Anda di halaman 1dari 17

PEDOMAN PRAKTEK KLINIK DAN

CLINICAL PATHWAY
TAHUN 2019

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AGATS

JL. MISI NO.1 DISTRIK AGATS KAB. ASMAT


PAPUA -99777
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AGATS
12.DIR.AGATS.SK.PMKP.III.2019

TENTANG
PEDOMAN PRAKTIK KLINIK DAN CLINICAL PATHWAY

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AGATS


Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Agats selalu berupaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan harapan masyarakat;
b. bahwa dalam rangka memantau dan memotivasi upaya peningkatan mutu
dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Agats dipandang perlu
dibentuk Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien yang didalamnya
terdiri dari Unit Penjaminan Mutu dan Unit Keselamatan Pasien;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b
tersebut,maka perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Agats tentang Pembentukan Komite Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Agats;

Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 29 tahun 2004 tetang Praktek Kedokteran;


2. Undang–Undang nomor 36 tahun 2009 tanggal 17 tentang Kesehatan;
3. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1691/MENKES
/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 tahun
2016 tentang pedoman K3 Rumah Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 tentang
Keselamatan Pasien;

1
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PEDOMAN PRAKTIK KLINIK DAN CLINICAL PATHWAY


KESATU Menetapkan Pedoman Praktik Klinik dan Clinical Pathway
KEDUA Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat diperbaharui sesuai
dengan perkembangan.

Keputusan ini ditetapkan di : Agats


Tanggal : 08 Maret 2019
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AGATS

drg. Yenny Yokung Yong, MDSc, Sp. Perio


Penata Tk. I /IIId
NIP : 19790124 200801 2 011

2
DAFTAR ISI

Halaman

Surat Keputusan Regulasi Tentang Komite/Tim PMKP atau Bentuk Organisasi


Lainnya Lengkap dengan Uraian Tugas .......................................................................1
Daftar Isi ......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................4
BAB II PENGERTIAN DAN TUJUAN ......................................................................5
BAB III RUANG LINGKUP........................................................................................6
BAB IV TATALAKSANA PENYUSUNAN DAN IMPLEMENTASI
PEDOMAN PRAKTIK KLINIK DAN CLINICAL PATHWAY ..............................10
BAB V PELAKSANA PENYUSUNAN DAN IMPLEMENTASI
PEDOMAN PRAKTIK KLINIK DAN CLINICAL PATHWAY .............................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

Era pelayanan kesehatan yang lebih berfokus ke pelayanan pasien, membuat RS perlu
mengimplementasikan beberapa alat kendali mutu dan biaya. Pedoman Praktek Klinik adalah
pedoman yang disusun oleh staf medis dalam melaksanakan kegiatan pelayanan klinik ke pasien
Clincal Pathway, sebagai alat kendali mutu dan biaya didefinisikan sebagai catatan multidisiplin
berbasis waktu yang bertujuan meminimalisasi variansi pelayanan sehingga terbatas sebagai
keunikan kondisi pasien dan kebebasan klinik. Menurut Pinzon, 2015 , Clinical pathway
merupakan turunan lebih lanjut dari PPK untuk dapat dikolaborasikan dengan 3 pemberi asuhan
lain ( keperawatan, Gizi, Farmasi )
Manfaat clinical pathway meliputi reminder dalam pelayanan, mencegah duplikasi,
mampu meramalkan lama tinggal dan komponen pelayanan, mengendalikan mutu dan biaya, dan
memudahkan audit klinis dan analisis varian. Kendala yang sering muncul dalam penerapan
clinical pathway adalah kesalahpahaman bahwa clinical pathway akan memangaks kebebasan
klinis seorang tenaga medis. Dengan pembudayaan dan sosialisasi yang memadai, clinical
pathway akan memberi dampak positif bagi budaya kerja klinis Rumah Sakit.
CP merupakan sistem yang memasukkan prediksi luaran klinis dalam kerangka waktu
tertentu sehingga menjamin kontinuitas dan koordinasi pelayanan secara multidisiplin.
Perbedaan dengan CP, pedoman praktek klinis adalah pernyataan konsensus yang secara
sistematis dikembangkan untuk membantu klinisi dalam membuat keputusan terkait penanganan
pasien. Awalnya CP diperkenalkan oleh New England Medical Centre, Boston pada pertengahan
1980-an, dengan pertimbangan hasil observasi yang menyatakan bahwa pasien dengan kondisi
klinis yang sama mendapatkan terapi yang juga serupa
Komponen Esensial CP terdiri dari :
a) Timeline
b) Kategori Aktivitas Pelayanan
c) Tindakan Intervensi Medis
d) Luaran klinis efficient, clinically
appropriate and shortest length of sta

