
dalam melindungi barang milik pribadi

melindungi barang milik pasien


dari pencurian atau kehilangan

3.Barang milik pasien dilindungi apabila RS mengambil alih


tanggung jawab atau apabila pasien tidak dapat
melaksanakan tanggung jawabnya

HPK.1.4.

6.Pasien dilindungi dari


kekerasan fisik

1.RS mempunyai proses untuk melindungi pasien dari


kekerasan fisik

2.Bayi , anak -anak lanjut usia dan lainnya yang kurang


/tidak mampu melindungi dirinya sendiri menjadi perhatian
dalam proses ini
3.Individu yang tidak memiliki identitas diperiksa

4.Lokasi terpencil atau terisolasi dimonitor

HPK.1.5.

HPK.1.6.

7.Anak -anak , individu yang


cacat , lanjut usia dan lainnya
yang beresiko mendapatkan
perlindungan yang layak

8.Informasi tentang pasien


adalah rahasia

1.RS mengidentifikasi kelompok yang beresiko


2.Anak anak , individu yang cacat , lanjut usia dan
kelompok lain diidentifikasi RS untuk dilindungi

3.Staf memahami tanggung jawab mereka dalam proses


perlindungan
1.Pasien diinformasikan ttg bagaimana informasi pasien
dijaga kerahasiaannya dan ttg undang undang dan
peraturan yang mengatur pelepasan atau penyimpanan
informasi secara konfidensial

2.Pasien diminta persetujuannya untuk pelepasan


informasi yang tidak tercakup dalam undang undang dan
peraturan

3.RS menghormati kerahasiaan informasi kesehatan


pasien

HPK.2.

9.RS mendukung hak pasien


dan keluarga untuk
berpatisipasi dalam proses
pelayanan

1.Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk


mendukung dan mendorong keterlibatan pasien dan
keluarganya dalam proses pelayanan
2.Kebijakan dan prosedur ttg hak pasien bertujuan untuk
tidak menimbulkan rasa takut untuk mencari second
opinion dan kompromi dalam pelayanan mereka baik
didalam maupun diluar RS

3.Staf diberikan pelatihan dalama pelaksanaan kebijakan


dan prosedur serta peran mereka dalam mendukung
partisipasi pasien dan keluarganya dalam proses asuahn

HPK.2.1.

10.RS memberitahu pasien


dan keluarganya , dengan cara
dan bahasa yang dapat
dimengerti ttg proses
bagaimana mereka akan
diberitahu ttg kondisi medis
dan setiap diagnosa pasti ,
bagaimana mereka ingin
dijelaskan ttg rencana
pelayanan dan pengobatan

1.Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan


kapan mereka akan dijelaskan ttg kondisi medis dan
diagnos pasti ,

2.Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan


kapan mereka akan dijelaskan ttg rencana pelaynan dan
pengobatannya

3.Pasien dan keluarganya memahami kapan persetujuan


akan diminta dan proses bagaimana cara memberikannya

4.Pasien dan keluarganya memahami hak mereka untuk


berpatisipasi dalam keputusan pelayanan nya , bila
mereka menghendakinya

HPK.2.1.1. 11.RS memberitahu pasien


dan keluarganya ttg
bagaimana mereka akan
dijelaskan ttg hasil pelayanan
dan pengobatan , termasuk
hasil yang tidak diharapkan
dan siapa yang akan
memberitahukan

HPK.2.2.

12.RS memberitahu pasien


dan keluarganya ttg hak dan
tanggung jawab mereka yang
berhubungan dengan
penolakan atau tidak
melanjutkan pengobatan

1.Pasien dan keluarganya memahami bagaimana mereka


akan diberitahu dan siapa yang akan memberitahu mereka
ttg hasil dari pelayanan dan pengobatan

2.Pasien dan keluarganya memahami bagaimana mereka


akan diberitahu dan siapa yang akan memberitahu
mereka ttg hasil yang tidak diantisipasi dari pelaynan dan
pengobatan

1. RS memberitahu pasien dan keluarganya ttg hak


mereka untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan

2.RS memberitahu pasien dan keluarganya ttg


konsekuensi dari keputusan mereka

3.RS memberitahukan pasien dan keluarganya ttg


tanggung jawab mereka berkaiatan dengan keputusan
tersebut

4.RS memberitahukan pasien dan keluarganya ttg


tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan

HPK.2.3.

