Anda di halaman 1dari 57

Denpasar, 22 November 2016

1
Triwidhi H. Puspitasari
Kepala Departemen Manajemen Pelayanan Kesehatan

Denpasar, 22 November 2016


2
AGENDA

I. PENDAHULUAN

II. KEBIJAKAN PELAKSANAAN KBK

III. PELAKSANAAN KBK

IV. PROSES PELAKSANAAN KBK

V. MONITORING DAN EVALUASI

VI. PENUTUP

3
PENDAHULUAN
Pemerintah Telah Mencanangkan Peta Jalan
Menuju Jaminan Kesehatan Nasional Hingga Tahun 2019

2014 2019
1. Mulai Beroperasi 1. Kesinambungan Operasional
2. 121,6 juta peserta (49% 2. 257,5 juta peserta (100%
populasi) populasi)
3. Manfaat medis standar dan 3. Manfaat medis dan non-medis
manfaat non-medis sesuai standar
kelas rawat 4. Jumlah fasilitas kesehatan
4. Kontrak fasilitas kesehatan cukup
5. Menyusun aturan teknis 5. Peraturan direvisi secara rutin
6. Indeks kepuasan peserta 6. Indeks kepuasan peserta 85%
75% 7. Indeks kepuasan fasilitas
7. Indeks kepuasan fasilitas kesehatan 80%
kesehatan 65% 8. BPJS dikelola secara terbuka,
8. BPJS Dikelola secara terbuka, efisien, dan akuntabel
efisien, dan akuntabel
Capaian Kepuasan (1)
Indeks Kepuasan Peserta

79-81% 85%
83%
81%
79%
77%
75%

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Indeks Kepuasan Faskes

80%
73-78% 77%
74%
71%
68%
65%

2014 2015 2016 2017 2018 2019


Capaian Kepuasan (2)
Mengapai Universal Coverage

Ability To Pay Willingness To Pay

+
• Tanggung Jawab Pemerintah • Dependency Ratio
(APBN/APBD) • Pendapatan
• Tanggung Jawab Individu • Tingkat Pendidikan
(Iuran/Premi) • Kebutuhan Medik
• Persepsi terhadap layanan
• Kualitas layanan kesehatan
• Aksesibilitas

Cakupan Semesta 2019

PPU, PBPU, BP, PBI


“The Missing Middle”

PPU Pemerintah
(APBN/APBD)
PPU Swasta
(Compliance ?)

? PBPU/BP
sehat, produktif, mampu

PBI APBN/APBD
(APBN/APBD)

Adverse Selection !!!


PEMANTAPAN PELAYANAN PRIMER
Strengthening Primary Care Is Our Concern
Tantangan:
SUSTAINABILITAS JKN Sebaran Faskes tidak merata
Standarisasi FKTP belum
sama di seluruh Indonesia
Sub Spesialistik Kemampuan Dokter
menjalankan KMK 514/2015

Spesialistik
Strategi:
GATEKEEPER Pemenuhan kebutuhan Faskes
Non Spesialistik Pemerataan peserta terdaftar
Komitmen pelayanan
Promotif, Preventif, Kuratif
Rehabilitatif

PERAN DINKES/ASOSIASI FASKES/ORGANISASI PROFESI DALAM


PEMANTAPAN PELAYANAN PRIMER
Permenkes No.001 tahun 2012, Per BPJS No. 1 tahun 2014 10
10
KEBIJAKAN PELAKSANAAN KBK
TUJUAN
TUJUAN :
“Penguatam Fungsi dan Komitmen Pelayanan Di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)”

TINDAKLANJUT :
Diperlukan indikator kinerja yang berdampak pada hasil
dan ditetapkan dengan pola reward dan konsekuensi
atas pemenuhan komitmen pelayanan.
Disiplin Entry Data dalam aplikasi P-Care
Dibutuhkan komitmen pelayanan dari FKTP yang
berdampak pada profil dan kesesuaian tarif kapitasi.
12
LATARBELAKANG
KAPITASIBERBASISKOMITMENPELAYANAN

I. REKOMENDASIKPK
Kemenkes dan BPJS Kesehatan melakukan
Monitoring dan Evaluasi serta menciptakan
lingkungan pengendalian yang handal untuk
Latar
Rekomendasi efektivitas dana kapitasi
KPK Belakang
Regulasi
II.REGULASI
1.Pasal 24 ayat (3) UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem

