Menimbang
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PERIZINAN
RUMAH SAKIT
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Rumah Sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
2. Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit dari yang bersifat dasar
sampai dengan sub spesialistik sesuai dengan kemampuan klasifikasi yang
ditetapkan.
3. Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan
disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit.
4. Rumah Sakit Pemerintah adalah rumah sakit yang diselenggarakan oleh
pemerintah di bawah Departemen, Lembaga Pemerintahan Non Departemen,
TNI maupun POLRI atau pemerintah daerah.
5. Rumah Sakit Swasta adalah rumah sakit yang diselenggarakan oleh
masyarakat dalam bentuk badan hukum.
6. Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit umum atau rumah sakit khusus
yang menyelenggarakan dan/atau digunakan untuk pelayanan, pendidikan dan
penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran dan
pendidikan kedokteran berkelanjutan.
Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik09, 01/07//09
7. Izin rumah sakit adalah pemberian kewenangan kepada pihak tertentu untuk
mendirikan dan menyelenggarakan rumah sakit.
8. Izin
penyelenggaraan
sementara
adalah
pemberian
kewenangan
penyelenggaraan rumah sakit kepada Rumah Sakit yang baru berdiri dan belum
memenuhi semua sarana, prasarana, peralatan, dan tenaga sesuai ketentuan.
9. Izin Penyelenggaraan tetap adalah pemberian kewenangan penyelenggaraan
rumah sakit yang telah memenuhi semua persyaratan sesuai ketentuan.
10. Registrasi Rumah Sakit adalah pencatatan resmi tentang status rumah sakit di
Indonesia.
11. Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan yang diberikan oleh pemerintah
kepada manajemen rumah sakit yang telah memenuhi standar yang telah
ditetapkan.
12. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) adalah upaya yang dilakukan oleh
penanggung jawab usaha dan/kegiatan dalam penanganan komponen
lngkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana
usaha dan/atau kegiatan.
13. Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) adalah upaya yang dilakukan oleh
penanggung jawab usaha dan/kegiatan dalam pemantauan komponen
lngkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana
usaha dan/atau kegiatan.
14. Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar
dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
15. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam bidang kesehatan
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini mengatur mengenai perizinan rumah sakit yang meliputi
izin pendirian dan izin penyelenggaraan rumah sakit.
(2) Sesuai tugas pokok dan fungsi, rumah sakit wajib menyelenggarakan dan
menyediakan :
a. pelayanan gawat darurat
b. pelayanan medis
c. pelayanan penunjang medis dan non medis
d. pelayanan keperawatan
e. pelayanan rujukan
f. administrasi dan manajemen
Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik09, 01/07//09
BAB III
JENIS DAN KLASIFIKASI
Bagian Kesatu
Jenis Rumah Sakit
Pasal 3
(1)
Bagian Kedua
Klasifikasi Rumah Sakit
Pasal 4
Rumah Sakit diklasifikasikan berdasarkan tugas, fungsi, kemampuan pelayanan
kesehatan dan kapasitas sumber daya organisasi.
Pasal 5
(1) Rumah sakit umum diklasifikasikan menjadi :
- Rumah sakit kelas A
- Rumah sakit kelas B pendidikan
- Rumah sakit kelas B non pendidikan
- Rumah sakit kelas C
- Rumah sakit kelas D
(2) Rumah sakit khusus diklasifikasikan menjadi :
- Rumah sakit kelas A
- Rumah sakit kelas B
- Rumah sakit kelas C
(3) Ketentuan tentang klasifikasi rumah sakit diatur tersendiri dengan peraturan
Menteri.
Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik09, 01/07//09
BAB IV
PERIZINAN RUMAH SAKIT
Bagian Kesatu
Jenis Perizinan
Pasal 6
(1) Untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan dan melindungi seluruh pihak yang
terkait, maka setiap rumah sakit harus memiliki izin.
(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari izin pendirian dan izin
penyelenggaraan rumah sakit.
(3) Izin pendirian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan izin yang
diberikan untuk mendirikan rumah sakit.
(4) Izin penyelenggaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan izin
yang diberikan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
(5) Izin penyelenggaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri dari izin
penyelenggaraan sementara dan izin penyelenggaraan tetap.
Bagian Kedua
Persyaratan Izin Pendirian
Pasal 7
(1) Persyaratan untuk memperoleh izin pendirian rumah sakit meliputi, studi
kelayakan, master plan, status kepemilikan, rekomendasi izin mendirikan, izin
undang-undang gangguan (HO), persyaratan pengolahan limbah, sertifikat
tanah, izin mendirikan bangunan (IMB), izin penggunaan bangunan (IPB) dan
surat izin tempat usaha (SITU).