y for a
specific medical pro
cedure condition

4
BAB II
PENGERTIAN dan TUJUAN
A. PENGERTIAN
1. PNPK adalah Standar pelayanan kedokteran yang bersifat nasional dan dibuat oleh
organisasi profesi serta disahkan oleh menteri
2. PPK adalah Pedoman dalam melaksanakan praktek klinis yang didasarkan pada
PNPK
3. Clinical Pathway adalah suatu alat kendali mutu dan biaya yang merupakan turunan
PPK dalam rangka memasukkan luaran klinis yang terprediksi dalam kerangka waktu
tertentu.
4. Audit Klinis adalah mekanisme internal rumah sakit untuk menjamin
terselenggaranya pelayanan kesehatan sesuai standar yang telah ditetapkan

B. TUJUAN PENYUSUNAN dan Implementasi PEDOMAN PRAKTEK KLINIK &


CLINCAL PATHWAY RUMAH SAKIT
1) Melakukan standarisasi proses asuhan klinik
2) Mengurangi risiko dalam proses asuhan, terutama yang berkaitan asuhan kritis
3) Memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan efisien dalam memberikan asuhan
klinik tepat waktu dan efektif
4) Memanfaatkan indikator prioritas sebagai indikator dalam penilaian kepatuhan
penerapan alur klinis di area yang akan diperbaiki di tingkat rumah sakit
5) Secara konsisten menggunakan praktik berbasis bukti (“evidence based practices”)
dalam memberikan asuhan bermutu tinggi
6) Penerapan panduan praktik klinis-clinical pathway dipilih oleh masing-masing
kelompok staf medis adalah di unit-unit pelayanan, dimana DPJP memberikan asuhan
7) Mengacu pada prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis yang akan di evaluasi maka
selain ditetapkan indikator mutu, juga diperlukan standardisasi proses asuhan klinis pada
prioritas pengukuran mutu di rumah sakit. Penerapan panduan praktik klinis-clinical
pathway dipilih oleh masing-masing kelompok staf medis adalah di unit-unit pelayanan,
dimana DPJP memberikan asuhan

5
BAB III
RUANG LINGKUP

A. Ruang Lingkup PPK dan CP


Dasar diberlakukan PPK dan CP adalah UU Praktek Kedokteran Pasal 50 yang berbunyi :
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktikkedokteran mempunyai hak :
a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional;
b. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur
operasional;
dan Pasal 51 yang berbunyi :
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban :
memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional
serta kebutuhan medis pasien;