KBK Jaminan Sosial Nasional


2.Pasal 42 ayat (2) dan (3), Pasal 43A Perpres Nomor 12 Tahun
2013 tentang Jaminan Kesehatan juncto Perpres Nomor 111
Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor
12 Tahun 2013
3.Pasal 4 Permenkes Nomor 59 Tahun 2014 tentang Standar
Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan JKN
4.Pasal 16 Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Hasil Kesehatan Masyarakat
Evaluasi
Pelayanan III.HASILEVALUASIPELAYANAN
Monitoring dan evaluasi Kinerja Puskesmas belum optimal. Perlu
peningkatan mutu pelayanan khususnya pelayanan primer yang
akan berdampak pada efektivitas pembiayaan JKN
KESEPAKATANBERSAMA

http://www.beritasatu.com/kesehatan/371083-sistem-baru-bpjs-
puskesmas-aktif-dapat-dana-lebih-besar.html
Peraturan Bersama
Surat Edaran Bersama

Tindak Lanjut

Merupakan acuan bagi: Kerangka Petunjuk Teknis (Juknis):


a. BPJS Kesehatan a. persiapan penerapan pelaksanaan pembayaran
b. FKTP kapitasi berbasis pemenuhan komitmen
c. Dinas Kesehatan Provinsi pelayanan;
d. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota b. pelaksanaan pembayaran kapitasi berbasis
e. Asosiasi Fasilitas Kesehatan pemenuhan komitmen pelayanan;
f. Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya c. penilaian komitmen pelayanan; dan
g. Stakeholder terkait d. monitoring dan evaluasi.
dalam penerapan pembayaran kapitasi berbasis
pemenuhan komitmen pelayanan pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama secara efektif dan efisien 23
PELAKSANAAN KBK
A. Ketentuan Umum

1. Pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan pada FKTP (KBK) merupakan
bagian dari pengembangan sistem kendali mutu pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pelayanan kesehatan
2. Penerapan KBK:
a. Puskesmas wilayah Ibukota Provinsi sesuai kesepakatan atau selambatnya 1 Januari 2016
b. Puskesmas selain wilayah Ibukota Provinsi , RS D Pratama, Klinik Pratama, DPP sesuai
kesepakatan atau selambatnya 1 Januari 2017
Kecuali bagi FKTP yang ditetapkan sebagai FKTP kawasan terpencil dan sangat terpencil
sesuai ketentuan perundang-undangan
3. Penerapan KBK dilaksanakan setelah adanya PKS antara BPJS Kesehatan dengan FKTP yang
didahului oleh adanya kesepakatan antara BPJS Kesehatan dengan Dinas Kesehatan Provinsi
dan Dinas Kesehatan Kab/Kota
4. Penilaian KBK dilakukan setiap bulan
5. Penyesuaian pembayaran atas pemenuhan target indikator komitmen pelayanan dimulai pada
bulan ke-4 sejak penerapan KBK berdasarkan penilaian bulan ke-3

6. Bagi FKTP di wilayah tertentu dengan kondisi khusus, dimungkinkan penyesuaian standar
indikator sesuai usulan dari KC dan Divre BPJS Kesehatan setelah berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan serta telaah dan persetujuan manajemen BPJS Kesehatan

17
Indikator Pelaksanaan KBK
1. Angka Kontak
indikator untuk mengetahui tingkat aksesabilitas dan pemanfaatan pelayanan primer di FKTP oleh
Peserta berdasarkan jumlah peserta JKN terdaftar yang mendapatkan pelayanan kesehatan di FKTP baik
di dalam gedung maupun di luar gedung

2. Rasio Rujukan Rawat Jalan Non Spesialistik


indikator untuk mengetahui kualitas pelayanan di FKTP sehingga sistem rujukan terselenggara sesuai
indikasi medis dan kompetensi FKTP.

3. Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP


indikator untuk mengetahui kesinambungan pelayanan penyakit kronis yang disepakati oleh BPJS
Kesehatan dan FKTP terhadap peserta Prolanis.

