Anda di halaman 1dari 3

VISI & MISI RSIA Sayyidah Dompet Dhuafa

VISI

Menjadi Rumah Sakit unggulan pelayanan infertilitas dan


BUKU SAKU PKPO pusat pelayanan ibu & anak yang spesifik dan terprogram
serta terpercaya di wilayah DKI Jakarta

MISI

1. Meningkatkan kompetensi SDM yang


profesional, amanah dan beretika.
2. Meningkatkan kepercayaan masyarakat

(PELAYANAN KEFARMASIAN terhadap pelayanan infertilitas dan pelayanan


ibu & anak.
DAN PENGGUNAAN OBAT) 3. Meningkatkan mutu keselamatan pasien dan
pelayanan yang berfokus pada pasien.
4. Menyelenggarakan pelayanan medis dengan
metode dan teknologi terkini.
MOTO
Memberikan yang terbaik, tumbuh menebar manfaat

NILAI
2019 S = Safety
I = Ibadah
G = Giat
A = Amanah
P = Penebar Manfaat

1. Pengorganisasian
Pelayanan Kefarmasian dan penggunaan obat
merupakan bagian harus efektif dan efisien, bukan
hanya tanggung jawab apoteker, tetapi juga
professional pemberi asuhan dan staf klinis pemberi
Standar Penilaian PKPO ada 7 : asuhan lainnya. Untuk memastikan ke efektifannya
maka dilakukan kajian setahun sekali.
1. Pengorganisasian Kajian Tahunan :
- Seberapa baik system telah bekerja, terkait
2. Seleksi dan Pengadaan dengan:
3. Penyimpanan  Seleksi dan pengadaan obat
 Penyimpanan
4. Peresepan dan Penyalinan  Peresepan/ permintaan obat dan instruksi
5. Persiapan dan Penyerahan pengobatan
 Penyimpanan dan penyerahan
6. Pemberian Obat  Pemberian obat
7. Pemantauan (Monitor) - Pendokumentasian dan pemantauan efek obat
- Monitor seluruh angka kesalahan penggunaan
obat dan upaya mencegah/menurunkannya
- Kebutuhan pendidikan dan pelatihan
- Pertimbangan melakukan kegiatan baru
berbasis bukti
3. Penyimpanan
2. Seleksi dan pengadaan
Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
Rumah sakit harus menetapkan formularium obat
habis pakai disimpan di tempat yang sesuai serta
yang mengacu pada peraturan perundang-undangan
diharuskan memiliki pengawasan disemua lokasi
didasarkan atas misi rumah sakit, kebutuhan pasien,
penyimpanan.
dan jenis pelayanan yang diberikan.
3.1 Rumah sakit menetapkan prosedur yang
Seleksi obat adalah suatu proses kerjasama yang
mengatur tentang penerimaan, identifikasi,
mempertimbangkan baik kebutuhan dan
tempat penyimpanan dan distribusi bahan
keselamatan pasien maupun kondisi ekonominya.
berbahaya, serta obat narkotika dan psikotropika
Apabila terjadi kehabisan obat maka tenaga
kefarmasian harus menginformasikan kepada 3.2 Rumah sakit mengatur tata kelola penyimpanan
professional pemberi asuhan dan staf klinis pemberi elektrolit konsetrat dan obat emergensi, obat
dan meminta saran substitusinya atau mengadakan emergensi dapat disimpan di lemari emergensi,
perjanjian kerjasama dengan pihak luar. troli, tas/ransel, kotak, dan lainnya sesuai
kebutuhan.
2.1 Rumah sakit menetapkan proses pengadaan
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan 3.3 Rumah sakit menetapkan pengaturan,
medis habis pakai yang aman, bermutu, penyimpanan dan pengawasan penggunaan obat
bermanfaat, dan berkhasiat sesuai dengan tertentu, seperti :
peraturan perundang-undangan.
Produk nutrisi
2.1.1 rumah sakit menetapkan regulasi untuk Obat dan bahan radioaktif
mendapatkan obat bila sewaktu-waktu Obat yang dibawa pasien sebelum rawat inap
obat tidak tersedia. Obat program atau bantuan pemerintah
Obat yang digunakan untuk penelitian