Dapat dilihat perbedaan TERMINOLOGI DALAM UUPK


1. Standar pelayanan kedokteran (Psl 44)
2. Standar profesi dan standar prosedur operasional; (Psl 50 dan Psl 51)
Perbedaannya terletak pada definisi. PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN
KEDOKTERAN (PNPK) : Standar pelayanan kedokteran yang bersifat nasional dan dibuat
oleh organisasi profesi serta disahkan oleh menteri Sedangkan STANDAR PROSEDUR
OPERASONAL berlaku di tingkat rumah sakit
Syarat suatu standar dinyatakan standar pelayanan kedokteran
(PMK1438/2010)
Pasal 4:
– Standar Pelayanan Kedokteran disusun secara sistematis dengan menggunakan
pilihan pendekatan:
• (1).Pengelolaan penyakit dalam kondisi tunggal, yaitu tanpa penyakit
lain atau komplikasi;
• (2).Standar Pelayanan Kedokteran dibuat dengan bahasa .yang jelas,
tidak bermakna ganda, menggunakan kata bantu kata kerja yang tepat,
mudah dimengerti, terukur dan realistik.
• (3).Standar Pelayanan Kedokteran
– harus sahih pada saat ditetapkan
– mengacu pada kepustakaan terbaru dengan dukungan bukti
klinis, dan
– dapat berdasarkan hasil penapisan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran yang dilaksanakan oleh Kementerian
Kesehatan atau institusi pendidikan kedokteran.

6
Adanya PPK dan CP dapat memenuhi tujuan Standar Pelayanan Kedokteran sesuai
PERMENKES 1438/2010 yaitu
a. Memberikan Jaminan pada pasien untuk memperoleh layanan medis berdasarkan nilai
ilmiah sesuai kebutuhan pasien
b. Mempertahankan dan meningkatkan mutu layanan

B. PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN (PNPK) :


PNPK adalah standar pelayanan kedokteran yang bersifat nasional dan dibuat oleh organisasi
profesi serta disahkan oleh menteri
Kriteria penyusunan kondisi yang harus dibuat PNPK
(PMK 1438/2010 PS 5)
1. PENYAKIT ATAU KONDISI YG PALING BANYAK TERJADI
2. PENYAKIT ATAU KONDISI YG RISIKO TINGGI
3. PENYAKIT ATAU KONDISI YG BIAYA TINGGI
4. PENYAKIT ATAU KONDISI YG MEMILIKI VARIASI KERAGAMAN DALAM
PENGELOLAAN
PNPK dapat disusun oleh suatu komite / badan khusus. Di Indonesia PNPK disusun oleh
organisasi Profesi. Sebagai perbandingan, berikut contoh penyusun PNPK di berbagai negara
• Amerika-> National Guideline Clearinghouse
• United Kingdom-> the National Institute for Health and Clinical Excellence
(NICE).
• Di Jerman, the German Agency for Quality in Medicine (ÄZQ)
• Di Malaysia. Academy of Medicine of Malaysia.
• Keseluruhan Organisasi ini merupakan anggota Guidelines International Network
(G-I-N),
C. PEDOMAN PRAKTIK KLINIS
Pedoman Praktik Klinis adalah Pedoman dalam melaksanakan praktek klinis yang didasarkan
pada PNPK. Pedoman ini disusun oleh kelompok staf medis yang bersangkutan, dimana dapat
memuat hal Berikut
• Definisi
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisis
• Kriteria diagnosis
• Diagnosis banding
• Pemeriksaan penunjang
• Terapi
• Edukasi
• Prognosis
• Kepustakaan
7
Menurut BAB VI pasal 13, renaga kesehatan harus mematuhi PNPK dan SPO untuk menjamin
upaya terbaik pemberian pelayanan kesehatan.
Panduan praktik klinis (Clinical Practice Guideline) dapat dilengkapi dengan :
 Alur klinis (Clinical Pathways)
 Algoritme
 Prosedur
 Protokol
 Standing Orders
Pasal 10 UUPK menjelaskan, pimpinan RS wajib memprakarsai penyusunan SPO ( dalam hal ini
PPK ) yang didasari PNPK di tingkat nasional.
Sutoto,2015 menjelaskan terdapat pembagian situasi pelayanan medis berdasar 4 kuadran
kepatuhan tenaga kesehatan

PATUH TIDAK PATUH


TERHADAP PERATURAN,STANDAR DAN TERHADAP PERATURAN,STANDAR DAN
KOMPETENSI KOMPETENSI

TUDUHAN PELANGGARAN
PASIEN IDEAL PASIEN
DISIPLIN
SEMBUH/TIDAK SEMBUH/TIDAK
CEDERA CEDERA

STAF RS

PASIEN TUDUHAN MALPRAKTIK: TUDUHAN MALPRAKTIK:


