Anda di halaman 1dari 31

UJI COBA PENJAMINAN PELAYANAN

KACAMATA DI FKTP BAGI PESERTA


PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

dr. Dicky Permana Putra


Kabid Penjaminan Manfaat Rujukan

Palembang, 18 November 2019

1
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DALAM JKN

UU Nomor 40/2004 Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan kesehatan perseorangan


tentang Sistem Jaminan → promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif (komprehensif)
Sosial Nasional

Rujukan horizontal
Pelayanan Kesehatan • antar Fasilitas Kesehatan
Perpres 82 tahun 2018
Rujukan Tingkat satu tingkat (PMK
tentang Jaminan
Lanjutan 01/2012 tentang Sistem
Kesehatan Pelayanan Rujukan Pelayanan
(spesialistik)
Kesehatan Kesehatan Perorangan)
Tingkat Ketiga • Termasuk antar FKTP
• Penguatan peran FKTP
sebagai gate keeper.

Pelayanan Kesehatan
Tingkat Kedua

Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama
(nonspesialistik)
Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di FKTP perlu dilakukan penguatan pelayanan
primer melalui pemenuhan sarana prasarana serta kompetensi.
2
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
TUJUAN
1. Memperkuat fungsi FKTP sesuai Kepmenkes Nomor 514 Tahun 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama
2. Memperkuat efektivitas sistem rujukan
3. Memperkuat transfer knowledge dari pendampingan dokter spesialis di FKRTL
ke dokter di FKTP
4. Meningkatkan kepuasan peserta Program JKN

OUTPUT YANG DIHARAPKAN DARI UJI COBA


1. Penguatan mutu pelayanan primer sebagai gate keeper.
2. Terwujudnya koordinasi antar tenaga kesehatan.
3. Tersedianya alur penjaminan pelayanan kacamata di FKTP yang efektif.
4. Pemenuhan sarana prasarana dan peningkatan kompetensi pelayanan
primer.
3
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
LANDASAN HUKUM
1. Perpres 82 Tahun 2018 pasal 47: Pelayanan kesehatan tingkat pertama, meliputi pelayanan kesehatan nonspesialistik
2. Permenkes 19/2013 :
Pasal 10 (1) : Refraksionis Optisien atau Optometris hanya dapatmelakukan pekerjaan paling banyak di 2 (dua) tempat.
Pasal 11 : Refraksionis Optisien/Optometris atau Optometris yang memiliki SIKRO atau SIKO dapat melaksanakan
pekerjaannya di Fasilitas Pelayanan Kesehatan berupa:
a. Puskesmas
b. Klinik
c. Rumah sakit
d. Optikal
e. Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya
Pasal 13 : Refraksionis Optisien atau Optometris dalam melaksanakan pekerjaannya, memiliki kompetensi minimal untuk
melakukan
a. pelayanan refraksi;
b. pelayanan optisi; dan/atau
c. pelayanan lensa kontak.
Pasal 14 : Pelayanan refraksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 hurufa, meliputi:
a. penetapan kelainan mata yang perlu dirujuk;
b. penyuluhan/bimbingan pemeliharaan penglihatan (vision care);
c. penetapan ukuran lensa dan/atau jenis terapi penglihatan yang diperlukan untuk mencapai penglihatan
binokuler yang single, jelas dan nyaman serta memenuhi kebutuhan visual pasien;
Pasal 15 : Pelayanan optisi sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 13 huruf b, meliputi:
a. merekomendasi jenis alat penglihatan (eyewear) sesuai kebutuhan visual pasien.
b. pemesanan lensa kacamata;
c. penilaian kacamata;
d. pemotongan lensa kacamata;
e. pengecekan lensa hasil processing;
f. penyesuaian/penyetelan kacamata standar; 4
021 –1 500 400 g. pengepasan kacamata ke wajah klien/pasien; www.bpjs-kesehatan.go.id
LANDASAN HUKUM
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Pasal 24 ayat 2 (dua):
a. Diberikan paling cepat 2 (dua) tahun sekali.
b. Indikasi medis minimal
1. Sferis 0,5D
2. Silindris 0,25D
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan Refraksi Optisi/Optometri
Sumber Daya Manusia
Kebutuhan tenaga pelaksana refraksionis optisien/optometris di fasilitas pelayanan kesehatan ditentukan
berdasarkan analisa beban kerja dan rasio antara klien dan refraksionis optisien/optometris paling banyak 1 (satu)
refraksionis optisien/optometris melayani 25 (dua puluh lima) pasien/klien per hari
Alur Pelayanan
Dalam melaksanakan praktiknya, refraksionis optisien/optometris dapat menerima klien secara langsung dan
menerima klien rujukan dari tenaga kesehatan lainnya.
5. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Standar Kompetensi Dokter Indone
sia dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Prakik Klinis
bagi Dokter di FKTP
Penyakit yang masuk dalam Tingkat Kemampuan 4 (mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri
dan tuntas) antara lain hipermetropia ringan, miopia ringan, astigmatism ringan, dan presbiopi.