(2) Studi kelayakan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) meliputi nama,
jenis dan klasifikasi rumah sakit, kajian terhadap kebutuhan akan layanan
rumah sakit, kebutuhan sarana/fasilitas, peralatan medik/non medik, dan tenaga
yang di butuhkan, serta kemampuan pembiayaan.
(3) Master plan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) meliputi identifikasi
proyek perencanaan, demografis, tren masa depan, fasilitas yang ada, modal
dan biaya berulang dan pelaksanaan strategi.
(4) Persyaratan pengolahan limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas,
meliputi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL), Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) dan atau Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) yang
Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik09, 01/07//09
(1)
(2)
Penanaman modal terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan
Penanaman Modal Asing (PMA).
Persyaratan pendirian Rumah Sakit PMDN/PMA meliputi:
a. Permohonan izin pendirian Rumah Sakit dari pemilik Rumah Sakit kepada
Menteri Kesehatan RI melalui Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
b. Persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
c. Studi kelayakan.
d. Rekomendasi izin pendirian dari Dinas Kesehatan Provinsi.
e. Sertifikat tanah atas nama pemilik RS.
f. Salinan pengesahan badan hukum pemilik RS dari Departemen Hukum dan
HAM.
BAB V
TATALAKSANA PERIZINAN
Bagian Kesatu
Tatalaksana Izin Pendirian
Pasal 11
(1) Permohonan izin pendirian rumah sakit diajukan oleh calon pemilik rumah sakit
sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.
a. Izin pendirian Rumah Sakit Umum kelas A, Rumah Sakit Umum kelas B
pendidikan, Rumah Sakit Khusus kelas A dan Rumah Sakit PMDN/PMA
diberikan oleh Menteri setelah mendapat rekomendasi Dinas Kesehatan
Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
b. Izin pendirian Rumah Sakit Umum kelas B non pendidikan, Rumah Sakit
Khusus kelas B diberikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi setelah
mendapat
rekomendasi
dari
Menteri
dan
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota.
c. Izin pendirian Rumah Sakit Umum kelas C, Rumah Sakit Umum kelas D
dan Rumah Sakit Khusus kelas C diberikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setelah mendapat rekomendasi dari Dinas Kesehatan
Provinsi.
(2) Rumah sakit harus mulai dibangun, selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah
mendapatkan izin pendirian.
(3) Izin pendirian berlaku 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali
dengan lama berlaku 1 (satu) tahun.
Bagian Kedua
Tatalaksana Izin Penyelenggaraan
Pasal 12
(1) Pemilik rumah sakit mengajukan permohonan izin penyelenggaraan dengan
ketentuan :
a. Izin penyelenggaraan Rumah Sakit Umum kelas A, Rumah Sakit Umum
kelas B pendidikan, Rumah Sakit Khusus kelas A dan Rumah Sakit
PMDN/PMA diberikan oleh Menteri setelah mendapat rekomendasi Dinas
Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
b. Izin penyelenggaraan Rumah Sakit Umum kelas B non pendidikan, Rumah
Sakit Khusus kelas B diberikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi setelah
mendapat
rekomendasi
dari
Menteri
dan
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota.
c. Izin penyelenggaraan Rumah Sakit Umum kelas C, Rumah Sakit Umum
kelas D dan Rumah Sakit Khusus kelas C diberikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setelah mendapat rekomendasi dari Dinas Kesehatan
Provinsi.
(2) Izin penyelenggaraan sementara yang berlaku 2 (dua) tahun, apabila pihak
rumah sakit belum memenuhi semua sarana, prasarana, peralatan, dan tenaga
sesuai ketentuan.
(3) Setelah mendapat izin penyelenggaraan sementara, rumah sakit harus
mengajukan penetapan kelas untuk mendapatkan izin penyelenggaraan tetap.
(4) Izin penyelenggaraan tetap berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang
kembali.