CEDERA PASIEN CEDERA
BANTUAN HUKUM BANTUAN HUKUM
GANTI RUGI: GANTI RUGI
TNGGUNG JAWAB RS TANGGUNG JAWAB PRIBADI

D. Clinical Pathway

Clincal Pathway, sebagai alat kendali mutu dan biaya didefinisikan sebagai catatan multidisiplin
berbasis waktu yang bertujuan meminimalisasi variansi pelayanan sehingga terbatas sebagai
keunikan kondisi pasien dan kebebasan klinik. Clinical Pathway menjadi tools yang banyak
dipakai secara luas mengingat kemiripannya dengan deskripsi sistem case-mix yang
mendasarkan pada kesamaan karakteristik klinik dan sumber daya yang terlibat. Dari sisi hukum,

8
UU RS Pasal 13 mengamanatkan bahwa Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit
harus bekerja sesuai dengan

– Standar profesi
– Standar pelayanan rumah sakit
– Standar prosedur operasional yang berlaku
– Etika profesi
– Menghormati hak pasien dan
– Mengutamakan keselamatan pasien
Tentu akan sangat menyulitkan RS bila semua topik diagnosis dilakukan penyusunan PPK dan
CP. Pemilihan topik untuk diprioritaskan dibuat PPK dan CP didasarkan pada diagnosis yang
memiliki karakteristik High volume, High risk, High cost, Multidisciplinary , dan Problem
prone. Peran komite medis dan komite PMKP dalam memilih topik PPK CP tersebut sangat
besar mengingat kedua komite tersebut yang lebih memahami masalah sebenarnya dalam
pelayanan rumah sakit,

9
BAB IV
TATA LAKSANA PENYUSUNAN dan IMPLEMENTASI PEDOMAN PRAKTEK
KLINIK & CLINCAL PATHWAY

1. Menentukan Topik
Topik yang dipilih adalah yang berkategori high volume, high cost, high risk dan problem
prone
2. Menunjuk Koordinator (Penasehat Multidisiplin)
Perwakilan dari: semua disiplin yang termasuk dalam pathway, semua level dari struktur
organsisasi, semua pekerja shift, perempuan dan laki-laki
Fungsi
 Melakukan tahapan-tahapan pengembangan CP
 Memberi informasi ke tim profesi masing-masing terkait pengembangan CP 
alur koordinasi, alur komunikasi, dan rekomendasi tim
 Melakukan Pertemuan Pertama  menentukan pemain utama; menjelaskan peran
siapa melakukan apa; dan merencanakan kegiatan berikutnya.
3. Menetapkan Pemain Kunci
Mengidentifikasi setiap orang yang menguasai untuk dilibatkan dalam pengobatan terhadap
sekelompok pasien yang telah dipilih
Dengan brainstorming siapa saja yang perlu dilibatkan (termasuk pasien)
4. Kunjungan Lapangan
Tujuan:
 Untuk melihat praktek, sistem pengukuran dan dasar pemikiran yang ada pada
saat ini di rumah sakit kita
 Mengidentifikasi kemungkinan kaji banding kepada institusi lain
 Menangkap ide
 Menulis laporan dan membuat rekomendasi untuk kesimpulan dalam pathway
 Bawa instrumen untuk menggali informasi yang kita butuhkan
5. Pencarian Literatur
Mencari best practice pada kasus tertentu skala nasional maupun internasional (published
guideline) yang bisa dipakai di RS
2 orang penelaah
 Memilih kata kunci yg tepat untuk mencari PNPK
 Mendistribusikan, membaca, dan membuat telaah pustaka
 Membuat rekomendasi untuk penyusunan clinical pathway
6. Melaksanakan Customer Focus Group
 Membantu mengidentifikasi kesenjangan antara harapan pelanggan dan pelayanan yang
diberikan.

