Anda di halaman 1dari 17

FAUZIYAH 2021

Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1.1terdiri dari


1. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) 10. Program Nasional
2. Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS) ▪ Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
▪ Menurukan Angka Kesakitan HIV/AIDS.
3. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
▪ Menurukan Angka Kesakitan TB
4. Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO) ▪ Pelayanan Geriatri
5. Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS) ▪ Penyelanggaraan Pengendalian resistensi antimikroba
6. Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK) (PPRA)
11. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
7. Asesmen Pasien (AP)
12. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
8. Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP) 13. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
9. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB) 14. Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE)
15. Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
16. Integrasi pendidikan kesehatan dalam pelayanan di rumah sakit
(IPKP)
Fauziyah 2021
TUJUAN :Umum :
Agar rumah sakit dapat meningkatkan mutu
pelayanan, melalui implementasi standar nasional
akreditasi rumah sakit edisi 1.1 , yang berorientasi
kepada pasien

Khusus :
1. Agar rumah sakit dapat mengetahui dan menerapkan standar
nasional akreditasi rumah sakit edisi 1.1
2. Agar rumah sakit dapat menyiapkan dokumen akreditasi
3. Agar rumah sakitdapat mengetahui kegiatan yang harus
dilaksanakan.
4. Agar rumah sakit dapat memenuhi standar akreditasi.
5. Meningkatnya pemahaman para praktisi RS terhadap standar
akreditasi pelayanan berfokus pasien
6. Agar rumah sakit dapat mempersiapkan akreditasi dengan lebih baik

Fauziyah 2021
Pelayanan kefarmasian adalah pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan
sediaan farmasi dan alat kesehatan dengan maksud mencapai
hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Pelayanan kefarmasian di rumah sakit bertujuan untuk


▪ menjamin mutu, manfaat, keamanan, serta khasiat sediaan
farmasi dan alat kesehatan;
▪ menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian;
melindungi pasien, masyarakat, dan staf dari penggunaan obat
yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient
safety);
▪ menjamin sistem pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat
yang lebih aman (medication safety);
▪ menurunkan angka kesalahan penggunaan obat.

Fauziyah 2021
REGULASI dalam Akreditasi RS, SNARS 1.1

Kebijakan
Pedoman
Panduan
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Regulasi

Regulasi
Dokumen
Observasi
Kebijakan
Penilaian
Fauziyah 2021
Standar PKPO 1
Pengorganisasian pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat di rumah sakit harus ses-uai
dengan peraturan perundangan-undangan dan diorganisir untuk memenuhi kebutuhan
pasien

Maksud dan Tujuan PKPO 1

a. Pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat merupakan bagian


penting dalam pelayanan pasien sehingga organisasinya harus efektif
dan efisien, serta bukan hanya tanggung jawab apoteker, tetapi juga
profesional pemberi asuhan dan staf klinis pemberi asuhan lainnya.

b. Pengaturan pembagian tanggung jawab bergantung pada struktur


organisasi dan staffing.

c. Struktur organisasi dan operasional sistem pelayanan kefarmasian serta


penggunaan obat di rumah sakit mengacu pada peraturan
perundang-undangan.

d. Pelayanan kefarmasian dilakukan oleh apoteker yang melakukan


pengawasan dan supervisi semua aktivitas pelayanan kefarmasian
serta penggunaan obat di rumah sakit.
Fauziyah 2021
Kajian tahunan mengumpulkan semua data, informasi, dan
pengalaman yang berhubungan dengan pelayanan kefarmasian
serta penggunaan obat, termasuk antara lain
1) seberapa baik system telah bekerja terkait dengan
▪ seleksi dan pengadaan obat;
▪ penyimpanan;
▪ peresepan/permintaan obat dan instruksi pengobatan
▪ penyiapan dan penyerahan; dan
▪ pemberian obat
2) pendokumentasian dan pemantauan efek obat
3) seluruh angka kesalahan penggunaan obat {medication error)
meliputi kejadian ti-dak diharapkan, kejadian nyaris cedera,
kejadian tidak cedera, serta upaya mence-gah dan
menurunkannya
4) kebutuhan pendidikan dan pelatihan
5) pertimbangan melakukan kegiatan baru berbasis bukti
{evidence based)
Fauziyah 2021
Standar PKPO 2
Ada proses seleksi obat dengan benar yang menghasilkan formularium dan digunakan untuk
permintaan obat serta instruksi pengobatan. Obat dalam formularium senantiasa tersedia
dalam stok di rumah sakit atau sumber di dalam atau di luar rumah sakit.

