Anda di halaman 1dari 30

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)

RSIA PURI BETIK HATI


ASFIKSIA
1. Pengertian (Definisi) Keadaan dimana saat bayi tidak dapat segera bernafas
secara spontan dan teratur setelah lahir

Jenis asfiksia :
1. Asfiksia livida (biru)
2. Asfiksia pallivida (putih)

Klasifikasi asfiksia :
a. Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3
b. Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-6
c. Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai APGAR
7-9
d. bayi normal dengan APGAR 10

2. Anamnesis - Saat lahir bayi mengalami keadaan tidak dapat bernafas


secara spontan dan teratur atau bayi tidak menangis
- Tonus otot jelek
- Bayi premature
- Air ketuban keruh bercampur mekonium,bayi tidak bugar
3. Pemeriksaan Fisik a. Bayi lemah, tidak bernapas atau menangis
b. Tonus otot lemah/jelek
c. Sianosis
d. Napas megap megap

4. Kriteria Diagnosis a. Menurut AAP (American Academic of Pediateric) dan


AHA (American Heart Association) :
- Bayi kurang bulan
- Bayi tidak bernafas spontan/teratur
- Tonus otot jelek

1
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

ASFIKSIA
4. Kriteria Diagnosis b. Menurut APGAR Score : yang dihitung sampai
dengan menit ke 10
- Asfiksia ringan : 7
- Asfiksia sedang : 4-6
- Asfiksia berat : 1-3
c. Menurut hasil AGD : Ph < 7,25, paO2 < 50 mmHg
d. Menurut WHO : Skor apgar plus gambaran HIE dan
defisit neurologis

5. Diagnosis Kerja Asfiksia neonatorum

6. Diagnosis Banding Hipoksia:


Pulmonal :
1. Penyakit Membran Hialin
2. Pneumonia
3. Kelainan kongenital paru
Ekstra pulmonal :
1. Ensefalopati hipoksik iskemik / Hypoxic Ischemic
2. Encephalopathy (HIE )
3. Sepsis neonatorum
4. Penyakit Jantung bawaan
5. Asidosis metabolik dan Gangguan metabolik lain
7. Pemeriksaan Penunjang - Analisis Gas Darah
- Foto toraks dada

2
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

ASFIKSIA
8. Tata Laksana Resusitasi neonatus : mulai dari tahapan sebagai berikut :
Langkah awal:
- Ventilasi tekanan positip
- Kompresi dada
- Pemberian obat obatan dan cairan pengganti volume
- Pemasangan pipa endotrakheal setiap ada indikasi (dapat
pada setiap tahapan)
a. Bayi yang memberi respons baik (asfiksia ringan)
dirawat di RuangPerawatan Pasca Resusitasi, setelah
stabil dirawat di rawat gabung.
b. Diberikan injeksi vitamin K 1, vaksinasi Hepatitis B,
tetes mataantibiotik (kloramfenikol, tetrasiklin atau
eritromisin) dan ASI adlibitum
- Bayi dengan asfiksia sedang di rawat di bangsal
Perawatan BayiRisiko Tinggi, bila ada napas spontan
dapat diberi CPAP (BubbleCPAP), diberi infus ivfd,
dengan larutan dekstrose 5% atau 10 %dan asuhan
bayi baru lahir. Nutrisi dengan ASI atau
nutrisiparenteral total.
7. Edukasi
8. Prognosis Dubia ad bonam
9. Tingkat Evidens IV
10. Tingkat Rekomendasi C
11. Penelaah Kritis SMF Anak
12. Indikator (Outcome) Kondisi pasien membaik

3
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

ASFIKSIA
15. Kepustakaan
 Stewart JE. Martin CR, Joselaw MR. Follow-up Care of
Very Low Birth Weight Infant. Dalam : Cloherty JP,
Eichenwald EC, Stark AR. Manual of Neonatal Care,
edisi keenam. Philadelphia : Lippincott Williams and
Wilkins; 2008.h.159-63.
 Rao R. Nutritional management, Dalam : Glomella TL,
Cunningham MD, Eyal FG, Tuttle D, penyunting.
Neonatology, management, procedures, on-call
problems, disease, and drugs. Edisi keenam. New York
: McGraw-Hill; 2004.h.77-108
 Rohsiswatmo R. Parenteral and eternal nutrition of
pretem infant. Dipresentasikanpada Pelatihan Berat
Lahir Rendah; 2009
 Angert R, Adam HM. Care of the very low-birthweight
infant. Pediatr. Rev. 2009;30;32-5
 UNICEF and WHO. Low birthweight. Country,Regional and
Global Estimates. 2000

4
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

SEPSIS NEONATORUM
1. Pengertian (Definisi) Suatu sindroma respon inflamasi janin/FIRS disertai gejala
klinis infeksi yang diakibatkan adanya kuman di dalam
darah pada neonatus.