13.RS menghormati keinginan 1.RS telah menetapkan posisinya pada saat pasien
menolak pelayanan resusitasi dan membatalkan atau
dan pilihan pasien untuk
menolak pelayanan resusitasi mundur dari pengobatan bantuan hidup dasar
atau membatalkan atau
memberhentikan pengobatan
bantuan hidup dasar
2.Posisi RS sesuai dengan norma agama dan budaya
masyarakat , serta persyratan hukum dan peraturan

HPK.2.4.

14 RS mendukung hak pasien 1. RS menghormati dan mendukung hak pasien dengan


cara asesmen manajemen nyeri yang sesuai
terhadap asesmen dan
manajemen nyeri yang tepat
2. Staf RS memahami pengarauh pribadi , budaya dan
sosial pada hak pasien untuk melaporkan rasa nyeri , serta
pemeriksaan dan pengelolaan nyeri secara akurat

HPK.2.5.

15. RS mendukung hak pasien 1. RS mengakui bahwa pasien yang menghadapi kematian
untuk mendapatkan pelayanan mempunyai kebutuhan yang unik
yang penuh hormat dan kasih
sayang pada akhir
kehidupannya
2. Staf RS menghormati hak pasien yang sedang
menghadapi kematian , memiliki kebutuhan yang unik dan
dinyatakan dalam proses asuhan

HPK.3.

16. RS memberikan
penjelasan kepada pasien dan
keluarganya mengenahi
proses untuk menerima dan
bertindak terhadap keluhan ,
konflik dan perbedaan
pendapat ttg pelayanan pasien
serta hak pasien untuk
berpatisipasi dalam proses ini

1.Pasien diberitahu ttg proses menyampaikan keluhan ,


konflik atau perbedaan pendapat

2.Keluhan ,konflik dan perbedaan pendapat diselidiki oleh


RS
3. Keluhan , konflik dan perbedaan pendapat yang timbul
dalam proses asuhan ditelaah
4. Pasien dan bila perlu keluarga ikut serta dalam proses
penyelaisaian

5. Kebijakan dan prosedur mendukung konsistensi


pelayanan

HPK.4.

HPK.5.

17. Staf RS dididik ttg peran


mereka dalam mengidentifikasi
nilai nilai dan kepercayaan
pasien serta melindungi hak
pasien

1. Staf memahami peran mereka dalam mengidentifikasi


nilai nilaidan kepercayaan pasien maupun keluarganya
serta bagaimana nilai dan kepercayaan tersebut dihormati
dalam proses asuhan

18. Setiap pasien dijelaskan


hak hak dan tanggung jawab
mereka dengan cara dan
bahasa yang dapat mereka
pahami

1. Informasi secara tertulis ttg hak dan tanggung jawab


diberikan kepada setiap pasien

2. Staf memahami peran mereka dalam melindungi hak


pasien dan keluarganya

2. Pernyataan ttg hak dan tanggung jawab pasien juga


ditempel atau bisa diperoleh dari Staf RS pada saat setiap
saat
3. RS mempunyai prosedur untuk menjelaskan kepada
paisen ttg hak dan tentang menjelaskan kepada paasien
ttg hak dan tanggung jawabnya bila komunikasi secara
tertuls tidak efektif dan tidak sesuai

Informed con19 Pernyataan persetujuan


( informed consent ) dari
pasien didapat melalui suatu
proses yang ditetapkan RS
dan dilaksanakan oleh staf
yang terlatih , dalam bahasa
yang dipahami pasien
HPK.6.

1. RS telah menjabarkan dengan jelas proses informed


consent dalam Kebijakan dan prosedur ttg informed
consent kebijakan dan prosedur

2. Staf yang ditujuk dilatih untuk melaksananakan


kebijakan dan prosedur tersebut

3. Pasien memberikan informen consent sesuai kebijakan


dan prosedur

HPK.6.1.