4. Rasio Kunjungan Rumah*


indikator tambahan khusus Puskesmas untuk mengetahui penyelenggaraan kegiatan promotif preventif
dengan fokus pada kegiatan kunjungan rumah dalam bentuk pendekatan keluarga pada seluruh keluarga
di wilayah kerja Puskesmas * Teknis pelaksanaan Kegiatan kunjungan rumah mengacu pada Petunjuk
Teknis Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan keluarga yang ditetapkan Menteri

25
INDIKATOR KOMITMEN PELAYANAN
Angka Kontak (AK)
Angka Kontak
indikator untuk mengetahui tingkat aksesabilitas dan pemanfaatan pelayanan primer di FKTP oleh Peserta
serta upaya FKTP terhadap kesehatan Peserta pada setiap 1000 (seribu) Peserta terdaftar di FKTP yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

Bentuk Kontak yangmenjadi catatan penilaian,


dengan kondisi: 1. Peserta ygmelakukan kontak:
Peserta JKN (per nomor identitas) yang
Tempat kontak: Jenis Pelayanan: terdaftar dan mendapatkan pelayanan oleh
1. FKTP 1. Kunjungan Sakit FKTP per bulan baik dalam atau luar gedung
2. Jaringan pelayanan 2. Kunjungan sehat
tanpa memperhitungkan frekuensi
Puskesmas a. Imunisasi
b. Edukasi kedatangan peserta dalam satu bulan
3. Jejaring fasilitas
(perorangan/kelompok)
pelayanan kesehatan
4. Upaya Kesehatan
c. KIA, KB 2. Jumlahpeserta terdaftar:
d. Home visit adalah jumlah peserta JKN yang terdaftar di
Berbasis Masyarakat e. Senam sehat
(UKBM), seperti suatu FKTP per bulan berdasarkan pilihan
3. Bentuk kontak lain yang dapat
Posyandu, Posbindu, peserta atau berdasarkan mapping yang
diukur dan telah disepakati
Poskesdes, Posyandu antara Dinas Kesehatan dilakukan bagi peserta.
Lansia, dll. Kabupaten/Kota dan BPJS
5. Tempat kontak lainnya Kesehatan (kunjungan sakit
yang disepakati maupun sehat)
36
Sumber data
Angka Kontak

P CARE

Jumlah dan data detil peserta terdaftar terdapat di Pcare dan bisa diakses untuk:
a.Data perhitungan bulan terakhir
b.Dilihat pada waktu tertentu
(13.00 WIB sd 17.00 WIB dan 22.00 WIB sd 06.00 WIB)
INDIKATOR KOMITMEN PELAYANAN
Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS)

RasioRujukan RawatJalan KasusNon Spesialistik(RRNS)


indikator untuk mengetahui optimalnya koordinasi dan kerjasama antara FKTP dengan Fasilitas Kesehatan
Rujukan Tingkat Lanjutan sehingga sistem rujukan terselenggara sesuai indikasi medis dan kompetensinya.

Kompetensi 4A Diagnosa disepakati 1. Jumlah rujukan kasusnon spesialistik:


144 diagnosa Peer review tuntas di @ FKTP Jumlah Peserta yang dirujuk dengan diagnosa
x diagnosa yang termasuk dalam jenis penyakit yang
Dinas Kesehatan Organisasi menjadi kompetensi dokter di FKTP sesuai atau
Kab/Kota Profesi T
berdasarkan kesepakatan antara BPJS
TKMKB A
FKTP Kesehatan, FKTP, Dinas Kesehatan
BPJS Kesehatan C Kabupaten/Kota dan Organisasi Profesi dengan
C memperhatikan kemampuan pelayanan FKTP
Materi peer review: dan progresifitas penyakit yang merupakan
1. Diagnosa tuntas di FKTP Jumlah rujukan kasus keadaan khusus pasien dan/atau kedaruratan
2. Kriteria TACC non spesialistik
medis

2. Jumlah rujukan FKTP:


1.Flagging kasus yang telah disepakati Total jumlah peserta yang dirujuk ke FKRTL
tuntas di FKTP oleh FKTP

