ASPEK Regulasi
KMK No 154 tahun 2015: Permenkes 41/2015:
Termasuk dalam Tingkat Kemampu Dalam praktiknya, refraksionis optisien/
an 4A: yaitu Lulusan dokter mampu optometris dapat menerima klien secara lang
sung (tidak diwajibkan dari rujukan dokter
membuat diagnosis klinik dan
SpM)
melakukan penatalaksanaan penyakit
tersebut secara mandiri dan tuntas
Permenkes 19/2013 Pasal 11-15 :
antara lain:
- Refraksionis berhak melakukan pelayanan
• Pemeriksaan Media Refraksi refraksi dan optisi, termasuk penetapan
• Astigmatisme ukuran lensa
• Hypermetropia - Refraksionis dapat bertugas di Puskesmas
• Miopia dan klinik
3
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
PENJAMINAN KACAMATA EKSISTING
Luaran: Luaran:
1. No kunjungan P-Care 1. Print out refraktometer
2. Resep kacamata 2. kacamata
3. Inputan LUPIS 3. SPK/Data klaim
BPJS KESEHATAN
Peserta
FKTP OPTIK
1. FKTP input kunjungan ke P-Care 1. Memastikan keabsahan Verifikasi dan
2. Dokter melakukan pemeriksaan* peserta pembayaran klaim
3. Dokter mengeluarkan resep 2. Melakukan pemeriksaan
kacamata* ulang dengan refraktometer
4. FKTP melakukan legalisasi di 3. Membuat dan memberikan
aplikasi LUPIS (user FKTP) yaitu: kacamata kepada peserta
1. memastikan eligibilitas, 4. Mengajukan klaim melalui
2. Memastikan peserta aplikasi LUPIS (luaran
berhak mendapatkan refractometer menjadi
kacamata (>2 thn) syarat klaim)
3. entri nomor kunjungan
luaran P-Care dan
4. input besaran Dioptri
5
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
Kesiapan FKTP
Alternatif pelayanan
Profiling:
4 sarpras atau
refraktometer bila
diceklist terotomasi bisa
pelayanan kacamata
namun belum tentu dapat
menjadi tujuan rujukan
horizontal (tergantung
mapping FKTP
berdasarkan
kesepakatan/MoU)
Mapping
Mapping:
1. FKTP tidak mampu - Optik --> yang akan berjalan awal nov --> mapping berdasarkan kebutuhan
2. FKTP tidak mampu – FKTP mampu – optik (tergantung kesepakatan bila ada) --> next step
Legalisasi
1. Kode diagnosis yang akan dipilih:
a. H52.0 Hypermetropia
b. H52.1 Myopia
c. H52.2 Astigmatism
(saat peresepan kacamata, diagnosis harus sudah jelas/detail, tidak menggunakan kode
diagnosa “disorder of refraction)
2. Legalisasi tidak dapat dilanjutkan bila tidak memenuhi diagnosa, jenis lensa, dan ukuran
dioptri sebagai berikut:
Diagnosa Jenis Lensa Minimal Ukuran Dioptri
Minimal
H52.0 Hypermetropia Spherris (+) 0.5
H52.1 Myopia Spherris (-) 0.5
H52.2 Astigmatism Cylindris 0.25
9
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
PELAYANAN DAN PENJAMINAN
Pengembangan Aplikasi PCare
o Pelayanan Kacamata
OPTIK
CETAK SURAT PERMINTAAN
PELAYANAN REFRAKSI DAN OPTISI
10
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
PENGAJUAN KLAIM
11
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
ALUR PENGEMBANGAN SISTEM
1. Input Sarana dan Tenaga 2. Input Kompetensi 3. Mapping Rujukan FKTP – FKTP
Medis (RO / OP) rujukan horisontal Kacamata FKTP – Optik
(Rujukan Kacamata)
Surat Rujukan
1 1. Surat Rujukan
2. Surat Jawaban Pelayanan Refraksi
12
1. Untuk FKTP yang merujuk ke 2. Untuk FKTP yang berjejaring 3. FKTP mampu dan FKTP yang
FKTP mampu dengan Optik bekerja sama dengan RO
13
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
Kesimpulan
1. Uji coba penjaminan pelayanan kacamata dilaksanakan per 1
November 2019 untuk KC Surakarta
2. Pada pelaksanaan tahap awal FKTP akan termapping dengan optik
sesuai wilayah kerja sesuai kebutuhan
3. Berdasarkan hasil pemeriksaan visus di FKTP peserta yang
memerlukan koreksi kacamata akan dikoordinasikan dengan optik
sesuai mapping--> setelah koreksi dioptri oleh optik, hasil dilegalisasi
di LUPIS FKTP
4. Pengambilan kacamata sesuai optik tempat pemeriksaan
5. Pengajuan klaim kacamata oleh optik yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan
14
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
TERIMA KASIH
15
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id