20. Pasien dan keluarganya


menerima penjelasan yang
memadai ttg penyakit , saran
pengobatan , dan para
pemberi pelayanan , sehingga
mereka dapat membuat
keputusan ttg pelayanan

1. Pasien diberikan penjelasan ttg kondisi mereka dan


rencana pengobatannya dari elemen :a s/d h
2. Pasien mengenal identitas para dokter dan praktisi yang
lain yang bertanggung jawab melayani mereka

3. Ada proses untuk menanggapi permintaan tambahan


informasi dari pasien ttg tanggung jawab praktisi untuk
pelayanannya

HPK.6.2

21. RS menetapkan suatu


proses , dalam konteks undang
undang dan budaya yang
ada , ttg orang lain yang dapat
memberikan persetujuan

1. RS mempunyai prosedur untuk informed consent yang


diberikan oleh orang lain
2. Prosedur tersebut sesuai undang undang , budaya
dan adat istiadat

proses , dalam konteks undang


undang dan budaya yang
ada , ttg orang lain yang dapat
memberikan persetujuan
3. Orang lain selain pasien yang memberikan presetujuan
dicatat dalam rekam medis pasien

HPK.6.3.

HPK.6.4.

22. Persetujuan umum untuk


pengobatan , bila didapat pada
waktu pasien masuk sebagai
pasien rawat inap atau didaftar
pertamakali sebagai pasien
rawat jalan , harus jelas dalam
cakupan dan batas batasnya

1. Pasien dan keluarganya diberi penjelasan tentang


lingkup dari persetujuan umum , apabila cara ini dipakai
oleh RS
2. RS telah menetapkan bagaimana persetujuan umum ,
bila dipakai , didokumentasikan di dalam rekam medis
pasien

23. Informed consentdiperoleh 1. Persetujuan didapat sebelum operasi atau prosedur


invasif
sebelum operasi anaestesi ,
penggunaan darah atau
produk darah dan tindakan
2. Persetujuan didapat sebelum anestesi
serta pengobatan lain yang
beresiko tinggi
3. Persetujuan didapat sebelum penggunaan darah atau
produk darah

4. Persetujuan didapat sebelum pelaksanaan tindakan dan


pengobatan yang beresiko tinggi

5. Identitas petugas yang memberikan penjelasan kepada


pasien dan keluarganya dicatat dalam rekam medis pasien
6. Persetujuan didokumentasikan di rekam medis pasien
disertai tanda tangan atau catatan dari persetujuan lisan

HPK.6.4.1. 24. RS membuat daftar semua 1. RS telah menyusun daftar tindakan dan pengobatan
yang meemrlukan persetujuan terpisah
kategori dan atau jenis
pengobatan dan prosedur yang
memerlukan informed consent
2. Daftar tersebut dikembangkan atas kerjasama dokter
yang khusus
dan profesional lain yang memberikan pengobatan dan
melakukan tindakan

HPK.7.

25. RS memberikan
penjelasan kepada pasien dan
keluarganya ttg bagaimana
cara mendapatkan akses ke
penelitian klinis , pemeriksaan /
investigasi klinis atau clinical
trialyang melibatkan manusia
sebagai subyek

1. Pasien dan keluarganya yang tepat diidentifikasi dan


diberi informasi ttg bagaimana cara mendapatkan akses ke
penelitian klinis , pemeriksaan klinis , atau clinical trial yang
relevan dengan kebutuhan pengobatan mereka
2. Pasien yang diminta untuk berpatisispasi diberikan
penjelasan ttg manfaat yang diharapkan

investigasi klinis atau clinical


trialyang melibatkan manusia
sebagai subyek
3. Pasien yang diminta untuk berpatisispasi diberikan
penjelasan ttg potensi ketidak nyamannan dan resiko

4. Pasien yang diminta untuk berpatisipasi diberikan


penjelasan alternatif yang dapat menolong mereka
5. Pasien yang diminta untuk berpatisipasi diberikan
penjelasanttg prosedur yang harus diikuti
6. Pasien diyakinkan bahwa penolakan untuk berpartisipasi
atau mengundurkan diri dari partisipasi tidak
mempengaruhi akses mereka terhadap pelayanan RS

7. Kebijakan dan prosedur mengarahkan informasi dan


proses pengambilan keputusan

HPK.7.1.