2.FKTP Mengisi kriteria TACC


38
OPTIMALISASI KEGIATAN PEER REVIEW

Peer review intensif per masing-masing FKTP

Kesepakatan Kesepakatan Kesepakatan Kesepakatan


per FKTP per FKTP per FKTP per FKTP

M A P P I N G

Pengelompokan Faskes Kendala/Permasalahan diagnosa


berdasarkan Diagnosa Non tidak tuntas di FKTP:
Spesialistik Yang dapat tuntas di 1.Kompetensi tenaga kesehatan
FKTP, yaitu: 2.Kelengkapan sarana prasarana
A.144 diagnose
B.< 144 diagnose Mendorong FKTP/pemerintah
C.< 100 diagnose melengkapi sarana prasarana &
D.< 50 diagnosa meningkatkan kompetensi nakes
Sumber data
RRNS

P CARE
INDIKATOR KOMITMEN PELAYANAN
Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP (RPPB)

RasioPeserta ProlanisRutin BerkunjungkeFKTP(RPPB)


indikator untuk mengetahui kesinambungan pelayanan penyakit kronis yang disepakati oleh BPJS Kesehatan
dan FKTP terhadap peserta Prolanis.

1. Aktifitas Prolanis: 1. Jumlah peserta Prolanis rutin


a. Edukasi Klub berkunjung:
b. Konsultasi medis jumlah peserta JKN yang terdaftar dalam Program
c. Pemeriksaan penunjang peserta Prolanis Pengelolaan Penyakit Kronis (per nomor identitas
d. Senam prolanis peserta) yang mendapatkan pelayanan kesehatan
e. Home Visit di FKTP per bulan, baik di dalam maupun luar
f. Pelayanan Obat gedung, tanpa memperhitungkan frekuensi
2. Jenis Penyakit : kedatangan peserta dalam satu bulan
a. Diabetes Mellitus;
b. Hipertensi; atau 2. Jumlah peserta Prolanisterdaftar:
c. Diagnosa lain dalam PRB (Jantung, Asma, Total jumlah peserta yang terdaftar sebagai peserta
PPOK, epilepsi, stroke, schizophrenia, dan Prolanis di satu FKTP
SLE) yang kemudian dinyatakan termasuk
1. Jenis Penyakit Prolanis berdasarkan kesepakatan
dalam Program Pengelolaan Penyakit
Dinkes Kab/Kota, FKTP dan BPJS Kesehatan
Kronis
2. Dalam hal pasien dirujuk karena kontrol ulang rutin,
kondisi tidak stabil atau kosong obat, bentuk kontak
tetap dapat dihitung dari aktifitas lain selain konsultasi
40
dan pemberian obat rutin
Sumber data
RPPB
Aplikasi Lupis (user KC) Aplikasi PCARE (user FKTP)

Aplikasi PCARE (user FKTP)

Yang digunakan adalah peserta yang


terdaftar sebagai peserta Prolanis
INDIKATOR KOMITMEN PELAYANAN TAMBAHAN
Rasio Kunjungan Rumah (RKR)

1. Rasio Kunjungan Rumah (RKR) adalah indikator tambahan bagi Puskesmas berupa kegiatan
kunjungan rumah dengan pendekatan keluarga untuk mencapai Program Indonesia Sehat
2. Sasaran RKR adalah semua keluargadi wilayah kerja Puskesmas, baik peserta JKN maupun bukan
peserta JKN dengan tujuan tercapainya indeks keluarga sehat yang berdasarkan 12 indikator utama
penanda status kesehatan sebuah keluarga sesuai Petunjuk Teknis Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga
3. Rasio Kunjungan Rumah adalah perbandingan jumlah keluarga (berdasarkan Kartu
Keluarga/KK) yang dikunjungi dalam program pendekatan keluarga dengan jumlah keluarga (KK)
yang ada di wilayah kerja Puskesmas dikali seratus.

4. Jumlah keluarga (KK) yang dikunjungi adalah jumlah peserta JKN atau bukan peserta JKN yang
terdapat pada wilayah kerja Puskesmas yang dikunjungi oleh petugas Puskesmas dalam satu bulan.
5. Jumlah keluarga (KK) yang ada di wilayah kerja Puskesmas adalah jumlah seluruh KK yang
terdapat dalam wilayah kerja Puskesmas.
6. Sumber data jumlah keluarga (KK) yang dikunjungi dalam program pendekatan keluarga adalah
hasil pencatatan data petugas Puskesmas yang terdapat pada masing-masing Puskesmas,
sedangkan sumber data untuk jumlah keluarga (KK) yang ada di wiliyah kerja Puskesmas adalah
hasil pencatatan data jumlah KK yang terdapat pada kecamatan.