10
 mengijinkan pengembangan indikator mutu pelayanan agar kepuasan konsumen dapat
diukur dan dipantau.
 mengijinkan komunikasi ditingkatkan secara lebih besar antara pelanggan dan pemasok.
7. Membuat/Merevisi Pedoman Praktek Klinis (PPK)
CP merupakan pelengkap PPK (Permenkes No. 1438 Tahun 2010)  tidak mungkin
membuat CP tanpa PPK
PPK harus direview 2 tahun sekali  membuat CP untuk meningkatkan kepatuhan untuk
review PPK
Untuk membuat CP  susun PPK (bila belum ada) atau revisi PPK
8. Analisis Casemix
Dasar pengembangan CP  mengumpulkan aktivitas–aktivitas dalam pelayanan pasien
untuk dikaitkan dengan DRG tertentu  besaran rupiah saat pengajuan klaim.
Dalam tahap ini kita menggali informasi seperti:
 Length of stay  kalau terlalu panjang malah merugikan RS karena tarif INA
CBG’snya tidak bertambah (harus pas)
 Biaya per kasus
 Penggunaan obat
 Test yang diminta
9. Desain CP
Menetapkan desain yang disepakati, meliputi :
 Ukuran kertas
 Marjin
 Identifikasi pasien
 Tempat pengisian
 Tanggal pendesainan
 Orientasi
 Pencatatan informasi
 Formulir bebas
 Cek list
 Kecepatan
 Tanda tangan
 Catatan variansi
 Pengesahan oleh departemen rekam medik
10. Pengukuran Proses dan Outcome
Dalam tahap ini, kita menetapkan item-item aktivitas untuk proses dan outcome pelayanan 
untuk pengumpulan data pasien
Item sebaiknya mudah dipahami oleh staf pengisi sehingga mudah diikuti
Pengukuran proses ini juga dilakukan untuk melihat kepatuhan implementasi CP
Contoh Pengukuran
11
 Pengukuran fungsi atau mobilitas
 Tingkat kesadaran
 Temperatur
 Tekanan darah
 Jumlah sputum
 Fungsi paru-paru
 Subjective Wellness Indicator (perasaan)
11. Sosialisasi dan Edukasi
Clinical pathway adalah metode pendokumentasian pelayanan yang valid dan sah. Jika
pathway dipahami secara benar dan diisi secara benar, maka hal itu tidak dipandang sebagai
membuat catatan dalam catatan perkembangan pasien.
Perlu sosialisasi dan edukasi (intensif selama 6 bulan
12. Implementasi

No Program Rincian Program Target Rentang


pencapaian Waktu

1 Penentuan 5 area fokus Pengumpulan data Data siap Juni-Agustus


Klinis sepuluh diagnosis dianalisis 2018
terbanyak rawat
inap tahun 2017

Melacak avLOS, Data siap Juni-Agustus


Mortality Rate, dan dianalisis 2018
unit Cost top 10
Diagnosis tahun
2017

Rapat Skoring top Skoring (risiko, Awal Agustus


10 diagnosis untuk volume, 2018
penentuan area Problem
fokus klinis prone,cost,
mampu
laksana) dapat
menghasilkan 5
fokus area
klinis

Penetapan 5 area 5 fokus area Awal Agustus


fokus klinis klinis 2018
ditetapkan

2 Pembuatan PPK area Rapat pembuatan PPK CP area Awal-


fokus klinis oleh SMF PPK CP area fokus fokus Klinis Pertengahan
dan Para Pemberi Asuhan klinis tersusun sesuai Agustus 2018
terkait format baku

3 Pembuatan CP area fokus Rapat pembuatan CP area fokus awal maret


klinis oleh SMF dan Para Klinis tersusun
12
Pemberi Asuhan terkait CP area fokus klinis sesuai format 2019
baku

4 Pengesahan PPK dan CP Cukup jelas PPK CP Pertengahan


disahkan Maret 2019

No Program Rincian Program Target Rentang


pencapaian Waktu

4 Pelaksanaan Audit Klinis Persiapan


Pre Implementasi
Penentuan Sampel Sampel Kasus Pertengahan
kasus yang akan didapatkan Maret 2019
diaudit