26.RS memberikan
penjelasankepada pasien dan
keluarganya ttg bagaimana
pasien yang berpartisipasi
dalam penelitian klinis ,
pemeriksaan klinis atau
percobaan klinis mendapatkan
perlindungan

1. Pasien dan keluarganya diberi penjelasan tentang


prosedur RS untuk menelaah protokol penelitian

2. Pasien dan keluarganya diberi penjelasan ttg prosedur


rumah sakit untuk menimbang manfaat dan resiko bagi
peserta

3. Pasien dan keluarganya dibreikan penjelasan ttg


prosedur RS untuk mendapatkan persetujuan

4. Pasien dan keluarganya diberi penjelasan ttg prosedur


RS untuk mengundurkan diri dari keikutsertaan

HPK.8.

27. Informed consent diperoleh 1. RS mempunyai sebuah komite atau mekanisme lain
sebelum pasien berpartisipasi untuk mengawasi seluruh kegiatan penelitian di RS
dalam penelitian klinis,
pemeriksaan / investigasi klinis
2. RS mengembangkan suatu pernyataan yang jelas
, dan percobaan klinis

mengenai maksud dari pengawasan kegiatan


3. Kegiatan pengawasan mencakup penelaahan prosedur

4. Kegiatan pengawasan mencakup prosedur untuk


menimbang risiko dan manfaat yang relatif bagi subyek

5. Kegiatan pengawasan mencakup Prosedur menjaga


kerahasiaan dan keamanan informasi penelitian

DONASI ORGAN
29. RS memberikan
penjelasan kepada pasien dan
keluarganya ttg bagaimana
memilih untuk
HPK.10. menyumbangkan organ dan
jaringan tubuh lainnya

HPK.11.

30. RS menyediakan
pengawasan terhadap
pengambilan dan trasplatasi
organ dan jaringan

1. RS mendukung pilihan pasien dan keluarganya untuk


menyumbangkan organ tubuh dan jaringan tubuh lainnya

2. RS menyediakan informasi untuk mendukung pilihan


tersebut

1. Kebijakan dan prosedur yang menjadi acuan dalam


proses mendapatkan dan mendonasi

2. Kebijakan dan prosedur yang menjadi acuan dalam


proses transplantasi
3. Staf dilatih dalam hal kebijakan dan prosedur tersebut
4. Staf dilatih mengenai isu dan persoalan ttg donasi organ
dan ketersediaan transplan

5. RS mendapat persetujuan dari donor hidup


6. RS bekerja sama dengan organesasi yang relevan dan
badan badan di masyarakat untuk menghormati dan
menerapkan pilihan untuk mendonasi

BERFOKUS PADA PASIEN


DOKUMEN
Acuan :
UU 44/2009 tentang hak pasien
dan keluarga

materi

YES

NO

Regulasi RS dan pelaksanaan


tentang hak pasien dan
keluarga

Regulasi RS :
Regulasi tentang hak
pasien dan keluarga
Pemahaman pimpinan RS
tentang hak pasien dan
keluarga sesuai peraturan
perundand - undangan
Pelaksanaan yang berkaitan
dengan hak pasien, yang dalam
kondisi tertentu informasi apa
yang dapat disampaiakn
kepada keluarga atau pihak lain
Pemahaman staf pelayanan
atas hak pasien

Regulasi RS :
Panduan Pelayanan
Kerohanian
SPO
pelayanan kerohanian
Formulir permintaan
pelayanan kerohanian

RECENT DOCUMENTS STRATEGIC IMPROVEMEN

Regulasi RS yang berkaitan


dengan pasien dan keluarga
Proses identifikasi yang
menyakut juga agama dan
kepercayaan pasien
Proses staf pelayanan
menyediakan pelayanan
kerohanian sesuai permintaan
pasien atau keluarga

Regulasi RS :
Panduan Pelayanan
kerohanian
SPO pelayanan kerohanian
Formulir permintaan
pelayanan kerohanian

Prosedur bila pasien atau


keluarga memerlukan
pelayanan kerohanian
(keagamaan atau spiritual)

Bukti bahwa RS telah


memberikan pelayanan
kerohanian (keagamaan atau
spiritual)

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO
pelayanan sesuai kebutuhan
privasi pasien