Pasal 13
(1)
(2)
f. Izin penyelenggaraan Rumah Sakit Umum kelas C, Rumah Sakit Umum kelas D
dan Rumah Sakit Khusus kelas C dicabut oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setelah mendapat rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi.
g. Pejabat yang berwenang melakukan pencabutan izin sesuai dengan klasifikasi
rumah sakit membentuk tim pemeriksa untuk melakukan penilaian.
h. Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan Tim Pemeriksa, Pejabat
yang berwenang melakukan pencabutan Izin memberitahukan rencana
penutupan rumah sakit ke Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan pemilik
rumah sakit.
i. Pejabat yang berwenang melakukan pencabutan izin tersebut berkoordinasi
dengan Kepala Daerah Kabupaten/Kota untuk memberikan pengumuman
kepada masyarakat tentang rencana penutupan rumah sakit.
j. Pejabat yang berwenang melakukan pencabutan izin membuat surat keputusan
penutupan rumah sakit.
k. Kepala Daerah Kabupaten/Kota melakukan koordinasi dengan Kepala Dinas
Tenaga Kerja setempat untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan sesuai
ketentuan yang berlaku.
l. Kepala Daerah Kabupaten /Kota melakukan koordinasi dengan Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi untuk mengatasi masalah evakuasi pasien.
BAB VI
PENETAPAN DAN PENINGKATAN KELAS RUMAH SAKIT
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 17
(1) Setiap rumah sakit wajib mendapatkan penetapan kelas oleh Menteri.
(2) Rumah sakit yang mampu meningkatkan dan memenuhi persyaratan yang
ditentukan dapat melakukan peningkatan kelas.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi rumah sakit diatur tersendiri.
Bagian Kedua
Tatalaksana Penetapan dan Peningkatan Kelas
Pasal 18
(1)
10
11
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 22
(1)
Seluruh peraturan yang terkait dengan perizinan rumah sakit masih tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam peraturan ini.
(2)
BAB X
PENUTUP
Pasal 23
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di :
pada tanggal :
MENTERI KESEHATAN RI,
12
Lampiran
Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor :
Tanggal :
PERSYARATAN PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT
a. Bangunan Umum
1. Rasio bangunan minimal 50 m2 setiap penyediaan 1 (satu) tempat tidur.
2. Bangunan meliputi :
a. Bangunan atau ruangan untuk rawat jalan, rawat inap, gawat darurat dan
kamar operasi.
b. Bangunan instalasi penunjang medik yang terdiri dari yaitu laboratorium,
radiologi, farmasi dan sterilisasi.
c. Bangunan administrasi, ruang komite medik/ruang tenaga medis, ruang
tenaga keperawatan dan ruang pertemuan staf.
d. Bangunan atau ruangan penunjang sarana rumah sakit meliputi dapur,
gudang, cuci, bengkel, kamar jenazah dan lain sebagainya.
3. Perbandingan jumlah tempat tidur dengan luas lantai untuk ruang perawatan
dan ruang isolasi sebagai berikut :
a. Ruang bayi :
Ruang perawatan minimal 2 m2/ tempat tidur
Ruang isolasi minimal 3, 5 m2/ tempat tidur
b. Ruang dewasa/ anak :
Ruang perawatan minimal 4,5 m2/ tempat tidur
Ruang isolasi minimal 6 m2/ tempat tidur
4 Seluruh bangunan harus memenuhi aspek keselamatan dan keamanan,
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
Aspek keselamatan dan keamanan pasien antara lain :
a. Pegangan sepanjang tangga.
Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik09, 01/07//09
13
Lokasi Gedung IGD mudah diakses langsung oleh masyarakat dari dalam
dan maupun luar rumah sakit dengan tanda-tanda yang jelas.
Mempunyai pintu masuk dan keluar yang menghadap kejalan dan berbeda
dengan pintu utama, yang dapat diakses langsung oleh ambulans tanpa
diundur.
14
Trauma (Bedah)
Non Trauma
Kegawatdaruratan Kebidanan
2. Kamar Operasi
a)
Kamar operasi adalah unit kerja tempat dilakukan tindakan operasi.
b)
Rancang bangunan kamar operasi harus memenuhi syarat:
1. Mudah dicapai, baik untuk kasus rutin maupun kasus darurat.
2. Penerimaan pasien berdekatan dengan perbatasan daerah steril dan
non-steril.
3. Ada kebebasan bergerak bagi tempat tidur (brancard) pasien dengan
sedikit persimpangan.
4. Ada batas yang jelas antara daerah steril dan non-steril yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mendorong peningkatan disiplin pemakaian
baju steril.
c) Ruangan kamar operasi harus memenuhi syarat :
1. Kamar yang tenang, tempat pasien menunggu tindakan anestesi, dan
dilengkapi dengan fasilitas untuk induksi anestesi.
