Fasilitator:
✔
Memberikan pembekalan melatih
pengetahuan dan keterampilan sekaligus
edukasi pentingnya komunikasi yang efektif
guna mencapai misi visi RS secara efektif &
efisien.
Filosofi Pembelajaran
RICH action
Kondisi Pelayanan Kita …
• ………..
• ………..
• ………..
• ………..
• ………..
Sebutkan Kondisi Komunikasi yang Terjadi di
RS?
1. …….
2. …….
3. …….
4. …….
5. …….
Metodologi
PROCESS
Training OUTPUT
INPUT Coaching
Workshop
Discussion
OUTCOME
TO ERR IS HUMAN
• Institute of Medicine - November 1999
Sumber:
• The Joint Commission,”HEALTH CARE AT THE CROSSROADS: Guiding Principles for the Development of the Hospital of the Future’, 2008
• WHO,” Measuring Hospital Performance To Improve The Quality Of Care In Europe: A Need For Clarifying The Concepts And Defining The
Main Dimensions”, Report On A Who Workshop Barcelona, Spain, 10-11 January 2003
• Kaplan, R.S. and Norton, D.P,” Transforming the Balanced Scorecard from Performance Measurement to Strategic Management: Part I”,
Accounting Horizons, Vol. 15 No. 1, March 2001, pp 87 – 104
• Hartono, Budi, “Pengembangan Model Pengukuran Kinerja RS Untuk Mencapai Misi RS Di Indonesia”, Disertasi, FKM UI Depok, 2011
TRAINING SCENARIO
(Outline)
1 2
Prinsip & Hambatan Kompetensi & Hukum
Komunikasi Efektif Komunikasi Efektif
5 3
RTLA Komunikasi Model SBA
4
Praktek/Simulasi/Role Play
Komunikasi Model SBAR
Kegagalan Komunikasi
• Pasien merasa tidak dipahami dan diperlakukan
semata sebagai objek, dan bukan sebagai
subjek yang memiliki tubuh yang sedang sakit
• Pasien ragu apakah ia harus mematuhi anjuran
dokter atau tidak
• Pasien memutuskan untuk pergi ke dokter lain
• Pasien memutuskan untuk pergi ke pengobatan
alternatif atau self therapy
17 Fenomena Ketidakefektifan & Kegagalan Komunikasi
di Fasilitas Kesehatan
(sumber: www.buton.harianbernas.com)
• Pelayanan di RS
melibatkan
banyak orang /
profesi
• Dapat terjadi
kegagalan
komunikasi jika
tidak memiliki
dasar komunikasi
efektif dalam
pelayanan
Survey Jawaban skala: 1(STS),2(TS),3(S), 4(SS)
(n= SDM di RS tempat anda bekerja)
TUJUAN
noise TINDAKAN
Saluran
MEDIA
INDERA
umpan
balik
Skill
Komunikasi
Hambatan dalam Komunikasi
Distorsi Dalam Komunikasi
Feedback
Massage (2)
Sender (1) Receiver (3)
Distortion
5 3
RTLA Komunikasi Model SBA
4
Praktek/Simulasi/Role Play
Komunikasi Model SBAR
Kompetensi
Untuk Keterampilan Komunikasi (1)
1. Mengidentifikasi 7 mitos tentang komunikasi
2. Alur proses komunikasi yang efektif Contoh: SBAR
3. Memahami & meningkatkan terhadap 3 tipe komunikasi:
Upward (ke atasan), Downward (ke bawahan), and Lateral
(sesama).
4. Memberikan feedback
5. Mengidentifikasi hambatan komunikasi
57
Kompetensi
Untuk Keterampilan Komunikasi (1)
6. Menguasai komunikasi non verbal (bahasa tubuh)
7. Menguasai keterampilan mendengar serta hal-hal yang
menghambat aktivitas mendengar
8. Menguatkan keterampilan berbicara dan presentasi
9. Memiliki kemampuan menulis (komunikasi tidak
langsung)
58
7 Mitos Tentang Komunikasi
1. Kita hanya berkomunikasi ketika kita ingin berkomunikasi
2. Kata-kata memiliki arti yang sama bagi speaker dan
listener
3. Kita berkomunikasi
secara kuat dengan kata-kata
4. Komunikasi non-verbal merupakan komunikasi yang diam
(tidak aktif)
5. Komunikasi merupakan jalan satu arah
6. Pesan yang kita komunikasikan merupakan pesan yang
diterima oleh pendengar
7. Lebih baik banyak informasi
Effective Feed Back
• Paraphrase the message to the speaker in order
to confirm your understanding.