Prosedur bila pasien


memerlukan privasi

Regulasi RS :
Ketentuan RS tentang upaya
perlindungan harta milik pasien

Pelaksanaan anamneis,
pemeriksaan fisik, pemberian
terapi dan transportasi yang
memperhatikan privasi pasien
Ketentuan RS tentang tanggung
jawab terhadap barangmilik
pasien
Penyampaian informasi tentang
tanggung jawab RS terhadap
barang milik pasien

Ketentuan RS tentang upaya


perlindungan harta milik pasien

Proses perlindungan barang


milik pasien pada saat pasien
tidak mampu bertanggung
jawab ats barang miliknya
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO
perlindungan terhadap kekerasan
fisik
Dokumen :
Daftar
pengunjung RS

Cara RS untuk melindungi


pasien dari kekerasan fisik

Cara RS untuk melindungi


terutama bayi, anak, manula
dan pasien yang tidak mampu
melindungi dirinya sendiri

Penggunaan identitas
pengunjung RS dan mekanisme
pengawasannya

Pengawasan terhadap lokasi


pelayanan yang terpencil atau
terisolasi

Regulasi RS :
Panduan perlindungan
terhadap kekerasa fisik
SPO
perlindungan terhadap kekerasan
fisik
Dokumen :
Daftar kelompok yang
beresiko
Acuan :
UU 29/2004 tentang
Praktek Kedokteran
UU
36/2009 tentang Kesehatan
UU 44/2009
tentang Rumah sakit
PP 10/1996 tentang Wajib
Simpan Rahasia Kedokteran
Regulsi RS :
Kebijakan pelayanan rekam
medik (
Regulasi tentang
perlindungan terhadap
kerahasiaan informasi pasien )

Identifikasi RS terhadap
kelompok yang beresiko
Kelompok yang dilindungi RS
meliputi anak_anak, individu
yang cacat, lansia dan
kelompok lainnya

Tanggung jawab staf dalam


memberikan perlindungan
Penjelasan ke pasien tentang
rahasia kedokteran dan proses
untuk membuka rahasia
kedokteran sesuai ketentuan
dalam peraturan perundangundangan

Upaya RS untuk menjaga


kerahasiaan informasi
kesehatan pasien

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO
komunikasi efektif untuk
mendorong keterlibatan pasien
dan keluarganya dalam proses
pelayanan

Cara yang dilakukan untuk


dapat mendorong keterlibatan
pasien dan keluarganya dalam
proses pelayanan

Kebijakan/Panduan/SPO cara
memperoleh second opinion di
dalam atau di luar RS
Dokumen :
Bukti pelaksanaan pelatihan
Sertifikasi
pelatihan staf tentang komunikasi
pemberian informasi dan edukasi
yang efektif

Permintaan persetujuan pasien


untuk membuka informasi yang
bukan merupakan rahasia
kedokteran

Cara yang dilakukan agar


pasien dan keluarganyatidak
ragu untuk mendapatkan
second opinion, serta kompromi
dalam pelayanan,baik di dalam
maupun diluar rumah sakit

Kebijakan/Panduan/SPO cara
memperoleh second opinion di
dalam atau di luar RS
Dokumen :
Bukti pelaksanaan pelatihan
Sertifikasi
pelatihan staf tentang komunikasi
pemberian informasi dan edukasi
yang efektif

Pelatihan yang dilaksanakan


agar staf RS mampu
mendukung partisipasi pasien
dan keluarganya dalam proses
asuhan

Regulasi RS :

Penjelasan yang di sampaikan


agar pasien keluarganya
mengetahui kapan akan
dijelaskan tentang kondisi
medis dan diagnosis pasti

Penjelasan yang disampaikan


agar pasien dan keluarganya
mengetahui kapan akan
dijelaskan tentang rencana
pelayanan dan pengobatannya

Kebijakan/Panduan/SPO tentang
penjelasan hak pasien dalam
pelayanan
Kebijakan/Panduan/SPO tentang
panduan persetujuan tindakan
kedokteran
Dokumen :
Formulir pemberian edukasi
Formulir
persetujuan / penolakan tindakan
kedokteran

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO
tentang penjelasan hak pasien
dalam pelayanan
Dokumen :
Materi penjelasan
Formulir
pemberian penjelasan/edukasi