2. Kamar pulih (recovery).
Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik09, 01/07//09
15
d)
e)
16
3. Ruang Laboratorium
a. Lantai dan dinding terbuat dari bahan yang kedap air.
b. Tinggi langit-langit antara 2,70 3.30 m dari lantai.
c. Lebar pintu minimal 1, 20 m dan tinggi minimal 2,10 m
d. Ambang bawah jendela minimal 1 m dari lantai.
e. Semua kotak kontak dan saklar dipasang sekitar meja kerja beton.
f. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, berwarna terang
dan tahan terhadap perusakan oleh bahan kimia.
g. Lokasi mudah dicapai pasien
h. Luas ruangan minimal 30 m2
i. Meja beton dilapisi dengan porselin/ keramik dengan tinggi 0, 80 1, 00
m.
j. Meja untuk instrumen elektronik harus tahan getaran.
k. Dinding ruang dapur, kamar mandi/toilet dilapisi porselin atau keramik
minimal 1, 50 m dari lantai.
l. Dilengkapi wastafel/ tempat cuci
m. Dipasang exhaust fan untuk menghilangkan bau kimia.
n. Ruang harus memiliki pencahayaan yang baik.
o. Ruang harus memiliki ventilasi yang baik.
p. Terdapat penataan ruang (ruang tunggu, ruang
penerimaan/
pengambilan spesimen).
q. Tersedianya sumber air bersih.
r. Sumber listrik yang baik dan aman, voltage yang stabil dan dapat
dimonitor.
s. Tersedia sumber gas.
t. Tersedianya unit transfusi darah/bank darah rumah sakit
4. Ruang Sterilisasi
a. Dinding dan langit-langit dari bahan yang kedap air.
b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air dan
berwarna terang.
c. Langit-langit terbuat dari bahan-bahan yang kuat.
d. Lebar pintu minimal 1, 20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
e. Ambang bawah jendela minimal 1, 00 m dari lantai.
f. Meja beton dilapisi porselin atau keramik dengan tinggi
0, 80 1,
00 m dari lantai.
g. Semua kotak kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1, 40 m
dari lantai.
h. Gudang untuk ruang sterilisasi harus benar-benar steril.
i. Perlu handswitch untuk sterilisasi dengan kapasitas daya listrik besar.
5. Ruangan Radiologi
a. Ruangan untuk Diagnostik Radiologi (Ruang Radiodiagnostik)
1. Dinding ruangan terbuat dari pasangan batu bata dengan campuran 1
semen : 3 pasir, bagian dalam dilapisi dengan lempengan timah hitam
(Plumbum/Pb), setebal 2 mm, sebelum diplester minimal setinggi 2 m
dari lantai Atau dinding ruangan terbuat dari beton setebal 15 cm,
dengan plesteran (bahan beton dari split dengan densitas 2,3 gr/cm 3
atau batu koral dengan densitas 1,8 gr/cm 3.
Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik09, 01/07//09
17
b.
c.
d.
e.
2. Semua pintu kayu dan kusen bagian dalamnya, harus dilapisi timah
hitam (Pb) setebal 2 mm.
3. Jendela harus minimal setinggi 2 (dua) meter dari lantai ruangan
periksa.
4. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air serta mudah
dibersihkan.
5. Langit-langit terbuat dari bahan multiplek, dengan ketinggian 2, 70
meter dari lantai.
6. Stop kontak khusus untuk pesawat X-ray dipasang pada ketinggian
1,40 meter dari atas lantai.
7. Jendela yang membatasi ruangan X-ray dengan ruang operator
memakai kaca timbal/lead glass dengan ketebalan equivalen
2 mm
Pb, ukuran kaca Pb 40 cm x 60 cm.
8. Tembok pembatas antara ruang X-ray dengan kamar gelap dilengkapi
dengan transfer cassette, dan harus dilapisi plumbum 2 mm .
9. Pemasangan AC pada ruang pesawat X-ray bukan merupakan suatu
keharusan tetapi merupakan anjuran agar pesawat tidak cepat rusak.
10. Kalau pesawat X-ray yang dipasang dalam ruangan ini dilengkapi
dengan fasilitas untuk penyinaran tembus (fluoroscopy) tanpa layar
monitor, maka ruang ini hanya kedap cahaya dan perlu dipasang lampu
merah.
Kamar Gelap
1. Langit-langit terbuat dari multiplek dengan tinggi 2,70 m dari lantai.
2. Lebar daun pintu minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
3. Semua kotak kontak dan saklar dipasang minimal setinggi 1,40 m dari
lantai.
4. Pencahayaan pada kamar gelap menggunakan safelight berwarna
merah tidak merusak film.
5. Perlu adanya persediaan air bersih dan exhause fan dengan
pemasangan yang kedap cahaya.
6. Jika dilengkapi dengan transfer cassette box, maka pemasangan harus
menjamin bahwa sinar X dan cahaya tidak dapat masuk ke kamar
gelap.