FIRS(fetal inflamatory response syndrome/ sindroma


respon inflamasi janin)
Bila ditemukan dua tau lebih keadaan : laju napas >
60x/menit atau <30x/menit atau apnea dengan atau tanpa
retraksi dan desaturasi oksigen, suhu tubuh tidak stabil
(<36◦C atau > 37,5◦C), waktu pengisian kapiler > 3 detik,
hitung leukosit < 4000 x 10 9/L
2. Anamnesis Faktor resiko mayor infeksi :
1. Ketuban pecah > 24 jam
2. Ibu demam saat inpartum suhu > 38◦C
3. Korioamnionitis
4. Denyut jantung janin menetap >160x/i
5. Ketuban berbau
Faktor resiko minor infeksi :
1. Ketuban pecah > 12 jam
2. Ibu demam saat intrapartum suhu > 37,5◦C
3. Nilai APGAR rendah ( menit ke-1 <5, menit ke-5 <7)
4. Bayi berat lahir sangat rendah(BBLSR) <1500gr
5. Usia gestasi < 37 minggu
6. Kehamilan ganda
7. Keputihan yang tidak diobati
8. ISK / tersangka ISK tidak diobati

5
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

SEPSIS NEONATORUM
3. Pemeriksaan Fisik Tanda klinis sepsis neonatorum tidak spesifik dan
berhubungan dengan karakteristik kuman penyebab dan
respon tubuh terhadap masuknya kuman, seperti :
1. Irregularitas temperatur : hipertermi, hipotermi,
2. Perubahan perilaku : letargi, iritabel
3. Perubahan tonus
4. Kelainan pada kulit : perfusi perifer buruk, sianosis,
motting,pucat, ptekie, rash, ikterik, sklerema
5. Intoleransi minum
4. Kriteria Diagnosis 1. Adanya faktor resiko infeksi ( minimal 1 resiko infeksi
mayor atau resiko infeksi minor)
2. Klinis dan pemeriksaan fisik
a. RR >60x/i, dengan atau tanpa retraksi
b. Insibalitas suhu
c. Capillary refill time >3 detik
5. Diagnosis Kerja Sepsis awitan dini
6. Diagnosis Banding Kelainan bawaan jantung, paru dan organ lain
7. Pemeriksaan Darah rutin
Penunjang 1. Apusan darah tepi
2. CRP
3. Kultur darah
4. Pungsi lumbal dan kultur cairan serebrospinal

6
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

SEPSIS NEONATORUM
8. Tata Laksana Diberikan kombinasi golongan antibiotik golongan
ampisilin n50 mg/kgbb dosis i.v (tiap 12 jam neonatus
umur ≤7 hari, dan tiap 8 jam untuk neonatus umur > 7 hari,
dan tiap 8 jam untuk neonatus umur> 7 hari), dan
gentamisin 4-5 mg/kgbb/dosis i.v tiap 24 jam. Dosis
ampisilin untuk meningitis adalah 100mg/kgBB/dosis i.v
(tiap 12 jam untuk neonatus umur ≤7 hari, dan tiap 8 jam
untuk neonatus umur >7 hari.
Dilakukan septic work up sebelum antibiotika diberikan:
- darah lengkap
- urin lengkap
- feses lengkap
- kultur darah
- kultur cairan cerebrospinal
- urin
- feses
- pungsi lumbal dengan analisa
- cairan serebrospinal (jumalh sel, kimia, pengecetan
gran)
- foto polos dada
- pemeriksaan CRP kuantitatif
9. Edukasi
10. Prognosis Dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens IV

12. Tingkat Rekomendasi C

7
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

SEPSIS NEONATORUM
13. Penelaah Kritis SMF Anak
14. Indikator (Outcome) Kondisi pasien membaik
15. Kepustakaan
 Stewart JE. Martin CR, Joselaw MR. Follow-up
Care of Very Low Birth Weight Infant. Dalam :
Cloherty JP, Eichenwald EC, Stark AR. Manual of
Neonatal Care, edisi keenam. Philadelphia :
Lippincott Williams and Wilkins; 2008.h.159-63.
 Rao R. Nutritional management, Dalam : Glomella
TL, Cunningham MD, Eyal FG, Tuttle D,
penyunting. Neonatology, management, procedures,
on-call problems, disease, and drugs. Edisi keenam.
New York : McGraw-Hill; 2004.h.77-108
 Rohsiswatmo R. Parenteral and eternal nutrition of
pretem infant. Dipresentasikanpada Pelatihan Berat
Lahir Rendah; 2009
 Angert R, Adam HM. Care of the very low-
birthweight infant. Pediatr. Rev. 2009;30;32-5
 UNICEF and WHO. Low birthweight. Country,Regional
and Global Estimates. 2000.