5
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
PENJAMINAN KACAMATA EKSISTING
FKTP FKRTL OPTIK

Pemeriksaan di Poli M ata Peserta membawa Surat


berdasarkan Surat Rujukan Legalisasi ke Optik yang
bekerjasama dengan BPJS
(tanpa dipilih sebelumnya)

DIRUJUK RESEP KACAMATA


Peserta berkunjung ke FKTP
untuk pemeriksaan mata
Legalisasi Kacamata oleh REALISASI KACAM ATA
1. Validasi No SEP
Petugas RS Berdasarkan
2. Validasi Poli M ata
Resep Kacamata
3. Validasi Tanggal SEP
M embutuhkan Pemeriksaan
Lebih Lanjut

Kondisi existing:
• Peserta harus ke RS untuk mendapatkan pelayanan kacamata.
• Antrian di RS meliputi antrian administrasi RS dan antrian poli. 6
• FKTP sebagai gatekeeper dan care coordinator tidak mengetahui hasil pemeriksaan
peserta.
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
KONSEP PELAKSANAAN
▪ Penegakkan diagnosa kelainan refraksi dan penentuan besaran dioptri oleh dokter
di FKTP yang memiliki kompetensi dan kelengkapan sarana
▪ Penapisan kasus kelainan refraksi ringan yang dapat ditangani tuntas di FKTP dan
kasus kelainan refraksi berat dengan/tanpa komplikasi ke FKRTL

Peserta yang menderita kelainan


refraksi ringan (diagnosa H52.0 sd
Optik
H52.2) dan membutuhkan alat bantu
kacamata (tanpa komplikasi lain)

Penegakan
diagnosa oleh
dokter FKTP Peserta yang menderita kelainan
refraksi berat atau dengan FKRTL
komplikasi

7
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
TATA LAKSANA

8
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
TATA LAKSANA

9
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
TATA LAKSANA

10
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
Konsep Uji Coba Fase I

1. Anamnesa adanya gangguan refraksi mata dengan


Snellen Chart sesuai indikasi medis; 1. Cek kea bsahan peserta
2. Mengeluarkan surat permintaan pemeriksaan 2. Cek a sal dan keabsahan resep kacamata
gangguan refraksi (resep kacamata) 3. Cek el igibilitas waktu pelayanan kacamata
3. Entri kunjungan FKTP sebagai berobat jalan dengan 4. Pemeri ksaan gangguan refraksi dengan alat
Peserta membawa :
diagnose H52 pada Aplikasi p-Care 5. Entri pa da Aplikasi LUPIS (user Optik)
1. Resep kacamata (hasil
visus);
2. Luaran Aplikasi P-Care

FKTP
Peserta OPTIK
1.Pembuatan Kacamata;
2.Penyerahan Kacamata kepada Peserta;
Informasi Permohonan Persetujuan
3.Penagihan Kacamata kepada BPJS Kesehatan

KANTOR Via Media


Pemberitahuan penolakan CABANG Telegram
penjaminan kacamata

Appro
Tidak
val Ya

021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id


KONSEP UJI COBA Fase II
Luaran: Luaran:
1. No kunjungan P-Care 1. Print out autorefraktometer (jika ada)
2. Resep kacamata 2. Kacamata
3. Inputan LUPIS 3. SPK/Data klaim

BPJS KESEHATAN
Peserta

FKTP OPTIK
1. FKTP input kunjungan ke P-Care 1. Memastikan keabsahan Verifikasi dan
2. Dokter melakukan pemeriksaan* peserta pembayaran klaim
3. Dokter mengeluarkan resep 2. Melakukan pemeriksaan
kacamata* ulang dengan refraktometer
4. FKTP melakukan legalisasi di 3. Membuat dan memberikan
aplikasi LUPIS (user FKTP) yaitu: kacamata kepada peserta
1. memastikan eligibilitas, 4. Mengajukan klaim melalui
2. Memastikan peserta aplikasi LUPIS.
berhak mendapatkan
kacamata (>2 thn)
3. entri nomor kunjungan
luaran P-Care dan • Kriteria rujukan kasus kelainan refraksi mengacu pada
4. input besaran Dioptri Panduan Praktik Klinis yang berlaku (KMK 514/2015)

12
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
KONSEP UJI COBA PENJAMINAN KACAMATA DI FKTP
Opsi jika FKTP Tidak Mampu
Kriteria FKTP Mampu (dapat
mengeluarkan resep Berkoordinasi dengan RO untuk memberi
kacamata) 1 pelayanan di FKTP:
1. RO yang berpraktik < 2 tempat praktik
Kesiapan FKTP: 2. Hari dan jam pelayanan RO dientri di aplikasi HFIS