Ruang dengan Radioisotop.
Ruang radioisotop / ruang isolasi harus terpisah dengan ruang tunggu
pasien.
Oleh karena memakai sinar pengion berenergi tinggi maka dengan
ketebalan dinding memerlukan perhitungan.
Ruangan untuk melakukan pelayanan radioterapi memerlukan persyaratan
dan penghitungan khusus, berhubungan dengan sinar pengion yang
dipakai berenergi sangat tinggi. Untuk itu mengacu pada standar
pelayanan radioterapi .
Ruangan untuk melakukan pelayanan kedokteran nuklir memerlukan
persyaratan
dan
penghitungan
khusus,
berhubungan
dengan
radiofarmaka/ radionukleida. Untuk itu mengacu pada standar pelayanan
kedokteran nuklir.
18
19
20
21
g.
h.
i.
j.
k.
b. Peralatan
1. Jumlah dan macam peralatan bervariasi tergantung tipe, ukuran dan
fungsi ICU dan harus sesuai dengan beban kerja ICU, disesuaikan
dengan standar yang berlaku
2. Terdapat prosedur pemeriksaan berkala untuk keamanan alat
3. Peralatan dasar meliputi:
Ventilator
Alat ventilasi manual dan alat penunjang jalan nafas
Alat hisap
Peralatan akses vaskuler
Peralatan monitor invasif dan non invasif
Defibrilator dan alat pemacu jantung
Alat pengatur suhu pasien
Peralatan drain thorax
Pompa infus dan pompa syringe
Peralatan portable untuk transportasi
Tempat tidur khusus
Lampu untuk tindakan
Continous renal replacement theraphy
4. Peralatan lain (seperti peralatan hemodialisa dan lain-lain) untuk
prosedur diagnostik dan atau terapi khusus hendaknya tersedia bila
secara klinis ada indikasi dan untuk mendukung fungsi ICU.
5. Protokol dan pelatihan kerja untuk staf medik dan para medik perlu
tersedia untuk penggunaan alat-alat termasuk langkah-langkah untuk
mengatasi apabila terjadi malfungsi.
6. Peralatan monitoring (termasuk peralatan portable yang digunakan
untuk transportasi pasien), meliputi :
1) Tanda bahaya kegagalan pasokan gas
Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik09, 01/07//09
22
Ditetapkan di :
pada tanggal :
MENTERI KESEHATAN RI,
23
2.
NAMA
ALAMAT
1. ..
2.
dst.
3.
24
a.
Permohonan ijin pendirian rumah sakit
b.
Permohonan ijin perpanjangan pendirian rumah sakit
( lingkari jawaban yang sesuai )
4.
5.
:
:
:
:
b.
Apakah sudah ada persetujuan lokasi dari pemerintah daerah atau apakah
lokasi sudah sesuai dengan rencana umum tata ruang kabupaten/kota ?
Sudah/Belum
c.
d.
pemilik
tanah
25
7)
Lain-lain, sebutkan ..........................................
( Lingkari sesuai daerah letak rumah sakit Saudara)
6.
Keadaan sekitar
a. Sebutkan apa yang bersebelahan dengan kompleks rumah sakit ini :
Sebelah utara
:
Sebelah selatan
:
Sebelah barat
:
Sebelah timur
:
b. Apakah ada rumah sakit lain disekitar/daerah rencana lokasi rumah sakit yang
diusulkan (dalam radius 5 Km2) ? Ada/tidak
Bila ya, sebutkan tiga rumah sakit terdekat :
RS I
RS II
RS III
Ket.
Nama rumah sakit
Kepemilikan
Jenis rumah sakit
(Umum/Khusus)
Kelas rumah sakit
Jml TT
Jarak dng rumah sakit ini
BOR
LOS
Jml hari rawat
Rata-2 kunjungan/hari
Catatan : Lampirkan peta dengan skala dan berilah tanda pada peta letak
rumah sakit yang diusulkan dan letak tiga rumah sakit lainnya
c. Apakah letak rumah sakit di daerah rawan bencana ya atau tidak
Bila ya, sebutkan jenis bencana: banjir, gempa bumi, longsor, dan lain-lain
d. Apakah letak rumah sakit di perpanjangan jalur startbaan/landingsstrip
lapangan terbang? ya/tidak
e. Apakah letak rumah sakit dekat rel kereta api? Ya/tidak
f. Apakah letak rumah sakit dekat dengan aliran listrik tegangan tinggi? Ya/Tidak
g. Apakah ada industri di sekitarnya? Ya/Tidak
Bila ya, agar disebutkan jenis industri, jarak dari rumah sakit, pencemaran
yang diakibatkan (udara, tanah dan air tanah di sekitarnya)
h. Apakah ada kampung dengan bangunan darurat serta padat yang berada di
sekitar rumah sakit yang diusulkan? Ya/Tidak
2) Cukup
3) Kurang
4) Buruk
(Lingkari jawaban yang sesuai)
j. Sebutkan sepuluh penyakit terbanyak di daerah rencana rumah sakit yang
diusulkan
k. Sebutkan jumlah penduduk dan kepadatannya pada lokasi rumah sakit yang
diusulkan.