8
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

HIPERBILIRUBINENEMIA
1. Pengertian (Definisi) Meningkatnya kadar bilirubin serum melebihi normal
pada neonatus
2. Anamnesis Ikterus fisiologi :
- Meningkatnya bilirubin serum tak terkonyugasi/indirek
terjadi selama minggu pertama kehidupan dan akan
terpecahkan dengan sendirinya
- Pada bayi sehat dan cukup bulan, akan terlihat pada hari
kedua dan ketiga dan biasanya akan menghilang pada hari
ke 6-8vtapi mungkin akan menetap sampai hari ke-14
dengan maksimal total kadar bilirubin serum > 12mg/dl
- Pada bayi kurang bulan, ikterus akan terlihat pada hari ke
3-4 dan akan hilang pada hari ke 10-20 dengan kadar
bilirubin serum maksimal <15 mg/dl.
- Ikterus non fisiologis :
- Harus dicurigai bila ikterus fisiologi tidak terpenuhi
Kriteria :
- Ikterus mulai sebelum usia 36 jam
- Peningkatan kadar bilirubin serum > 0,5 mg/dl
perjam
- Total bilirubin serum > 15 mg/dl pada bayi cukup
bulan dan diberikan susu formula
- Total bilirubin serum > 17 mg/dl pada bayi cukup
bulan diberikan ASI
- Ikterus klinis pada > 8 hari pada bayi cukup bulan dan >
14 hari pada bayi tidak cukup bulan

9
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

HIPERBILIRUBINENEMIA
3. Pemeriksaan Fisik - Kelahiran kurang bulan
- Kecil untuk masa kehamilan
- Mikrosefal (infeksi kongenital )
- Ektravasi darah misalnya sefal hematoma atau
infeksi
- Pucat, ptekie
- Hepatosplenogaly, anemia hemolitik dan infeksi
- Tanda hipotiroidisme
- Tanda sepsis neonatorum
- Warna kulit bayi kuning : amati ikterus pada siang
hari dengan sinar lampu yang cukup. Tekan kulit
dengan ringan memakai jari tangan untuk
memastikan warna kulit dan jaringan subkutan.
- Pada hari pertama tekan pada ujung hidung atau dahi
- Pada hari kedua tekan pada lengan atau tungkai
- Pada hari ketiga atau seterusnya tekan pada tangan dan
kaki.
4. Kriteria Diagnosis Ikterus non fisiologis :
Harus dicurigai bila ikterus fisiologi tidak terpenuhi
Kriteria :
- Ikterus mulai sebelum usia 36 jam
- Peningkatan kadar bilirubin serum > 0,5 mg/dl
perjam
- Total bilirubin serum > 15 mg/dl pada bayi cukup
bulan dan diberikan susu formula
- Total bilirubin serum > 17 mg/dl pada bayi cukup
bulan diberikan ASI
- Ikterus klinis pada > 8 hari pada bayi cukup bulan

10
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

HIPERBILIRUBINENEMIA
dan > 14 hari pada bayi tidak cukup bulan
5. Diagnosis Kerja - Hiperbilirubinemia
6. Diagnosis Banding -
7. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium

- Bilirubin total serum dan bilirubin direk


- Gol darah rhesus
- Pemeriksaan combs
- Pemeriksaan hitung darah lengkap
- Hitung retikulosit

8. Tata Laksana - ASI dan kontak kulit dengan kulit membantu


bilirubin neonatus teratur
- Meningkatnya asupan cairan maupun kalorinya
- Hentikan obat yang mempengaruhi metabolisme
bilirubin
- Mengkoreksi hipoksia, infeksi, dan asidosis
- Fenobarbital 4 mg/kg bb/ hari dibagi dalam 3 dosis
- Terapi sinar selama 2-3 kali 24 jam
- Tranfusi tukar
9. Edukasi
10. Prognosis Dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens IV
12. Tingkat rekombinasi C
13. Penelaah Kritis SMF Anak
14. Indikator (outcome) Kondisi pasien membaik

11
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

HIPERBILIRUBINENEMIA
15. Kepustakaan
 Stewart JE. Martin CR, Joselaw MR. Follow-up
Care of Very Low Birth Weight Infant. Dalam :
Cloherty JP, Eichenwald EC, Stark AR. Manual of
Neonatal Care, edisi keenam. Philadelphia :
Lippincott Williams and Wilkins; 2008.h.159-63.
 Rao R. Nutritional management, Dalam : Glomella
TL, Cunningham MD, Eyal FG, Tuttle D,
penyunting. Neonatology, management, procedures,
on-call problems, disease, and drugs. Edisi keenam.
New York : McGraw-Hill; 2004.h.77-108
 Rohsiswatmo R. Parenteral and eternal nutrition of
pretem infant. Dipresentasikanpada Pelatihan Berat
Lahir Rendah; 2009
 Angert R, Adam HM. Care of the very low-
birthweight infant. Pediatr. Rev. 2009;30;32-5
 UNICEF and WHO. Low birthweight. Country,Regional
and Global Estimates. 2000.