1. SDM
a. Dokter yang
berkompetensi untuk Berjejaring dengan Optik untuk memberikan
pelayanan refraksi, pelayanan refraksi/optisi:
1. Optik jejaring memberikan pelayanan refraksi kepada peserta
dan/atau 2 berdasarkan permintaan dari dokter FKTP.
2. Dokter di FKTP akan memberikan resep kacamata berdasarkan
b. Refraksionis/Optisien hasil pemeriksaan dari optic jejaring.
2. Sapras 3. Peserta JKN membawa resep kacamata ke optik yang bekerja
sama dengan BPJS Kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
a. Kartu Snellen kacamata .
4. FKTP melakukan entri data optic jejaring di aplikasi HFIS
b. Kartu Jaeger
c. Pin Hole
d. Trial Lens Merujuk ke FKTP Mampu
1. FKTP Tidak Mampu merujuk pasien ke FKTP
atau 3 Mampu sebagai rujukan parsial/horizontal
Autorefraktometer (Pembiayaan bagian dari kapitasi)
2. Dasar rujukan adalah kesepakatan antar FKTP
Mendorong pemenuhan sarana prasarana dan kompetensi 3. FKTP melakukan entri di HFIS tentang profiling
oleh FKTP. sarpras dan bukti kesepakatan 13

021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id


Opsi KONSEP UJI COBA
Fase 2
Luaran:
1. Form Rujukan Horizontal 1. Membuat dan memberikan
(Pengembangan)/Form kacamata kepada peserta
2. Mengajukan klaim melalui
Bukti Kunjungan
aplikasi LUPIS (luaran
2. Surat Permintaan refractometer menjadi syarat
pelayanan refraksi klaim)
3. Melakukan penagihan klaim ke
BPJS Kesehatan

Peserta
OPTIK
FKTP Jejaring
FKTP OPTIK
1. FKTP input kunjungan 1. Melakukan FKTP melakukan legalisasi Peserta membawa
ke P-Care pemeriksaan di aplikasi LUPIS (user - Identitas
2. Dokter melakukan dengan FKTP) yaitu: kepesertaan
pemeriksaan refraktometer 1. Memastikan - Print out surat
3. FKTP merujuk peserta 2. Memberikan surat eligibilitas, legalisasi
ke optik jejaring jawaban 2. Memastikan peserta pelayanan
permintaan berhak mendapatkan Memastikan
pelayanan refraksi kacamata (>2 thn) keabsahan peserta
3. entri nomor
kunjungan luaran P-
Care dan input
besaran Dioptri dari
optik
4. Cetak surat legalisasi
14
021 –1 500 400 pelayanan www.bpjs-kesehatan.go.id
Peserta
OPTIK
FKTP Jejaring
FKTP OPTIK

15
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
PENJELASAN

Peserta dtg ke FKTP, FKTP WAJIB melakukan skrining visus melalui sneilen
chart apakah ada indikasi utk pakai kacamata atau tidak, jika peserta sesuai
indikasi maka
1. jika FKTP mampu sampai meresepkan kacamata (refraksi) maka fktp
langsung mengeluarkam resep kacamata dan melakukan legalisasi ke
aplikasi lupis, di aplikasi lupis di inputkan hasil pemeriksaan refraksinya
(bukan hasil visus melalui sneilen chart). Hasil legalisasi di print dan
diserahkan ke pada peserta. Jadi peserta ke optik dgn membawa resep
kacamata dan print out legalisasi kacamata dr aplikasi lupis.
2. Jika fktp tidak mampu meresepkan kacamata maka dari hasil visus
melalui sneilen chart jika indikasi utk menggunakan kacamata:
a) peserta diberikan surat permintaan pemeriksaan refraksi ke optik jejaring
(bisa optik yg sdh kerjasama atau optik yg blm kerjasam dgn BPJS Kes).
b) setelah peserta dilakukan pemeriksaan refraksi oleh optik, maka optik
akan memberikan surat jawaban ke FKTP atas hasil pemeriksaan refraksi
tsb.
c) Dari surat jawaban hasil pemeriksaan refraksi oleh optik td, peserta
kembali ke FKTP untuk dibuatkan Resep kacamata dan dilakukan legalisasi
melalui aplikasi lupis. Selanjutnya peserta ke optik yg bekerjasama dgn
membawa resep kacamata dan print out legalisasi lupis.
16
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
PERSIAPAN UJI COBA

Hal-hal yang perlu dipersiapkan FKTP:


1. Melakukan profiling SDM dan sapras pada HFIS
a. Kartu Snellen
b. Kartu Jaeger Mengacu Panduan Praktik Klinis KMK 514/2015
c. Pin Hole
d. Trial Lens
e. Autorefraktometer
f. Ketersediaan RO/jejaring Optik
2. Edukasi ke peserta terkait alur pelayanan kacamata selama masa uji coba termasuk optik yang
akan dituju
3. Berkoordinasi dengan optik terkait pelayanan peserta yang akan diberikan tatalaksana gangguan
refraksi dan pelayanan kacamata.
4. Mempersiapkan petugas untuk melakukan legalisasi sesuai resep dokter FTKP di aplikasi LUPIS
(BPJS Kesehatan memberikan pelatihan penggunaan aplikasi LUPIS).