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang
penjelasan hak pasien dalam
pelayanan
Dokumen :
Formulir
penolakan pengobatan

Penjelasan yang disampaiakan


agar pasien dan keluarganya
mengetahui bagaimana proses
untuk mendapatkan persetujuan

Penjelasan yang disampaikan


agar pasien dan keluarganya
mengetahui haknya untuk
berpartisipasi dalam keputusan
pelayanannya

Penjelasan yang disampaikan


agar pasien dan keluarganya
mengetahui siapa yang
menjelaskan tentang hasil
pelayanan dan pengobatan

Penjelasan yang disampaikan


agar pasien dan keluarganya
mengetahui siapa yang
menjelaskan tentang hasil
pelayanan dan pengobatan
yang tidak terduga

Penjelasan yang disampaiakan


agar pasien dan keluarganya
mengetahui tentang hak mereka
untuk menolak atau tidak
melanjutkan pengobatan

Penjelasan yang disampaiakan


agar pasien dan keluarganya
mengetahui tentang
konsekuensi dan keputusan
mereka

Penjelasan yang disampaikan


agar pasien dan keluarganya
mengetahui tentang tanggung
jawab mereka terkait dengan
keputusan tersebut

Penjelasan yang disampaikan


agar pasien dan keluarganya
mengetahui tersedianya
alternatif pelayanan dan
pengobatan
Regulasi RS :
Panduan
penolakan resusitasi (DNR)
SPO penolakan
resusitasi
Formulir penolakan resusitasi

Regulasi RS tentang penolakan


resusitasi (DNR) atau
pelayanan bantuan dasar

Pertimbangan dari aspek


agama, norma dan budaya
masyarakat atas regulasi RS
tentang DNR
Regulasi RS :
Panduan
manajemen nyeri
SPO
asesmen nyeri

Panduan dan pelaksanaan manajemen nyeri

Bagaimana pelaksanaan
manajemen nyeri dapat
disesuaikan dengan
kepribadian, budaya dan sosial
pasien sehingga pemeriksaan
dan pengelolaan nyeri bisa
akurat

Pelayanan RS untuk pasien


Panduan terminal
pelayanan pasien tahap terminal

Regulasi RS :

SPO pelayanan pasien tahap


terminal
Dokumentasi pelayanan dalam
rekam medis

Regulasi RS :
Panduan penyelesaian
komplain, keluhan, konflik atau
perbedaan pendapat pasien dan
keluarga
SPO penyelesaian komplian,
keluhan, konflik atau
perbedaanpendapat
Dokumen :
Bukti
pemberitahuan proses komplain
atau keluhan
Bukti analisis
dan telaah
Laporan penyelesaian
komplain, keluhan, konflik atau
perbedaan pendapat

Pelaksanaan pelayanan pasien


terminal sesuai kebutuhan
masing-masing pasien

Proses penyampaian informasi


tentang proses untuk
menyampaiakan komplain atau
keluhan kepada
pasien/keluarga

Proses investigasi terhadap


komplain, keluhan, konflik dan
perbedaan pendapat

Proses analisis dan telaah


terhadap hasil investigasi
Proses untuk menyertakan
pasien dan keluarga dalam
penyelesaian komplain,
keluhan, konflik dan perbedaan
pendapat

atau keluhan
Bukti analisis
dan telaah
Laporan penyelesaian
komplain, keluhan, konflik atau
perbedaan pendapat

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang
identifikasi nilai-nilai
dankepercayaan pasien dalam
pelayanan
Acuan :
UU 29/2004 tentang
Praktek Kedokteran
UU 44/2009
tentang Rumah sakit
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO
tentang pemberian informasi hak
dan tanggung jawab pasien
Formulir
hak dan tanggung jawab pasien
Acuan :
UU 29/2004 tentang
Praktik Kedokteran
UU
44/2009 tentang Rumah Sakit
PMK 290/2008
tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran
Manual Persetujuan Tindakan
Kedokteran, KKI, 2006
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO
persetujuan tindakan kedokteran
Daftar
tindakan yang memerlukan
Regulasi
RStertulis
:
persetujuan
Dokumen informed
Kebijakan/Panduan/SPO
constent Formulir
tentangpemberian
informasi
persetujuan/penolakan
termasuk rencana pengobatan
Kebijakan/Panduan/SPO tentang
penetapan DPJP
Dokumen :
Formulir pemberian informasi
Formulir penetapan
DPJP
Acuan :
PMK 290/2008 tentang
persetujuan tindakan kedokteran
Keputusan Dirjen Yanmed
HK.00.06.3.5.1866 tentang
Pedoman Persetujuan Tindakan
Medik (Informed Concent),1999
Regulasi
RS :
Kebijakan/Panduan/SPO
tentang persetujuan tindakan
kedokteran
Dokumen :