42
B.TahapanPelaksanaanKBK

PERSIAPAN PELAKSANAAN MONITORING EVALUASI

1. Sosialisasi 1. Persiapan data 1. Monitoring dan Evaluasi


secara rutin setiap bulan
2. Kesepakatan dengan 2. Pemberian pelayanan oleh Tim Monev Daerah
Dinas Kesehatan
3. Pencatatan pelayanan 2. Monitoring dan Evaluasi
3. Kesepakatan dengan oleh Tim Monev Pusat
Asosiasi Faskes 4. Pegolahan Data

4. Penandatangan PKS 5. Penilaian komitmen


dengan FKTP
6. Pembayaran kapitasi
5. Pembentukan Tim
Penilai

6. Sistem Informasi

26
Target PemenuhanKomitmenPelayanan

No Indikator Zona Aman ZonaPrestasi


1 Angka Kontak > 150‰ > 250‰
2 Rasio Rujukan non spesialistik < 5% < 1%
3 Rasio Kunjungan rutin Prolanis > 50% > 90%
4 Rasio Kunjungan Rumah 8,33% per bulan; atau
100% per tahun

1. zonaaman
batasan optimal target indikator komitmen pelayanan yang harus dipenuhi oleh FKTP agar
mendapatkan besaran kapitasi sesuai hasil penetapan besaran kapitasi berdasarkan
norma kapitasi yang ditetapkan berdasarkan sumber daya manusia, kelengkapan sarana
prasarana dan lingkup pelayanan;
2. zonaprestasi
batasan maksimal target indikator komitmen pelayanan yang harus dipenuhi oleh FKTP
sehingga FKTP bisa mendapatkan pembayaran kapitasi melebihi kapitasi yang telah
ditetapkan berdasarkan sumber daya manusia, kelengkapan sarana prasarana dan lingkup
pelayanan

27
Penentuan Hasil Pencapaian Komitmen

3 Indikator (AK, RRNS, RPPB) 1. Penyesuaian kapitasi dilakukan pada bulan


No Jumlah Indikator % ke 4 dan kelipatannya berdasarkan
Penyesuaian penilaian bulan ke tiga dan kelipatannya
< Zona Zona Zona
Aman Aman Prestasi 2. Penyesuaian besaran tarif kapitasi tidak
1 - - 3 115% akan melebihi batas maksimal atau
minimal kapitasi
2 - 1 2 110%
3. FKTP yang memenuhi 3 indikator zona
3 - 2 1 105%
prestasi selama 6 bulan berturut-turut,
4 - 3 - 100% dan dalam kondisi kapitasi maksimal,
5 1 2 - 90% kompensasi dalam bentuk peningkatan
kompetensi
6 2 1 - 80%
4. PKM yang tidak memenuhi zona aman
7 1 - 2 98%
selama 3 bulan berturut-turut, BPJS
8 1 1 1 95% Kesehatan memberikan umpan balik
9 2 - 1 90% kepada PKM dgn tembusan Dinkes
Kab/Kota
10 3 - - 75%

Zona Aman Zona Prestasi M


M
I A
Kapitasi Tetap X
N Kapitasi ↙ Kapitasi ↗
Batas Min Kapitasi Batas Maks Kapitasi

28
Penentuan Hasil Pencapaian
Komitmen Indikator Rasio
Kunjungan Rumah

1. Pencapaian indikator dihitung berdasarkan penilaian


setiap bulan dan dilakukan monitoring dan evaluasi
setiap 3 bulan, serta diakumulasi dalam 1 tahun
untuk mendapatkan kompensasi pada tahun
berikutnya.
2. Kompensasi yang diberikan dalam bentuk
pelatihan/workshop/seminar untuk meningkatkan
kompetensi dan/atau performa Puskesmas.
Kompensasi untuk FKTP
Selain Puskesmas
1. Apabila menunjukkan hasil penilaian 3 indikator tidak memenuhi
target pada zona aman selama 3 bulan berturut-turut, maka BPJS
Kesehatan memberikan surat teguran pertama.
2. Apabila setelah mendapatkan surat teguran pertama kemudian
pada bulan berikutnya menunjukkan hasil penilaian 3 indikator
tidak memenuhi target pada Zona Aman, maka BPJS Kesehatan
memberikan surat teguran kedua.
3. Apabila setelah mendapatkan surat teguran kedua kemudian
pada bulan berikutnya menunjukkan hasil penilaian 3 indikator
tidak memenuhi target pada Zona Aman, maka BPJS Kesehatan
memberikan surat teguran ketiga.
4. Setelah mendapatkan surat teguran ketiga, maka BPJS Kesehatan
memperimbangkan untuk tidak memperpanjang Perjanjian
Kerjasama pada tahun berikutnya.
INDIKATOR KEBERHASILAN KBK