12
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

ARDS ( ACUTE RESPIRATORY SYNDROME)


1. Pengertian (Definisi) Acute respiratory distress syndrom syndrom (ARDS)
suatukondisi ketika paru paru mengalami jejas berat yang
tersebar
sehingga mempengaruhi kemampuan untuk mengambil
oksigen.sehingga mempengaruhi kemampuan untuk
mengambil oksigen.
Rendahnya kadar oksigen dalam darah dan ketidak
mampuan
untuk mengambil oksigen pada tingkat normal
merupakan gejala
khas ARDS.
2. Anamnesis Identifikasi penyakit yang mendasari :
1. Sepsis
2. Pneumonia
3. Aspirasi isi lambung
4. Pankreatitis
5. Tranfusi darah, dan
6. Trauma berat
3. Pemeriksaan Fisik 1. Demam
2. Takipnue
3. Takikardi
4. Ronki difus
4. Kriteria Diagnosis ARDS : PaO2/FI02 ≤ 200 mmHg, onset akut, infiltrat
alveolar atau interstitial bilateral pada foto thoraks,
PCWP ≤ 18 mmHg atau tidak adanya bukti klinis
peningkatan tekanan atrium kiri.
5. Diagnosis Kerja ARDS

13
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

ARDS ( ACUTE RESPIRATORY SYNDROME)


7. Diagnosis Banding 1. Edema paru kardiogenik
2. Pneumonia difus
1. Perdarahan alveolar
3. Penyakit paru interstitial akut

8. Tata Laksana Prinsip Umum


1. Identifikasi dan tatalaksana penyakit primer dan
kelainan bedah
2. Meminimalisir tindakan dan komplikiasinya
3. Profilaksis terhadap tromboemboli vena, perdarahan
saluran cerna, aspirasi, sedasi berlebihan dan infeksi
kateter vena sentral
4. Identifikasi infeksi nosokomial
5. Nutrisi adekuat
 Dukungan ventilasi mekanik, tidak volume rendah
 Kebutuhan cairan, retriksi cairan dan diuretik
digunakan untuk mengatasi tekanan atrium kiri,
monitor tanpa hipertensi dan hipoperfusi organ
seperti ginajl
 Glukokortikoid : adanya penurunan mortalitas
dan perbaikan prognosis pada pemberian
kortikosteroid dosis rendah
9. Edukasi
10. Prognosis dubia of bonam
11. Tingkat Evidens IV
12. Tingkat rekombinasi C

13. Penelaah Kritis SMF Anak

14
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

ARDS ( ACUTE RESPIRATORY SYNDROME)


14. Indikator (Outcome) Kondisi pasien membaik
15. Kepustakaan 1. Stewart JE. Martin CR, Joselaw MR. Follow-up Care of
Very Low Birth Weight Infant. Dalam : Cloherty JP,
Eichenwald EC, Stark AR. Manual of Neonatal Care,
edisi keenam. Philadelphia : Lippincott Williams and
Wilkins; 2008.h.159-63.
2. Rao R. Nutritional management, Dalam : Glomella TL,
Cunningham MD, Eyal FG, Tuttle D, penyunting.
Neonatology, management, procedures, on-call problems,
disease, and drugs. Edisi keenam. New York : McGraw-
Hill; 2004.h.77-108
3. Rohsiswatmo R. Parenteral and eternal nutrition of
pretem infant. Dipresentasikanpada Pelatihan Berat Lahir
Rendah; 2009
4. Angert R, Adam HM. Care of the very low-birthweight
infant. Pediatr. Rev. 2009;30;32-5
5. UNICEF and WHO. Low birthweight. Country,Regional
and Global Estimates. 2000.