Bagaimana seluruh proses


tersebut tidak mempengaruhi
konsistensi pelayanan

Pelaksanaan identifikasi nilainilai dan kepercayaan


pasien/keluarga dan
penerapannya dalam pelayanan

Bagaimana peran staf dalam


melindungi hak pasien dan
keluarga

Pelaksanaan pemberian
informasi tertulis tentang hak
dan tanggung jawab pasien
Penyediaan informasi tentang
hak dan tanggung jawab pasien
Pelaksanaan pemberian
informasi tentang hak dan
tanggung jawab pasien

Regulasi tentang persetujuan


tindakan kedokteran

Penetapan staf yang


memberikan informed consent
dan diberikan pelatihan untuk
itu

Proses pasien atau keluarga


menyetujui atau menolak
tindakan kedokteran

Pelaksanaan pemberian
penjelasan dan rencana
pengobatan
Pelaksanaan penetapan DPJP
sehingga pasien mengenali
dokter yang bertanggung jawab
dalam pelayanan kesehatan
dirinya
Penyediaan informasi yang
diperlukan pasien atau keluarga
Pelaksanaan bila persetujuan
tindakan kedokteran diberikan
oleh orang lain
dasar penyusunan panduan
persetujuan tindakan
kedokteran

PMK 290/2008 tentang


persetujuan tindakan kedokteran
Keputusan Dirjen Yanmed
HK.00.06.3.5.1866 tentang
Pedoman Persetujuan Tindakan
Medik (Informed Concent),1999
Regulasi
RS :
Kebijakan/Panduan/SPO
Regulasi
RS :
tentang persetujuan tindakan
kedokteran
Kebijakan/Panduan/SPO tentang
Dokumen
penjelasan: dan persetujuan umum
Formulir
persetujuan/penolakan
tindakan
Dokumen :
kedokteran
Formulir
persetujuan umum , RM C
Acuan :
PMK 290/2008
tentang persetujuan tindakan
kedokteran
Keputusan Dirjen Yanmed
HK.00.06.3.5.1866 tentang
Pedoman Persetujuan Tindakan
Medik (informed concent), 1999

Pelaksanaan dokumentasi
persetujuan tindakan
kedokteran

Pelaksanaan untuk mendapat


persetujuan umum dan
penjelasan lingkup
persetujuannya

Ketentuan tentang persetujuan


umum yang didokumentasikan
dalam rekam medis pasien

Pelaksanaan untuk
mendapatkan persetujuan
tindakan kedokteran untuk
operasi dan tindakan invasif

Pelaksanaan untuk
mendapatkan persetujuan
tindakan kedokteran untuk
anestesi

Pelaksanaan untuk
mendapatkan persetujuan
tindakan kedokteran untuk
pemberian tranfusi darah

Pelaksanaan untuk
mendapatkan persetujuan
tindakan kedokteran untuk
tindakan dan pengobatan yang
beresiko tinggi

Ketentuan yang berwenang


memberi penjelasan dalam
proses informed consent

Dokumentasi penjelasan dan


persetujuan tindakan
kedokteran

Daftar tindakan dan pengobatan


yang memerlukan persetujuan
pasien atau keluarga

Penyusunan daftar tindakan


dan pengobatan yang
memerlukan persetujuan pasien
atau keluarga

Dokumentasi rapat pembahasan


daftar tersebut

Proses penyusunan daftar


tindakan dan pengobatan yang
memerlukan persetujuan pasien
atau keluarga

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang
persetujuan tindakan kedokteran
Dokumen :
Formulir persetujuan/penolakan
tindakan kedokteran