• Repeat the message to help you remember what
was said.
• Probe for missing information.
• Clarify any points that you might not completely
understand.
• Remember the important points of the message
for future application.
Hukum Komunikasi “REACH”
• Respect (sikap menghargai)
• Empathy (kemampuan mendengar)
• Audible (dapat didengarkan atau
dimengerti dengan baik)
• Clarity (jelas)
• Humble (rendah hati)
Latihan Ketrampilan Persepsi
dalam Komunikasi
Listening – Physical as
well
as mental process,
active,
learned process, a skill
Listening is hard.
You must choose to participate in the process of listening.
VALUE OF LISTENING
• Listening to others is an elegant art.
• Good listening reflects courtesy and good manners.
• Listening carefully to the instructions of superiors improve
competence & performance.
• The result of poor listening skill could be disastrous in business,
employment and social relations.
• Good listening can eliminate a number of imaginary grievances of
employees.
• Good listening skill can improve social relations and conversation.
• Listening is a positive activity rather than a passive or negative
activity.
Dilema Mendengar
• We speak at a rate of about 150 words per
minute (wpm).
• But we can hear at a rate of about 1,000 wpm.
• This gives us a lot of extra time!
• What do we do with this time?
Mendengarkan yang buruk
• I interrupt often or try to finish the other person’s sentences.
• I jump to conclusions.
• I am often overly parental and answer with advice, even when not
requested.
• I make up my mind before I have all the information.
• I don’t give any response afterward, even if I say I will.
• I am impatient.
• I lose my temper when hearing things I don’t agree with.
• I try to change the subject to something that relates to my own
experiences.
How a good listener you are?
Listening Skill Score
Pondasi Membangun Komunikasi
Efektif
• Berusaha benar-benar mengerti orang lain
(emphatetic communication)
• Memenuhi komitmen atau janji
• Menjelaskan harapan
• Meminta maaf secara tulus ketika Anda
membuat kesalahan
• Memperlihatkan integritas pribadi.
Improving Existing Level of COMMUNICATION (1)
1. Improve language.
2. Improve pronunciatioon.
3. Work on voice modulation.
4. Work on body language.
5. Read more
6. Listen more
7. Avoid reading or watching or listening unwanted literature, gossip,
media presentation etc.
Improving Existing Level of COMMUNICATION (2)
8. Interact with qualitative people.
9. Improve on you topic of discussion,
10. Practice meditation & good thoughts.
11. Think and speak.
12. Do not speak too fast.
13. Use simple vocabulary.
14. Do not speak only to impress someone.
15. Look presentable and confident.
Manajemen Komunikasi Dan Edukasi (MKE)
- Dalam SNARS -
• Memberikan asuhan pasien merupakan upaya yang kompleks
dan sangat bergantung pada komunikasi dari informasi
• Komunikasi adalah
– kepada dan dengan komunitas,
– pasien dan keluarganya,
– antarstaf klinis, terutama Profesional Pemberi Asuhan (PPA)
• Kegagalan dalam berkomunikasi merupakan salah satu akar
masalah yang paling sering menyebabkan insiden keselamatan
pasien.
• Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti
sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan/komunikator, pesan
ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima
pesan/komunikan, dan tidak ada hambatan untuk hal itu
Manajemen Komunikasi Dan Edukasi (MKE)
- Dalam SNARS -
• Komunikasi efektif sebagai dasar untuk memberikan edukasi
kepada pasien dan keluarga agar mereka memahami kondisi
kesehatannya sehingga pasien berpartisipasi lebih baik
dalam asuhan yang diberikan dan mendapat informasi
dalam mengambil keputusan tentang asuhannya
• Edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan oleh staf klinis
terutama PPA yang sudah terlatih (dokter, perawat,
nutrisionis, apoteker, dll.). Mengingat banyak profesi yang
terlibat dalam edukasi pasien dan keluarganya maka perlu
koordinasi kegiatan dan fokus pada kebutuhan edukasi
pasien.
Standar MKE
• Komunikasi Dengan Komunitas Masyarakat (MKE 1)
– Rumah sakit berkomunikasi dengan masyarakat untuk
memfasilitasi akses masyarakat ke pelayanan di rumah sakit dan
informasi tentang pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit.
– Ada regulasi, bukti pelaksanaan KE
• Komunikasi Dengan Pasien Dan Keluarga (MKE 2)
– Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
tentang jenis asuhan dan pelayanan, serta akses untuk
mendapatkan pelayanan.