7.
Perhubungan
a. Bagaimana keadaan jalan menuju ke rumah sakit ini ?
1)
Baik/rusak
2)
Satu jalur/Dua jalur
3)
Di lewati kendaraan umum atau tidak
b. Apakah jalan di depan lokasi rumah sakit yang diusulkan sering terjadi
kemacetan ? Ya/Tidak
c. Apakah ada sambungan telepon/radio ke rumah sakit ini ? Ya/Tidak
d. Bila tidak, apakah ada cara telekomunikasi lainnya ?,
sebutkan ...............
e. Berapa jumlah ambulan yang direncanakan ?
8.
Perencanaan Pelayanan RS
Sebutkan jenis pelayanan spesialisasi yang direncanakan.
9.
Perencanaan Bangunan RS
a.
b.
c.
d.
Berapakah rencana jumlah tempat tidur dan rencana proporsi tempat tidur di
setiap kelas perawatan
Kelas Perawatan
Jumlah TT
Jml TT / Kamar
Rumah Sakit
ViP/Utama
Kelas I
27
Kelas II
Kelas III
Jumlah TT seluruhnya
e.
Apakah dalam bangunan rumah sakit yang diusulkan ada unit-unit sebagai
berikut ?
Bangunan
ada/tidak
Keterangan
1. Unit rawat jalan/polikinik
2. Unit gawat darurat
3. Unit rawat inap
4. Kamar operasi
5. Kamar bersalin
6. Laboratorium
7. Radiologi
8. Farmasi
9. Sterilisasi
10.Ruang administrasi
11. Dapur, dst
Catatan : Lampirkan denah situasi rencana bangunan rumah sakit
c.
Sumbangan
d.
28
3)
4)
5)
2)
12.
Ketenagaan
29
: ...............................
2) Pendidikan : ...........................
b. Daftar rencana ketenagaan
Jenis tenaga
Jml
Rekruitmen *) FT **) PT ***)
Dokter spesialis
Dokter umum
Dokter gigi
Perawat
Tenaga kesehatan lain
Non medis
lain-lain
Keterangan :
*)
Rekruitment bisa ditulis dari : rumah sakit lain, Depkes, Departemen
lain, Pensiunan, TNI/Kepolisian, dll
**) FT = Full time
***) PT = Part time
13.
Sumber dana
a. Dana sendiri
b. Pinjam bank
c. Sumbangan
d. Lain-lain, sebutkan .........................................
30
C. FORMULIR II
D.
k. Nama
sakit
m.
n. Alamat rumah
sakit
o.
p.
q. Pemilik
sakit
rumah
r.
s.
t. Alamat pemilik
rumah sakit
u.
v.
w. Jenis
sakit
rumah
y. Kelas
sakit
rumah
x.
rumah
l.
a. RS Umum
b. RS Khusus
a. Kelas D
b. Kelas C
c. Kelas B
z.
ab. Diajukan
ac.
a. Nama :
b. Pendidikan :
ae.
ag.
ah.
aj.
ak.
al. Untuk
bangunan
am.
31
Bertingkat :
Jumlah tingkat
an.
ao. Jumlah
tidur
tempat
ap.
aq.
ar.
as.
KETENAGAAN
at. Jeni
s
tena
ga
au.
Jml
av. Re
kr
uit
m
en
*)
aw.
F
ax.
P
ay. K
et
er
a
n
g
a
n
az. Dokt
er
spe
siali
s
ba.
bb.
bc.
bd.
be.
bf. Dokt
er
umu
m
bg.
bh.
bi.
bj.
bk.
bl. Dokt
er
gigi
bm.
bn.
bo.
bp.
bq.
br. Per
awa
t
bs.
bt.
bu.
bv.
bw.
bx. Ten
aga
kes
ehat
by.
bz.
ca.
cb.
cc.