Maksud dan Tujuan PKPO 2


1) Rumah sakit harus menetapkan formularium obat yang mengacu
pada peraturan perundang-undangan.
2) Formularium ini didasarkan atas misi rumah sakit, kebutuhan pasien,
dan jenis pelayanan yang diberikan.
3) Seleksi obat adalah suatu proses kerja sama yang
mempertimbangkan baik kebutuhan dan keselamatan pasien
maupun kondisi ekonominya.
4) Apabila terjadi kehabisan obat karena keterlambatan pengiriman,
stok nasional kurang, atau sebab lain yang tidak diantisipasi
sebelumnya maka tenaga kefarmasian harus menginformasikan
kepada profesional pemberi asuhan dan staf klinis pemberi asuhan
lainnya tentang kekosongan obat tersebut serta saran substitusinya
atau mengadakan perjanjian kerjasama dengan pihak luar.
Fauziyah 2021
Standar PKPO 3
Rumah sakit menetapkan tata laksana pengaturan penyimpanan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang baik, benar, serta aman.

Maksud dan Tujuan PKPO 3


Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai disimpan di tempat yang
sesuai, dapat di gudang logistik, di instalasi
farmasi, atau di satelit atau depo farmasi serta
diharuskan memiliki pengawasan di semua lokasi
penyimpanan.

Fauziyah 2021
Standar PKPO 4
Ada regulasi peresepan, permintaan obat dan instruksi pengobatan.

Maksud dan Tujuan PKPO 4


1) Rumah sakit menetapkan staf medis yang kompeten dan berwenang untuk melakukan
peresepan,permintaan obat serta instruksi pengobatan.
2) Staf medis dilatih untuk peresepan, permintaan obat dan instruksi pengobatan dengan
benar.
3) Peresepan/ permintaan obat dan instruksi pengobatan yang tidak benar, tidak terbaca,
dan tidak lengkap dapat membahayakan pasien serta menunda kegiatan asuhan
pasien.
4) Rumah sakit memiliki regulasi peresepan, permintaan obat serta instruksi pengobatan
dengan benar, lengkap, dan terbaca tulisannya. Rumah sakit menetapkan proses
rekonsiliasi obat, yaitu proses membandingkan daftar obat yang dipergunakan oleh
pasien sebelum dirawat inap dengan peresepan, permintaan obat dan instruksi
pengobatan yang dibuat pertama kali sejak pasien masuk, saat pemindahan pasien
antarunit pelayanan (transfer), dan sebelum pasien pulang.

Fauziyah 2021
Contoh: Rekonsiliasi pengobatan, daftar pengobatan baru yang
terbaik, dan tindakan setelah rekonsiliasi pengobatan
Resep baru Riwayat Penggunaan Tindakan Daftar obat baru Tindakan setelah rekonsiliasi
Obat terbaik pengobatan
Perindopril Perindopril generik Dosis baru lebih tepat, Perindopril generik Periksa ke dokter atau minta pasien
Actavis (perindopril) (perindopril) berikan merek generik 5 mg 1-0-1-0 untuk kunjungan berikutnya
5 mg 1-0-1-0 5 mg 1-0-0-0 yang sudah ada
Insulatard Penfill Insulatard Insulin HM Pertahankan model Insulin Insulatard HM -
(insulin isophane) (insulin isophane) aplikasi yang ada Pena Fleksibel
10 -0-16-0 skala Pena Fleksibel 10 -0-16-0 skala
10-0-16-0 skala
Simarc (warfarin) 5mg Simarc (warfarin) 5mg - Simarc (warfarin) 5mg Buat janji dengan dokter umum
1–0-0 1–0-0 1–0-0 untuk Cek INR
Nexium Pantozol Periksa indikasi, pantau Pantozol -
(esomeprazole) (pantoprazole) durasi penggunaan dan 20 mg 1-0-0-0
20 mg 1-0-0-0 20 mg 1-0-0-0 harga terkait merk
Cipralex (escitalopram) Cipralex (escitalopram) Dosis lama lebih Cipralex -
10 mg 0-0-0-1 10 mg 1-0-0-0 tepat/dapat diterima 10 mg 1-0-0-0
Zocor (simvastatin) Simvasin generik Pertahankan merek Simvasin generik Saran memeriksakan ke dokter
40 mg 0-0-0-1 (simvastatin) generik yang ada 40 mg 0-0-0-1 spesialis jika ada perubahan ke
40 mg 0-0-0-1 atorvastatin (1-0-0-0) untuk
penyederhanaan rejimen pengobatan
- Eltroxin (levothyroxine) Tidak tepat untuk Eltroxin Minta pasien untuk memeriksakan
0,1 mg 1-0-0-0 dihentikan, evaluasi 0,1 mg 1-0-0-0 diri ke dokter umum pada kunjungan
Fauziyah 2021 untuk dilanjutkan berikutnya
Standar PKPO 5
Obat disiapkan dan diserahkan di dalam lingkungan aman dan bersih.