– Ketersediaan informasi layanan (brosur, website), akses,
alternatif asuhan/layanan di tempat lain
Standar MKE
• Komunikasi dan edukasi kepada pasien dan
keluarga diberikan dalam format serta bahasa
yang mudah dimengerti (MKE 3)
• Terdapat komunikasi efektif untuk menyampaikan
informasi yang akurat dan tepat waktu di seluruh
rumah sakit termasuk yang “urgent” (MKE 4)
• Informasi asuhan pasien dan hasil asuhan
dikomunikasikan antarstaf klinis selama bekerja
dalam sif atau antarsif (MKE 5)
Standar MKE
• Rumah sakit menyediakan edukasi untuk menunjang
partisipasi pasien dan keluarga dalam proses asuhan
(MKE 6)
• Profesional pemberi asuhan (PPA) yang memberikan
edukasi harus mampu memberikan edukasi secara
efektif (MKE 7)
• Agar edukasi pasien dan keluarga dapat efektif maka
staf harus melakukan asesmen kemampuan,
kemauan belajar, dan kebutuhan edukasi yang
dicatat di dalam rekam medis (MKE 8)
Standar MKE
• Pemberian edukasi merupakan bagian penting
dalam proses asuhan kepada pasien (MKE 9)
• Edukasi pasien dan keluarga termasuk topik
berikut ini, terkait dengan pelayanan pasien:
penggunaan obat yang aman, penggunaan
peralatan medis yang aman, potensi interaksi
antara obat dan makanan, pedoman nutrisi,
manajemen nyeri, dan teknik rehabilitasi (MKE
10)
Standar MKE
• Metode edukasi mempertimbangkan nilai-nilai
dan pilihan pasien dan keluarga, serta
memperkenankan interaksi yang memadai
antara pasien-keluarga dan staf klinis agar
edukasi efektif dilaksanakan (MKE 11)
• Dalam menunjang keberhasilan asuhan yang
berkesinambungan, upaya promosi kesehatan
harus dilakukan berkelanjutan (MKE 12)
TRAINING SCENARIO
(Outline)
1 2
Prinsip & Hambatan Kompetensi & Hukum
Komunikasi Efektif Komunikasi Efektif
5 3
RTLA Komunikasi Model SBA
4
Praktek/Simulasi/Role Play
Komunikasi Model SBAR
Faktor Komunikasi
Antara Dokter VS Nurse (1)
Differences in:
• Training and practice
• Style of communication
• Past experience
• Level of empowerment
• Tone of voice and level of respect
Faktor Komunikasi
Antara Dokter VS Nurse (2)
• Nurses are narrative and descriptive
• Physicians are guided to be problem solvers- “just
the facts please”
• Other complicating factors
– Gender, cultural differences
– Prior relationships, hierarchy
– Perceptions of teamwork depends on point
of view
Komunikasi Model SBAR
• SBAR adalah format komunikasi, yang awalnya
dikembangkan oleh militer dan
disempurnakan oleh industri penerbangan
untuk mengurangi risiko yang terkait dengan
transmisi informasi yang tidak akurat dan tidak
lengkap (Rodgers, 2007).
Apa itu SBAR
• SBAR adalah alat komunikasi yang menyediakan
metode jelas mengkomunikasikan informasi
terkait dengan temuan klinis.
• Melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk
memberikan masukan ke dalam situasi pasien
termasuk memberikan rekomendasi.
• SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi
antara anggota tim kesehatan atau tim
kesehatan lainnya.
Mengapa Kita Butuh SBAR
• Dokter lebih memperhatikan karena informasi
yang ringkas
• Bekerja lebih cepat
• Mengkomunikasikan masalah dengan jelas
• Memberi kesempatan
• Menyampaikan saran kolaborasi
Jenis Komunikasi SBAR
Klinis :
• Perawat ke Dokter, Petugas lab/Ro ke Dokter
• Dokter ke Spesialis
• Perawat – Perawat atau Dokter ke Dokter, dll
Non Klinis :
• Komunikasi dengan bagian maintanance, IT, dll
Keuntungan SBAR
• Kekuatan perawat berkomunikasi secara
efektif
• Dokter percaya pada analisa perawat karena
menunjukkan perawat paham akan kondisi
pasien
• Memperbaiki komunikasi = memperbaiki
keamanan pasien
Bagaimana SBAR Membantu Kita
5 3
RTLA Komunikasi Model SBA
4
Praktek/Simulasi/Role Play
Komunikasi Model SBAR
Contoh
Situation
• Selamat pagi Dokter, saya Sr. Ana perawat lantai 6 ward
MHJS
• Melaporkan pasien nama Ny. As
• Sebutkan kondisi pasien yang paling spesifik :
– Drainage dari tempat incisi………. atau
– Selang dada …………….. atau
– Penurunan pengeluaran urine…….. atau
– Pasien gelisah , ..……., ….…….