15
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

HIPOGLIKEMIA
1. Pengertian (Definisi) Merupakan keadaan dimana kondisi bayi dengan kadar
glukosa darah kurang dari 45mg/dl, yang dapat memberi
gejala atau tidak memberi gejala
2. Anamnesis - Apakah didapatkan gejala takikardi, berkeringat,
lemas, lapar, mual, muntah ?
- Apakah didapatkan gejala pusing, gangguan
penglihatan?
- Apakah didapatkan penurunan kesadaran, gangguan
psikologis, perubahan tingkah laku?
3. Pemeriksaan Fisik Bayi baru lahir dengan berat lahir 4000gr atau lebih
Beberapa saat sesudah lahir bayi dapat memberi gejala
(lemas, kejang, dan sesak nafas)
4. Kriteria Diagnosis kadar glukosa plasma < 40 mg/dl
5. Diagnosis Kerja Diagnosis ditegakkan dari gejala klinis dan pemeriksaan
tambahan lain
6. Diagnosis banding Insuficiensy adrenal, kelainan jantung, gagal ginjal,
penyakit susunan syraf pusat, sepsis, asfiksia,
abnormalitas metabolic
7. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium :
- Glukosa darah
- Urine rutin
8. Tatalaksana 1. Bila kejang hentikan kejang dengan fenobarbital 10-
20mg/kg iv
2. Bila apnoe lakukan resusitasi, bila sesak nafas berikan
oksigen
3. Bila glukosa darah kurang dari 25mg/dl atau terdapat
tanda hipoglikemia :
 Pasang jalur intravena bila belum terpasang, jika

16
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

HIPOGLIKEMIA
8. Tata Laksana jalur intravena tidak dapat dipasang dengan cepat
berikan larutan glukosa melalui pipa lambung
dengan dosis yang sama
 Beri glukosa 10% 2mg/kg secra iv bolus pelan-
pelan selama 5 menit
 Infus glukosa 10% sesuai kebutuhan rumatan
4. Periksa kadar glukosa darah 1 jam setelah bolus
glukosa dan kemudian tiap 3 jam :
 Jika kadar glukosa darah masih ˂25mg/dl
(1,1mmol/L), ulangi pemberian bolus glukosa
seperti tersebut diatas dan lanjutkan pemberian
infus
Jika kadar glukosa darah 25-45mg/dl (1,1-
2,6mmol/L), lanjutkan infus dan ulangi
pemeriksaan kadar glukosa setiap 3jam sampai
kadar glukosa 45mg/dl atau lebih
9. Edukasi 1. Potensi kematian oleh karena hipoglikemia
2. Informed consent dari keluarga
10. Prognosis Bila tidak ada penyulit
11. Tingkat Evident IV
12. Tingkat Rekombinasi C
13. Penelaah Kitis SMF Anak
14. Indikator Mutu(Outcome) 80% Pasien Hipoglikemia tanpa komplikasi akan sembuh
dalam waktu 3 hari

17
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

HIPOGLIKEMIA
15. Kepustakaan 1. Zimmerman D, habiby RL, Brickman WJ. Diabetes
Mellitus and Hypoglycemia. In: Green T, Franklin W,
Tanz RR. Paediatrics. 2005.Mc Graw
Hill.Singapore.hal.263-78.
2. Oberfield SE, Hale DE. Endocrinology. Dalam: Polin
RA, Ditmar MF. Pediatric secrets. Edisi 4. Elsevier
Mosby. Phiadelphia.hal 191-21.
3. Clarke W, Jones T, Rewers A, Dunger D,
Klingensmith GJ. Assessment and Management of
Hypoglycemia In Children and Adolescent With
Diabetes. Pediatric Diabetes 2009:10 (Suppl,12)134-
45.

18
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

KEJANG PADA BAYI BARU LAHIR


1. Pengertian (Definisi) Gangguan sementara fungsi otak dengan manifestasi
gangguan kesadaran episodik disertai abnormalitas sistem
motorik atau otonomik
2. Anamnesis 1. Riwayat hipoksik-iskemik ensefalopati
- general (asfiksia neonatorum)
- fokal (infark karena kelainan arteri atau vena)
2. Riwayat perdarahan intrakranial (intraventrikular,
subdural, trauma )
3. Riwayat infeksi SSP (TORCH, meningitis, sepsis)
4. Riwayat gangguan metabolik
- transient (hipoglikemia, hipokalsemia,
hiponatremia)
- kelainan metabolisme bawaan (a.l.: defisiensi
piridoxin)
5. Riwayat kelainan kongenital SSP (hidrosefalus,
hidransefali, porensefali, kelainan pembuluh darah
otak)
6. Riwayat ensefalopati bilirubin (kern ikterus)
7. Riwayat maternal drug withdrawal (heroin,
barbiturates, methadone, cocaine, morfin)
8. Idiopatik
3. Pemeriksaan Fisik 1. Subtle (Samar): Jantung normal, tangisan
melengking, mulut seperti mengunyah/ menghisap
2. Tonik (fokal dan general) : gerakan tonik seluruh
ekstremitas, fleksi ekstremitas atas disertai ekstensi
ekstremitas bawah
3. Klonik (fokal dan multifokal). Fokal : gerakan
ritmis, pelan, menghentak klonik. Multifokal :