32
PROSES PELAKSANAAN
Pertemuan Sosialisasi KBK Provinsi Bali
18 Oktober 2016

Sosialisasi KBK dibuka oleh Kepala Pemaparan materi dari Pusat


Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang Pembiayaan Jaminan Kesehatan
dihadiri oleh seluruh Kepala Dinas (P2JK)
Kesehatan se-Provinsi Bali.
PERSIAPAN
1. Sosialisasi
Sosialisasi kepada seluruh stakeholder terkait untuk penyamaan persepsi, terbentuknya komitmen
bersama dalam pelaksanaan kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan

2. Kesepakatan dengan Dinas Kesehatan


Kesepakatan standar indikator komitmen pelayanan

3. Kesepakatan dengan Asosiasi Faskes


Kesepakatan terkait besaran pembayaran kapitasi

4. Penandatanganan PKS
PKS dilakukan antara BPJS Kesehatan KC dengan FKTP sesuai ketentuan mengacu pada hasil kesepakatan
pelaksanaan KBK dengan Dinas Kesehatan dan Asosiasi Faskes

5. Pembentukan Tim Penilai


1. Tim Penilai terdiri dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Tim KMKB dan BPJS Kesehatan’
2. Bertugas memastikan validitas data, penilaian komitmen, penyesuaian besaran kapitasi, pemantauan
pelaksanaan KBK, pelaporan

35
PERSIAPAN
Sistim Informasi

INPUT PROSES OUTPUT

Aplikasi BPJS Kesehatan APLIKASI QI 3


FKTP PCARE
PCARE LUPIS 1. Entri kunjungan pasien RPPB
AK RRNS
(sehat, sakit, kelompok)
B R I D GI NG

2. Mencatat kriteria TACC


untuk rujukan PRE S TA SI

Aplikasi KANTOR CABANG AMAN


Kemenkes 1. Entri data Club dan
Aplikasi Puskesmas peserta Prolanis
2. Flagging kesepakatan T I DA K
diagnosa tuntas di FKTP AMAN
Aplikasi Keluarga Sehat

NOTES
1. AK = Angka Kontak BESARAN TARIF
2. RRNS = Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik
3. RPPB = Rasio Peserta Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) Rutin KAPITASI
Berkunjung ke FKTP
34
PELAKSANAAN
Penyiapan data dan aplikasi Pelayanan oleh FKTP

a. Data peserta terdaftar


b. Pcare
c. Flagging diagnosa tuntas di Entri data peserta mll aplikasi Maks tgl 3
FKTP PCARE bulan n+1
d. Entri pendaftaran peserta
Prolanis
Perhitungan
Pengolahan data aplikasi tgl 5

Tim Penilai
Penilaian hasil komitmen
Tim Monev

Penyesuaian kapitasi

Catatan:
1. Penilaian hasil komitmen pelayanan dilakukan setiap bulan
2. Hasil penilaian bulan ke 3,6,9 menjadi dasar pembayaran kapitasi bulan ke 4,7, dan 10.
3. Nilai kapitasi yang menjadi dasar perhitungan penyesuaian adalah kapitasi sesuai norma
kapitasi awal (bukan berdasarkan kapitasi hasil penyesuaian bulan sebelumnya)
35
MONITORING DAN EVALUASI
Pertemuan Tim Monev KBK
Provinsi Bali
MONITORING EVALUASI