– Tanda-tanda vital : ……. (mengalami penurunan/peningkatan)
Contoh
Background
• Diagnosa masuk…….. Tgl. Masuk……
• tindakan yang dilakukan……..
• Obat-obatan yang baru diberikan…………..…. Allergies ……..
• O2 ____l/min _____% dalam berapa jam pemberian
• Hasil Lab. – masukkan tgl. dan waktu pemeriksaan, bandingkan
dengan hasil sebelumnya
• Cantumkan informasi klinis yang lain :
– Tingkat kesadaran ________
– Bunyi napas ____________
– Warna kulit _____________
– Urine output ____________
– Extremities ____________
Contoh
Asessment
• Apa penilaian anda pada situasi itu ?
• Saya pikir masalahnya adalah :……………………..
(tuliskan masalah yang anda pikirkan) atau
• Pasien kelihatannya tidak stabil.
Contoh
Recommendation
• Apa yang anda inginkan dari dokter ?
• Recommendations/Interventions:
– haruskah saya mulai dengan pemberian O2,I.V.dll.?
– apakah pasien perlu diperiksakan X-RAY, BGA, ECG dan
test yag lain?
– jam berapa dokter akan datang?
– apakah dokter akan consul Dr. bedah/Dr. jantung
– apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU?
– dll
Contoh SBAR Non Klinis
Contoh Aplikasi Komunikasi Efektif
Menerima telepon Pelayanan langsung
• Ucapkan: “salam”. • Tataplah pandangan pelanggan
dengan raut muka tersenyum.
• Sebutkan nama ruangan dan
• Ucapkan salam serta katakan: “ada
identitas penerima telepon. yang dapat kamibantu?”.
• Ucapkan: “ada yang bisa • Layani kebutuhan pelanggan
dibantu?”. dengan sebaik-baiknya.
• Berikan informasi yang benar • Sampaikan informasi dengan
ucapan yang baik.
dengan ucapan yang baik.
• Akhiri pelayanan dengan
• Akhiri pembicaraan dengan mengatakan: “semoga lekas
mengucapkan terima kasih sembuh” dan ucapkan
dan salam. • “salam”.
Contoh Aplikasi Komunikasi Efektif
Ketika melihat pengunjung dalam
kebingungan Mendampingi jadwal kunjungan dokter
• Sapalah pelanggan dengan ucapan: • Salam
“salam” • P: Bapak/Ibu/Sdr/i, dokter (sebutkan
• Sampaikan: “apa yang dapat kami nama dokternya) akan melakukan
bantu?”. pemeriksaan kepada Bapak/Ibu/Sdr/i.
• Dengarkan pertanyaan pelanggan • Kemudian dokter melakukan
dengan baik.
pemeriksaan, dan setelah selesai...
• Berikan informasi (jawaban) sesuai
• P : Alhamdulillah, pemeriksaannya
kebutuhan pelanggan dengan ucapan
yang baik.
sudah selesai. Mudah-mudahan
kondisi Bapak/Ibu/Sdr/i semakin
• Apabila perlu, hantarkan pelanggan ke
membaik.
tempat yang akan dituju.
• Akhiri pelayanan dengan mengatakan: • O : Respon pasien.
“semoga bapak/ibu/saudara anda lekas • P : Salam
sembuh”, dan mengucapkan “salam”.
KOMUNlKASI EFEKTIF ANTARA DOKTER DENGAN PASIEN
DAN KELUARGA
Pendaftaran Pasien
1. Petugas pendaftaran memberikan salam hangat kepada pasien/keluarga pasien
yang datang ke bagian pendaftaran.
2. Petugas pendaftaran mewawancari pasien atau keluarga pasien terhadap identitas
pasien.
3. Untuk data nama pasien dilakukan eja huruf oleh pasienlkeluarga pasien atau
diulang oleh petugas pendaftaran dengan mengeja huruf sehingga tidak terjadi
kesalahan nama pasien.