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang
pemberian informasi termasuk
mendapatkan hasil penelitian yang
menyangkut pengobatan pasien
Dokumen :
Formulir
pemberian informasi
Formulir persetujuan
mengikuti penelitian

Pelaksanaan pemberian
informasi bila pasien/keluarga
mau turut serta dalam penelitian
yang relevan dengan kebutuhan
pengobatan pasien

Pelaksanaan pemberian
penjelasan tentang manfaat
yang diharapkan kepada pasien
yang disertakan dalam
penelitian

Formulir
pemberian informasi
Formulir persetujuan
mengikuti penelitian

Regulasi RS :

Pelaksanaan pemberian
penjelasan tentang potensi
ketidak nyamanan dan resiko
penelitian

Pelaksanaan pemberian
penjelasan tentang alternatif
lain

Pelaksanaan pemberian
penjelasan tentang prosedur
yang harus diikuti

Pelaksanaan pemberian
penjelasan tentang bahwa
pasien menolak atau mundur
dari penelitian, tidak
mempengaruhi pelayanannya

Pelaksanaan tentang proses


pengambilan keputusan setelah
pemberian informasi

Pelaksanaan pemberian
penjelasan kepada pasien dan
keluarganya tentang protokol
penelitian

Kebijakan/Panduan/SPO tentang
menyertakan pasien dalam suatu
penelitian, pemeriksaan/investigasi Pelaksanaan pemberian
atau clinical trial
penjelasan kepada pasien dan
Dokumen :
keluarganya tentang manfaat
dan resiko bagi peserta
Formulir persetujuan/penolakan penelitian
Pelaksanaan pemberian
penjelasan kepada pasien dan
keluarganya tentang pemberian
persetujuan ikut penelitian

Regulasi RS :
Keputusan
penetapan komite/panitia etik
penelitian
Kebijakan, Pedoman
pengorganisasian dan pedoman
pelayanan komite etik penelitian
Program kerja komite etik
penelitian

Pelaksanaan pemberian
penjelasan kepada pasien dan
keluarganya tentang kalu
mengundurkan diri dari
keikutsertaan penelitian

Pembentukan komite /panitia


etik penelitian yang mengawasi
seluruh kegiatan penelitian di
rumah sakit

Pelaksanaan pengawasan
kegiatan penelitian
Pelaksanaan pengawasan
kegiatan penelitian mencakup
prosedur
Pelaksanaan pengawasan
kegiatan penelitian yang
mencakup prosedur untuk
mempertimbangkan risiko dan
manfaat bagi pasien

Pelaksanaan pengawasan
kegiatan penelitian yang
mencakup prosedur menjaga
kerahasiaan dan keamanan
informasi penelitian

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO
pelayanan donasi /Transplantasi
organ
dokumen informasi tentang tata
cara untuk menyumbang organ
tubuh dan jaringan tubuh lainnya

Pelaksanaan bila pasien dan


keluarganya menetapkan untuk
menyumbangkan organ tubuh
dan jaringan tubuh lainnya

Penyediaan informasi bagi


pasien dan keluarganya yang
berniat menyumbangkan organ
tubuh dan jaringan tubuh
lainnya

Acuan :
UU 36/2009 tentang
kesehatan
Regulasi RS :

Regulasi rumah sakit tentang


cara mendapatkan donor dan
mendonasi organ

Kebijakan/Panduan/SPO tentang
donasi/transplantasi organ
Dokumen :
Formulir
persetujuan/Penolakan
donor/transplantasi
Kerjasama dengan
lembaga kemasyarakatan

Regulasi tentang transplantasi

Pelatihan staf agar memahami


regulasi tentang transplantasi
Pelatihan staf agar memahami
isu dan perhatian tentang
donasi organ dan ketersediaan
transplan

Pelaksanaan mendapat
persetujuan dari donor hidup
Kerjasama rumah sakit dengan
lembaga kemasyarakatan untuk
menghormati dan menerapkan
pilihan untuk mendonasi

NT DOCUMENTS STRATEGIC IMPROVEMENT PLANNING

POA

PIC TIMELINE

0%

25%

50%

75%

100%

Anda mungkin juga menyukai