Hal-hal yang perlu dipersiapkan Optik:


1. Edukasi ke peserta terkait alur pelayanan kacamata selama masa uji coba.
2. Berkoordinasi dengan FKTP terkait pelayanan peserta yang akan diberikan tatalaksana gangguan
refraksi dan pelayanan kacamata.
3. Realisasi klaim kacamata dari kunjungan FKTP sesuai ketentuan.
17
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
KONSEP UJI COBA PENJAMINAN KACAMATA DI FKTP
PENGAJUAN KLAIM

Pengajuan Klaim oleh Optik:


a. Rekap Bukti kunjungan yang ditandatangani Peserta;
b. Resep kacamata dari dokter FKTP;
c. Surat legalisasi pelayanan kacamata dari FKTP;
d. Bukti penerimaan kacamata oleh peserta yang mencantumkan
harga kacamata;
e. Bukti luaran autorefractometer/streak retinoskopi/dioptrimeter
hasil pemeriksaan refraksionis; (untuk optikal yang memiliki
refraktometer digital)

18
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
KONSEP UJI COBA PENJAMINAN KACAMATA DI FKTP
TIME LINE PELAKSANAAN UJI COBA

NOVEMBER 2019 DESEMBER 2019

• Sosialisasi • Pelaksanaan uji coba


• Pelaksanaan uji coba • Analisis hasil uji coba
• Rekomendasi

19
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
POIN POSITIF

Bagi Peserta
• Peserta bisa mendapatkan pelayanan tuntas di pelayanan primer
• Peserta tidak perlu antri di FKRTL/ Rumah Sakit
• Peserta mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan secara lebih efektif

Bagi FKTP dan Optikal

• Meningkatkan fungsi FKTP sebagai koordinator pelayanan


• Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
• Terjalin koordinasi antar tenaga kesehatan
• FKTP dapat memantau kondisi peserta secara langsung

20 2
SINERGI PEMANKU KEPENTINGAN

Dinas
Kesehatan

Organisasi FKTP, FKRTL


Profesi dan Optik

BPJS
Kesehatan

Diperlukan dukungan dan koordinasi seluruh pemangku • Sosialisasi


• Monev
kepentingan dalam rangka berhasilnya implementasi uji
• Umpan Balik 21
coba penjaminan pelayanan kacamata di FKTP. • Minimalisir keluhan peserta
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
DEMO PENGGUNAAN APLIKASI

22
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
https://lupis.bpjs-kesehatan.go.id/lupis-
pilot/lupis/index.jsp

23
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
RESEP KACAMATA

021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id


LEGALISASI PADA APLIKASI LUPIS

25
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
KONSEP UJI COBA PENJAMINAN KACAMATA DI FKTP
LEGALISASI PADA APLIKASI LUPIS

Legalisator

26
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
SURAT PERMINTAAN PELAYANAN REFRAKSI

Dari FKTP

021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id


SURAT JAWABAN PERMINTAAN PELAYANAN REFRAKSI

Dari Optik

021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id


Kasus Rujukan Presbiop
Kab. Banyuasin

Agustus 2019 September 2019


No. Nama FKTP Kasus
No. Nama FKTP Kasus 1 DR TANTI ANGGRIYAWATI 1
1 BETUNG KOTA 2 2 dr.SRI MAHONI 5
2 DAYA UTAMA 1 3 KENTEN LAUT 3
3 dr.SRI MAHONI 2 4 klinik Balai Pnelitian Sembawa 1
4 klinik Balai Pnelitian Sembawa 2 5 PANGKALAN BALAI 2
5 SEMUNTUL 1 6 SEMBAWA 4
7 SUNGAI DUA 1
Grand Total 8
Grand Total 17

2
Reminder

• Setujui Pakta Integritas Pada HFIS untuk


dapat dibayarkan kapitasi
• Rujukan diberikan atas indikasi medis
• Update tenaga medis sebelum tanggal 1
• Kessan dikumpul bulan berjalan
• Update HFIS kompetensi rujukan horizontal

3
Kini Semua Ada
Dalam Genggaman!

Download Aplikasi Mobile JKN

www.bpjs-kesehatan.go.id

Anda mungkin juga menyukai