Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

BAB II LATAR BELAKANG.............................................................................................

BAB III TUJUAN UMUM DAN KHUSUS..........................................................................

BAB IV KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN.................................................

BAB V CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN..................................................................

BAB VI PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN..............................

BAB VII PENUTUP .........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

1
BAB I
PENDAHULUAN

Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat dipenuhinya standar profesi atau


standar operasional prosedur (SOP) dalam pelayanan pasien dan terwujudnya hasil-
hasil outcome seperti yang diharapkan oleh profesi maupun pasien yang meliputi
pelayanan, diagnosa terapi, prosedur atau tindakan penyelesaian masalah klinis.
Menurut giebing (1994), kualitas pelayanan kesehatan adalah tercapainya kriteria
keberhasilan pelayanan yang telah ditentukan.
Peningkatan mutu adalah upaya untuk meningkatkan mutu secara
keseluruhan dengan terus menerus mengurangi resiko terhadap pasien dan staf
baik dalam proses klinis maupun lingkungan fisik, demi tercapai keinginan
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas. Selain pelayanan
kesehatan yang berkualitas juga dituntut pelayanan yang berorientasi pada
keselamatan pasien. Cross dan Blue dalam Clebing 1994 mengemukakan bahwa
kualitas pelayanan kesehatan berhubungan dengan lima karakteristik proses
pelayanan kesehatan yaitu dapat dicapai, diterima masyarakat, kompehensif,
berkesinambungan, dan terdokumentasi.

2
BAB II
LATAR BELAKANG

Dalam meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit perlu diterapkan suatu


standar pelayanan. Mutu pelayanan di rumah sakit dapat dinilai dengan cara melihat
kegiatan pelayanan yang diberikan dan dicatat dalam dokumen rekam medis
sebagai bukti proses pelayanan yang dilakukan oleh tenaga medis, paramedis, dan
tenaga non medis sejak pendaftaran sampai dengan pasien keluar rumah sakit.
Untuk mewujudkan sebagai bukti proses pelayanan, maka penyelenggaraan
Instalasi Farmasi pun harus dilaksanakan sesuai prosedur.
Instalsi Farmasi RSUD Lamaddukkelleng, mempunyai tanggung jawab yang
besar terutama yang berhubungan dengan pelayanan kefarmasian yaitu
pengelolaan perbekalan farmasi mulai dari seleksi sampai dengan pemberian obat
ke pasien dan pelayanan farmasi klinis.
Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah terkait obat. Tuntutan
pasien dan masyarakat akan peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian,
mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama yang beriorientasi kepada
produk (drug oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien
(patient oriented) dengan filososfi Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical care).
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit yang
beriorientasi kepada keselamatan pasien, diperlukan suatu standar yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam pelayanan kefarmasian. Standar Pelayanan
Kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga
kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.
Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit bertujuan untuk :
a. Meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian
b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dan
c. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional
dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar.
a. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai.
b. Pelayanan farmasi klinik.

Pengeloaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
meliputi, pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan,

3
penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian dan
administrasi.
Pelayanan farmasi klinik meliputi pengkajian dan pelayanan resep,
penelusuran riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat, Pelayanan Informasi Obat
(PIO), konseling, visite, Pemantauan Terapi Obat (PTO), Monitoring Efek Samping
Obat (MESO), Evaluasi Penggunaan Obat (EPO), dispensing, sediaan steril, dan
Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD). Pelayanan farmasi klinik berupa
dispensing sediaan steril hanya dapat dilakukan oleh Rumah sakit yang mempunyai
sarana untuk melakukan produksi sediaan steril. Untuk menjamin mutu pelayanan
kefarmasian di Rumah Sakit, harus dilakukan Pengendalian Mutu Pelayanan
Kefarmasian yang meliputi monitoring, dan evaluasi.

4
BAB III
TUJUAN UMUM DAN KHUSUS

a. Tujuan Umum
Terciptanya sistem dan prosedur pelayanan Instalasi Farmasi yang dapat
dijalankan dan dapat digunakan sebagai alat evaluasi dalam meningkatkan mutu
pelayanan Instalasi Farmasi.
b. Tujuan Khusus
1. Menyelenggarakan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan
Bahan Medis Pakai yang aman dan bermutu.
2. Menyelenggarakan pelayanan farmasi klinik sesuai dengan sarana dan SDM
yang tersedia
3. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
4. Tersusunnya pencatatan dan pelaporan dan sistem monitoring program kerja
instalasi farmasi
5. Menyelenggarakan program pengembangan staf dan program pendidikan
6. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Direktur Rumah Sakit
dalam rangka pengambilan kebijakan terkait IFRS.