19
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

KEJANG PADA BAYI BARU LAHIR


gerakan klonik beralih dari ekstremitas yang satu ke
ekstremits yang lain tanpa pola spesifik.
4. Mioklonik (fokal, multifokal, general) : gerakan
menghentak multipel dari ekstremitas atas dan
bawah.
4. Kriteria Diagnosis 1. Anamnesis
2. Gejala klinis
3. Pemeriksaan penunjang : laboratorium, USG kepala,
EEG
5. Diagnosis Kerja Neonatal seizures
6. Diagnosis Banding Jitteriness
• Gerakan tidur mioklonus
• Apnea pada saat tidur
• Gerakan mengisap yang terputus
7. Pemeriksaan Penunjang Darah lengkap
• Gula darah
• Serum elektrolit (natrium, kalsium, fosfat, dan
magnesium)
• Faal pembekuan darah
• Kadar billirubin dan faal hati
• Pemeriksaan TORCH
• Analisa gas darah
• Pungsi lumbal
• USG kepala
• MRI kepala
• EEG

20
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

KEJANG PADA BAYI BARU LAHIR


8. Tata Laksana 1. Pertahankan homeostasis sistemik (pertahankan jalan
nafas, usaha nafas dan sirkulasi)
2. Terapi etiologi spesifik
- Dekstrose 10% 2 mL/kg BB intravena bolus pelan
dalam 5 menit
- Kalsium glukonas 10 % 200 mg/kg BB intravena
(2 mL/kg BB) diencerkan aquades sama banyak
diberikan secara intra vena dalam 30 menit (bila
diduga hipokalsemia)
- Antibiotika bila dicurigai sepsis atau meningitis
- Piridoksin 50-100 mg/kg IV sebagai terapeutik
trial pada defisiensi piridoksin, kejang akan
berhenti dalam beberapa menit
3. Terapi antikejang
- Fenobarbital: Loading dose 20 mg/kg BB
intravena dalam 15 menit, jika tidak berhenti
dapat diulang dengan dosis 5 mg/kg BB tiap 5
menit sampai total 40 mg/kg atau kejang berhenti.
- Bila kejang berlanjut diberikan fenitoin: loading
dose 20 mg/kg BB intra vena kecepatan 1
mg/kg/menit
- Bila masih kejang dapat diberikan :
 Diazepam 0,3 mg/kg/jam (dengan support
ventilasi mekanik)
 Midazolam 0,2 mg/kg iv kemudian 0,1-0,4
mg/kg/jam
- Rumatan fenobarbital dosis 3-5 mg/kg BB/hari
dapat diberikan secara intravena/IM/peroral

21
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

KEJANG PADA BAYI BARU LAHIR


- dimulai 24 jam setelah loading dose
- Rumatan fenitoin dosis 4-8 mg/kgBB/hari
intravena/intravaskuler/peroral dimulai dalam 12
jam setelah loading dose.
- Penghentian obat anti kejang dapat dilakukan 2
minggu setelah bebas kejang dan penghentian obat anti
kejang sebaiknya dilakukan sebelum pulang kecuali
didapatkan lesi otak bermakna pada USG atau CT
Scan
9. Edukasi 1. Bayi yang mengalami kejang mungkin mempunyai
lebih dari satu penyebab, misalnya HIE dengan
hipokalsemia, atau sepsis dengan hipoglikemia
2. Klinisi seharusnya tidak hanya mendiagnosis kejang
saja tanpa mengetahui penyebab dasarnya
10. Prognosis dubia of bonam
11. Tingkat Evidens IV
12. Tingkat Rekomendasi C
13. Penelaah Kritis SMF Anak
14. Indikator (Outcome) Tidak didapatkan gejala kejang
Bila penyebabnya sekunder (metabolik), 70% gejala
menghilang dalam 24 jam bila penyebabnya teratasi
80% Pasien sembuh dalam waktu 2 minggu
15. Kepustakaan 1. Bergin AM. Neonatal seizures. Dalam: Cloherty JP,
Stark AR, eds. Manual of neonatal care; edisi ke-7.
Boston: Lippincott Williams & Wilkins, 2012; 729-
42..