32
an
lain
cd. Non
med
is
ce.
cf.
cg.
ch.
ci.
cj. lainck.
cl.
cm.
cn.
co.
lain
cp. Keterangan :
cq. *) Rekruitment bisa ditulis dari : rumah sakit lain, Depkes, Departemen lain,
Pensiunan, TNI/Kepolisian, dll
cr. **)
FT = Full time
cs. ***)
PT = Part time
ct.
cu.
cv.
cw.
cx. KRITERIA
cz.
1.
cy. YA/T
IDA
K
dc.
db. Bila
sudah,
mohon
disebutkan
nama
penanggung jawab bidang-bidang tersebut dan
kualifikasinya (pendidikannya)
dan sebutan
jabatannya
(Direktur/kepala
bidang/kepaka
seksi/ketua,dll):
a. Bidang pelayanan medik
-
Nama
: .
Pendidikan
: .
Sebutan jabatannya : .
33
cw.
cx. KRITERIA
cy. YA/T
IDA
K
Nama
: .
Pendidikan
: .
Sebutan jabatannya :
c.
Nama
: .
Pendidikan
: .
Sebutan
d.
jabatannya
Komite medik
-
Nama
: .
Pendidikan
: .
Sebutan jabatannya :
e.
Nama
: .
Pendidikan
: .
Sebutan jabatannya :
f.
Nama
: .
Pendidikan
: .
Sebutan
jabatannya
dd.
2.
df.
dg.
3.
di.
dj.
4.
dm.
34
cw.
cx. KRITERIA
cy. YA/T
IDA
K
bencana ?
dl. Yang dimaksud sistem K-3 disini adalah rumah
sakit mempunyai alat komunikasi, alat pemadam
kebakaran, bangunan yang memperhatikan
aspek keamanan pasien dan kebijakan prosedur
tentang K-3)
dn.
do.
PELAYANAN MEDIK
dp.
dq.
KRITERIA
ds.
1.
du.
dr. Y
A
/
T
I
D
A
K
dy.
dw.
Bila ya, sebutkan kualifikasi yang memberikan
pelayanan :
dx. Dokter umum/dokter spesialis penyakit dalam
dz.
ed.
ei.
35
en.
es.
ez.
ev. spesialis ?
ew.
Bila ya, sebutkan jenis poli
kualifikasi yang memberikan pelayanan :
spesialis
fc.
fi.
fl.
36
fm.
fo.
fp.
fs.
fv.
fw.
fy.
fz.
gb.
gc.
ge.
gf.
gh.
gi.
gj. Apakah
tersedia
obat-obatan
penanggulangan gawat darurat ?
untuk
gk.
gl.
3.
gm.
gn.
a.
gt.
rawat
inap
gw.
37
gx.
c.
ha.
hb.
d.
hh.
hi.
f.
hk.
hl.
g.
hm.
Apakah
semua tempat
tidur pasien
dilengkapi pegangan pada tepinya dengan jarak
terali lebih kecil dari kepala anak ?
hn.
ho.
h.
hq.
hr.
4.
hs.
hu.
a.
hv. Apakah
perawatan
intensif/perawatan
dilaksanakan oleh dokter spesialis ?
kritis
hw.
Bila
ya,
spesialisasinya :
jenis
PERAWATAN INTENSIF
ht. (Catatan : apabila rumah sakit tidak mempunyai ruang intensif maka
kolom ketiga agar ditulis NA = Not aplicable)
mohon
disebutkan
ia.
ih.
38
io.
iv.
iw.
f
iz.
5.
jc.
a.
iy.
melaksanakan
jj.
39
jk.
c.
melaksanakan
jn.
melaksanakan
jr.
mampu
melaksanakan
jv.
jz.
kb.
kc.
kd.KRITERIA
ke. Y
A
/
T
I
D
A
K
kf.
1.
kg.LABORATORIUM
kh.
kk.
km.
Status
kl.
kepegawaian
kn.
..
ko.
kt.
40
kc.
kd.KRITERIA
ke. Y
A
/
T
I
D
A
K
kv. Apakah
laboratorium
rumah
sakit
melaksanakan pemeriksaan Hematologi ?
mampu
kw.
kx.
ky. Apakah
laboratorium
rumah
sakit
melaksanakan pemeriksaan Hemostasis ?
mampu
kz.
la.
lb. Apakah
laboratorium
rumah
sakit
mampu
melaksanakan pemeriksaan Urin dan cairan tubuh
lainnya ?
lc.
ld.
le. Apakah
laboratorium
rumah
melaksanakan pemeriksaan tinja ?
sakit
mampu
lf.
lg.