5
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No. KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN


1. Menyusun program kerja 1. Rapat kerja IFRS dalam menyusun program
IFRS 2016 - 2017 kerja
2. Kepada IFRS menyampaikan laporan
3. Sosialisasi program IFRS ke semua staf
2. Menetapkan prioritas 1. Evaluasi pengelolaan sediaan farmasi, alat
dalam kegiatan dan kesehatan dan BMHP yang aman dan
evaluasi IFRS bermutu
2. Evaluasi pelayanan farmasi klinik sesuai
dengan sarana dan SDM yang tersedia
3. Program pengembangan staf dan program
pendidikan
3. Menyusun panduan dan 1. Bersama unit pelayanan menyusun SPO
standar prosedur dan panduan
operasional 2. Sosialisasi dan monitoring penerapan
panduan dan SPO yang telah disusun
4 Menetapkan standar dan A. Pengelolaan sediaan farmasi, alat
menyusun sistem kesehatan dan BMHP
pencatatan dan pelaporan 1. Persentase dana yang tersedia
dibandingkan dengan keseluruhan dana
yang sesungguhnya dibutuhkan (100%)
2. Persentase obat yang tidak dapat
dilayani sesuai surat pesanan (90%)
3. Kesesuaian kartu stok dengan barang
(100%)
4. Persentase obat rusak dan kadaluarsa
(80 %)
5. Persentase kesesuian penyimpanan
barang dengan metode FIFO dan FEFO
(100%)
6. Laporan penggunaan obat narkotika dan
spikotropika (100%)

6
B. Pelayanan farmasi klinik
1. Pemberian informasi obat kepada
pasien, tenaga kesehatan, masyarakat,
manajemen rumah sakit
2. Konseling pasien pulang
3. Visite sederhana
4. Stabilitas penyimpanan obat
C. Standar pelayanan minimal instalasi farmasi
1. Waktu tunggu pasien untuk obat jadi
2. Waktu tunggu pasien untuk obat racikan
3. Kepuasan pelanggan
4. Kepatuhan penulisan resep sesuai
formularium
5. Tidak adanya kesalahan pemberian obat
(100%) meliputi :
a. Salah dalam memberikan jenis obat
b. Salah dalam memberikan dosis
c. Salah pasien
d. Salah dalam memberikan jumlah
obat
D. Program pengembangan staf dan program
pendidikan serta pelatihan staf (apoteker
dan tenaga kefarmasian)
6. Program IFRS unit 1. Memonitor pelaksanaan program di tiap unit
pelayanan pelayanan
2. Melakukan evaluasi

7
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Langkah - Langkah

ACT PLAN

CHECK
DO

Keterangan
PLAN : Membuat rencana program dan rencana kerja serta form
pengumpulan data/sensus harian.
DO : Melaksanakan pengumpulan data dan pelaksanaan program
evaluasi kerja.
CHECK : Melakukan analisa data dan validasi data atas data yang
dikumpulkan.
ACT : Melakukan tindak lanjut atas hasil yang didapatkan.
Pelaksanaan kegiatan melalui pertemuan rutin tiap bulan, audit kepatuhan
pelaksanaan dan evaluasi dari penanggung jawab unit pelayanan.
2. Pembiayaan
Kegiatan Instalasi farmasi seluruhnya dibiayai oleh rumah sakit

3. Pelaksana
Seluruh Staf Instalasi Farmasi

4. Sasaran
a. Standar pelayanan minimal farmasi
b. Indikator mutu pengelolaan perbekalan farmasi
c. Indikator mutu pelayanan farmasi klinik.
d. Indikator Sasaran keselamatan pasien

8
5. SKEDUL/JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM UNIT KERJA

BULAN
NO JENIS KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Rapat Koordinasi X X X X X X X X X X X X
2 Penyusunan Program X
3 Pelaksanaan Program X X X X X X X X X X X X
4 Hasil Program X X X X
5 Monitoring dan Evaluasi X X X
6 Penyusunan laporan X X X X

9
BAB VI
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatata dan pelaporan dilakukan :


a. Setiap bulan, triwulan dan akhir tahun berupa laporan kegiatan pelaksaan
program instalasi farmasi dari koordinator pelayanan farmasi kepada kepala
Instalasi farmasii untuk dianalisa dan dievaluasi.
b. Evaluasi kegiatan dilakukan oleh kepala instalasi farmasi untuk selanjutnya
dilakukan pembuatan rencana tindak lanjut dan dilaporkan kepada direktur
Rumah sakit .
c. Apabila ditemukan insiden keselamatan pasien dari unit pelayanan, dilakukan

pelaporan dan pembuatan kronologis untuk dilaporkan ke kepala Instalasi


Farmasi dan selanjutnya dilakukan pembuatan Rencana Tindak Lanjut.
d. Kegiatan survey dan observasi dilakukan secara berkala melibatkan pasien dan
petugas terkait secara berkala.

10
BAB VI
PENUTUP

Program kerja Instalasi Farmasi dibuat dalam periode 2 (dua) tahun dan dilakukan
evaluasi. Hasil evaluasi merupakan dasar untuk membuat program kerja periode
berikutnya

Sengkang, 22 Januari 2017


Mengetahui
Direktur RSUD Lamadukelleng Ka. Instalasi Farmasi
RSUD Lamadukelleng

dr. H. Muhammad Nur Tangsi, S.Ked


NIP.

11

Anda mungkin juga menyukai