4. Petugas pendafataran memberikan informasi tentang:
1. Hak Dan Kewajiban Pasien
2. Identifikasi Pasien
3. Jenis Pelayanan
4. Fasilitas Ruangan/Pelayanan
5. Tarif Ruangan
6. Tarif Tindakan
KOMUNlKASI EFEKTIF ANTARA FRONT OFFICE DENGAN
PASIEN DAN KELUARGA (2)
3
6 Komunikasi Model SBAR
RTLA
4
5
Praktek/Simulasi/Role Play
Skill TOT
Komunikasi Model SBAR
Tujuan TOT
• Meningkatkan kemampuan peserta u/ menjadi
trainer/fasilitator yang handal sehingga mampu
mengkontribusikan dalam bentuk sikap dan prilaku
sebagai trainer/fasilitator yang profesional yaitu
mampu
– menganalisis kebutuhan pelatihan,
– memahami prinsip dasar, model dan metode pelatihan
– memiliki gaya mengajar serta
– memahami dimensi-dimensi efektifitas sebagai sebagai
trainer yang disesuaikan dengan tuntutan situasi.
Sasaran Dilakukannya Pelatihan
Mekanime Pengalaman
Media
Metode Personil
Sarana Tingkah
Guru
Laku
Produktivitas
• Peserta
• Instruktur / Fasilitator
• Proses Pelatihan (metode, media, waktu)
• Materi Pelatihan
• Penyelenggaraan / Kepanitiaan
Konsep TOT
Kita dengar, kita lupa | Kita lihat, kita ingat | Kita melakukan, kita paham
Proses pembelajaran Lima dalam satu
• Memahami
• Mengerjakan
• Mengulang-ulang
• Membiasakan
• Menuai Hasil
Ada Tiga Type Komunikasi
• Tipe Visual ; Lebih peduli pada apa yang
mereka lihat.
• Tipe Auditori ; Lebih peduli pada apa yang
mereka dengar
• Tipe Kinestetik ; Lebih peduli pada apa yang
mereka rasakan.
Type Visual
• Cenderung bernapas pendek-pendek lewat dada,
berbicara cepat.
• Mereka suka menyela pembicaraan org lain, bergerak
cepat, makan cepat,penuh energi, dan berbicara dgn
nada tinggi.
• Penampilan rapi dan enak dipandang mata.
• Mengambil keputusan berdasarkan apa yang mereka
lihat. Berkomunikasi dgn type visual, anda harus
memvisualisasikan keadaan, buat mereka melihat
apa yang anda katakan,
Pilihan kata Orang-orang Visual
• Daftar kata Simbol Visual:
• Lihatlah dari sudut
• Melihat
pandang saya.
• Memperhatikan
• Ide anda kabur
• Menonton
• Bisa anda bayangkan ?
• Menunjukkan
• Izinkan saya tunjukkan
• Memandang pada anda.
• Membayangkan • Perhatikan benar-benar
• Mewarnai maka anda akan paham
• Memvisualisasikan maksud saya.
• Penglihatan
• Sudut pandang
Tipe Auditori
• Cenderung bernapas lewat diafragma.
• Lebih suka mendengarkan daripada berbicara,
ketika berbicara menggunakan variasi warna
suara.
• Berkomunikasi dgn type auditori, anda harus
berbicara pelan dan teratur, ubah-ubah warna
suara anda. Jelaskan situasinya dgn detil dan
picu diskusi lebih lanjut dgn pertanyaan.
Pilhan kata orang-orang auditori
• Kedengarannya akrab.
Dengar
• Mendengarkan itu ide yang bagus
Kedengarannya
• Mengatakansaya punya ide bagus
Dengarkan,
• Kegaduhan
Ada yang ingin saya katakan.
• Bunyikita bicarakan tentang pekerjaan baru anda.
Mari
• Bicara
• Kesunyian
• Nada
• Ritme
Tipe Kinestetik
• Cenderung bernapas dalam dan tenang.
• Lebih mengutamakan perasaan
• Keputusan yang diambil banyak didasari oleh
perasaan dan emosi.
• Berkomunikasi dengan tipe ini anda harus bisa
membuat mereka “merasakan” apa yang anda
katakan
Pilihan kata orang-orang kinestetik
• Ide anda benar-benar menyentuh perasaan.
Merasa
• Emosi anda merasakan yang saya rasakan?
Bisakah
• Tenang
Saya setuju. Anda sangat emosional.
• Frustasi
Saya tidak suka berada di bawah tekanan. Saya lebih suka
• ketenangan.
Tertekan
• Di sini dingin. Apa anda merasakannya?
Malu
• Gugup
• Kesepian
• Santai
• Stress
Konsep dasar Pembelajaran Orang dewasa :