22
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

KEJANG PADA BAYI BARU LAHIR


15. Kepustakaan 2. Depkes RI. Klasifikasi kejang. Dalam: Buku bagan
MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda Sakit).
Metode tepat guna untuk paramedis, bidan dan
dokter. Depkes RI, 2001.
3. Young TE, Mangum B. Neofax. Dalam: Neofax,
edisi ke-7, 2004: 154-155.
4. Indrasanto E, Dharmasetiawani N, Rohsiswatmo R,
Kaban RK. Buku acuan pelatihan pelayanan obstetri
dan neonatal emergensi komprehensif. Jakarta:
Depkes RI, 2008; 273-80.
5. Khosim S, Indarso F, Irawan G, Hendrarto TW.
Buku acuan pelatihan pelayanan obstetri Neonatal
Emergensi Dasar. Jakarta: Depkes RI, 2006; 84-92

23
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

BAYI BERAT LAHIR RENDAH


1. Pengertian (Definisi) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan
berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa mengandung usia
gestasi
2. Anamnesis 1. Umur ibu
2. Hari pertama haid terakhir
3. Riwayat persalinan sebelumnya
4. Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
5. Kenaikan berat badan selama hamil
6. Aktivitas, penyakit yang diderita,dan obat-obatan yang
diminum selama hamil
3. Pemeriksaan Fisik 1. Berat badan <2500 gram
2. Tanda prematuritas
3. Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi
kecil untuk masa kehamilan)
4. Kriteria Diagnosa Berdasarkan ananmesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang
5. Diagnosa Kerja BBLR
6. Diagnosa Banding Sesuai klasifikasi
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan Ballard
2. Tes kocok (shake tes) dianjurkan untuk bayi kurang
bulan
3. Darah rutin, glukosa darah
4. Bila perlu (tergantung klinis) dan fasilitas tersedia,
periksa kadar elektrolit dan analisa gas darah
5. Foto rongten dada diperlukan pada bayi baru lahir
dengan umur kehamilan kurang bulan dan mengalami
sindrom gangguan napas
6. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamil

24
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

BAYI BERAT LAHIR RENDAH


an <35 minggu, dimulai pada umur 3 hari dan dilanjutkan
sesuai hasil yang didapat
8. Tata Laksana  Pemberian vitamin K
- Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
- Per oral 2 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur
3-10 hari, dan umur 4-6 minggu).
 Mempertahankan suhu tubuh normal
- Gunakan salah satu cara menghangatkan dan
mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti kontak
kulit ke kulit, kangoroo mother care, pemancar
panas, imkubator atau rungan hangat yang
tersedia difasilas kesehatan setempat sesuai
petunjuk (Table 1)
- Jangan mandikan atau menyentuh bayi dengan
tangan dingin
- Ukur suhu tubuh sesuai jadwal (Tabel 2)
 Pemberian minum
- ASI merupakan pilhan utama
- Apabila bayi mendapatkan ASI,pastikan bayi
menerima jumlah yang cukup dengan cara
apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai
kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari
sekali
- Apabila bayi sudah sudah tidak mendapatkan

25
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

BAYI BERAT LAHIR RENDAH


- cairan IV dan beratnya naik 20 gram/hari selama
3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali
seminggu
- Pemberian minum minimal 8x/hari. Apabila bayi
masih menginginkan dapat doberikan lagi (ad
libithum)
- Indikasi nutrisi parenteral yaitu kardiovaskular
dan respirasi yang tidak stabil, fungsi usus belum
berfungsi/erdapat anomaly mayor saluran cerna,
NEC,IUGR berat dan berat lahir <1000 g
- Pada bayi sakit, pemberian minum tidak perlu
dengan segera ditingkatkan selama tidak
ditemukan tanda dehidrasi dan kadar natrium serta
glukosa normal.
Panduan pemberian minum berdasarkan BB :
 Berat lahir <1000 gram
- Minum melalui pipa lambung
- Pemberian minum awal : ≤ 10 mL/kg/hari
- ASI PERAH/ term formula/half-strenght pretem
formula
- Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan
toleransi yang baik : tambahan 0,5-1 mL, interval
1 jam, setiap ≥24 jam
- Setelah 2 minggu : Asi perah + HMF (Human
Milk Fortifier) sampai berat badan mencapai 2000
gram.
 Berat lahir 1000-1500 gram
- Minum melalui pipa lambung