lh. Apakah
laboratorium
rumah
sakit
melaksanakan pemeriksaan Kimia Klinik ?
mampu
li.
lj.
lk. Apakah
laboratorium
rumah
sakit
melaksanakan pemeriksaan Imunologi ?
mampu
ll.
lm.
ln. Apakah
laboratorium
rumah
sakit
mampu
melaksanakan pemeriksaan Mikrobilogi biakan ?
lo.
lp.
lq. Apakah
laboratorium
rumah
sakit
mampu
melaksanakan pemeriksaan Uji Kepekaan Kuman ?
lr.
ls.
lt. Apakah
laboratorium
rumah
melaksanakan pemeriksaan
lv.
sakit
mampu
lu. Parasitologi ?
41
kc.
lw.
kd.KRITERIA
lx. Apakah
laboratorium
rumah
melaksanakan pemeriksaan
ke. Y
A
/
T
I
D
A
K
sakit
mampu
lz.
mb.
Apakah pelayanan laboratorium rumah sakit
tersedia/akan disediakan selama 24 jam ?
mc.
md.
me.
mj.
mf. Bila
ya,
sebutkan
jumlahnya,
kepegawaiannya dan pendidikannya ?
mg.
Jumlah
mh.
Status kepegawaian .
status
mn.
mm.
Apakah juga melakukan pemeriksaan untuk
darah
dan
komponen
darah
yang
akan
ditransfusikan ?
mo.
mp.
Apakah ada tenaga kesehatan khusus untuk
melayani Bank Darah?
mq.
Bila ya, sebutkan jumlahnya,
kepegawaian dan pendidikannya.
mt.
status
mr.Status Kepegawaian .
ms.
Jenis
...
mu.
mv.
Daftar
dilampirkan.
peralatan
Pendidikan
Laboratorium
agar
mw.
42
kc.
kd.KRITERIA
mx.
2.
my.
mz.
ke. Y
A
/
T
I
D
A
K
PELAYANAN RADIOLOGI
nf.
ni.
nj.
nl.
nm.
nt.
ob.
43
kc.
kd.KRITERIA
ke. Y
A
/
T
I
D
A
K
scaning,dll) ?
nw.
Bila ya, sebutkan jenis pemeriksaan yang
bisa dilakukan :
nx. ny. nz. oa. oc.
od. Apakah
pelayanan
disediakan 24 jam ?
of.
radiologi
jumlah
tersedia/akan
oe.
ok.
dan
status
oi. - jumlah
oj. - status kepegawaian
ol.
om.
Daftar peralatan radiaologi agar dilampirkan
dan denah
oo.
3.
op.
or.
on.
KAMAR OPERASI
oq.
(Catatan : apabila rumah sakit tidak wajib mempunyai
Kamar Operasi, misalnya RS Jiwa maka kolom ketiga agar diisi
N.A. (Not Applicable)
oz.
44
kc.
kd.KRITERIA
ke. Y
A
/
T
I
D
A
K
operasi mampu
umum ?
memberikan
pc.
pd.
c.
pj.
akan
ps.
pm.
Bila ya, sebutkan jumlah dokter anestesi dan
status kepegawaiannya :
pn. Jumlah :
po. Status kepegawaiannya :
pp. Bila tidak, sebutkan kualifikasi pemberi pelayanan
anestestesi dan status kepegawaiannya
pq. - kualifikasi
pr. - status kepegawaiannya :
45
kc.
kd.KRITERIA
pt.
e.
ke. Y
A
/
T
I
D
A
K
py.
Jumlah :
qe.
qf.
g.
qh.
qi.
h.
qk.
ql.
i.
qm.
qn.
qo.
j
qq.
qr.
k.
qt.
qu.
4.
qv.FARMASI
qw.
ra.
46
kc.
kd.KRITERIA
ke. Y
A
/
T
I
D
A
K
qz. - kualifikasi
-
status kepegawaiannya
rb.
re.
rf.
rh.
ri.
rk.
rl.
denah
rn.
ro.
5.
rq.
a.
rw.
farmasi
dan
rz.
sa.
sb.
Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik 09
47
sf. KRITERIA
sh.
1.
sj.
sg.Y
A
/
T
I
D
A
K
sn.
..
so.
su.
sx.
sy.
tb.
te.
tl.
48
to.
tp.
tr.
ts.
tu.
tv.
tx.
ty.
3.
ua.
ub. Apakah
rumah
sakit
mempunyai
pembuangan air limbah (IPAL) ?
Instalasi
ue.
ul.
un. Apakah
rumah
sakit
mempunyai
tempat
uo.
49
50