Penentuan Kamus Kamus dan Akhir Maret


Indikator Audit Cara 2019
Klinis dan Pengukuran
Pengukuran Indikator
Indikator ditetapkan

Pelaksanaan

Pengukuran “no blaming” Akhir Maret


Indikator oleh culture 2019
Auditor disepakati
untuk
diminimalisasi

Hasil Audit
didapatkan

Pembahasan hasil Masalah selama Awal April


Audit pelayanan dapat 2019
diidentifikasi

Rekomendasi
solusi perbaikan
pelayanan
ditetapkan

Evaluasi

Evaluasi jalannya Terdapat poin- Awal April


audit poin evaluasi 2019
audit klinis

Persiapan Re-Audit Pengesahan Awal April


solusi perbaikan 2019
pelayanan

9 Implementasi Ujicoba Cukup jelas PPK CP terlibat Awal April


PPK CP penuh dalam 2019

13
pelayanan

10 Pelaksanaan Audit Klinis Persiapan


Post Implementasi
Penentuan Sampel Sampel Kasus Akhir Mei
kasus yang akan didapatkan 2019
diaudit

Penentuan Kamus Kamus dan Akhir Mei


Indikator Audit Cara 2019
Klinis dan Pengukuran
Pengukuran Indikator
Indikator ditetapkan

Pelaksanaan

Pengukuran “no blaming” Awal Juni 2019


Indikator oleh culture
Auditor disepakati
untuk
diminimalisasi

Hasil Audit
didapatkan

Pembahasan hasil Masalah selama Awal Juni 2019


Audit pelayanan dapat
diidentifikasi

Rekomendasi
solusi perbaikan
pelayanan
ditetapkan

Evaluasi

Evaluasi jalannya Terdapat poin- Awal Juni 2019


audit poin evaluasi
audit klinis

Persiapan Re-Audit Pengesahan Pertengahan


solusi perbaikan Juni 2019
pelayanan

11 Evaluasi Ujicoba Rapat Evaluasi Didapatkan Pertengahan


Implementasi PPK CP masukan dari Juni 2019
para pemberi
asuhan

Terdapat
rencana
perbaikan

14
No Program Rincian Program Target Rentang
pencapaian Waktu

12 Pembuatan Laporan Cukup jelas Laporan Akhir Mei


Ujicoba Implementasi Ujicoba 2019
tersusun

13 Implementasi PPK CP PPK CP fokus area Para Pemberi Maret – Mei


area fokus klinis klinis diterapkan Asuhan tidak 2019
dalam pelayanan kesulitan
mengisi CP

14 Pembuatan PPK CP oleh Cukup jelas Jumlah PPK Awal Maret


tiap SMF dan CP yang 2019
dimiliki RSUD
Agats
meningkat 100
persen setelah
implementasi
PPK CP area
fokus klinis

15 Implementasi PPK CP PPK CP PPK CP Maret - Mei


diimplementasikan menjadi bagian 2019
dalam rekam medis tak terpisahkan
dari pelayanan
klinis RSUD
Agats

15 Evaluasi Implementasi Cukup Jelas Audit klinis Rutin per 3


dengan Audit Klinis per 3 terselenggara bulan
bulan rutin

15
BAB V
PELAKSANA PENYUSUNAN dan IMPLEMENTASI PEDOMAN PRAKTEK KLINIK
& CLINICAL PATHWAY

Pelaksana Penyusunan
a. Komite Medis
b. Kelompok Staf Medis yang terkait
c. Komite PMKP subkomite PPK CP
d. Direksi Bidang Pelayanan
Pelaksana Implementasi
a. Para Pemberi Asuhan
- Medis
- Keperawatan
- Gizi
- Farmasi
b. Auditor Mutu Internal Rumah Sakit
c. Komite PMKP subkomite PPK CP
d. Komite Medis
e. Case Manager

16

Anda mungkin juga menyukai