Daerah Pusat
1. Personil 1. Personil
a. Dinas Kesehatan Provinsi a. Kementerian Kesehatan
b. Tim KMKB Provinsi b. Tim KMKB Pusat
c. BPJS Kesehatan Divisi c. Asosiasi Faskes
Regional d. Organisasi Profesi
2. Tugas dan Fungsi 2. Tugas dan Fungsi
a. Monev pelaksanaan dan hasil a. Monev pelaksanaan KBK
penilaian KBK b. Membahas koreksi dan
b. Memberi rekomendasi dan rekomendasi Tim Monev Daerah
koreksi atas pelaksanaan KBK sebagai bahan perbaikan kebijakan
c. Memberi usulan perbaikan c. Memberi rekomendasi dan usulan
program kepada stakeholder Pusat terkait
d. Pelaporan secara periodik sebagai bahan perbaikan kebijakan
e. Memberikan pembinaan atas d. Memberi usulan perbaikan
pelaksanaan KBK program
e. Melakukan pembinaan atas
pelaksanaan KBK

29
Penerapan Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen
Pelayanan

Kementerian Kesehatan
Fasilitas Kesehatan
& Kementerian lain Peserta
Tingkat Pertama
terkait

BPJS Kesehatan
KAPITASI BERBASIS
Dinas Kesehatan
Provinsi PEMENUHAN
KOMITMEN PELAYANAN
Asosiasi FKTP

Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota Pemerintah Daerah Tim Kendali Mutu
Kendali Biaya

Dukungan dan Sinergi semua pihak dalam pembangunan


sistem pelayanan kesehatan yang bermutu
30
PELAKSANAAN KBK

34 PROPINSI TELAH SEPAKAT


MELAKSANAKAN KBK
(1053 PKM)
7 PROPINSI PELAKSANAAN
DI TH 2015
(110 PKM)
PROP. SUMATERA BARAT, RIAU, KEPULAUAN RIAU,
BANGKA BELITUNG, JAMBI, PAPUA DAN BENGKULU
33 PROPINSI TELAH TTD PKS
(960 PKM)

26 PROPINSI PELAKSANAAN DI
TH 2016
(850 PKM)
1 PROPINSI BELUM TTD PKS

PROP. JAWA TIMUR


PELAKSANAAN KBK DI
PROVINSI BALI
HASIL KBK DI KOTA DENPASAR
HASIL KBK DI KOTA DENPASAR
HASIL KBK DI KOTA DENPASAR
HASIL KBK DI KOTA DENPASAR
HASIL KBK DI KOTA DENPASAR
KAPITASI BERBASISKOMITMEN
PELAYANAN

 Sosialisasi intensif tentang:


• Peraturan Bersama
• Indikator komitmen pelayanan
• Mekanisme pelaksanaan
Sinergi dengan Kemenkes, Dinas
Kesehatan Propinsi/Kab-Kota, Asosiasi
faskes
 Uji coba KBK pada Puskesmas Kab/Kota
 Uji coba KBK pada FKTP Non Puskesmas
48
KESIMPULAN

• Komitmen FKTP untuk berupaya meningkatkan pencapaian standar


indikator

• Diperlukan KEDISIPLINAN dalam ENTRY DATA pada Aplikasi PCARE

• PENINGKATAN kegiatan PROMOTIF DAN PREVENTIF terutama kunjungan


rumah Sesuai Indikator tambahan dari Kemenkes (HOME VISIT) untuk
optimalisasi ANGKA KONTAK

• PENGENDALIAN Rujukan Non Spesialistik

• PENINGKATAN PEMBENTUKAN KLUB PROLANIS dan KEGIATAN KLUB


PROLANIS di FKTP

• DUKUNGAN PENTING DARI DINAS KESEHATAN, TKMKB, ASOSIASI FASKES


dan ORGANISASI PROFESI dalam mendorong pencapaian standar
komitmen pelayanan Puskesmas
KENDALA / HAMBATAN

1. Entry Data PCare belum Maksimal (pengaturan petugas entry


di Puskesmas)
2. Kegiatan promotif preventif belum optimal sehingga angka
kontak belum tercapai
3. Juknis pelaksanaan indikator kunjungan rumah belum diterima
di daerah sehingga masih mempertanyakan bagaimana
pelaksanaannya
4. PCare belum terintegrasi dengan Simpus/Sikda sehingga masih
terjadi dua kali input data (Upayakan untuk Bridging)
5. Belum semua stakeholder mendukung penuh untuk upaya
Puskesmas meningkatkan kinerja
Terima
kasih