Maksud dan Tujuan PKPO 5


Untuk menjamin keamanan, mutu, manfaat, dan khasiat obat yang disiapkan dan
diserahkan pada pasien maka rumah sakit diminta menyiapkan dan menyerahkan
obat dalam lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan lingkungan serta
untuk mencegah kontaminasi tempat penyiapan obat harus sesuai dengan
peraturan perundang-undangar\ dan praktik profesi seperti:
a) pencampuran obat kemoterapi harus dilakukan di dalam ruang yang bersih
(clean room) yang dilengkapi dengan cytotoxic drug safety cabinet dengan
petugas sudah terlatih dengan teknik aseptik serta menggunakan alat pelindung
diri yang sesuai;
b) pencampuran obat intravena, epidural, dan nutrisi parenteral serta pengemasan
kem-bali obat suntik harus dilakukan dalam ruang yang bersih [clean room)
yang dilengkapi dengan laminar air flow cabinet;
c) Staf yang menyiapkan produk steril terlatih prinsip penyiapan obat dengan
teknik aseptik serta menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai

Fauziyah 2021
Standar PKPO 6
Rumah sakit menetapkan staf klinis yang kompeten dan berwenang untuk
memberikan obat.

Maksud dan Tujuan PKPO 6


1) Pemberian obat untuk pengobatan pasien memerlukan pengetahuan
spesifik dan pengalaman.
2) Rumah sakit bertanggung jawab menetapkan staf klinis dengan
pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan, memiliki izin, dan sertifikat
berdasar atas peraturan perundang-undangan untuk memberikan obat.
3) Rumah sakit dapat membatasi kewenangan individu dalam melakukan
pemberian obat, seperti pemberian obat narkotika dan psikotropika,
radioaktif, atau obat penelitian.
4) Dalam keadaan darurat maka rumah sakit dapat menetapkan tambahan
staf klinis yang diberi izin memberikan obat (lihat juga PKPO 1, KKS 3, dan
KKS 10)

Fauziyah 2021
Standar PKPO 7
Efek obat dan efek samping obat terhadap pasien dipantau

Maksud dan Tujuan PKPO 7


▪ Standar ini bertujuan agar apabila timbul efek samping obat
dapat dilaporkan oleh profesional pemberi asuhan (PPA) kepada
tim farmasi dan terapi yang selanjutnya dilaporkan kepada Pusat
MESO Nasional/Farmakovigilans di Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM).
▪ Apoteker mengevaluasi efek obat untuk memantau secara ketat
respons pasien dengan melakukan pemantauan terapi obat (PTO).
▪ Apoteker bekerjasama dengan pasien, dokter. perawat, dan
tenaga kesehatan lainnya untuk memantau pasien yang diberi
obat.
▪ Rumah sakit menetapkan regulasi untuk efek samping obat yang
harus dicatat dan dilaporkan.

Fauziyah 2021
Bagaimana membuat
Regulasi???

1 Sesuaikan dengan elemen-elemen penilaian dalam SNARS dari KARS yang berlaku

Lakukan studi Pustaka dari Peraturan Perundangan yang berlaku


2 Lihat dari Hukum Online/Produk Hukor Depkes

Sesuaikan dengan situasi, kondisi, organaisasi dan jenjang prosedur


3 pertanggungjawaban

4 Susun Kebijakan, panduan, pedoman, SPO


(sesuai tata naskah masing-masing RS)

Fauziyah 2021
Buat contoh SPO: Masing-masing mahasiswa silahkan pilih 1 materi sasaran-
sasaran berikut: (Tugas dikumpulkan akhir Mei 2021)

Anda mungkin juga menyukai