26
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

BAYI BERAT LAHIR RENDAH


- Pemberian minum awal : ≤ 10 mL/kg/hari
- ASI PERAH/ term formula/half-strenght pretem
formula
- Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan
toleransi yang baik : tambahan 1-2ml, interval 2
jam, setiap ≥24 jam
- Setelah 2 minggu : Asi perah + HMF (Human
Milk Fortifier) sampai berat badan mencapai 2000
gram
 Berat lahir 1500-2000 gram
- Minum melalui pipa lambung
- Pemberian minum awal : ≤ 10 mL/kg/hari
- ASI PERAH/ term formula/half-strenght pretem
formula
- Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan
toleransi yang baik : tambahan 2-4 mL, interval 3
jam, setiap ≥24 jam
- Setelah 2 minggu : Asi perah + HMF (Human
Milk Fortifier) sampai berat badan mencapai 2000
gram.
 Berat lahir 2000-2500 gram
- Apabila mampu sebaikanya diberikan minum
peroral
- ASI PERAH
 Bayi sakit
- Pemberian minum awal ≤10 mL/kg/hari
- Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan

27
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

BAYI BERAT LAHIR RENDAH


toleransi yang baik : tambahan 3-5 mL, interval 3
jam, setiap ≥ 8 jam
9. Edukasi  Jaga dan pantau kehangatan
 Jaga dan pantau patensi jalan napas
 Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
 Bila terjadi penyulit segera kelola sesuai dengan
penyulit yang timbul (misalnya hipotermi, kejang,
gangguan napas, hiperbilirubinemia,dll)
 Berikan dukungan emosional kepada Ibu dan
anggota keluarga lainnya
 Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila ini tidak
memungkinkan, biarkan dia berkunjung setiap saat
dan siapkan kamar untuk menyusui
 Ijinkan dan ajurkan kunjungan oleh keluarga atau
teman dekat apabila dimungkinkan
10. Prognosis Dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens IV
12. Tingkat Rekombinasi C
13. Penelaah Kritis SMF Anak
14. Indikator Kondisi pasien membaik
15. Kepustakaan 1. Stewart JE. Martin CR, Joselaw MR. Follow-up Care
of Very Low Birth Weight Infant. Dalam : Cloherty
JP, Eichenwald EC, Stark AR. Manual of Neonatal
Care, edisi keenam. Philadelphia : Lippincott
Williams and Wilkins; 2008.h.159-63.
2. Rao R. Nutritional management, Dalam : Glomella

28
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
RSIA PURI BETIK HATI

BAYI BERAT LAHIR RENDAH


TL, Cunningham MD, Eyal FG, Tuttle D,
penyunting. Neonatology, management, procedures,
on-call problems, disease, and drugs. Edisi keenam.
New York : McGraw-Hill; 2004.h.77-108

3. Rohsiswatmo R. Parenteral and eternal nutrition of


pretem infant. Dipresentasikanpada Pelatihan Berat Lahir
Rendah; 2009
4. Angert R, Adam HM. Care of the very low-birthweight
infant. Pediatr. Rev. 2009;30;32-5
5. UNICEF and WHO. Low birthweight. Country,Regional
and Global Estimates. 2000.

LAMPIRAN
Table 1.cara menghangatkan bayi
Cara Penggunaan

29
kontak kulit Untuk semua bayi
Untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat, atau menghangatkan
bayi hiportermi (32-36°C) apabila cara lain tidak mungkin dilakukan
KMC Untuk menstabilkan bayi dengan berat badan <2500 g, terutama
direkomendasikan untuk perawat berkelanjutan bayi dengan berat badan
<1800 g dan usia gestasi <34 minggu
Pemancar Panas Untuk bayi sakit atau bayi dengan berat bdan <1500g atau lebih
Untuk pmeriksaan awal bayi, selama dilakukan tindakan, atau
mengahngatkan kembali bayi hipotermi
Inkubator Penghangat berkelanjutan bayi dengan dengan berat<1500g yang tidak
dapat dilakukan KMC
Untuk bayi sakit berat (sepsis,gangguan napas berat)
Ruangan hangat Untuk merawat bayi dengan berat badan <2500g yang tidak memerlukan
tindakan diagnostic atau prosedur pengobatan
Tidak untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan napas berat)

Table 2. Pengukuran Suhu Tubuh


Bayi sangat Bayi keadaan
Keadaan bayi Bayi sakit Bayi kecil
kecil membaik
Frekuensi Tiap jam Tiap 12 jam Tiap 6 jam Sekali/hari
pengukuran
Suhu incubator (°C) menurut umur *
Berat bayi
35 34 33 32
<1500g Hari 11hr-3 minggu 3-5 minggu >5 minggu
1500-2000g 1-10 hari 11hr-4 minggu >4 minggu
2100-2500g 1-2 hari 3 hr-3 minggu >3 minggu
>2500g 1-2 hr >2 minggu
*Bila jenis inkubatornya berdinding tunggal, naikan suhu incubator 1°C setiap perbedaan 7°C
antara suhu ruangan dan incubator.

30

Anda mungkin juga menyukai