Kartu Indonesia Sehat


Dengan Gotong royong, Semua
Tertolong
www.bpjs-kesehatan.go.id @BPJSKesehatanRI BPJS BPJS Kesehatan
Kesehatan
(Akun Resmi)

BPJS Kesehatan bpjskesehatan

52
Dr Purwa:
Akan ada perubahan mengani SKDI terkait diagnosa untuk layanan
primer. Di tahun 2017 terdapat SKDI baru.
Hal ini akan digunakan sebagai bahan dalam penyusunan sistem
kurikulum pendidikan Dokter Indonesia

PKFI:
Di klinik terdapat 2 hal yang dilihat yaitu dari segi kompetensi dan
dari segi kinerja. Ke dua hal tersebut dinilai susah untuk disatukan.
PKFI sangat setuju dengan adanya KBK untuk menilai kinerja. Angka
kontak digunakan sebagai indikator, mengapa tidak diperhitungkan
angka kunjungan? Terdapat pedoman terkait TACC sebagai dasar
melakukan rujukan. Untuk Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung
merupakan hal baru yang diinformasikan. Peserta terdaftar yang
dimaksud apakah peserta yg terdapat di wilayah kerja atau yang
mendaftar secara sukarela?
Tanggapan:
1. Terimakasih jika nanti akan dimasukkan dalam Kurikulim
Pendidikan Dokter Indonesia
2. Terimakasih karena respon Faskes swasta terkait KBK. Angka kontak
dihitung karena terkait epidemiologi dan terdapat temuan dari
auditor ekternal bahwa peserta tidak mengetahui FKTP tempat
terdaftar dan sebagai tanggung jawab FKTP untuk mengetahui
peserta terdaftar difaskesnya.
3. Untuk TACC saat ini belum terdapat pedoman, penyakit apa saja
yang dapat ditambahkan kategori TACC. BPJS Kesehatan mohon
masukan/ usulan penyakit mana yang dapat ditambahkan TACC
tersebut.
4. Case Finding diterapkan di Semarang. Untuk indikator Peserta
Prolanis Rutin Berkunjung, peserta yang terdaftar sebagai peserta
prolanis adalah peserta yang mendaftar dengan sukarela. Untuk data
peserta prolanis yang sudah terdaftar terdapat di database BPJS
Kesehatan
Tanggapan:
5. Penetapan TACC sampai saat ini masih menggunakan penilaian dari
Dokter yang memeriksa.
6. Pernah terdapat pembahasan mengenai TACC dengan kemenkes
7. Perlu diperhatikan agar tidak terjadi kunjungan
Jika dilihat dari indikator, yang telah melaksanakan baru di Puskesmas
Ibukota Provinsi. Untuk kunjungan rumah hanya diberlakukan untuk
FKTP
Tanggapan:
Pada tahun 2015 sudah melaksanakan uji coba tanpa konsekuensi
untuk Puskesmas Ibukota Provinsi. Pada tahun 2016 Puskesmas
Ibukota Provinsi sudah dilakukan konsekuensi pemotongan kapitasi
dan
Untuk Kujungan rumah hanya diberlakukan untuk FKTP Puskesmas
saja.
Dengan adanya program ini, FKTP . Apakah ada sistem audit untuk
menengahi 2 sudut pandang yang berbeda. Bentuk kendali mutu dan
kendali biaya di FKTP seperti apa?yang ada baru KMKB di FKRTL.
Sangat pariatifnya kasus di wilayah masing-masing apakah tidak

Tanggapan:
Rasio rujukan non spesialistik, FKTP merujuk dengan diagnosa
spesialistik namun di FKRTL dinyatakan sebagai kasus non spesialistik.
Peran TKMKB disini adalah melihat perbedaan data antara Rujukan
dari FKTP dan diagnosa yang diterima di FKRTL. Data diagnosa sesuai
dengan Permenkes 514/2015 dapat dilakukan audit. Untuk
menangani hal ini diperlukan clinical pathway rawat jalan (masukan dr
Jaya Kusuma). Dengan adanya Perpres Nomor 19 menyatakan bahwa
akan terdapat pendistribusian peserta secara merata. Terdapat
pembatasan dengan ketentuan 1 dokter 5.000 peserta (1:5.000)

Anda mungkin juga menyukai