4.1 Elemen penting kelengkapan resep


3.4 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk Data identitas pasien yang akurat
memastikan obat emergensi yang tersimpan di Elemen dari pemesanan/penulisan resep.
dalam maupun diluar unit farmasi tersedia, Bilamana nama generik atau nama dagang
tersimpan aman, dan dimonitor diperlukan
Bilamana indikasi untuk penggunaan
3.5 rumah sakit memiliki system penarikan kembali diperlukan pada suatu “prn”/bila perlu atau
(recall), pemusnahan sediaan farmasi, alkes, dan pesanan obat lain.
bmhp tidak layak digunakan karena rusak, mutu Prosedur khusus pemesanan obat LASA
substandard atau kadaluwarsa. Tindakan yang harus diambil bila
pemesanan obat tidak lengkap, tidak
4. Peresepan dan penyalinan terbaca, atau tidak jelas.
Jenis pemesanan tambahan yang diijinkan
Rumah Sakit menetapkan staf medis yang kompeten seperti pada pesanan dan setiap elemen
dan berwenang untuk melakukan yang dibutuhkan dalam pemesanan yang
peresepan/permintaan obat serta instruksi emergensi, dalam daftar tunggu (standing)
pengobatan. Menetapkan proses rekonsiliasi obat, automatic stop
yaitu proses membandingkan daftar obat yang Pemesanan obat secara verbal atau melalui
digunakan pasien rawat inap dari awal masuk telepon : write back, read back,
sampai sebelum pulang. reconfirmation.
Jenis pesanan yang berdasarkan BB (pasien
anak)
4.2 Rumah sakit menentukan staf medis dengan
pengalaman cukup dan pengetahuan spesifik
5.1 Pengkajian resep
yang diberi izin membuat/menulis resep/
Ketepatan identitas pasien, obat, dosis,
membuat permintaan obat.
frekuensi, aturan minum obat, waktu
4.3 Obat yang diresepkan dan diberikan tercatat pemberian
dalam rekam medis berupa, identitas pasien, Duplikasi pengobatan
nama obat, dosis, rute pemberian, waktu Potensi alergi atau sensitivitas
pemberian, nama dan ttd dokter Interaksi anatara obat dan obat lain atau
5. Persiapan dan Penyerahan dengan makanan
Variasi kriteria penggunaan dari rumah
Obat disiapkan dan diserahkan di dalam lingkungan sakit
yang aman dan bersih Berat badan pasien atau informasi fisiologi
Pencampuran dan pengemasan kembali lainnya
Obat intravena, epidural dan nutrisi Kontra indikasi
parenteral di lakukan dalam ruang yang
Telaah obat
bersih, laminary airflow cabinet dan
petugas terlatih, menggunakan APD yang Identitas pasien
sesuai Ketepatan obat
Staf yang menyiapkan produk steril terlatih Dosis
dengan prinsip penyiapan obat dan teknik Rute pemberian
aseptic. Waktu pemberian

6. Pemberian Obat 7. Pemantauan (Monitoring)


Menetapkan staf klinis dengan pengetahuan dan Apabila timbul efek samping obat dapat dipalorkan
pengalaman yang diperlukan, memiliki izin dan oleh PPA kepada TFT lalu dilaporkan pada pusat
sertifikat berdasar atas perundang-undangan untuk MESO Nasional. Apoteker melakukan PTO
memberikan obat
7.1 Rumah Sakit menetapkan dan menerapkan
6.1 Melakukan verifikasi obat proses pelaporan serta tindakan terhadap
kesalahan penggunaan obat (medication error)
Identitas pasien
serta upaya menurunkan angka medication
Nama obat
error. Laporan ditujukan kepada Tim
Dosis
keselamatan pasien rumah sakit.
Rute pemberian
Waktu pemberian

6.2 Rumah sakit harus mengetahui sumber dan


penggunaan obat yang tidak diadakan dari
instalasi farmasi rumah sakit (obat dibawa oleh
pasien dan keluarganya sendiri)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai